Uploaded by User78970

MAKALAH ANALISIS JURNAL MISKONSEPSI ASAM-BASA

advertisement
MAKALAH MISKONSEPSI PEMBELAJARAN KIMIA
Review Jurnal
MISKONSEPSI KIMIA MATERI
ASAM-BASA
Oleh:
Affan Hafidz
NIM. 1910246991
Dosen Pengampuh:
Dr. Lenny Anwar, M. Si.
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT teriring rasa syukur yang mendalam kepada Nya yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Review
Jurnal: Miskonsepsi Kimia Materi Asam-basa“ ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selanjutnya tentu
tidak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Selain sebagai penyelesaian tugas perkuliahan, tulisan ini tentu semoga bermanfaat bagi siapa
saja yang membutuhkan bacaan terkait makalah tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Pekanbaru, 15 Desember 2020
Penulis
Makalah Miskonsepsi Kimia | i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
2.1 Miskonsepsi ....................................................................................................................... 3
2.2 Konsep Asam-Basa ............................................................................................................. 7
BAB III: PEMBAHASAN
3.1 Jurnal Kimia Miskonsepsi Asam-basa................................................................................ 9
3.2 Pembahasan Jurnal.............................................................................................................. 11
3.3 Mengatasi Miskonsepsi ..................................................................................................... 21
BAB IV: KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 24
4.2 Saran .................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 25
Makalah Miskonsepsi Kimia | ii
Makalah Miskonsepsi Kimia | iii
BAB I
PENDAHULAUAN
1.1 Latar belakang
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) oleh
karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA yaitu berkaitan dengan
cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Hal ini berarti
bahwa pembelajaran menekankan bagaimana caranya siswa agar dapat menguasai
konsep, bukan hanya sekedar meghafal konsep-konsep tersebut. Pada kenyataannya
tidak semua siswa yang mengikuti proses pembelajaran dapat memahami konsep
kimia yang dipelajarinya. Siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami
konsep-konsep kimia (Salirawati, 2010). Kesulitan dalam memahami konsep kimia
dapat disebabkan oleh sifat ilmu kimia yang kompleks dan abstrak (Duit dan
Treagust, 2007)
Tuysuz (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa para siswa membawa
konsep awal mereka ke dalam kelas. Gagasan-gagasan atau ide-ide yang telah
dimiliki oleh siswa sebelumnya ini disebut dengan prakonsepsi atau konsepsi
alternatif. Konsep-konsep awal yang siswa bawa kadang-kadang tidak sesuai atau
bertentangan dengan pengajaran dalam dunia pendidikan dan adanya kesalahan pada
struktur konsep awal yang ada pada siswa. Siswa dapat memahami pelajaran dalam
topik sains tertentu, melakukan cukup baik pada tes untuk topik yang telah
disampaikan, namun tidak mengubah ide-ide asli mereka bahkan materi-materi yang
telah disampaikan bertentangan dengan konsep-konsep ilmiah yang ada pada mereka.
Duit dan Treagust (1995) juga menyatakan bahwa siswa puas dengan konsepsi
mereka sendiri dan oleh karena itu mereka sedikit melihat nilai dalam konsep-konsep
ilmiah berdasarkan konsep yang telah ada pada diri mereka sehingga tidak
Makalah Miskonsepsi Kimia | 1
mengejutkan bahwa penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat bertahan dengan
pendapat yang ada. Kimia kadang-kadang dipandang sebagai pelajaran yang sulit oleh
siswa. Konsep-konsep kimia itu sendiri benar-benar kompleks dan abstrak.
Identifikasi pemahaman dan miskonsepsi siswa tentang materi kimia telah menjadi
tujuan dari banyak studi. Salah satu daerah konseptual di mana kebanyakan penelitian
mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi adalah pada meteri asam-basa (Sheppard,
2006).
Makalah tersebut akan membahas jurnal nasional dan internasional yang berkaitan
dengan miskonsepsi pada materi asam-basa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian miskonsepsi?
2. Apa penyebab terjadinya miskonsepsi?
3. Bagaimana konsep dari materi asam-basa?
4. Bagaimana miskonsepsi peserta didik terhadap materi asam-basa berdasarkan
jurnal yang dianalisis?
5. Bagaimana cara mengatasi miskonsepsi peserta didik terhadap materi asam-basa
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian miskonsepsi.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi.
3. Untuk mengetahui konsep dari materi asam-basa.
4. Untuk mengetahui miskonsepsi peserta didik terhadap materi asam-basa
berdasarkan jurnal yang dianalisis.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi miskonsepsi peserta didik terhadap materi
asam-basa.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Miskonsepsi
a. Prakonsepsi, Konsepsi
1. Prakonsepsi
Prakonsepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gagasan,
anggapan atau pendapat sebelum menyaksikan atau mengalami sendiri
keadaan sebenarnya. Clement (dalam Suparno, 2005: 7) menyatakan bahwa
prakonsepsi merupakan suatu konsep awal yang dibawa siswa ke kelas formal.
