Uploaded by User76542

HAYA AQILAH 1808109010005 KELOMPOK 4 ANALISIS LOGAM BERAT DALAM KOSMETIKA

advertisement
Praktikum Analisa Sediaan Farmasi
ANALISIS KADAR LOGAM DALAM KOSMETIKA
disusun oleh :
Haya Aqilah
1808109010005
Kelompok 4
LABORATORIUM ANALISA SEDIAAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020/2021
Lembar Pengesahan
ANALISIS KADAR LOGAM DALAM KOSMETIKA
disusun oleh :
Haya Aqilah
1808109010005
Kelompok
Darussalam, 11 Desember 2020
Mengetahui,
(Asisten)
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul “Analisis Logam Berat dalam
Kosmetika” dengan tujuan untuk mengetahui adanya logam berat pada sampel.
Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah analisa kualitatif. Metode yang
digunakan pada analisis ini yaitu menggunakan pereaksi. Hasil yang diperoleh pada
percobaan ini yaitu asam benzoate direaksikan dengan etanol dan H2SO4 diperoleh
larutan dengan baru pisang ambon. Asam benzoate direaksikan dengan 100 mg
CaCO3 dan 5 ml air, didihkan dan dikocok dengan eter diperoleh lapisan eter
berwarna merah coklat. Asam salisilat direaksikan dengan methanol dan H2SO4
diperoleh larutan berbau gandapura. Asam salisilat direaksikan dengan FeCl3
menghasilkan larutan berwarna ungu (ungu tua kemerahan). Asam salisilat
direaksikan dengan pereaksi marquis menghasilkan larutan berwarna merah.
Larutan timbal direaksikan dengan HCl menghasilkan endapan putih. Larutan
timbal direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan putih timbal hidroksida.
Larutan timbal direaksikan dengan kalium kromat menghasilkan endapan kuning
timbal kromat. Larutan timbal direaksikan dengan H2SO4 menghasiljan endapan
berwarna hitam. Larutan timbal direaksikan dengan kalium iodide menghasilkan
endapan kuning timbal iodide. Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini yaitu
semua reaksi yang dilakukan memberikan hasil positif.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan perekonomian yang pesat dan kemajuan teknologi telah
menimbulkan perubahan cepat pada produk-produk kosmetik, sehingga banyak
berdiri industri-industri produk kosmetik. Dengan menggunakan teknologi modern
industri-industri kosmetik kini mampu memproduksi dalam skala yang sangat besar
dan dengan kemajuan transportasi maka produk- produk tersebut dalam waktu yang
singkat dapat menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang sangat
luas dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat.
Kemajuan di bidang industri yang kian pesat berefek pada timbulnya era
pasar bebas, yang membuat persaingan antar produsen semakin ketat terutama
untuk menarik konsumen terhadap berbagai macam produk yang ditawarkan
produsen. Dengan kondisi yang demikian, maka bisnis merupakan kegiatan yang
integral dari kehidupan masyarakat yang modern. Kondisi pasar yang diwarnai
persaingan
ketat
dan
bervariasinya produk
yang
ditawarkan,
akhirnya
menempatkan konsumen sebagai subyek yang memiliki banyak pilihan.
Menghadapi realitas tersebut, konsumen didorong untuk semakin menyadari hakhaknya. Kesadaran tersebut semakin berkembang dengan adanya gerakan
konsumen global yang mencoba melakukan protes terhadap pelaku usaha yang
merugikan hak-hak konsumen (Endang, 2003).
Kosmetik merupakan kebutuhan harian yang secara teratur digunakan untuk
tujuan perawatan dan kecantikan, makin tinggi tingkat kemakmuran disuatu negara
akan makin tinggi kebutuhan akan sediaan kosmetik. Saat ini, banyak produk
kosmetik yang beredar mengandung bahan-bahan logam berbahaya yang bila
terpapar dengan kulit dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang serius.
