Uploaded by User76187

608829 draft

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PELEDAKAN
KRITERIA PENGGALIAN
Oleh:
FAZRIL AHSANU AMALA
112.180.114
25
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PELEDAKAN
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PELEDAKAN
ACARA I : KRITERIA PENGGALIAN
Oleh :
Nama
: Fazril Ahsanu Amala
NIM
: 112.180.114
Regu
: 25
Hari / Tanggal Praktikum
: Senin / 12 Oktober 2020
Sesi / jam
: 1 / 10.00-12.00 WIB
Asisten
: Akbar Nugroho
Disetujui Untuk
Laboratorium Teknik Peledakan
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Tanggal : 16 Oktober 2020
Asisten
(Akbar Nugroho)
112.170.095
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan
Praktikum Teknik Peledakan ini dibuat sebagai syarat untuk mengikuti acara
selanjutnya.
Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka penyusun ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1.
Ir. Priyo Widodo, MT. selaku Kepala Laboratorium Teknik Peledakan,
Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan,
FTM –UPN “Veteran” Yogyakarta.
2.
Seluruh asisten TeknikPeledakan yang telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada saya dan teman - teman selama praktikum.
Akhirnya, penyusun berharap semoga Laporan Resmi Praktikum Teknik Peledakan
ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan kepada kita.
Yogyakarta, 15 Oktober 2020
Penyusun,
Fazril Ahsanu Amala
112.180.114
iii
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.......................................................................................
iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... vi
BAB
I. KRITERIA PENGGALIAN...........................................................……… 1
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Latar Belakang ..................................................................................….
Tujuan Praktikum...............................................................................….
Dasar Teori.........................................................................................….
Pelaksanaan Praktikum.......................................................................….
Pembahasan........................................................................................….
Kesimpulalan......................................................................................….
1
1
1
9
10
11
DAFTAR PUSTAKA.......…........................................................................…. 14
LAMPIRAN
iv
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.1 Grafik Atkinson .............................................................................................. 6
1.2 Grafik Franklin ............................................................................................... 7
1.3 Grafik Pettifer & Fookes ................................................................................ 8
1.4 Grafik Kolleth...………............................................................................… 9
1.5 Kompas Geologi...........………................................................................… 10
1.6 Meteran.....................................…………................................................… 10
v
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
A. LAPORAN SEMENTARA
B. TUGAS
C. GRAFIK
D. LEMBAR KONSULTASI
vi
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114
BAB I
KRITERIA PENGGALIAN
1.1 Latar Belakang
Industri pertambangan merupakan industri yang kompleks. Ada banyak cara dan
teknik yang dipakai untuk mendapatkan solusi terhadap suatu permasalahan. Salah
satunya adalah mengenai pembongkaran batuan (bahan galian) yang sangat keras,
dimana batuan tersebut tidak dapat dibongkar secara manual maupun mekanis.
Maka dipilih teknik pemboran dan peledakan. Untuk itu diperlukan suatu
pengenalan dengan mengikuti Praktikum Peledakan ini. Pada praktikum acara I
yang dilakukan adalah mengetahui kriteria penggalian.
Dengan adanya praktikum pengeboran dan peledakan ini, diharapkan praktikan
dapat memahami secara jelas, kriteria penggalian pada proses pemboran, serta tata
cara pemilihan alat bor dan kompresor. Dengan begitu, praktikan dapat menerapkan
prinsip – prinsip pemilihan alat, serta mekanisme kerja dari alat bor dan kompresor
di kemudian hari.
1.2 TujuanPraktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Kriteria Penggalian ini adalah:
1.
Praktikan dapat melakukan pendiskripsian tentang bagaimana cara
menentukan kriteria penggalian.
2.
Praktikan dapat mengerti bagaimana menentukan metode penggalian.
3.
Praktikan mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi kriteria
penggalian.
Praktikan dapat memahami secara jelas proses pemboran , serta tata cara
pemilihan alat bor.
Praktikan mampu menjelaskan pembacaan grafik untuk menentukan
metode penggalian.
4.
5.
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
1
1.3 Dasar Teori
Dalam kegiatan penggalian batuan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam pemilihan suatu metode penggalian.
