LAPORAN PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT TERMINAL BBM BOYOLALI PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2018 1 PENGESAHAN Laporan dengan Judul : LAPORAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA (BUMA) Putri Ni’matus S, NIM : R0217081, Tahun : 2018 telah disahkan pada : Hari Kamis Tanggal 4 April 2018 Penyusun, Putri Ni’matus S NIM R0217081 2 1. HASIL LAPORAN 1.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan kunjungan dilakukan oleh mahasiswa semester II Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS yang dilaksanakan pada : Hari : Rabu Tanggal : 4 April 2018 Waktu : 07.30 WIB - selesai Lokasi : PT. Pertamina MOR IV Terminal BBM Boyolali Alamat : Jalan Raya Solo-Semarang Km.18 Teras, Boyolali, Jawa Tengah Peserta kunjungan yaitu kelas B yang berjumlah 47 mahasiswa dan didampingi oleh Bapak Ervansyah Wahyu U., S.ST dan dosen pengampu mata kuliah Keselamatan Kerja yaitu Bapak Aris Zaenal, SH, M.Si. Keberangkatan menggunakan satu unit bus dan satu mobil milik dosen pengampu. Dengan waktu perjalanan dari UNS ke PT. Pertamina TBBM Boyolali sekitar 1 jam. 1.2 Deskripsi Perusahaan Terminal BBM Boyolali adalah salah satu terminal BBM di Jawa Tengah yang menggunakan Operational Terminal Automation System. Pertamina TBBM Boyolali terletak di Jalan Solo Semarang KM 18 Teras, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. PT Pertamina TBBM Boyolali merupakan salah satu Marketing Operation Region IV dari PT Pertamina (Persero), yang dibangun pada tahun 2002 dan mulai dioperasikan pada tahun 2008. PT. Pertamina TBBM Boyolali memiliki luas area 11,2 Ha. Secara geografis, TBBM Boyolali terletak diantara: 1. Kelurahan Mojolegi dan Ketaon 2. Kecamatan Teras dan Banyudono 3. Polsek Teras dan Banyudono 4. Koramil Teras Banyudono 5. Kabupaten Boyolali 3 PT. Pertamina TBBM Boyolali memiliki visi, misi dan tugas pokok sebagai berikut: Visi: Menjadi unit kerja operasi dengan layanan kelas dunia. Misi: 1) Melaksanakan aktivitas penerimaan, penimbunan, dan pendistribusian BBM, secara aman tepat mutu, jumlah, dan waktu, serta memenuhi aspek K3LL. 2) Mendukung terealisasinya transformasi budaya di lingkungan Pertamina melalui budaya Clean, Competitive, Confidence, Customer Focus, Commercial, dan Capable. Tugas Pokok: 1) Melaksanakan kegiatan penerimaan, penimbunan, dan penyaluran BBM (Pertamax, Premium, dan Solar) untuk masyarakat (SPBU, industri), PT KAI dan TNI/POLRI. 3.2.1 Penerimaan BBM dan BBK Pasokan BBM Terminal BBM Boyolali disuplai melalui pipa dari terminal Lomanis, Cilacap menggunakan pipa multi product single pipeberjenis CY 2 sepanjang 246 KM dan berdiameter 12 inchi. Isi pipa dari Cilacap hingga Boyolali adalah 18.098 KL dengan flowrate ratarata 300KL/Jam. Gambar 1.Tampilan HMI TAS Jalur Penerimaan BBM 4 3.2.2 Penimbunan BBM dan BBK Pertamina TBBM Boyolali dapat menimbun BBM hingga ±100.000KL yang disimpan dalam 12 tangki. Untuk tangki BBM jenis Premium disimpan dalam 3 buah tangki dengan kapasitas 13.000KL per tangki, Pertalite disimpan dalam satu buah tangki dengan kapasitas 5000KL, sedangkan solar disimpan dalam 3 buahtangki berkapasitas 15.000KL untuk setiap tangkinya. BBM jenis Pertamax disimpan dalam 2 buah tangki berkapasitas 5000KL setiap tangkinya. Selain itu, ada pula