Uploaded by User77059

PERTAMINA laporan

advertisement
LAPORAN PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
TERMINAL BBM BOYOLALI
PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
1
PENGESAHAN
Laporan dengan Judul :
LAPORAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA PT. BUKIT MAKMUR
MANDIRI UTAMA (BUMA)
Putri Ni’matus S, NIM : R0217081, Tahun : 2018
telah disahkan pada :
Hari Kamis Tanggal 4 April 2018
Penyusun,
Putri Ni’matus S
NIM R0217081
2
1.
HASIL LAPORAN
1.1 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester II Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS
yang
dilaksanakan pada :
Hari
: Rabu
Tanggal : 4 April 2018
Waktu : 07.30 WIB - selesai
Lokasi : PT. Pertamina MOR IV Terminal BBM Boyolali
Alamat : Jalan Raya Solo-Semarang Km.18 Teras, Boyolali, Jawa Tengah
Peserta kunjungan yaitu kelas B yang berjumlah 47 mahasiswa dan
didampingi oleh Bapak Ervansyah Wahyu U., S.ST dan dosen pengampu mata
kuliah Keselamatan Kerja yaitu Bapak Aris Zaenal, SH, M.Si. Keberangkatan
menggunakan satu unit bus dan satu mobil milik dosen pengampu. Dengan
waktu perjalanan dari UNS ke PT. Pertamina TBBM Boyolali sekitar 1 jam.
1.2 Deskripsi Perusahaan
Terminal BBM Boyolali adalah salah satu terminal BBM di Jawa
Tengah yang menggunakan Operational Terminal Automation System.
Pertamina TBBM Boyolali terletak di Jalan Solo Semarang KM 18 Teras,
Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. PT Pertamina TBBM Boyolali merupakan
salah satu Marketing Operation Region IV dari PT Pertamina (Persero), yang
dibangun pada tahun 2002 dan mulai dioperasikan pada tahun 2008. PT.
Pertamina TBBM Boyolali memiliki luas area 11,2 Ha.
Secara geografis, TBBM Boyolali terletak diantara:
1. Kelurahan Mojolegi dan Ketaon
2. Kecamatan Teras dan Banyudono
3. Polsek Teras dan Banyudono
4. Koramil Teras Banyudono
5. Kabupaten Boyolali
3
PT. Pertamina TBBM Boyolali memiliki visi, misi dan tugas pokok sebagai
berikut:
Visi:
Menjadi unit kerja operasi dengan layanan kelas dunia.
Misi:
1) Melaksanakan
aktivitas
penerimaan,
penimbunan,
dan
pendistribusian BBM, secara aman tepat mutu, jumlah, dan waktu,
serta memenuhi aspek K3LL.
2) Mendukung terealisasinya transformasi budaya di lingkungan
Pertamina
melalui
budaya
Clean,
Competitive,
Confidence,
Customer Focus, Commercial, dan Capable.
Tugas Pokok:
1) Melaksanakan kegiatan penerimaan, penimbunan, dan penyaluran
BBM (Pertamax, Premium, dan Solar) untuk masyarakat (SPBU,
industri), PT KAI dan TNI/POLRI.
3.2.1
Penerimaan BBM dan BBK
Pasokan BBM Terminal BBM Boyolali disuplai melalui pipa
dari terminal Lomanis, Cilacap menggunakan pipa multi product single
pipeberjenis CY 2 sepanjang 246 KM dan berdiameter 12 inchi. Isi pipa
dari Cilacap hingga Boyolali adalah 18.098 KL dengan flowrate ratarata 300KL/Jam.
