INFEKSI BAKTERI PADA KULIT PIODERMA a. Pioderma Primer Terjadi pada kulit yang normal dan biasanya disebabkan oleh satu mikroorganisme. b. Pioderma Sekunder Terjadi pada kulit yang telah mengalami penyakit kulit lain. Jika penyakit kulit disertai pioderma sekunder maka disebut impetigenisata. Tanda impetigenisata adalah munculnya pustule, pus, bula purulen, krusta berwarna kuning kehijauan, pembesaran KGB regional, leukositosis, dan dapat pula disertai demam. Pemeriksaan Penunjang Gram staining Darah Lengkap : Leukositosis Kultur Tes resistensi Pengobatan Umum Pengobatan Umum Golongan Penisilin Ampisilin 4 x 500 mg, 1 jam sebelum makan Amoksisilin 4 x 500mg Penisilin resisten penisilinase (contoh : kloksasilin 3x250 mg sebelum makan) Linkomisin 3x500 mg dan Klindamisin 4x150 mg Eritromisin 4x500 mg Sefalosporin (contoh : sefadroksil 2x500mg sehari untuk dewasa) TOPIKAL Basitrasin, neomisin dan mupirosin 2% Kompres (contoh : larutan permanganas kalikus 1/5000 dan yodium povidon 7.5% yang dilarutkan 10 kali, yodium povidone 1%, larutan rivanol 1%, ) BENTUK PIODERMA 1. IMPETIGO a. DEFINISI Impetigo merupakan pioderma superfisialis yang terbatas pada epidermis. b. KLASIFIKASI Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa Impetigo Neonatorum c. PENATALAKSANAAN Topikal Bila tidak tertutup pus atau krusta : Salep mupirosin 2% atau krim asam fusidat 2%, 2-3 kali/hari, selama 7-10 hari Bila banyak krusta: Kompres terbuka dengan Permanganas kalikus 1/5000, larutan rivanol 1%, povidone iodine 1%. Dilakukan 3 kali sehari, masing-masing ½ - 1 jam. Sistemik: selama 7 hari Golongan Penisilin Ampisilin 4 x 500 mg, 1 jam sebelum makan Amoksisilin 4 x 500mg Penisilin resisten penisilinase (contoh : kloksasilin 3x250 mg sebelum makan) Linkomisin 3x500 mg dan Klindamisin 4x150 mg Eritromisin 4x500 mg Sefalosporin (contoh : sefadroksil 2x500mg sehari untuk dewasa) 2. FOLIKULITIS a. DEFINISI Peradangan pada folikel rambut b. ETIOLOGI Staphylococcus aureus c. KLASIFIKASI Folikulitis superfisialis (terbatas pada epidermis) impetigo bockhart Folikulitis profunda (sampai subkutan) sycosis barbae d. PENATALAKSANAAN Topikal Natrium fusidat krim @12 jam, selama 5-7 hari Sistemik Amoksisilin-asam klavunalat 3x500 mg/hari, selama 5-7 hari Sefadroksil 2x500 mg/hari, selama 5-7 hari 3. FURUNKEL TERAPI Topikal Natrium fusidat krim @12 jam 5-7 hari Sistemik Amoksisislin + asam klavulanat dosis dewasa 500 mg @ 8 jam, dosis anak 25 mg/kgbb/hari terbagi dalam 3 dosis pemberian selama 5-7 hari Sefadroksil 2x500 mg/hr selama 5 -7 hari Eritromisin 4x500 mg, anak 20-50 mg/kgbb/hari atau Klindamisin 3x300 mg selama 5-7 hari 4. KARBUNKEL TERAPI Terapi Lokal Inflamasi Akut: Kompres Hangat Fluktuasi : insisi drainase Natrium fusidat krim @12 jam 5-7 hari Terapi Oral Amoxiclaf 3x625 mg/hr selama 5-7 hari Sefadroksil 2x500 mg/hr slama 5-7 hari 5. STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME (S.S.S.S) a. Nama lain Penyakit Ritter Dermatitis eksfoliativa neonatorum b. Definisi infeksi kulit oleh Staphilococcus aureus tipe tertentu dgn ciri khas terdapat epidermolisis c. Epidemiologi terutama pada anak < 5 thn, pria > wanita d. Etiologi Staphilococcus aureus grup II faga 52, 55 dan/ faga 71 e. Patogenesis Sumber infeksi (mata, hidung, tenggorok, telinga, umbilikus) Eksotoksin bersifat epidermolitik (epidermofolin, eksfoliatin) beredar ke seluruh tubuh epidermis menyebabkan kerusakan Fungsi ginjal pd bayi & anak diduga blm sempurna hambat ekskresi eksfoliatin Jika mengenai orang dewasa diduga akibat fungsi ginjal menurun atau gangguan imunologi f. Gejala klinis Demam tinggi + ISPA Kelainan kulit : Eritema mendadak pada wajah, leher, ketiak, lipat paha menyeluruh dalam 24 jam Dalam 24-48 jam timbul bula besar berdinding kendur Tanda nikolski (+) Dalam 2-3 hari terjadi pengeriputan spontan + pengelupasan kulit tampak erosi (gambaran mirip kombustio) Dalam beberapa hari daerah tersebut mengering & terjadi deskuamasi Penyembuhan terjadi setelah 10-14 hari tanpa disertai sikatriks g. