Uploaded by User78064

MAKALAH MANAJEMEN KARIER SDM

advertisement
MAKALAH
MANAJEMEN KARIER
Diajukan sebagai memenuhi tugas mata kuliah Manajemen SDM kelas B
Dosen Pengampu:
Dr. I Wayan Subagiarta, M.Si.
Disusun Oleh:
Nanang Kosim
170810101115
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayahNya kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“MANAJEMEN KARIER”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dengan bantuan dan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi di
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik
dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah yang kami buat tentang “MANAJEMEN
KARIER” ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.
Jember, 19 November 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...............................................................................................................
i
Daftar Isi ........................................................................................................................
ii
BAB I PEMBUKAAN
1.1
Latar Belakang .................................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ...........................................................................................
1
1.3
Tujuan Masalah ...............................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Karier…………………………………...…..... ................................................
3
2.2
Manajemen Karier……………………........ ....................................................
3
2.3
Pengertian dan Tipe Metode Jalur Karier.....……..... .......................................
4
2.4
Tujuan Karier……………………………...……………… .............................
5
2.4
Perencanaan Karier dan Ruang Lingkupnya...………..….. .............................
5
2.4
Pengembangan Karier dan Ruang Lingkupnya...………… .............................
14
2.4
Efektifitas Karier……………………………...…………................................
20
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...............................................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
23
ii
BAB I
PEMBUKAAN
1.1
Latar Belakang
Konsep karier adalah konsep yang netral, oleh sebab itu terdapat karier yang baikdan
terdapat pula karier yang buruk. Ada perjalanan karier yang lambat, ada pula yang cepat.
Tetapi, tentu saja semua orang mendambakan memiliki karier yang baik dan bila mungkin
bergulir dengan cepat. Karier dapat diletakkan dalam konteks organisasi secara formal, tetapi
karier dapat pula diletakkan dalam konteks yang lebih longgar dan tidak formal. Dalam
kaitan arti yang terakhir ini, kita biasa mengatakan, misalnya, “karier si A sebagai pelukis
cukup baik” dan si B mengakhiri kariernya di bidang politik secara baik”, dan sebagainya.
Sementara, Manajemen karier dapat diartikan sebagai proses pengelolaan karier
pegawai yang meliputi tahapan kegiatan perencanaan karier, pengembangan dan konseling
karier, serta pengambilan keputusan karier. Manajemen karier melibatkan semua pihak
termasuk pegawai yang bersangkutan dengan unit tempat si pegawai bekerja, dan organisasi
secara keseluruhan. Oleh karena itu manajemen karier mencakup area kegiatan yang sangat
luas. Sedangkan Perencanaan karier adalah perencanaan yang dilakukan baik oleh individu
pegawai maupun oleh organisasi berkenaan dengan karier pegawai, terutama mengenai
persiapan yang harus dipenuhi seorang pegawai untuk mencapai tujuan karier tertentu. Yang
perlu digarisbawahi, perencanaan karier pegawai harus dilakukan oleh kedua belah pihak
yaitu pegawai yang bersangkutan dan organisasi. Jika tidak, maka perencanaan karier
pegawai tidak akan menghasilkan rencana yang baik dan realistis.
Pengembangan karier adalah proses mengidentifikasi potensi karier pegawai, dan
materi serta menerapkan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut.Secara
umum, proses pengembangan karier dimulai dengan mengevaluasi kinerja pegawai. Proses
ini lazim disebut sebagai penilaian kinerja (performance appraisal). Dari hasil penelitian
kinerja ini kita mendapatkan masukan yang menggambarkan profil kemampuan pegawai
(baik potensinya maupun kinerja aktualnya). Dari masukan inilah kita mengidentifikasi
berbagai metode untuk mengembangkan potensi yang bersangkutan.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang dibuat yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Karier?
2. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Karier?
1
3. Apa pengertian dari Jalur Karier dan apa saja Tipe Metode Jalur Karier?
4. Apa yang dimaksud dengan Tujuan Karier?
5. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Karier dan apa saja Ruang Lingkupnya?
6. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Karier dan apa saja Ruang Lingkupnya?
7. Bagaimana menentukan sebuah Efektifitas Karier?
1.3
Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Karier.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen Karier.
3. Untuk mengetahui apa pengertian dari Jalur Karier dan apa saja Tipe Metode Jalur
Karier.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tujuan Karier.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Perencanaan Karier dan apa saja
Ruang Lingkup Perencanaan Karier.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pengembangan Karier dan apa saja
Ruang Lingkup Pengembangan Karier.
7. Untuk mengetahui bagaimana menentukan sebuah Efektifitas Karier.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Karier
Karier merupakan keseluruhan jabatan atau posisi yang mungkin diduduki seseorang
dalam organisasi dalam kehidupan kerjanya, dan tujuan karier merupakan jabatan tertinggi
yang akan diduduki seseorang dalam suatu organisasi. Berikut beberapa pengertian karier:
Menurut Mathis & Jackson (2006 : 342) mengemukakan bahwa karier adalah rangkaian
posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang sepanjang hidupnya.
Sedangkan menurut Cascio (2014 : 379) karier dapat dilihat dari perspektif yang
berbeda: Dari satu perspektif, karier adalah urutan posisi yang ditempati oleh seseorang
selama hidupnya. Ini adalah karier yang objektif. Dari perspektif lain, karier terdiri dari
perasaan ke mana arah seseorang dalam kehidupan kerjanya.
Selain itu, menurut Handoko (2000 : 121) karier adalah seluruh pekerjaan atau jabatan
yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Suatu karier terdiri dari
urutan pengalaman atau suatu rangkaian kerja yang dipegang selama kehidupan seseorang
yang memberikan kesinambungan dan ketentraman sehingga menciptakan sikap dan perilaku.
Dari beberapa definisi diatas maka dapat dikatakan karier terdiri atas urutan pengalaman atau
suatu rangkaian kerja yang dipegang selama kehidupan seseorang yang memberikan
kesinambungan dan ketentraman sehingga menciptakan sikap dan perilaku tertentu.
2.2
Manajemen Karier
Manajemen Karier menurut Greenhaus et all ( 2003 : 12): Manajemen karier sebagai
proses dimana individu mengembangkan, menerapkan, dan memantau tujuan dan strategi
karier. Untuk sementara waktu, manajemen karier secara singkat dapat diibaratkan sebagai
proses berkelanjutan yang dilakukan oleh seorang individu.
Berdasarkan pada pengertian ini berarti karier manajemen dapat diartikan proses
pengembangan diri individu, implementasi, dan pengawasan karier pada tujuan dan strategi.
Manajemen Karier menurut Hall et al (2000 : 568): Manajemen karier didefinisikan
sebagai proses dinamis di mana individu mengumpulkan informasi tentang kesukaan,
ketidaksukaan, kekuatan, kelemahan, dan dunia kerja mereka sendiri; mengembangkan tujuan
karier yang realistis; mengembangkan dan menerapkan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut; dan mendapatkan umpan balik untuk mendorong pengambilan keputusan karier.
3
Selain itu, pengertian lain manajemen karier menurut Dessler (2009 : 5): Merupakan
proses untuk membuat karyawan dapat memahami dan mengembangkan dengan lebih baik
keahlian dan minat karier mereka dan untuk memanfaatkan keahlian dan minat ini dengan
cara yang paling efektif.
Dari beberapa pengertian manajemen karier ini maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen karier merupakan suatu proses yang akan dilalui oleh karyawan untuk dapat
memahami dan mengembangkan diri secara lebih baik pada keahlian dan minat karier. Hal
ini berkaitan bagaimana perusahaan dan karyawan mampu menginterpretasikan kelemahan,
kekuatan, keahlian, kesukaan dan ketidaksukaan di dunia kerja. Ketika sudah dapat
diinterpretasikan maka penyusunan strategi dan perencaanaan karier yang tepat pun baru
dapat disusun.
2.3
Jalur Karier

