Kode / Nama Rumpun Ilmu: 461/Sistem Informasi USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA ANALISIS DAN EVALUASI TATAKELOLA WEBSITE PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI BALI MENGGUNAKAN E-GOVERNMENT ASSESSMENT FRAMEWORK Oleh: Ketua I Gusti Lanang Agung Raditya Putra, S.Pd., M.T. (NIDN : 0827088901) Anggota 1 Ida Bagus Nyoman Pascima, S.Pd., M.Cs. (NIDN : 0813078904) UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA JANUARI 2020 DAFTAR ISI DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii ABSTRAK ................................................................................................................................. 1 BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................... 6 BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18 ii ABSTRAK . Wujud nyata dari implemetasi E-Government di Indonesia yang telah umum dilaksanakan dan diatur pelaksanaanya adalah pembuatan situs website Pemerintah Daerah (Pemda). Seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia, tuntutan terhadap situs yang berkualitas menjadi hal yang tak terelakkan. Kerangka kerja E-Government Assessment merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur efektifitas situs website Pemda berdasarkan perspektif konten dan manajemen. Sampai saat ini tata kelola EGovernment pada Pemda khusunya untuk menangani situs website Pemda belum terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan karena belum evaluasi terkait situs website Pemda. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis dan evaluasi situs website Pemda, agar kualitas situs website Pemda dapat diukur, sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk merumuskan rekomendasi perbaikan dan peningkatan kualitas bagi situs website Pemda. Penelitian ini dirancang dalam satu tahun, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif interpretatif. Langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1) menelaah masalah yang terjadi, 2) penyusunan instrumen 3) pengumpulan data, 4) analisis data, 5) analisis kesenjangan, 6) penyusunan rekomendasi perbaikan, 7) pelaporan. Proses telaah masalah dilakukan dengan meninjau tata kelola teknologi informasi khususnya dalam Website Pemda sebagai objek yang diteliti. Domain yang diteliti mengacu pada E-Government Assessment Framework, yakni identitas lembaga, konten, fitur, partisipasi masyarakat, kegunaan, layanan, aktivitas media sosial, dan keamanan. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif interpretatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei, wawancara, dan studi dokumentasi untuk mendapat data yang akurat dilakukan dengan triangulasi metode dan sumber data. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif interpretatif dengan langkah, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, interpretasi data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas akan diperoleh tingkat kematangan dan kesenjangan tingkat kematangan. Setelah diperoleh kesenjangan tingkat kematangan antara tingkat kematangan saat ini dan tingkat kematangan yang diharapkan, selanjutnya dilakukan analisis interpretatif berbasis teori. Hasil analisis tersebut diatas akan menghasilkan rekomendasi perbaikan dari masing-masing domain. Perolehan rekomendasi tersebut diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal dalam pengelolaan teknologi informasi pada situs website Pemda pada seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali. Rekomendasi yang telah tersusun kemudian diuraikan dalam bentuk laporan penelitian. Luaran dari laporan penelitian ini berupa artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah nasional, selain itu luaran penelitian ini adalah artikel dalam prosiding International Conference on Vocation, Education, and Technology (IConVET) serta pengayaan bahan ajar matakuliah E-Government, tatakelola TI dan audit sistem informasi. Kata kunci: Tingkat Kematangan, Tatakelola Website Pemda, E-Government Assessment Framework 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi. Saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis perusahaan, tak terkecuali pemerintahan. (Utomo, dkk. 2011). Ada beragam penggunaan teknologi informasi seperti e-bussines, e-health, e-commerce dan e-government. The World Bank Group mendefinisikan e-government berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi (seperti wide area network, internet dan mobile computing) oleh organisasi pemerintah yang mempunyai kemampuan membentuk hubungan dengan warga negara, bisnis, dan organisasi lain dalam pemerintahan. (Haibuan, 2002). E-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama electronic government adalah Government-to-Citizen atau Government-to-Customer (G2C), Government-to-Business (G2B) serta Government-toGovernment (G2G). Keuntungan yang paling diharapkan dari adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik. Pemerintah