Uploaded by niarseptia3

NIAR SEPTIAFIANTI PENGARUH MARAKNYA ONLINE SHOP DAN MARKET PLACE TERHADAP MENINGKATNYA BUDAYA KONSUMTIF MASYARAKAT TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR

advertisement
Tugas UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Universitas Brawijaya
PENGARUH MARAKNYA ONLINE SHOP DAN MARKET PLACE TERHADAP MENINGKATNYA
BUDAYA KONSUMTIF MASYARAKAT TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR
Niar Septiafianti
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Ketawanggede, Malang 65145
205100101111047
Email : [email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi saat ini khususnya teknologi internet semakin pesat dan memudahkan manusia dalam
melakukan segala sesuatu. Salah satu kegiatan yang saat ini menjadi mudah adalah belanja. Orang-orang dapat
belanja secara online tanpa mengeluarkan banyak tenaga dan tidak perlu keluar rumah. Mereka hanya perlu
menyiapkan telepon seluler ataupun komputer dan koneksi internet yang lancar untuk bisa membeli berbagai
kebutuhan sehari-hari. Melalui berbagai aplikasi dan fasilitas pembayaran yang mudah maka semakin banyak
orang yang melakukan pembelian secara online. Akan tetapi belanja online ini jika dilakukan secara terusmenerus dapat berdampak negatif. Dampak yang paling terasa yaitu mengingkatnya budaya konsumtif di
kalangan masyarakat. Konsumtif adalah kecenderungan seseorang untuk selalu membeli barang-barang baru
yang diinginkannya tanpa menghiraukan keadaan keuangannya. Keadaan ini tentu saja tidak baik bagi
masyarakat dan memiliki berbagai dampak negatif.
Kata kunci: konsumtif, online shop, marketplace
1.
PENDAHULUAN
berbagai toko. Bisnis online tengah banyak diminati
karena memiliki berbagai keunggulan seperti
aksesnya yang sangat mudah, tidak perlu keluar
rumah, modal yang diperlukan tidak begitu besar,
serta toko selalu buka 24 jam (Rachmanto, 2014).
Maraknya toko online ini membuat masyarakat
berlomba-lomba untuk membeli segala sesuatu
secara
online,
khususnya
masyarakat
di
Tulungagung, Jawa Timur. Di Tulungagung sendiri
ada beberapa barang yang masih belum ada secara
offline dan barang-barang di Tulungagung harganya
relatif mahal mengingat bahwa kota ini bukanlah
pusat dari kegiatan produksi. Hal ini akan
menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat di
Tulungagung, salah satunya semakin meningkatnya
budaya konsumtif. Bukankah budaya konsumtif ini
sangat buruk bagi masyarakat?
Pada era modern saat ini teknologi komunikasi
dan
informasi
mulai
berkembang
pesat.
Perkembangan teknologi ini memudahkan manusia
untuk melakukan segala sesuatu serba praktis, salah
satunya dalam berbelanja. Saat ini tengah
berkembang pesat online shop dan marketplace
dalam dunia digital ini. Online shop merupakan
sebuah toko dimana segala kegiatan jual beli
dilakukan secara online menggunakan internet,
sedangkan marketplace merupakan suatu website
atau aplikasi online yang memfasilitasi jual beli
dimana di dalamnya terdapat berbagai toko online.
Dengan adanya marketplace ini akan lebih praktis
dan mudah bagi pembeli untuk membeli barangyang
diinginkannya dengan membandingkan dari
1
2
Menurut Liem dan Royan (2010),
konsumtif adalah kecenderungan seseorang untuk
selalu membeli barang-barang baru yang
diinginkannya tanpa menghiraukan keadaan
keuangannya. Masyarakat yang konsumtif selalu
gelisah dan tidak tenang jika ada barang baru dan
selalu memiliki perasaan untuk membelinya tanpa
menimbang dahulu apa kegunaan dari barang
tersebut. Apalagi dengan semakin mudahnya untuk
berbelanja tanpa mengeluarkan banyak tenaga maka
masyarakat akan semakin konsumtif. Mereka akan
cenderung membeli barang secara berlebihan.
Adanya kemajuan teknologi terutama
dalam bidang ekonomi seperti online shop dan
marketplace ini dapat menjadi alasan utama
meningkatnya budaya konsumtif di masyarakat.
