Uploaded by User78289

STUDI ANALISIS KELAYAKAN POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO AIR TERJUN DI DUSUN WAOLO DESA MOLOTABU

advertisement
STUDI ANALISIS KELAYAKAN POTENSI PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO AIR TERJUN DI DUSUN
WAOLO DESA MOLOTABU
PROPOSAL
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Memperoleh derajat Sarjana Teknik
Pada Program Studi S1 Teknik Elektro
Oleh:
Sandi Utina
521414040
S1 TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan salah satu kebutuhan terpenting yang harus dipenuhi. Energi
menjadi salah satu aspek penting kehidupan dimana jika tidak terpenuhi akan
berdampak pada kelangsungan hidup manusia, salah satunya adalah energi listrik.
Dikarenakan
kebutuhan
yang
sangat
besar
itu,
tak
jarang
dibangun
pembangkit-pembangkit listrik mulai dari skala kecil hingga skala besar berbahan
bakar fosil untuk menjaga pasokan energi listrik. Namun, seiring dengan majunya
teknologi dan mulai menipisnya bahan bakar fosil, para peneliti mulai melakukan riset
dan mencoba memanfaatkan potensi alam yang ada disekitar kita salah satunya energi
air.
Di Gorontalo khususnya dusun waolo desa Molotabu masih jauh dari jangkauan
listrik. Dusun Waolo merupakan kawasan pegunungan yang sangat kaya dengan
sumber daya alamya. Dusun waolo yang terpencil dan jauh dari jangkauan suplay
listrik dari PLN menyebabkan dusun ini masih tertinggal, baik dalam pengembangan
SDA maupun SDM, dimana listrik menjadi acuan awal..
Berdasarkan data dari pemerinta provinsi, di Provinsi Gorontalo Saat ini memiliki
Rasio Elektrifikasi (RE) yang Artinya masih ada rumah yang desa-desanya belum
menikmati listrik. Dari total tersebut, hampir seluruh listrik disuplai oleh PLN dan
hanya berkisar beberapa persen saja yang berasal dari Non PLN (PLTMH dan PLTS).
Banyak desa desa di gorontalo belum bisa menikmati listrik secara baik dikarenakan
akses yang jauh ataupun daya yang dihasilkan oleh pembangkit disekitarnya belum
maksimal. Salah satunya di Desa Molotabu. Di daerah ini hanya beberapa dusun saja
yang sudah teraliri listrik, sedangkan dusun yang lainnya masih belum tersentuh listrik.
Namun, walaupun yang sudah teraliri listrik, masih sering terjadi pemadaman listrik di
malam hari, hal ini dikarenakan beban berlebih pada pemakaian listrik sehari-hari dan
daya yang dihasilkan atau disalurkan oleh pembangkit listrik (PLN) disekitar desa
tersebut belum maksimal.
2
Jika dilihat dari letak geografisnya, dusun ini terletak diantara daerah perbukitan
dan pegunungan, sehingga potensi sumber daya alam yang ada seperti air yang tak
akan habis ini tentunya akan sangat disayangkan jika tidak digunakan secara maksimal
terutama di daerah yang memiliki sumber mata air yang banyak seperti di dusun waolo
desa Molotabu ini. Dengan mengembangkan potensi alam yang ada untuk dijadikan
sumber listrik ini, maka kita bisa membuat pembangkit listrik yang ramah lingkungan
serta nantinya bisa menyuplai kebutuhan listrik sehari-hari masyarakat pedalaman.
Di dusun Waolo dulunya sempat dibangun PLTMH dengan memanfaatkan air
terjun waolo, akan tetapi karena terbatsanya akses dan kemampuan masyarakatnya,
dan juga berdasarkan wawancara dengan kepala dusun waolo yang juga sekaligus
penggerak masyarakat menuturkan bahwa mereka hanya mengandalkan sebatas
pengetahuan yang dilihat dari internet untuk membangun persediaan listrik dengan
merencanakan dan membangun pltmh, sehingga pembangunan pltmh tersebut tidak
dilanjutkan. Dengan medan yang cukup terjal dan jauh membuat dusun waolo sulit
untuk dijangkau, akan tetapi terlepas dari hal tersebut, di dusun waolo terdapat sekolah
dan anak anak yang membutuhkan pendidikan untuk pengembangan SDA, sehingga
adanya pembangunan pltmh di dusun tersebut akan menjadi alternatif solusi bagi
pemberdayaan masyarakat di dusun waolo.
1.2 Perumusan Masalah
1. Menganalisis debit air terjun dan sungai pada perencanaan pembangunan PLTMH di
dusun waolo desa Molotabu?