2. Konsepsi
Konsepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengertian,
paham, atau rancangan yang telah ada dalam pikiran. Den Berg (dalam Edi
Irawan, 2012) mengatakan bahwa konsepsi adalah tafsiran perorangan dari
suatu konsep ilmu.
b. Pengertian miskonsepsi
Feldsine (1987), miskonsepsi merupakan suatu kesalahan dan hubungan
yang tidak benar antara konsep-konsep. Sedangkan Fowler (1987), menjelaskan
dengan lebih terperinci pengertian miskonsepsi yaitu : 1) pengertian yang tidak
akurat akan konsep, 2) penggunaan konsep yang salah, 3) klasifikasi contohcontoh yang salah, 4) kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan 5) hubungan
hirarkis konsep-konsep yang tidak benar. Berdasarkan penjelasan yang ada dapat
disimpulkan bahwa miskonsepsi merupakan kesalahan dalam mengartikan,
menggunakan dan menghubungkan antar konsep
Makalah Miskonsepsi Kimia | 3
c. Penyebab terjadinya miskonsepsi
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat disebabkan oleh beberapa hal. Paul
Suparno (2005: 29) mengelompokkan lima sumber terjadinya miskonsepsi pada
peserta didik sebagai berikut.
1.
Peserta didik
Miskonsepsi yang berasal dari peserta didik terdiri dari
a)
Prakonsepsi atau konsep awal peserta didik
Menurut Das Salirawati (2010: 31), prakonsepsi merupakan konstruksi
awal suatu konsep yang kemungkinan besar peserta didik mengalami
kesalahan karena prakonsepsi dibentuk sebelum mereka mendapatkan
pelajaran formal tentang konsep yang dimaksud. Konsep awal ini jelas
akan menyebabkan miskonsepsi pada saat mengikuti pelajaran
berikutnya di kelas. Pengetahuan dan prakonsepsi yang dimiliki oleh
peserta didik akan menjadi acuan ketika harus berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk interaksinya dengan guru
secara formal di sekolah. Miskonsepsi akan banyak terjadi, jika yang
mempengaruhi pembentukan konsep pada peserta didik tersebut
mempunyai banyak miskonsepsi, seperti orangtua, tetangga, dan teman.
b)
Kemampuan peserta didik
Kemampuan peserta didik mempunyai pengaruh terjadinya
miskonsepsi pada peserta didik tersebut. Inteligensi yang rendah sangat
berpengaruh terhadap kecepatan dan ketepatan peserta didik dalam
menangkap dan memahami materi yang sedang dipelajarinya. Peserta
didik yang kurang berbakat atau kurang mampu dalam mempelajari
matematika akan mengalami kesulitan menangkap konsep yang benar
dalam proses belajarnya.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 4
c)
Tahap perkembangan kognitif peserta didik
Perkembangan kognitif peserta didik yang tidak sesuai dengan
bahan yang digeluti dapat menjadi penyebab terjadinya miskonsepsi.
Piaget (Das Salirawati, 2010: 36), mengemukakan bahwa tahap
perkembangan kognitif anak dimulai dari tahap konkret sampai tahap
abstrak, sehingga pemberian materi pelajaran kepada peserta didik harus
disesuai dengan tingkat perkembangan kognitifnya.
d)
Minat belajar peserta didik
Sri Esti Wuryani (1989) yang dikutip oleh Das Salirawati (2010:
39) menjelaskan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
belajar, semakin tinggi minat seseorang semakin besar semangatnya
untuk belajar. Peserta didik yang tidak tertarik atau tidak menyukai
matematika, biasanya kurang berminat untuk mempelajarinya dan
kurang memperhatikan penjelasan guru mengenai materi matematika
yang baru, serta mereka juga tidak mau mempelajari bahan-bahan ajar
dari buku dengan baik. Hal inimengakibatkan mereka mudah salah
menangkap dan membentuk miskonsepsi.
e)
Penalaran (reasoning) yang tidak lengkap atau salah
Comins (1993) yang dikutip oleh Paul Suparno (2005: 38)
memaparkan bahwa miskonsepsi dapat disebabkan oleh penalaran
(reasoning) peserta didik yang tidak lengkap atau salah. Jujun S. (1970)
dalam Das Salirawati (2010: 35), penalaran merupakan suatu proses
berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Alasan yang tidak lengkap dapat disebabkan karena informasi atau data
yang diperoleh tidak lengkap, sehingga peserta didik menarik
kesimpulan secara salah dan menimbulkan terjadinya miskonsepsi pada
peserta didik.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 5
f)
Intuisi yang salah.