Meskipun penggunaan logam-logam ini telah diatur penggunaannya oleh BPOM,
namun harus kita selaku farmasis harus cermat dalam menyikapi permasalahan
tersebut. Oleh karena itu, dilakukan percobaan ini untuk menganalisis adanya
kandungan logam berat dalam sediaan kosmetika yang beredar dipasaran.
1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui adanya keberadaann logam
berat dalam sampel.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Kosmetik adalah sediaan yang digunakan pada bagian luar badan ( kulit,
rambut, kuku) untuk membersihkan, menambah gaya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit. Kosmetik berdasarkan kegunaannya kosmetik dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kosmetik riasan adalah kosmetik yang diperlukan untuk merias
atau memperindah penampilan kulit dan kosmetik perawatan kulit adalah
kosmetik yang diutamakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan kulit,
bahkan kadang-kadang untuk menghilangkan kelainan-kelainan pada kulit
(Iswari, 2007).
Efek samping dari pemakaian kosmetik yang mengandung logam berat
dapat menimbulkan iritasi kulit, bintik-bintik hitam, penipisan kulit, dan dalam
jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit. Logam berat seperti merkuri
pada kosmetik ini dapat diserap oleh kulit dan diedarkan oleh darah ke seluruh
tubuh. Efek toksisitas logam berat terutama pada organ ginjal dan susunan saraf
pusat. Logam berat di dalam darah akan mengendap di dalam ginjal yang
mengakibatkan gagal ginjal. Logam berat juga akan menyerang sistem saraf pusat
sehingga menimbulkan gangguan sistem saraf seperti tremor, insomnia, pikun,
gangguan penglihatan, ataksia (gerakan tangan tidak normal), gangguan emosi,
dan depresi (Yugatama,2019).
Pada kosmetik, timbal sering ditemukan pada lipstik, eye shadow, dan eye
liner. Kandungan timbal dalam kosmetik dapat diakibatkan oleh kontaminasi dari
bahan baku yang digunakan atau penggunaan pigmen yang mengandung
timbal.Arsen biasanya terkandung dalam produk kosmetik seperti eye shadow.
Pada kosmetik, kadmium dapat ditemukan pada lip gloss, eye liner, produk krim
tubuh dan rambut. Merkuri seringkali ditemukan dalam kosmetik terutama pada
krim pemutih dan bedak (Fatmawati,2019).
Timbal adalah salah satu logam berat yang sering ditemukan dalam
kosmetik. Timbal dapat ditemukan hampir di semua bagian lingkungan. Food and
Drug Administration telah merekomendasikan bahwa produk-produk kosmetik
bibir dan kosmetik yang diaplikasikan secara eksternal tidak mengandung timbal
lebih dari 10 mg/L sebagai pengotor. Jumlah timbal maksimum dalam peraturan
BPOM telah ditetapkan sebesar 20 mg/L . Gejala yang muncul ketika kita terpapar
timbal antara lain sakit perut, kram perut, perilaku agresif, sembelit, masalah tidur,
sakit kepala, lekas marah, kehilangan keterampilan perkembangan pada anakanak, kehilangan nafsu makan, kelelahan, tekanan darah tinggi, mati rasa atau
kesemutan di ekstremitas, kehilangan memori, anemia, disfungsi ginjal
(Fatmawati, 2019).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
Alat dan Bahan
Alat- alat yang digunakan pada percobaan ini adalah beaker gelas, kaca
arloji, corong, pipet tetes, batang pengaduk, gelas ukur, rak tabung, tabung reaksi
dan spatula.
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel kosmetik asam benzoate,
asam salisilat, blush on, etanol, metanol, CaCO3, FeCl3, H2SO4, CH3OH, formalin,
HCl, K2CrO4, KI, eter dan air.
3.2
Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Tabel 3.1 Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Titik
No.
Berat
Titik
Bahan
Molekul
Didih
Leleh
(g/mol)
(°C)
(°C)
1.
HCl
2.
Tinjauan
Keamanan
36,5
-85,05
-114,2
Korosif
Asam benzoate
122,12
250
122,3
Aman
3.
