Uploaded by User76285

Percobaan VII Kelompok 7 1905541142

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM SIMULASI
PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK II
SEMESTER GANJIL 2020/2021
DISUSUN OLEH :
RIZAL FAJAR ASSIDIK ( 1905541139 )
I KOMANG TRISNAYADI ( 1905541140 )
ALFA DE GLEYN TEKKAY ( 1905541141 )
MELKY SEDEK HOSEA HALIM ( 1905541142 )
LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK
ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
November 2020
PERCOBAAN VII
1. Dasar Teori
1.1 Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah formula yang menyatakan hubungan antara tegangan, arus
listrik dan hambatan dalam suatu rangkaian listrik. Hukum ohm berbunyi “
Kuat arus listrik dalam rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada
ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan”. Sesuai
dengan namanya, hukum ini ditemukan oleh Georg Simon Ohm (1787-1854)
seorang fisikawan berasal dari Jerman yang mempublikasi karya nya pada
tahun 1827 berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically”.
Ada tiga relasi variabel yang tergandung dalam hukum Ohm yaitu Tegangan,
Kuat Arus dan Hambatan. Masing-masing memiliki simbol, V untuk tegangan
listrik yang diukur satuannya Volt (V) , R untuk Hambatan rangkaian yang
memiliki satuan Ohm (Ω)dan I adalah Kuat arus yang memiliki satuan Ampere
(A).
Secara matematis, hukum ohm dinyatakan sebagai berikut.
Untuk menghitung tegangan listrik suatu rangkaian, rumus hukumnya
menjadi,
V= I x R
Untuk menghitung kuat arus listrik
I = V/R
Untuk menghitung hambatan rangkaian
R = V/I
1.2 Hukum Kirchoff 1
Hukum Kirchoff I berbunyi “jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk
dengan arus yang meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang
sama dengan nol “.
Hukum I Kirchoff merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang
menyatakan bahwa jumlah muatan listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup
adalah tetap. Hal ini berarti dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus
listrik yang masuk pada suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang ke luar percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang Hukum I
Kirchoff, perhatikanlah rangkaian berikut ini:
Gambar 1.1 Hukum Kirchoff 1.
1.3 Hukum Kirchoff 2
Hukum Kirchoff II ini berbunyi “di dalam satu rangkaian listrik tertutup
jumlah aljabar antara sumber tegangan dengan kerugian-kerugian tegangan
selalu sama dengan nol.”
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam
suatu rangkaian tertutup. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari
GGL (Gaya Gerak Listrik) sumber beda potensial dalam sebuah rangkaian
tertutup (loop) sma dengan nol.
Secara matematis, Hukum II Kirchoff ini dirumuskan dengan persamaan,
yaitu:
Gambar 1.2 Hukum Kirchoff 2.
Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian
(kecuali sumber ggl) dan E adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai
Hukum II Kirchoff, perhatikanlah sebuah rangkaian tertutup sederhana berikut
ini:
Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut
(anggap arah loop searah arah arus).
I . R + I . r – E = 0…………..1)
E = I (R + r)
I = E/(R + r)
1.4 Hukum Kirchoff Tegangan
Hukum ini menyebutkan bahwa di dalam suatu lup tertutup maka jumlah
sumber tegangan serta tegangan jatuh adalah nol.
Gambar 1.3 Rangkaian KVL
Seperti diperlihatkan dalam Gambar 1 di atas, rangkaian ini terdiri dari sumber
tegangan dan empat buah komponen. Jika sumber tegangan dijumlah dengan
tegangan jatuh pada keempat komponen, maka hasilnya adalah nol, seperti
ditunjukan oleh persamaan berikut:
1.5 Hukum Kirchoff Arus
Hukum Kirchhoff arus menyebutkan bahwa dalam suatu simpul percabangan,
maka jumlah arus listrik yang menuju simpul percabangan dan yang
meninggalkan percabangan adalah nol.
Gambar 1.4 Percabangan Arus Listrik.
Gambar diatas adalah contoh percabangan arus listrik dalam suatu simpul.
Dalam Gambar diatas, terdapat tiga komponen arus yang menuju simpul dan
tiga komponen arus yang meninggalkan simpul. Jika keenam komponen arus
ini dijumlahkan maka hasilnya adalah nol, seperti diperlihatkan dalam
persamaan berikut:
1.6 Teorema Superposisi
Jika sebuah rangkaian memiliki dua atau lebih sumber bebas, salah satu cara
menentukan nilai dari variabel tertentu (tegangan atau arus) adalah
menggunakan analisa nodal atau mesh. Cara lain adalah dengan menentukan
kontribusi tiap sumber bebas sebagai variabel dan menambahkannya. Metode
ini dikenal superposisi.
Prinsip dari superposis membantu kita menganalisa rangkaian linear yang
memiliki lebih dari satu sumber bebas dengan menghitung kontribusi tiap
sumber bebas secara terpisah. Untuk menerapkan prinsip superposisi
perhatikan dua hal di bawah :
a. Kita gunakan satu sumber bebas dalam satu waktu dan matikan sumber
bebas lain. Ini menandakan bahwa kita mengganti setiap sumber tegangan
dengan short circuit dan tiap sumber arus dengan open circuit.
b. Sumber tak bebas kita abaikan karena mereka dikontrol variabel lain.
Dengan hal tersebut, kita menerapkan prinsip superposisi dengan tiga
Langkah:
Langkah untuk menggunakan prinsip superposisi :
a. Matikan semua sumber bebas kecuali satu sumber. Hitung outputnya
(tegangan atau arus) berdasarkan sumber aktif menggunakan teknik yang
sudah dijelaskan sebelumnya.
b. Ulangi langkah 1 untuk tiap sumber bebas.
c. Hitung jumlah nilai yang diperoleh dengan menambahkan secara aljabar
berdasarkan sumber bebasnya.