Pengertian Jalur Karier
Jalur karier adalah pola urutan pekerjaan yang harus dilalui pegawai untuk mencapai
suatu tujuan karier. Dengan demikian jalur karier bersifat formal karena ditentukan oleh
organisasi.
Jalur karier bersifat ideal dan normatif, ideal karena setiap pegawai mempunyai
kesempatan yang sama dengan pegawai lain untuk mencapai tujuan karier tertentu, normatif
karena harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Meskipun dalam kenyataannya
kadang-kadang tidak selalu demikian karena ada pula pegawai yang kariernya buruk
meskipun ia sudah menunjukkan dedikasi dan prestasi yang bagus terhadap organisasi.
Dalam organisasi yang baik dan mapan, maka jalur karier pegawai selalu jelas, baik titik-titik
karier yang harus dilalui maupun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menduduki karier tertentu.

Tipe Metode Jalur Karier
Untuk mencapai tujuan karier selain harus melakukan perencanaan dan pengembangan
karier juga perlu dibentuk jalur karier, di mana jalur karier biasanya memfokuskan pada
mobilitas kedepan dalam jabatan khusus. Ada tiga tipe metode di dalam jalur karier, yaitu
sebagi berikut:
4
1) Jalur Karier Tradisional
Di mana kemajuan karyawan dalam organisasi adalah lurus kedepan dari satu
pekerjaan khusus ke pekerjaan selanjutnya. Asumsi dari tiap pekerjaan yang terdahulu
adalah inti persiapan untuk menuju tingkatan kerja yang lebih tinggi.
2) Jalur Karier Jaringan
Di mana pada jalur karier ini merupakan suatu jaringan kerja yang vertical dan
rentetan dari kesempatan-kesempatan horizontal. Jalur karier jaringan mengakui
pertukaran dari pengalaman pada satu tingkat sebelum dipromosikan ke tingkat yang
lebih tinggi.
3) Jalur Karier Dual
Jalur karier ini mengakui bahwa spesialis teknik dapat dan akan memberikan
kontribusi dan keahlian mereka pada perusahaan tanpa berharap menjadi manajer.
2.4
Tujuan Karier
Tujuan atau sasaran karier adalah posisi atau jabatan tertentu yang dapat dicapai oleh
seorang pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua syarat dan kualifikasi yang
dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut.
Yang penting dicatat, tujuan atau sasaran karier tidak otomatis tercapai bila seorang
pegawai memenuhi semua syarat yang harus dipenuhi. Misalnya seorang kepala subagian
tidak otomatis menjadi kepala bagian meskipun ia telah memenuhi syarat untuk menjadi
kepala bagian. Untuk menjadi kepala bagian, ia harus memenuhi syarat-syarat yang
seringkali di luar kekuasaannya, misalnya ada tidaknya lowongan jabatan kepala bagian,
keputusan dan preferensi pimpinan, adanya kandidat lain yang sama kualitasnya, dan
sebagainya.
2.5
Perencanaan Karier

Pengertian Perencanaan Karier
Perencanaan Karier (career planning) terdiri atas dua suku kata, yaitu perencanaan dan
karier. perencanaan didefinisikan sebagai proses penentuan rencana atau kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. sedangkan karier adalah semua pekerjaan
5
yang dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang memberikan kelangsungan, keteraturan
dan nilai bagi kehidupan seseorang.
Perencanaan karier adalah perencanaan yang dilakukan baik oleh individu (pegawai)
maupun organisasi, terutama mengenai persiapan yang harus dipenuhi oleh seorang pegawai
untuk mencapai tujuan karier tertentu. Dalam perencanaan karier pegawai, atasan menilai
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pegawai, mengkaji ketrampilan yang dimiliki oleh
pegawai.
Melalui perencanaan karier (career planning) setiap individu mengevaluasi kemampuan
dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karier alternative, menyusun tujuan
karier, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis.