seluruh dunia saat ini menghadapi tekanan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian informasi bagi masyarakat. Di Indonesia pelayan publik sudah diatur dalam Undang – Undang No 24 Tahun 2009, di dalam butir b dalam undang – undang tersebut dinyatakan : Bahwa membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik. Peningkatan pelayanan publik (public service) harus mendapatkan perhatian utama dari pemerintah, karena pelayanan publik merupakan hak-hak sosial dasar dari masyarakat (social rights) ataupun fundamental rights. (Holle, 2011). Wujud nyata dari penerapan E-Government di Indonesia adalah pembuatan situs website Pemerintah Daerah (Pemda). Situs website Pemda merupakan tingkat pertama dalam pengembangan E-Government di Indonesia yang memiliki sasaran agar masyarakat Indonesia 2 dapat dengan mudah memperoleh akses informasi dan layanan pemerintah daerah, serta ikut berpartisipasi di dalam pengembangan demokrasi di Indonesia dengan menggunakan media internet. (Raditya & Swastika, 2016). Pelaksanaan E-Government di Bali masih mengalami banyak hambatan. Sebagian besar website Pemda hanya berisi info saja tidak ada layanan electronik pelayanan publik atau biasa disebut e-service, hal tersebut menyebabkan sering terjadinya penyimpangan – penyimpangan dan bahkan kasus kasus mal administrasi yang bisa berakibat pada pengenaan sanksi pidana. Adanya kesenjangan diantara website-website Pemda di Bali karena belum adanya alat ukur untuk merumuskan acuan rekomendasi perbaikan untuk website tersebut. Selain itu dari segi konten maupun user interface terdapat perbedaan webpage pada beberpa kabupaten di Bali. Agar bisa meningkatkan kualitas website Pemda di Provinsi Bali maka peneliti akan menganalisa menggunakan metode kerangka kerja E-Government Assessment. E-Government Assessment Framework merupakan teknik mencari variabel yang diukur berdasarkan prespektif konten dan manajemen pada situs website Pemda. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan penelitian analisis dan evaluasi tatakelola website Pemerintah Daerah Provinsi Bali menggunakan kerangka kerja E-Government Assessment. Penelitian ini akan membahas hasil analisis dan evaluasi website pemda provinsi bali menggunakan metode E-Government Assessment Framework. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa dijadikan saran rekomendasi perbaikan dari website Pemda Provinsi Bali. Penelitian yang dilakukan Raditya dkk mengemukakan bahwa E-Government Assessment Framework merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur efektifitas situs website Pemda berdasarkan perspektif konten dan manajemen. Adapun hasil pengukuran nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk merumuskan rekomendasi perbaikan bagi situs website agar sesuai dengan Inpres no. 3 tahun 2003. (Raditya & Swastika 2016). Penelitian lain yang dilakukan oleh Raditya, dkk (2017), berpendapat bahwa sampai saat ini tata kelola E-Government pada Pemda khusunya untuk menangani situs website Pemda belum terlaksana dengan baik. Khususnya di Bali fungsi website Pemerintah Daerah belum memenuhi Inpres No. 3 Tahun 2003 yaitu pengembangan E-Government untuk peningkatan kualitas layanan publik secara efektif, efisien, dan transparan. 1.2 Perumusan Masalah Dengan mengacu pada latar belakang penelitian di atas, dirumuskan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 3 1. Bagaimana evaluasi tingkat kematangan tatakelola website Pemda di Provinsi Bali menggunakan E-Government Assessment Framework ? 2. Rekomendasi apa yang diberikan untuk meningkatkan tatakelola website Pemda di Provinsi Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui tingkat kematangan tatakelola website Pemda di Provinsi Bali. 2. Memberikan rekomendasi perbaikan website Pemda di Provinsi Bali. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis. Secara teoritis manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai ajang pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Sistem Informasi. 2. Manfaat praktis. a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar memberi rekomendasi yang lebih jelas mengenai tatakelola website Pemda di Provinsi Bali. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kualitas pengelolaan TI dalam pelayanan publik. 1.5 Batasan Penelitian 1. Penelitian ini dilakukan terbatas pada tatakelola website Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota yang terdapat di Provinsi Bali. 2 Penentuan proses-proses tingkat pengelolaan TI menggunakan E-Government Assessment Framework, pada domain identitas lembaga, konten, fitur, partisipasi masyarakat, kegunaan, layanan, aktivitas media sosial, dan keamanan 3 Model assessment proses mengacu pada konsep E-Government Assessment Framework. 