Gambar 1.Tampilan HMI TAS Jalur Penerimaan BBM
4
3.2.2
Penimbunan BBM dan BBK
Pertamina TBBM Boyolali dapat menimbun BBM hingga
±100.000KL yang disimpan dalam 12 tangki. Untuk tangki BBM jenis
Premium disimpan dalam 3 buah tangki dengan kapasitas 13.000KL per
tangki, Pertalite disimpan dalam satu buah tangki dengan kapasitas
5000KL, sedangkan solar disimpan dalam 3 buahtangki berkapasitas
15.000KL untuk setiap tangkinya. BBM jenis Pertamax disimpan dalam
2 buah tangki berkapasitas 5000KL setiap tangkinya. Selain itu, ada
pula tangki Feed Stock C dengan kapasitas 500KL dan tangki Fame
500KL dan 126KL
Gambar 2.Tampilan HMI TAS Overview untuk penimbunan BBM
dan BBK
3.2.3
Penyaluran BBM dan BBK
Dari pipa utama CY 2 sepanjang 246 KM ketika sampai di
TBBM Boyolali akan dipisah menggunakan beberapa fasilitas pompa
dan meter arus sesuai dengan jenis bahan bakarnya. Untuk Premium 5 x
500 gpm = 2500 gpm (pompa) dan 12 x 1500 l/m = 15.000 l/m (meter
arus). Sedangkan untuk Pertalite 1 x 500 gpm =500 gpm (pompa) dan 2
x 1500l/m = 3.000 l/m (meter arus). Lalu untuk Solar 6 x 500 gpm =
3000 gpm (pompa) dan 9 x 1500 l.m = 13.500 l/m (meter arus).
Selanjutnya untuk Pertamax 2 x 500 gpm = 1000 gpm (pompa) dan 4 x
1500 l/m = 6000 l/m (meter arus). Untuk blending/ COCO 2 x 500 gpm
=1000 gpm (pompa) dan untuk SPBU COCO Solar dan SPBU COCO
5
Premium Masing-masing 1 x 500 l/m = 500 l/m. Kemudian yang
terakhir untuk Fame 2 x 250 gpm = 500 gpm (pompa), 3 x 500 l.m
=1500 l/m (meter arus fame) dan untuk multi (Cadangan Premium 1x
500 gpm =500 gpm.
Wilayah Operasi TBBM Boyolali meliputi wilayah; Boyolali,
Surakarta, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Salatiga,
Semarang Selatan (mulai dari Ungaran, Ambarawa, Banyubiru),
Purwodadi, Jawa Timur (mulai dari Pacitan, Ngawi dan Magetan.
TBBM Boyolali mendistribusikan ke ±223 SPBU, industry, PT. KAI
dan TNI/Polri
Menurut zonasinya TBBM Boyolali menyalurkan BBM pada
zona I < 30 KM sebanyak 83 SPBU. Sedangkan untuk zona II 30 KM60 KM sebanyak 64 SPBU, lalu untuk zona III > 60 KM sebanyak 83
SPBU. Dengan jumlah mobil tangki volume 1 sejumlah 85 unit
(kapasitas 1960 KL) dan non volume 1 sejumlah 14 unit (kapasitas 184
KL). Total mobil tangki yang mendistribusikan adalah 102 unit. Jiks
semua
unit
mobil
tangki
beroperasi,
TBBM
mendistribusi dengan kapasitas sebesar 2.376 KL/hari.
Gambar 3. Pola Distribusi Sistem Zonasi
6
Boyolali
dapat
Data distribusi tahun 2010-2015 menunjukkan bahwa ada kenaikan untuk
Pertamax tiap tahunnya dan Pertalite naik tahun 2015. Sedangkan Premium dan
Solar mengalami penurunan pada tahun 2015.
Gambar 3. Grafik Distribusi BBM Tahun 2010-2015
Jenis BBM
Jumlah (KL/hari)
Premium
492
KL/hari
Pertalite
2089 KL/hari
Pertamax
734
solar
1345 KL/hari
KL/hari
Tabel 1. Thruput rata-rata distribusi Desember 2017
37
3.2.4
Denah / Layout TBBM Boyolali
Gambar 4. Denah Pertamina TBBM Boyolali
3.2.5
Pelaksanaan K3 di Perusahaan
PT. Pertamina TBBM Boyolali memiliki 20 Pekerja Organik
atau tetap, sementara pekerja lainya merupakan tenaga kontrak atau
tenaga pembantu yang didatangkan. PT. Pertamina TBBM Boyolali
sangat berkonsentrasi pada bagian K3LL karena TBBM Boyolali
memiliki bahaya resiko sangat tinggi.
Demi kelancaran operasional di terminal BBM Boyolali maka
diperlukan standar prosedur keselamatan yang baik, serta memadai. Di
terminal BB, Boyolali ada suatu semboyan yang dijadikan pedoman
bagi setiap pekerja dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, yaitu
“zero Toleraance for Safety”
1. Identifikasi potensi unsafe condition.
2. Perbaiki unsafe condition menjadi safe condition.
3. Lengkapi/perbarui kebijakan sesuai dengan kebutuhan kondisi
setempat.
