PENDEKATAN MANAJERIAL DINI INDAH NUR’AINI (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Email: [email protected] Abstract: The managerial approach or more generally with the term management approach is a systematic approach, because its regular management involves integrated elements in the learning process. Managerial is needed for the implementation of effective activities. Classroom management is the teacher's skill to create and maintain optimal learning conditions and restore them if there is a disruption in the teaching and learning process (Usman, 2013). Keywords: Management Managerial Approach, Classroom Abstrak: Pendekatan manajerial atau lebih umum dengan istilah pendekatan manajemen adalah sebuah pendekatan yang bersifat sistematis, karena pengelolaannya yang teratur dalam melibatkan unsur-unsur yang terpadu didalam proses pembelajaran. Manajerial sangat dibutuhkan demi terlaksananya kegiatan yang efektif. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar (Usman, 2013). Kata kunci : Pendekatan Manajerial, Pengelolaan kelas PENDAHULUAN Dewasa ini isu pendidikan dikalangan orang tua dan pelajar semakin tajam terdengar. Isu- isu pendidikan tersebut selalu terkait dengan pengelolaan manajemen sekolah yang mana akan dikaitkan dengan pengelolaan manajemen kelas. Oleh karena itu pemerintah mencanangkan adanya pendekatan manajerial di dalam pengelolaan kelas. Hal ini dilakukan untuk menekan isu tentang pendidikan yang terjadi. Namun tidak cukup sampai disitu saja. Para oknum yang tidak bertanggung jawab juga selalu meresahkan para orang tua untuk memilih sekolah yang mahal alihalih dengan alas an keamanan dan terjaminnya pendidikan untuk anaknya. Padahal, Sekolah Negeri dan Swasta yang di tempuh dengan gratis atau biaya standar pun bias memberikan pendidikan yang maksimal dan terjamin apabila ada kerja sama antara pihak sekolah, masyarakat dan orang tua dalam mendidik anak. Peserta didik memang membutuhkan pengajaran agar bisa menghadapi dunia yang semakin meluas ini. Singkatnya, peserta didik bias mendapatkan pengajaran dimanapun, kapanpun dan dari siapapun. Namun, tugas kita sebagai tenaga pendidik (guru) bukan hanya tentang pengajaran melainkan mendidik mereka agar menjadi manusia yang berwawasan luas dan bermartabat. Mengajar itu penting tapi mendidik itu lebih penting lagi. Mengapa demikian? Mari kita ulas alasan-alasan yang ada: 1. Peserta didik pintar dan baiak dalam bersikap. 2. Peserta didik pintar namun buruk dalam sikap, sifat dan moral. 3. Peserta didik biasa-biasa saja namun baik dalam bersikap. 4. Peserta didik bodoh namun baik dalam bersikap. 5. Peserta didik bodoh dan buruk dalam bersikap. Adakah peserta didik yang memiliki ulasan di atas? Jawabannya tentu ada. Lalu peserta didik yang manakah yang kita harapkan? Jawabannya tentu no.1. Tapi apakah kalian pernah berpikir bahwa untuk menciptakan peserta didik seperti itu membutuhkan segala sesuatu yang memadai? Oleh karena itu, tidaklah mudah untuk menciptakan peserta didik yang pintar dan baik dalam bersikap. Kita bias memulainya terlebih dahulu dari no.3, yaitu peserta didik biasa-biasa saja namun baik dalam bersikap. Untuk itu guru, masyarakat dan orang tua sangat berperan dalam mendidik siswa dalam pemahaman dan perilaku. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pendekatan Manajerial yang memiliki sub-sub: 1. Pendekatan otoriter : Kekuasaan 2. Pendekatan intimidasi : Ancaman 3. Pendekatan permisif : Kebebasan 4. Pendekatan buku masak : Rekomendasi daftar 5. Pendekatan instruksional : Pendirian / peranan guru dalam merencanakan secara cermat Namun, pada pembahasan kali ini kita khusukan pembahasan pada “Pendekatan Instruksional”. Hal itu dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan yang tertera dalam soal yang diberikan. Adapun kurang dan lebihnya metode yang digunakan dalam penyelesaian artikel ini penulis berharap untuk mendapatkan kritik dan saran yang bisa membantu penulis untuk berkembang pada penulisan berikutnya. PEMBAHASAN Mengenai isu-isu pendidikan yang terjadi semakin meluas semenjak pandemi Covid-19 ini terjadi, penulis mengajak audiens untuk merenunug sejenak mengenai permasalahan yang ada untuk menciptakan jalan keluar yang baik untuk kedua belah pihak. Karena adanya isu-isu tersebut maka penulis telah menyiapkan beberapa permasalahan yang akan kita bahas, namun kita khususkan terlebih dahulu untuk permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Permasalahan di dalam kelas sering terjadi di pendidikan. Terutama pada tingkat sekolah dasar. Oleh karena itu, seorang guru yang memegang peran aktif dalam kelas harus bisa mengendalikan dan memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. Permasalahan dalam kelas tersebut yaitu: 1. Kelas kurang terdapat interaksi antara satu sama lain. 2. Kelas memberikan reaksi negative terhadap salah seorang siswa. 