Intuisi adalah suatu peran dalam diri seseorang yang secara
spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang sesuatu sebelum
secara objektif dan rasional diteliti (Paul Suparno, 2005: 38). Pemikiran
intuitif akan muncul di benak peserta didik secara spontan ketika secara
terus menerus melihat keadaan atau kejadian, sehingga ketika
dihadapkan pada pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman kejadian
tersebut, maka secara spontan peserta didik akan menjawab atau
menanggapi sesuai dengan pemikiran intuitif yang dimilikinya, tanpa
berpikir benar dan salahnya.
g)
Pemikiran humanistik
Gilbert, Watts, Osborne (1982) dalam Paul
Suparno (2005:36)
mengungkapkan bahwa peserta didik kerap kali memandang semua benda
dari pandangan manusiawi. Tingkah laku benda dipahami seperti tingkah
laku manusia yang hidup, sehingga tidak cocok.
h)
Pemikiran asosiatif peserta didik
Menurut Arons (1981) dalam Das Salirawati (2010: 33), asosiasi
(pertalian antara gagasan) peserta didik terhadap istilah- istilah seharihari kadang-kadang juga dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi.
Pengertian yang berbeda dari kata-kata antara peserta didik dan guru
juga dapat menyebabkan miskonsepsi (Marshall & Gilmour, 1990).
2.
Guru
Penyebab kesalahan guru dapat berupa ketidakmampuan guru, kurang
penguasaan bahan pengajaran, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru
dalam berelasi dengan peserta didik yang kurang baik.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 6
3.
Buku teks pelajaran
Penyebab miskonsepsi dari buku teks pelajaran terdapat pada penjelasan
atau uraian yang salah dalam buku tersebut.
4.
Konteks
Konteks yang menyebabkan miskonsepsi berupa konteks budaya, agama,
dan penggunaan bahasa sehari-hari.
5.
Metode mengajar
Penyebab miskonsepsi pada metode mengajar yaitu ketika metode
mengajar yang digunakan hanya menekankan kebenaran pada
satu segi,
misalkan dengan metode ceramah dan menulis, langsung mengajarkan
kebentuk matematis, dan tugas tidak dikoreksi, sehingga sering memunculkan
salah pengertian pada siswa
2.2 Konsep asam-basa
Asam menurut Arrhenius adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. Dengan kata
lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. Asam Arhenius dapat dirumuskan sebagai
HxZ dan dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
+
xxH (aq) + Z(aq)
HxZ(aq)
Basa adalah senyawa yang didalam air dapat menghasilkan ion hidroksida
(OH-). Jadi pembawa sifat basa adalah ion OH-. Basa Arrhenius merupakan
hidroksida logam, dapat dirumuskan sebagai M(OH-) dan dalam air mengion sebagai
berikut:
M(OH-)x(aq)
Mx+(aq) + xOH(aq)
Makalah Miskonsepsi Kimia | 7
Menurut teori Bronsted-Lowry, asam adalah donor proton (H+), sedangkan
basa adalah akseptor proton. Menurut Lewis, asam adalah penerima/akseptor
pasangan elektron, sedangkan basa adalah pemberi/donor pasangan elektron.
Untuk mengetahui suatu zat besifat asam, basa dan netral dapat salah satunya
menggunakan indikator. Larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah
warna dalam lingkungan tertentu. Karena sifatnya yang dapat berubah warna inilah,
larutan indikator dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam dan basa.
Berikut adalah peta konsep materi asam-basa:
Makalah Miskonsepsi Kimia | 8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Jurnal Miskonsepsi kimia materi asam basa
Konsep-konsep yang dibahas pada materi asam basa tidak hanya terbatas
pada konsep yang teramati jelas (konsep konkrit) namun juga membahas konsep
yang tidak terlihat, dan konsep yang melibatkan representasi simbolik.
Kompleksnya cakupan konsep pada materi asam basa dapat menimbulkan
kecenderungan miskonsepsi bagi siswa. Beberapa penelitian melaporkan bahwa
siswa banyak mengalami miskonsepsi pada beberapa konsep dasar materi asam
basa.
Dalam analisis jurnal ini, dilakukan analisis terhadap 3 jurnal nasional dan
2 jurnal internasional tentang miskonsepsi kimia pada materi asam-basa sebagai
berikut:
No.
1.
Judul
“Analisis
Miskonsepsi asam
Penulis
Urwatil Wutsqo
Amry, Sri Rahayu2,
Yahmin
Miskonsepsi asam-basa
-
Karakteristik larutan asam dan larutan
basa
basa pada
-
Teori asam basa
pembelajaran
-
Kekuatan asam
konvensional dan
-
Kekuatan basa
dual situated learning
-
Larutan asam dan larutan basa sebagai
model (DSLM)”
larutan elektrolit
Jurnal pendidikan:
Teori, Penelitian, dan
Pengembangan
Vol 2. No. 3 Pg. 385391 (2017)
Makalah Miskonsepsi Kimia | 9
2.
“Analisis
Abdullah, Rini,
-
Konsep asam basad an reaksinya
Miskonsepsi Asam-
Ardiansyah
-
Konsep pH dan perhitungannya
basa Calon Guru
-
Konsep derajat disoasi asam-basa
Kimia dengan
-
Konsep titrasi dan indikator
-
Larutan
Metode Three-Tier
Test”
Jurnal Pendidikan
Sains
Vol 8. No. 1 pg. 1017 (2020)
3.