8
4. Sebagai teladan untuk tidak mentolerir sedikitpun perilaku yang
dapat menimbulkan unsafe condition.
5. Peduli terhadap lingkungan.
6. Melakukan tindakan secara cepat dan tepat dalam menghadapi
dan menanggulangi keadaan darurat.
Kemudian juga tata tertib yang harus dipenuhi setiap pekerja dan
pengunjung ketika memasuki zona bahaya Terminal BBM Boyolali.
Antara lain wajib memakai id card safety helmet dan safety shoes. Lalu
larangan membawa senjata api, senjata tajam, korek api, dan tidakboleh
membawa handphone selama di zona berbahaya. Tata tertib ini
terpasang dijalan masuk menuju zona berbahaya di TBBM Boyolali.
PT Pertamina TBBM Boyolali sudah menerapkan sistem K3
dengan baik. Misalnya disetiap ruangan sudah dilengkapi dengan fire
detector, APAR, dan sirine keadaan darurat. Selain itu, Pertamina
TBBM Boyolali juga memiliki beberapa pintu darurat, yaitu tangga
utama, tangga timur kantor, dan tangga barat kantor. Serta terdapat
smooking area yang berada di dekat masjid.
Beberapa penghargaan yang telah didapat dapat mencerminkan
seberapa besar perhatian pertamina kepada bidang K3LL, antara lain:
1. Tahun 2011-2013 penghargaan Gold - POSE (Pertamina
Operational Service Exchange)
2. Penghargaan Proper TBBM Boyolali mendapatkan penghargaan
Hijau sejak tahun 2012-2015.
3. Penghargaan security
mendapatkan penghargaan Gold
sejak
tahun 2013.
4. Tahun 2014-2017 penghargaan Platinum - POSE (Pertamina
Operational Service Exchange)
5. PT. Pertamina TBBM Boyolali menggunakan ISO 9001, 14001 &
OHSAS 180001 yang terintegrasi dari 2013-2016.
6. Penghargaan KPI yaitu patra adhikarya bhumi madya tahun 2013
7. Penghargaan sharing knowledge teraktif MOR IV tahun 2014.
9
8. Indonesia
Sustainable
Development
Award
dari
Menteri
Bappenas
9. Penghargaan Konservasi sumberdaya & CSR (Corporate Social
Responsibility) Tahun 2017 oleh Bupati Boyolali
10. Penghargaan Lokasi Terkontributif untuk Kampung Iklim- Lokasi
Teraktif CIP 2017
1.3 Observasi
Secara garis besar kegiatan operasional di Pertamina TBBM Boyolali dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Penerimaan BBM dan BBK
Pasokan BBM Terminal BBM Boyolali disuplai melalui pipa dari
terminal Lomanis, Cilacap menggunakan pipa multi product single pipe
berjenis CY 2 sepanjang 246 KM dan berdiameter 12 inchi. Isi pipa dari
Cilacap hingga Boyolali adalah 18.098 KL dengan flowrate rata-rata
300KL/Jam
2. Penimbunan BBM dan BBK
Pertamina TBBM Boyolali dapat menimbun BBM hingga
±100.000KL yang disimpan dalam 12 tangki. Untuk tangki BBM jenis
Premium disimpan dalam 3 buah tangki dengan kapasitas 13.000KL per
tangki, Pertalite disimpan dalam
satu buah tangki dengan kapasitas
5000KL, sedangkan solar disimpan dalam 3 buahtangki berkapasitas
15.000KL untuk setiap tangkinya. BBM jenis Pertamax disimpan dalam 2
buah tangki berkapasitas 5000KL setiap tangkinya. Selain itu, ada pula
tangki Feed Stock C dengan kapasitas 500KL dan tangki Fame 500KL dan
126KL
3. Pendistribusian BBM dan BBK
Dari pipa utama CY 2 sepanjang 246 KM ketika sampai di TBBM
Boyolali akan dipisah menggunakan beberapa fasilitas pompa dan meter
arus sesuai dengan jenis bahan bakarnya. Untuk Premium 5 x 500 gpm =
2500 gpm (pompa) dan 12 x 1500 l/m = 15.000 l/m (meter arus). Sedangkan
untuk Pertalite 1 x 500 gpm =500 gpm (pompa) dan 2 x 1500l/m = 3.000
10
l/m (meter arus). Lalu untuk Solar 6 x 500 gpm = 3000 gpm (pompa) dan 9
x 1500 l.m = 13.500 l/m (meter arus). Selanjutnya untuk Pertamax 2 x 500
gpm = 1000 gpm (pompa) dan 4 x 1500 l/m = 6000 l/m (meter arus). Untuk
blending/ COCO 2 x 500 gpm =1000 gpm (pompa) dan untuk SPBU COCO
Solar dan SPBU COCO Premium Masing-masing 1 x 500 l/m = 500 l/m.