2. Mengukur tinggi jatuhnya air menuju lokasi turbin pada perencanaan
pembangunan PLTMH di dusun waolo desa Molotabu?
3. Menghitung daya dan energy yang dihasilkan dari turbin pada perencanaan
pembangunan PLTMH di dusun waolo desa Molotabu?
4. Melakukan prakiraan investasi pembangunan PLTMH dengan menentukan
kelayakan teknis dan ekonomi?
3
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan
untuk :
1. Dapat menganalisis debit air terjun dan sungai dipada perencanaan pembangunan
PLTMH di dusun waolo desa Molotabu
2. Dapat mengukur tinggi jatuhnya air menuju lokasi turbin pada perencanaan
pembangunan PLTMH di dusun waolo desa Molotabu
3. Dapat menghitung daya dan energy yang dihasilkan dari turbin pada perencanaan
pembangunan PLTMH di dusun waolo desa Molotabu
4. Dapat melakukan prakiraan investasi pembangunan PLTMH dengan menentukan
kelayakan teknis dan ekonomi
1.3 Manfaat
Manfaat dari pengerjaan tugas akhir ini ialah untuk memberikan alternatif solusi
bagi masyarakat pedalaman guna memenuhi kebutuhan daya listrik didusun waolo
desa Molotabu.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1 Tinjauan pustaka
Dalam perencanaan pembangunan PLTMH dilakukan beberapa tahapan untuk
mendukung standar kelayannya seperti dalam penelitian di Desa awangan Kecamatan
Pacitan yang berjudul “Feasibility analysis of micro hydro plant at nawangan village
of pacitan district” penelitian ini memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH) Kedungasang sebagai sumber tenaga, namun tenaga listrik yang ada
belum dapat mencukupi kebutuhan sehingga perlu revitalisasi dengan menghitung
harga satuan baru dan debit karena acuan sebelumnya sudah tidak berlaku.
Masalahnya, investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTMH tersebut harus
memberikan keuntungan untuk jangka waktu tertentu. Penelitian ini menganalisis
perbandingan daya dan potensi energi PLTMH dengan perubahan diameter pipa dan
kecepatan turbin eksisting, serta menghitung biayanya. Daya yang tersedia saat ini
sebesar 112,5 kW dan energinya 82150,66 kWh. Hasil analisis menunjukkan bahwa
peningkatan daya dapat dilakukan hingga 142,95 kW setahun atau setara 218%, energi
dapat dilakukan hingga 139.427 kWh setahun, sedangkan manfaat sebesar
Rp44.566.169 meningkat sebesar Rp26, 604.588, - dari kondisi eksisting atau setara
148,1% yang dilakukan dengan cara merubah diameter penstock dan turbin. Analisis
ekonomi rencana pembangunan PLTMH Kedungasang menunjukkan NPV sebesar
Rp6.717.110, - lebih besar dari 0, nilai IRR 11% lebih besar dari suku bunga yang
ditetapkan Bank Negara Indonesia 46 sebesar 10,25% dan nilai BCR sebesar 1,19 lebih
besar. dari 1, dengan demikian revitalisasi PLTMH Kedungasang layak untuk
dilaksanakan ( Bayu DD, Hadiani Rintis, Solichin. 2017).
Kelayakan pembangunan PLTMH membutuhkan analisis untuk menghitung daya
dan energy yang dihasilkan seperti dalam penelitian yang berjudul “A feasibility
study of small hydro power for selected locations in Egypt” bahwa Salah satu
tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini adalah menyediakan akses pasokan
5
listrik yang aman dan terjangkau. Bergantung pada aliran sungai, pembangkit listrik
tenaga air kecil seringkali merupakan sumber energi terbarukan yang hemat biaya.
Mesir adalah rumah bagi bagian dari sungai terpanjang di Afrika dan merupakan
sumber yang relatif dapat diandalkan. Banyak pembangkit listrik tenaga air kecil dapat
dipasang di skema aliran sungai atau diterapkan di infrastruktur sungai yang ada. Kami
berpendapat bahwa penting bagi pemerintah Mesir untuk memanfaatkan sumber daya
tenaga air, tidak hanya untuk memenuhi permintaan yang meningkat tetapi juga untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan pencemaran lingkungan terkait.
Makalah ini menyelidiki potensi energi hidro kecil di lokasi tertentu di Delta Nil-Mesir
dan menyajikan studi kelayakan tenaga air kecil untuk lokasi tersebut. Head dan debit
aliran air selama lima tahun terakhir digunakan untuk mengetahui potensi energi hidro.