Jenis-jenis Perencanaan Karier
Pada dasarnya perencanaan karier terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu:
1) Perencanaan Karier Individual (Individual Career Planning)
Menurut Mathis dan Jackson (2006 : 344) perencanaan karier yang terpusat
pada individu memfokuskan pada karier individu dari pada kebutuhan organisasi itu.
Perencanaan ini dilakukan oleh para karyawan sendiri dengan menganalisis tujuan
dan keterampilan individual mereka. Analisis seperti ini mungkin mempertimbangkan
situasi baik dalam maupun di luar organisasi yang dapat mengembangkan karier
seseorang.
Menurut Simamora (2001 : 519) individu merencanakan karier mereka untuk
meningkatkan status dan gaji mereka, memastikan keselamatan pekerjaan, dan
mempertahankan kemampuan pasaran mereka dalam pasar tenaga kerja yang berubah.
Organisasi mendorong karier individu karena ingin: (1) mengembangkan dan
mempromosikan karyawan dari dalam perusahaan; (2) mendorong tenaga berbakat
yang dapat dipromosikan; (3) menyatakan minat dalam karyawan mereka; (4)
meningkatkan produktivitas; (5) mengurangi turnover karyawan; (6) memungkinkan
manajer untuk menyatakan minat pribadi mereka terhadap bawahannya; dan (7)
menciptakan citra rekrutmen yang positif.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen karier
individu lebih berkaitan pada diri karyawan secara pribadi. Artinya ada perencanaan
dalam diri karyawan untuk mencapai posisi tertentu yang berkaitan dengan karier
yang ingin dicapai. Untuk itu individu harus mampu mengidentifikasi kelemahan dan
kelebihan dirinya untuk menuju proses pencapaian karier yang telah dibangun secara
6
pribadi. Manajemen karier individu ini meliputi tujuan karier, strategi berkarier,
kemampuan berkarier dan pemanfaatan kesempatan berkarier.
Perencanaan karier individual terfokus pada individu yang meliputi latihan
diagnostik, dan prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan “siapa saya”
dari segi potensi dan kemampuannya.
Perencanaan karier individual meliputi:
a) Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi,
preferensi, kebutuhan, ataupun jangka kariernya (career anchor).
b) Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia
baik di dalam maupun diluar organisasi.
c) Penyusunan tujuan karier berdasarkan evaluasi diri.
d) Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan
strategi karier.
e) Perencanaan transisi karier.
2) Perencanaan Karier Organisasional (Organizational Career Planning)
Manajemen karier tidak hanya terletak pada kepentingan karyawan saja,
namun juga ada keterlibatan organisasi di dalamnya. Dalam hal ini manajemen karier
organisasional sangatlah penting direncanakan oleh perusahaan.
Menurut Mathis dan Jackson (2006 : 343) perencanaan karier yang berpusat
pada organisasi berfokus pada pekerjaan dan pengidentifikasian jalan karier yang
memberikan kemajuan yang logis atas orang-orang diantara pekerjaan dalam
organisasi. Artinya perlu adanya pemahaman individu dalam mengikuti jalan atau alur
karier yang dibuat oleh organisasi agar dapat bergerak maju dalam unit organisasinya.
Menurut Simamora (2001 : 525) peran organisasi dalam perencanaan karier
tidak hanya memikat pelamar untuk rekrutmen eksternal, namun juga bagaimana
organisasi merencanakan hubungan karyawan secara internal dalam proses staffing
guna menyiapkan kandidat karyawan yang berkualitas untuk masa yang 13 akan
datang. Aktivitas manajemen organisasional ini meliputi proses dan penyediaan
informasi berkaitan dengan posisi yang lowong (rekrutmen) dan melakukan seleksi.
Pada hasilnya maka akan diidentifikasi kesempatan atau peluang bagi karyawan
dalam peningkatan karier (rekrutmen, program pelatihan, alur karier) karyawan. Oleh
karena itu, perencanaan karier berkontribusi terhadap pertumbuhan karyawan dan
meningkatkan kualifikasi karyawan untuk kesempatan kepegawaian dimasa yang
mendatang.
7
Dari penjelasan diatas perencanaan karier organisasional mengintegrasikan
kebutuhan sumber daya manusia dan sejumlah aktivitas karier, lebih menekankan
pada jenjang atau jalur karier yang harus dilalui. Untuk itu maka dapat diartikan
bahwa manajemen karier organisasional merupakan arah pengelolaan karier yang
disediakan perusahaan dan aktivitas peningkatan karier yang mendukung SDM yang
ada dalam perusahaan dalam mencapai karier yang telah ditetapkan. Hal ini meliputi
aktivitas rencana dan prosedur karier, kesempatan karier, dukungan untuk berkarier
dan data pendukung untuk berkarier (informasi karier).
Perencanaan karier organisasional mengintegrasikan kebutuhan SDM dan
sejumlah aktivitas karier dengan lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur karier
(career path).
Tujuan program perencanaan karier organisasional adalah:
a) Pengembangan yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia.
b) Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk memikirikan jalur-jalur karier
tradisional atau jalur karier yang baru.
c) Pengembangan sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara
divisi dan/atau lokasi geografis.
d) Kepuasan kebutuhan pengembangan pribadi karyawan.
e) Peningkatan kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan
oleh perpindahan karier vertical dan horizontal.
f) Meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan yang dapat menyebabkan
berkurangnya perputaran karyawan.
g) Suatu metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