Kemudian yang terakhir untuk Fame 2 x 250 gpm = 500 gpm (pompa), 3 x
500 l.m =1500 l/m (meter arus fame) dan untuk multi (Cadangan Premium
1x 500 gpm =500 gpm.
Wilayah Operasi TBBM Boyolali meliputi wilayah Boyolai,
Surakarta, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Salatiga, Semarang
Selatan (Ungaran, Ambarawa, Bnyubiru), Purwodadi dan wilayah Jawa
Timur mulai dari Pacitan, Ngawi dan Magetan. Dengan mendistribusikan ke
±223 SPBU, industry, PT. KAI dan TNI/Polri
Menurut zonasinya TBBM Boyolali menyalurkan BBM pada zona I <
30 KM sebanyak 83 SPBU. Sedangkan untuk zona II 30 KM- 60 KM
sebanyak 64 SPBU, lalu untuk zona III > 60 KM sebanyak 83 SPBU.
Dengan jumlah mobil tangki volume 1 sejumlah 85 unit (kapasitas 1960
KL) dan non volume 1 sejumlah 14 unit (kapasitas 184 KL). Total mobil
tangki yang mendistribusikan adalah 96 unit dengan kapasitas 2144 KL.
Rata-rata pendistribusian per tahun 2016 Premium sebesar 2943/hari,
Solar 1265 KL/hari, Pertamax 243 KL/hari dan Pertalite 250 KL/hari.
11
2. PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
2.1 Penerapan Keselamatan Kerja
Penerapan Keselamatan Kerja di PT. Pertamina TBBM Boyolali antara lain:
1. Telah memiliki struktur organisasi yang tanggap darurat.
2. Telah menerapkan HIRADC (Hazzard Identification Risk Assesment
Determining Control) pada unit kerjanya.
3. Mempunyai sistem Overflow pada tanki penyimpanan BBM.
4. Terdapat oil catcher untuk mencegah tumpahan.
5. Memiliki pengklasifikasian tiap area.
6. Memiliki peraturan yang mewajibkan penggunaan APD (Alat Pelindung
Diri) di area kerja.
7. Mempunyai sistem izin kerja beserta dengan dokumennya.
8. Terdapat Safety Barrier di area terbatas.
9. Terdapat Color Coding atau sistem pengkodean menggunakan warna.
10. Terdapat tempat penyimpanan peralatan (Gudang).
11. Terdapat tempat khusus barang bekas pakai (Scrap).
12. PT Pertamina Terminal BBM Boyolali telah mengadakan drill atau
pelatihan tangggap darurat secara rutin.
13. HSE Pertamina Terminal BBM Boyolali telah mengadakan inspeksi rutin.
14. PT Pertamina Terminal BBM Boyolali telah memiliki peralatan
pendukung untuk keadaan darurat diantaranya :
a. Hydrant
b. Fire Truck
c. Safety Sign
d. Titik Kumpul
e. Penunjuk jalur evakuasi
f. Hose Box
g. Foam System
h. Sprinkler
i. APAR
j. Fire Water Protector
12
k. Terdapat kolam penampungan air untuk fire protection
15. Telah terdapat sistem security atau pengamanan di pintu masuk.
16. Terdapat sistem patroli untuk pengawasan pipa jalur penerimaan.
17. Menggunakan New Gantry Sytem untuk efisiensi pengisiaan kedalam truk
BMM.