Oleh karena itu perlu dianalisis mengenai apa saja
pengaruh online shop dan marketplace terhadap
budaya konsumtif di masyarakat. Kedua hal ini tentu
saja saling berkaitan dan tidak asing didengar.
Online shop dan marketplace yang memberikan
kemudahan dalam berbelanja justru digunakan
masyarakat secara berlebihan. Terlebih lagi saat ini
di televisi maupun sosial media banyak sekali iklan
tentang barang-barang yang dijual secara online di
marketplace, diskon dan promo menarik, serta
berbagai keuntungan yang ditawarkan saat membeli
barang di marketplace tersebut. Hal ini membuat
masyarakat lebih tertarik untuk berbelanja di media
tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu
dilakukan analisis mengenai pengaruh maraknya
online shop dan marketplace terhadap meningkatnya
budaya konsumtif di masyarakat di Tulungagung,
Jawa Timur. Artikel ini betujuan untuk menganalisis
perkembangan online shop dan marketplace di
Tulungagung, membahas mengenai pengaruh online
shop dan marketplace terhadap semakin tingginya
budaya konsumtif masyarakat di Tulungagung, serta
menganalisis dampak yang ditimbulkan dari budaya
konsumtif masyarakat Tulungagung, Jawa Timur.
Artikel ini juga akan menganalisis lebih dalam
mengenai beberapa poin yang telah disebutkan
diatas.
2.
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN
TEORI
Triyaningsih (2011) meneliti dampak online
marketing melalui Facebook terhadap perilaku
konsumtif masyarakat. Penelitian ini mengarah pada
online marketing yang meliputi produk, saluran
distribusi, produsen, promosi, dan harga yang
dilakukan melalui media Facebook dan bagaimana
dampaknya terhadap perilaku konsumtif masyarakat
serta beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Rachmawati (2019) meneliti pengaruh E-commerce
terhadap perilaku konsumtif mahasiswa (studi kasus
pada mahasiswa di prodi manajemen universitas
tidar). Penelitian ini menganalisa tentang bagaimana
maraknya situs-situs E-commerce dan pengaruhnya
terhadap pola pikir serta gaya hidup konsumtif bagi
para mahasiswa.
Beberapa perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian Triyaningsih (2011) dan
Rachmawati (2019) yaitu:
1. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh
online shop dan marketplace terhadap
budaya
konsumtif
masyarakat
Tulungagung, Jawa Timur.
2. Penelitian ini menjelaskan bagaimana
perkembangan online shop dan market
place di Tulungagung, Jawa Timur.
3. Penelitian ini tidak hanya terfokus pada
salah satu online shop atau marketplace
tertentu.
4. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat di
daerah Tulungagung, Jawa Timur.
2.1 Online Shop
Menurut Sari (2015) online shop merupakan salah
satu bisnis online yang berbasis internet dimana di
dalamnya terjadi proses jual beli antara penjual dan
pembeli tanpa harus bertemu secara langsung.
Online shop ini dibuat oleh penjual baik dari
produsen lain, agen, maupun reseller. Produk yang
mereka jual akan diunggah dalam bentuk foto atau
video pada akun online shop pribadi mereka. Akun
online shop dapat dibuat di sosial media ataupun
marketplace. Online shop saat ini telah menjadi tren
di kalangan masyarakat dan menjadi bagian dari
adanya perubahan pola pikir dan gaya hidup
masyarakat.
2.2 Marketplace
Menurut Firmansyah (2020) marketplace merupakan
sebuah situs di dunia maya yang menjadi perantara
antara penjual dengan pembeli. Situs ini
memberikan fasilitas dengan menyediakan tempat
untuk berjualan serta fasilitas pembayaran secara
online. Dalam dunia nyata marketplace ini bisa
dikatakan sebagai supermarket atau mall yang
menyediakan tempat bagi berbagai penjual untuk
memasarkan produk mereka kepada konsumen. Di
marketplace ini akan ditemukan banyak toko online
yang menjual produk yang sama maupun berbeda
dengan berbagai variasi harga sehingga para pembeli
dapat memilih sendiri barang yang paling cocok
untuk mereka. Beberapa marketplace yang banyak
digunakan misalnya Shopee, Bukalapak, Tokopedia,
Lazada, Blibli.com, dan lain-lain. Di situs-situs ini
pembeli dapat pula memilih sistem pembayaran
karena biasanya akan diberi beberapa pilihan cara
pembayaran, bahkan sudah banyak juga yang
melayani bayar ditempat.