Langkah-langkah Perencanaan Karier
Proses atau langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menyusun rencana karier
terdiri atas hal-hal berikut ini:
1) Menilai Diri Sendiri
Hal utama dalam memulai perencanaan karier adalah bertanya atau memahami
diri sendiri. Mengenali peluang-peluang, kesempatan-kesempatan, kendala-kendala,
pilihan-pilihan, konsekuensi-konsekuensi, keterampilan, bakat dan nilai berhubungan
pada kesempatan karier.
8
2) Menetapkan Tujuan Karier
Setelah orang dapat menilai kekuatan, kelemahan, dan setelah mendapat
pengetahuan tentang arah dari kesempatan kerja, maka tujuan karier dapat
diidentifikasi dan kemudian dibentuk.
3) Menyiapkan Rencana-rencana
Rencana tersebut mungkin dibuat dari berbagai macam desain kegiatan untuk
mencapai tujuan karier.
4) Melaksanakan Rencana-rencana
Untuk mengimplementasika satu rencana kebanyakan diperlukan iklim
organisasi yang mendukung. Artinya bahwa manajemen tingkat atas harus mengajak
semua tingkatan dari manajemen untuk membantu bawahan mereka dalam
meningkatkan karier mereka.

Penyusunan Perencanaan Karier
Terdapat empat hal pokok dalam penyusunan perencanaan karier yaitu:
1) Jabatan Pokok dan Jabatan Penunjang
Jabatan pokok adalah jabatan yang fungsi dan tugas pokoknya menunjang
langsung tercapainya sasaran pokok organisasi/perusahaan. Misalnya dalam dunia
pendidikan jabatan pokoknya adalah bidang jabatan yang menangani operasional
pendidikan dan pengajaran. Jabatan penunjang adalah jabatan yang fungsi dan tugastugasnya menunjang/membantu tercapainya sasaran pokok organisasi. Jabatan
penunjang dalam dunia pendidikan adalah bagian umum dan bagian keuangan.
2) Pola Jalur Karier Bertahap
Pola jalur karier bertahap adalah suatu pola yang menunjukkan urutan
berjenjang dan bertahap dari jabatan-jabatan dalam struktur organisasi yang
membentuk karier seseorang. Disini sangat diperhatikan latar belakang pendidikan
dan pengalaman tugas dari masing-masing individu.
3) Jabatan Struktural
Jabatan struktural adalah jabatan karier, artinya jenjang jabatan yang
diperuntukkan bagi mereka yang diarahkan kejenjang lebih tinggi dalam organisasi.
Disini sangat diperlukan kematangan psikologis dan kemantapan kemampuan pribadi
masing-masing.
9
4) Tenggang Waktu
Masa jabatan seseorang dalam organisasi sebaiknya ditentukan secara tegas
dan tepat.

Pertimbangan dalam Perencanaan Karier
1) Masa Jabatan yang Singkat
Jika seseorang memangku jabatan cukup singkat akan mengakibatkan:
a) Mereka belum mengenal dan menghayati pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
b) Belum terselesainya program kerja yang mungkin sudah ditetapkan.
c) Penghayatan pada jabatan sebelumnya belum mendalam, tetapi sudah
menyiapkan diri untuk tugas baru.
d) Menimbulkan pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab untuk mengetahui
penyebabnya.
2) Masa Jabatan yang Terlalu Lama
Masa jabatan yang terlalu lama juga menimbulkan gejala yang tidak sehat, akibatakibatnya antara lain:
a) Adanya rasa bosan karena kurang bervariasi.
b) Sikap pasif dan apatis sehingga menurunnya motivasi dan inisiatif dalam
bekerja.
c) Kurang munculnya ide-ide baru/kreatifitas karena kurangnya tantangan yang
berarti.
d) Menimbulkan iklim kerja yang statis.
3) Keinginan Pindah Jabatan
Berbagai penyebab keinginan pindah jabatan antara lain:
a) Seseorang yang terlalu lamamenjebat didaerah terpencil sehingga tidakmudah
mengembangkan diri.
b) Perasaan kurang tepat pada jabatannya sekarang.
c) Merasa bahwa jabatan sekarang sekedar batu loncatan untuk meniti karier
lebih lanjut.
10

Informasi dan Konseling dalam Perencanaan Karier
1) Informasi Karier
Adanya informasi/penjelasan yang lengkap tentang perencanaan karier bagi
para anggota organisasi/karyawan memudahkan anggota organisasi untuk mengetahui
ketentuan, persyaratan, jenjang/arah karier dalam organisasi. Pemberian informasi
karier dapat dilakukan melalui ceramah, pidato pengarahan, surat edaran, lokakarya,
seminar, social meeting, dan sebagainya.
2) Konseling Karier
Konseling karier adalah proses mengidentifikasi masalah- masalah yang
berhubungan dengan karier seorang pegawai serta mencari alternatif jalan keluar dari
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan karier.
Menurut T. Hani Handoko, pembimbing karier perlu menyadari bahwa karier
merupakan bagian dari rencana hidup seseorang sehingga rencana karier yang
ditetapkan seharusnya adalah bagian integral dari rencana hidupnya. Sehingga perlu
adanya bimbingan karier untuk penilaian pribadi dalam suatu organisasi. Penilaian
pribadi tersebut meliputi minat, bakat, kemampuan, motivasi, semangat, ketrampilan,
dan moral seseorang.
Dalam organisasi, sering terdapat berbagai masalah yang berhubungan dengan
karier pegawai. Ada yang tidak terlampau serius sehingga dapat dipecahkan dalam
tempo yang relatif singkat. Ada pula yang sangat serius sehingga dapat mengganggu
pekerjaan pegawai itu sendiri maupun pekerjaan rekan sekerja lainnya. Permasalahan
karier yang terjadi dalam suatu organisasi dapat menyebabkan hubungan yang tidak
nyaman antar anggota organisasi, saling curiga, muncul klik- klik, isu-isu yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Dalam keadaan seperti ini konseling
karier sangat diperlukan, baik oleh pegawai maupun oleh organisasi. Bahkan dalam
suatu organisasi yang cukup besar
maka seringkali merasa perlu untuk
memperkerjakan seorang ahli (konselor karier) yang khusus bertugas menangani
masalahmasalah karier dalam perusahaan.
11