tangki Feed Stock C dengan kapasitas 500KL dan tangki Fame 500KL dan 126KL Gambar 2.Tampilan HMI TAS Overview untuk penimbunan BBM dan BBK 3.2.3 Penyaluran BBM dan BBK Dari pipa utama CY 2 sepanjang 246 KM ketika sampai di TBBM Boyolali akan dipisah menggunakan beberapa fasilitas pompa dan meter arus sesuai dengan jenis bahan bakarnya. Untuk Premium 5 x 500 gpm = 2500 gpm (pompa) dan 12 x 1500 l/m = 15.000 l/m (meter arus). Sedangkan untuk Pertalite 1 x 500 gpm =500 gpm (pompa) dan 2 x 1500l/m = 3.000 l/m (meter arus). Lalu untuk Solar 6 x 500 gpm = 3000 gpm (pompa) dan 9 x 1500 l.m = 13.500 l/m (meter arus). Selanjutnya untuk Pertamax 2 x 500 gpm = 1000 gpm (pompa) dan 4 x 1500 l/m = 6000 l/m (meter arus). Untuk blending/ COCO 2 x 500 gpm =1000 gpm (pompa) dan untuk SPBU COCO Solar dan SPBU COCO 5 Premium Masing-masing 1 x 500 l/m = 500 l/m. Kemudian yang terakhir untuk Fame 2 x 250 gpm = 500 gpm (pompa), 3 x 500 l.m =1500 l/m (meter arus fame) dan untuk multi (Cadangan Premium 1x 500 gpm =500 gpm. Wilayah Operasi TBBM Boyolali meliputi wilayah; Boyolali, Surakarta, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Salatiga, Semarang Selatan (mulai dari Ungaran, Ambarawa, Banyubiru), Purwodadi, Jawa Timur (mulai dari Pacitan, Ngawi dan Magetan. TBBM Boyolali mendistribusikan ke ±223 SPBU, industry, PT. KAI dan TNI/Polri Menurut zonasinya TBBM Boyolali menyalurkan BBM pada zona I < 30 KM sebanyak 83 SPBU. Sedangkan untuk zona II 30 KM60 KM sebanyak 64 SPBU, lalu untuk zona III > 60 KM sebanyak 83 SPBU. Dengan jumlah mobil tangki volume 1 sejumlah 85 unit (kapasitas 1960 KL) dan non volume 1 sejumlah 14 unit (kapasitas 184 KL). Total mobil tangki yang mendistribusikan adalah 102 unit. Jiks semua unit mobil tangki beroperasi, TBBM mendistribusi dengan kapasitas sebesar 2.376 KL/hari. Gambar 3. Pola Distribusi Sistem Zonasi 6 Boyolali dapat Data distribusi tahun 2010-2015 menunjukkan bahwa ada kenaikan untuk Pertamax tiap tahunnya dan Pertalite naik tahun 2015. Sedangkan Premium dan Solar mengalami penurunan pada tahun 2015. Gambar 3. Grafik Distribusi BBM Tahun 2010-2015 Jenis BBM Jumlah (KL/hari) Premium 492 KL/hari Pertalite 2089 KL/hari Pertamax 734 solar 1345 KL/hari KL/hari Tabel 1. Thruput rata-rata distribusi Desember 2017 37 3.2.4 Denah / Layout TBBM Boyolali Gambar 4. Denah Pertamina TBBM Boyolali 3.2.5 Pelaksanaan K3 di Perusahaan PT. Pertamina TBBM Boyolali memiliki 20 Pekerja Organik atau tetap, sementara pekerja lainya merupakan tenaga kontrak atau tenaga pembantu yang didatangkan. PT. Pertamina TBBM Boyolali sangat berkonsentrasi pada bagian K3LL karena TBBM Boyolali memiliki bahaya resiko sangat tinggi. Demi kelancaran operasional di terminal BBM Boyolali maka diperlukan standar prosedur keselamatan yang baik, serta memadai. Di terminal BB, Boyolali ada suatu semboyan yang dijadikan pedoman bagi setiap pekerja dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, yaitu “zero Toleraance for Safety” 1. Identifikasi potensi unsafe condition. 2. Perbaiki unsafe condition menjadi safe condition. 3. Lengkapi/perbarui kebijakan sesuai dengan kebutuhan kondisi setempat. 8 4. Sebagai teladan untuk tidak mentolerir sedikitpun perilaku yang dapat menimbulkan unsafe condition. 5. Peduli terhadap lingkungan. 