“Miskonsepsi atas
Sugiyarto, Heru
Konsep Asam basa,
Pratomo
amonia (NH3) dalam air,
dituliskan secara miskonsepsi sebagai
Kesetimbangan
NH4OH.
Kimia, dan Redoks
-
dalam berbagai
Miskonsepsi nilai pH dengan
konstanta, K, untuk asam poliprotik
Buku-Ajar Kimia
-
Miskonsepsi atas wujud asam-basa
SMA/MA”
-
Miskonsepsi definisi asam-basa model
Jurnal Pendidikan
Lewis
Matematika dan
-
Sains UNY
Miskonsepsi atas ionisasi senyawa
kovalen
Pg. 41-53 (2013)
4.
“Using Two-Tier
Masoumeh
-
Penerapan teori asam basa
Test to Asses The
Ghalkhani, Ansar
-
Asam protik tunggal dan poliprotik
Fourth Year Students
Mirzaei
-
Pasangan asam-basa terkonjugasi
Learning and
Alternative
Conceptions in Acidbase”
Makalah Miskonsepsi Kimia | 10
The Online Journal
of New horizon in
Education (TOJNED)
Vol. 8 Issue. 2 Pg.
122-128 (2018)
5.
“Investigating
Melanie M.
Students’ Reasoning
Cooper, Hovig
konjugasi bronsted lowry HCl + H2O
about Acid−Base
Kouyoumdjian,
 H3O+ + Cl-
Reactions”
and Sonia M.
Journal of Chemical
-
Mekanisme Reaksi asam basa
Underwood
Education
Pg. 1703-1212 (2016)
3.2 Pembahasan miskonsepsi Jurnal
a. Jurnal 1
“Karakteristik larutan asam dan larutan basa”
Miskonsepsi:
asam mengandung atom H dan dapat melepaskan ion H+ yang bersifat
merusak. hanya larutan asam yang berbahaya karena mengandung H+ yang
bersifat merusak sedangkan basa tidak berbahaya.
Konsep yang benar:
baik larutan asam maupun larutan basa akan bersifat berbahaya apabila berada
pada konsentrasi pekat. Kemungkinan miskonsepsi ini berasal
dari
ketidakpahaman siswa tentang konsep konsentrasi.
“Teori Asam Basa”
Miskonsepsi:
senyawa yang mengandung atom H bersifat asam karena akan mampu
menghasilkan ion H+ saat dilarutkan pada pelarut air.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 11
Konsep yang benar:
Terdapat tiga teori asam basa yang mendefinisikan asam dan basa. Menurut
Arhenius asam adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
ion H+ sedangkan basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion OH-. Menurut Bronsted Lowry asam adalah spesi yang
mampu mendonorkan proton (H+) sedangkan basa adalah spesi yang mampu
menerima proton (H+). Menurut Lewis asam adalah spesi yang mampu
menerima pasangan electron dan basa adalah spesi yang mampu mendonorkan
pasangan electron. Meskipun terdapat atom H belum tentu senyawa tersebut
pasti akan melepaskan ion H+ contohnya senyawa NaOH. Miskonsepsi yang
dialami kemungkinan berasal dari kecenderungan siswa menjelaskan sifat
asam basa hanya dengan satu teori.
“Kekuatan Asam”
Miskonsepsi:
semakin rendah nilai pH maka semakin asam karena pH memengaruhi
kekuatan asam. semakin rendah nilai pH, maka semakin asam karena pH
menunjukkan konsentrasi ion H+ di dalam larutan.
Konsep yang benar:
kekuatan asam berhubungan dengan kemampuan asam untuk terdisosiasi/
terionisasi di dalam air yang dinyatakan dengan harga Ka. Semakin besar harga
Ka suatu asam semakin kuat asamnya. Masih terdapatnya miskonsepsi ini
dimungkinkan karena siswa belum memahami bahwa pH menunjukkan jumlah
konsentrasi ion H+ di dalam larutan.
“Kekuatan Basa”
Miskonsepsi:
kekuatan basa berbanding lurus dengan besarnya harga pH. Semakin besar
harga pH semakin basa larutan tersebut.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 12
Konsep yang benar:
kekuatan
basa
berhubungan
dengan
kemampuan
basa
untuk
terdisosiasi/terionisasi di dalam air yang dinyatakan dengan harga Kb.
Semakin besar harga Kb suatu basa semakin kuat basanya. Masih terdapatnya
miskonsepsi ini dimungkinkan karena siswa belum memahami bahwa pOH
menunjukkan besarnya konsentrasi OH- di dalam larutan dan pH menujukkan
besarnya konsentrasi ion H+ di dalam larutan.
“Larutan Asam dan Larutan Basa sebagai Larutan Elektrolit”
Miskonsepsi:
basa kuat menghantarkan arus listrik karena memiliki kekuatan ikatan kovalen
lebih kuat dari basa lemah.