Energi tahunan dari tiga turbin hidro kecil yang berbeda dihitung untuk delapan
wilayah terpilih di Delta Nil-Mesir. Analisis tersebut mencakup perbandingan antara
keluaran energi dari ketiga jenis turbin hidro (Hatata SA, Sada Sadawi. 2018).
Listrik merupakan salah satu kebutuhan primer dalam hidup manusia yang
dibutuhkan secara efisien pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro
(PLTMH) merupakan salah satu sumber energi listrik alternatif untuk PLTMH
masyarakat. PLTMH memberikan banyak keuntungan, terutama bagi masyarakat
pedesaan seluruh Indonesia. Sedangkan energi lainnya menipis dan berdampak negatif,
maka air menjadi sumber energi yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai
sumber
tenaga
listrik
yang
murah
tumbuhan
dan
tidak
menimbulkan
pencemaran.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada Masyarakat
Dusun
Kedondong
Rame
khususnya
Dusun
yang ketersediaannya
sangat
potensialdisediakan oleh alam dapat digunakan sebagai sumber tenaga listrik.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis kelayakan Sungai Kalimaja sebagai
pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang mana meliputi aliran air, ketinggian air
terjun dan ketepatan dalam penggunaan turbin Pemilihan jenis turbin yang digunakan
dipengaruhi oleh tingginya debit dan penurunan air. Berdasarkan pendataan di
lapangan dan berdasarkan tingkat kepentingan minimal aliran 0,0610 / s dan head
6
21,96 meter efektif dan kecepatan spesifik 65,95 rpm, turbin digunakan dalam
perancangan studi perencanaan isturbine Cross-Flowtype pada penelitian yang
berjudul “Feasibility Study of Microhydro Power Plant on Kalimaja River In Dusun
kedondong rame village ketapang district lampung south” (Syaikhurrohman,2018).
Kelayakan potensi pembangunan PLTMH di suatu tempat tentunya melakukan
beberapa pengukuran seperti dalam penelitian yang berjudul “Studi Kelayakan
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) Di Desa Setren
Kecamatan Slogoimo Kabupaten Wonogiri” yang menghasilkan Energi listrik
memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha meningkatkan mutu kehidupan dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Keterbatasan penyediaan energi listrik merupakan
salah satu hambatan dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat khususnya di
daerah pedesaan. Secara umumdi daerah daerah pegunungan mempunyai potensi
energi air yang besar. Pembangkit listrik mikrohidro adalah salah satu pembangkit
energi listrik terbarukan, efisien, praktis, dan ramah lingkungan.
Saat ini energi kelistrikan di desa Setren belum bisa dinikmati oleh semua
masyarakat desa setren, hal ini masih dijumpai 7 rumah yang belum berlangganan
energi listrik ke PLN, biaya merupakan faktor utama yang dikeluhkan oleh
masyarakat tersebut.Jika dilihat kondisi melimpahnya air yang ada di desa setren
sepanjang tahun maka perlu kajian terkait potensi air untuk dibangun PLTMh. Maka
dari itu penelitian ini bertujuan melakukan studi kelayakan pembangkit listrik tenaga
mikrohidro (PLTMh). Metode penelitian ini ada beberapa tahap yaitu survey lokasi
untuk mengumpulkan data primer dari warga sekitar. Tahap berikutnya adalah
mengukur debit air dengan cara mengukur kecepatan air, dan pengukuran head. Maka
dari itu akan di peroleh hasil untuk menentukan berapa besar potensi yang di
hasilkan. Hasil survey yang diperoleh selama melakukan studi kelayakan PLTMh di
desa Setren, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri memperoleh hasil yang
sesuai, pada lokasi tersebut memiliki potensi yang layak untuk di bangun pembangkit
listrik tenaga mikrohidro (PLTMh). Potensi yang ada mampu menghasilkan daya
7
berkapasitan 1 x 20 Kw. PLTMh yang dirancang menggunakan Crossflow dan
Generator Induksi berkapasitas 25 Kw (Dimyanti, Magfur ari. 2014).
Pembangunan PLTMHdi suatu desa atau tempat
tentunya melihat potensi dan
kelayakannya, kelayakannya termaksud dalam sisi ekonomi seperti dalam penelitian
yang berjudul “Studi Potensi Pengembangan PLTMH di Kawasan Perkebunan Teh
PT. PAGILARAN Kabupaten Batang” menggunakan analisis manajemen proyek
pembangunan yang mendukung master plan di wilayah perkebunan teh PT. Pagilaran
dan adanya sumber energi yang bersih atau green energy di wilayah pabrik PT.