NaOH
39,997
1390
318
4.
H2O
18
100
0
5.
KI
166,002
1.330
681
Hazard
6.
Asam salisilat
138,121
211
159
Aman
7.
CaCO3
100,0869
825
Hazard
8.
K2CrO4
194,1896
Terdeko
mposisi
1.000
397
Hazard
9.
Etanol
46,07
78,37
-114,1
10.
Pb
207,2
1.620
327,5
Mudah
terbakar
Beracun
11.
FeCl3
162,2
315
306
Hazard
12.
H2SO4
98,08
338
10
Korosif
Tidak mudah
terbakar
Aman
3.2.
Cara Kerja
3.2.1. Identifikasi Asam Salisilat
3.2.1.1 Esterifikasi dengan etanol dan H2SO4
Asam Benzoat
- dimasukkan ke dalam labu ukur
- ditambahkan etanol
- dipanaskan
- ditambahkan H2SO4
Hasil
3.2.1.2 Identifikasi dengan CaCO3, FeCl3dan eter
Asam Benzoat
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan CaCO3 dan 5 mL air
- dididihkan
- disaring
Filtrat
- ditambahkan FeCl3
Hasil
- dikocok dengan eter
Hasil
3.2.2 Identifikasi Asam Salisilat
3.2.2.1 Identifikasi dengan FeCl3
Asam Salisilat
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan FeCl3
Hasil
3.2.2.2 Esterifikasi dengan methanol dan H2SO4
Asam Salisilat
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan CH3OH
- dipanaskan
- ditambahkan H2SO4
Hasil
3.2.2.3 Reaksi Marquis
Asam Salisilat
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan formalin
- ditambahkan H2SO4
Hasil
3.2.3. Identifikasi Logam Pb dalam Kosmetik
3.2.3.1 Destruksi basah
Sampel Blush on
- ditimbang blush on dalam gelas beaker
- ditambahkan HCl
- diaduk
- disentrifugasi
Hasil
3.2.3.2 Pelarutan sampel blush on
Endapan hasil sentrifugasi
- dimasukkan ke dalam gelas beaker
- ditambahkan HCl
- ditambahkan air panas
Hasil
3.2.3.3 Identifikasi logam Pb dalam blush on
a. Uji dengan HCl
Larutan sampel blush on
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan HCl
Hasil
b. Uji dengan NaOH
Larutan sampel blush on
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan NaOH
Hasil
c. Uji dengan K2CrO4
Larutan sampel blush on
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan K2CrO4
Hasil
d. Uji dengan H2SO4
Larutan sampel blush on
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan H2SO4
Hasil
e. Uji dengan KI
Larutan sampel blush on
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan KI
Hasil
f. Uji dengan H2SO4
Larutan sampel blush on
- dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- ditambahkan H2SO4
Hasil
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Data Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
No
Reaksi
Hasil Pengamatan Keterangan
1. Asam Benzoat
a. Esterifikasi dengan etanol dan
H2SO4
Adanya bau pisang Positif
As. Benzoat + etanol + H2SO4
ambon
2.
3.
b. As. Benzoat + CaCO3 + H2O
didihkan, disaring dan filtrate +
hasil I
Kuning coklat atau
FeCl3
jingga kekuningan
Hasil I + eter
Lapisan eter
berwarna merah
coklat
Asam Salisilat
a. Identifikasi dengan FeCl3
As. Salisilat + FeCl3
Ungu (ungu tua
kemerahan)
b. Esterifikasi dengan methanol
As. Salisilat + metanol + H2SO4
Metil salisilat (bau
c. Identifikasi dengan pereaksi gandapura)
Marquis
As. Salisilat + reaksi Marquis
Larutan berwarna
merah
Sampel Kosmetik (Blush on)
Sampel Blush on + HCl, diaduk dan
disentrifugasi
Supernatan atau
pellet (endapan)
Endapan + HCl + air panas
a. Larutan sampel + HCl
Larutan sampel
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
b. Larutan sampel + NaOH
c. Larutan sampel + K2CrO4
d. Larutan sampel + H2SO4
e. Larutan sampel + KI
f. Larutan sampel + H2SO4
4.2.