Konsep yang benar:
semua larutan asam dan larutan basa dapat menghantarkan arus listrik.
Besarnya persentase siswa yang masih mengalami miskonsepsi kemungkinan
disebabkan lemahnya pemahaman siswa pada konsep prasyarat belajar asam
basa yaitu materi ikatan kimia dan materi larutan elektrolit.
b. Jurnal 2
“Konsep asam basa dan reaksinya”
Miskonsepsi 1:
pada konsep identifikasi asam basa, zat yang mempunyai atom H dalam rumus
senyawanya jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dan
menyebabkan larutan bersifat asam.
Konsep yang benar:
Konsep sebenarnya adalah hanya senyawa yang mempunyai atom H yang
terikat dengan atom yang lebih elektronegatif (misalnya O, F, N, Cl) yang akan
menghasilkan H+ jika dilarutkan dalam air. Atom yang lebih elektronegatif
akan menarik pasangan elektron ikatan dengan H saat ikatan terputus.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 13
Miskonsepsi 2:
pada konsep reaksi asam basa, reaksi asam basa harus melibatkan ion H+ dan
OH- dalam suatu reaksi asam basa. Reaksi yang tidak melibatkan ion H+ dan
OH- bukanlah reaksi asam basa. Miskonsepsi lainnya adalah bahwa air (H2O)
bisa bereaksi dengan asam dan basa karena bersifat netral.
Konsep yang benar:
Konsep yang benar dan lebih luas tentang reaksi asam basa diberikan oleh
Lewis, yaitu reaksi yang terjadi antara zat yang bersifat basa (penyumbang
pasangan elektron bebas) dengan zat yang bersifat asam (penerima pasangan
elektron bebas). Calon guru kimia sepertinya tidak terbiasa menggunakan
defini Lewis dalam konsep asam basa.
“Konsep pH dan perhitungannya”
Miskonsepsi 1:
pH larutan netral selalu sama dengan 7. Sebagian mahasiswa berpikiran bahwa
pH netral sama dengan 7 merupakan suatu ketetapan dan tidak berubah pada
keadaan apapun.
Konsep yang benar:
pH larutan dipengaruhi oleh temperatur. pH larutan berubah-ubah menurut
fungsi temperatur. Larutan dikatakan netral jika konsentrasi ion H+ sama
dengan ion OH-. pH larutan netral sama dengan 7 hanya berlaku pada suhu
250C. mahasiswa belum mampu menghubungkan konsep asam basa dengan
konsep pada kesetimbangan kimia. pH air murni ([H+] dalam air murni)
dipengaruhi oleh tetapan ionisasi air (Kw) yang nilainya berubah tergantung
variasi temperatur.
Miskonsepsi 2:
skala pH hanya berinterval 0-14. tidak mungkin ada pH lebih kecil dari nol
atau pH lebih besar dari 14
Makalah Miskonsepsi Kimia | 14
konsep yang benar:
skala pH dapat lebih kecil dari nol dan lebih besar dari 14. Skala pH harus
digambarkan menggunakan tanda panah pada kedua ujungnya. Hal ini berguna
untuk menandakan bahwa rentang pH merupakan suatu interval terbuka bukan
tertutup.
Miskonsepsi 3:
pada konsep perhitungan pH, larutan HCl 1x10-8 M mempunyai pH=8. Adapun
alasan mahasiswa menyatakan hal ini adalah karena HCl merupakan asam kuat
sehingga terionisasi sempurna, maka [H+] akan sama dengan konsentrasi HCl,
yaitu 10-8 M. Dengan mensubstitusikan nilai konsentrasi ini dalam rumus pH =
-log [H+], maka akan didapatkan nilai pH=8. Miskonsepsi lainnya yang
ditemukan adalah pemikiran mahasiswa yang menyatakan bahwa tidak
mungkin membuat konsentrasi HCl 1x10-8 M.
konsep yang benar:
pH larutan HCl 1x10-8 M kurang dari 7 (pH netral) pada suhu 250C. Untuk
menghitung pH larutan yang sangat encer (kurang dari 10-5 M) haruslah
melibatkan reaksi kesetimbangan air dalam larutan encer hal ini bisa diabaikan.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 15
Perhitungan pH untuk larutan sangat encer.
“Konsep derajat disoasi asam basa”
Miskonspesi 1:
pada konsep ionisasi asam basa adalah pemikiran bahwa asam poliprotik
terdisosiasi menghasilkan ion H+ dalam satu tahapan reaksi. Miskonsepsi
lainnya adalah hanya asam kuat poliprotik yang terionisasi dalam satu tahapan
reaksi, sedangkan asam lemah poliprotik tidak.
Konsep yang benar:
Konsep yang sebenarnya adalah asam poliprotik, baik asam kuat maupun
asam lemah terionisasi secara bertahap melalui beberapa tahapan reaksi
ionisasi
Miskonsepsi 2:
pada konsep kesetimbangan reaksi autoionisasi air adalah pemikiran bahwa
nilai tetapan kesetimbangan air (Kw) selalu sama dengan 1x10-14 pada keadaan
apa pun. Sebagian mahasiswa beranggapan nilai ini merupakan suatu tetapan
yang disepakati dan bukan hasil eksperimen.