6. Melakukan tindakan secara cepat dan tepat dalam menghadapi dan menanggulangi keadaan darurat. Kemudian juga tata tertib yang harus dipenuhi setiap pekerja dan pengunjung ketika memasuki zona bahaya Terminal BBM Boyolali. Antara lain wajib memakai id card safety helmet dan safety shoes. Lalu larangan membawa senjata api, senjata tajam, korek api, dan tidakboleh membawa handphone selama di zona berbahaya. Tata tertib ini terpasang dijalan masuk menuju zona berbahaya di TBBM Boyolali. PT Pertamina TBBM Boyolali sudah menerapkan sistem K3 dengan baik. Misalnya disetiap ruangan sudah dilengkapi dengan fire detector, APAR, dan sirine keadaan darurat. Selain itu, Pertamina TBBM Boyolali juga memiliki beberapa pintu darurat, yaitu tangga utama, tangga timur kantor, dan tangga barat kantor. Serta terdapat smooking area yang berada di dekat masjid. Beberapa penghargaan yang telah didapat dapat mencerminkan seberapa besar perhatian pertamina kepada bidang K3LL, antara lain: 1. Tahun 2011-2013 penghargaan Gold - POSE (Pertamina Operational Service Exchange) 2. Penghargaan Proper TBBM Boyolali mendapatkan penghargaan Hijau sejak tahun 2012-2015. 3. Penghargaan security mendapatkan penghargaan Gold sejak tahun 2013. 4. Tahun 2014-2017 penghargaan Platinum - POSE (Pertamina Operational Service Exchange) 5. PT. Pertamina TBBM Boyolali menggunakan ISO 9001, 14001 & OHSAS 180001 yang terintegrasi dari 2013-2016. 6. Penghargaan KPI yaitu patra adhikarya bhumi madya tahun 2013 7. Penghargaan sharing knowledge teraktif MOR IV tahun 2014. 9 8. Indonesia Sustainable Development Award dari Menteri Bappenas 9. Penghargaan Konservasi sumberdaya & CSR (Corporate Social Responsibility) Tahun 2017 oleh Bupati Boyolali 10. Penghargaan Lokasi Terkontributif untuk Kampung Iklim- Lokasi Teraktif CIP 2017 1.3 Observasi Secara garis besar kegiatan operasional di Pertamina TBBM Boyolali dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Penerimaan BBM dan BBK Pasokan BBM Terminal BBM Boyolali disuplai melalui pipa dari terminal Lomanis, Cilacap menggunakan pipa multi product single pipe berjenis CY 2 sepanjang 246 KM dan berdiameter 12 inchi. Isi pipa dari Cilacap hingga Boyolali adalah 18.098 KL dengan flowrate rata-rata 300KL/Jam 2. Penimbunan BBM dan BBK Pertamina TBBM Boyolali dapat menimbun BBM hingga ±100.000KL yang disimpan dalam 12 tangki. Untuk tangki BBM jenis Premium disimpan dalam 3 buah tangki dengan kapasitas 13.000KL per tangki, Pertalite disimpan dalam satu buah tangki dengan kapasitas 5000KL, sedangkan solar disimpan dalam 3 buahtangki berkapasitas 15.000KL untuk setiap tangkinya. BBM jenis Pertamax disimpan dalam 2 buah tangki berkapasitas 5000KL setiap tangkinya. Selain itu, ada pula tangki Feed Stock C dengan kapasitas 500KL dan tangki Fame 500KL dan 126KL 3. Pendistribusian BBM dan BBK Dari pipa utama CY 2 sepanjang 246 KM ketika sampai di TBBM Boyolali akan dipisah menggunakan beberapa fasilitas pompa dan meter arus sesuai dengan jenis bahan bakarnya. Untuk Premium 5 x 500 gpm = 2500 gpm (pompa) dan 12 x 1500 l/m = 15.000 l/m (meter arus). Sedangkan untuk Pertalite 1 x 500 gpm =500 gpm (pompa) dan 2 x 1500l/m = 3.000 10 l/m (meter arus). Lalu untuk Solar 6 x 500 gpm = 3000 gpm (pompa) dan 9 x 1500 l.m = 13.500 l/m (meter arus). Selanjutnya untuk Pertamax 2 x 500 gpm = 