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan bakteriologi (saluran nafas/infeksi) h. Histopatologi Lepuh intraepidermal mengandung sel akantolitik di celah di stratum granulosum Epidermis sisanya utuh tanpa nekrosis sel i. Diagnosis banding TEN, luka bakar j. Komplikasi Selulitis, pneumonia, septicemia k. Prognosis dapat terjadi kematian terutama bayi usia < 1 tahun (1-10%) akibat ketidakseimbangan cairan/elektrolit dan sepsis l. TATALAKSANA MRS Sistemik Amoksiklav 25mg/kgBB dalam 3 dosis terbagi setiap 8 jam selama 5-7 hari Sefaleksim 500mg setiap 8 jam (dosis dewasa) Azitromisin 500 mg @ 24 jam selama 3 hari, dosis anak 10 mg/kgbb @ 24 jam selama 3 hari ( bila terjadi hipersensitivitas dengan amoksisilin) Parasetamol 10-15 mg/kgBB/hari (bila demam) Topikal Emolient (jika terdapat erosi berikan natrium fusidat @12 jam selama 5-7 hari) Terapi Suportif Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian paracetamol jika demam dan nyeri INFEKSI KULIT STREPTOCOCCAL 1. EKTIMA TERAPI Amoksiclav 3x500mg selama 10 hari Topikal : natrium fusidat setiap 12 jam 2. PYOGENIC PARONICHIA a. Definisi infeksi jaringan disekitar kuku b. Etiologi Staphilococcus aureus Streptococcus B hemolyticus c. Gejala klinis Biasanya didahului trauma Disertai nyeri yang hebat Infeksi pada lipat kuku, tanda radang (+) menjalar ke matriks dan lempeng kuku, dapat terbentuk abses subungual d. Pengobatan Akut : Kompres larutan antiseptik + Antibiotik sistemik Rekuren : Ekstraksi kuku 3. ERISIPELAS a. DEFINISI Merupakan infeksi akut yang mengenai lapisan epidermis dan dermis superfisial yang melibatkan limfatik dermal superfisial dengan gambaran eritema merah cerah berbatas tegas dengan gejala akut lokal seperti nyeri, bengkak, hangat pada perabaan, kemerahan, dan disertai gejala sistemik demam, malaise, maupun menggigil b. ETIOLOGI Penyebab tersering dari erisipelas adalah Streptococcus grup A Erisipelas memiliki tendensi untuk berulang di tempat yang sama akibat efek obstruksi limfatik kronis, dan pada kondisi limfedema kronis pada ekstremitas bagian bawah dapat menyebabkan elephantiasis nostra verrucosa. c. GEJALA KLINIS Lesi awal bermula dari muka atau ekstremitas bawah, didahului trauma. Lesi berupa eritema superfisial, plaque-like edema dengan batas tegas (peau d’orange), dapat disertai edema, vesikel, bula, port de entry mungkin tidak jelas Erisipelas pada muka lebih jarang dibandingkan ekstremitas bawah, biasanya bermula di salah satu bagian wajah namun menyebar melalui hidung sehingga lesi menjadi simetris; port de entry kemungkinan berasal dari orofaring Gejala sistemik yang mendahului : demam, malaise d. Tatalaksana Imobilisasi Elevasi untuk mengurangi daerah edema Kompres dengan normal saline dingin untuk mengurangi nyeri lokal ‘ Antibiotik : Pada pasien dengan manifestasi ringan, pasien dapat dirawat jalan dengan pemberian procaine penicillin (600.000 unit 2 X 1 hari) IM atau penicillin V 500 mg 4 x 1 hari per oral, atau antibiotik golongan cephalosporin Pada pasien dengan alergi penicillin dapat diberikan eritromisin (500 mg setiap 6 jam per oral) Pada pasien dengan manifestasi berat dan ekstensif dengan penyakit dasar seperti diabetes mellitus, pasien dirawat inap dan diberikan penicillin G (1 juta – 2 juta unit