Konsep yang benar:
nilai tetapan kesetimbangan air (Kw) dipengaruhi oleh temperatur dan ini
ditentukan secara eksperimen. Nilai tetapan ketimbangan air pada suhu 250C
Makalah Miskonsepsi Kimia | 16
adalah 1x10-14. Nilai Kw akan berubah menurut fungsi temperatur.
Miskonsepsi yang terjadi dapat disebabkan oleh mahasiswa calon guru kimia
terbiasa menggunakan nilai Kw=1x10-14 dalam perhitungan sehingga mereka
menganggap ini merupakan suatu tetapan.
“Konsep titrasi dan indikator”
Miskonsepsi:
pada konsep titrasi asam basa adalah pemikiran bahwa pH pada titik ekivalen
bergantung pada indikator yang digunakan dalam titrasi. Beberapa mahasiswa
juga berpikiran bahwa pH pada titik ekivalen selalu sama dengan 7.
Konsep yang benar:
bahwa pH pada titik ekivalen bergantung pada jenis asam basa yang
digunakan dalam titrasi. Titik ekivalen titrasi asam kuat dengan basa kuat
adalah 7. Titik ekivalen titrasi asam lemah dengan basa kuat lebih besar dari 7,
sedangkan titrasi basa lemah dengan asam kuat lebih kecil dari 7
miskonsepsi 2:
pada konsep indikator titrasi asam basa adalah pemikiran bahwa indikator
pada titrasi asam basa berguna untuk menandai bahwa asam dan basa tepat
habis bereaksi.
Konsep yang benar:
Indikator pada titrasi asam basa berguna untuk menandai titik akhir titrasi
bukan untuk menandai asam basa tepat habis bereaksi. Titik akhir tercapai saat
titik ekivalen reaksi terlampaui dengan penambahan sedikit volume peniter.
c. Jurnal 3
Miskonsepsi 1:
Larutan ammonia (NH3) dalam air, dituliskan secara miskonsepsi sebagai
NH4OH
Makalah Miskonsepsi Kimia | 17
Konsep yang benar:
Amonia, pada temperatur kamar, berupa gas yang berbau khas tidak enak,
dengan air dalam segala perbandingan. Pada temperatur kamar, lebih dari 50
gram amonia dapat larut dalam 100 gram air menghasilkan larutan dengan
-1
rapatan 0,880 g mL , yang dikenal sebagai amonia 880. Larutan ini sangat
tepat dise- but larutan amonia (aqueous ammonia).
Miskonsepsi 2:
Nilai konstanta total untuk asam poli- protik dinyatakan sebagai perkalian
dari konstanta ”parsialnya”, yakni dengan rumu- san Ktot = Ka1 x Ka2 x ........
Konsep yang benar:
untuk asam (lemah) monoprotik dipahami bahwa pH = (Ka x M)½;
meskipun penulis sadar bahwa jika nilai Ka1>>Ka2>...., maka nilai pH hanya di
tentukan oleh Ka1, namun penulis tidak men- jelaskan bahwa pengabaian ini
terkait dengan banyaknya ion H+ yang hanya bergantung pada Ka1. Jadi hal ini
berpotensi terjadinya miskonsepsi ketika terjadi anggapan analog bahwa pH =
(Ktot x M)½.
Miskonsepsi 3:
Dalam menguraikan pemahaman reaksi asam-basa model BronstedLowry antara asam klorida dengan amonia membentuk amonium klorida,
penulis menduga telah terjadi semacam ”serah-terima” H+ ketika ke- duanya
masing-masing dengan menggunakan pelarut benzena dapat bereaksi
sebagaimana dalam persamaan reak-sinya:
NH3 (benzena) + HCl (benzena)  NH4 Cl (benzena)
Konsep yang benar:
bahwa HCl da- pat diperoleh dalam keadaan murni yang be- rupa gas,
sebagaimana juga NH3, dan ketika keduanya bergabung membentuk “asap”
(solid) putih menurut persamaan reaksi:
NH3 (g)+ HCl (g) → NH4Cl (s)
Makalah Miskonsepsi Kimia | 18
Jadi dalam reaksi asam-basa tersebut sama sekali tidak ada serah-terima H+,
sebab memang ketiganya adalah senyawa polar, jadi tidak mungkin terion
dalam pelarut non polar.
Miskonsepsi 4:
Pernyataan bahwa ”Lewis memberikan pengertian asam-basa berdasarkan
serah (teri- ma pasangan elektron ”
Konsep yang benar:
Tidak pernah ada proses ”serah teri- ma” (kecuali pembentukan ikatan ionik),
me- lainkan pembentukan pasangan elektron ”pa- tungan” namun hanya
berasal dari satu pihak.