3. Kelas memberikan support kepada anggota kelas yang melanggar norma atau disiplin. 4. Kelas mudah dialihkan konsentrasinya kepada hal yang tidak ada hubungan dengan kegiatan pembelajaran. 5. Semangat kerja rendah 6. Kelas kurang mampu beradaptasi dengan kondisi kelas yang baru. Apakah kalian telah menemukan solusi untuk masalah tersebut? Jika sudah, maka pendekatan manajerial apa yang tepat untuk mengatasi seluruh permasalahan tersebut? Mari kita telaah satu per satu.. A. Pengertian Pendekatan Manajerial Pendekatan Managerial atau lebih umum dengan istilah pendekatan manajemen adalah sebuah pendekatan yang bersifat sistematis, karena pengelolaannya yang teratur dalam melibatkan unsurunsur yang terpadu didalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas merupakan salah satu kegiatan yang perlu dipersiapkan sedemikian rupa untuk mendukung pembelajaran aktif. Pendekatan Managerial atau lebih umum dengan istilah pendekatan manajemen adalah sebuah pendekatan yang bersifat sistematis, karena pengelolaannya yang teratur dalam melibatkan unsurunsur yang terpadu didalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dan pengajaran, managerial sangat dibutuhkan demi terlaksananya kegiatan yang efektif. Hubungan antar keduanya tersebut dapat dibedakan menurut proses yang tengah dilakukan oleh guru. Berikut tabel pembeda pelaksana pengajaran dan perencanaannya: No. 1. Proses Pengajaran Mengidentifikasi tujuan Proses Manajerial Menetapkan tujuan manajerial pengajaran 2. Mendiagnosa keberhasilan siswa Menganalisis kondisi yang ada 3. Merencanakan dan menerapkan Memilih dan menerapkan strategi aktivitas pengajaran manajerial Mengevaluasi keberhasilan Menilai aktivitas manajerial 4. siswa Kegiatan managerial ini meliputi: perencanaan, pengorganisasian, komando, koordinasi, dan pengawasan. Pendekatan manajerial, upaya penyelenggaraan pembelajaran dengan menitikberatkan pada upaya guru untuk mengatur dan mengorganisasikan sesuai dengan persepsi guru terhadap siswa, dengan kata lain pendekatan ini dipilih berdasar orientasi guru dan ketercapaian target kurikulum yang harus diselesaikan, pendektan ini meliputi: 1. Pendekatan kekuasaan atau otoriter Pendekatan otoriter adalah pendekatan yang menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan siswa dengan menerapkan disiplin yang tegas. Bila timbul masalah-masalah yang merusak ketertiban atau kedisiplinan kelas, maka perlu adanya pendekatan dengan: Perintah dan larangan, baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah-masalah pengelolaan kelas tertentu. Seorang guru dalam melaksanakan perintah dan larangan bersikap reaktif, namun jangkauannya hanya terbatas pada masalah-masalah yang timbul sewaktu-waktu saja. Penekanan dan penguasaan, penekanan dan penguasaan ini banyak mementingkan pada diri guru, banyak memerintah, menyuruh bahkan mengomeli. Bila dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas menggunakan pendekatan penguasaan dan penekanan, maka memungkinkan siswa untuk diam, tertib karena takut dan tertekan hatinya. Meskipun demikian, pendekatan ini kurang tepat karena kurang toleransi, dan kurang bijaksana. Penghukuman dan pengancaman, penghukuman muncul dalam berbagai bentuk tingkah laku antara lain penghukuman dengan kekerasan, dengan larangan bahkan pengusiran, memaksa siswa untuk meminta maaf kepada seseorang dihadapan siswa lain, memaksa dengan tuntunan tertentu ataupun dengan ancaman-ancaman lain. Pendekatan semacam ini termasuk penanganan yang kurang tepat, karena sifat otoriter kurang manusiawi. Kelemahan: Pendekatan otoriter janganlah dipandang sebagai strategi yang bersifat mengintimidasi. Guru yang mempraktekkan pendekatan otoriter tidak memaksakan kepatuhan, merendahkan peserta didik, dan tidak bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan peserta didik dengan menerapkan disiplin yang tegas.Pendekatan ini kurang mantap dalam pelaksanaan baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah - masalah pengelolaan kelas tertentu. Kelebihan: Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang dapat diterapkan dalam memanajemeni kelas yaitu: a. Menetapkan dan menegakkan peraturan, b. Memberikan perintah, pengarahan, dan pesan, c. Menggunakan teguran, d. Menggunakan pengendalian dengan mendektai, dan e. Menggunakan pemisahan dan pengucilan. Otoriter: Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa kearah disiplin, bila timbul masalah – masalah yang merusak kedisiplinan dan ketertiban kelas maka menggunakan pendekatan perintah dan larangan, penekanan dan penguasaan, penghukuman dan pengancaman. 