1.6 Luaran Penelitian Adapun target luaran dari penelitian analisis dan evaluasi tatakelola website Pemerintah Daerah di Provinsi Bali menggunakan E-Government Assessment Framework yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 4 1. Luaran wajib dari penelitian ini berupa artikel yang dimuat dalam prosiding internasional yang akan diseminarkan pada International Conference on Vocational Education and Technology (IConVET) akan terbit tahun 2021. 2. Luaran tambahan berupa artikel yang akan diterbitkan dalam Jurnal Nasional terindeks Sinta 3 yakni Jurnal INTENSIF UPN Kediri, serta pengayaan bahan ajar untuk matakuliah E-Government dan Tatakelola dan Audit Sistem Informasi. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 IT Governance Pentingnya manfaat IT Governance tidak muncul secara tiba-tiba. Hal ini terjadi karena sebuah hal yang serius (critical) dalam operasional suatu organisasi. Penerapan TI di dalam organisasi akan dapat dilakukan dengan baik apabila ditunjang dengan suatu IT Governance dari mulai perencanaan sampai implementasinya. Definisi IT Governance menurut (Information Technology Governance Institute) ITGI adalah: “Suatu bagian terintegrasi dari kepengurusan perusahaan serta mencakup kepemimpinan dan struktur serta proses organisasi yang memastikan bahwa TI perusahaan mempertahankan dan memperluas strategi bisnis dan tujuan organisasi.” (ITGI, 2010). Tatakelola TI sebagai sebuah sistem yang ada dalam organisasi, yang secara umum dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu struktur tata kelola TI, dan proses tata kelola TI. Struktur sistem tata kelola TI terdiri atas komponen-komponen yang membangun sistem tata kelola TI, yaitu: aktiva manusia, archetype, kendali dan regulasi. (Jogiyanto & Abdilah, 2011). Proses tata kelola TI terdiri atas proses keputusan, proses penyelarasan bisnis dan TI, mekanisme implementasi serta pengawasan dan evaluasi sistem tata kelola TI. Kerangka definisi tata kelola TI dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini. Goal Perilaku yang Nilai diinginkan Penilaian Kinerja Alignment Sistem TI Aktiva Manusia Keputusan Archetype IT Audit Keputusan Kendali & 6 IT Audit Gambar 2.1 Kerangka Definisi Sistem Tatakelola TI (Jogiyanto & Abdilah, 2011) Framework yang digunakan untuk mengukur tingkat kematangan website Pemerintah Daerah di Indonesia adalah dengan E-Government Assessment Framework, karena dinilai memiliki spectrum paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework website audit. 2.2 E-Government Assessment Framework Kerangka kerja E-Government Assessment merupakan instrument untuk mengukur suatu website instansi Pemerintah berdasarkan prespektif konten dan manajemen. Adapun variabel yang dapat diukur berdasarkan persepektif konten dan manajemen pada website pemerintah daerah adalah sebagai berikut : 1. Identitas Lembaga Variabel identitas lembaga menjelaskan tentang Pemerintahan Daerah tersebut (nama lembaga, simbol, alamat, kontak informasi, serta domain). 2. Konten Variabel konten menjelaskan tentang keberadaan Pemda bersangkutan (profil, visi, misi, tupoksi, struktur organisasi, peraturan dan kebijakan, informasi pejabat, kolom berita, kolom artikel, lembaga terkait, konten kearifan lokal, jumlah hosted, jumlah link error, jumlah link pada website lain). 3. Fitur Variabel fitur pada situs website Pemda berisi fasilitas yang dapat digunakan oleh publik (bank data, data search, pilihan bahasa, layanan multimedia, data statistik pengunjung). 4. Partisipasi Masyarakat Variabel partisipasi masyarakat menjelaskan tempat untuk menerima masukan dari pengguna(kontak hubungi kami, forum diskusi, form pengaduan, fasilitas chatting). 5. Kegunaan Variabel kegunaan ini menjelaskan tentang tampilan situs website Pemda (peta situs, tulisan dan huruf, desain warna, penataan menu, penggunaan scroll bar, posisi pengunjung, kompatibel pada berbagai browser, versi mobile, validasi XHTML). 6. Layanan Variabel layanan menjelaskan tentang hubungan langsung antara sistem dengan pengguna(layanan pengadaan/LPSE link, Anggaran, elayanan/aplikasi pendaftaran, transaksi online). 7. Aktivitas Media Sosial 7 Variabel ini menjelaskan keaktifan Pemda pada media sosial, karena hampir seluruh masyarakat memiliki media sosial (akun jejaring sosial, update berita pada akun, kualitas berita pada akun, jumlah folowers). 