Pagilaran, sehingga diperlukan pengembangan pembangunan energi terbarukan.
Penelitian ini mengkaji tentang potensi pengembangan pembangunan pembangkit
listrik tenaga air baik dari sisi teknis dan juga sisi ekonomis. Beberapa hal yang
dibahas dalam penelitian ini meliputi potensi debit air, penentuan intake, penentuan
ketinggian, potensi daya yang dibangkitkan dan nilai investasi. Dari hasil analisis
potensi debit adalah 2 – 3 m3/dt. Dari debit tersebut akan di tampung ke embung
Bismo yang memiliki luas 9356 m2 dan kedalaman 3 meter. Kemudian yang
dimanfaatkan untuk PLTMH debit air sebesar 1,1 m3/dt. Ketinggian dari intake
penstock adalah 93,87 meter yang menghasilkan potensi daya sebesar 607,15 kW
dengan efisiensi keseluruhan 60%. Nilai investasi yang dibutuhkan pembangunan
PLTMH di wilayah perkebunan teh Pagilaran dengan sumber daya air dari embung
Bismo sebesar Rp 17.622.303.363,72,-. Net Present Value pada proyek PLTMH ini
sebesar Rp 16.990.874.247,23,- dengan umur efektifitas pembangkit 20 tahun. BEP
yang dicapai pada pembanguna PLTMH ini selama 5,96 tahun dengan suku bunga
6%. Berdasarkan nilai parameter evaluasi proyek di dapatkan nilai NPV dan IRR
lebih besar dari 0 (nol), BCR>1 dan BEP di bawah umur ekonomis proyek (
Widiyantoro, dkk. 2019).
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Pengertian Pembangit Listrik Tenaga MicroHydro (PLTMH)
Mikrohidro adalah suatu instalasi pembangkit listrik tetapi dalam skala kecil
dengan menggunakan sumber daya berupa aliran air sebagai tenaga penggeraknya
8
untuk menghasilkan listrik. Air yang dapat digunakan adalah air dengan
ketinggian head dan kapasitas aliran tertentu. Pembangkit listrik tersebut lazim
disebut Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau PLTMH.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 09/PRT/M/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha dalam Pemanfaatan Infrastruktur Sumber Daya Air
untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air/ Pembangkit Listrik Tenaga
Minihidro/ Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro dijelaskan definisi dari PLTMH.
Aliran Air Berpotensi Menjadi PLTMH (dusun waolo)
9
PLTMH adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga dari aliran atau
terjunan air, waduk atau bendungan, atau saluran irigasi yang pembangunannya
bersifat multiguna dengan kapasitas kurang dari 1 MW (satu Megawatt).
Kapasitasnya tidak lebih besar daripada Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA
sehingga dapat dijadikan energy alternatif. Namun, tetap menggunakan sumber daya
yang sudah ada di alam yaitu air.
Oleh karena itu, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sangat potensial
untuk dikembangkan terlebih di Indonesia mengingat jumlah sungai dan air terjun
yang banyak. Pemanfaatan ini juga dapat dilakuan dalam rangka menghemat energi
dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN. Selain itu, karena menggunakan
sumber daya alam akan menghasilkan tenaga listrik dengan ramah lingkungan.
Pengertian lainya, PLTMH merupakan pembangkit listrik dengan air sebagai bahan
utama untuk menghasilkan daya. Kapasitas daya yang mampu dihasilkan tidak lebih
besar daripada Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan output sebesar dibawah 500
kW. Daya yang dihasilkan tidak terlalu besar sehingga hanya mampu memasok listrik
dengan jumlah sedikit.
Selain itu, pembangkit listrik ini juga sering disebut sebagai white resources. Jika
diterjemahkan hasilnya adalah energi putih. Maksud dari energi putih ini adalah
pembangkit listrik menggunakan sumber daya yang ada di alam dan bersifat ramah
terhadap lingkungan.
2.2.2
Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Pembangkit listrik yang sedang dalam pengembangan dan riset lebih lanjut ini
memiliki beberapa keunggulan atau kelebihan daripada pembangkit listrik lainnya.
Salah satunya adalah sumber daya yang digunakannya merupakan air yang berpotensi
jumlahnya melimpah di alam. Selain itu, sumber daya alamnya merupakan sumber
daya alam yang terbarukan (energi alternatif) melalui siklus air yang terus-menerus
berkelanjutan.