2. Pendekatan Intimidasi/ Ancaman Pendekatan Intimidasi adalah penekanan pendekatan yang memandang managemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku siswa. bentukbentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, paksaan, ancaman, serta menyalahkan. Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Peran guru disini adalah menggiring peserta didik berperilaku sesuai dengan keinginan guru sehingga mereka merasa takut untuk melanggarnya. Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku peserta didik yang menyimpang. Sekalalipun pendekatan ini secara luas dan ada manfaatnya, terdapat banyak kecaman terhadap pendekatan ini. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala masalahnya, bukan masalah itu sendiri. Kelemahan yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan siswa. Kelemahan: Kendatipun pendekatan intimidasi telah dipakai secara luas dan ada manfaatnya, terdapat kecaman terhadap pendekatan ini. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik. Siswa merasa dikucilkan dan takut terhadap guru, pendekatan ini tidak berlaku untuk situasi kelas yang ricuh atau ramai keseluruhan karena bersifat individu. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik. Kelebihan: Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras. Teguran keras adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat. Misal, guru memergoki dua peserta didik berkelahi.kemudian guru bertindak “berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru kedua peserta didik itu akan berhenti berkelahi. Kehadiran guru membuat mereka takut, takut karena mereka membayangkan akan memperoleh hukuman yang sangat berat. Intimidasi: Perlakuan yang menggunakan pendekatan ini akan menjadikan siswa tidak mengulangi perbuatannya lagi (siswa akan merasa jera) dan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. 3. Pendekatan Permisif Pengelolaan pendekatan permisif disini diartikan sebagai suatu proses untuk membantu siswa agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah untuk meningkatkan kebebasan siswa. Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin dan guru hendaknya juga berperan sebagai pendorong untuk mengembangkan potensi siswa secara penuh. Peranan pendekatan ini bertentangan langsung dengan dengan pendekatan intimidasi. Esensi pendekatan terletak pada peran guru memaksimalkan kebebasan peserta didik, membantu peserta didik merasa bebas melakukan apa yang mereka mau. Pendekatan permisif sedikit penganjurnya. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pendekatan permisif dalam bentuknya yang murni tidak produktif diterapkan dalam situasi atau lingkungan sekolah dan kelas. Para peserta didik sebaiknya memperoleh kesempatan secara psikologi memikul resiko yang aman, mengatur kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemampuan memimpin diri sendiri, dan tanggung jawab sendiri. Kelemahan: Pendekatan permisif sedikit penganjurannya. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial. Dalam sistem sosial para anggotanya, dalam hal ini guru dan peserta didik menyandang hak dan kewajiban. Mereka diharapkan bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya dan diterima oleh semua pihak. Perbuatan yang bebas tanpa batas akan memerkosa dan mengancam hak-hak orang lain. Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah, tak banyak risiko. Namun sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil cara pendekatan, mengalihkan, menukar, mengganti suatu tugas atau penanggungjawab. Padahal pembelajar memiliki harga diri pribadi serta pola berpikir yang tidak sama. Pendekatan ini juga kurang menguntungkan dan tanpa kontrol yang memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul seperti: mengalihkan, memasabodohkan, membiarkan dan memberi kebebasan terhadap peserta didik. Pihak pengajar dan pembelajar tampak bebas, kurang memikat. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata social. Kelebihan: Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pendekatan permisif dalam bentuknya yang murni tidak produktif diterapkan dalam situasi atau lingkungan sekolah dan kelas. Namun disarankan agar guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik melakukan urusan sendiri apabila hal itu berguna. Urusan itu seperti para peserta didik memperoleh kesempatan secara psikologis, memilkul risiko yang aman, mengatur kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemampuan memimpin diri sendiri, disiplin sendiri, dan tanggung jawab sendiri. Dengan demikian, guru harus dapat menemukan cara untuk memberikan kebebasan sebesar mungkin kepada peserta didik di satu sisi, di sisi lain tetap dapat mengendalikan kebebasan itu dengan penuh tanggung jawab. Permisif: Memiliki tema sentral yaitu apa, kapan dan dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta didik bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik , sebab dengan itu akan mudah membantu pertumbuhan secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik secra penuh. 