RTM 5 TUGAS MATA KULIAH: METODE PENELITIAN KUANTITATIF (LITERATUR REVIEW) DOSEN PENGAMPU: DR. SUJONO, S.E., M.Si DISUSUN OLEH: TITI FATMAWATI G3IMN20010 PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 1 2020 LITERATUR REVIEW PART I PENDAHULUAN Literature review atau tinjauan pustaka merupakan istilah yang sering dikerjakan oleh mahasiswa ketika sedang mengerjakan skripsi, tesis atau disertasi. Dosen dan peneliti juga fasih menggunakan istilah ini karena kehidupan akademisi sangat dekat dengan perilaku literature review. Literature review atau tinjauan pustaka pasti akan kita lakukan misalnya ketika kita memulai memahami suatu topik penelitian baru, mengikuti trend penelitian baru dan memahami state-of-the-art dari suatu topik penelitian. Literature review tidak hanya bermakna membaca literatur, tapi lebih ke arah evaluasi yang mendalam dan kritis tentang penelitian sebelumnya pada suatu topik. Literature Review is a critical and in depth evaluation of previous research (Shuttleworth, 2009). Manfaat dari literature review yang kita lakukan yakni Memperdalam pengetahuan tentang bidang yang ditelit, Mengetahui hasil penelitian yang berhubungan dan yang sudah pernah dilaksanakan (related research) (Paper), mengetahui perkembangan ilmu pada bidang yang kita pilih, memperjelas masalah penelitian (research problems) dan mengetahui metode-metode terkini yang diusulkan para peneliti untuk menyelesaikan masalah penelitian. Dalam kajian literature review ini peneliti tiingin menelsuri secafra mendalam dan melihat beberapa paradigma teoritis yang membentuk sifat inkuiri dan sangat menentukan apa yang dicari-cari oleh para ilmuwan untuk menafsirkan apa yang diteliti. Peneli melakukan review diawali dengan menentukan tema dan mengumpulkan 3 hasil penelitian yang relevan dengan tema yang dipilih. Peneliti memilih tema terkait manajemen SDM dan memilih 3 artikel yang relevan. Setelah itu peneliti memilih 5 buku, 5 jurnal dan 5 jurnal profesional pada masing-masing artikel yang yang ditentukan kemudian dilakukan tahapan analisisis atau review. 2 PART II REVIEW JOURNAL REVIEW JOURNAL Judul: The Impact of Strategic Human Resource Management on Organizational Performance Jurnal: Economia. Seria Management Volume & Halaman : Vol. 17 Edisi 2 Tahun: 2014 Peneliti: Luftim Cania Pendahuluan Organisasi berusaha menciptakan banyak persaingan di antara mereka, mengambil lebih banyak pasar, lebih banyak pelanggan, lebih banyak penjualan, dll. Perubahan cepat yang berasal dari globalisasi, kemajuan sistem informasi dan faktorfaktor lain telah menyebabkan persaingan yang lebih tinggi. Banyak organisasi yang didorong oleh pasar untuk menetapkan tujuan mereka dalam kinerja. Beberapa dari sasarannya adalah: pengurangan biaya, mencapai tingkat penjualan, meningkatkan jumlah pelanggan, meningkatkan persentase pasar, meningkatkan produktivitas dan kualitas, produk inovatif. Terwujudnya tujuan tersebut akan tercapai melalui organisasi manajemen sumber daya manusia. Tenaga kerja, sebagai kunci keberhasilan, akan memungkinkan pencapaian penampilan organisasi. Sumber daya manusia dianggap sebagai salah satu sumber paling penting dari perusahaan saat ini. Manajemen sumber daya manusia lebih penting daripada sumber persaingan lain karena orangorang ini menggunakan aset dalam organisasi, menciptakan daya saing dan menyadari tujuan. Jadi pertama, organisasi harus memahami harapan tenaga kerja mereka untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Realisasi harapan karyawan akan memungkinkan perilaku yang diinginkan karyawan dalam organisasi. Beberapa hasil yang diinginkan organisasi dalam mengelola tenaga kerjanya adalah: kompetensi, kerja sama karyawan dengan manajer, kerja sama karyawan di antara mereka, menunjukkan kemampuan karyawan; motivasi, komitmen, dan kepuasan,sikap dan kehadiran perilaku karyawan. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengamati secara dekat bagaimana penerapannya dalam praktek aspek teoritis strategis manajemen sumber daya manusia untuk pencapaian kinerja organisasi, untuk mengamati apakah 3 organisasi menggunakan strategi manajemen sumber daya manusia untuk pencapaian tujuan kinerja mereka dan mengamati pentingnya strategi dalam organisasi dan kinerja karyawan. Subjek Penelitian Studi ini difokuskan pada kota Durres. Ini adalah kota kedua di Albania untuk kepentingan dalam berkontribusi pada ekonomi Albania. Pengumpulan data adalah terkonsentrasi di dua sektor, yaitu: sektor manufaktur dan sektor jasa. Hal ini membutuhkan sampel data untuk memberikan informasi yang komprehensif tentang praktik dan strategi sumber daya manusia organisasi dan kinerja tingkat perusahaan. Jadi, sampel yang saya menganalisis 30 organisasi, yang terdiri dari 16 organisasi sektor jasa dan 14 organisasi lainnya adalah sektor produksi. Landasan Teori HRM strategis adalah suatu proses yang melibatkan penggunaan pendekatan menyeluruh untuk pengembangan strategi SDM, yang terintegrasi secara vertikal dengan strategi bisnis dan secara horizontal dengan satu sama lain. Strategi ini menentukan niat dan rencana yang terkait dengan pertimbangan organisasi secara keseluruhan, seperti efektivitas organisasi, dan aspek-aspek yang lebih spesifik dari manajemen orang, seperti; sumber daya, pembelajaran dan pengembangan, penghargaan dan hubungan karyawan. HRM strategis berfokus pada tindakan yang membedakan perusahaan dari pesaingnya (Purcell, 1999). RM strategis memiliki fokus yang jelas dalam mengimplementasikan perubahan strategis dan menumbuhkan keterampilan dasar organisasi untuk memastikan bahwa organisasi dapat bersaing secara efektif di masa depan (Holbeche, 2004). Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Primer (kuesioner). Kuesioner ini diselesaikan oleh manajer umum dan dalam beberapa kasus bahkan oleh manajer sumber daya manusia. Dalam penelitian ini juga dilakukan melalui pengumpulan data dan analisis berbagai publikasi di bidang ini. Metode sekunder, merujuk berbagai publikasi itu telah dibuat di bidang ini tentang studi empiris, berbagai perdebatan akademis dan analisis temuan yang berbeda. Publikasi ini telah dipublikasikan di berbagai jurnal, konferensi dan buku. 4 Hasil Penelitian Hasil penelitian adalah konsep kinerja organisasi dan strategi manajemen sumber daya manusia. Pengetahuan teoritis ini diterjemahkan dalam implementasi praktis dalam organisasi-organisasi ini. Dari 30 organisasi muncul bahwa 26 (87%) dari mereka akrab dengan konsep dan implementasi di mereka organisasi. Organisasi-organisasi ini memiliki strategi khusus untuk mengelola manusia sumber daya. Sementara 4 (13%) dari organisasi lain tidak terlalu akrab dengan implementasi konsep organisasi. Organisasi-organisasi ini tidak memiliki strategi sumber daya manusia. Organisasi-organisasi ini tidak menerapkan strategi yang memadai, yang berarti bahwa yang diperlukan kinerja bisa sulit dicapai. Kinerja organisasi akan memiliki dampak dari manajemen strategissumber daya manusia. Dari 30 organisasi, 21 (70%) organisasi telah terbukti secara signifikan mengubah kinerja mereka melalui manajemen strategis manusia sumber daya, sementara lima (16,7%) organisasi mengakui bahwa organisasi itu telah terjadi perubahan kecil dalam kinerja mereka. Keempat (13,3%) organisasi tidak memiliki dampak pada kinerja organisasi oleh sumber daya manusia strategispengelolaan. Organisasi-organisasi ini tidak memiliki strategi bisnis asli dan manajemen sumber daya manusia. Kesimpulan Organisasi berusaha menciptakan banyak persaingan di pasar, mencapai untuk mengelola sumber daya manusia mereka mencapai kinerja organisasi yang diperlukan dalam. Beberapa sasarannya adalah pengurangan biaya, mencapai tingkat penjualan, meningkatkan jumlah pelanggan, meningkatkan persentase pasar, meningkatkan kualitas produk, produk inovatif, meningkatkan produktivitas. Sumber daya manusia memainkan peran penting dalam mencapai indikator kinerja ini. Tetapi sebelum itu, organisasi harus menyadari harapan yang dibutuhkan dari karyawan dan sehingga karyawan menunjukkan keterampilan mereka, termotivasi dan berperilaku dengan cara yang diperlukan oleh organisasi untuk mencapai kinerja. HRM strategis adalah proses rinci untuk manajemen sumber daya manusia di seluruh organisasi yang terintegrasi dengan strategi keseluruhan organisasi. Ini memungkinkan organisasi memiliki karyawan dengan keterampilan yang tepat dan 5 menempatkan mereka dalam posisi sesuai dengan tingkat kualifikasi dan keterampilan mereka. Penulis yang berbeda telah mencoba memberikan definisi yang berbeda untuk kinerja organisasi. Secara umum, kinerja organisasi terkait dengan pencapaian tujuan yang dibutuhkan oleh organisasi. Mencapai kinerja organisasi adalah hasil dari perilaku karyawan dalam organisasi. Kebijakan dan praktik organisasi memotivasi karyawan dan mereka memberi dampak pada kinerja organisasi. Beberapa di antaranya adalah: perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, manajemen kinerja dan hubungan karyawan. Hubungan antara HRM Strategis dan kinerja organisasi telah dikembangkan oleh penulis Michael Armstrong. Menurutnya, kinerjanya adalah fungsi dari Kemampuan + Motivasi + Peluang (AMO). Dengan mencapai harapan karyawan, itu akan mencapai kinerja yang dibutuhkan oleh organisasi. Organisasi perlu mempertimbangkan sumber daya manusia sebagai alat untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang diperlukan untuk menciptakan kebijakan dan praktik yang tepat. Juga, wewenang dan tanggung jawab harus melibatkan seluruh organisasi yang bekerja sebagai satu tim dan tidak memfokuskan hanya pada manajer. Strategi manajemen kinerja harus fokus pada pengembangan proses yang berkelanjutan dan fleksibel. Penelitian ini menganalisis 30 organisasi, yang 16 adalah sektor jasa dan 14 di sektor manufaktur. Struktur penelitian adalah sebagai berikut: a. Organisasi tahu konsep kinerja organisasi dan strategis manajemen sumber daya manusia. Pengetahuan teoritis ini diterjemahkan dalam implementasi praktis dalam organisasiorganisasi ini. Dari 30 organisasi muncul bahwa 26 (87%) dari mereka akrab dengan konsep dan implementasi di mereka organisasi. Organisasi-organisasi ini memiliki strategi khusus untuk mengelola manusia sumber daya. Sementara 4 (13%) dari organisasi lain tidak terlalu akrab dengan implementasi konsep organisasi. Organisasi-organisasi ini tidak memiliki strategi sumber daya manusia. b. Kinerja organisasi akan memiliki dampak dari manajemen strategis sumber daya manusia. Dari 30 organisasi, 21 (70%) organisasi telah terbukti secara signifikan mengubah kinerja mereka melalui manajemen strategis manusia sumber daya, sementara lima (16,7%) organisasi mengakui bahwa organisasi itu telah terjadi perubahan kecil dalam kinerja mereka. Keempat (13,3%) organisasi tidak memiliki dampak pada kinerja organisasi oleh sumber daya manusia strategis pengelolaan. 6 Saran Reviewer Untuk organisasi lain yang tidak terlalu akrab dengan implementasi seharusnya Manajer dan karyawan lain dari organisasi harus bekerja bersama untuk bersamasama berkomitmen untuk mencapai kinerja. Strategi manajemen kinerja harus fokus pada pengembangan menjadi berkelanjutan dan proses fleksibel yang melibatkan para manajer dan semua organisasi yang beroperasi sebagai satu tim dan berpartisipasi dalam perencanaan strategis dan mempengaruhi arah strategis dari perusahaan sebagai anggota manajemen puncak yang sama-sama berhak agar kinerja akan berhasil diterapkan mencapai kepuasan kinerja organisasi dari menjangkau karyawan, motivasi mereka, manajemen SDM yang efektif dengan produksi produk berkualitas tinggi. Kekuatan Penelitian Literatur teoritis yang sangat besar di bidang manajemen sumber daya manusia berdasarkan premis yang cocok membuat banyak perbedaan yang mencolok sehingga lebih banyak pekerjaan di bidang ini. pelacakan ini lebih mudah dari strategi sumber daya manusia dan strategi adaptasi dengan praktik dan praktik sebelumnya yang harus diikuti untuk implementasi kinerja. Kelemahan Penelitian Literatur mengungkapkan bahwa penelitian ke dalam kinerja HRM belum menentukan spesifik dan makna yang tepat untuk membangun kinerja organisasi. Kemudian data yang di tunjukkan hanya hasil penglolaan saja (berupa informasi). 7 JUDUL: THE EFFECT OF COMPETENCY, TRANSFORMATION LEADERSHIP, SOCIAL CAPITAL AND PERFORMANCE ON EMPLOYEE CAREER Jurnal :International Journal of Human Capital Management Volume & Halaman: 1 No. 2, p.81-94 Tahun : 2017 Penulis : N,K Wardhan Tujuan Peneltian Berdasarkan hasil observasi peneliti dan wawancara kepada karyawan, ditemukan masalah dalam karir karyawan. Karyawan juga kekurangan informasi tentang karir. Terkadang meski ada posisi kosong, diisi dari jalur penerimaan karyawan baru sehingga karyawan yang memiliki potensi dan pengalaman tidak ditempatkan pada posisi tersebut. Tidak ada rotasi karyawan yang diterapkan secara berkala sehingga menimbulkan kebosanan bahkan kejenuhan kerja karena karyawan melakukan pekerjaan yang sama dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan pelatihan yang diberikan kepada karyawan cenderung bersifat internal saja dan proses sosialisasi hasil pelatihan ditinjau dari segi knowledge dan know how tidak seluruhnya berjalan lancar seperti yang diharapkan. Subjek Penelitian Dengan demikian dapat ditentukan variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi, kepemimpinan transformasional dan modal sosial, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja dan karir pegawai. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan unit analisis Universitas Mercu Buana, menggunakan metode Path Analysis, dengan populasi 344 karyawan. Penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel, sebagai berikut: n = 𝑁 1 + 𝑁𝑒² Deskripsi: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = kelonggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang tidak dapat ditoleransi. Batas kesalahan yang dapat ditoleransi ini untuk populasi adalah 5%. Sehingga jumlah sampelnya adalah 185. Data dalam penelitian ini meliputi data dari Kompetensi (X1), Kepemimpinan Transformasional (X2), Modal Sosial (X3), Kinerja (X4) dan Karir Pegawai (X3) Y). Untuk keperluan analitik, data kuantitatif berupa angka atau skor dengan skala likert akan dijawab oleh responden untuk menguji hipotesis. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling. 8 Hasil Penelitian Pada tahap uji coba instrumen diambil 30 (tiga puluh) responden. Uji validitas instrumen instrumen penelitian bertujuan untuk melihat gambaran validitas masingmasing instrumen penelitian dengan menggunakan Uji Korelasi Product Moment Pearson. Secara empiris pada pengujian ini = 0,05, dengan jumlah sampel 30 maka derajat suatu instrumen, tingkat signifikansi yang ditetapkan pada kebebasan adalah 28. Mengacu pada kedua nomor referensi tersebut, batas valid suatu item dalam daftar referensi tabel (Tabel r) adalah 0,361. Jika suatu item memiliki nilai r >> r tabel, maka dinyatakan valid, begitu pula sebaliknya jika r hitung. Kekuatan Penelitian Kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap Karir Karyawan. Karyawan yang proaktif perlu meningkatkan kompetensinya dengan melakukan pengembangan diri dan keterampilan. Karena tingkat pendidikan merupakan syarat untuk dipromosikan dalam pekerjaannya. Karyawan harus fleksibel terhadap dinamika pekerjaan dan cepat beradaptasi agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Kelemahan Penelitian Modal Sosial berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja. Jika karyawan ingin memiliki kinerja yang baik maka karyawan perlu membangun Modal Sosialnya. Para karyawan dapat memanfaatkan modal sosial yang dimilikinya untuk berbagi pengetahuan melalui interaksi personal dan kerjasama tim dengan membangun komunikasi yang positif. 9 JUDUL: DEVELOPING COLLABORATIVE PROFESSIONALISM AND STATUS DIFFERENCE IN ACADEMIC ORGANIZATIONS AND KNOWLEDGE TRANSFER PARTNERSHIP. JURNAL: INTERNATIONAL JOURNAL OF HUMAN RESOURCE MANAGEMENT VOLUME & HALAMAN: Vol. 30, No.3, 457-478 TAHUN: 2019 PENULIS: GIRTS RACKO, EIVOR OBORN, DAN MICHAEL BARRETT TUJUAN 1. Untuk menunjukkan bahwa keterlibatan profesional akademik dalam kolaborasi generasi pengetahuan dengan para profesional perawatan kesehatan kemungkinan akan muncul berbeda tergantung pada status organisasi akademik. 