1. Sifat batuan
Sifat batuan berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada
pemilihan pada pemilihan metode pemboran. Di karenakan batuan pada
umumnya tidak homogen isotropik, maka dalam suatu wilayah tentu
kekuatan batuan juga berbeda. Beberapa sifat batuan yang menjadi
perhatianadalah:
a. Kekerasan
Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap
abrasi, kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari
material batuan dan dapat juga dipakai untuk menyatakan kerusakan
pada batuan. Kekerasan batuan merupakan suatu fungsi dari
kekerasan, komposisi butiran mineral, porositas, dan derajat kejenuhan
merupakan hal utama yang harus diketahui, karena setelah mata bor
menetrasi batuan, maka akan menentukan tingkat kemudahan
pemborannya.
b. Kekuatan (strength)
Kekuatan mekanik suatu batuan adalah suatu sifat dari kekuatan
terhadap gaya luar, baik itu kekuatan statik maupun dinamik. Pada
prinsipnya kekuatan batuan tergantung pada komposisi mineralnya.
Diantara mineral-mineral yang terkandung di dalam batuan, kuarsa
adalah terkompak dengan kuat tekan mencapai lebih dari 500 Mpa,
sehingga semakin tinggi kandungan kuarsa, akan memberikan
kekuatan semakin meningkat.
c. Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau
modulus Young (), dan nisbah Poisson (υ). Modulus elastisitas
merupakan faktor kesebandingan antara tegangan normal dengan
regangan
relatifnya,
sedangkan
nisbah
Poisson
merupakan
kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial.
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
2
Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineral,
porositas, jenis perpindahan dan besarnya beban yang ditarapkan. Nilai
modulus elastisitas untuk batuan sedimen sangat rendah, hal ini
disebabkan komposisi mineral teksturnya, seperti modulus elastisitas
pada arah sejajar bidang perlapisan selalu lebih besar dibandingkan
dengan arah pada tegak lurus.
d. Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan
deformasi tetap setelah tegangan dikembalikan kekondisi awal,
dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat plastik tergantung pada
komposisi mineral penyusun batuan dan dipengaruhi oleh adanya
pertambahan kuarsa, feldspar dan mineral lain. Lempung lembab dan
beberapa batuan homogen mempunyai sifat plastik.
e. Abrasivitas
Abrasivitas adalah sifat batuan untuk menggores permukaan material
lain, ini merupakan suatu parameter yang mempengaruhi keausan
(umur) mata bor dan batang bor. Semakin besar abrasivitas batuan
makan akan semakin mudah haus mata bor yang di gunakan.
Kandungan kuarsa dari batuan biasanya dianggap sebagai petunjuk
yang dapat dipercaya untuk mengukur keausan mata bor.
Faktor yang mempengaruhi abrasivitas batuan adalah:
• Kekerasan butir batuan, batuan dengan keberadaan butiran kuarsa
mempunyai tingkat abrasitas yang tinggi.
• Bentuk butir, bila bentuk butir tersebut tidak teratur maka lebih
abrasiv dibandingkan dengan yang berbentuk bulat.
• Ukuran butir, semakin kasar ukuran butir maka akan semakin besar
abrasivitas batuan.
• Porositas batuan
• Ketidaksamaan,
batuan
polimineral
sekalipun
mempunyai
kekerasan sama akan lebih abrasiv karena meninggalkan
permukaan yang kasar.
f. Tekstur
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
3
Tekstur suatu batuan menunjukkan hubungan antara mineral-mineral
penyusun batuan, sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan
darisifat-sifat porositas, ikatan antar butir, bobot isi dan ukuran butir.
Tekstur juga mempengaruhi kecepatan pemboran. Jika butirannya
mempunyai bentuk lembaran, seperti pada batuan schist, pemboran
akan lebih sulit dibanding jika butirannya berbentuk bulat seperti batu
pasir. Sedangkan batuan yang mempunyai bobot isi rendah, lebih
porous, akan mempunyai tingkat pecah rendah sehingga akan lebih
mudah jika di bor.
g. Struktur geologi
Struktur geologi seperti patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan
berpengaruh pada penyesuaian kelurusan lubang ledak, aktifitas
pemboran dan kemantapan lubang ledak. Adanya rekahan-rekahan dan
rongga-rongga dalam batuan seperti di batugamping mempersulit kerja
pemboran, karena batang bor dapat terjepit.
h. Karakteristik Pecahan
Karakteristik
pecahan
(Breaking
Charactereristics)
dapat
digambarkan seperti perilaku batuan ketika dipukul. Tiap-tiap tipe
batuan mempunyai karakteristik pecah yang berbeda dan ini
berhubungan dengan tekstur, komposisi mineral dan struktur.
2.