Tidak aneh jika pembangkit listrik ini disebutkan sebagai pembangkit listrik ramah
lingkungan. Di dalam pemanfaatannya tidak ada limbah atau emisi gas lainnya yang
10
dihasilkan. Sehingga dalam segi kebutuhan bahan tergolong murah serta tidak
menimbulkan
terjadinya
pencemaran
lingkungan
yang
juga
dinyatakan
oleh International Energy Agency di Paris.
Efisiensi yang dihasilkan juga termasuk tinggi yaitu 75% hingga 80%. Ramah
lingkungan yang dimaksud juga termasuk tidak ada pencemaran udara atau
menimbulkan kebisingan yang mengganggu masyarakat. Jika dibandingkan dengan
menggunakan bahan dari fosil, biaya operasional serta pemeliharaan yang diberikan
juga lebih murah. Melalui PLTMH, masyarakat juga diajak untuk berpartisipasi
dalam meningkatkan nilai suatu sumber daya alam sehingga tidak lagi dikonsumsi
dengan semena-mena. Hal ini juga akan terbentuk hubungan yang baik antara hutan
dengan masyarakat sehingga dapat timbul kesadaran secara mandiri untuk menjaga
fungsi hutan sebagaimana mestinya agar hutan juga tetap lestari. Masyarakat
setempat dapat mengelola sendiri pembangkit listrik tersebut untuk keperluan mereka
dan nantinya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perekonomian juga sosial
budaya. Hal ini tentunya demi terciptanya kondisi masyarakat yang lebih sejahtera.
Pembangunan PLTMH diharapkan tidak hanya sebatas menghasilkan listrik bagi
masyarakat tetapi juga menstimulan untuk terwujudnya pemberdayaan masyarakat
yang lebih kooperatif hingga peningkatan pendapatan.
PLTMH juga dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi masalah listrik di daerah
pedesaan yang tidak mampu dijangkau oleh Perusahaan Listrik Negara atau PLN.
Sehingga, tidak ada alasan untuk masyarakat desa khususnya pedalaman tidak
mendapatkan listrik yang layak untuk memudahkan aktivitas sehari-hari mereka.
Bahannya yang digunakan berasal dari sumber daya alam menyebabkan hasil
sampingannya berupa air dapat dimanfaatkan untuk irigasi kegiatan pertanian.
Sehingga dapat berkolaborasi dengan pertanian. Tidak hanya itu, air ini tetapi juga
dapat digunakan untuk keperluan budidaya ikan.
Selain itu, pembangkit lisrik ini juga memaksimalkan fungsi daerah tangkapan air dan
mengajak masyarakat untuk memeliharanya agar air tetap tersedia secara
berkelanjutan untuk keperluan pembangkit listrik. Jika dibandingkan dengan tenaga
11
diesel, pembangkit listrik jenis ini lebih mudah untuk mendapatkan bahannya dan
dekat dengan masyarakat. Bahkan memiliki kemungkinan yang lebih besar
dibandingkan tenaga diesel untuk ditemukan pada lokasi terpencil sekalipun.
2.3 Prinsip Kerja PLTMH
PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah air yang
jatuh (debit) perdetik yang ada pada saluran air yang dikondisikan dengan pipa. Air
yang mengalir selanjutnya menggerakkan turbin, kemudian turbin kita hubungkan
dengan generator. Generator inilah yang akan menghasilkan listrik. Hubungan antara
turbin dengan generator dapat menggunakan jenis sambungan sabuk (belt) ataupun
sistem gear box. Jenis sabuk yang biasa digunakan untuk PLTMH skala besar adalah
jenis flat belt sedangkan V-belt digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Selanjutnya
listrik yang dihasilkan oleh generator ini akan melalui trafo guna mendapat tegangan
yang di sesuaikan kebutuhan. Kemudian listrik akan melewati jaringan transmisi
rendah (JTR) untuk dialirkan ke rumah-rumah dengan memasang pengaman (sekring).
Yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah PLTMH adalah menyesuaikan
antara debit air yang tersedia dengan besarnya generator yang digunakan. Jangan
sampai generator yang dipakai terlalu besar atau terlalu kecil dari debit air yang ada.
Generator yang tidak sesuai juga akan menyebabkan tingkat efisiensi rendah.