Manfaat Perencanaan Karier
Manfaat Perencanaan Karier Dengan adanya perencanaan karier, maka perusahaan dapat:
1) Menurunkan tingkat perputaran karyawan (turnover), dimana perhatian terhadap
karier individual dalam perencanaan karier yang telah ditetapkan akan dapat
meningkatkan loyalitas pada perusahaan di mana mnereka bekerja, sehingga akan
memungkinkan menurunkan tingkat perputaran karyawan.
2) Mendorong pertumbuhan, dimana perencanaan karier yang baik akan dapat
mendorong semangat kerja karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan
demikian motivasi karyawan dapat terpelihara.
3) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia di masa yang
akan datang.
4) Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang lebih baik mengenai jalur
potensial karier di dalam suatu organisasi.
5) Mengembangkan pegawai yang dapat dipromosikan, perencanaan karier membantu
membangun penawaran internal atas talenta yang dapat dipromosikan untuk
mempertemukan dengan lowongan yang disebabkan oleh masa pension, berhenti
bekerja dan pengembangan.
6) Menyediakan fasilitas bagi penempatan internasional, organisasi global menggunakan
perencanaan karier untuk membantu mengidentifikasikan dan mempersiapkan
penempatan di luar negeri.
7) Membantu menciptakan keanekaragaman angkatan kerja, ketika mereka diberikan
bantuan perencanaan karier, pekerja dengan latar belakang berbeda dapat belajar
tentang harapan-harapan organisasi untuk pertumbuhan sendiri dan pengembangan.
8) Membuka jalan bagi karyawan yang potensial, perencanaan karier memberikan
keberanian kepada karyawan untuk melangkah maju kemampuan potensial mereka
karena mereka mempunyai tujuan karier yang spesifik, tidak hanya mempersiapkan
pekerja untuk lowongan di masa depan.
9) Mengurangi kelebihan, perencanaan karier menyebabkan karyawan, manajer dan
departemen sumber daya manusia menjadi berhati-hati atas kualifikasi karyawan,
mencegah manajer yang mau menang sendiri dari pembatasan sub-ordinate kunci.
10) Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui, perencanaan
karier dapat membantu anggota kelompok agar siap untuk jabatan-jabatan penting,
12
persiapan ini akan membantu pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah
disetujui.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karier
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencaan karier, di mana seseorang akan
mengakui dan mau mempertimbangkan faktor-faktor tersebut saat mereka merencanakan
karier, yaitu sebagai berikut:
1) Tahap Kehidupan Karier
Seseorang akan berubah secara terus menerus dan kemudian memandang
perbedaan karier mereka pada berbagai tingkatan dalam hidupnya.
2) Dasar Karier
Setiap orang dapat memiliki aspirasi, latar belakang dan pengalaman yang
berbeda satu dengan yang lain. Ada lima perbedaan motif dasar karier yang
menjelaskan jalan bagi orang-orang untuk memilih dan mempersiapkan kariernya, di
mana mereka menyebutnya sebagai jangkar karier (career anchors) yaitu antara lain:
a) Kemampuan Manajerial
Tujuan karier bagi manajer adalah untuk meningkatkan kualitas dari
diri sendiri, analitis dan kemampuan emosional.
b) Kemampuan Fungsional-Teknis
Digunakan para teknisi yang akan melanjutkan pengembangan dari
bakat teknisnya. Orang-orang tersebut tidak mencari kedudukan dalam
manajerial.
c) Keamanan
Digunakan untuk kesadaran keamanan individu untuk memantapkan
kesadaran karier mereka.
d) Kreativitas
Seseorang yang kreatif memiliki sedikit sikap seperti pengusaha.
Mereka ingin menciptakan atau membangun sesuatu yang benar-benar milik
mereka.
e) Otonomi dan Kebebasan
Dasar karier ini digunakan untuk orang yang memiliki hasrat
kebebasan agar bebas dari aturan-aturan organisasi. Mereka menilai otonomi
dan ingin menjadi bos dari mereka sendiri dan bekerja pada langkah mereka
sendiri.
13
2.6
Pengembangan Karier

