Uploaded by User76471

BAB I yayuk Bimbingan 1

advertisement
TUGAS AKHIR
LITERATUR REVIEW : PENGARUH PIJAT PERINEUM
TERHADAP RUPTUR PERINEUM
Tugas Akhir Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan
YAYUK AGUSTIN
NIM : G0E018008
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses yang harus dijalani dan dinati-natikan
oleh setiap ibu hamil. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang
normal dalam kehidupan. Robekan perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan
perineum umunya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apa bila kepala
janin terlalu cepat, sudut arkus pubis kecil dari pada biasa, kepala janin melewati
pintu
panggul
bawah
dengan
ukuran
yang
paling
besar
dari
pada
sirkumenferensia. Persalinan adalah proses pembukaan dan menipisnya serviks
dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun
janin. Persalinan spontan dengan tenaga ibu, persalinan buatan dengan bantuan,
persalinan anjuran bila persalinan terjadi tidak dengan sendirinya tetapi melalui
pacuan persalinan dikatakan normal bila tidak ada penyulit. (Jannah. N 2015)
Menurut WHO tahun 2015 setiap hari terdapat 830 kasus kematian
ibu. Di Indonesia AKI tahun 2010-2013 disebabkan oleh perdarahan (30,3%)
yang memiliki prosentase cukup tinggi. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP)
ditemukan penyebab kematian ibu pada Tahun 2015 adalah Pre Eklampsia
Berat (PEB) sebanyak 36% (4 kasus), Pendarahan sebesar 36% (4 kasus), TB
Paru 18% (2 kasus), dan Emboli air Ketuban 9% (1 kasus) (3). Penyebab
kejadian AKI 40% pada saat postpartum, salah satunya adalah robekan
perineum.
Ruptur perineum menjadi penyebab perdarahan ibu postpartum.
Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama 40% kematian ibu di Indonesia.
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu
dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan
peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017).
Ruptur perineum dapat terjadi karena adanya robekan spontan maupun
episiotomi. Ruptur perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus
dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan yang
kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum.
Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang
tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan
kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat.
Sedangkan luka perineum itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu
yaitu gangguan ketidaknyamanan dan perdarahan, sedangkan Ruptur perineum
spontan terjadi karena ketegangan pada daerah vagina pada saat melahirkan, juga
bisa terjadi karena beban psikologis mengahadapi proses persalinan dan yang
lebih penting lagi Ruptur perineum terjadi karena ketidak sesuaian antara jalan
lahir dan janinnya, oleh karena efek yang ditimbulkan dari Ruptur perineum
sangat kompleks (Triyanti dkk, 2017).
Pencegah perlukaan perineum bisa dicegah dengan dilakukannya pijat
perineum. Pijat perineum adalah teknik memijat perineum di saat hamil atau
beberapa minggu sebelum melahirkan guna meningkatkan perubahan hormonal
yang melembutkan jaringan ikat, sehingga jaringan perineum lebih elastis dan
lebih mudah meregang. Teknik ini dapat dilakukan satu kali sehari selama
beberapa minggu terakhir kehamilan di daerah perineum (area antara vagina dan
anus (Aprilia, 2010).
Manfaat dari pijat perineum yaitu mencegah terjadinya ruptur perineum
maupun episiotomi. Pijat perineum juga dapat meningkatkan aliran darah,
melunakkan jaringan di sekitar perineum ibu dan membuat elastis semua otot
yang berkaitan dengan proses persalinan termasuk kulit vagina. Saat semua otototot itu menjadi elastis, ibu tidak perlu mengejan terlalu keras cukup pelan-pelan
saja bahkan bila prosesnya lancar ruptur pada perineum tidak terjadi dan vagina
tidak perlu dijahit (Indivara, 2009).
2.
Rumusan Masalah
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan
atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan. Salah satu penyebab
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah perdarahan pasca persalinan yang
di sebabkan Rupture Perineum, untuk mencegah terjadinya Ruptur Perineum
penulis dapat merumuskan masalah cara mencegah terjadinya Ruptur Perineum
dengan cara pijat perineum.
3.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Menemukan pemikirin yang jelas dari apa yang sudah dirumuskan
permasalahannya dalam literrature review.
2. Tujuan Khusus
a. Membuat ulasan pemikiran dari beberapa sumber yang diambil dari topic
diatas
b. Membuat penyelesaian dari permasalahan yang diangkat dalam penulisan
‘literratur review
c. Menganalisa referensi yang diambil baik yang bersifat membangun atau
mengkritik dan dijadikan sumber untuk penyusunan kerangka pikiran
penulis
d. Membuat sebuah masukkan berisi harapan akan terselesaikan masalah
tersebut
4.
Manfaat
1. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan
informasi untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut mengenai
pengaruh pijat perineum terhadap ruptur perineum
2. Bagi pendidikan dapat dipublikasikan secara luas kepada pihak akademis,
sehingga dapat dijadikan sumber refrensi dalam memberikan asuhan pada
ibu hamil
3. Bagi masyarakat
Sebagai sumber informasi dalam upaya meningkatan program pelayanan
pengaruh pijat perineum terhadap rupture perineum
4. Bagi instansi
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat diaplikasikan oleh
tenaga kesehatan dan memberikan pelayanan pada ibu hamil dengan
pengaruh pijat perineum terhadap ruptur perineum.
Download