Endapan putih
timbal klorida
Endapan putih
timbal hidroksida
yang larut dalam
basa berlebih
Endapan kuning
timbal kromat yang
larut
Endapan hitam
timbal sulfide
Endapan kuning
timbal iodide
Endapan putih
timbal sulfat
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
Pembahasan
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,
dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam,
dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa dan tidak
termasuk golongan obat (Permenkes 220/1976).
Kosmetika menjadi salah satu bagian yang sulit dipisahkan dengan manusia
terutama wanita. Meningkatnya pendapatan seseorang akan meningkatkan
kepedulian seseorang terhadap penampilannya. Penampilan yang mayoritas disukai
oleh wanita adalah kulit yang mulus dan bersih bahkan sebagian besar menyukai
kulitnya menjadi lebih putih. Oleh karena itu banyak produk kosmetika yang
beredar, menjanjikan kulit lebih cerah dan putih, bahkan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) sering mengadakan razia dan penarikan terhadap kosmetika
ilegal yang beredar di masyarakat yang ternyata mengandung raksa/mercury (Hg)
yang merupakan logam berat yang penggunaannya diatur oleh BPOM.
Cemaran logam berat berupa merkuri (Hg), timbal/timah hitam (Pb), arsen
(As), dan cadmium (Cd) dalam kosmetika merupakan sesepora (trace element)
yang tidak bisa dihindarkan. Persyaratan cemaran logam berat dalam kosmetika
telah diatur dalam Peraturan Kepala Badan POM Nomor 17 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan
Logam Berat dalam Kosmetika. Dalam persyaratan tersebut dijelaskan bahwa
persyaratan cemaran logam berat dalam kosmetika sebagai berikut. Merkuri (Hg),
tidak boleh lebih dari 1 mg/kg atau 1mg/L (1 bpj). Timbal (Pb), tidak boleh lebih
dari 20 mg/kg atau 20 mg/L (20 bpj). Arsen (As), tidak boleh lebih dari 5 mg/kg
atau 5 mg/L (5 bpj). Kadmium (Cd), tidak boleh lebih dari 5 mg/kg atau 5 mg/L (5
bpj).
Efek yang ditimbulkan pun dari tiap logam sangat beragam dan berbahaya bagi
tubuh. Timbal dapat menyebabkan keguguran, perubahan hormon, mengurangnya
kesuburan, gangguan menstruasi, menurunnya daya ingat. Gejala yang muncul
ketika kita terpapar timbal antara lain sakit perut, kram perut, perilaku agresif,
sembelit, masalah tidur, sakit kepala, lekas marah, kehilangan keterampilan
perkembangan pada anak-anak, kehilangan nafsu makan, kelelahan, tekanan darah
tinggi, mati rasa atau kesemutan di ekstremitas, kehilangan memori, anemia,
disfungsi ginjal. Arsen dapat menyebabkan kanker kulit, penebalan/perubahan
warna kulit, penurunan produksi sel darah, kerusakan pembuluh darah, gangguan
sistem kekebalan tubuh, mati rasa, mual dan diare. Kadmium dapat menyebabkan
iritasi perut, kerusakan ginjal, tulang mudah patah, kanker paru-paru dan kanker
prostat. Berdasarkan temuan Diner dan Brenner (1998) serta Frackelton dan
Christensen (1998) dikatakan bahwa diagnosa klinis keracunan Hg tidaklah mudah
dan sering dikaburkan dengan diagnosa kelainan psikiatrik dan autisme. Kesukaran
diagnosa tersebut disebabkan oleh karena panjangnya periode laten dari mulai
terpapar sampai timbulnya gejala dan tidak jelasnya bentuk gejala yang timbul,
yang mirip dengan kelainan psikiatrik. Paparan oleh Hg (biasanya berupa metil
merkuri) pada saat prenatal akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa
cerebral palsy maupun retardasi mental. Keracunan Hg yang akut dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiova sculer,
kegagalan ginjal akut maupun shock. Pada pemeriksaan laboratorium tampak
terjadinya denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan kerusakan membran sel
(Sudarmaji dkk, 2006).