2.3 Konsumtif
Menurut Liem dan Royan (2010), konsumtif adalah
kecenderungan seseorang untuk selalu membeli
barang-barang baru yang diinginkannya tanpa
menghiraukan keadaan keuangannya. Masyarakat
yang konsumtif selalu gelisah dan tidak tenang jika
ada barang baru dan selalu memiliki perasaan untuk
membelinya tanpa menimbang dahulu apa kegunaan
3
dari barang tersebut. Apalagi dengan semakin
mudahnya untuk berbelanja tanpa mengeluarkan
banyak tenaga maka masyarakat akan semakin
konsumtif. Mereka akan cenderung membeli barang
secara berlebihan.
3.
PEMBAHASAN
Pada era globalisasi saat ini teknologi informasi
dan komunikasi di dunia semakin berkembang.
Masyarakat di berbagai daerah dan semua kalangan
berlomba-lomba menggunakan teknologi ini. Salah
satu teknologi yang menjadi kebutuhan terpenting
adalah internet. Dengan adanya internet ini
mendorong munculnya berbagai inovasi baru di
berbagai bidang yang berbasis internet. Inovasiinovasi ini dibuat dengan tujuan untuk memudahkan
segala aktivitas manusia. Salah satu inovasi yang
muncul dari adanya internet ini yaitu berbelanja
secara online. Dengan berbelanja secara online maka
masyarakat tidak perlu keluar rumah dan
mengeluarkan banyak tenaga untuk berbelanja.
Beberapa media yang digunakan untuk berbelanja
online ini adalah marketplace dan online shop.
Belanja online ini sudah menjamah berbagai daerah
di Indonesia, salah satunya adalah Tulungagung,
Jawa Timur.
3.1. Perkembangan Online Shop dan Marketplace
di Tulungagung, Jawa Timur
Tulungagung merupakan salah satu kabupaten
yang terletak di Jawa Timur. Pada awalnya online
shop dan marketplace masih sangat asing dan jarang
ditemukan di kota ini. Hal ini dikarenakan masih
sedikit industri dan usaha yang berkembang di
tulungagung. Kebanyakan toko dan industri di
Tulungagung menjual produknya secara langsung.
Selain itu, hal ini juga dipengaruhi masih minimnya
penggunaan
internet
oleh
masyarakat
di
Tulungagung.
Selanjutnya dari tahun ke tahun industri dan
perekonomian di Tulungagung semakin berkembang
dengan pesat. Berdasarkan data dan statistik
ekonomi Kabupaten Tulungagung tahun 2018,
selama kurun waktu 2013-2017 perekonomian di
Tulungagung didominasi oleh beberapa kategori
usaha yaitu industri pengolahan, pertanian,
kehutanan, perikanan, perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, konstruksi,
informasi dan komunikasi. Sejak berkembangnya
sektor usaha di Tulungagung ini maka semakin
banyak bermunculan wirausahawan dengan usaha
mereka yang mengikuti tren masa kini. Mereka
kebanyakan memulai bisnis dengan memasarkannya
melalui sosial media sehingga bisnis mereka dikenal
oleh banyak orang. Pada kurun waktu tersebut
penggunaan sosial media dan internet di Kabupaten
Tulungagung juga semakin meningkat sehingga
bisnis online ini juga semakin dikenal oleh
masyarakat. Para penjual online memasarkan produk
mereka melalui Facebook, Instagram, Whatsapp,
dan lain-lain. Dari sini menjadikan banyak orang
yang termotivasi untuk membuat bisnis online di
Kabupaten Tulungagung karena peluangnya yang
cukup menjanjikan. Dari tahun 2017 hingga 2020
banyak bermunculan online shop di Tulungagung
yang menjual pakaian, makanan, alat rumah tangga,
dan lain-lain. Bahkan saat ini hasil pertanian,
peternakan, dan perikanan di Tulungagung pun
dipasarkan secara online. Selain itu, para pemilik
toko di Tulungagung yang awalnya hanya menjual
barangnya secara langsung mulai mengikuti untuk
menjual barangnya secara online juga. Kemudian
usaha ini semakin menjamur dengan dikenalnya
marketplace seperti Shopee, Bukalapak, dan
Tokopedia beberapa tahun belakangan ini. Hal ini
membuat para penjual online di Tulungagung
banyak yang tertarik untuk memasarkan produk
mereka melalui marketplace agar produk mereka
dapat dikenal lebih luas. Dari sinilah keberadaan
online shop dan marketplace di Tulungagung
berkembang dengan pesat.