Miskonsepsi 5:
Dalam menguraikan sifat asam sebagai proton donor, diekspresikan kedalam
bentuk persamaan ionisasi sebagai berikut:
Konsep yang benar:
HCl adalah senyawa kovalen. Ia tidak akan pernah dituliskan dalam
persamaan kesetimbangan ionisasi H+ dan Cl-, kecuali dalam pelarut air
misalnya; andaikata berada dalam larutan air, ionisasinya dapat di anggap
sempurna menjadi H+(aq) + Cl-(aq), sebab ia tergolong asam (elektrolit) kuat.
Jika ingin menyatakan dalam bentuk persamaan kesetimbangan seharusnya
ditegaskan peran- nya sebagai pelarut:
Makalah Miskonsepsi Kimia | 19
d. Jurnal 4
Miskonsepsi 1:
setiap rumus kimia yang mengandung OH dalam strukturnya adalah basa.
Konsep yang benar:
tidak benar dalam semua situasi, karena ada OH dalam struktur fenol
(C6H5OH) tetapi karbon elektro-negatif tidak cukup untuk mendapatkan
elektron dari oksigen dan melepaskan OH-nya
miskonsepsi 2:
asam hipofosfor (H3PO2) adalah asam poliprotik dan dapat menyumbangkan
tiga proton ke molekul air.
Konsep yang benar:
meskipun memiliki 3 proton tetapi hanya memiliki satu proton yang dapat
dilepas dan merupakan asam proton tunggal. Akibatnya, untuk
mengidentifikasi asam multiprotoat, jumlah proton yang dapat dilepas tidak
penting, bukan jumlah H dalam rumus struktur.
Miskonsepsi 3:
pasangan asam-basa konjugasi mengandung ion bermuatan positif dan negatif
yang dapat saling menetralkan.
Konsep yang benar:
senyawa atau ion yang dianggap asam basa konjugasi yang salah satunya
menjadi donor proton sedangkan yang lain adalah akseptor proton. Seperti:
HPO42- dan PO43- atau NH3 dan NH4+.
e. Jurnal 5
Miskonsepsi 1:
Sebuah reaksi asam basa konjugasi bronsted lowry:
-
HCl adalah asam dan H2O adalah basa. HCl adalah donor proton, H2O
adalah akseptor proton, ini berarti H dalam HCl ditransfer ke H2O dan
membentuk H3O + yang merupakan asam konjugasi. Dan Cl− menjadi
basis konjugasi.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 20
-
Ini terjadi karena hidrogen tertarik ke atom yang paling elektronegatif,
yaitu oksigen, sehingga menciptakan molekul hidronium. Klorin
kemudian dibiarkan sendiri dengan oktet penuh.
Konsep yang benar:
Elektron Oksigen menjangkau dan mengambil Hidrogen (proton).ikatan putus
dan elektron kembali ke Cl dari ikatan HCl. Mekanisme yang terjadi adalah
sebagai berikut:
3.3 Mengatasi miskonsepsi pada pembelajaran kimia
Larutan asam dan basa merupakan bagian dari pembelajaran kimia di tingkat
SMA. Konsep larutan asam dan basa pada kelas XI IPA di tingkat SMA
mempelajari mengenai sifat-sifat larutan asam basa, indikator untuk pengenalan
sifat larutan, derajat keasaman asam kuat dan lemah, derajat dissosiasi asam dan
basa serta reaksi antara larutan asam dengan larutan basa. Dalam hal ini
diperlukannya konsep awal yang benar agar tidak terjadinya miskonsepsi terhadap
sisiwa tentang materi asam-basa tersebut. Namun, jika sudah terjadi miskonsepsi,
Makalah Miskonsepsi Kimia | 21
maka diperlukannya tindak lanjut untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. Berikut
adalah cara mengatasi miskonsepsi pada pembelajaran kimia materi asam-basa:
1. Model pembelajaran
Model pembelajaran sangat mendukung penyampaian materi yang
diajarkan oleh pendidik agar materi tersampaikan dengan baik dan mampu
meningkatkan minat siswa terhadap materi tersebut. Model yang tepat akan
dapat meminimalsisasi miskonsepsi materi yang akan disampaikan. Hal ini
dapat didukung sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh minarti
japaar, dkk (2018) dimana hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model learning cycle mampu
meningkatkan penguasaan konsep-konsep pada materi larutan asam basa
dan mampu meminimalisasi miskonsepsi siswa. Hal ini ditunjukkan dari
hasil miskonsepsi siswa yang awalnya pada pretest terendah 31,82% dan
tertinggi 86,36% kemudian pada siklus I menurun menjadi terendah
22,73%, tertinggi 36,36% dan pada siklus II menjadi terendah 0%, tertinggi
13,64%.