2. Untuk memahami perubahan karakter pekerjaan profesional yang melampaui masalah konvensional profesionalisme dengan perlindungan dan otonomi kerja. SUBJEK PENELITIAN Profesionalisme Kolaboratif dan Diferensiasi Status METODE PENELITIAN X1 = Profesionalisme Kolaboratif X2 = Diferensiasi Status Y1 = Akademik Organisasi Y2 = Kemitraan Transfer Pengetahuan Memberikan Prosedur kerja lapangan, sampel dan analisis data. Temuan kami didasarkan pada analisis kualitatif dari 99 semi-terstruktur mendalam wawancara dengan profesional akademik dan perawatan kesehatan dari kesembilan CLAHRCs dan analisis kualitatif dari hasil tipe kelompok fokus intensif tiga jam lokakarya dengan anggota kunci dari lima CLAHRCs. Orang yang diwawancarai dipilih menggunakan strategi purposive sampling (Silverman, 2013) dan termasuk 9 direktur CLAHRCs, 3 wakil direktur, 25 lead program atau lead co-theme, 17 senior akademisi, 11 akademisi junior, 4 klinisi manajerial senior (mis. direktur PT Perwalian NHS) diwakili di Dewan CLAHRC, 13 CLAHRC tingkat menengah dokter klinis dan 17 dokter diperbantukan untuk bekerja pada proyek CLAHRC. Dalam semua 10 CLAHRCs, kami mewawancarai kunci, akademisi senior. Untuk menjawab pertanyaan penelitian kami, kami mengandalkan pendekatan induktif terhadap data analisis untuk memperoleh perbedaan dalam interpretasi peserta dari data, alih-alih memasukkan data ke dalam klasifikasi teoretis yang sudah ada sebelumnya (Silverman, 2013). Namun, proses analisis data itu berulang; yaitu, kita berulang-ulang pindah antara data dan tema yang muncul dan antara yang lebih tinggi dan yang lebih rendah memesan tema untuk mengidentifikasi pola konseptual dalam beberapa fase (Eisenhardt, 1989). Analisis kualitatif data dilakukan oleh tiga peneliti menggunakan Perangkat lunak Atlas.ti 5. · Memberikan karya akademik dalam kemitraan transfer pengetahuan baru Reformasi telah menempatkan peningkatan penekanan pada efektivitas biaya dan akuntabilitas kemampuan pekerjaan akademik, dan dampaknya yang dapat dibuktikan pada pengguna layanan. Kebijakan ini menghasilkan perubahan telah diperkuat oleh pergeseran alokasi dana penelitian publik, dengan dana yang semakin digunakan sebagai mekanisme pengarah untuk menyelaraskan penelitian akademik dengan prioritas pemerintah. Departemen Kesehatan Inggris mengembangkan aliran dana penelitian baru itu diperlukan akademisi perawatan kesehatan untuk melakukan penelitian dan membangun kemitraan dengan organisasi penyedia layanan untuk menghasilkan penelitian yang lebih relevan dan memfasilitasi transfer pengetahuan penelitian ke layanan klinis. Dalam penawaran proses, universitas diminta untuk menguraikan penelitian dan implementasi pro program terkait dengan transfer pengetahuan. Sembilan kemitraan berbasis universitas (UBPs) dengan beragam organisasi penyedia layanan berhasil mendapatkan dana penelitian ini; pada tahun 2008, masing-masing UBP ini menerima sekitar £ 10 M dalam pendanaan baru dari National Institute for Health Research (NIHR). Pada 2013, masing-masing UBP dikembalikan untuk lima tahun lagi oleh NIHR, yang berasal dari perspektif pemberi dana pusat, menunjukkan bahwa semua kemitraan dianggap berhasil Kemitraan baru antara departemen medis universitas dan perawatan kesehatan organisasi penyedia - disebut ‘Kolaborasi untuk Kepemimpinan dalam Kesehatan Terapan Research and Care 'atau' CLAHRC '- menerima dana pemerintah sebagai bagian dari program percontohan inovatif yang berkaitan dengan transfer pengetahuan antara penelitian demik dan layanan 11 klinis. Setiap kemitraan baru diberikan fleksibilitas dalam cara mengatur, dengan sedikit gangguan atau rekomendasi dari Departemen Kesehatan Inggris. CLARHCs mengorganisir diri dalam penelitian dan program implementasi dengan akademik, klinis atau manajemen yang ditunjuk profesional mengawasi proyek-proyek dari program ini. Sementara departemen kedokteran universitas masing-masing adalah desain utama departemen universitas yang terlibat dalam kemitraan ini, beberapa CLARHC juga melibatkan akademisi dari departemen akademik lain, termasuk sekolah bisnis, departemen sosiologi dan teknik. Organisasi mitra termasuk satu atau lebih banyak rumah sakit akut, penyedia kesehatan berbasis masyarakat, sektor sukarela organisasi, organisasi administrasi kesehatan, otoritas kota dan satu kasus perusahaan sektor swasta. Struktur akuntabilitas dalam CLAHRCs sangat bervariasi, meskipun masing-masing dilaporkan ke dewan penasehat yang mengawasi di Selain badan pendanaan. LANGKAH-LANGKAH 1. Kami pertama-tama membuat kode transkrip data wawancara dan lokakarya menggunakan kategori yang sangat terperinci yang mengidentifikasi perbedaan dalam persepsi transformasi kerja lintas CLAHRCs. Kode-kode ini, misalnya, difokuskan pada komentar tentang pengembangan program pelatihan untuk para ahli pengetahuan kers, komentar yang menekankan pentingnya penyebaran temuan penelitian dalam jurnal akademik yang memiliki nilai tinggi dalam Keunggulan Penelitian (mendatang) Kerangka (REF) atau komentar tentang tantangan yang dihadapi. Selama langkah ini, kami terus membandingkan data kode dan mendiskusikan konseptual alternatif pola (mis. literatur tentang transfer dan implementasi pengetahuan). 2. Di dalam tahap, pengkodean data wawancara dan lokakarya menghasilkan 347 data diskrit segmen Pada fase berikutnya, kami membandingkan kode data lintas wawancara dan lokakarya di Jakarta untuk mempertimbangkan cara di mana segmen data yang berbeda ini dapat terjaga keamanannya. Selama fase ini, komentar menekankan, misalnya, pentingnya pengembangan program pelatihan untuk pialang pengetahuan dan penelitian pelatihan untuk para profesional perawatan kesehatan dikelompokkan ke dalam kategori ‘dikembangkan dari program pelatihan khusus untuk memfasilitasi transfer pengetahuan '. 12 3. Pada fase terakhir, kami mengeksplorasi pola konseptual yang mendasarinya kategori orde pertama untuk mengidentifikasi cara di mana kategori ini bisa dikumpulkan ke level yang lebih tinggi, tema orde kedua. Pindah dari yang lebih tinggi ke kategori pesanan lebih rendah, kami mengklasifikasikan ulang kategori pesanan pertama sesuai dengan perbedaan dalam sifat saling ketergantungan dan pembagian kerja pekerjaan akademik. Status profesional muncul dari data sebagai pembeda karakteristik dalam membentuk pengembangan karya nonkonvensional muncul daridata, dan bukan asumsi apriori. Struktur data akhir diilustrasikan Perbedaan status dalam UBP berasal dari peringkat universitas yang berpartisipasi. Departemen kesehatan rujukan dalam dua peringkat penelitian nasional terbaru dari universitas, yaitu Latihan Penilaian Penelitian (RAE) 2008 dan 2001. Peringkat RAE departemen akademik di universitas-universitas Inggris berdasarkan kualitas penelitian output, yang merupakan standar dominan diferensiasi status di bidang akademik profesi. Metrik status serupa telah digunakan oleh peneliti lain (Sauder, 2008). Berdasarkan peringkat RAE dari departemen medis, empat UBP teratas adalah diklasifikasikan sebagai 'status lebih tinggi' di bidang akademik, sedangkan lima terbawah adalah diartikan sebagai ‘status bawah’ UBPs. Di RAE, departemen medis tiga keluar dari empat UBPs yang diklasifikasikan 'status lebih tinggi' peringkat di antara 25% tertinggi departemen medis universitas, sedangkan yang keempat menduduki peringkat di antara 30% teratas. Sebaliknya, departemen medis dari lima status status lebih rendah ’UBP diberi peringkat di antara 30% terendah dari departemen medis universitas. Secara keseluruhan, peringkat dari departemen medis di RAE konsisten antara 2008 dan 2001, menunjukkan diferensiasi status yang stabil dan diterima. HASIL PENELITIAN Studi kami menunjukkan bahwa keterlibatan profesional akademik dalam kolaborasi generasi pengetahuan ratif dengan para profesional perawatan kesehatan kemungkinan akan muncul berbeda tergantung pada status organisasi akademik. Kami berdemonstrasi bagaimana para akademisi dari organisasi berstatus lebih rendah berspesialisasi dalam penelitian kesehatan terapan dan pialang pengetahuan, sementara akademisi organisasi berstatus lebih tinggi berkembang pedoman pemberian layanan kesehatan nasional dan penelitian implementasi. Kami 13 menyarankan bahwa akademisi cenderung meningkatkan atau mempertahankan status akademik mereka, sementara memenuhi tuntutan profesional perawatan kesehatan yang terlibat dalam kerja sama generasi pengetahuan. Kami menyarankan berbagai strategi pertukaran informasi (mis. database keterampilan dan pialang pengetahuan) yang dapat digunakan oleh manajer sumber daya manusia memfasilitasi transfer pengetahuan antara profesional akademik dan perawatan kesehatan di Indonesia organisasi akademik dengan status diferensial. Dalam menerangi perkembangan PT bentuk profesionalisme baru yang responsif terhadap kolaborasi yang berbeda kelompok profesional, penelitian kami telah berupaya untuk memfasilitasi pemahaman tentang perubahan karakter pekerjaan profesional yang melampaui masalah konvensional profesionalisme dengan perlindungan dan otonomi kerja resolusi inovatif dari masalah yang muncul dari masyarakat pasca-industri. KELEBIHAN 1. Penelitian dalam kasus ini memberikan penjelasan yang sangat baik dan mudah di mengerti terkait dengan pengembangan profesionalisme kolaboratif dan investigasi diferensiasi status dalam akademik organisasi dan kemitraan transfer pengetahuan. 2. Peneliti juga dalam kasus ini memberikan pembuktian atas penelitiannya yang sangat baik terkait dengan pengembangan profesionalisme status dalam akademik organisasi dan kemitraan transfer pengetahuan. SARAN REVIEWER Menurut reviewerme, tulisan nyajikan penelitian independen dan pandangan yang dikemukakan adalah dari penulis (s) dan belum tentu milik NHS, NIHR atau Departemen Kesehatan. Dan saran saya ialah alangkah baiknya jika peneliti juga memberikan atau meneliti potensi konflik kepentingan yang terjadi dalam kasus ini. 14 JUDUL: HUMAN RESOURCE MANAGEMENT PRACTICE IN AN AIRLINE INDUSTRY : THE BRITISH AIRWAYS GLOBAL PERSPECTIVE JURNAL: INTERNATIONA: OPERATIONAL MANAJEMEN Tahun: 2010 Vol 1 No. 2 PENULIS: ANONIM PENDAHULUAN Industri penerbangan merupakan industri yang menggabungkan teknologi informasi, pariwisata, desain rekayasa (teknik), sehingga memiliki persaingan yang tinggi. Untuk menambah kinerja perusahaan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif, maka salah satunya melalu pengelolaan sumber daya manusia (SDM). British Airways dalam hal ini yang memiliki persaingan yang ketat, mengembangkan SDM untuk memperkuat kompenen-komponen dalam perusahaan dan merekomendasikan tujuan dan strategi sumber daya manusia. Praktek manajemen sumber daya manusia di British Airways melalui rekrutmen, seleksi, pelatihan dan promosi; persiapan dan kinerja kebutuhan komponen sumber daya manusia dari British Airways dalam hal interpersonal mereka, komunikasi dan keterampilan konseptual. Kekuatan dan kelemahan dari kebutuhan program pelatihan di British Airways bersama interpersonal, komunikasi dan keterampilan konseptual; dan perangkat tambahan strategis yang diperlukan untuk mengatasi pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang terhadap kebutuhan tenaga kerja dari British Airways. diharapkan dapat memberikan wawasan ke dalam aspek manajemen pengembangan sumber daya manusia terhadap pemahaman peran strategis manajemen sumber daya manusia dalam industri penerbangan secara umum dan British Airways pada khususnya. Demikian juga, ini akan mengembangkan kebijakan imperatif yang tepat dan fungsi tertentu yang didikte oleh teori-teori dan praktek manajemen sumber daya manusia. 1) Memperbarui dan menginovasi pengalaman konsumen dengan merk dasar mereka. 2) Perencanaan pertumbuhan maskapai jangka panjang, pelayanan premium, menambahkan destinasi antara Eropa dan Amerika 3) Kebutuhan berkelanjutan untuk menentukan biaya yang dibutuhkan dalam persaingan. 4) Memimpin tanggung jawab sosial perusahaan. 15 TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen sumber daya manusia secara umum dalam praktiknya pada British Airways dan juga kebijakan Inggris dalam menerapkan kebijakan bekerja. LANDASAN TEORITIS Dalam mengembangkan rencana strategis, Kaplan et al, (2004) merekomendasikan bahwa ada kebutuhan untuk menyelaraskan kinerja perusahaan dan pendekatan dengan misi entitas, visi dan filosofi keseluruhan melalui program strategis yang berfokus terutama pada modal manusia. Prinsip ini menganjurkan fokus yang seimbang pada perspektif yang beragam dari perusahaan seperti: perspektif keuangan yang difokuskan pada nilai pemegang saham, perspektif kepuasan pelanggan yang bertujuan pada harapan pelanggan cocok, proses perspektif internal bisnis yang mengadvokasi penggunaan state-of-the-art proses; dan pembelajaran dan perspektif pertumbuhan yang mengarahkan perhatian sama dengan evolusi modal manusia. Interkoneksi dukungan di antara orang-orang di British Airways pada dasarnya ciri hubungan interpersonal dalam perusahaan dan diarahkan ke arah yang terbaik dalam hal pelayanan pelanggan di semua bidang kontak dengan penumpang dan pelanggan. SEJARAH HUBUNGAN KARYAWAN British Airways memiliki tenaga kerja yang sangat serikat dengan kesepakatan tawar-menawar kolektif yang dilakukan secara berkala. Meskipun ini telah mengakibatkan sejumlah kerusakan negosiasi, operasi ini telah terpengaruh sampai batas tertentu. Namun demikian, upaya untuk terus memotong biaya tenaga kerja melalui produktivitas dan optimalisasi sumber daya masih menimbulkan risiko bagi perusahaan. ANALISIS MANAJEMEN Penelitian ini menggunakan teori balanced scorecard dan prinsip dalam arah strategis. Teori ini yang dikembangkan oleh Robert Kaplan dan David Norton (Kaplan & Norton, 2004). Advokat menangani empat perspektif yang mewakili komponen utama dari balanced scorecard, seperti: 1) perspektif keuangan, yang menuntut faktor profitabilitas perusahaan untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham dalam hal nilai. 2) perspektif Pelanggan yang mensyaratkan bahwa kebutuhan dan kepuasan 16 pelanggan harus dipenuhi untuk mempertahankan pemasaran dan ceruk di pasar. 3) Perspektif proses internal yang yang meminta bahwa operasi, proses administrasi dan teknologi di perusahaan yang segera diatasi untuk terus meningkatkan respon sistem tersebut untuk tujuan dan sasaran organisasi. 4) Pembelajaran dan pertumbuhan yang menuntut bahwa pelatihan yang unik dan berbeda dan rencana pengembangan untuk komponen sumber daya manusia dari sistem harus dipertahankan untuk memungkinkan organisasi untuk mengatasi kemampuan dan kompetensi kebutuhan karyawan. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan metode deskriptif secara ekstensif untuk menyediakan dan menggambarkan lingkungan dari manajemen sumber daya manusia mulai dari identifikasi pekerjaan, analisis, rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan termasuk promosi dan pathing karir. Prosedur pengumpulan data difokuskan pada kuesioner survei yang diarahkan pada responden yang terdiri dari kunci eksekutif maskapai, manajer HR dan karyawan itu sendiri. Data diolah untuk mengatasi pernyataan masalah pertama dan kedua. Analisis sumber daya manusia pada dasarnya adalah tentang pengumpulan data dan langkah-langkah dasar, seperti: pengumpulan data, wawancara, kuesioner, daftar periksa dan persediaan, pengamatan, self-description, dan self-description. HASIL PENELITIAN 1. Praktek manajemen sumber daya manusia di British Airways dalam hal perekrutan, seleksi, pelatihan dan promosi. Calon pekerjaan sebagai awak kabin harus menjalani lima minggu diprogram pelatihan intensif di dekat Heathrow dan Gatwick. Pelatihan meliputi modul pada keselamatan, prosedur peralatan di kapal, produk dan pengetahuan layanan, menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik, kesadaran akan keunikan budaya dan keragaman serta pelatihan ketegasan pribadi dan profesional. 2. Pelatihan dan tuntutan kinerja komponen sumber daya manusia dari British Airways dalam hal interpersonal mereka, komunikasi, dan keterampilan konseptual. British Airways menganggap kualitas paling penting membantu dan melayani orang lain. Maskapai ini mencari orang-orang dengan sifat antarpribadi yang secara alami. Ini berkaitan dengan kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang kuat dengan cepat, baik dengan pelanggan dan rekan kerja. 17 3. Kekuatan dan kelemahan dari program kebutuhan pelatihan di British Airways dalam hal interpersonal mereka, komunikasi, dan keterampilan konseptual. Kekuatannya yaitu memberikan kontribusi untuk pemeliharaan dan peningkatan kualitas British Airways dengan layanan kepada pelanggan dianggap tiada bandingnya dalam industri. Kelemahannya yaitu ketika biaya perekrutan dan pelatihan yang efektif akan mendapatkan kandidat terbaik, ini membawa dengan biaya besar untuk maskapai. 4. Perangkat strategis yang diperlukan untuk mengatasi kebutuhan pengembangan jangka pendek, menengah, dari tenaga kerja British Airways. KESIMPULAN Berdasarkan temuan, kesimpulan berikut ditarik: British Airways diharapkan mampu menjadi pemimpin dalam inisiatif pengembangan tenaga kerja di antara penerbangan dunia seperti Emirates, Singapore Airlines, Cathay Pacific, Korean Air, Southwest, Inggris, Qatar Airways dengan menjaga tab mereka pada indikator kinerja untuk menciptakan ceruk mereka sendiri terutama pada layanan pelanggan yang tinggi pada praktek etika (Jackson & Pritchard, 1994; Sharma, 2004). REKOMENDASI Berdasarkan temuan, rekomendasi berikut adalah: Studi tentang manajemen sumber daya manusia di British Airways agak menjelaskan semua aspek penting dan penggunaan modal manusia dalam memberikan layanan pelanggan penting dalam industri yang paling sensitif - sektor penerbangan. . Penelitian ini dapat membuka jalan untuk melakukan penelitian tentang bagaimana maskapai penerbangan, dalam mengejar layanan pelanggan yang ditawarkan oleh tenaga kerja yang beragam, penelitian masa depan sepanjang daerah perdamaian industri dapat menjadi yang terpenting bagi maskapai penerbangan mempertimbangkan sejarah dari masalah dengan serikat tenaga kerja. 18 JUDUL : THE IMPACT OF EFFECTIVE WORK DESIGN IN ACHIEVING PROFITABILITY IN ORGANIZATION (A CASE STUDY OF SELECTED COMPANIES IN NIGERIA JURNAL : JOURNAL OF OPERATIONAL MANAGEMENT TAHUN : 2015 VOL. NO : 2 No. 1, 144-152 PENULIS : ROBERT UMA SUNDAY-GADI DUNG PAUL PENDAHULUAN Desain pekerjaan atau desain pekerjaan sangat penting dan begitu layak bahwa organisasi tidak dapat melakukannya tanpa itu. Jika organisasi tersebut ingin sukses dan bahkan mencapai tujuan dan sasaran mereka, ketergantungan pada keterampilan dan pengetahuan operasi dan karyawan mereka untuk memberikan produk dan layanan ke pasar adalah penting. Menyebarkan dan mempertahankan desain pekerjaan yang sangat teknis bagi organisasi membutuhkan komitmen manajemen yang kuat terhadap operasi awal dan terus-menerus efektif. Sebagai hasil dari fokus pada kebutuhan bagi karyawan untuk bekerja untuk potensi penuh mereka, efisiensi sistem industri manufaktur akan dioptimalkan dan retensi pekerja diperkuat. TUJUAN Untuk menentukan efektivitas desain kerja dalam mencapai profitabilitas dalam organisasi. Untuk memastikan bagaimana desain kerja meningkatkan produktivitas perusahaan. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara investasi dalam desain pekerjaan dan keuntungan Untuk menguji tantangan yang melekat dalam desain pekerjaan. LANDASAN TEORI Bekerja atau desain Kerja didefinisikan sebagai “isi, metode dan hubungan pekerjaan dalam rangka untuk memenuhi persyaratan kerja untuk produktivitas, efisiensi dan kualitas, memenuhi kebutuhan pribadi dari pemegang pekerjaan dan dengan demikian meningkatkan tingkat keterlibatan karyawan (Armstrong 2009). Desain pekerjaan juga telah didefinisikan sebagai “proses untuk mengoptimalkan tujuan organisasi efisiensi dan produktivitas dan bagaimana para pekerja bisa puas melakukannya, mengoptimalkan tujuan individu dari pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan (Nmdu 2013). Arti berasal dari definisi ini mengacu bekerja desain sebagai sesuatu yang digunakan dan diputuskan oleh manajer organisasi. literatur 19 organisasi menawarkan dua sudut pandang teoritis untuk memandu proses restrukturisasi, yaitu bekerja desain dan sistem redesign (Dienemann & Gessner, 1992). Desain kerja berkaitan dengan isi pekerjaan yang seorang individu atau kelompok melakukan, yaitu peran dan tugas mereka memenuhi, serta metode yang mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka (Holman, Clegg, & Waterson, 2002; METODE PENELITIAN Hipotesis dari penelitian ini yaitu Tidak ada hubungan yang signifikan antara investasi dalam desain kerja dan keuntungan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menilai dampak efektivitas desain bekerja pada profitabilitas di Nigeria. Untuk mencapai itu, sumber data sekunder digunakan untuk memperoleh informasi. Informasi tentang biaya desain kerja perusahaan Dipilih dan keuntungan menyadari untuk periode antara 2006 -2010 digunakan untuk menganalisis data. Untuk memastikan apakah ada atau tidak ada hubungan yang signifikan antara investasi dalam desain pekerjaan dan keuntungan, regresi alat statistik dipekerjakan. SPSS paket digunakan untuk menganalisis data. HASIL PENELITIAN R, yang merupakan 0,999 (koefisien hubungan) menjelaskan kekuatan hubungan antara investasi dalam desain kerja dan keuntungan. Ini berarti bahwa ada hubungan positif yang kuat antara dua variabel. Oleh karena itu menyiratkan bahwa jika ada penurunan yang signifikan dalam investasi dalam desain pekerjaan, akan ada penurunan yang sesuai laba. R 2 ( koefisien determinasi) mengukur kekuatan peramalan variabel independen. Sejak R 2 = 0,998, berarti sekitar 99% dari total variasi dalam y (profit) dicatat dengan peningkatan 100% pada x (investasi dalam desain pekerjaan). Nilai-nilai t - dihitung untuk kedua a dan b yang 26. 386 dan 29,299 masing-masing menunjukkan bahwa mereka lebih besar dari t - ditabulasi (1. 960). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara investasi dalam desain kerja dan keuntungan. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menilai dampak dari efektivitas desain kerja dan profitabilitas di Nigeria "s industri manufaktur, mengambil studi empiris perusahaan yang dipilih di Nigeria. Konsep desain kerja, karakteristik pekerjaan, teori desain pekerjaan (desain bekerja di desain paradigma fungsionalis, bekerja dari sebuah 20 interpretivist "s perspektif), dan konsep profitabilitas dibahas. Selanjutnya, dari hipotesis diuji, hasilnya mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara investasi dalam desain kerja dan profitabilitas perusahaan manufaktur. REKOMENDASI Berdasarkan temuan kami, kami herebyadvance rekomendasi berikut: · 1. Perusahaan harus selalu ingat untuk mempertimbangkan potensi desain bekerja pada organisasi, aktivitas, dan tingkat individu. 2. Daripada outsourcing merancang kerja atau pekerjaan, perusahaan harus melatih karyawan mereka. 3. Karena investasi dalam desain kerja meningkatkan perusahaan "s laba, perusahaan dikaji dan memang perusahaan lain juga harus berinvestasi lebih banyak dalam merancang pekerjaan mereka JUDUL: IMPACT OF JOB DESIGN ON EMPLOYEES' PERFORMANCE IN PEOPLE'S BANKS OF AMPARA DISTRICT JURNAL: JOB DESAIN AND HUMAN RESOOURCE MANAGEMENT Vol: 3, no. 2pp. 120-127 TAHUN: 2016 PENULIS: Malkanti and Hussain PENDAHULUAN Keberhasilan organisasi terutama tergantung pada manajemen yang tepat dari orang. Merancang pekerjaan sistematis adalah tugas penting bagi personil sumber daya manusia. Bank sangat berkontribusi untuk pengembangan ekonomi Sri Lanka. TUJUAN Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara desain pekerjaan dan kinerja staf bank. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan dan positif ( r = - 0,958, p =. 000) pada kinerja staf bank di Bank Rakyat di Kabupaten Ampara METODE PENELITIAN Para peneliti tertarik menyelidiki apakah Desain Job berkaitan dengan kinerja karyawan karyawan perbankan (asisten layanan pelanggan & staf Asisten) di bankbank Rakyat Kabupaten Ampara. Sebuah pendekatan kuantitatif diikuti dalam survei. Penelitian ini melibatkan formulasi dan pengujian hipotesis dengan maksud untuk 21 membangun korelasi antara variabel dependen dan independen. Penelitian ini difokuskan data yang lebih handal dan asli untuk menguji hipotesis. Kuesioner dikembangkan dalam bahasa Inggris berdasarkan operasionalisasi variabel dan terdiri dari 13 pertanyaan yang berkaitan dengan desain pekerjaan dan kemudian 10 pertanyaan terkait dengan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini difokuskan 37 staf asisten dan 46 layanan pelanggan asisten sebagai populasi sasaran untuk penelitian ini yang bekerja di Peoples Bank of kabupaten Ampara. Prosedur random sampling digunakan dan 54 karyawan yang dipilih sebagai sampel untuk penelitian ini. Analisis data penelitian ini melibatkan dua jenis analisis yaitu, analisis univariative (melibatkan satu variabel pada suatu waktu, analisis bivariative (melibatkan dua variabel pada satu waktu). Di bawah analisis univariative teknik statistik deskriptif yang digunakan seperti frekuensi, kecenderungan sentral dan dispersi variabel dependen dan independen. HASIL PENELITIAN Desain Pekerjaan: desain pekerjaan dioperasionalkan ke dalam lima dimensi utama seperti berbagai keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik. kuesioner dinilai dimensi desain kerja dan kinerja karyawan. 13 item pertanyaan dibagi menjadi lima faktor: berbagai keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik. Kinerja karyawan: Tingkat dirasakan kinerja karyawan dioperasionalkan menjadi tiga dimensi seperti informasi berbasis Trait, informasi berbasis Perilaku, informasi Hasil berdasarkan (Opatha, 2009). Kuesioner dikembangkan untuk mengukur variabel kinerja karyawan dan memiliki 10 item pertanyaan. 10 item pertanyaan dibagi menjadi tiga faktor: sifat, perilaku dan hasil. Menurut masalah penelitian fundamental, penelitian ini difokuskan untuk mencapai tujuan menguji dampak dari desain pekerjaan terhadap kinerja karyawan dan untuk mengetahui efektivitas karyawan desain pekerjaan dan kinerja karyawan di bank-bank Rakyat di Kabupaten Ampara. Berdasarkan identifikasi faktor yang mempengaruhi desain pekerjaan pada umumnya, lima faktor dipilih sebagai dimensi desain pekerjaan. Faktor-faktor ini dianggap untuk menganalisis desain kerja karyawan di bank Rakyat di Kabupaten Ampara. Untuk menggambarkan arah hubungan antara variabel independen desain pekerjaan dengan variabel dependen kinerja karyawan, diagram skematik dikembangkan. Hubungan variabel dianalisis dengan menguji satu hipotesis dengan menggunakan analisis bivariat. Demikian, ada hubungan positif yang kuat antara desain pekerjaan dan karyawan kinerja. 22 Dalam analisis data, ditemukan bahwa desain pekerjaan adalah moderat dan kinerja karyawan adalah moderat. Oleh karena itu, manajemen puncak masingmasing harus memberikan perhatian yang lebih tinggi untuk mendesain ulang pekerjaan di bank-bank untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan untuk meningkatkan kinerja karyawan sejauh sangat tinggi di masa depan. KESIMPULAN Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara desain pekerjaan dan kinerja staf bank. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan dan positif ( r = - 0,958, p =. 000) pada kinerja staf bank di Bank Rakyat di Kabupaten Ampara. Tujuan sub lain adalah untuk menentukan faktor utama dari desain pekerjaan berkontribusi terhadap kinerja yang tepat dari karyawan bank. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor utama dari desain pekerjaan yang berbagai keterampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi dan umpan balik sebagai semua faktor yang tingkat moderat. Dengan demikian, manajemen bank telah ditingkatkan faktor-faktor ini untuk meningkatkan kinerja karyawan lebih lanjut. SARAN Penelitian ini difokuskan bank kabupaten Ampara hanya Rakyat di Sri Lanka. Hal ini dapat diperluas ke semua negara dan swasta bank dari semua kabupaten di Sri Lanka. Selanjutnya penelitian ini mempelajari dampak dari desain pekerjaan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, bagaimana faktor-faktor lain seperti pelatihan dan pengembangan, imbalan, gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dapat studi di masa depan. 23 JUDUL: EVALUATION OF IMPLEMENTATION, USE AND EFFECT OF A COMPUTERIZED MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM IN COLLEGE OF BUSINESS JURNAL: TECHNOLOGY VOL AND HAL: 9, PP. 1-8 TAHUN: 2011 PENULIS: ABDALLA AB SINUSI SAIAH, MOUSA RAHIL MOSTAFA, ABDUL TALIB BIN BON & NG KIM SOON PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini penulis ingin mengulang kembali tentang bagaimana teknologi informasi dan komunikasi sangat mempengaruhi daya saing antara berbagai organisasi. Jadi pada jurnal ini juga memberi tahu bahwa internet dan jaringan komputer sangatlah berguna untuk menunjang proses bisnis. Bahkan merevolusi cara bisnis yang dulu hanya bisa lokal tapi sekarang bisnis bisa dilakukan secara global yang artinya dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun di seluruh dunia. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi semua menjadi lebih mudah karena sudah adanya email, koneksi satelit, dan juga software. Semua sudah menjadi lebih global dan sangat mudah juga untuk mengaksesnya. TUJUAN Pada bagian tujuan ini penulis ingin mengetahui apa manfaat yang dirasakan oleh pengguna di era yang serba komputerisasi seperti sekarang. Lalu pada bagian tujuan ini juga penulis memberikan contoh-contoh dari sistem tekomputerisasi yang ada di suatu perguruan tinggi. Penulis memberikan contoh sistem dari website yang ada di perguruan tinggi tersebut. METODE PENELITIAN Pada bagian ini penulis melakukan survei di perguruan tingginya. Penulis melakukan survey terhadap sistem komputerisasi. Target surveynya adalah seluruh elemen kampus yang meliputi dosen, staf dan juga mahasiswa. Dan juga mensurvey tentang bagaimana kepuasaan dari elemen kampus tentang sistem informasi manajemen yang ada di purguruan tinggi tersebut. Penulis mensurvey dengan sangat baik dan juga sangat terperinci sehingga pembaca dapat mengetahui hasil dari survey tersebut secara menyeluruh dan secara rinci. 24 HASIL PENELITIAN Jadi pada penelitian yang dilakukan penulis memberi hasil penilitian yaitu pelatihan memiliki pengaruh yang besar bagi pengguna atau penerima teknologi informasi. Jadi penulis ingin memberi tahu bahwa masih kurangnya pelatihan dan keterbatasan studi dalam hal TI. Jadi dalam hal ini penulis menekankan untuk dimulai dari pelatihan khusus agar pengguna dan penerima TI dapat mengerti tentang itu dan juga diharapkan dapat merasakan manfaatnya dari TI tersebut. KESIMPULAN Jadi kesimpulannya adalah sistem informasi manajemen ini sangatlah berguna untuk organisasi. Dan sudah menjadi faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi. Apabila TI digunakan seefisien mungkin maka kegunaan dan manfaatnya akan sangat terasa bagi organisasi tersebut dan juga untuk pelaksaan bisnis REKOMENDASI Pada bagian ini penulis menekankan kembali tentang pelatihan individu yang harus dimiliki setiap pengguna dan juga penerima. Hal tersebut bertujuan agar pelaksanaan TI berjalan secara efisien dan juga dapat dimaksimalkan. Dan diusahakan dalam setiap organisasi manajer harus mengerti tentang TI karena hal tersebut sangat penting karena apabila manajer sudah meimplementasikan TI dalam memanage tentu akan lebih efisien dan juga mempersingkat waktu. JUDUL: STRATEGI MANAGEMENT ACOUNTING PRACTICES IN CROATIA JURNAl : The Jurnal Of international Management Studies VOLUME: 7, NO. 2, PP. 93-110 TAHUN: 2012 PENULIS: NRANKA RAMLJAK AND ANDRIAJANA ROGOSIC TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan praktik akuntansi manajemen strategis dan implikasinya pada relevansi dan ketepatan waktu manajer informasi yang digunakan. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah 400 perusahaan besar di kroasia. Yag memiliki total aset 130.000.000 kunas, pendapatan dari 260.000.000 kunas dan rata-rata jumlah 250 karyawan selama setahun keuangan. 17,75% responden tidak menjawab pertanyan. 25 METODE PENELITIAN Menggunakan data kuesioner, dan juga melalui telepon, pos, e-mail, yang dikirim kepada manajer sebagai responden. Menggunakan instrumen survei multiitem, menggunakan 5 jenis titik skala likert. Dan mengambil atau mengadaptasi dari studi sebelumnya. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Langkah penelitian yang digunakan adalah pada bulan April, Mei, Juni 2011 dilakukan perekrutan responden dari 400 perusahaan besar di Kroasia, yang dijadikan responden adalah para manajer perusahaan yang dimintai persetujuan mengenai persetujuan mengenai penelitian tersebut yang diberi paket kuesioner dikirim melalui telepon, pos, e-mail. Kemudian menggunakan instrumen survei multiitem dan mengambil data atau mengadaptasi dari studi sebelumnya. HASIL PENELITIAN Hasil analisa dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Perusahaan besar di Kroasia telah menerapkan satu atau metode yang lebih sophicticated akuntansi manajemen strategis 2. 66% dari perusahaan sempel menggunakan salah satu teknik akuntansi 3. 40% perusahaan menerapkan teknik penetapan biaya berdasarkan aktivitas 4. 39% perusahaan menerapkan kualitas biaya. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penelitian dapat memberikan efek sinergis positif dari managemen strategis implementasi teknik akuntansi yang berbeda. Dan dapat memberikan wawasan bagi seorang manajer dalam penyusunan rencara perusahaan, dan dalam pengambilan keputusan. Dapat dikatakan penelitian ini layak dijadikan refresi pengetahuan yang valid. KELEBIHAN PENELITIAN Kekuatan penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner, ini mudah digunakan oleh subjek penelitian. KELEMAHAN PENELITIAN 1. Kelemahan pada penelitian ini adalah tingkat responnya masih rendah · Banyaknya metode yang digunakan dalam penelitian 2. Tambahnya ongkos penelitian dengan adanya pengiriman lewat pos kepada responden 26 JUDUL: THE IMPACT OF MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (MIS) ON THE PERFORMANCE OF BUSINESS ORGANIZATION IN NIGERIA. JURNAL: INTERNASIONAL JOURNAL OF HUMANITIES SOCIAL SCIENCES AND EDUCATION (IJOHSSE) VOLUME: 1 EDISI 2 TAHUN :2014 PENULIS: YUSUF MUNIRAT (PH.D), ISYAKA MUHAMMED SANNI, AINA OLALEKAN KAZEEM TUJUAN Pada jurnal The Impact of Management Information System (MIS) on the Performance of Business Organization in Nigeria yang menjadi tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengkaji secara kritik dampak sistem informasi manajemen terhadap kinerka perusahaan. Tujuan dari penelitian ini meliputi : 1) Untuk mengetahui apakah kebijakan atau praktik SIM, proses, tujuan dan pengendalian internal memadai. 2) Untuk mengevaluasi apakah aplikasi SIM memberi informasi kepada pengguna yang tepat waktu, akurat, konsisten, lengkap dan relevan. 3) Untuk menentukan apakah sistem aplikasi dan perangkat lunak SIM ada untuk mendukung tujuan perusahaan secara memadai. 4) Untuk mengidentifikasi faktor penentu yang mempengaruhi proses SIM di Nigeria. Pada dasarnya penelitian ini bermaksud untuk menentukan bagaimana sistem informasi membantu sebuah organisasi untuk bekerja secara efektif. Studi ini merekomendasikan agar organisasi bisnis harus memperkenalkan fleksibilitas dalam sifat atau pola dan struktur SIM, perhatian juga harus diberikan pada komunikasi melalui agen media sebagai cara untuk mempromosikan kontrol perusahaan terhadap pasar serta memperoleh perangkat lunak dan program komputer yang sesuai serta juga sesuai untuk memenuhi pertumbuhan dan ekspansi SIM di lingkungan pasar bisnis global. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan survei untuk mengevaluasi dampak sistem informasi manajemen terhadap kinerja organisasi bisnis di Nigeria. Populasi penelitian ini adalah operator organisasi bisnis yang beroperasi di Nigeria. Dalam memperoleh ukuran sampel dari populasi, UKM pemilik dari pemerintah daerah terpilih di Abuja, Nigeria Utara-Tengah dipilih melalui random sampling (pengambilan sampel secara acak). 5 wilayah pemerintah daerah dipilih untuk penelitian. 27 Sumber utama pengumpulan data adalah melalui penggunaan kuesioner, pengamatan pribadi dan wawancara. Instrumen utama yang digunakan untuk pengumpulan data untuk penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini dirancang dengan pola terbuka dan tertutup. Selanjutnya, untuk mengurangi kemungkinan kuesioner hilang atau tersesat dalam perjalanan maka kuesioner diambil dengan cara yang sama di mana mereka diberikan. Data yang dikumpulkan disajikan dalam tabel dan dianalisis menggunakan persentase sederhana non parametrik dan teknik statistik uji Z yang digunakan untuk mengkonfirmasi hipotesis yang dinyatakan. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi banyak hambatan selain pembiayaan yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan SIM di Nigeria selama beberapa tahun terakhir. Dalam hasil survey tersebut menunjukkan bahwa peralatan dan kemajuan Tekenologi miskin adalah salah satu hambatan utama yang menghambat pertumbuhan SIM di Nigeria selain pembiayaan yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang buruk mengenai IT sebagai pengalang lain. Selain itu, ada juga yang menganggap tidak adanya inovasi dan penemuan di Nigeria yang mencegah sebagian besar organisasi bisnis untuk bersaing dengan baik dan mengembangkan SIM yang tangguh di Nigeria. SIM menentukan kemampuan perusahaan untuk melakukan dan bersaing di pasar global, namun kinerja dan efektivitas proses SIM di Nigeria telah menurun drastis meskipun ada berbagai kebijakan kelembagaan pemerintah dan organisasi mengenai bagaimana mengembangkan proses MIS dalam meningkatkan kapasitas organisasi bisnis di Nigeria. Tidak hanya itu saja, dari data penelitian ini juga menunjukkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang memadai mengenai teknologi informasi dan kemampuan untuk mengelola proses SIM oleh berbagai organisasi merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kinerja SIM yang efisien di Nigeria. Sementara itu, ada juga yang menganggapnya ke manajemen data base yang buruk di kebanyakan organisasi sebagai faktor lain yang menghambat kinerja SIM yang efisien di Nigeria. Secara meyakinkan, kurangnya keterampilan manajemen dalam proses SIM oleh sebagian besar organisasi bisnis di Nigeria tidak hanya mempengaruhi kinerja SIM yang efektif, tetapi juga mengurangi kemampuan mereka untuk bersaing secara menguntungkan di pasar dengan rekan industrialis skala besar 28 yang telah menjadi batu sandungan utama bagi perkembangan dan pertumbuhan organisasi bisnis di Nigeria. KETERBATASAN PENELITIAN Faktor yang menjadi penghambat dalam penelitian ini ialah Kekakuan dalam proses, pola dan struktur SIM yang mencegah aliran informasi yang mudah dan aksesibilitas ke semua pengguna akhir informasi dan ketidakmampuan kebanyakan bisnis di Nigeria untuk mengembangkan perangkat lunak dan program komputer yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan dan ekspansi pertumbuhan yang terus tumbuh. SARAN PENELITIAN Untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan, perusahaan perlu melayani pasar yang lebih besar untuk produk-produknya.Untuk merealisasikan hal ini, organisasi bisnis harus lebih memperhatikan pengembangan SIM yang baik dan tangguh. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini maka sangat dianjurkan untuk memperhatikan hal tersebut. Hal ini diarenakan potensi SIM yang sangat besar untuk menghasilkan lapangan kerja bagi masyarakat, pemerintah harus secara langsung terlibat dalam pembiayaan SIM di sebagian besar organisasi bisnis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Harus ada pengenalan dan pengoperasian sistem manajemen yang berbasis data dasar dimana informasi dapat diproduksi dan dikomunikasi ke berbagai pengguna pada waktu tertentu di dalam perusahaan. Selain itu, harus ada juga fleksibilitas dalam sifat atau pola dan struktur sistem manajemen dalam organisasi sehingga memungkinkan aliran informasi dan informasi, mudah diakses dan aksebilitas ke semua pengguna akhir informasi, seminar dan pelatihan bagi staf di organisasi untuk meningkatkan kekuatan di bidang organisasi. Organisasi juga harus lebih memperhatikan komunikasi melalui media agensi. Hal ini berjalan jauh untuk mempromosikan kontrol perusahaan terhadap pasar. Organisasi bisnis di Nigeria harus mengembangkan, memperoleh perangkat lunak dan program komputer yang sesuai dan cocok untuk memenuhi pertumbuhan dan ekspansi yang terus berkembang. Dalam hal yang sama, pekerja IT terampil dan berpengalaman harus dipekerjakan untuk mengelola departemen TI perusahaan. Hal ini karena tanpa staf yang kompoten tidak ada dampak yang paling tepat untuk bisa dilakukan di perusahaan. Akhirnya cukup banyak waktu yang harus diberikan untuk pengiriman informasi sehingga dapat membimbing terhadap kesalahan dan harus ada komunikasi yang efektif di semua tingkat sehingga dapat membantu pengendalian manajemen dan menciptakan citra yang baik 29 JUDUL: INNOVATIVE USE OF QUALITY MANAGEMENT METHOD FOR PRODUCT MANAGEMENT JURNAL : JOURNAL MANAGEMENT SYSTEM IN PRODUCTION ENGINEERING VOL DAN HALAMAN : 2, NO. 4 PP. 13-20 TAHUN : 2016 PENULIS : KARZYANA MIDOR PENDAHULUAN Globalisasi meresap dan pasukan pengembangan teknologi cepat mereka untuk meningkatkan produk dan proses mereka. perbaikan produk membutuhkan sistematis, terencana dan tindakan berdasarkan fakta. Dalam rangka untuk melampaui persaingan yang kuat, perusahaan perlu untuk menawarkan produk kepada klien mereka yang memenuhi persyaratan kualitas perusahaan. Oleh karena itu, kualitas menjadi prioritas untuk sebuah perusahaan modern, mengembangkan dengan strategi jangka panjang. Untuk memastikan standar yang tinggi dari produk, perusahaan harus memperkenalkan metode inovatif, yang memiliki efek yang diinginkan di industri lain. Isu mengidentifikasi kekurangan, terutama penyebab kerusakan, adalah penting bagi perusahaan, karena kerusakan menyebabkan meningkatkan biaya produksi dan, yang paling penting menyebabkan hilangnya kredibilitas di mata klien. Oleh karena itu, bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan atau memperkuat posisinya di pasar, itu harus mengikuti aturan manajemen mutu. Terutama penting adalah aturan dari perbaikan terus-menerus. Aturan ini terutama terhubung dengan mencegah kesalahan dan cacat dari terjadi di semua tahapan proses produksi. Untuk mencapai itu, perusahaan harus melakukan kegiatan-kegiatan untuk mengurangi dan menghilangkan permasalahan, antara lain, menggunakan alat manajemen mutu seperti diagram Ishikawa dan analisis pareto. Penggunaan alat manajemen mutu mampu memberikan langkah-langkah perbaikan dan solusi untuk lebih baik kedepannya. Harapan adanya alat manajemen mutu untuk mengambil langkah-langkah dalam menghilangkan kerusakan, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kepuasan klien. 30 TUJUAN Menggunakan metode atau alat manajemen mutu untuk melakukan perbaikanperbaikan terhadap permasalahan pada sebuah perusahaan atau organisasi dan mencari solusi untuk permasalahan tesebut. SUBJEK PENELITIAN Mesin Vibrating Screen (Ayakan getar) yang diproduksi oleh produsen mesin dan peralatan cor untuk industri yang terletak di Silesia. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN Mendapatkan informasi yang berdasarkan dari dokumenstasi perusahaan pada tahun 2014-2015 tentang banyaknya pengembalian mesin yang terdiri dari cacat perangkat dan banyaknya cacat atau kerusakan. Selanjutnya menyusun data-data tersebut berupa tabel dengan jenis cacat serta banyaknya cacat diantaranya saringan berkarat, drive beam patah, supporting beam patah, saringan penuh patah, efisiensi dibawah ekspektasi, saringan semi patah, Drive rusak, mesin rusak dan yang lainnya. Selanjutnya mencari hasil dari metode Pareto Lorenz analysis yaitu mencari cacat dengan persentasi yang tinggi, dengan adanya jenis kerusakan atau cacat yang persentai tinggi yaitu saringan berkarat kemudian menganalisis saringan berkarat dengan metode diagram ishikawa. Selanjutnya hasil dari metode diagram ishikawa dianalisis dan didapatkan langkah-langkah perbaikan untuk masing-masing penyebab saringan berkarat. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang dilakukan adalah: 1. Mesin Vibrating Screen yang diproduksi di silensia akan dijadikan studi kasus dalam jurnal ini. 2. Penggunaan Pareto Lorenz yang mendapatkan hasil dengan cacat terbesar yaitu saringan berkarat dengan persentasi 39,44 % dan berada pada grup A yang memiliki arti mengandung cacat yang merupakan 80% penyebab dari masalah yang terdapat pada tabel 2. 3. Penggunaan Diagram Ishikawa dengan cara melakukan analisis penyebab masalah di 5 faktor diantaranya faktor manusia, metode, mesin (alat), material dan manajemen pada saringan berkarat yang terdapat pada tabel 3. 4. 5 faktor tersebut didapatkan solusi atau langkah-langkah perbaikan yang terdapat pada tabel 4. 31 KESIMPULAN Jika mereka ingin tetap kompetitif di pasar, perusahaan--perusahaan pasti mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produk dan proses mereka. Salah satu cara untuk perbaikan tersebut adalah memperkenalkan inovasi, yang telah terbukti efektif dalam cabang lain dari industri. Inovasi ini dapat menjadi penggunaan kualitas sederhana alat manajemen yang tidak memerlukan sumber daya besar sementara cepat memberikan solusi untuk masalah. Suatu contoh yang disajikan dalam artikel ini menunjukkan bahwa alat sederhana seperti Pareto dan Ishikawa memungkinkan untuk dengan cepat mengidentifikasi penyebab masalah, yang pada gilirannya memungkinkan kita untuk mengambil langkahlangkah dalam menghilangkan kerusakan, mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kepuasan klien. KELEBIHAN PENELITIAN Mampu memberikan langkah-langkah perbaikan pada sebuah mesin atau alat dengan pendekatan pareto lorenz dan diagram ishikawa. KEKURANGAN PENELITIAN Hanya mengidentifikasi satu kerusakan dalam penggunaan diagram ishikawa. JUDUL : THE INFLUENCE OF ORGANIZATIONAL CULTURE ON JOB SATISFACTION ANDINTENTION TO LEAVE JURNAL : SPORT MANAGEMENT VOL HAL : 3 No. 4pp. 106-117 Tahun : 2017 PENULIS : Eric W. MacIntosh, Alison Doherty TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari budayaorganisasi dalam kepuasan kerja pegawai industri fitness dan keinginan mereka untuk keluar.Adapun sub-tujuan adalah untuk mengembangkan instrumen survei untuk mengukur budayaorganisasi dalam konteks ini. SAMPEL PENELITIAN Sampel dalam penelitian ini adalah peserta yang hadir saat konfrensi dan pameran tingkat internasional mengenai bidang fitness yang diselenggarakan di Toronto Kanada.Peserta langsung mengisi kuisioner ditempat atau bisa dikirim via pos yang telah diberikan. Bagi yang mengirimkan, diberikan kesempatan untuk 32 memenangkan hadiah. Kertas suara yang berisikan informasi nama dan kontak dipisah agar menjaga anonimitas. Dari 62 kuisioner yang didistribusikan sebanyak 432 dikembalikan. 392 dikerjakan ditempatdan 40 dikirim. 16 tidak memenuhi kriteria. Sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 416 partisipan yang memiliki variasi gender, usia, dan staf bidang fitness METODE ANALISIS DATA Sebelum masuk pada metode analisis data dipaparkan terlebih dahuludasar pengukuran dari varibel penelitian. )ntuk mengukur persepsi terkait budaya organisas idalam industri fitness menggunakan CIFO. Untuk tahap sebelum melakukan penilaian dengan fa3tor struktur CIFO dilakukan explratory factor analysis (EFA) menggunakan varimax rotation. EFA tepat pada tepat pada tahap awal penelitian sebelum melakukan pertimbangan menggunakan CFA. HASIL PENELITIAN Dalam interkorelasi skala yang dilaporkan pada tabel & mengkonfirmasiBterdapat hubungan signifikan antara dimensi budaya dan keinginan untuk meninggalkan kerjaan sama halnya dengan hubungan antara dimensi budaya dengan kepuasan kerja. hasil EFA mengidentifikasi delapan faktor dari struktur dengan faktor reabilitas yang relatif independen satu dengan yang lain. Bila dikomparasikan dengan batasan penelitian dari budaya organisasi pada penelitian sebelumnya, lima faktor adalah sama. Sifat psikometrik yang kuat mendukung struktur faktor yang cukup konsisten dengan kerangka asli berasal dari wawancara dengan para pemimpin industri fitness dan didefinisikan dengan pihak yang berkepentingan yang lebih luasyaitu staf fitness yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Temuan-temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur budaya organisasi dipengaruhi baik kepuasan kerja dan niat untuk meninggalkan dalam industri fitness. Khususnya: dimensi budaya dari atmosfer, formalisasi dan layananprogram yang terkena dampak kepuasankerja yang selanjutnya berdampak pada keinginan untuk meninggalkan organisasi sementaraketerhubungan dipengaruhi niat untuk meninggalkan langsung, tanpa perantara/. Pada dimensi budaya menunjukkan dampak kepuasan kerja dalam penelitian ini, suasana paling berarti untuk staff fitness. Temuan-temuan juga mengungkapkan bahwa dimensi budayaformalisasi berdampak negatif terhadap tingkat peserta pada kepuasan kerja. Fokus pada dimensi budaya bagian pelayanan-program dalam organisasi fitness saja secara statistik tidak signifikan namun itu merupakan faktor yang berkontribusi terhadap kepuasan kerja. 33 KESIMPULAN 1. Suasana (atmhospere) pada dimensi budaya berpengaruh signifikan terhadap staff fitnessyang artinya suasana mempengaruhi kepuasan kerja dan niat untuk keluar. 2. Dimensi budaya formalisasi berdampak negatif terhadap tingkat peserta pada kepuasankerja.yang artinya semakin formal suatu budaya organisasi kepuasan kerja menurun dantingkat keinginan untuk keluar meningkat. 3. !imensi budaya bagian pelayanan-program dalam organisasi fitness saja secara statistik tidak signifikan namun itu merupakan faktor yang berkontribusi terhadap kepuasan kerja.!imaksudkan bahwa hal tersebut tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan niat untuk keluar namun menjadi faktor terhadap kepuasan kerja lebih mengacu kepada inovasi. 4. Dimensi budaya bagian keterhubungan memiliki pengaruh yang signifikan hanya pada niat untuk meninggalkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa relasi atau ikatan sosial dalam organisasi berpengaruh pada niat untuk keluar. 6eskipun tidak mempengaruhi kepuasan kerja namun dengan kurangnya niat staff untuk keluar menandakan tidak adanya ketidakpuasan dalam pekerjaan. JUDUL : THE EFFECTIVENESS OF HUMAN RESOURCE MANAGEMENT ON IMPROVING THE PERFORMANCE OF EDUCATION STAFF. JURNAL: JOURNAL OF HUMAN RESOURCE MANAGEMENT VOL : 6 No. 5 Tahun: 2016 PENULIS: REZA ALAMI, REZA SOHAEI, ABDUL KARIM MALEKI BERNETI PENDAHULUAN Pada tahun 2004, Stephen Jenner melakukan penelitian yang disebut dampak sukses kepemimpinan dan menggunakan kembali sebelumnya pemimpin pada kinerja dan kepuasan kelompok di National Aeronautics and Space Administration in America di mana 5 atau 6 kelompok homogen melakukan dua misi serupa oleh pimpinan manajer yang berbeda. Pada akhir, setiap kelompok yang diuji mengisi kuesioner yang didasarkan pada dinamika kelompok kuesioner dan manajemen efektivitas dievaluasi. Sebelum dimulainya misi kedua, kepemimpinan baru ditunjuk 34 untuk mengelola dan mengarahkan kelompok. Namun, manajer sebelumnya telah meninggalkan atau tinggal di grup, setelah itu menguji subjek mengisi kuesioner yang sama. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa kelompok yang memiliki manajer baru dari di dalam memiliki kinerja yang lebih baik daripada kelompok yang manajernya telah ditunjuk dari luar grup. Kapan pun mantan manajer tetap di dalam kelompok untuk misi kedua, manajer baru menyesuaikan diri lebih baik dengan anggota kelompok dibandingkan dengan waktu ketika penggantinya diberhentikan. Rosen pada tahun 1999 bekerja dengan manajemen pabrik yang memproduksi peralatan rumah tangga, menggunakan metode sosiometrik karyawan yang diperoleh beberapa informasi tentang pengawas. Kemudian pengawas harus dikirim dari satu bagian ke bagian lain. Yang seperti itu pengawas yang dicintai oleh karyawan setelah pindah tetap di bagian pelayanan mereka untuk sementara waktu. Rosen`s studi menunjukkan bahwa perubahan itu efektif dalam meningkatkan kinerja dan ini membuat karyawan menjadi lebih segar. PERMASALAHAN 1) Jika manajemen sumber daya manusia efektif dalam meningkatkan efektivitas kinerja karyawan di konteks menemukan, menarik dan memilih karyawan?; 2) Jika manajemen sumber daya manusia efektif dalam efektivitas kinerja karyawan dalam merancang dan melaksanakan program pelatihan pengembangan sumber daya manusia?; 3) Jika manajemen sumber daya manusia untuk menilai kinerja karyawan dalam meningkatkan efektivitas karyawan efektif?; 4) Jika penggunaan teknik manajemen baru dan menerapkannya dalam manajemen sumber daya manusia efektif dalam efektivitas karyawan?; 5) Jika penurunan kualitas sumber daya manusia akan merusak efektivitas staf?; 6) Jika kinerja pelatih dalam sesi pelatihan telah mempengaruhi efektivitas karyawan?; 7) Jika ada perbedaan yang signifikan dalam dampak sumber daya manusia pada peningkatan efektivitas para karyawan? TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja sumber daya manusia dalam efektivitas staf pendidikan di sari, sampai ditentukan bahwa kinerja sumber daya manusia mempertimbangkan 3 indikator utama untuk menemukan, menarik, memilih, melatih, dan mengembangkan evaluasi kinerja karyawan untuk meningkatkan efektivitasnya sudah positif atau tidak? Akhirnya berdasarkan analisis yang dilakukan dan hasil yang diperoleh, saran dibuat untuk meningkatkan efektivitas manajemen kinerja sumber daya manusia. Juga, selama penelitian ini dicoba untuk 35 membuat berbagai dimensi tanggung jawab ini lebih jelas dengan mempelajari dan menyelidiki. LANDASAN TEORI Dua faktor penting dalam praktik manajemen termasuk manusia dan sistem operasi organisasi, sejak saat itu sistem operasi mulai berlaku dengan manusia, sehingga kita benar dapat mengklaim bahwa pasti aset yang paling penting dari suatu organisasi adalah sumber daya manusianya (Hanushek, 1997). Jika kita menganggap organisasi novel sebagai salah satu yang utama inovasi abad ini, keberhasilan organisasi tergantung pada penggunaan sumber daya yang efisien dan efisien kombinasi dari strategi perusahaan. Berbakat dan memahami pekerjaan untuk memastikan bahwa motivasi dan motivasi untuk memberikan layanan dalam organisasi adalah yang terbesar aset organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan. Meskipun investasi dan teknologi memainkan peran penting dalam mengembangkan organisasi, tetapi harus diakui bahwa peran sumber daya manusia dalam organisasi adalah lebih penting sehingga organisasi terkemuka, tanggung jawab sumber daya manusia terutama didelegasikan manajemen sumber daya manusia (Karsten, 2006). Penting dalam bidang sumber daya manusia manajemen adalah bahwa para manajer dan supervisor belajar bahwa metode dan alat apa yang digunakan agar dapat memiliki kinerja yang lebih baik dalam mencari dan menarik staf berbakat dan meningkatkan insentif dan kemampuan mereka dalam melakukan tugas organisasi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah survei. Survei ini dilakukan untuk menemukan realitas yang ada. Bahkan, metode ini penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan komunitas riset dalam konteks distribusi yang diberikan fenomena. Itu sebabnya peneliti tidak membahas alasan keberadaan distribusi, tetapi hanya fokus pada komunitas riset dan menggambarkannya. Populasi dari penelitian ini terdiri dari semua staf pendidikan kantor di sari. Dalam penelitian ini 120 guru dan manajer dipilih dengan sampling acak sederhana. Utama alat untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang dibuat peneliti dari 40 pertanyaan yang dinilai berdasarkan Skala Likert. Ia memiliki kredibilitas dan reliabilitas A =% 74. Perangkat lunak SPSS digunakan untuk menganalisis data dan untuk analisis data kuesioner dalam statistik deskriptif berdasarkan pada menentukan indikator tendensi sentral, median, mode, diagram dan tabel digunakan. 