BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di bumi ini, tanah atau permukaan bumi tidak memiliki ketinggian yang sama. Untuk memperlihatkan itu maka dibuatlah garis kontur. Garis kontur ini merupakan garis hubung antara titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Garis yang dimaksud disini adalah garis khayal yang dibuat untuk menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Kontur ini dapat memberikan informasi relief, baik secara relatif maupun absolut.Informasi relief ini diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal, sedangkan untuk daerah yang landai dapat diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis tersebut secara renggang. Informasi relief secara absolut diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan ketinggian garis tersebut diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang acuan yang umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan garis kontur ? b. Bagaimana sifat dan interval kontur ? c. Bagaimana dengan penentuan dan pengukuran titik-titik detail ? d. Bagaimana dengan interpolasinya ? 1.3 Tujuan Makalah ini juga dibuat dengan tujuan untuk membahas lebih lanjut materi tentang Garis Kontur dan Interpolasinya lebih mendalam dengan sumber-sumber yang relevan. 1.4 Sistematika Penulisan - Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan. - Bab II Landasan Teori menjelaskan pengertian garis kontur, kegunaan garis kontu, sifatsifat garis kontur, komponen garis kontur, dan interpolasi garis kontur. - Bab III Penutup menjelaskan kesimpulan dan saran. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Garis Kontur Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu.Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-lin). Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horisontal. Gambar 1. Garis Kontur Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta. Jadi kontur adalah suatu garis yang digambarkan diatas bidang datar melalui titik –titik yang mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi tertentu. Garis ini merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi atau garis khayal yang menghubungkan titik – titik yang mempunyai ketinggian yang 2 sama.Penarikan garis kontur bertujuan untuk memberikan informasi relief (baik secara relative maupun absolute). 2.2 Kegunaan Garis Kontur Selain menunjukan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga dapat digunakan untuk: a. Menentukan profil tanah (profil memanjang, longitudinal sections) antara dua tempat. b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan c. Menentukan route/trace suatu jalan atau saluran yang mempunyai kemiringan tertentu \ d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan samatinggi dan saling terlihat Gambar 2. Topografi dan Kontur 2.3 Sifat-Sifat Garis Kontur Sifat-sifat garis kontur adalah : 1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu. 2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi. 3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang. 4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta. 5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai. 6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan gunung. 3 7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu lembah/jurang. Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan.Jadi juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu.Setiap 10 m atau yang lainnya. Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah: Interval Kontur = 1/2000 x skala peta Dengan demikian kontur yang dibuat antara kontur yang satu dengan kontur yang lain yang berdekatan selisihnya 2,5 m. Sedangkan untuk menentukan besaran angka kontur disesuaikan dengan ketinggian yang ada dan diambil angka yang utuh atau bulat, misalnya angka puluhan atau ratusan tergantung dari besarnya interval kontur yang dikehendaki. Misalnya interval kontur 2,5 m atau 5 m atau 25 m dan penyebaran titik ketinggian yang ada 74,35 sampai dengan 253,62 m, maka besarnya angka kontur untuk interval kontur 2,5 m maka besarnya garis kontur yang dibuat adalah : 75 m, 77,50 m, 80 m, 82,5 m, 85m, 87,5 m, 90 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 5 m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 80 m, 85 m, 90 m , 95 m, 100 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 25 m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 100 m, 125 m, 150 m, 175 m, 200 m dan seterusnya. 