1000 gpm (pompa) dan 4 x 1500 l/m = 6000 l/m (meter arus). Untuk blending/ COCO 2 x 500 gpm =1000 gpm (pompa) dan untuk SPBU COCO Solar dan SPBU COCO Premium Masing-masing 1 x 500 l/m = 500 l/m. Kemudian yang terakhir untuk Fame 2 x 250 gpm = 500 gpm (pompa), 3 x 500 l.m =1500 l/m (meter arus fame) dan untuk multi (Cadangan Premium 1x 500 gpm =500 gpm. Wilayah Operasi TBBM Boyolali meliputi wilayah Boyolai, Surakarta, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Salatiga, Semarang Selatan (Ungaran, Ambarawa, Bnyubiru), Purwodadi dan wilayah Jawa Timur mulai dari Pacitan, Ngawi dan Magetan. Dengan mendistribusikan ke ±223 SPBU, industry, PT. KAI dan TNI/Polri Menurut zonasinya TBBM Boyolali menyalurkan BBM pada zona I < 30 KM sebanyak 83 SPBU. Sedangkan untuk zona II 30 KM- 60 KM sebanyak 64 SPBU, lalu untuk zona III > 60 KM sebanyak 83 SPBU. Dengan jumlah mobil tangki volume 1 sejumlah 85 unit (kapasitas 1960 KL) dan non volume 1 sejumlah 14 unit (kapasitas 184 KL). Total mobil tangki yang mendistribusikan adalah 96 unit dengan kapasitas 2144 KL. Rata-rata pendistribusian per tahun 2016 Premium sebesar 2943/hari, Solar 1265 KL/hari, Pertamax 243 KL/hari dan Pertalite 250 KL/hari. 11 2. PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT 2.1 Penerapan Keselamatan Kerja Penerapan Keselamatan Kerja di PT. Pertamina TBBM Boyolali antara lain: 1. Telah memiliki struktur organisasi yang tanggap darurat. 2. Telah menerapkan HIRADC (Hazzard Identification Risk Assesment Determining Control) pada unit kerjanya. 3. Mempunyai sistem Overflow pada tanki penyimpanan BBM. 4. Terdapat oil catcher untuk mencegah tumpahan. 5. Memiliki pengklasifikasian tiap area. 6. Memiliki peraturan yang mewajibkan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) di area kerja. 7. Mempunyai sistem izin kerja beserta dengan dokumennya. 8. Terdapat Safety Barrier di area terbatas. 9. Terdapat Color Coding atau sistem pengkodean menggunakan warna. 10. Terdapat tempat penyimpanan peralatan (Gudang). 11. Terdapat tempat khusus barang bekas pakai (Scrap). 12. PT Pertamina Terminal BBM Boyolali telah mengadakan drill atau pelatihan tangggap darurat secara rutin. 13. HSE Pertamina Terminal BBM Boyolali telah mengadakan inspeksi rutin. 14. PT Pertamina Terminal BBM Boyolali telah memiliki peralatan pendukung untuk keadaan darurat diantaranya : a. Hydrant b. Fire Truck c. Safety Sign d. Titik Kumpul e. Penunjuk jalur evakuasi f. Hose Box g. Foam System h. Sprinkler i. APAR j. Fire Water Protector 12 k. Terdapat kolam penampungan air untuk fire protection 15. Telah terdapat sistem security atau pengamanan di pintu masuk. 16. Terdapat sistem patroli untuk pengawasan pipa jalur penerimaan. 17. Menggunakan New Gantry Sytem untuk efisiensi pengisiaan kedalam truk BMM. 2.2 Potensi Bahaya Potensi bahaya merupakan suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi terhadap terjadinya kejadian kecelakaan berupa cidera, penyakit, kematian, kerusakan, atau kemampuan melaksanakan fungsi operasional yang telah ditetapkan (Tarwaka, 2008). Potensi bahaya yang ada di Terminal BBM Boyolali adalah sebagai berikut: 1) Kebakaran 2) Gempa Bumi 3) Peledakan 4) Bahan Kimia 2.3 Penanggulangan Keadaan Darurat 2.3.1 Definisi Menurut industri, Keadaan Darurat adalah kejadian yang