2. Media pembelajaran
Media yang baik dan tepat, serta menarik, dapat meningkatkan minat
belajar siswa. Selain itu, penyampaian konsep materi akan berjalan dengan
baik pula. Hal ini di dukung oleh penelitian PKM yang dilakukan oleh mia
isnaningrum, dkk (2018) dimana dalam penelitian PKM nya media
CHEMIA STICKER berbasis augmented
reality adalah
media
untuk
mereduksi miskonsepsi pada materi asam basa. Hasil uji media
menandakan bahwa, media ini dapat mereduksi miskonsepsi dengan
persentase sebesar 23,67%.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 22
3. Metode Conceptual Change
Miskonsepsi yang dimiliki para siswa dapat diatasi jika sebelum proses
pembelajaran Ilmu Kimia guru terlebih dahulu mengidentifikasi konsepkonsep awal apa saja yang sudah dimiliki para pelajar tersebut. Kemudian
konsep awal tersebut dipergunakan sebagai landasan untuk masuknya
konsep-konsep ilmu kimia sesuai dengan konsep yang dipegang oleh para
ilmuwan.
Terintegrasinya konsep-konsep baru ke dalam benak siswa
menggantikan konsep awal siswa biasa disebut sebagai Conceptual
Change. Penggunaan Conceptual Change Text (CCT) merupakan salah
satu cara yang dapat digunakan untuk merubah konsep siswa khususnya
pada materi asam basa. Hal ini di dukung berdasarkan mpenelitian yang
dilakukan oleh dyah budi utami, dkk (2017) dimana dalam hasil
penelitiannya mengungkapkan bahwa Penerapan model pembelajaran 5E
dengan metode CCT dapat mengatasi miskonsepsi siswa pada materi Asam
dan Basa. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus pertama 90% siswa
masuk ke dalam kategori partial understanding, siklus kedua terdapat 83%
siswa masuk ke dalam kategori sound understanding dan pada siklus ketiga
terdapat 88% siswa yang masuk ke dalam kategori sound understanding.
Dengan demikian model pembelajaran ini dapat direkomendasikan untuk
mengatasi miskonsepsi siswa dan melakukan perubahan konsep siswa.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 23
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Miskonsepi merupakan kesalahan konsep dari konsep yang sebenarnya.
Materi asam-basa merupakan materi yang perlu disampaiakn dengan konsep yang
benar. Berdasarkan beberapa penelitian, terdapat miskonsepsi siswa dalam materi
asam-basa tersebut yang memprihatinkan Hal ini diperlukannya sebuah langkah
yang mampu mengatasi dan meminimalisasi terjadinya miskonsepsi tersebut.
Pengguannan model pembelajara, mediapembelajaran, serta metode yang tepat,
akan dapat mengurangi miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
B. Saran
Makalah ini menyampaikan miskonsepsi siswa pada materi asam-basa dari
beberapa hasil penelitian nasional maupun internasional. . Namun demikian, perlu
adanya koreksi terhadap kajian tersebut, sehingga dapat meningkatkan kualitas
dalam pembahasan makalah ini.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 24
DAFTAAR PUSTAKA
Abdullah, Rini, & Ardiansyah. (2020). Analisis Miskonsepsi Asam Basa Calon Guru
Kimia dengan Metode Three-Tier Test. Journal Pendidikan Sains (JPS), 10-17.
Amry, U. W., Rahayu, S., & Yahmin. (2017). Analisis Miskonsepsi asam basa pada
pembelajaran konvensional dan dual situated learning model (DSLM). Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitisn, dan Pengembangan, 385-391.
Cooper, M. M., Kouyoumdjian, H., & Underwood, S. M. (2016). Investigating Students'
Reasoning about Acid-Base Reaction. Journal of Chemical Education, 1703-1712.
Feldsine, J. (1987). In Proceedings of the Second International Seminar on
Misconceptions and Educational Strategies in Science and Mathematics (hlm. 177181). New York: Cornell University.
Ghalkani, M. a. (2018). Using Two-Tier test to Assess the Fourth years Studendts
Learning and Alternative Conceptions in Acid-Base. The Online Journal of New
Horizons in Education (TOJNED), 122-128.
Jaoude, F. &. (1987). In Proceedings of the Second International Seminar on Misconceptions and Educational Strategies in Science and Mathematics. hlm 182-186. new
york: Cornell University.
Salirawati, D. (2010). Pengembangan Model Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi Kimia
pada Peserta Dididk SMA (Disertasi). Yogyakaarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sugiyarto, Pratomo, H., & Al. (2013). Miskonsepsi atas Konsep Asam-basa,
Kesetimbangan Kimia, dan Redoks dalam berbagai buku ajar kimia SMA/MA.
Jurnal Pendidikan matematika dan sains, 41-53.
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan Konsep pendidikan Fisika. Jakarta:
Grasindo.
treagust, c. a. (2007). The Modelling Ability of non Major Chemistry Student and Their
Understanding of the Sub-Microscopic Level. Chemistry Education Research adn
Practice, 8(3). 274-292.
tuysuz. (2009). Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess Students’
Understanding In Chemistry. Academic Journal, 4(6). 626-631.
Makalah Miskonsepsi Kimia | 25
Makalah Miskonsepsi Kimia | 26
Download