Pengertian Pengembangan Karier
Pengembangan karier adalah proses pelaksanaan / pengimplementasian perencanaan
karier. Proses pengembangan karier dimulai dari mengevaluasi kinerja pegawai/ performance
appraisal, dari aktifitas ini dapat diketahui kemampuan pegawai baik dari potensinya maupun
kinerja aktualnya.
Pengembangan karier adalah salah satu fungsi manajemen karier. Pengembangan karier
adalah proses mengidentifikasi potensi karier pegawai, dan materi serta menerapkan caracara yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Secara umum, proses pengembangan
karier dimulai dengan mengevaluasi kinerja pegawai.
Proses ini lazim disebut sebagai penilaian kinerja (performance appraisal). Dari hasil
penelitian kinerja ini kita mendapatkan masukan yang menggambarkan profil kemampuan
pegawai (baik potensinya maupun kinerja aktualnya). Dari masukan inilah kita
mengidentifikasi berbagai metode untuk mengembangkan potensi yang bersangkutan.
Pengembangan karier (career development) meliputi aktivitas-aktivitas untuk
mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karier yang direncanakan.
Beberapa prinsip pengembangan karier adalah sebagai berikut:
1) Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan
karier.
2) Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan pekerjaan
yang spesifik.
3) Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh skill yang
sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
4) Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan
mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang rasional.
Implementasi perencanaan karier merupakan pengembangan karier. Untuk itu
pengembangan karier
dapat didefinisikan sebagai semua usaha pribadi karyawan yang
ditujukan untuk melaksanakan rencana kariernya melalui pendidikan, pelatihan, pencarian
dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja.
Titik awal pengembangan karier dimulai dari diri karyawan sendiri, di mana setiap
orang bertanggung jawab atas pengembangan atau kemajuan kariernya. Setelah komitmen
dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan menguntungkan karyawan dan organisasi,
departemen SDM melakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan.
14

Tahap Perkembangan Karier
Tahapan Perjalanan Karier Secara umum, tahapan perjalanan karier seseorang dapat
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) tahapan yang didasarkan pada usia, yaitu:
1) Pertumbuhan (< 15 tahun)
2) Penjajakan (15 - 24 tahun)
3) Pemantapan (25 - 44 tahun)
4) Pemeliharaan (45 - 65 tahun)
5) Kemunduran (> 66 tahun)
Agar tahap perkembangan karier dapat dilakukan secara efektif maka program karier
perlu disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan unik individu dalam berbagai tahap kehidupan
dan kariernya.
1) Karier Awal
Karier awal/tahap pembentukan, merupakan tahap penekanan pada perhatian
untuk
memperoleh
jaminan
terpenuhinya
kebutuhan
di
tahun-tahun
awal
pekerjaannya. Hambatan-hambatan dalam karier awal (early career):
a) Frustasi dan ketidakpuasan disebabkan harapannya tidak sesuai.
b) Adanya penyelia yang tidak kompeten.
c) Intensivitas terhadap aspek politis organisasi.
d) Kegagalan dalam memantau lingkungan internal dan eksternal.
e) Mengabaikan kriteria sesungguhnya untuk pengevaluaian kinerja dari
karyawan yang baru diangkat/baru memulai berkarier.
f) Ketegangan antara profesional yang lebih muda dan yang tua serta manajer
yang diakibatkan oleh perbedaan pengalaman, kebutuhan dan minat.
g) Ketidakpastian mengenai batasan loyalitas yang dituntut organisasi.
h) Kegelisahan mengenai integritas, komitmen, dan dependensi.
2) Karier Pertengahan
Tahap karier pertengahan(middle career) kerap kali meliputi pengalaman baru,
seperti penugasan khusus, transfer dan promosi yang lebih tinggi, tawaran dari
organisasi lain, kesempatan vasibilitas untuk jenjang organisasi yang lebih tinggi, dan
pembentukan nilai seseornag bagi organisasi.
15
3) Karier Akhir
Pemberian pelatihan kepada penerus, penguranagn beban kerja, atau
pendelegasian tugas-tugas utama periode karier akhir (late career) adalah agar tetap
produktif dan menyiapkan diri untuk pensiun.