tidak diinginkan di dalam daerah atau unit itu sendiri yang disebabkan oleh sesuatu dari dalam atau luar, dimana sumber daya manusia dan sarana dari unit tersebut mampu untuk menanggulangi akibat dari kondisi yang tidak normal itu dengan prosedur yang ada. Keadaan darurat dapat didefinisikan sebagai sebuah sub rangkaian dari semua kejadian-kejadian yang mengancam jiwa manusia, kesehatan, harta benda dan/atau lingkungan dan dengan demikian menciptakan sebuah kebutuhan untuk ditanggapi dan diatasi. Tanggung jawab utama dari tanggap darurat adalah merencanakan suatu tindakan menuju kearah pencegahan sebelumnya terjadinya peningkatan ke kondisi krisis. Tidak akan ada waktu untuk merencanakan detail tindakan ketika terjadinya keadaan darurat (Pertamina (Persero), 2010). 13 2.3.2 Perencanaan Berikut ini adalah tahap-tahap Perencanaan menurut Kelly (1989) yaitu : 1) Survei bahaya a) Dengan cara menentukan potensi bahaya, menentukan jenis emergency system b) Program pengendalian bahaya c) Inventarisasi sumber daya diantaranya organisasi, personil, prosedur operasi, peralatan dan sarana 2) Membentuk tim tanggap darura a) Anggota-anggota tim b) Memilih tim alternative c) Mencantumkan alamat dan nomor telp dari anggota d) Menetapkan pusat komando pengendalian e) Mencantumkan tim bantuan pihak luar 3) Menetapkan prosedur pengendalian a) Alur organisasi b) Prosedur komunikasi ( tanda bahaya dan komunikasi individu) c) Prosedur evakuasi d) Prosedur operasi penanggulangan (kebakaran, pencemaran rescue) e) Prosedur pengadaan peralatan dan sarana f) Prosedur rehabilitasi (pasca keadaan darurat) g) Prosedur investigasi dan pelaporan 2.3.3 Pelatihan a. Pelatihan bagi seluruh pekerja dengan cara : memahami situasi darurat, mengerti prosedur-prosedur pengendalian dan memahami tanggung jawab masing-masing b. Pelatihan praktek dengan cara : uji coba latihan berkala c. Evaluasi pelatihan (kritik, tanya jawab dan saran) 14 2.3.4 Pedoman Pelaksanaan Kesiagaan dan Tanggap Darurat Untuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan keadaan darurat, diperlukan suatu sistem komprehensif yang mampu memantau, mengkoordinasikan, dan memberikan saran serta pengendaliannya (Kelly, 1989). Tidak ada suatu kegiatan apapun yang bisa bebas dari bencana. Keadaan darurat dapat terjadi kapan saja dan setiap saat, selain itu akan menimbulkan kerugian dari mulai manusia, harta, benda dan lingkungan. Cara terbaik untuk mengurangi kerugian yaitu dengan adanya perencanaan awal menghadapi situasi darurat (Kelly, 1989). Untuk dapat menghadapi kemungkinan tersebut maka harus dilakukan beberapa hal diantaranya yaitu : a) Membuat dan memelihara prosedur untuk identifikasi terjadinya kecelakaan dan keadaan darurat b) Membuat prosedur tanggap darurat c) Merevisi dan mengkaji prosedur tanggap darurat yang sudah ada d) Menguji prosedur tanggap darurat yang sudah ada. Membuat prosedur pemulihan emergency respon atau bencana untuk mengembalikan kegiatan operasi perusahaan secara cepat dan aman. (Kelly,1989). Selain adanya perencanaan dan pelaksanaan tanggap darurat hal yang harus diperhatikan yaitu pengelolaan dari emergency tersebut. Dengan adanya pengelolaan maka meyakinkan semua keadaan darurat dapat diatasi dengan cepat, tepat dan aman. Dapat menekan kerugian yang tidak diinginkan dengan menanggulanginya sedini mungkin serta menjamin koordinasi dalam penanggulangan keadaan darurat (Kelly, 1989). 