36 HASIL PENELITIAN Tujuannya, 120 orang dipilih dari staf pendidikan kota sari sebagai populasi studi. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, hasil berikut diperoleh: 1) Jika manajemen sumber daya manusia efektif dalam meningkatkan efektivitas kinerja karyawan di konteks menemukan, menarik dan memilih karyawan? Manajemen sumber daya manusia dalam konteks menemukan, menarik dan memilih karyawan memiliki efek yang signifikan untuk meningkatkan efektivitas staf pendidikan. Item yang terkait dengan mencari anggota staf, menarik dan memilih karyawan, item berkualitas wawancara awal, ujian masuk terkait dengan tugas pekerjaan dan lainnya kriteria, ketersediaan informasi yang diperlukan untuk pewawancara, keadilan pewawancara, tidak ada bias dalam memilih karyawan, mengurangi pergerakan karyawan dengan menghilangkan faktor diskriminasi dalam memilih karyawan, rekrutmen dan pemilihan staf memiliki perbedaan yang signifikan dengan rata-rata. Oleh karena itu dapat dinyatakan demikian manajemen sumber daya manusia memiliki efek pada peningkatan efektivitas karyawan dalam mencari, memilih dan menarik karyawan. 2) Jika manajemen sumber daya manusia efektif dalam efektivitas kinerja karyawan dalam merancang dan melaksanakan program pelatihan pengembangan sumber daya manusia? Manajemen sumber daya manusia memiliki efek pada efektivitas kinerja karyawan dalam merancang dan melaksanakan program pelatihan pengembangan sumber daya manusia. Item yang terkait dengan desain dan implementasi program pelatihan, dampak pengurangan absensi karyawan dengan memberikan kepuasan kerja, meningkatkan kualitas layanan dengan kreativitas dalam penyajian materi, Mengurangi kecelakaan melalui pelatihan, Peningkatan kompatibilitas dengan perubahan oleh staf sesuai dengan prosedur operasi standar, berbagi standar tertentu dengan karyawan, turnover Pengurangan karyawan dengan mempertimbangkan kemampuan mereka dalam kursus pelatihan memiliki signifikan perbedaan dengan rata-rata dalam level alfa 1%. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen sumber daya manusia memiliki efek pada efektivitas kinerja karyawan dalam merancang dan melaksanakan program pelatihan pengembangan sumber daya manusia. 37 3) Jika manajemen sumber daya manusia dalam mengevaluasi kinerja karyawan dalam meningkatkan efektivitas karyawan efektif? Manajemen Sumber Daya Manusia efektif dalam evaluasi kinerja mereka. Item yang terkait dengan karyawan indikator evaluasi kinerja, Meningkatkan perilaku positif karyawan melalui penyajian hasil kinerja, Memanfaatkan data obyektif dalam evaluasi kinerja luar biasa memiliki perbedaan yang signifikan dalam level alpha 1% dengan rata-rata. 4) Jika penggunaan teknik manajemen baru dan menerapkannya dalam manajemen sumber daya manusia efektif dalam efektivitas karyawan? Penggunaan teknik manajemen baru dan menerapkannya dalam manajemen sumber daya manusia efektif dalam efektivitas karyawan. Dampak teknik manajemen, indikator penerapan teknik baru. Meningkatkan efektivitas manajemen personil oleh manajer dan supervisor menggunakan teknik teknologi baru untuk manajemen dan penggunaannya yang efektif memiliki perbedaan yang signifikan dalam tingkat alfa 1% dengan rata-rata. Sementara barang menggunakan teknik manajemen baru oleh supervisor dan manajer memiliki arah negatif dan keefektifan dalam meningkatkan efektivitas staf kurang dari rata-rata. 5) Jika penurunan kualitas sumber daya manusia akan merusak efektivitas staf? Penurunan kualitas sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas staf sehingga berdasarkan pada sudut pandang sampel penelitian ini arahnya negatif dan penurunan kualitas sumber daya manusia akan melemahkan efektivitas staf. 6) Jika kinerja pelatih dalam sesi pelatihan telah mempengaruhi efektivitas karyawan? Kinerja pelatih dalam sesi pelatihan telah mempengaruhi efektivitas karyawan. Item yang terkait dengan dampak dari pelatih dalam sesi pelatihan, item meningkatkan kompatibilitas dengan menghubungkan informasi karyawan dengan pekerjaan mereka dan membuat motivasi untuk belajar di pelatihan dengan menjadi akrab dengan tugas mereka memiliki signifikan perbedaan tingkat alfa 1% dengan rata-rata. 7) Jika ada perbedaan yang signifikan dalam dampak sumber daya manusia pada peningkatan efektivitas para karyawan? Ada perbedaan yang signifikan antara pandangan staf dan manajer tentang manajemen sumber daya manusia berdampak pada efektivitas staf. Antara manajer dan pandangan karyawan, hanya kelayakan awal kualitas wawancara memiliki perbedaan yang signifikan dimana perbedaan tingkat alfa 1% ini signifikan. Dengan sebuah penekanan pada, kami menyimpulkan bahwa karyawan lebih memperhatikan dampak kualitas wawancara awal di efektivitas 38 organisasi lebih dari manajer sementara tidak ada perbedaan yang signifikan antara manajer dan sudut pandang karyawan. Jadi dapat diakui bahwa dampaknya adalah efektivitas organisasi serupa antara karyawan dan manajer. KESIMPULAN Manajemen sumber daya manusia adalah proses yang mencakup empat tugas menarik, mengembangkan, menciptakan sudut pandang dan memelihara sumber daya manusia (Orlikowski, & Barley, 2001). Dengan demikian, investigasi dampak faktor manusia manajemen sumber daya sangat penting dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada penyelidikan pengaruh faktor manajemen sumber daya manusia pada peningkatan efektivitas karyawan. Untuk mencapai ini. 39 RESUME BUKU: JUDUL :HUMAN RESOURCE MANAGEMEN PENULIS : Man Mohan Joshi, MA, M.Ed., Cert.EA, Dip.HRD BAB I PENDAHULUAN Dalam buku ini memuat tentang bagaimana membagun dan mengelola sumberdaya manusia yaitu Suatu organisasi dapat mencapai tujuannya hanya memanfaatkan sumber daya manusia yang ada. Oleh karena itu, sangat penting.Sumber daya manusia yang terdiri dari organisasi kontribusi gabungan dalam bentuk usaha, keterampilan atau kemampuan orang-orang yang dipekerjakannya. Dalam rangka untuk mengelola berbagai SDM yang bekerja dalam suatu organisasi dalam dunia bisnis yang kompleks saat ini, telah menjadi perlu untuk menerapkan sistem ilmiah dan praktis mengelola indifidu-indifidu yang ada dalam lingkungan kerja tersebut dapat dimaksimalkan. Buku ini merupakan upaya untuk memberikan wawasan untuk berbagai kalangan yang merupakan Manajemen Sumber Daya Manusia. Penulis buku ini adalah Man Mohan Joshi, MA, M.Ed., Cert.EA, Dip.HRD, Dip. Mgmt. (Inggris), memiliki lebih dari 40 tahun mengajar, pelatihan dan pengalaman administrasi. Dia telah bekerja sebagai Kepala sekolah besar dan terkenal di India, Kuwait, dan Kesultanan Oman. Untuk karyanya pada Praktek Inovatif dalam Pendidikan Nilai ia dianugerahi oleh Dewan Nasional Penelitian Pendidikan dan Pelatihan, India. Ia juga penerima Terbaik Guru Award dari Pemerintah. Tamilnadu serta Badan Pusat Pendidikan Menengah, India. Dia telah mempresentasikan makalah di berbagai konferensi nasional dan internasional di bawah naungan UNESCO.Dia juga telah melakukan berbagai lokakarya bagi para guru, siswa, orang tua dan administrator. Topik yang dibahas yaitu area yang luas., Kepemimpinan dan Team Building, Pendidikan Nilai, Keterampilan Administrasi, Memilih Karir, Pengambilan Keputusan yang Efektif di Sekolah Administrasi, Efektif Keterampilan Komunikasi, Hubungan Interpersonal, berkelanjutan Komprehensif Evaluasi, Keterampilan dalam Berurusan dengan Manajer, Keterampilan Sekretaris . Ia juga telah menulis beberapa buku tentang mata pelajaran yang berbeda. Saat ini ia bekerja sebagai Konsultan di Arabian Institut Keuangan dan Administrasi, Kesultanan Oman, dan juga melakukan workshop untuk guru, administrator pendidikan, manajer, supervisor dan tenaga pemasaran. 40 BAB II ISI BUKU Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Manusia dari suatu organisasi terdiri dari semua upaya, keterampilan atau kemampuan semua orang yang bekerja untuk organisasi tersebut. Beberapa organisasi mungkin menyebutnya 'sumber daya manusia' sebagai 'staf' atau Tenaga kerja' atau 'tenaga' atau 'karyawan', tapi arti dasar tetap sama. Semua orang yang bekerja bagi suatu organisasi adalah pekerja. Namun, organisasi dapat memanggil orang-orang yang melakukan pekerjaan manual seperti 'Pekerja' dan menggambarkan orang lain yang melakukan pekerjaan non-manual sebagai 'staf'. Para eksekutif dari sebuah organisasi yang seharusnya untuk mengelola sumber daya manusia dengan cara yang paling efektif sehingga personil bekerja dengan baik dalam kepentingan terbaik organisasi, dan kepentingan mereka sendiri, juga. Untuk tujuan ini, sangatlah penting bahwa hubungan personil baik yang didirikan dengan seluruh tenaga kerja. 1. Fungsi sumber daya manusia Manajemen sumber daya manusia mengacu pada kegiatan staf spesialis yang bertanggung jawab atas tujuan personil organisasi. Kepala departemen ini bertanggung jawab untuk membangun dan menerapkan strategi untuk sumber daya manusia organisasi - rakyatnya. Anggota staf ini departemen bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan dan bantuan kepada manajemen dan karyawan. Dalam arti, itu adalah tugas mereka untuk mengelola orang. Mereka melakukannya dengan mengakuisisi, mempertahankan dan mengembangkan manusia sumber daya organisasi. Kebijakan Departemen SDM mempengaruhi seluruh tenaga kerja. 2. Budaya Organisasi Spesialis SDM harus proaktif sehingga mereka dapat mengantisipasi perubahan dan memulai tindakan tepat waktu dan tepat. Dalam organisasi yang berbeda ada lingkungan yang berbeda dan berbeda cara melakukan sesuatu. Dan budaya ini memiliki Pengaruh internal dan eksternal. 3. Kegiatan dalam pengelolaan SDM Menejemen SDM harus terlibat dalam melakukan fungsi-fungsi tambahan berikut dalam kerjasama dengan departemen HR: dalam menyeleksi karyawan, Induksi karyawan baru, Pelatihan dan pengembangan, Penilaian kinerja, praktek kerja, Struktur Job, Menerapkan prosedur disiplin, Memotivasi, 41 Menyediakan saluran komunikasi, Menerapkan kebijakan keselamatan, Perencanaan untuk efek perubahan pada karyawan, dan didukung oleh Departemen HR yang dibnatu oleh Staf HR Senior, dan Administrator HR. 4. Aspek strategis Manajer SDM Langkah strategis yang harus dilakukan oleh manajer SDM diantaranya melakukan Inovasi, Perencanaan jangka panjang dan Fungsi Penasehat. Efektivitas manajer SDM dipengaruhi oleh / atribut nya pribadi maupun / nya. kemampuan manajerial. Seorang manajer HR harus mampu memimpin dan mengkoordinasikan pekerjaan departemen SDM, melatih mereka, memotivasi mereka, mengawasi mereka kegiatan, dan menyediakan mereka dengan kepemimpinan. Sebagai manajer SDM, ia / dia bertanggung jawab untuk sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan seluruh tenaga kerja organisasi. Dia / dia harus mengelola sejumlah bawahan di departemen. Meneger SDM harus menjadi jembatan penghubung antar bidang yang lain. Peran departemen SDM, Walaupun tidak melakukan produksi, manager yang memiliki SDM secara keseluruhan. Kebijakan SDM harus lah jelas, mempunyai renstra dan prosudur kerja yang jelas Efek dari kebijakan SDM yang baik. Ketika sebuah perusahaan iklim kerja dan suasana yang nyaman maka karyawan akan tenang dalam bekerja. Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki dua fungsi utama untuk mempertemukan semua karyawan dari sebuah organisasi dan untuk mengembangkan dan mendorong minat mereka bersatu dalam keberhasilan organisasi. Pada bagian ini juga memiliki bagian promosi, Bagian pelatihan, Bagian Medis Kesejahteraan staf yang terdiri atas: Divisi Keamanan dan divisi layanan Karyawan dan yang terakhir Bagian Hubungan Industrial. 5. Perencanaan tenaga kerja. Dalam perencanaan kerja Manager SDM memiliki program rekrutmen, seleksi, Perluasan organisasi, SDM atau perencanaan tenaga kerja. "Ini adalah strategi untuk akuisisi, pemanfaatan, perbaikan dan retensi manusia organisasi sumber daya. " ada masalah ketika perusahaan melakukan perluasan organisasi pentingnya manajer HR cukup sering diabaikan oleh manajemen puncak. Organisasi dan Metode Studi (O & M Studies) adalah pemeriksaan sistematis struktur, prosedur organisasi dan metode, dan manajemen dan kontrol, dari yang terendah sampai yang tertinggi. Seperti, Pilih area / proses yang 42 memerlukan perhatian, Catat situasi saat ini, Menganalisis dan memeriksa situasi saat ini. Memakukan pengerahan Istilah "perekrutan" mengacu pada tahap pertama dalam proses mengisi kekosongan dalam suatu organisasi. Kebijakan perekrutan terdiri dari Rekrutmen internal dan Rekrutmen eksternal Pengantar oleh karyawan yang ada Ini adalah campuran dari sumber internal dan eksternal. Yang selanjutnya adalah Proses rekrutmen, Analisis jabatan, Deskripsi pekerjaan, Spesifikasi Karyawan, Formulir aplikasi kerja, Lampiran formulir aplikasi, Seleksi, Tes seleksi, Penunjukan, Sidang atau masa percobaan, induksi, Pelatihan dan Pengembangan Karyawan, Induksi Arti dan tujuan Proses induksi dimaksudkan untuk melantik karyawan baru ke dalam pengaturan sosial baru karyanya. Itu karyawan baru diperkenalkan ke / situasi pekerjaan nya dan informasi tentang peraturan, kondisi kerja, hak dan kegiatan dan keterangan lain yang berkaitan dengan organisasi meliputi Program induksi yang efektif serta Program apa induksi melibatkan Tindakan lanjutan, Pelatihan, pengembangan Kebutuhan dan manfaat dari pelatihan. Ada beberapa jenis program pelatihan Semua program pelatihan yang dirancang oleh organisasi dapat menjadi salah satu dari jenis tercantum di bawah ini: Pelatihan kerja, Pelatihan penyegaran, Pelatihan promosi, pelatihan dan pengembangan metode. Ada sejumlah besar program pelatihan dan pengembangan dimaksudkan untuk berbagai jenis karyawan dua kategori berikut: On-the-job metode dan Off-the-job metode. Poin-poin berikut dipastikan untuk keberhasilan program pelatihan: Pelatih, Peserta pelatihan Kurikulum, materi pelatihan, metode dan teknik, maktu dan sequencing, Lokasi, fasilitas fisik dan peralatan pelatihan. Sebagai sejumlah besar kegiatan harus dikoordinasikan, disarankan bahwa koordinator program terus cek-list untuk efektif tindak lanjut. Daftar disarankan diberikan di bawah ini: Barang ,Tanggal jatuh tempo, Keterangan, Khusus poin untuk dicatat. Evaluasi pelatihan setelah itu Kriteria untuk evaluasi pelatihan, Teknik evaluasi. Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Kesejahteraan departemen SDM harus melakukan segala kemungkinan untuk memberikan yang aman dan sehat 'lingkungan kerja, dalam mana karyawan tidak takut bahwa kesehatan mereka akan menderita sebagai akibat dari pekerjaan yang mereka lakukan, atau bahwa mereka akan terkena risiko yang tidak perlu cedera selama waktu kerja mereka. 43 Tanggung jawab HR departemen, mencegah kecelakaan, menciptakan kesadaran keselamatan Poster dan pemberitahuan: ini pengingat visual yang ditempatkan di sekitar kantor dan pabrik lokal mungkin menarik perhatian orang terhadap kebutuhan untuk mengurus, dan memakai pakaian pelindung. Film atau video, Teknik Takut, Disiplin, Diskusi, teknik bermain Role. Membuat orang yang aman masing-masing pekerja harus tahu bagaimana bertindak dan beroperasi dengan aman. pendatang baru, berpengalaman pekerja, supervisor, semua karyawan. Membuat pekerjaan aman, membuat lingkungan kerja yang aman, Mesin dan peralatan penanganan, Pencegahan kebakaran dan api pertempuran Karyawan harus diajarkan bagaimana mengoperasikan peralatan pemadam kebakaran organisasi sendiri yaitu api alat pemadam, Fasilitas medis, Ujian praketerlibatan, Pemeriksaan medis, Pusat kesehatan, Keuntungan untuk majikan dan karyawan, Pencegahan pencurian dan pencurian, Jenis lain yang serius tugas yang dilakukan oleh penjaga keamanan adalah pencegahan kerugian dengan pencurian dan pencurian dari produk atau materi yang dibuat atau digunakan atau dijual oleh organisasi. 