Menganalisa rangkaian dengan superposisi memiliki satu kerugian besar.
Analisa ini dapat melibatkan pekerjaan tambahan. Jika suatu rangkaian
memiliki tiga sumber bebas, kita harus menganalisa tiga rangkaian dengan tiap
sumber bebas. Bagaimanapun superposisi membantu mengurangi kerumitan
rangkaian menjadi rangkaian sederhana.
1.7 Teorema Norton
Teori Norton hampir sama dengan teori Thevenin. Yang membedakan teori
Norton dengan Thevenin adalah pada penggunaan sumber arus pada teori
Norton dan sumber tegangan pada teori Thevenin. Pada teori Norton hambatan
dipasang paralel dengan sumber arus sedangkan pada teori Thevenin
Hambatan dipasang seri dengan sumber tegangan. Gambar 4 berikut ini
menunjukan secara skema perbedaan teori rangkaian Norton dan teori
rangkaian Thevenin.
Gambar 1.5 (a) Rangkaian Thevenin, (b) Rangkaian Norton.
Arus Norton didefinisikan sebagai arus beban ketika beban
dihubungsingkatkan atau disebut arus hubungan singkat. Arus Norton ditulis
dengan simbol IN .Hambatan Norton adalah hambatan yang diukur atau
dihitung ketika sumber arus dikurangi hingga nol dan hambatan beban dilepas.
Hambatan Norton sama dengan hambatan thevenin. Pada Teori rangkaian
Thevenin kita menghitung arus beban (IL) sedangkankan pada teori rangkaian
Norton kita menghitung tegangan beban (VL). Tegangan beban pada
rangkaian Norton dapat dihitung sebagai berikut :
Dimana :
VL = tegangan beban ;
IN = arus Norton ;
RN = hambatan Norton dan
RL = hambatan beban.
Hubungan Thevenin dengan Norton dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 1.6 Perbandingan Rangkaian Thevenin dan Norton.
2. Data Hasil Simulasi
2.1
SOAL 7.2 NIM GENAP
Hasil Simulasi menggunakan Protues :
Gambar 1.7 Hasil Simulasi SOAL 7.2 GENAP.
2.2
SOAL 7.4 GENAP
Hasil Simulasi menggunakan Proteus :
Gambar 1.8 Hasil Simulasi SOAL 7.4 GENAP.
2.3
SOAL 7.6 GENAP
Hasil Simulasi menggunakan Proteus :
Gambar 1.9 Hasil Simulasi SOAL 7.6 GENAP.
3. Analisa Data
3.1 SOAL 7.2 GENAP
Untuk menemukan nilai V, maka digunakan hukum Ohm, hukum Kirchoff,
serta penyerdehanaan bilangan kompleks untuk penyelesaiannya.
Langkah pertama adalah dengan menyederhanakan arus ke bentuk kompleks,
lalu mencari impedansi dari Induktornya (XL). Kemudian dengan menganalisa
rangkaian, maka sumber arus akan terbagi menjadi I1 dan I2. Dalam soal ini,
maka diperlukan penyelesaian nilai I2, karena arus yang mengalir ke Tahanan
R2 (4 Ohm) adalah I2, dan yang ditentukan soal ialah mencari nilai V di
tahanan R2.
3.2 SOAL 7.4 GENAP
Dalam penyelesaian soal dengan kasus Superposisi, maka diperlukan beberapa
tahap dalam penganalisisan soal, seperti dalam soal diatas.
Superposisi digunakan saat terdapat dua sumber yang berbeda jenis yaitu
tegangan dan arus. Dalam kasus nya, penyelesaian rangkaian dibagi menjadi
saat V aktif dan I aktif. Saat V aktif, maka arus I akan menjadi Open-circuit,
sedangkan saat I aktif V akan menjadi Closed-circuit
Untuk mencari nilai V di kapasitor (F) maka diperlukan nilai V1 saat V aktif,
dan V2 saat I aktif, sehingga nilai V yang sebenarnya ialah V1+V2.
3.3 SOAL 7.6 GENAP
Mencari nilai V dengan menggunakan teorema Norton, teorema Norton
hampir sama dengan teorema Thevenin, hanya saja menggunakan arus.
.
Seperti bagaimana yang tertera di dasar teori. Maka langkah pertama untuk
mengubah tegangan menjadi arus. Kemudian mencari tahanan Norton (Rn)
setelah itu, mencari nilai V dengan rumus IN*RN untuk mencari V dari XL.
4. Kesimpulan
Dengan ada nya praktikum ini. Membuktikan bahwa hasil perhitungan
menggunakan perangkat bantu terhadap suatu analisa rangkaian maupun
menggunakan rumus ataupun teorema dalam penyelesaian masalah sendiri samasama memberikan hasil yang mirip. Dapat dibuktikan dengan penyelesaian
beberapa soal diatas yang sebagaimana bisa diperhatikan mendapatkan hasil
hampir sama. Adapun kekurangan dari penggunaan alat bantu ialah kesulitan
dalam membuat rangkaian dan tentu saja perangkat bantu juga banyak variasinya
sehingga mewajibkan pengguna mengetahui penggunaan masing- masing
perangkat bantu. Namun dilain sisi juga penyelesaian analisa rangkaian secara
manual juga terkendala dibagian keakurasian dan juga keefektifan.
Tentu sebagai praktikan dan juga seorang mahasiswa teknik elektro kemampuan
dalam menggunakan perangkat bantu sangat dibutuhkan untuk memudahkan
pekerjaan dalam menyelesaikan tugas, namun juga diperlukan pengetahuan serta
pengertian masalah sehingga dapat menyelesaikan masalah lebih mudah.
Download