Drilabilitas Batuan (Rock Drillability)
Drilabilitas batuan adalah bahan indikator mudah tidaknya mata bor
melakukan penertasi ke dalam batuan. Drilabilitas batuan merupakan
fungsi dari sifat batuan seperti komposisi mineral, tekstur, ukuran butir dan
tingkat pelapukan. Drilabilitas dari bermacam-macam batuan dapat
diperoleh dengan mengalikan kecepatan pemboran dalam Barre granite
(batu granit yang yang berasal dari Barre, Vermont USA) dengan faktor
Drillabilitas (drillability factor). Kecepatan pemboran dalam Barre
granite ditetapkan harga drillability factor 1,00.
3. Geometri Pemboran
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
4
Geometri peledakan adalah bagaimana kita memposisikan lubang ledak
atau lubang pengeboran ada Geometri peledakan mencakup diameter,
kedalaman dan kemiringan lubang tembak.
• Semakin besar diameter lubang berarti luas penampang lubang harus
ditembus semakin besar sehingga faktor gesekan semakin besar.
• Semakin dalam lubang bor maka gesekan antar drilling string dengan
dinding lubang semakin besar.
• Bila suatu jenjang dibor dengan arah lubang ledak tegak lurus, maka
pada ketinggian jenjang yang sama dengan arah lubang ledak miring,
mempunyai kedalaman lubang ledak yang lebih kecil, sehingga waktu
yang digunakan untuk melakukan pemboran juga menjadi lebih
singkat.
4. Umur dan kondisi mesin bor
Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama
umur pemakaian kemampuan alat semakin turun.
5. Keterampilan Operator mesin bor
Keterampilan operator tergantung individu masing-masing yang dapat
diperoleh dari latihan dan pengalaman kerja.
Pada kegiatan penggalian dibutuhkan suatu kriteria penggalian batuan yang
digukan untuk menentukan apakah bisa dilakukan penggalian menggunakan alat
mekanis saja atau malah harus dilakukan pengeboran dan peledakan. Macam –
macam metode kriteria penggalian sebagai berikut :
a.
Kriteria Penggalian metode RMR
Kemampuan untuk menaksir kemampugalian suatu massa batuan
sangatlah
penting, apalagi bila akan menggunakan alat gali mekanis kontinu. Fowell &
Johnson (1982) menunjukkan hubungan yang erat antara kinerja (produksi)
Road Header kelas berat (>50 ton).
Selanjutnya pada tahun 1991 mereka melaporkan bahwa hubungan tersebut di
atas dapat dibagi menjadi 3 zona penggalian :
• Zone kerja l: Kinerja penggalian sangat ditentukan oleh sifat - sifat batuan
utuh
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
5
• Zone kerja 2: Keberhasilan kerja penggalian dibantu oleh kehadiran struktur
massa batuan. Pengaruh sifarsi batuan utuh menurun dengan memburuknya
kualitas massa batuan.
• Zone kerja 3: Kinerja penggalian semata-mata dipengaruhi oleh struktur
massa batuan.
Nilai-nilai UCS, Energi Spesifik, Koefisien Abrasivity secara keseluruhan
menyimpulkan bahwa batuan utuh tersebut tidak dapat digali dengan baik oleh
roadheader. Namun seperti dilaporkan oleh Fowell & Johnson (1991) bahwa
pada kenyataannya massa batuan itu dapat digali.
b. Kriteria Penggalian metode RMR &Q-System
Hubungan antara RMR dan Q-System untuk berbagai kondisi penggalian.
jelas tampak bahwa hubungan antara RMR &Q-system adalah linier. Titiktitik yang menunjukkan harga RMR &Q-system yang tinggi mencerminkan
kondisi material keras yang penggaliannya perlu peledakan. Sedangkan
kehadiran alat gali seperti Surface Miner yang menggunakan mekanisme
potong, rupanya dapat menggantikan operasi peledakan.
c. Kriteria Penggalian Metode Kecepatan Seismik
Seperti sudah disebutkan bahwa kecepatan seismik sudah banyak dipakai
untuk menduga kemampuan garuan suatu massa batuan. Berbagai
kemungkinan cara penggalian untuk berbagai macam massa batuan menurut
kecepatan seismik diberikan oleh Atkinson (1971, lihat gambar 1.1).
Penggalian disini meliputi dari cara manual hingga mekanis penuh.