6. Kesejahteraan Karyawan Dalam manajemen SDM modern, harus ada keinginan yang tulus untuk membuat fasilitas tersedia kepada karyawan dengan kepentingan diantaranya : Fasilitas kantin, Parkir Kendaraan, Fasilitas Olahraga, Komite pekerja, sarana yang memberi Motivasi untuk bekerja. Ada strategi Motivasi diantaranya adalah Konseling Karyawan untuk memecahkan masalah proses konseling sukses, Kebijakan Persamaan Kesempatan, Kesetaraan di tempat kerja berarti bahwa ada perlakuan yang adil bagi setiap individu. Hak pengunduran diri terjadi ketika seorang karyawan memutuskan untuk mengakhiri / nya pekerjaannya dengan organisasi. Meneger berusaha mempertahankan karyawan yang mempunyai keahlian.dan dapat diberikan pennsiun bagi karyawan. 7. Penilaian Kinerja Tujuan Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah alat penting manajemen SDM, dan digunakan untuk berbagai tujuan. Metode, teknik dan alat-alat Beberapa metode dan teknik yang tersedia untuk mengukur kinerja seorang karyawan. Metode tradisional Metode Penilaian Group: Karyawan yang dinilai oleh Kelompok Penilai yang terdiri dari mereka pengawas dan 3 atau 4 supervisor lain yang memiliki pengetahuan tentang kinerja mereka. Metode Modern 44 Appraisal Sebagian besar metode tradisional menekankan baik pada tugas atau kepribadian karyawan, sementara membuat penilaian. Dalam rangka untuk membawa tentang keseimbangan antara kedua, metode modern telah dikembangkan. 8. Pemberian Upah dan hubungan karyawan Ada beberapa cara Pemberian upah Remunerasi, Istilah 'remunerasi' mengacu pada upah, gaji, upah lembur, bonus, komisi dan setiaplain imbalan keuangan 'dibayarkan kepada karyawan sebagai imbalan atas pekerjaan yang mereka lakukan untuk majikan mereka. Itu juga disebut sebagai 'membayar'. Kebijakan Remunerasi Melali Pemberian upah. Sistem remunerasi Karyawan yang berbeda dari organisasi yang sama mungkin dibayar oleh sistem yang berbeda, sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan. Berikut ini adalah sistem yang paling umum dari remunerasi: Harga waktu, Tingkat kerja piece, Bonus, Insentif, Komisi atau bonus sasaran, Tunjangan, Imbalan kerja standar, Tahunan liburan dibayar, biaya rumah sakit, Tunjangan. Kebutuhan Personil Rekaman format Personalia Rekaman, Ringkasan Ini berisi data saat ini yang paling sering dibutuhkan mengenai karyawan. Adalah penting bahwa ini ringkasan selalu dijaga up to date dan akurat. Dokumen akan mendukung dan memberikan data lebih dari ringkasan dan lembur bekerja. Hubungan Industrial, berperan dalam mengembangkan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis antara pengusaha dan karyawan sangat penting. Manajer HR harus mampu berpikir jernih dan logis dan, sebagai hasil dari pelatihan dan 'praktis pengalaman, manajer harus memiliki kemampuan untuk mendekati setiap situasi dan masalah secara positif dan obyektif. Proses pengambilan keputusan melibatkan langkah-langkah berikut: - Mendefinisikan seakurat mungkin masalah yang perlu diselesaikan - Mengumpulkan semua informasi yang relevan tentang masalah - Meruntuhkan masalah menjadi bagian-bagian - Membandingkan probabilitas keberhasilan dari solusi yang mungkin berbeda - Memilih solusi yang paling tepat - Membuat keputusan, dan mengimplementasikannya. 45 BAB III A. KESIMPULAN 1. Bagaimana mengelola sumber daya manusia termasuk aspek strategis dalam sumberdaya manusia departemen hubungan antara industrial dan mengetahui peran sumberdaya manusia jobdes sumberdaya manusia dan mengetahui tanggung jawab departemen SDM. 2. Perencanaan tenaga kerja, yang didalamnya bagaimana kita melakukan langkah demi langkah dalam rekrutmen dan seleksi karyawan, hingga Pelatihan. 3. Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Kesejahteraan, cara dalam mepersiapkan SDM dalam Pencegahan kebakaran dan api pertempuran mempersiapkan Fasilitas medis, keselamatan dan keamanan, Kesejahteraan karyawan, Pencegahan pencurian dan pencurian. 4. Bagaimana Motivasi, Konseling karyawan, diri dan Pensiun, Gaya manajemen dalam memotivasi, melakukan tindakan terhadap ketidak disiplinan karyawan, bagaimana memberikan kesempatan yang sama dalam suasana kerja yang baik termasuk hak karyawan dalam pengunduuran diri. 5. Dalam instansi Penilaian Kinerja merupakan hal yang harus dilakukan hal ini bertujuan untuk memantau keadaaan karyawan dan bagaiman metode teknik, dan alat-alat penilaian kinerja. 6. Pemberian upah bisa ditempuh dengan cara Remunerasi 7. Personil Records dan Statistik keberadaan karyawan juga bisa dsiterapkan di instansi dan institusi kerja. 8. Dalam buku ini juga mememuat tentang peningkatan kulitas karyawan dengan melalui pelatihan dan seminar serta workshop serta jenis pelatihan pelatihan lain yang dianggap perlu untuk meningkatkan wawasan karyawan. 9. Hubungan Industrial dalam lingkungan kerja juga perlu diperhatikan dengan cara membentuk Serikat Buruh, hal ini bisa dijmbatani dengan Perundingan bersama, Aksi industri, Konsultasi bersama, berbarengan dengan itu juga perlu ada Asosiasi Staf. B. Rekomondasi 1. Dalam buku manajemen Sumber Daya Manusia beberapa hal yang bisa diterapkan dalam lingkungan kerja atau instansi yang ada di Indonesia 46 adalah Bagaimana mengelola sumber daya manusia termasuk aspek strategis dalam sumberdaya manusia. 2. Perlunya Perencanaan tenaga kerja, serta aturan keselamatan tenaga kerja dan Pelatihan serta Pengembangan Karyawan sehingga kita mengetahi jenis-jenis Jenis program pelatihan, manfaat dari pelatihan serta Evaluasi pelatihan. 3. Kesehatan, Keselamatan, Keamanan dan Kesejahteraan, serta memberi Motivasi, pelu diberikan terhadap karyawan. 4. Pemberian upah bisa ditempuh dengan cara Remunerasi ,melaui Penilaian Kinerja Personil Records dan Statistik keberadaan karyawan. 5. Kita juga perlu memperhatikan kulitas karyawan dengan melalui pelatihan dan seminar serta workshop serta jenis pelatihan pelatihan lain yang dianggap perlu untuk meningkatkan wawasan karyawan.. 6. Hubungan Industrial dalam lingkungan kerja juga perlu diperhatikan dengan cara membentuk Serikat Buruh, hal ini bisa dijmbatani dengan Perundingan bersama, Aksi industri, Konsultasi bersama, berbarengan dengan itu juga perlu ada Asosiasi Staf. REVIEW BUKU JUDUL: SOCIAL RESEARCH METHODS: QUALITATIVE AND QUANTITATIVE APPROACHES 7TH EDITION” PENULIS: NEUMAN, W LAWRENCE. 2013. “ PENDAHULUAN Paradigma adalah pembuktian cara pandang menggunakan analisis logic. Sedangkan teori hanya memberi penjelasan. Penjelasan logik adalah apa yang dicari theori dengan cara (1)menjelaskan kenapa satu hal terjadi, (2)membuat pola penelitian semakin jelas sehingga dapat membuat kemungkinan lain, dan (3)menemukan melalui penelitian yang empiris Some Social Science Paradigms Dalam melihat satu paradigma sangat sulit karena hal ini merupakan asumsi. Jika kita telah menemukan kita setuju pada satu pandangan, maka kita memiliki keuntungan (1)kita dapat mengerti dan menentukan tindakan kita, dan (2)kita dapat menilik keluar paradigma kita untuk memperbaiki pandangan 47 Macrotheory and Microtheory Makroteori fokus pada penelitian dalam jumlah agregat yang besar. Mikroteori fokus pada kejadian sehari-hari. Selain itu ada intermedit teori yang disebut mesotheory. Mesoteori membahas organisasi, kelompok, dan kategori sosial. Early Positivism Positivism merupakan deskripsi pendekatan ilmiah yang percahya bahwa ilmu pengetahuan dapat dijelaskan secara empiris dan analisis yang logic mengenai apa yang diteliti. Conflict Paradigm Paradigma membuat beda pandangan antar apa yang diamati, walaupun sama-sama mengamati dengan membandingkan. Jadi jalan keluarnya dengan menggunakan konsep teritis dan premis untuk membuat hal-hal menjaid lebih jelas. Symbolic Interactionism Pemberian label pada keadaan sosial dan pola sosial dalam mengembangkan interaksi sosial. pemberian label ini secara tidak sengaja mengeneralisasi keadaan dan pola sosial yang ada. Ethnomethodology Ethnometodologi adalag faham yang berfokus pada cara pandang orang membuat penjelasan akan kehidupan. Paham ini menjelaskan kebiasaan yang ada pada masyarakat, yang jika kita mencoba untuk membuat hal-hal yang berbeda, maka orang akan melihatnya sebagai keanehan. Structural Functionalism Sekumpulan orang atau organisasi dapat kita lihat sebagai organisme. Dapat kita lihat bahwa organisme ini memiliki peran dan fungsi masing-masing. Feminist Paradigms Adanya ketimpangan antar gender yang terkadang disamakan dengan sekdsualitas. Berawal dari pendapat bahwa ‘pria sebenarnya telah disediakan kesuksesan melebihi apa yang diketahuinya’. Hal ini membuat perbedaan perlakuan antara pria dan wanita. Critical Race Theory Pandangan ini juga memperlihatkan ketimpangan pandangan antar kelas sosial untuk mendapatkan pandangan dan pengertian yang berbeda dari pola sosial atau kelas sosial yang ada. 48 Rational Objectivity Reconsidered Dalam melakukan sebuah penelitian, haruslah objektif dan rasional. Dalam penjelasannya pula menggunakan alasan yang objektif dan rasional. Model ilmu pengetahuan tradisional Ada tiga unsure utama dari model ilmu pengetahuan tradisional yaitu adalah teori, operasionalisasi, dan observasi. Menurut para ilmuan teori disini didapatkan dari hipotesis yang telah mereka uji . sebelum menguji hipotesis apapun kita harus benar benar memastikan makna dari semua variable yang terlibat di dalamnya. Lalu selanjutnya kita perlu mengukur variable yangtelah kita cari maknanya tadi, yang terkahir dalam pengamatan model ilmu petahuan tradisional ini adalah melibatkan pengamatan yang sesungguhnya dan melalukan pengamatan dengan nyata. Perbandingan antara deduktif dan induktif W. I. B. Beveridge seorang filosof ilmu pengetahuan menggambarkan bhwa ada dua sistem logika yaitu deduktiif dan induktif . jika induktif adalah dari contoh khusus untuk prinsip-prinsip umum, maka induktif adalah sebaliknya yaitua dari umum ke khusus, menerapkan teori untuk kasus tertentu. Hipotesis nol Sehubungan dengan pengujian hipotesis dan uji signifikansi statistic , bahwa hipotesis yang tidak menunjukan adanya hubungan dengan variable variable lah yang di teliti. Pada dasarnya, jika Anda telah dihipotesiskan positif (atau negatif), Anda berharap bahwa hasilnya memungkinkan Anda untuk menolak hipotesis nol dan memverifikasi hubungan hipotesis Anda. Dan disini ada sedikit penelitian yang bisa membaw akita dalam membedakan antara logika induktif dan deduktif. Konstruksi teori deduktif Untuk mencari kunstruksi dari teori deduktif tersebut sebelumnya kita harus berilustrasi bahwa kita sedang membangus sebuah teori deduktif. Langkah pertama dalam konstruksi teori deduktif adalah pemilihan topik pembahasan, pemilihan topik pembahaan ini jugaharus pembahasan yang anada minati, anda memahami topik itu dan anda bisa menjelaskan nya. Setelh pemilihan topik anda harus inventarisasi hal hal apasaja yang anda ketahui tentang topik tersebut pada langkah ini artinya anda harus melakukan pengamatan dan dan mengeluarkan ide ide tetang topik yang anda bahaas bahkan anda harus mempelajari topik bahasan lain menurut ahli ahli lainnya dan hal itu memungkinkan anda untuk menemukan pola pola tertentu berdasarkan pandangan anda yang yang kongkrit . selanjuatnya adalah memperkuat teori anda 49 sebelumnya anda harus memiliki elemen elemen dalam teuori anda untyk memperkuat teori anda diantaranya adalah: 1. Tentukan topik 2. Tentukan alamat atau sasaran dari teori anda 3. Mengidentifikasi dan menentukan konsep utama dan variable 4. Cari tahu apa yang diketahui (atau apa proposisi telah dibuktikan) tentang hubungan di antara variabel-variabel 5. Alasan logis mengapa anda memilih topik tersebut Dengan adaanya kelima elemen tersebut tentu saja akan sangat membantu anda dalam menciptakana teori anda dan setiap elemen nya sangatlah berguna serta berperan penting dalam terciptanya sebuah teori. Elemen elemen trsebutlah kira kira yang digunakan pada ahli ahli dunia dalam menciptakan sebuah teori kecil hingga teori besar yang hingga saat ini bisa bertahan ditengah zaman yang sudah sangat modern ini. Mari sekarang kita lihat bagai mana konstruksi teori tadi bisa cocok menggunakan teori deduktif actual teori konstruksi dan penelitian empiris Contoh Teori deduktif. Distribusi Keadilan Itu adalah sebuah konsep yang menurut saya sangat sangat menarik, yaitu kinsep serta presepsi tentang keadilan, “apakah setiap orang telah mendapatkan keadilan” Guillermina JASSO menjelaskan teori keadilan distributive sebagai berikut teori ini memberikan gambaran matematis kepada individu mengenai kepemilika kepemilikan, keadilan yang mereka berikan kepada orang lain serta keadilan yang mereka dapatkan dari orang lain Meskipun teori sering dinyatakan secara matematis, kita tidak akan menggali terlalu dalam ke dalam praktek itu di sini. Konstruksi teori induktif. Tidak jarang para ahli serta ilmuan menciptakan sebuah teori menggunakan jalan teori induktif induktif dengan terlebih dahulu mengamati aspek kehidupan sosial dan kemudian mencari untuk menemukan pola-pola yang mungkin menunjukkan relative prinsip-prinsip universal. Sebuah tradisi antropologi telah membutikan bahwa metode ini berguna dengan sangat baik. Hubungan antara teori dan penelitian Dalam model deduktif, Penelitian ini digunakan untuk menguji teori dalam indukntif , teori dikembangkan dari analisis dan data penelitian. 50 Bagian ini memperlihatkan keterkaitan antara teori dan penelitian serta hubungan denga ilmu pengetahuan sosial . Meskipun kita telah membahas dua model logis untuk menghubungkan teori dan penelitian Ada dua jenis teori teori yaitu teori induktif dan deduktif induktif adalah dari contoh khusus untuk prinsip-prinsip umum, maka induktif adalah sebaliknya yaitua dari umum ke khusus, menerapkan teori untuk kasus tertentu. Dan kebanyakan para ahli dan para ilmuan menggunakan deduktif untuk mereka menemukan teori akan tetapi tidak jarang juga para ilmuan untuk menemukan serta mengukuhkan teorinya mereka mengunakan tori induktif terlebih dahulu Sebenarnya natara teori penelitian dan ilmu pengetahuan memiliki kaitan yang sangatlah erat. Contohna adalah tidak akan tercipta serta terwujud sebuah teori jika tidakdilakukan penelitian dan serta tidak adanya ilmu pengetahuan yang membekali hal tersebut Dalam buku ini pembahsannya tidak to the point pembahasannya terlalu melebar yang akhirnya membingungkan. Tetapi buku ini membantu pemula dalam belajar melakukan penelitian secara teori maupun non-teori. Walaupun terdapat banyak istilah baru di bawah atau di akhir dari buku ini ada penjelasannya yang akhirnya membuat pemula bisa mengerti apa yang tertera di buku ini. Dan buku ini sangatlah membantu untuk seseorang yang ingin melakukan penelitian secara baik dan benar serta bagi orang orang yang ingin menciptakan teori mereka sendiri buku ini sangatlah bagus sekali. JUDUL: THEORIES OF ORGANIZATIONAL BEHAVIOR PENULIS: JOHN B. MINER PENDAHULUAN Kinicki & Fugate (2018) menyatakan bahwa istilah perilaku organisasional (OB) menggambarkan bidang interdisipliner yang didedikasikan untuk memahami dan mengelola orang di tempat kerja. Untuk mencapai tujuan ini, OB mengacu pada penelitian dan praktik dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Antropologi, Ilmu politik, Ekonomi, Psikologi, Etika, Sosiologi, Manajemen, Statistik, Teori Organisasi, dan Konseling kejuruan. Dari daftar ini kita dapat melihat bahwa OB menarik sangat banyak disiplin ilmu terapan dari banyak sumber. OB menjelaskan 51 perspektif kontingensi (premis OB kontemporer), dan mengeksplorasi pentingnya keterampilan keras dan lunak. Senada dengan Kinicki & Fugate (2018), Gibson et al. (2012) sebenarnya juga telah menyatakan bahwa Ilmu-ilmu perilaku — terutama psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan antropologi budaya — telah memberikan kerangka dasar dan prinsip-prinsip untuk bidang perilaku organisasional. Setiap disiplin ilmu perilaku memberikan fokus yang sedikit berbeda, kerangka kerja analitis, dan tema untuk membantu manajer menjawab pertanyaan tentang diri mereka sendiri, non manajer, dan kekuatan lingkungan (misalnya Persaingan, persyaratan hukum, dan perubahan sosial / politik). Luthans (2011) menyatakan bahwa bidang perilaku organisasional sekarang ini adalah disiplin akademik yang sudah diterima dengan baik. Seperti halnya upaya akademik lainnya yang relatif baru, bagaimanapun masih ada beberapa titik kasar dan efek samping di sepanjang jalan. Selain kontroversi akademik yang sehat mengenai pendekatan teoritis atau temuan penelitian, mungkin masalah terbesar yang harus diatasi oleh perilaku organisasional adalah krisis identitas. Sejak awal, bidang perilaku organisasional harus menjawab pertanyaan seperti: Apakah ini merupakan upaya untuk mengganti semua manajemen dengan konsep dan teknik ilmu perilaku? Bagaimana, jika sama sekali berbeda dari psikologi terapan atau industri tradisional? Untungnya, pertanyaan-pertanyaan ini sekarang telah dijawab dengan memuaskan oleh sebagian besar akademisi manajemen, ilmuwan perilaku, dan praktisi manajemen. Mari kita lihat gambar di bawah ini. Gambar 1. menunjukkan secara umum hubungan antara perilaku 52 organisasional (OB) dan disiplin ilmu terkait teori organisasi (OT), pengembangan organisasi (OD), dan manajemen sumber daya manusia (SDM). Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, OB cenderung lebih berorientasi teoritis dan pada tingkat analisis mikro. Secara khusus, OB menarik banyak kerangka teori ilmu perilaku yang berfokus pada pemahaman dan menjelaskan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi. Seperti halnya dengan ilmu-ilmu lain, OB mengumpulkan bukti dan menguji teori dengan metode penelitian ilmiah yang dapat diterima. Singkatnya, perilaku organisasional dapat didefinisikan sebagai pemahaman, prediksi, dan manajemen perilaku manusia dalam organisasi (Luthans, 2011). Senada dengan Luthans (2011), Robbins (1990) sebenarnya telah menyatakan bahwa perilaku organisasional mengambil pandangan mikro — menekankan individu dan kelompok kecil. Ini berfokus pada perilaku dalam organisasi dan serangkaian variabel kinerja dan sikap karyawan yang sempit — produktivitas karyawan, absensi, turnover, dan kepuasan kerja adalah yang paling sering dilihat. Topik perilaku individu yang dipelajari dalam OB meliputi persepsi, nilai, pembelajaran, motivasi, dan kepribadian. Topik grup mencakup peran, status, kepemimpinan, kekuasaan, komunikasi, dan konflik. Teori mikro dalam perilaku organisasional berkaitan dengan perilaku dan sifat individu dan kelompok kecil dalam organisasi. Ini telah sangat dipengaruhi oleh psikologi dan banyak ahli teori semacam ini pada awalnya dilatih di bidang itu. Pemahaman yang baik tentang pendekatan mikro dapat diperoleh dari membaca tulisan Staw (1991). Motivasi, kepemimpinan, dan pembangunan tim pada dasarnya adalah mata pelajaran mikro, meskipun teori-teori di bidang ini mungkin berisi variabel di luar lingkup tersebut (Miner, 2006). Sebaliknya, teori organisasi mengambil perspektif makro. Unit analisisnya adalah organisasi itu sendiri atau sub unit utamanya. OT berfokus pada perilaku dari organisasi dan menggunakan definisi efektivitas organisasi yang lebih luas. OT tidak hanya memperhatikan kinerja dan sikap karyawan tetapi juga dengan kemampuan organisasi secara keseluruhan untuk beradaptasi dan mencapai tujuannya (Robbins, 1990). Miner (2006) juga mengatakan bahwa teori makro fokus pada perilaku dan sifat organisasi, bukan individu dan kelompok. Bagian dari organisasi mungkin juga 53 menjadi perhatian, dan demikian juga lingkungan di sekitar organisasi. Sosiologi telah memainkan peran dalam pengembangan teori makro yang sangat mirip dengan yang dimainkan oleh psikologi dalam teori mikro. Dalam artikel pendamping artikel Staw (1991), Pfeffer (1991) menawarkan contoh yang baik tentang bagaimana teori berteori bekerja. Teori proses dan struktur organisasi secara dominan mewakili pendekatan makro. Perbedaan antara tingkat mikro dan makro ini telah menjadi bagian dari bidang perilaku organisasi sejak tahun-tahun awalnya (untuk contoh terbaru dari perbedaan ini, lihat Wright dan Boswell 2002). Perbedaan antara mikro-makro ini sebenarnya menciptakan beberapa tumpang tindih. Misalnya, faktor struktural berdampak pada perilaku karyawan. Jadi orang yang mempelajari OB harus mempertimbangkan pula hubungan struktur-perilaku. Demikian pula, beberapa topik mikro relevan dengan studi OT. Tetapi ketika masalah mikro dan makro tumpang tindih, penekanannya seringkali berbeda. Misalnya, topik konflik dalam OB cenderung fokus pada konflik interpersonal dan intragroup yang berasal dari perbedaan kepribadian dan komunikasi yang buruk. Konflik, ketika dipelajari oleh ahli teori organisasi, menekankan masalah koordinasi antar unit. Sementara orang yang mempelajari OB cenderung melihat semua konflik sebagai masalah "orang". Orang yang mempelajari OT cenderung melihat konflik yang sama sebagai akibat dari kekurangan dalam desain organisasi. Masalahnya, tentu saja, bukan bahwa yang satu benar dan yang lain salah. Sebaliknya, OB dan OT hanya menekankan berbagai tingkat analisis organisasi (Robbins, 1990). Miner (2006) menyatakan bahwa selain mikro dan makro, muncul pula hal yang baru, paling tidak dalam terminologi, yaitu teori meso. House, Rousseau, dan Thomas- Hunt (1995) mendefinisikan pendekatan meso mengenai studi simultan setidaknya dua tingkat, di mana satu tingkat berurusan dengan proses atau variabel individu atau kelompok dan satu tingkat berurusan dengan proses atau variabel organisasi, dan menjembatani atau menghubungkan proposisi ditetapkan untuk menghubungkan dua level. Contoh dari teori meso disajikan dalam buku karya Tosi (1992). Namun, teori meso ini tidak akan dibahas dalam makalah ini. Dalam upaya menjelaskan teori-teori dalam perilaku organisasional, Miner (1980) dalam bukunya ‘Theories of Organizational Behavior’ memfokuskan pembahasan pada teori-teori yang penting di lapangan dan kontribusi yang sudah 54 diberikan oleh teori-teori tersebut terhadap pemahaman mengenai organisasi dan praktek-praktek manajemen. Inilah salah satu hal yang menjadikan buku ini sangat berbeda daripada buku lain pada umumnya. Karena banyak hal yang kita tahu itu berasal dari teori, maka pendekatan yang dilakukan Miner dalam bukunya ini menghasilkan sebuah laporan yang komprehensif. Materi yang disajikan dalam buku ini memuat beberapa hasil kerja terdahulu pada bidang manajemen, studi organisasional, ilmu keperilakuan, hubungan antar manusia, dan sejenisnya. Hal yang menjadi perhatian dalam buku Miner (1980) ini adalah hanya sebagian dari keseluruhan bidang studi organisasional, yaitu bagian yang disebut perilaku organisasional, atau analisis level mikro. Perilaku organisasional pada buku ini merujuk pada level konsiderasi individual dan kelompok kecil. Sementara itu, bidang teori organisasi berkaitan dengan analisis level makro dari hubungan inter-group, konsep organization-wide, dan interaksi organisasi- lingkungan, meskipun area studinya berhubungan, namun tetap terasa berbeda dengan analisis level mikro. Oleh karena itu, analisis level makro tidak dimasukkan dalam buku ini. Miner (1980) berencana untuk memuat teori-teori pada analisis level makro dari struktur dan proses organisasional dalam bukunya yang selanjutnya. Buku selanjutnya ini akan memuat teori-teori yang berasal dari hasil kerja beberapa orang seperti Likert, Trist, Stogdill, Katz, Kahn, Thompson, Weber, Fayol, Argyris, Tannenbaum, Woodward, Lawrence, Lorsch, Bennis, March, Simon, Cyert, Chandler dan masih banyak yang lainnya, yang tidak dimuat dalam buku Miner yang berjudul ‘Theories of Organizational Behavior’ ini. Mengapa Miner (1980) memisahkan pembahasan teoritis pada analisis tingkat mikro dan makro pada bidang studi organisasional ini? Hal ini dikarenakan bidang studi organisasional terlalu luas untuk dipresentasikan dalam sekali waktu. Pembagian antara perilaku organisasional serta proses dan struktur organisasional adalah benar artifisial, namun hal ini sangat penting bagi pertumbuhan tubuh teori dan pengetahuan terkait bagaimana organisasi itu beroperasi. Pada makalah ini, penulis pertama-tama akan meringkas secara umum isi buku Miner (1980) yang berjudul ‘Theories of Organizational Behavior’ ini, lalu mengkritisi isi buku ini berdasarkan pengetahuan penulis dan juga pendapat dari orang lain. Penulis juga akan menjelaskan kontribusinya bagi perkembangan teori 55 organisasi. Terakhir, penulis akan memberikan saran-saran yang mungkin berguna bagi pembaca buku ini.Ringkasan Buku ‘Theories of Organizational Behavior’ yang ditulis oleh Miner (1980) ini berfokus pada teori-teori perilaku organisasional. Buku ini berupaya melihat pada teori- teori perilaku dalam organisasi yang sudah ada untuk menentukan apa sebenarnya yang ingin dikatakan oleh teori-teori ini, yang mungkin berguna untuk orang-orang yang berpartisipasi dalam organisasi. Karena kita semua berpartisipasi dalam berbagai jenis organisasi - seperti sekolah, perusahaan, rumah sakit dan yang lainnya - selama hidup kita, dan mendedikasikan mayoritas waktu kita pada partisipasi ini, maka hal ini jelas merupakan topik yang sangat penting. Banyak orang yang ingin berfungsi dengan lebih efektif dalam organisasi, baik orang itu adalah seorang manajer ataupun bawahan, maupun jika orang itu adalah pelajar yang ingin menghadapi gurunya, atau pasien yang ingin menghadapi dokter. Ataupun sebaliknya, jika orang tersebut adalah guru atau dokter itu sendiri. Oleh karena itu, tampak logis jika semakin kita tahu tentang organisasi dan caranya beroperasi, maka semakin baik peluang kita dalam menghadapinya dengan lebih efektif dan mencapai tujuan-tujuan kita sendiri di dalamnya. Namun, apa hubungan semua ini dengan teori? Bagi sebagian orang, istilah teori membawa gambar dari sesuatu yang spekulatif, dunia menara gading yang jauh terhapus dari realitas. Teori-teori tidak terdengar seperti dapat membantu pemahaman mengenai fakta-fakta praktis dalam kehidupan organisasional. Namun, seorang psikolog terkenal yang bernama Kurt Lewin mengatakan bahwa ‘Tidak ada yang lebih praktis daripada sebuah teori yang baik’. Teori yang baik menurut Lewin adalah teori yang cocok atau sesuai dengan uji validasi riset yang memadai. Oleh karena itu, agar menjadi berguna, sebuah teori harus terhubung secara kuat pada riset. Selanjutnya, penting untuk bergerak di luar spekulasi filosofis, dan menyediakan basis yang kuat untuk bertindak. Visibilitas yang tinggi dari campuran filosofi-teori yang humanistik telah membawa pertanyaan apakah bidang perilaku organisasional memproses teori sama sekali (Tosi, 1975 dalam Miner, 1980). Posisi negatif ini telah memperoleh dukungan dari beberapa individu, sebagian di antaranya adalah para ilmuwan 56 yang menempatkan sedikit sekali bagian pada pembangunan teori, dan lebih memilih bagian empiris. Ada juga beberapa teori-teori yang tidak valid dalam semua aspeknya, bahkan sebagian belum teruji sepenuhnya, namun telah memberikan kontribusi secara substansial pada pengetahuan kita mengenai organisasi. Buku Miner (1980) yang berjudul ‘Theories of Organizational Behavior’ ini terdiri dari empat belas bab yang membahas topik-topik berikut: 1. Teori, riset, dan pengetahuan perilaku organisasional 2. Teori hirarki kebutuhan 3. Teori motivasi pencapaian 4. Teori Motivation-Hygiene 5. Teori keadilan 6. Teori pengharapan 7. Teori penetapan tujuan dan manajemen dengan sasaran 8. Pembelajaran operan dan modifikasi perilaku 9. Teori karakteristik pekerjaan dari merancang ulang pekerjaan 10. Teori X dan Teori Y 11. Teori kepemimpinan kontingensi 12. Teori kepemimpinan jalur-tujuan 13. Pohon keputusan dan tipe teori kepemimpinan terkait Kontribusi teori dalam perilaku organisasional.Terlihat jelas bahwa isi buku ini berfokus pada pembahasan teori-teori organisasional pada level mikro, yaitu bagian yang disebut perilaku organisasional yang merujuk pada level konsiderasi individual dan kelompok kecil. Sebagian besar isi buku ini membahas mengenai teori-teori motivasi, pembelajaran dan kepemimpinan. Masing- masing bab di dalam buku ini ditutup dengan kesimpulan dari segi keilmuan dan dari segi manajerial serta referensi-referensi terkait. Pada bab terakhir, Miner memberikan penekanan pada kontribusi-kontribusi teori pada perilaku organisasional. Di bagian akhir buku, dimuat indeks nama dan indeks subyek untuk membantu pembaca menemukan kembali hal-hal menarik yang menjadi perhatiannya. Bab pertama dari buku Miner (1980) yang berjudul ‘Theories of Organizational Behavior’, menjelaskan tentang hakikat teori ilmiah, desain riset dan pengukuran serta posisi pengetahuan organisasi yang bersifat teoritis. Pada bagian hakikat teori ilmiah, dijelaskan apa itu ilmu, peran teori dalam ilmu, asumsi57 asumsi ilmiah, aturan-aturan pertanyaan ilmiah, pembangunan teori, dan bagaimanakah teori yang baik itu. Pada bagian desain riset dan pengukuran, dijelaskan mengenai pengukuran konstruk teoritis dengan memperhatikan reliabilitas dan validitas, dan dijelaskan pula mengenai perancangan riset, seperti ekperimen laboratorium, eksperimen lapangan serta contohnya, dan desain patchup atau adaptif. Pada bagian posisi pengetahuan organisasi yang bersifat teoritis, dijelaskan bahwa sering kali tidak ada konsensus di antara ilmuwan-peneliti dan praktisioner-manajer dalam hal teori yang terkait dengan organisasi. Bab-bab selanjutnya dalam buku ini mempertimbangkan aspek filosofi dari teori- teori maupun aspek teori dari teori-teori tersebut. Bab-bab selanjutnya ini berupaya untuk mengevaluasi kedua aspek ini secara adil, terhadap kriteria dari ilmu yang baik dan teori ilmiah yang baik. Proses seleksi teori-teori yang masuk ke dalam buku ini dilakukan dengan sebuah pencarian bagi nominasi dari akademisi yang terkenal pada bidang studi organisasi. Lebih dari 35 orang merespon dengan menyarankan teori-teori yang dinilai cukup penting. Semua teori yang merupakan hasil konsensus antara para akademisi didiskusikan di dalam buku ini. Beberapa teori lainnya, yang jarang dinominasikan, juga dimuat dalam buku ini, karena Miner (1980) berpikir bahwa teori- teori ini memperluas pengetahuan kita pada arah baru atau membuat kontribusi- kontribusi penting khususnya. Sejumlah teori yang lebih baru dan menjanjikan tidak dimasukkan oleh Miner ke dalam buku ini, karena hanya menstimulasi sedikit riset kekinian pada saat itu dan terlalu dini rasanya teori-teori tersebut dapat mencapai penilaian awal. Bahkan kerja teoritis Miner sendiri juga tidak dimasukkan dalam buku ini karena objektivitas yang dibutuhkan tidak bisa dijamin. Tinjauan dari kerja teoritis Miner ini yang dalam banyak hal bisa dibandingkan dengan bab-bab dalam buku ini, bagaimanapun telah dipublikasikan di mana- mana. Bab kedua sampai kesepuluh membahas mengenai teori-teori motivasi, diselingi teori pembelajaran pada bab kedelapan. Bab kesebelas sampai ketigabelas membahas mengenai teori- teori kepemimpinan. Miner menjelaskan teori-teori yang penting ini di lapangan dan menjelaskan kontribusi yang sudah diberikan oleh teori-teori tersebut terhadap pemahaman mengenai organisasi dan praktek-praktek manajemen. Dilengkapi pula dengan kesimpulan untuk para akademisi dan peneliti serta para praktisi yaitu para manajer. Pada bab terakhir yaitu bab keempat belas yang membahas kontribusi58 kontribusi teori dalam perilaku organisasional, Miner (1980) menjelaskan bahwa berbagai macam teori perilaku organisasional telah menghasilkan badan ilmu yang cukup besar. Sebagai hasilnya, kapasitas pemahaman kita untuk memprediksi dan kemampuan untuk mengelola masa depan telah diperluas dengan banyak cara. Ini lah yang seharusnya dilakukan oleh teori, dan jika seseorang mengambil badan ilmu total di lapangan perilaku organisasional sebagai sebuah dasar, ada sedikit pertanyaan tentang teori dan riset yang menghasilkan teori yang telah berkontribusi besar pada pengetahuan yang besar tersebut. Pada waktu yang bersamaan, teori-teori tertentu, khususnya beberapa teori utama, belum terbukti dengan baik. Beberapa teori bahkan telah mendapat konsekuensi negatif karena telah membawa kita pada lembah buta yang membuat upaya riset menjadi percuma dan mengenalkan kita pada aplikasi yang tidak bisa diputuskan. Outcome ideal dari buku seperti ini adalah bahwa teori yang dipertimbangkan dapat dirangking pada dimensi tertentu, sehingga memungkinkan kita untuk membuat pilihan mana yang akan diikuti. Bagaimanapun juga teori yang tersebar begitu luas sehingga membuat upaya ini menjadi tidak bermakna. Mungkin lebih memadai jika kita mengikuti teori yang tidak terlalu bagus namun bersentuhan dengan domain unik karena tidak ada teori yang lebih baik, sambil menolak teori yang sangat bagus dalam domain yang lebih kacau karena sesuatu yang lebih baik sudah ada di sana. Sudah jelas harus ada upaya untuk mengikat teori-teori yang bermacammacam itu sesuai dengan levelnya yang berbeda-beda, terhadap keefektifan dan domainnya yang berbeda, dan kemudian bersama-sama dalam beberapa cara untuk menghasilkan jenis gambaran besar yang diinginkan oleh manajer, para ahli strategi perusahaan, dan bahkan ilmuwan yang peduli secara lebih luas. Pada tahapan awal dalam pengembangan ilmu, hal ini tidak mungkin dilakukan. Terdapat kebutuhan yang jelas untuk riset pada batasan teori dan domainnya, dan untuk analisis yang lebih komparatif, di mana satu teori dipertentangkan dengan teori lainnya, untuk melihat mana yang lebih baik dalam mengatasi suatu masalah khusus. Beberapa riset seperti ini telah dilaksanakan, dan ternyata kita masih perlu banyak lagi. Pada akhirnya, Miner (1980) menyatakan bahwa penting untuk menekankan bahwa diskusi mengenai teori-teori dalam perilaku organisasional telah dibatasi pada teori-teori yang beroperasi pada level individual dan level kelompok kerja. 