15 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. PT. Pertamina TBBM Boyolali merupakan salah satu Marketing Operation Region IV dari PT Pertamina (Persero), yang dibangun pada tahun 2002 dan mulai dioperasikan pada tahun 2008 2. Proses Kegiatan operasional di PT. Pertamina TBBM Boyolali dibagi menjadi 3 yaitu penerimaan, penimbunan dan pendistribusian BBM 3. PT. Pertamina TBBM Boyolali memiliki luas area 11,2 Ha yang menggunakan Operational Terminal Automation System. 4. Penerapan Keselamatan Kerja di PT Pertamina TBBM Boyolali guna mencapai zero accident yaitu dengan melakukan : a. Shift Kerja b. Penerapan Safety Permit untuk tiap tiap pekerjaan yang akan dilakukan c. Melengkapi alat alat penanggulangan kebakaran dan melakukan pelatihan tanggap darurat kebakaran d. Penyediaan APD bagi setiap pekerja e. Menggunakan sistem security yang bekerja sama dengan pihak ketiga (TNI/POLRI) untuk pengamanan f. Menggunakan sistem pengaman otomatis (Overflow) untuk mencegah kebocoran minyak akibat tanki BBM overload g. 5. Menerapkan sistem SMK3 berdasarkan OHSAS 18001 Penghargaan yang telah didapat oleh PT Pertamina TBBM Boyolali antara lain: a. Pertamina POSE pada tahun 2011 dan 2013 mendapatkan penghargaan Gold, sedangkan tahun 2012, 2014 dan 2015 mendapatkan Platinum. b. penghargaan Proper TBBM Boyolali mendapatkan penghargaan Hijau sejak tahun 2012-2015. 16 c. penghargaan security mendapatkan penghargaan Gold sejak tahun 2013. d. PT. Pertamina TBBM Boyolali menggunakan ISO 9001, 14001 & OHSAS 180001 yang terintegrasi dari 2013-2016. e. penghargaan KPI yaitu patra adhikarya bhumi madya tahun 2013 f. sharing knowledge teraktif MOR IV tahun 2014. B. Saran Dalam Kunjungan ke PT. pertamina TBBM Boyolali yang dialakukan oleh Program Studi D4 K3 sudah baik dan memperoleh fasilitas yang memadai. Materi yang disampaikan pihak PT Pertamina pun telah sesuai dengan materi mata kuliah yang disampaikan di kelas. Sehingga dengan diadakannya kujungan ke PT Pertamina TBBM Boyolali dapat menambah wawasan pengetahuan mahsiswa. Namun disayangkan mahasiswa hanya memperoleh materi didalam ruangan saja tanpa dapat melihat langsung dilapangan karena pada saat dilakukan kunjungan, sedang diadakan pembongkaran tangki. Oleh karena itu kami menyaranan bahwa untuk kunjungan selanjutnya baiknya Prodi D4 K3 melakukan koordianasi dengan pihak PT Pertamina TBBM Boyolali agar mahasiswa dapat melakukan pengamatan di luar ruangan secara langsung. 17 DAFTAR PUSTAKA Kusuma Nur Nisa. 2016. Evaluasi Fire Emergency Response Plan di Area Penimbunan PT. Pertamina TBBM Boyolali, Jawa Tengah (diakses 29 Mei 2017) Suma’mur, 2014. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. toko Gunung Agung. Sekretariat Komisi VII DPR RI. 2016. Laporan Kunjungan Lapangan Komisi VII DPR RI Ke Provinsi Jawa Tengah (diakses 29 Mei 2017) Suma’mur P.K., 2014. Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan. CV. Gunung Agung : Jakarta. Tim Penyusun, 2014. Buku Pedoman Praktikum. Surakarta : Program D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja. https://id.scribd.com/doc/315480399/Laporan-Kerja-praktik-sistem-informasipenerimaan-penimbunan-dan-penyaluran-bbm 37 19