Gambar 2.1 Skema PLTMH
12
2.3.1 Pengukuran Dan Perhitungan Daya Terbangkitkan (P)
1. Debit
Debit aliran sungai adalah volume air sungai yang mengalir dalam satuan
waktu tertentu. Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang
terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai. Dalam sistem satuan SI besarnya
debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik(m3/dt).Pengukuran debit
sungai Prinsip pelaksanaan pengukuran debit sungai adalah mengukur luas
penampang basah, kecepatan aliran dan tinggi muka air sungai tersebut. Debit
dapat dihitung dengan rumus :
Q = VxA
Keterangan :
Q = debit (m3 /detik)
A = Luas bagian penampang basah (m2 )
V = Kecepatan aliran rata-rata pada luas bagian penampang basah (m/detik)
2. Head
Head bersih adalah selisih antara head ketinggian kotor dengan head
kerugian di dalam sistem pemipaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro
tersebut. Head kotor (gross head) adalah jarak vertical antara permukaan air
sumber dengan ketingian air keluar saluran turbin (tail race) untuk turbin reaksi
dan keluar nozel untuk turbin impuls.
3. Daya Yang Terbangkitkan (P).
Dari data yang sudah didapatkan dapat dihitung potensi daya yang dapat
dibangkitkan (P).
P = g x Q x Hn x eff
Dimana:
P = Daya (Kw)
g = gaya gravitasi. (m/s2)
Q= Debit Aliran (m3/s)
Hn = Head net (m)
Eff = Efisiensi Turbin
13
2.4 Bagian-bagian PLTHM
2.2 Gambar sistem PLTMH
1. Waduk (reservoir)
Waduk adalah danau yang dibuat untuk membendung sungai guna memperoleh air
sebanyak mungkin sehingga mencapai elevasi. Semakin tinggi debit air maka akan
semakin kuat tekanan air saat melewati pipa. Waduk juga berfungsi untuk
mengendapkan lumpur dari air. Sehingga perlu adanya kegiatan pembersihan secara
berkala untuk mengurangi endapan lumpur.
2. Bendungan (dam)
Dam berfungsi menutup aliran sungai – sungai sehingga terbentuk waduk. Tipe
bendungan harus memenuhi syarat topografi, geologi dan syarat lain seperti bentuk
serta model bendungan. Bendungan mempunyai dua keluaran saluran air dimana
mengalir pada pipa pesat dan mengalir pada terasering persawahan.
3. Saringan (Sand trap)
Saringan ini dipasang didepan pintu pengambilan air, berguna untuk menyaring
kotoran – kotoran atau sampah yang terbawa sehingga air menjadi bersih dan tidak
mengganggu operasi mesin PLTMH.
14
Gambar 2.3 bendungan
4. Pintu pengambilan air (Intake)
Pintu Pengambilan Air adalah pintu yang dipasang diujung pipa dan hanya
digunakan saat pipa pesat dikosongkan untuk melaksanakn pembersihan pipa atau
perbaikan. Selain itu intake juga berfungsi untuk mengendalikan aliran air ketika
debit air kecil. Intake ditutup untuk mengalirkan air ke persawahan terasering, setelah
persawahan cukup air maka intake kembali dibuka sehingga dapat kembali
menggerakkan turbin dan generator untuk memproduksi listrik.
Gambar 2.4 intake
5. Pipa pesat (penstok)
Fungsinya untuk mengalirkan air dari waduk atau dam menuju turbin. Pipa pesat
mempunyai posisi kemiringan yang tajam dengan maksud agar diperoleh kecepatan
15
dan tekanan air yang tinggi untuk memutar turbin. Konstruksinya harus
diperhitungkan agar dapat menerima tekanan besar yang timbul termasuk tekanan
dari pukulan air. Pipa pesat merupakan bagian yang cukup mahal, untuk itu pemilihan
pipa yang tepat sangat penting.
Gambar 2.5 Penstok
6. Katub utama (main valve atau inlet valve)
Katub utama dipasang didepan turbin berfungsi untuk membuka aliran air,
Menstart turbin atau menutup aliran (menghentikan turbin). Katup utama ditutup saat
perbaikan turbin atau perbaikan mesin dalam rumah pembangkit. Pengaturan tekanan
air pada katup utama digunakan pompa hidrolik. Katub ini juga berfungsi untuk
menghindari benturan yang keras dari air ketika intake dibuka.
7. Power House
Gedung Sentral merupakan tempat instalasi turbin air,generator, peralatan Bantu,
ruang pemasangan, ruang pemeliharaan dan ruang control.
Beberapa instalasi PLTMH dalam rumah pembangkit adalah :
a. Turbin, merupakan salah satu bagian penting dalam PLTMH yang menerima energi
potensial air dan mengubahnya menjadi putaran (energi mekanis). Putaran turbin
dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik. Desain dari turbin
harus mempunyai kemampuan untuk menahan dorongan dari air.