59 Kita tidak terlalu memperhatikan masalah organisasional inter-group, kecuali dengan cara yang cepat, dan tidak juga kita memperluas bidang kita di luar organisasi menjadi di lingkungannya. Meskipun demikian, teori-teori proses dan struktur organisasional juga merupakan signifikansi utama dalam studi organisasional. Kebutuhan untuk mengintegrasikan mereka dengan teori-teori perilaku organisasional sama pentingnya dengan kebutuhan untuk menemukan dasar yang sama dalam teori-teori perilaku organisasional. Jika ingin berhenti pada bidang perilaku organisasional saja, maka kita hanya mengetahui setengah dari apa yang difungsikan oleh organisasi. Tinjauan Kritis Beberapa tinjauan kritis terhadap buku Miner (1980) yang berjudul ‘Theories of Organizational Behavior” ini akan disampaikan pada uraian berikut. Menurut penulis, buku ini memiliki beberapa keunggulan. Pertama, Referensinya langsung dari tangan pertama. Banyak teori-teori yang ditulis di dalam buku ini bersumber langsung dari sumber aslinya yang pertama yaitu para ahli teori perilaku organisasional. Nama-nama ahli tersebut antara lain: Abraham H. Maslow, Clayton P. Alderfer, David C. McClelland, John W. Atkinson, Bernard Weiner, Frederick Herzberg, J. Stacy Adams, Basil S. Georgopoulos, Victor H. Vroom, Jay Galbraith, Larry L. Cummings, Lyman W. Porter, Edward E. Lawler, George Graen, Edward L. Deci, Edwin A. Locke, B. F. Skinner, W. Clay Hamner, Fred Luthans, Arnold P. Goldstein, Melvin Sorcher, J. Richard Hackman, Douglas McGregor, Raymond E. Miles, Fred E. Fiedler, Robert J. House, Martin G. Evans, Frank A. Heller, dan Robert Tannenbaum. Kedua, Buku ini memuat teori-teori perilaku organisasional yang penting dan berguna di lapangan dan memiliki kontribusi terhadap pemahaman mengenai organisasi dan praktek-praktek manajemen. Sangat bermanfaat bagi para akademisi dan praktisi, dalam hal ini para manajer. Buku ini bukan survei atau diskusi dangkal mengenai teori- teori perilaku organisasional. Buku ini merupakan state of the art dari perilaku organisasional berdasarkan penelitian paling ketat yang pernah ada. Pada Bab Keempat misalnya, Miner (1980) memberikan wawasan mendalam bagi para peneliti dan praktisi dengan menjelaskan bahwa teori motivation-hygiene 60 mungkin telah menghasilkan kontroversi lebih banyak daripada teori-teori lainnya. Di antara alasan tersebut adalah banyak yang mempunyai sedikit hubungan dengan manfaat keilmuan atau manjerial dari teori tersebut. Kondisi ini membuat evaluasi objektif menjadi lebih sulit. Hampir tidak mungkin untuk tidak dijadikan musuh jika seseorang membuat pernyataan terkait teori ini. Evaluasi objektif rasional masih krusial bagi pengembangan keilmuan dan praktek manajemen. Contoh lain bisa kita dapatkan pada Bab Kelima, Miner (1980) menjelaskan bahwa hampir tidak mungkin lagi untuk menjelaskan dampak teori keadilan pada penerapan di lapangan karena teori ini sudah sangat dikenal luas di kalangan para ahli kompensasi dan konsiderasi keadilan, dan biasanya menjadi konsideran utama dalam menetapkan skala pembayaran. Namun, masih saja sulit untuk menentukan hubungan sebab akibat, dan tidak ada prosedur umum yang mapan dan dikenal luas yang dapat menghubungkan secara langsung pada teori keadilan atau teori Adams. Akan tampak di mana praktisi kompensasi telah sadar akan pentingnya konsiderasi keadilan untuk pekerjaan mereka selama bertahun-tahun. Formulasi yang lebih tepat dan kekinian pada waktu itu yaitu dari Adams dan pengikutnya telah memberikan dampak yang relatif lebih kecil pada praktek yang berlaku saat itu. Namun bagaimanapun, situasi tidak dapat menjawab manfaat potensial apa yang bisa diperoleh dari teori ini di masa mendatang. Ketiga, Buku ini menunjukkan kemampuan Miner dalam menggali lebih dalam ke dalam setiap teori untuk mengungkapkan hal-hal baru dan penting tentang setiap teori yang mungkin bahkan tidak disadari oleh pembaca sebelumnya. Hal ini bisa dirasakan sekali ketika kita membaca bab demi bab yang berisi teori-teori yang disampaikan para ahli (Bab 2-13). Ketika membaca kembali materi pada Bab 1 dan 2 buku Miner (1980) ini, penulis yakin dengan argumen Miner tentang manfaat dari pendekatan yang berpusat pada teori dibandingkan dengan konten dan pendekatan yang berpusat pada masalah. Sebagai contoh pada Bab Ketiga, Miner (1980) menjelaskan bahwa dalam banyak aspek teori motivasi pencapaian telah terbukti cukup sukses. Teori ini telah menghasilkan banyak sekali riset karena penulisnya menyadari kebutuhan akan pengukuran dari awal mula, dan banyak hasil riset ini yang mendukung. Kesuksesan teori ini juga tidak lepas dari sasarannya yang terbatas dan fokus, dan karena berkonsentrasi pada domain yang spesifik. Ketika teori berusaha keluar 61 dari domain ini, kemungkinan hasilnya tidak sebaik itu. Contoh lain terdapat pada bab kesembilan, Miner (1980) menyatakan bahwa diskusi pengayaan pekerjaan dalam kaitannya dengan teori motivation-hygiene membawa fakta bahwa bahkan dalam kondisi terbaik, beberapa karyawan tidak merespon terhadap pengayaan pekerjaan. Pada pekerjaan kerah biru (buruh) khususnya, hasil penelitian sering cenderung di bawah ekspektasi. Teori karakteristik pekerjaan merepresentasikan sebuah upaya untuk menjelaskan dan memprediksi kegagalan dan keberhasilan ini. Dalam hal ini, teori ini sangat kontras dengan teori motivation-hygiene dan pengayaan pekerjaan ortodok. Secara potensial, paling tidak pendekatan karakteristik pekerjaan lebih kuat daripada dua teori lainnya karena teori ini memperluas batasan aplikasi untuk melibatkan tidak hanya kesuksesan tapi juga kegagalan, yang pada akhirnya akan menentukan apakah potensi ini telah terealisasi atau tidak. Keempat, Buku ini memuat kerangka isi setiap bab di bagian awal bab dan menuliskan kesimpulannya di akhir setiap bab. Hal ini sangat memudahkan pembaca untuk memahami isi buku dengan baik. Dilengkapi pula dengan referensi yang lengkap untuk setiap bab sehingga pembaca mudah untuk mencari rujukan awalnya. Kelima, Buku ini juga memuat indeks nama dan indeks subyek, sehingga memudahkan pembaca untuk meninjau kembali hal-hal yang menjadi perhatiannya. Ada beberapa kritik terhadap buku Miner (1980) yang dapat disampaikan oleh penulis di dalam makalah ini. Pertama, buku ini kurang komprehensif dalam menguraikan teori-teori perilaku organisasional karena buku ini hanya menguraikan teori-teori perilaku organisasional pada level individu saja (itupun hanya teori-teori motivasi dan pembelajaran) dan hanya sedikit membahas teoriteori yang berkaitan dengan perilaku kelompok (hanya teori-teori kepemimpinan). Tidak ada pembahasan mengenai teori-teori terkait perilaku individu lainnya seperti nilai dan sikap, keyakinan, perbedaan individual, afek, emosi dan mood, kognisi, intensi dan persepsi, atribusi, kepribadian, kemampuan, kreativitas, cinta, sex, dan sebagainya, seperti yang dimuat dalam buku-buku terkait perilaku organisasional lainnya seperti Kinicki & Fugate (2018), Robbins & Judge (2018), George & Jones (2012), Luthans (2011), dan Pinder (1998 & 2008). Tidak ada juga pembahasan mengenai teori-teori terkait perilaku kelompok lainnya seperti 62 kelompok kerja dan tim kerja, komunikasi dan pengambilan keputusan, kekuasaan, pengaruh dan politik, stress, konflik dan negoisasi, kreativitas dan pembelajaran organisasional (Kinicki & Fugate, 2018; Robbins & Judge, 2018; George & Jones, 2012; Luthans, 2011). Kedua, Miner (1980) kurang menjelaskan alasan mengapa ia memilih untuk lebih banyak menuliskan teori-teori motivasi di dalam bukunya ini, dan juga beberapa teori kepemimpinan, daripada teori-teori lainnya dalam studi perilaku organisasional yang terkait perilaku individual. Penulis merasa penasaran dan ingin tahu mengenai alasan Miner ini. Setelah membaca beberapa literatur terkait, penulis akhirnya menemukan jawabannya pada buku Steers & Porter (1991) yang berjudul Motivation and Work Behavior, pada transkrip Linn (2019) mengenai teori perilaku organisasional dalam bisnis, pada artikel Greve (2015) yang berjudul Teori-teori Keperilakuan dari Organisasi, Pinder (1998) dalam bukunya yang berjudul Work Motivation in Organizational Behavior, dan buku Miner (2005) yang berjudul Organizational Behavior 1: Essential Theories of Motivation and Leadership. Steers & Porter (1991) dalam bukunya yang berjudul Motivation and Work Behavior memuat berbagai topik mengenai motivasi kerja di dalam organisasi secara lebih komprehensif, mulai dari konsiderasi awal mengenai peran motivasi di dalam organisasi; lalu pendekatan- pendekatan teoritis terhadap motivasi (seperti Pendekatan Orang, Pendekatan Lingkungan, dan Pendekatan OrangLingkungan dalam motivasi); isu-isu sentral yang berkaitan dengan motivasi kerja (seperti pengaruh-pengaruh sosial, sikap kerja, kinerja pekerjaan, dan keterikatan karyawan pada organisasi, dan pengaruh lintas budaya pada motivasi); teknikteknik motivasi (seperti penetapan tujuan dan manajemen diri, desain pekerjaan, sistem penghargaan dalam organisasi, komunikasi, umpan balik dan motivasi); dan teori motivasi dalam perspektif, dengan dilengkapi beberapa observasi yang dapat menyimpulkan beberapa hal. Fokus buku ini memang membahas mengenai motivasi dan perilaku kerja. Buku ini secara implisit menjelaskan bahwa perilaku kerja itu lebih banyak dipengaruhi oleh motivasi. Linn (2019) menyatakan bahwa teori perilaku organisasional adalah studi perilaku manusia di dalam sebuah lingkungan organisasional. Hal ini berarti perilaku organisasional menanyakan pertanyaan tentang mengapa manusia 63 berperilaku sebagaimana mereka berperilaku dalam lingkungan kerja. Berawal dari awal abad ke-20, teori perilaku organisasional berkembang dari teori manajemen klasik, seperti teori Frederick W. Taylor. Teori perilaku organisasional modern adalah berbasis pada sebuah pendekatan sistem dan ditemukan dalam ilmu keperilakuan. Ada empat area utama dari studi dalam teori perilaku organisasional, termasuk di dalamnya perilaku individual, perilaku kelompok, struktur organisasional, dan proses-proses organisasional. Motivasi adalah salah satu karakteristik paling signifikan dari teori perilaku organisasional. Motivasi sering dihubungkan dengan tingkat di mana anggota suatu organisasi diinvestasikan atau terlibat dalam tindakan dan misi organisasi. Ketika melihat motivasi, perbedaan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik juga penting. Motivasi intrinsik termasuk hal-hal seperti gaji, lingkungan, promosi dan terminasi. Sebaliknya, motivasi intrinsik terpusat pada level penghargaan terhadap kebutuhan seseorang sendiri. Sebagai contoh, motivasi intrinsik dapat merujuk pada area seperti harga diri dan aktualisasi diri. Greeve (2015) menyatakan bahwa teori perilaku organisasi adalah bagian utama dari bidang studi organisasi, karena penalaran perilaku ditemukan di berbagai pendekatan teoritis. Teori perilaku organisasional harus mempertimbangkan bahwa organisasi terdiri dari individu- individu, yang partisipasinya dan kinerjanya memerlukan motivasi. Pinder (1998) di dalam bukunya Work Motivation in Organizational Behavior memuat topik tidak hanya motivasi kerja dan pembelajaran, namun juga dilengkapi dengan topik mengenai nilai-nilai, keyakinan, niat, emosi, sikap dan kognisi. Bahkan dilengkapi dengan topik frustasi, kekuasaan, cinta, sex, dan harga diri. Buku ini juga dilengkapi dengan penjelasan mengenai aplikasi dari teori motivasi kerja dan arahan untuk masa mendatang. Di dalam bukunya ini, Pinder (1998) memutuskan untuk menyampaikan model motivasi dan perilaku dari para ahli perilaku dari sebuah perspektif historis, yang berusaha untuk menceritakan cerita mengenai jatuh dan bangkitnya bidang pemikiran, demi kepentingannya sendiri maupun demi menawarkan sebuah contoh dari sejarah pertanyaan dalam perilaku organisasional. Selain itu, Miner (2005) dalam buku ketiganya dalam serial buku yang terkait dengan teori-teori perilaku organisasional level mikro, yang berjudul Organizational Behavior 1: Essential Theories of Motivation and Leadership menyatakan bahwa 64 motivasi dan kepemimpinan telah selalu dekat kaitannya dengan subyek permasalahan bagi perilaku organisasional dan kedua topik ini semakin terlihat mendekat satu dengan yang lainnya sepanjang waktu. Seringkali karena teori-teori diperluas dan dikembangkan oleh penulisnya, maka teori-teori tersebut bergerak dari area suatu konten dengan konten lainnya dan akhirnya menjadi jembatan bagi kedua area. Ada semakin banyak alasan untuk menggabungkan motivasi dan kepemimpinan dalam sebuah buku tunggal atau studi kelas. Hal ini secara implisit menegaskan bahwa teori-teori motivasi dan teori-teori kepemimpinan adalah esensi dari teori- teori perilaku organisasional, yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yanglainnya. Kontribusi Buku Buku Miner (1980) yang berjudul ‘Theories of Organizational Behavior’ ini memberikan beberapa kontribusi. Pertama, buku ini berkontribusi bagi perkembangan teori organisasi. Meskipun fokus buku ini hanya membahas sebagian saja dari keseluruhan bidang studi organisasional, yaitu bagian yang disebut perilaku organisasional, atau analisis level mikro (level konsiderasi individual dan kelompok kecil), namun juga memberikan kontribusi pada perkembangan teori organisasi yang berfokus pada level makro. Seperti yang dikatakan Robbins (1990) bahwa perbedaan mikro-makro ini menciptakan beberapa tumpang tindih sehingga orang yang mempelajari OB harus mempertimbangkan hubungan struktur-perilaku. Terkadang beberapa topik mikro relevan dengan studi OT. Kedua, buku ini berkontribusi dalam memberikan masukan bagi para akademisi dan peneliti serta praktisi (dalam hal ini manajer) karena menjelaskan manfaat teoritis dan manajerial dari teori-teori yang dibahas yang sudah terbukti kontribusinya di lapangan terhadap pemahaman mengenai organisasi dan praktek-praktek manajemen. Bagi para peneliti diberikan saran untuk riset mendatang dan apa saja yang harus diperhatikan dalam melaksanakan risetnya, dan bagi para manajer diberikan saran dalam membuat kebijakan-kebijakan dalam organisasi. Ketiga, buku ini menjadi pondasi dan inspirasi berkelanjutan bagi Miner sendiri dalam mengembangkan buku-buku teori organisasi –yang hal ini sangat bermanfaat bagi banyak orang. Buku ini adalah buku pertama Miner yang 65 membahas bidang studi organisasional, yang berfokus pada analisis level mikro. Buku Miner selanjutnya dalam serial buku terkait teori-teori perilaku organisasional pada analisis level mikro ini berjudul ‘Organizational Behavior: Foundations, Theories, and Analysis’ (2002) dan buku ‘Organizational Behavior 1: Essential Theories of Motivation and Leadership (2005). Setelah itu, Miner mulai membahas teori-teori studi organisasional pada analisis level makro dengan menulis sebuah buku yang berjudul ‘Organizational Behavior 2: Essential Theories of Process and Structure (2006). Teori-teori analisis level makro inilah yang disebut dengan Teori Organisasi (OT). Selanjutnya, Miner menulis lagi buku-buku selanjutnya yang berjudul ‘Organizational Behavior 3: Historical Origins, Theoretical Foundations, and The Future’ (2006), ‘Organizational Behavior 4: From Theory to Practice’ (2007), ‘Organizational Behavior 5: From Unconscious Motivation to Role-Motivated Leadership’ (2008), dan terakhir ‘Organizational Behavior 6: Integrated Theory Development and The Role of The Unconscious’ (2011). Academy of Management Review selalu menyebut keenam rangkaian buku Miner ini (Organizational Behavior 1 – 6) sebagai state of the art of organizational behaviour theories (state of the art dari teori- teori perilaku organisasional). Saran Bagi Pembaca Buku Miner (1980) yang berjudul ‘Theories of Organizational Behavior’ ini sangat bersahabat bagi para pembacanya. Mengapa? Karena buku ini ditulis dengan bahasa yang relatif mudah dipahami. Buku ini juga disusun dengan sistematis dan terstruktur dengan baik. Pembaca dapat menggunakan indeks nama dan indeks subyek agar dapat meninjau kembali hal-hal yang menjadi perhatiannya di dalam buku ini. Agar mendapat pemahaman yang lengkap, pembaca juga dapat merujuk pada referensi-referensi yang disajikan dalam setiap bab. Untuk para akademisi dan peneliti, jangan lupa untuk melihat kesimpulan pada bagian tujuan keilmuan karena banyak pemahaman dan saran yang dapat ditemukan di sana. Bagi para manajer, jangan lupa untuk melihat kesimpulan pada bagian tujuan manajerial untuk mendapatkan masukan yang bermanfaat dalam bertindak di dalam organisasi. Terakhir, penulis menyarankan agar para pembaca buku ini, juga membaca buku- 66 buku Miner yang selanjutnya dalam rangkaian seri Organizational Behavior. Meskipun Miner tidak menulis buku yang berjudul Organization Theory, namun Miner juga menulis mengenai analisis pada level makro, pada sebagian bukubukunya tersebut. Senada dengan Duncan (2006), penulis berpendapat bahwa pada akhirnya, seseorang wajib mengakui bahwa buku-buku Miner ini adalah karya ilmiah yang bagus. Tidak heran juga mengapa Academy of Management Journal menjuluki buku-buku Miner ini sebagai state of the art of organizational behaviour theories. 67 DAFTAR PUSTAKA Abdalla A, Mousa R.M. Abdul, T & Ng Kim Soon. 2011. Evaluation Of Implementation, Use And Effect Of A Computerized Management Information System In College Of Business. Jurnal Technology. pp. 1-8 Anonim. 2010. Human Resource Management Practice In An Airline Industry : The British Airways Global Perspective .Journal: International Operational Manajemen. 1 (2) Eric W. MacIntosh, Alison Doherty. 2017. The Influence Of Organizational Culture On Job Satisfaction Andintention To Leave. Journal Sport Management. 3 (4). Pp. 106-117. Girts, R. Eivor, O, dan michael b. 2019. developing Collaborative Professionalism And Status Difference In Academic Organizations And Knowledge Transfer Partnership. Jurnal: International Journal Of Human Resource Management. Vol. 30, No.3 pp.457-478 John b. Miner. 2005. Theories Of Organizational Behavior Karzyana Midor. 2016. Innovative Use Of Quality Management Method For Product Management. Journal Management System In Production Engineering. 9 (2). 13-20 Luftim, C.. 2014. The Impact of Strategic Human Resource Management on Organizational Performance. Jurnal Economia. Seria Management. 17 (2) Malkanti and Hussain. 2016. Impact Of Job Design On Employees' Performance In People's Banks Of Ampara District. Journal: Job Desain And Human Resoource Management. 3 (2). pp. 120-127 Man Mohan Joshi, ma, m.ed., cert.ea, dip.hrd. 2013. Human Resource Managemen Neuman, W Lawrence. 2013. Social Research Methods: Qualitative And Quantitative Approaches 7th Edition” Nranka R and andriajana, R. 2012. Strategy Management Acounting Practices In Croatia. The Jurnal Of international Management Studies. 7(2) 93-110 Reza, A. Reza sohaei, Abdul Karim Maleki Berneti. 2016. The Effectiveness Of Human Resource Management On Improving The Performance Of Education Staff. Journal Of Human Resource Management. 6 (5). 68 Robert U. S & Gadi D.P. 2015. The Impact Of Effective Work Design In Achieving Profitability In Organization (A Case Study Of Selected Companies In Nigeria. Journal Of Operational Management. 2 (1). P. 144-152 Wardhan, N.K. 2017. The Effect Of Competency, Transformation Leadership, Social Capital And Performance On Employee Career. Jurnal: International Journal Of Human Capital Management, 1 (2), p.81-94 Yusuf Munirat (Ph.D), Isyaka Muhammed S, dan Aina O. K. 2014. : The Impact Of Management Information System (Mis) On The Performance Of Business Organization In Nigeria. 1 (2) 69