Pengembangan Karier Secara Individual dan Organisasi
1) Pengembangan Karier Secara Individual
Ada enam kegiatan pengembangan karier secara individual yaitu sebagai berikut:
a) Prestasi Kerja
Kegiatan paling penting untuk memajukan karier adalah prestasi kerja
yang baik, karena hal ini mendasari semua kegiatan pengembangan karier
lainnya kemajuan karier sangat tergantungpada prestasi.
b) Exposure
Kemajuan karier juga ditentukan oleh eksposure. Eksposure berarti
menjadi dikenal oleh orang-orang yang memutuskan promosi, transfer dan
kesempatan-kesempatan karier lainnya. Tanpa eksposure, karyawan yang
berprestasi baik mungkin tidak memperoleh kesempatan untuk mencapai
sasaran-sasaran kariernya. Para menejer mendapatkan eksposure terutama
melalui prestasi, laporan-laporan tertulis, presentasi lisan, kerja panitia,
pelayanan masyarakat, dan bahkan lama jam kerja mereka.
c) Permintaan Berhenti
Bila seorang karyawan melihat kesempatan karier yang lebih besar di
tempat lain, permintaan berhenti mungkin merupakan suatu cara untuk
mencapai sasaran-sasaran karier. Banyak karyawan terutama para menejer
professional berpindah-pindah perusahaan sebagai strategi karier mereka. Bila
hal itu dilakukan secara efektif, mereka biasanya mendapatkan promosi,
kenaikan gaji, dan pengalaman baru. permintaan berhenti untuk melanjutkan
karier dan pengelaman baru. permintaan berhenti untuk melanjutkan karier
diperusahaan lain sering disebut leveraging. Bagai manapun juga, bila teknik
ini terlalu sering digunakn akan merugikan karyawan sendiri.
d) Kesetiaan pada organisasional
Dalam banyak organisasi, orang-orang meletakan kemajuan karier
tergantung pada kesetian organisasional. Kesetiaan organisasional rendah pada
16
diri para sarjana baru (yang mempunyai pengharapan tinggi, sehingga sering
kecewa dengan perusahaan pertama mereka) dan para professional (yang
kesetiaan pertamanya adalah pada profesi mereka). Dedikasi jangka panjang
terhadap perusahaan yang sama akan menurunkan tingkat perputaran tenaga
kerja.
e) Mentor dan Sponsor
Seorang mentor adalah orang yang menawarkan bimbingan karier
informal. Karyawan atau mentor dalam banyak perusahaan menyadari bahwa
hubungan diantara merka ada dan berguna bagi pengembangan karier. Bila
mentor dapat menominasi karyawan untuk kegiatan-kegiatan pengembangan
karier, seperti program-program latihan, transfer, atau promosi maka dia
sponsor. Seorang sponsor adalah orang dalam organisasi yang dapat
menciptakan kesempatan-kesempatan pengembangan karier bagi orang-orang
lain. Sering sponsor karyawan adalah atasan langsung.
f) Kesempatan untuk Berkembang
Bila karyawan meningkatkan kemampuan, missal melalui program
latihan, pengambilan kursus-kursus atau penambahan gelar, maka berarti
mereka memanfaatkan kesempatan untuk tumbuh. Hal ini berguna untuk baik
bagi departemen personalia dalam pengembangan sumberdaya manusia
internal maupun bagi pencapaian rencana karier karyawan.
2) Pengembangan Karier Secara Organisasional
Pengembangan karier seharusnya memang tidak tergantung pada usaha-usaha
individual saja, sebab hal itu kadang kala idak sesuai dengan kepentingan organisasi,
untuk memungkinkan sinkronnya dengan kepentingan organisasi, maka pihak bagian
yang berwenang untuk itu, yakni departemen personalia, dapat mengatur
perkembangan karier para karyawan/ anggota organisasi. Misalnya dengan
mengadakan program-program latihan, kursus-kursus pengembangan karier dan
sebagainya. Dalam hal ini lebih mantap lagi apabila pihak pimpinan organisasi dapat
menyetujui dan merestui program-program departemen personalia tersebut. Sehingga
dengan demikian pihak menejemen (pimpinan) selalu ”well-informed” mengenai
upaya-upaya karier personalia dalam organisasinya.
Proses penyusunan jalur karier dalam sebuah organisasi disebut perencanaan
karier organisasional. Sebagaian besar organisasi mengarahkan program perencanaan
karier untuk mencapai satu atau lebih tujuan berikut ini:
17
a) Pengembangan tenaga berbakat yang tersedia secara lebih efektif.
b) Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk memikirkan jalur-jalur karier
tradisional atau karier yang baru.
c) Pengembanagn sumber daya manusia yang lebih efisien didalam dan diantara
divisi dan atau lokasi geografis.
d) Meningkatan kinerja malalui pengalaman on the job training yang diberikan
oleh perpindahan karier vertikal dan horizontal.
e) Peningkatan loyalitas dan motivasi karyawan menyebabkan merosotnya
putaran karyawan.
f) Sebuah metode penentuan kebutuhan pelatihan dan pengembangan.
Pengembangan karier itu sendiri mempunyai arah atau jalur-jalur serta
pilihan
yang
akan
memberikan
kepada
setiap
karyawan
untuk
mengembangkan kariernya sepanjang arah itu mencerminkan tujuan dan
kemapuannya. Pilihan arah yang ingin dikembangkan merupakan kesempatan
yang baik bagi karyawan itu sendiri di manapun dan kapanpun. Pilihan arah
atau jalur pengembangan karier meliputi:

Enrichment
Yaitu pengembangan dan peningkatan melalui pemberian tugas
atau assignment secara khusus, ini merupakan bentuk umum dari
pengembangan secara khusus, ini merupakan bentuk umum dari
pengembangan karier.

Lateral
Yaitu pengembangan kearah samping sesuatu pekerjaan yang
lain yang mungkin lebih cocok dengan keterampilannya dan memberi
pengalaman yang lebih luas, tentang baru serta memberikan
kepercayaan dan kepuasan lebih besar.

Vertical
Yaitu pengembangan kearah atas pada posisi yang mempunyai
tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar di banding keahlian
khusus atau keahlian khusus yang baru.

Relocation
Yaitu perpindahan secara fisik ke unit organisasi lain atau ke
tempat yang dapat melengkapi kesempatan pertumbuhan peningkatan
18
keinginan dan kemampuan karyawan untuk tetap pada pekerjaan yang
sama.

Exploration
Yaitu menjelajah kearah yang lebih luas lagi kepada pilihan
karier di dalam unit organisasi untuk mencari dan mengumpulkan
informasi sehingga dapat menjawab pertanyaan dan membuat suatu
keputusan tentang potensi karier yang akan di pilih.

Realignment
Yaitu
pergerakan kearah bawah
yang
mungkin dapat
merfleksikan sesuatu peralihan atau pertukaran prioritas pekerjaan bagi
karyawan untuk mengurangi resiko, tanggung jawab, dan stress,
menempatkan posisi karyawan tersebut kearah yang lebih tepat yang
sekaligus sebagai kesempatan atau peluang yang baru.
Proses dan pengembangan karier yang dikembangkan melalui jalurjalur seperti di atas merupakan panduan kekuatan dan kepentingan antara
perusahaan dengan karyawan berdasarkan nilai-nilai kemitraan yang dapat
menumbuhkan pembinaan karyawan berorientasi profesionalisme. Artinya
pengembangan karier karyawan tidak semata kearah structural tetapi juga
mengembangkan expertise kearah fungsional, dengan demikian posisi
fungsional mempunyai peran sebagai equal partner posisi struktural.