Gambar 1.1
Metoda Kecepatan Seismik untuk Penentuan Penggalian
(Atkinson,1971)
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
6
d. Kriteria Penggalian menurut indeks kekuatan batuan
DrilabilitasFranklin dkk (1971) mengusulkan klasifikasi massa batuan
menurut dua parameter, yaitu Fracture Indexdan Point Load Index(PLI).
Fracture Index dipakai sebagai ukuran karakteristik diskontinuiti dan
didefinisikan sebagai jarak rata-rata fraktur dalam sepanjang bor inti atau
massa batuan. Kedua parameter ini diplot dalam satu diagram untuk menduga
kemampuan galian suatu massa batuan, masing-masing menyatakan
FracfureIndex dan PLI.
Diagram klasifikasi dibagi kedalarn tiga zona umum yaitu penggalian bebas
(free digging), penggaruan (ripping) dan peledakan (blasting). Massa batuan
yang terkekarkan dan lemah masuk kedalam kategori bagian bawah kiri
diagram, sedangkan massa batuan massif dan kuatdiplot dibagian atas kanan.
Yang pertama tentunya sangat mudah untuk digali dan yangterakhir sangat
sulit digali dengan alat mekanis.
Gambar 1.2
Kriteria indeks kekuatan batu (Franklin, dkk., 1971)
Pettifer & Fookes di UK mencoba untuk melakukan modifikasi terhadap
kriteriapenggaruan sebelumnya seperti ditujukkan gambar 1.3 jika
menggunakan peralatan Exavator CAT 245 BH. Kriteria ini sejenis dengan
kriterianya Franklin. Selanjutnya, mereka mendugabahwa jarak kekar ratarata dengan kuat tekan batu merupakan parameter penting dalam menilai
kemampuan garuan, yang percontoh batuannya dapat diperoleh dari
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
7
singkapan atau borinti. Grafik ini bukanlah petunjuk mutlak yang rnampu
memberikan jawaban sebenarnya, karena biaya dan faktor lainnya juga ikut
menentukan kemampuan garuan suatu massa batuan oleh sebuah bulldozer.
Gambar 1.3
Grafik Kriteria Kemampugaruan (Pettifer & Fookes, 1994)
Rumus :
𝑫 𝟎,𝟒𝟓
𝑭=( )
𝟓
𝑰𝒔 = 𝑭
Keterangan :
𝑷
𝑫𝟐
P = Beban Maksimum (kN)
D = Jarak antara dua conus (cm)
Is = Poin load strength indek (Mpa)
F = Faktor Koreksi Ukuran
e. Kriteria Penggalian menurut kuat tekan uniaksial (UCS)
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
8
Kolleth (1990) telah membuat suatu pendekatan untuk menganalisis suatu
batuan dapat digali dengan menngunakan peralatan tertentu berdasarkan pada
nilai UCS. Terdapat empat macam kelompok peralatan yang telah diamati,
Empat macam alat itu yaitu:
• Dragline, shovel, backhoe,
• Scraper
• Surface miner
• Bucket Wheel Excavator
UCS = 23 IS
Gambar 1.4
KriteriaPenggalianMenurutKolleth (1990)
1.4 PelaksanaanPraktikum
1.
Pelaksanaan
Hari, tanggal : Senin/ 12 Oktober 2020
2.
3.
Sesi / jam
: I / (10.00 – 12.00) WIB
Acara
: I (KriteriaPenggalian)
Peralatan yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu:
a.
Kompas geologi
b.
Meteran
c.
Papan Clipboard
d.
Tali
Prosedur praktikum meliputi:
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
9
Dalam menganalisis kekar dilakukan pengukuran kekar menggunakan
kompas geologi pada sebuah lereng, langkah kerjanya adalah sebagai
beikut:
a.
Mengukur dip direction lereng yang akan dianalisis kekar kekarnya
dan kemiringan dipnya
b.
Mengukur Arah kemiringan dan kemiringan scanline menggunakan
kompas geologi
c.
Mengukur panjang scanline dengan meteran
d.
Menentukan famili kekar
e.
Mengukur dip direction dan kemiringan kekar dengan kompas
geologi.
4.
f.
Mengukur jarak antar kekar pada masing-masing famili
g.
Memasukan data yang diperoleh pada tabel
Gambar Peralatan
Gambar 1.5
Kompas Geologi
Gambar 1.6
Meteran
1.5 Pembahasan
Dasar pemilihan kriteria penggalian :
a.
Menurut RMR
b.
Menurut RMR &Q-System
c.
Menurut kecepatan gelombang seismik
d.
Menurut Indeks Kekuatan Batu
e.