2.2 Potensi Bahaya
Potensi bahaya merupakan suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi
terhadap terjadinya kejadian kecelakaan berupa cidera, penyakit, kematian,
kerusakan, atau kemampuan melaksanakan fungsi operasional yang telah
ditetapkan (Tarwaka, 2008). Potensi bahaya yang ada di Terminal BBM Boyolali
adalah sebagai berikut:
1) Kebakaran
2) Gempa Bumi
3) Peledakan
4) Bahan Kimia
2.3 Penanggulangan Keadaan Darurat
2.3.1 Definisi
Menurut industri, Keadaan Darurat adalah kejadian yang tidak diinginkan
di dalam daerah atau unit itu sendiri yang disebabkan oleh sesuatu dari dalam
atau luar, dimana sumber daya manusia dan sarana dari unit tersebut mampu
untuk menanggulangi akibat dari kondisi yang tidak normal itu dengan
prosedur yang ada. Keadaan darurat dapat didefinisikan sebagai sebuah sub
rangkaian dari semua kejadian-kejadian yang mengancam jiwa manusia,
kesehatan,
harta
benda
dan/atau
lingkungan
dan
dengan
demikian
menciptakan sebuah kebutuhan untuk ditanggapi dan diatasi. Tanggung jawab
utama dari tanggap darurat adalah merencanakan suatu tindakan menuju
kearah pencegahan sebelumnya terjadinya peningkatan ke kondisi krisis.
Tidak akan ada waktu untuk merencanakan detail tindakan ketika terjadinya
keadaan darurat (Pertamina (Persero), 2010).
13
2.3.2 Perencanaan
Berikut ini adalah tahap-tahap Perencanaan menurut Kelly (1989)
yaitu :
1) Survei bahaya
a) Dengan cara menentukan potensi bahaya, menentukan jenis
emergency system
b) Program pengendalian bahaya
c) Inventarisasi sumber daya diantaranya organisasi, personil,
prosedur operasi, peralatan dan sarana
2) Membentuk tim tanggap darura
a) Anggota-anggota tim
b) Memilih tim alternative
c) Mencantumkan alamat dan nomor telp dari anggota
d) Menetapkan pusat komando pengendalian
e) Mencantumkan tim bantuan pihak luar
3) Menetapkan prosedur pengendalian
a) Alur organisasi
b) Prosedur
komunikasi
(
tanda
bahaya
dan
komunikasi
individu)
c) Prosedur evakuasi
d) Prosedur operasi penanggulangan (kebakaran, pencemaran
rescue)
e) Prosedur pengadaan peralatan dan sarana
f) Prosedur rehabilitasi (pasca keadaan darurat)
g) Prosedur investigasi dan pelaporan
2.3.3 Pelatihan
a. Pelatihan bagi seluruh pekerja dengan cara : memahami situasi darurat,
mengerti prosedur-prosedur pengendalian dan memahami tanggung
jawab masing-masing
b. Pelatihan praktek dengan cara : uji coba latihan berkala
c. Evaluasi pelatihan (kritik, tanya jawab dan saran)
14
2.3.4 Pedoman Pelaksanaan Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan keadaan
darurat, diperlukan suatu sistem komprehensif yang mampu memantau,
mengkoordinasikan, dan memberikan saran serta pengendaliannya (Kelly,
1989). Tidak ada suatu kegiatan apapun yang bisa bebas dari bencana.
Keadaan darurat dapat terjadi kapan saja dan setiap saat, selain itu akan
menimbulkan kerugian dari mulai manusia, harta, benda dan lingkungan.
Cara terbaik untuk mengurangi kerugian yaitu dengan adanya perencanaan
awal menghadapi situasi darurat (Kelly, 1989).
Untuk dapat menghadapi kemungkinan tersebut maka harus
dilakukan beberapa hal diantaranya yaitu :
a) Membuat
dan
memelihara prosedur untuk identifikasi
terjadinya kecelakaan dan keadaan darurat
b) Membuat prosedur tanggap darurat
c) Merevisi dan mengkaji prosedur tanggap darurat yang sudah ada
d) Menguji prosedur tanggap darurat yang sudah ada.
Membuat prosedur pemulihan emergency respon atau bencana
untuk mengembalikan kegiatan operasi perusahaan secara cepat dan
aman. (Kelly,1989).
Selain adanya perencanaan dan pelaksanaan tanggap darurat hal
yang harus diperhatikan yaitu pengelolaan dari emergency tersebut.