Manfaat Pengembangan Karier
Pada dasarnya pengembangan karier dapat bermanfaat bagi organisasi maupun
karyawan.
1) Bagi organisasi, pengembangan karier dapat:
a) Menjamin ketersediaan bakat yang diperlukan.
b) Meningkatkan
kemampuan
organisasi
untuk
mendapatkan
dan
mempertahankan karyawan-karyawan yang berkualitas.
c) Menjamin agar kelompok-kelompok minoritas dan wanita mempunyai
kesempatan yang sama untuk meningkatkan karier.
d) Mengurangi frustasi karyawan.
e) Mendorong adanya keanekaragaman budaya dalam sebuah organisasi.
f) Meningkatkan nama baik organisasi.
19
2) Bagi karyawan, pengembangan karier identik dengan keberhasilan, karena
pengembangan karier bermanfaat untuk dapat:
a) Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya.
b) Menambah tantangan dalam bekerja.
c) Meningkatkan otonomi.
d) Meningkatkan tanggung jawab.
2.7
Efektifitas Karier
Keefektifan karier yaitu penilaian individu berkenaan dengan kesesuaian karier. Di
lingkungan organisasi, keefektifan karier tidak hanya dinilai oleh individu melainkan juga
oleh organisasi itu sendiri. Sejauh mana karier dirasa berhasil atau memuaskan bagi individu
(karyawan). Menurut Greenhaus et al (2003 : 35-36) ada 4 indikator untuk manajemen karier
yang efektif:
1) Manajemen karier yang efektif memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang diri
sendiri dan gambaran yang akurat tentang lingkungan tersebut.
2) Manajemen karier yang efektif memerlukan pengembangan tujuan realistis yang
kompatibel dengan seseorang baik berupa nilai-nilai, minat, kemampuan dan gaya
hidup yang diinginkan. Pengetahuan yang akurat tentang diri dan lingkungan adalah
kondisi yang diperlukan tetapi tidak cukup untuk manajemen karier yang efektif.
3) Manajemen karier yang efektif memerlukan pengembangan implementasi strategi
karier yang tepat. Ini adalah satu hal untuk mengembangkan tujuan karier yang valid.
4) Manajemen karier yang efektif membutuhkan proses umpan balik yang terus menerus
yang memungkinkan adaptasi dalam menghadapi perubahan keadaan. Tidak ada yang
memiliki informasi benar-benar akurat tentang diri sendiri atau lingkungan, terutama
ketika orang dan dunia kerja berada dalam perubahan.
Disamping itu ada empat karakteristik keefektifan karier menurut Gibson et al (2000 :
208-209), yaitu:
1) Prestasi Karier
Gaji dan posisi merupakan indikator yang populer tentang kinerja prestasi
(Career Performance), khususnya semakin cepat kenaikan gaji seseorang dan semakin
cepat seseorang menanjak jenjang karier, semakin tinggi pula tingkat prestasi
kariernya.
20
2) Sikap Karier
Sikap karier (Carrer Attitude) mangacu pada cara seseorang memandang dan
menilai karier mereka. Orang yang mempunyai sikap karier positif juga akan
mempunyai persepsi dan penilaian positif atas karier mereka.
3) Keadaptasian Karier
Hanya sedikit profesi yang baku dan tidak berubah, sebaliknya kondisi
perubahan dan perkembangan lebih berkembang dalam profesi masa kini. Profesi itu
sendiri berubah, yang menuntut adanya pengetahuan dan keahlian baru untuk
mempraktekkannya.
4) Identitas Karier
Identitas karier terdiri atas dua komponen, pertama yaitu sejauh mana
orangorang memiliki kesadaran yang konsisten tentang kepentingan, nilai dan harapan
mereka bagi masa depan. Kedua adalah sejauh mana orang-orang memandang hidup
mereka konsisten sepanjang waktu, sejauh mana mereka melihat diri sendiri sebagai
kelanjutan masa lalu.
21
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Konsep karier adalah konsep yang netral (tidak berkonotasi positif atau negatif).
Karena itu karier ada yang baik, ada pula karier yang buruk.
Secara luas, manajemen karier meliputi seluruh kegiatan yang berkenaan dengan
pekerjaan pegawai. Kegiatan manajemen karier sebenarnya dimulai dari proses penarikan
atau rekrutmen pegawai, seleksi, penempatan, kompensasi, pelatihan dan pengembangan,
berakhir pada pemberhentian atau pemensiunan pegawai.
Dari uraian di atas dapat dikatakan manajemen karier meliputi segala urusan yang
bersangkutan dengan pegawai dan tugas yang diberikan kepadanya. Bahkan manajemen
karier juga menjangkau hal-hal yang bersifat kualitatif sehingga sulit diukur seperti keinginan
dan harapan pegawai dalam hidup dan pekerjaannya. Oleh karena itu menurut Walker (1980),
manajemen karier dapat menyatukan kebutuhan organisasi dan kebutuhan pegawai, karena
organisasi mempunyai rencana dan tujuan, untuk itu diperlukan sumber daya manusia
(disamping sumber daya lain). Di pihak lain, pegawai juga mempunyai rencana dan tujuan
(karier) yang ingin dicapainya, dan sudah menjadi sifat manusia jika tidak ada sangkut
pautnya dengan kariernya maka menjadi tidak penting bagi pegawai tersebut, untuk
menyatukan kebutuhan organisasi dan kebutuhan pegawai ini maka diperlukan suatu
manajemen yang akan menguntungkan kedua belah pihak.
22
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anwar Prabu Mangkunegoro.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Rosda Karya.
[2] Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 1.
Jakarta : Indeks.
[3] Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta : Indeks.
[4] Simmamora, Henry. 2006. Manajemen SDM. Ed. 3, cetakan ke-2. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN: Yogyakarta.
[5] Mangkunegara, A. A. Anwarprabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. PT. Refika
Aditama: Bandung.
[6] Nawawi, Hadari. 2008. Manajemen Sumber daya Manusia untuk Bisinis yang
Kompetitif. University Press: Yogyakarta.
23
Download