3.2. Pengaruh Online Shop dan Marketplace
Terhadap Semakin Tingginya Budaya Konsumtif
Masyarakat di Tulungagung, Jawa Timur.
Perkembangan online shop dan marketplace di
Tulungagung ini memiliki beberapa pengaruh
terhadap masyarakat. Berbelanja secara online
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
membeli barang yang mereka inginkan tanpa harus
menghabiskan banyak tenaga. Dengan kemudahan
yang diberikan dari adanya online shop dan
marketplace ini maka mendorong masyarakat untuk
berbondong-bondong membeli kebutuhan mereka
secara online. Masyarakat yang merasakan
kemudahan dari berbelanja secara daring tersebut
kemudian akan ketagihan dan ingin berbelanja terusmenerus. Dengan demikian, masyarakat di
Kabupaten Tulungagung semakin memiliki pola
hidup dengan budaya konsumtif. Budaya konsumtif
di Tulungagung semakin lama semakin meningkat.
Menurut Liem dan Royan (2010), masyarakat yang
konsumtif selalu membeli barang sesuka mereka
tanpa memperhitungkan kebermanfaat dari barang
tersebut dan tidak menghiraukan berapa harga dari
barang tersebut. Mereka membeli barang hanya
berdasarkan keinginan mereka. Menurut Dinas
Komunikasi
dan
Informatika
Kabupaten
Tulungagung (2018), tingkat konsumsi masyarakat
Tulungagung hingga tahun 2018 meningkat drastis.
Tingkat konsumsi paling banyak pada sektor
induatri pakaian dan makanan. Hal ini dikarenakan
kedua sektor tersebut banyak dipasarkan secara
online baik itu melalui sosial media, adanya online
sho, maupun marketplace. Di Tulungagung sendiri
masyarakat yang konsumtif kebanyakan dari
kalangan remaja hingga dewasa. Budaya konsumtif
akibat adanya online shop dan marketplace ini
dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
4
1.
2.
3.
Masyarakat mengikuti tren yang sedang
berkembang sehingga mendorong untuk
membeli segala sesuatu yang sedang
populer.
Banyaknya tawaran menarik seperti diskon
dan promo lainnya di online shop dan
marketplace
sehingga
mendorong
masyarakat
untuk
membeli
barang
sebanyak-banyaknya.
Banyaknya iklan dan promosi melalui
televisi dan media sosial sehingga membuat
masyarakat menjadi terpengaruh dan
tertarik untuk membeli barang yang
dipromosikan tersebut.
3.3. Dampak yang Ditimbulkan Dari Budaya
Konsumtif Masyarakat Tulungagung, Jawa
Timur.
Budaya konsumtif di masyarakat Tulungagung
terhadap barang-barang yang diperjual belikan
secara online ini secara langsung maupun tidak
langsung dapat berdampak pada kehidupan sosial
masyarakat. Dampak negatif dari konsumtif ini
adalah masyarakat menjadi semakin boros dan
menghambur-hamburkan uang mereka untuk
membeli segala sesuatu untuk memenuhi
keinginannya tanpa memikirkan manfaatnya, inilah
yang menjadikan pengeluaran lebih besar daripada
pendapatan. Jika ini terus terjadi maka akan sangat
menurunkan kesejahteraan masyarakat dan dapat
menimbulkan kemiskinan. Masyarakat juga menjadi
lebih egois dalam memenuhi keinginan mereka
sehingga menghalalkan berbagai cara untuk
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dampak
terburuknya mereka bahkan dapat melakukan
tindakan kriminal seperti pencurian agar keinginan
mereka terpenuhi. Di Tulungagung sendiri sudah
sering terjadi tindakan pencurian maupun penipuan
di media sosial hanya karena alasan ekonomi yaitu
untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu karena
saat ini banyak masyarakat yang lebih memilih
berbelanja secara online maka mengakibatkan
mereka malas dan toko-toko, terutama pakaian
menjadi lebih sepi. Budaya konsumtif ini jika dilihat
memang lebih banyak menimbulkan dampak negatif
daripada dampak positif.