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan logam berat
dalam sediaan kosmetika dan juga menganalisis keberadaan asam benzoate dan
asam salisilat dalam sediaan kosmetika. Pada percobaan uji asam benzoate,
dilakukan 2 percobaan. Asam benzoate direaksikan dengan etanol dan H2SO4
diperoleh larutan dengan baru pisang ambon sehingga diperoleh hasil positif. Asam
benzoate direaksikan dengan 100 mg CaCO3 dan 5 ml air, didihkan, kemudian
disaring dan diambil filtratnya. Diperoleh filtrat berwarna kuning coklat (atau
jingga kekuningan). Kemudian filtrat tersebut dikocok dengan eter sehingga
diperoleh lapisan eter berwarna merah coklat sehingga diperoleh hasil positif.
Percobaan uji asam salisilat dilakukan dengan 3 percobaan. Asam salisilat
direaksikan dengan methanol dan H2SO4 diperoleh larutan berbau gandapura
sehingga diperoleh hasil positif. Asam salisilat direaksikan dengan FeCl3
menghasilkan larutan berwarna ungu (ungu tua kemerahan) sehingga diperoleh
hasil positif. Asam salisilat direaksikan dengan pereaksi marquis menghasilkan
larutan berwarna merah sehingga diperoleh hasil positif. Percobaan uji timbal
dilakukan dengan 5 percobaan. Larutan timbal direaksikan dengan HCl
menghasilkan endapan putih sehingga diperoleh hasil positif. Larutan timbal
direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan putih timbal hidroksida yang
larut dalam basa berlebih sehingga diperoleh hasil positif. Larutan timbal
direaksikan dengan kalium kromat menghasilkan endapan kuning timbal kromat
yang larut dalan asam nitrat encer sehingga diperoleh hasil positif. Larutan timbal
direaksikan dengan H2SO4
menghasiljan endapan berwarna hitam sehingga
diperoleh hasil positif. Larutan timbal direaksikan dengan kalium iodide
menghasilkan endapan kuning timbal iodide sehingga diperoleh hasil positif.
Dalam percobaan ini dilakukan juga uji asam benzoate dan asam salisilat.
Dilakukannya pengujian terhadap 2 senyawa ini karena asam benzoate dan asam
salisilat berfungsi sebagai perngawet dalam sediaan kosmetika, sehingga
penggunaannya harus dibawah pengawasan dan harus mengikuti peraturan yang
dikeluarkan oleh BPOM.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan adalah sebagai berikut:
1. Percobaan uji asam benzoate dengan 2 percobaan diperoleh hasil positif adanya
asam benzoate.
2. Percobaan uji asam salisilat dengan 3 percobaan diperoleh hasil positif adanya
asam salisilat.
3. Percobaan uji timbal dengan 5 percobaan diperoleh hasil positif adanya logam
timbal.
DAFTAR PUSTAKA
Endang Sri Wahyuni. 2003. Aspek Hukum Sertifikasi dan Keterkaitannya dengan
Perlindungan Konsumen. PT.Citra Aditya Bakti: Bandung, hlm.158
Fatmawati, F. (2019). Meningkatnya Pemahaman Masyarakat dalam
Sosialisasi
Iswari, T. R. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sudarmaji, dkk, (2006). Toksikologi Logam Berat B3 Dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan Lingkungan, vol.2, No. 2 :129-142, FKM Universitas
Airlangga.
Yugatama, A., Mawarni, A., K., & Zulaikha, S., N. (2019). Kandungan Timbal
dalam Beberapa Sediaan Kosmetik yang Beredar di Kota Surakarta.
Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research. 01(1) : 52-59
Download