4. Pendekatan Resep/ Buku masak Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal yang harus dilakuan atau yang harus tidak dilakukan oleh seorang guru apabila mengahadapi berbagai tipe masalah managemen kelas tanpa banyak berpikir lagi. Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep. Kelemahan: Pendekatan buku masak tidak dijabarkan atas dasar konsep yang jelas, sehingga tidak ditemukan prinsip-prinsip yang memungkinkan guru menerapkan secara umum pada masalah-masalah lain. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajemeni kelas. Dengan kata lain, guru biasanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan sering mempergunakan dalam jangka pendek. Kelemahan lain pendekatan buku masak adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain, karena pendekatan ini bersifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif. Apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain karena pendekatan ini bersifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif. Kelebihan: Karena memiliki daftar tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Biasanya dapat ditemukan dalam artikel: Tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku peserta didik, misalnya karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajeneni kelas. Dengan kata lain guru bisanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan sering menggunakannya dalam jangka pendek. 5. Pendekatan Instruksional Pengelolaan kelas melalui pendekatan ini mengacu pada tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan teliti, cermat dengan pelajaran yang baik, kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap siswa. Pendekatan instruksional dalam managemen kelas memandang perilaku instruksional guru agar mempunyai potensi untuk mencapai tujuan utama managemen kelas, yaitu mencegah timbulnya masalah. Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik adalah faktor utama dalam pencegahan timbulnya masalah managemen kelas. Sebaliknya banyak kenyataan yang mendukung pendirian bahwa kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan tidak baik adalah penyebab utama timbulnya masalah managemen kelas. Perilaku instruksional mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama managemen kelas, yaitu: a. Mencegah timbulnya masalah managerial b. Memecahkan masalah managerial Para pengembang pendekatan instruksional menyarankan kepada guru untuk memperhatikan hal-hal berikut: Menyampaikan kurikulum dan pelajaran yang menarik, relevan dan sesuai agar tidak ada perilaku menyimpang dari siswa Menerapkan kegiatan yang efektif, kemampuan guru mengatur arus dan tempo kelas oleh banyak orang sehingga mencegah siswa melainkan mengahadapi tugasnya. Kegiatan guru yang tidak efektif, misalnya yang bertele-tele, meloncat-loncat akan mengundang perilaku siswa untuk menyimpang. Menyajikan kegiatan daftar rutin kelas adalah kegiatan sehari-hari yang perlu dipahami dan dilakukan oleh siswa di kelas, kegiatan ini disampaikan oleh guru kepada siswa pada awal pertemuan dikelas. Memberikan pengarahan yang jelas adalah kegiatan mengkomunikasikan harapan-harapan yang diingingkan oleh guru. Misalnya melalui instruksi yang jelas, sederhana, ringkas sistematis dan tepat sasaran. Menggunakan dorongan yang bermakna suatu proses dimana guru berusaha menunjukkan minat yang sungguh-sungguh terhadap perilaku siswa yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan keresahan. Memberikan bantuan mengatasi rintangan adalah bentuk pertolongan yang diberikan oleh guru untuk membantu siswa mengahadapi persoalan yang mematahkan semangat, pada saat mereka benar-benar memerlukan. Mengatur kembali struktur situasi atau mengerjakan tugas dengan cara lain. Kelemahan: Para penganjur pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas. Tujuan itu adalah: 1) mencegah timbulnya masalah manajerial, dan 2) memecahkan masalah manajerial kelas. Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik adalah merupakan faktor utama dalam pencegahan timbulnya masalah manajemen kelas. Anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah, namun masingmasing peserta didik memiliki permasalahan yang berbeda Kelebihan: Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik. Mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Para penganjur instruksional dalam manajameen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas yaitu mencegah timbulnya masalah menejerial dan memecahkan masalah manajerial kelas. B. Pendekatan Manajerial yang digunakan untuk menyelesaikan Masalah Setelah menelaah macam- macam pendekatan manajerial beserta arti, kelemahan dan kelebihannya, saya menyimpulkan bahwa untuk menyelesaikan semua permasalahan diatas adalah melalui “Pendekatan Instruksional”. Mengapa demikian? Dikarenakan dalam pendekatan instruksional guru dituntut untuk teliti dalam merencanakan pengorganisasian kelas. Perilaku instruksional sendiri mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama managemen kelas, yaitu mencegah timbulnya masalah managerial dan memecahkan masalah managerial yang mana mampu uuntuk mengatasi semua permasalahan yang ada pada keenam permasalahan yang ada. Namun, dalam konteks keselarasan yang kelancarannya jika kita hanya menggunakan 1 (satu) pendekatan dalam 6 (enam) permasalahan, maka hasil yang didapatkan juga tidak maksimal, tapi pendekatan ini juga bisa kita coba. Berikutnya akan kita bahas setiap permasalahan dan solusi yang bias dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi permasalahan- permasalahan yang ada. Dalam permasalahan diatas, seorang guru dituntut untuk menyelesaikan permasalahan diatas, permasalahan yang pertama seorang guru diharuskan untuk mempunyai keterampilan dalam membuat suasana dikelas menjadi lebih nyaman dan menyenangkan agar para siswa tidak bosan dalam melakukan pembelajaran. Permasalahan yang kedua, seorang guru dituntut untuk melakukan penghukuman terhadap siswa yang melakukan reaksi negatif terhadap teman sebayanya. Hal ini dilakukan agar siswa yang melakukan reaksi negatif terhadap teman sabayanya tidak mengulangi reaksi negatif lagi, karena salah satu peran guru membuat siswanya menjadi siswa yang baik tingkah lakunya. Permasalahan yang ketiga, seorang guru harus mengajarkan norma dan disiplin. Supaya siswa terbiasa dalam melaksanakan norma dan displin, namun apabila ada seorang siswa yang kedapatan melanggar norma dan disiplin maka berhak bagi seorang guru memberikan hukuman agar siswa tidak mengulangi perbuatannya dalam melanggar norma dan displin. Permasalahan yang keempat, seorang guru memiliki kekuasan dikelas dalam proses pembelajaran. Perlu adanya perubahan sikap kelas dalam merespon kegiatan belajar, guru yang bertanggung jawab atas kelas sebaiknya membuat kelas lebih tenang dan mendapatkan perhatian kelas agar fokus kelas tidak mudah dialihkan. misalkan sebelum pembelajaran dimulai seorang guru memberitahukan kepada siswanya agar tidak membahas hal lain, selain materi yang dibahas gurunya tersebut. Permasalahan yang kelima, Hal ini mencakup seperti malasnya siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga semangat siswa untuk belajar menurun. Permasalahan ini dapat diatasi dengan pendekatan perubahan tingkah laku. Guru bisa merubah tingkah laku siswa yang tidak semangat belajar dengan menggunakan pembelajaran yang menyenangkan. Permasalahan yang keenam, Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial. Peran guru sangat diperlukan dalam permasalahan ini karena guru harus bisa memberikan gambaran/contoh yang baik kepada siswanya. Guru harus bisa mengajak para siswa agar mudah beradaptasi dengan lingkungan baru seperti memberikan nasihat apa yang seharusnya dilakukan oleh siswa apabila menghadapi lingkungan yang baru. KESIMPULAN Perlu adanya suatu pendekatan untuk mengubah keadaan kelas, guru sebagai yang bertanggung jawab terhadap kelas dapat melakukan pendekatanpendekatan dalam upaya merubah kelas. Masalah-masalah yang timbul dalam kelas merupkan keadaan umum dalam kelas, guru dituntut memiliki sikap responsif dan teliti dalam melihat situasi kelas. Pemilihan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah menjadi kunci. Pemilihan pendekatan perubahan tingkah laku pada kasus diatas menjadi salah satu cara dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kelas. Pendekatan yang baik adalah analisis yang tepat dan penyelesaian masalah dengan cepat menjadi faktor untuk mengubah kondisi kelas dan menyelesaikan masalah dalam kelas. DAFTAR PUSTAKA Nhananisby. 2013. Pendekatan dalam Manajemen Kelas. dikutip dari http://bynhananis.blogspot.com/2013/06/pendekatan-dalammanajemen- kelas-4.html diakses pada tanggal 26 Oktober 2020. Citra,Azzura. 2012. Pendekatan Managerial,Psikological,dan Sistem. dikutip dari https://azzuracie.wordpress.com/tugas-kuliah/nn/, diakses pada tanggal 26 Oktober 2020. Burhanuddin, alfid. 2017. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas Di Sekolah Dasar. dikutip dari https://afidburhanuddin.wordpress.com/2017/07/16/pendekatan-dalampengelolaan-kelas-di-sekolah-dasar/ diakses pada tanggal 26 Oktober 2020. Referensi: Artikel Vclass