Akan tetapi ada pula dampak positif yang dapat
dirasakan dari konsumtif ini terutama pada pihak
produsen dan industri di Tulungagung. Menurut
Kurniawan (2017), dampak positif dari budaya
konsumtif adalah membuka lapangan pekerjaan
karena jika industri berkembang maka akan
membutuhkan lebih banyak tenaga kerja,
meningkatkan motivasi konsumen untuk menambah
penghasilan karena mereka ingin membeli barangbarang yang beraneka ragam sehingga penghasilan
mereka harus tercukupi, dan menciptakan pasar baru
bagi produsen. Tingkat ekonomi di Tulungagung
menjadi meningkat dan produsen-produsen lokal
juga semakin berkembang pesat. Selain itu karena
budaya konsumtif masyarakat ini maka banyak
pengusaha yang menanamkan modal dan
berinvestasi di Tulungagung dengan membuka
usaha-usaha baru. Dengan ini Tulungagung yang
awalnya hanya kota dengan tingkat ekonomi dan
industri yang rendah semakin lama menjadi semakin
maju.
4. PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa online shop dan marketplace di
Tulungagung semakin berkembang dari waktu ke
waktu sehingga banyak dijumpai bisnis berbasis
online di Tulungagung. Perkembangan online shop
dan marketplace di Tulungagung ini memiliki
beberapa pengaruh terhadap masyarakat. Berbelanja
secara online memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk membeli barang yang mereka
inginkan tanpa harus menghabiskan banyak tenaga.
Hal ini lama-kelamaan menyebabkan masyarakat
semakin konsumtif. Budaya konsumtif di
Tulungagung semakin meningkat. Konsumtif ini
memiliki dampak negatif bagi masyarakat yaitu
masyarakat menjadi semakin boros dan melakukan
segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Akan tetapi ada pula dampak positif yang
dapat dirasakan dari konsumtif ini yaitu semakin
meningkatnya industri di Tulungagung.
Saran
Karya ilmiah ini perlu disempurnakan lagi
untuk meningkatkan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai masalah yang dibahas ini. Perlu
diadakan penelitian lebih lanjut dengan berbagai
metode yang lebih efektif dalam masalah ini.
Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk
menjelaskan bagaimana cara mengatasi perilaku
konsumtif pada masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten
Tulungagung, 2018. Data dan Statistik
Ekonomi Kabupaten Tulungagung Tahun
2018. Tulungagung: Dinas Komunikasi Dan
Informatika.
FIRMANSYAH, M.A., 2020. Pengantar EMarketing. Pasuruan: Qiara Media.
KURNIAWAN, C., 2017. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Ekonomi Pada Mahasiswa. Jurnal Media
Wahana Ekonomika, 13(2), pp. 107-118.
LIEM, A. & FRANS M.R., 2010. Cara Cerdas
Mengelola Sisa Uang Belanja. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
5
RACHMAWANTO, R., 2014. Membangun Online
Shop dengan Wordpress. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
RACHMAWATI, A.L., 2019. Analisis Pengaruh Ecommerce Terhadap Perilaku Konsumtif
Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Di
Prodi Manajemen Universitas Tidar). Jurnal
Online Mahasiswa Manajemen, 1(1), pp. 1-5.
SARI, C.A., 2015. Perilaku Berbelanja Online Di
Kalangan Mahasiswi Antropologi Universitas
Airlangga. Jurnal Antropologi UNAIR, 4(2),
pp. 205-216.
TRIYANINGSIH, S.L., 2011. Dampak Online
Marketing Melalui Facebook Terhadap
Perilaku Konsumtif Masyarakat. Jurnal
Ekonomi dan Kewirausahaan, 11(2), pp. 172177.
Download