16
Gambar 2.6 Turbin
b. Generator, generator yang digunakan adalah generator pembangkit listrik AC.
Untuk memilih kemampuan generator dalam menghasilkan energi listrik
disesuaikan dengan perhitungan daya dari data hasil survei. Kemampuan generator
dalam menghasilkan listrik biasanya dinyatakan dalam VoltAmpere (VA) atau
dalam kilo volt Ampere (kVA).
2.7 Generator
17
c. Penghubung turbin dengan generator, penghubung turbin dengan generator atau
sistem transmisi energi mekanik ini dapat digunakan sabuk atau puli, roda gerigi
atau dihubungkan langsung pada porosnya.
1) Sabuk atau puli digunakan jika putaran per menit (rpm) turbin belum memenuhi
putaran rotor pada
generator, jadi puli berfungsi untuk menurunkan atau
menaikan rpm motor generator.
2) Roda gerigi mempunyai sifat yang sama dengan puli
3) Penghubung langsung pada poros turbin dan generator, jika putaran turbin sudah
lama dengan putaran rotor pada generator.
Gambar 2.8 Skema Instalasi Generator dengan Turbin menggunakan Flat Belt
18
Gambar 2.9 Instalasi PLTMH
2.4 Pemilihan Generator dan Sistem Kontrol
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada perencanaan PLTMH ini adalah:
·Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation) dengan
penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing).
· Induction Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada perencanaan
turbin propeller open flume. Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3
phasa dengan keluaran tegangan 220 V/380 V. Efisiensi generator secara umum
adalah
·
Aplikasi < 10 KVA efisiensi 0.7 - 0.8
·
Aplikasi 10 - 20 KVA efisiensi 0.8 - 0.85
·
Aplikasi 20 - 50 KVA efisiensi 0.85
·
Aplikasi 50 - 100 KVA efisiensi 0.85 - 0.9
·
Aplikasi >. - 100 KVA efisiensi 0.9 - 0.95
Sistem kontrol yang digunakan pada perencanaan PLTMH ini menggunakan
pengaturan beban sehingga jumlah output daya generator selalu sama dengan beban.
Apabila terjadi penurunan beban di konsumen, maka beban tersebut akan dialihkan
19
ke sistem pemanas udara (air heater) yang dikenal sebagai ballast load/dumy load.
Sistem pengaturan beban yang digunakan pada perencanaan ini adalah
·
Electronic Load Controller (ELC) untuk penggunaan generator sinkron
·
Induction Generator Controller (IGC) untuk penggunaan IMA
Sistem kontrol tersebut telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan terbukti handal pada
penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi pada panel kontrol
(switch gear). Fasillitas operasi panel kontrol minimum terdiri dari:
·
Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis, maupun manual
·
Stop/berhenti secara otomatis.
·
Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, over-under
frekuensi.
·
Emergency shutdown, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih) (Arifin
miftah. 2015).
20
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
3.1 Materi penelitian
Metodologi adalah urutan kerja Tugas Akhir Terapan yang pada penelitian ini
berjudul “STUDI ANALISIS KELAYAKAN POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA MIKROHIDRO AIR TERJUN DI DUSUN WAOLO DESA MOLOTABU
Adapun tujuan dibuatnya metodologi ini yaitu:
1. Dalam metode penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum
mengenai tahapan analisa secara sistematis.
2. Memudahkan dalam mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan potensi dalam
pembangunan pltmh
3. Menghindari terjadinya kesalahan dalam proses analisa
3.2 Alat dan bahan penelitian
3.2.1 Alat
- Arcgis 10.5 untuk membuat peta lokasi penelitian dan topografi potensi
pembangunan PLTMH
- GPS
- Current meter
- Stopwach
- Meteran
- Tali
- Tongkat
- Pensil
- Kertas
3.2.2 Bahan
- Data hidrologi
- Peta topografi
- Citra satelit landsat 8 perekaman 2020
21
3.3 Jalan penelitian
3.3.1 Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dusun Waolo (Pegunungan waolo) Desa Molotabu kecamatan Kabila Bone
Kabupaten bonebolango.
2.Waktu penelitian
Penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan sampai dengan laporan akhir.
3.3.2 Persisapan
Tahap awal dalam penelitian ini melakukan persiapan, persiapan ini dilakukan
untuk mendukung kelancaran dalam penyususunan laporan tugas akhir diantaranya
Mengurus surat-surat yang diperlukan sebagai kelengkapan administrasi penyusunan
Tugas Akhir. Menentukan pihak-pihak (instansi) yang akan dihubungi terkait
penyusunan Tugas Akhir untuk mencari informasi dan meminta data.