Menurut Kuat Tekan Uniaksial (UCS)
Diketahui :
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
10
1.
Perhitungan Indeks Point load
Diketahui :
Is : 0,7106 MPa
Ditanyakan : UCS ?
Penyelesaian :
UCS
= 23 x Is
= 23 x 0,7106 MPa
= 16,34MPa
2.
Perhitungan Kuat Tekan dari Hasil Pembacaan Schmidt Hammer
R
=35
UCS
= (2,75 R) – 36,83
= (2,75 x 35) – 36,83
= 59,42 MPa
3. Nilai Fracture Index
X = 0,3209
λ
1
1
= 𝑥 = 0,3209 = 3,11623
RQD = 100 x 𝑒 −0,1.𝜆 x (0,1𝜆 + 1)
= 100 x 𝑒 −0,1 𝑥 3,11623 x (0,1 x 3,11623 + 1)
= 96,04458278 %
Dari data perhitungan point load test dan spasi kekar rata-rata dapat ditentukan
kriteria penggalian seperti apa yang dapat dilakukan, jika diplotkan pada grafik
kriteria indeks kekuatan batu ( Franklin,dkk. 1971),maka metode yang dapat
digunakan adalah penggaruan. Sedangkan jika dengan grafik kriteria kemampuan
garuan ( Pettifer dan Fookes, 1994) didapat data bahwa kriteria penggaruan yang
diperoleh adalah mudah untuk digaru.
Data dari perhitungan kuat tekan dibaca pada grafik kriteria penggalian menurut
Kolleth (1990), didapat keterangan bahwa kriteria penggaliannya yang dihitung
dari Point Load Index
didapat keterangan bahwa penggaliannyaharus
menggunakan dragline, shovel, backhoe, bucket wheel excavator dan surface
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
11
miner. Sedangkan jika dihitung dari Schmidt Hammer didapat keterangan bahwa
kriteria penggaliannya harus menggunakan dragline, shovel, backhoe, dan surface
miner.
1.6 Kesimpulan
Mengetahui metode penggalian ini sangat berguna dalam proses peledakan.
Adapun yang dapat disimpulkan, yaitu:
1.
Mengetahui bagaimana material itu dapat dibongkar karena tidak semua
material harus dibongkar menggunakan pengeboran dan peledakan.
2.
Kriteria penggalian sebagai indikator yang menunjukkan batuan dapat
dibongkar dengan alat mekanis atau pengeboran dan peledakan.
3.
Kriteria Penggalian, meliputi:
a.
Kriteria Penggalian berdasarkan metode RMR
b.
Kriteria Penggalian berdsarkan metode RMR dan Q-system
c.
Kriteria penggalian berdasarkan metode kecepatan seismik yang
diaplikasikan pada grafik Artkinson
d.
Kriteria penggalian bedasarkan metode indeks kekuatan batuan yang
diaplikasikan pada grafik Kolleth, grafik Franklin dan grafik Pettifier
& Fookes.
4.
Berdasarkan kecepatan gelombang seismik dengan kecepatan 6000 m/menit,
dapat diketahui bahwa pembongkaran dapat dilakukan denganstripping shovel,
walking dragline, dragline (crawler), bucket wheel excavator, bucket chain
excavator, loading shovel, tractor scraper, labourer with pick & shovel
5.
Berdasarkan Indeks kekuatan batuan diperoleh nilai point load index0,7106
MPa, nilai fracture index 0,3209 m, sehingga dilakukan penggaruan (Grafik
Franklin) dan mudah untuk digaru (Grafik Pettifer & Fookes).
6.
Kuat tekan uniaksial yang didapatkan dari data indeks point load adalah 16,34
MPa, sedangkan dari pembacaan Schmidt Hammer adalah 59,42 MPa, krtiteria
penggalian yang dihitung dari Point Load Index didapat keterangan bahwa
penggaliannyaharus menggunakan dragline, shovel, backhoe, bucket wheel
excavator dan surface miner. Sedangkan jika dihitung dari Schmidt Hammer
didapat keterangan bahwa kriteria penggaliannya harus menggunakan
dragline, shovel, backhoe, dan surface miner.
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114 / BAB I
12
DAFTAR PUSTAKA
Dwinagara, Barlian. 2017. Buku Panduan Praktikum Teknik Peledakan,
Laboratorium Pemboran & Peledakan Jurusan Teknik Pertambangan,
UPN “Veteran” Yogyakarta: Yogyakarta.
Fazril Ahsanu Amala / 112.180.114
13
Download