Dengan adanya pengelolaan maka meyakinkan semua keadaan darurat
dapat diatasi dengan cepat, tepat dan aman. Dapat menekan kerugian
yang tidak diinginkan dengan menanggulanginya sedini mungkin serta
menjamin koordinasi dalam penanggulangan keadaan darurat (Kelly,
1989).
15
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1.
PT. Pertamina TBBM Boyolali merupakan salah satu Marketing
Operation Region IV dari PT Pertamina (Persero), yang dibangun
pada tahun 2002 dan mulai dioperasikan pada tahun 2008
2.
Proses Kegiatan operasional di PT. Pertamina TBBM Boyolali dibagi
menjadi 3 yaitu penerimaan, penimbunan dan pendistribusian BBM
3.
PT. Pertamina TBBM Boyolali memiliki luas area 11,2 Ha yang
menggunakan Operational Terminal Automation System.
4.
Penerapan Keselamatan Kerja di PT Pertamina TBBM Boyolali guna
mencapai zero accident yaitu dengan melakukan :
a. Shift Kerja
b. Penerapan Safety Permit untuk
tiap tiap pekerjaan yang akan
dilakukan
c. Melengkapi alat alat penanggulangan kebakaran dan melakukan
pelatihan tanggap darurat kebakaran
d. Penyediaan APD bagi setiap pekerja
e. Menggunakan sistem security yang bekerja sama dengan pihak
ketiga (TNI/POLRI) untuk pengamanan
f.
Menggunakan sistem pengaman otomatis (Overflow) untuk
mencegah kebocoran minyak akibat tanki BBM overload
g.
5.
Menerapkan sistem SMK3 berdasarkan OHSAS 18001
Penghargaan yang telah didapat oleh PT Pertamina TBBM Boyolali
antara lain:
a. Pertamina POSE pada tahun 2011 dan 2013 mendapatkan
penghargaan Gold, sedangkan tahun 2012, 2014 dan 2015
mendapatkan Platinum.
b. penghargaan Proper TBBM Boyolali mendapatkan penghargaan
Hijau sejak tahun 2012-2015.
16
c. penghargaan security mendapatkan penghargaan Gold sejak tahun
2013.
d. PT. Pertamina TBBM Boyolali menggunakan ISO 9001, 14001 &
OHSAS 180001 yang terintegrasi dari 2013-2016.
e. penghargaan KPI yaitu patra adhikarya bhumi madya tahun 2013
f. sharing knowledge teraktif MOR IV tahun 2014.
B. Saran
Dalam Kunjungan ke PT. pertamina TBBM Boyolali yang
dialakukan oleh Program Studi D4 K3 sudah baik dan memperoleh
fasilitas yang memadai. Materi yang disampaikan pihak PT Pertamina pun
telah sesuai dengan materi mata kuliah yang disampaikan di kelas.
Sehingga dengan diadakannya kujungan ke PT Pertamina TBBM Boyolali
dapat menambah wawasan pengetahuan mahsiswa. Namun disayangkan
mahasiswa hanya memperoleh materi didalam ruangan saja tanpa dapat
melihat langsung dilapangan karena
pada saat dilakukan kunjungan,
sedang diadakan pembongkaran tangki. Oleh karena itu kami menyaranan
bahwa untuk kunjungan selanjutnya baiknya Prodi D4 K3 melakukan
koordianasi dengan pihak PT Pertamina TBBM Boyolali agar mahasiswa
dapat melakukan pengamatan di luar ruangan secara langsung.
17
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma Nur Nisa. 2016. Evaluasi Fire Emergency Response Plan di Area
Penimbunan PT. Pertamina TBBM Boyolali, Jawa Tengah (diakses 29 Mei
2017)
Suma’mur, 2014. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. toko
Gunung Agung.
Sekretariat Komisi VII DPR RI. 2016. Laporan Kunjungan Lapangan Komisi VII
DPR RI Ke Provinsi Jawa Tengah (diakses 29 Mei 2017)
Suma’mur P.K., 2014. Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan. CV. Gunung
Agung : Jakarta.
Tim Penyusun, 2014. Buku Pedoman Praktikum. Surakarta : Program D4
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
https://id.scribd.com/doc/315480399/Laporan-Kerja-praktik-sistem-informasipenerimaan-penimbunan-dan-penyaluran-bbm
37
19
Download