setiap 4 – 6 jam) IV Pada pasien yang telah teridentifikasi agen penyebab staphylococcus dapat diberikan penicillinase-resistant semi sintetik penicillin (nafcillin) atau vancomycin (1 gram setiap 12 jam IV) pada pasien dengan alergi penicillin. Sedangkan pada pasien dengan riwayat alergi penicillin yang belum diketahui dapat diberikan cefazolin 1 gram setiap 8 jam IV. 4. SELULITIS a. DEFINISI Selulitis adalah infeksi pada dermis dan jaringan subkutan dengan karakteristik klinis berupa gejala akut, eritema, nyeri, edema, inflamasi supuratif pada kulit, jaringan lemak subkutan, atau otot dan sering disertai gejala sistemik berupa malaise, demam, menggigil, dan nyeri local Merupakan peradangan supuratif yang mengenai lapisan subkutis dengan batas yang tidak tegas b. ETIOLOGI Penyebab tersering dari selulitis adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus grup A c. FAKTOR RISIKO Trauma local Ulkus Insufisiensi vena / arteri kronis Diabetes Sirosis hati d. Gejala Klinis Eritema dengan batas yang tidak tegas dan cepat meluas, nyeri, edema yang teraba hangat dan kencang Pada beberapa kasus dapat terjadi pembentukan bula atau nekrosis pada jaringan epidermis, menyebabkan erosi superfisial pada epidermis dan tampak sloughing Gejala sistemik : demam, menggigil, malaise e. Tatalaksana Imobilisasi Elevasi untuk mengurangi daerah edema Kompres dengan normal saline dingin untuk mengurangi nyeri lokal ‘ Antibiotik : Pada pasien dengan manifestasi ringan, pasien dapat dirawat jalan dengan pemberian procaine penicillin (600.000 unit 2 X 1 hari) IM atau penicillin V 500 mg 4 x 1 hari per oral, atau antibiotik golongan cephalosporin Pada pasien dengan alergi penicillin dapat diberikan eritromisin (500 mg setiap 6 jam per oral) Pada pasien dengan manifestasi berat dan ekstensif dengan penyakit dasar seperti diabetes mellitus, pasien dirawat inap dan diberikan penicillin G (1 juta – 2 juta unit setiap 4 – 6 jam) IV Pada pasien yang telah teridentifikasi agen penyebab staphylococcus dapat diberikan penicillinase-resistant semi sintetik penicillin (nafcillin) atau vancomycin (1 gram setiap 12 jam IV) pada pasien dengan alergi penicillin. Sedangkan pada pasien dengan riwayat alergi penicillin yang belum diketahui dapat diberikan cefazolin 1 gram setiap 8 jam IV. INFEKSI KULIT BAKTERI GRAM POSITIF LAIN 1. ERITRASMA Infeksi bakteri superfisial oleh Corynebacterium minutissum (rod, g+) Sering ditemukan pada iklim tropis, laki-laki, usia lanjut, dan penderita DM Sering misdiagnosis sebagai tinea cruris Gejala bervariasi asimtomatis / pruritus / generalized Apabila pruritus ekskoriasi dan likenifikasi sekunder Predileksi: kulit yang saling bersentuhan (e.g. antar jari, genitokrural, aksilla) Diagnosis: Wood’s lamp coral red fluorescence karena coproporphyrin III DIAGNOSIS Kultur (+) Corynebacterium Gram staining organisme gram-positif Predileksi dari lokasi Wood’s lamp “coral red” fluorescence DIAGNOSIS BANDING TATALAKSANA Localised: Benzoyl peroxide 5% gel Erythromycin 2% topical Generalised Oral erythromycin Clarithromycin 1 g single dose Prophylaxis Benzoyl peroxide bar Prognosis: asimtomatik kronis / eksaserbasi periodik 2. SKROFULODERMA Tuberculosis colliquative cutis Sering ditemukan pada anak-anak, dewasa muda, dan lanjut usia. Etiologi: tuberkulosis subkutan (+) keterlibatan daerah lain e.g. lymphadenitis TB, TB tulang dan sendi, epididymitis TB TATALAKSANA Standar OAT*: Isoniazid 5mg/kgBB/hari dengan Rifampicin 10-20 mg/kgBB/hari Suplemen fase awal: Ethambutol 25 mg/kgBB/hari dan/atau Streptomycin 10-15 mg/kgBB/hari dan/atau Pyrazinamide 15-30 mg/kgBB/hari *diberikan selama 9 bulan