2.4 Komponen Garis Kontur a. Skala Peta Skala peta topografi di sini.Selain skala rasio, skala bar juga ditampilkan untuk memungkinkan pengukuran jarak pada peta dan konversi jarak ke dunia nyata.Seperti disinggung di atas, topografi (dan peta lainnya juga) datang dalam berbagai skala.Skala peta ditentukan oleh jumlah daerah dunia nyata tertutup oleh peta. Jenis skala dikenal sebagai skala rasio, artinya satu 4 inci pada peta sama dengan 24.000 inci (atau 2000 kaki) di dunia nyata. Ini berarti salah satu dari satuan [cm, kaki, dll) pada peta sama dengan 24.000 dari hal yang sama pada peta. Gambar 3. Skala Peta b. Referensi Datum (Acuan) Sebuah acuan/referensi datum/data harus sesuatu yg dikenal dan konstan di permukaan yang dapat digunakan untuk menjelaskan lokasi titik-titik yang tidak diketahui.Di bumi, referensi datum yg normal adl permukaan laut yang mempunyai ketinggian 0 meter.Istilah “referensi datum” adalah permukaan laut.Walaupun kita mengetahui permukaan air laut tidak selalu konstan, terkadang meluap dan menyurut, karena air laut selalu mengalami pasang surut. Tapi,permukaan laut sudah ditetapkan sebagai acuan ketinggian dalam pembuatan peta. c. Sistem Koordinat Geografis Salah satu sistem koordinat yang paling umum digunakan adalah Sistem Koordinat Geografis yang menggunakan derajat lintang dan bujur untuk menggambarkan lokasi di permukaan bumi. Garis lintang sejajar dengan khatulistiwa dan membagi bumi menjadi 180 bagian yang sama dari utara ke selatan (atau selatan ke utara). Acuan lintang khatulistiwa dan setiap belahan dibagi menjadi Sembilan bagian yang sama, masing-masing mewakili satu derajat garis lintang. Di belahan utara derajat lintang diukur dari nol pada garis katulistiwa ke Sembilan puluh pada kutub utara.Di belahan bumi selatan derajat lintang diukur dari nol pada garis katulistiwa ke sembilan puluh derajat di kutub selatan. d. UTM – Universal Transverse Mercator Sistem Koordinat Geografis Ide proyeksi transverse Mercator berakar pada abad ke-18, tapi tidak datang ke dalam penggunaan umum sampai setelah Perang Dunia II. Sistem ini yang paling sering digunakan karena memungkinkan pengukuran tepat dalam meter ke dalam 1 meter. Proyeksi Mercator 5 adalah ‘pseudocylindrical’ proyeksi Laurent (itu mempertahankan bentuk).Dengan sedikit mengubah orientasi dari silinder ke peta yang diproyeksikan, petak berturut-turut tidak terdistorsi daerah yang relatif dapat dibuat. Gambar 4. Universal Transverse Mercator 2.5 Interpolasi Garis Kontur Penarikan garis kontur diperoleh dengan cara perhitungan interpolasi, pada pengukuran garis kontur cara langsung, garis-garis kontur merupakan garis penghubung titik-titik yang diamati dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran garis kontur cara tidak langsung umumnya titik-titik detail itu pada titik sembarang tidak sama. Gambar 5. Interpolasi Garis Kontur 6 Bila titik-titik detail yang diperoleh belum mewujudkan titik-titik dengan ketinggian yang sama, posisi titik dengan ketinggian tertentu dicari, berada diantara 2 titik tinggi tersebut dan diperoleh dengan prinsip perhitungan 2 buah segitiga sebangun. Data yang harus dimiliki untuk melakukan interpolasi garis kontur adalah jarak antara 2 titik tinggi di atas peta, tinggi definitif kedua titik tinggi dan titik garis kontur yang akan ditarik. Hasil perhitungan interpolasi ini adalah posisi titik garis kontur yang melewati garis hubung antara 2 titik tinggi. Posisi ini berupa jarak garis kontur terhadap posisi titik pertama atau kedua.Titik hasil interpolasi tersebut kemudian kita hubungkan untuk membentuk garis kontur yang kita inginkan.Maka perlu dilakukan interpolasi linear untuk mendapatkan titik-titik yang sama tinggi. Interpolasi linear bisa dilakukan dengan cara : a) Cara taksiran (visual) Titik-titik dengan ketinggian yang sama. b) Cara hitungan (Numeris) Cara ini pada dasarnya menggunakan dua titik yang diketahui posisi dan ketinggiannya, hitungan interpolasinya dikerjakan secara numeris (eksak) menggunakan perbandingan linear. c) Cara grafis Cara grafis dilakukan dengan bantuan garis-garis sejajar yang dibuat pada kertas transparan (kalkir atau kodatrace). Garis-garis sejajar dibuat dengan interval yang sama disesuaikan dengan tinggi garis kontur yang akan dicari. 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kontur adalah suatu garis yang digambarkan diatas bidang datar melalui titik –titik yang mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi tertentu.Pengukuran titik-titik detail untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan garis kontur diperoleh dengan cara perhitungan interpolasi, pada pengukuran garis kontur cara langsung, garis-garis kontur merupakan garis penghubung titik-titik yang diamati dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran garis kontur cara tidak langsung umumnya titik-titik detail itu pada titik sembarang tidak sama. Interpolasi linear dapat dilakukan dengan cara taksiran, numeris, dan grafis. 8 DAFTAR PUSTAKA Purwaamijaya, I.M. 2008.Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 3 untuk SMK.Jakarta : Direktorat Pembinaan SMK Said,Mufty. 2013 .Garis Kontur. [online] (http://muftysaid.wordpress.com/tag/garis-kontur/, diakses tanggal 5 Mei 2015). 9