3.3.3 Survey lapangan
Survey lapangan dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi dan situasi di
lapangan.
3.3.4 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori- teori yang berkaitan dengan judul
Laporan Tugas Akhir yaitu
3.3.5 Pengumpulan data
Data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara lain :
1. Data Hidrologi Data hidrologi yang diperlukan yaitu data debit andalan
sungai yang dipakai dalam penelitian ini yaitu data debit sungai didusun waolo
2. PetaTopografi Peta topografi digunakan untuk merencanakan layout PLTMH
dengan mempertimbangkan kondisi geografis di lapangan.
3.3.6 Pengolahan data
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metodemetode yang telah diajarkan atau metode lain yang mungkin diperlukan.
1. Analisis data keadaan topografi
22
Gembaran keadaan topografi digunakan sebagai dasar untuk perencanaan /
desain skema PLTMH pada lokasi yang terpilih. Desain skema PLTMH meliputi
bangunan pengambilan, saluran pengarah, bak pengendap, pipa pesat (penstock) dan
rumah pembangkit.
Dari gambaran diatas nantinya akan direncanakan skema PLTMH yang
memungkinkan. Namun untuk data situasi di lapangan, diperlukan peninjauan
langsung ke lokasi guna mendapatkan data yang akurat. Peninjauan langsung ke
lokasi nantinya akan didapat gambar site plan yang nantinya digunakan untuk
rancangan PLTMH.
2. Analisi Analisa Data Debit Sungai dan air terjun
Pada perencanaan PLTMH, debit andalan sangat berpengaruh pada daya yang
akan dikeluarkan. Debit andalan yang digunakan untuk tujuan pusat listrik tenaga air
sebesar 80%. Namun angka tersebut masih dapat berubah tergantung tujuan
perencanaan. Jika PLTMH tersebut adalah sumber listrik utama penduduk setempat,
maka persentase debitnya harus dinaikan sekurangkurangnya 90%-95%. Jika PLTMH
tersebut hanya sebagai support listrik (diambil potensi daya untuk dijual secara
komersial) dan terdapat sumber listrik lain, maka persentase debitnya dapat dikurangi
sehingga didapatnya debit yang lebih besar agar keuntungan penjualannya meningkat.
3.4 Metodologi Penelitian
Suatu sungai yang terdapat air terjun akan sangat bervariasi alirannya di
sepanjang tahun, pengukuran dilakukan pada saat aliran terendah (musim kemarau)
.Rata-rata aliran terendah digunakan sebagai dasar dalam perencanaa PLTMH.
Pengukuran debit dapat dilakukan dengan mengambil data sekunder yang diperoleh
dari Dinas permukiman dan pengairan provinsi gorontalo atau dengan pengukuran
debit aliran secara langsung ketempat penelitian (pengukuran primer). Pengukuran
debit sungai primer digunakan metode benda apung. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut :
23
a) memilih bagian sungai yang relatif lurus dan penampangnya seragam,dan tentukan
panjangnya.
b) mengukur luas penampang bagian sungai tersebut dengan membagi dalam
beberapa segmen, minimal 3 segmen. Kemudian mengitung luas dari masing-masing
segmen tersebut, dan menghitung luas penampang secara keseluruhan
Gambar 3.1 Membagi menjadi 3 segmen
c) menjatuhkan benda apung tersebut beberapa meter sebelum garis start yang telah
ditentukan.
d) mengukur waktu yang perlukan benda
apung tersebut untuk melewati jarak yang telah ditentukan.
e) .menghitung kecepatannya dengan rumus :
24
f) Kecepatan benda apung tersebut merupakan kecepatan dari aliran permukaan,
nilai perkiraan untuk kecepatan rata-rata aliran sungai tersebut dapat dihitung dengan
mengalikan kecepatan aliran permukaan yang mendekati bagian tengah aliran.
g) Menghitung kecepatan dari rata-rata kecepatan aliran sungai tersebut dengan
menmggunakan rumus :
H) menghitung debit air sungai tersebut dengan rumus :
I) Menentukan debit andalan ( debit yang dipakai) menggunakan rumus :
Dimana :
Vf = kecepatan (m/s)
Va = kecepatan rata- rata (m/s)
A = luas penampang basah ( m2 )
C = factor koreksi,
25
3.4 Diagram alir penelitian
Gambar 3.
1 diagram alir penelitian
26
27
Download