8. Keamanan Variabel kemanan menjelaskan tentang sistem keamanan pada situs website tersebut (domain https). Tabel 2.1. Kerangka Kerja E-Government Assessment No Variabel Indikator Peniaian Nama Lembaga Simbol Lembaga 1 Identitas Lembaga Alamat kantor lembaga Kontak informasi lembaga Website menggunakan domain .go .id Profil Lembaga Visi - misi lembaga Tupoksi lembaga Struktur organisasi lembaga Informasi penjabat lembaga Peraturan/kebijakan yang dikeluarkan Data statistik tupoksi lembaga 2 Konten Kolom berita Kolom artikel Memiliki link ke lembaga terkait Link website tercantum di website lain Jumlah hosted Jumlah link error Konten khusus kearifan lokal Fasilitas download file Fasilitas pencarian data/search 3 Fitur Pilihan bahasa Memiliki layanan multimedia Fasilitas statistik pengunjung Menu kontak lembaga Forum diskusi 4 Partisipasi Masyarakat Memiliki menu pengaduan/pertanyaan Fasilitas Chatting Peta situs 5 Kegunaan Tampilan website Validasi XHTML Pengumuman/Informasi 6 Layanan E-layanan berbasis web 7 Aktivitas Meida Sosial Memiliki akun jejaring sosial 8 Keamanan Menggunakan https 8 2.2.1 Rubrik Penilaian Kerangka Kerja E-Government Assessment Analisis untuk menentukan skala pengukuran ini bertujuan agar kerangka kerja EGovernment Assessment dapat diukur sesuai dengan yang hendak diukur dan bisa dipercaya. Pembobotan variabel didasarkan pada tingkat prioritas isi dan kebutuhan informasi dari situs website Pemda. (Raditya, dkk: 2016). Pembobotan variabel kerangka kerja E-Government Assessment pada situs website Pemda tertera pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Pembobotan Variabel No Variabel Bobot 1 Identitas lembaga 10% 2 Konten 15% 3 Fitur 15% 4 Partisipasi masyarakat 15% 5 Kegunaan 15% 6 Layanan 15% 7 Aktivitas sosial media 10% 8 Keamanan 5% Setelah dilakukan pembobotan tiap-tiap variabel, tahap selanjutnya menentukan rubrik penilaian instrumen dari variabel untuk mengklasifikasikan masing-masing variabel yang diukur agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data. Skala penilaian yang digunakan adalah skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial yang selanjutnya disebut sebagai variabel. (Riduwan, 2007). Rubrik penilaian kerangka kerja E-Government Assessment pada situs website Pemda, tertera pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Rubrik Penilaian Kategori Lengkap / Sangat baik Kurang lengkap / Baik Cukup lengkap / Sedang Tidak lengkap / Buruk Tidak ada / Buruk sekali Skor 5 4 3 2 1 9 Rumus perhitungan yang digunakan untuk memperoleh nilai masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 𝑉𝑖 = ∑𝑋𝑖 𝑌𝑖 ×𝑍 (1) (Raditya & Swastika, 2016) Dimana: Vi ∑Xi Yi Z = Variabel = Total nilai = Jumlah item kuesioner = Bobot variabel Hasil perhitungan seluruh variabel yang terdapat pada situs website Pemda menggunakan instrumen kuesioner yang diturunkan dari kerangka kerja E-Government Assessment diperoleh menggunakan rumus: 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 = ∑𝑛𝑖 𝑉𝑖 𝑥 20% (2) (Raditya & Swastika, 2016) 2.3 E-Government di Indonesia Teknologi Informasi dalam sektor publik ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam penyampaian pelayanan publik oleh pemerintah. (Layne and Lee, 2001). Keseriusan pemerintah Indonesia dalam mewujudkan E-Government juga tercantum dalam lampiran Inpres Nomor 3 Tahun 2003, dimana pemerintah telah menyiapkan strategi Nasional pengembangan E-Government. Pengembangan E-Government di Indonesia dilaksanakan melalui empat tingkatan. a. Tingkat I, merupakan tingkat persiapan berupa pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada setiap lembaga serta sosialisasi situs web untuk internal dan publik. b. Tingkat II, merupakan tingkat pematangan yang berupa pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif dan pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain. c. Tingkat III, tingkat pemantapan yang berisi pembuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik dan pembuatan integrasi aplikasi dan data dengan lembaga lain. d. Tingkat IV, adalah tingkat pemanfaatan yang berisi pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B, G2C. Pengembangan situs website Pemda merupakan tingkat awal dalam pengembangan EGovernment di Indonesia. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai situs website Pemda. Penelitian yang dilakukan Hermana dan Silfianti (2011) tentang evaluasi penerapan situs dalam 10 implementasi E-Government di Indonesia berdasarkan karakteristik web, popularitas web dan websmetrics. Hasil penelitian mereka menunjukkan terdapat perbedaan webpage antara Pemerintah di Pulau Jawa dan luar Jawa yang secara umum disebabkan oleh beberapa variabel yang dikelompokkan menjadi kapasitas finansial daerah dan karakteristik daerah. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Hermana, et,al (2012) tentang kualitas situs website Pemda salah satunya berdasarkan isi (fitur) web. Walaupun fitur web yang digunakan terbatas, hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa profil daerah merupakan merupakan fitur yang paling umum disajikan sedangkan fitur forum dan diskusi merupakan fitur yang paling jarang disajikan pada situs Pemda. Situs website Pemda merupakan sarana mencapai strategi Nasional pengembangan EGovernment. Untuk mencapai strategi Nasional pengembangan E-Government tingkat IV perlu dilaksanakan revitalisasi E-Government, salah satu cara mendasar yang harus dilakukan adalah melakukan penilaian dan perbaikan situs website Pemda. 11 BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Iskandar, 2008) (Moleong, 2007). Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan studi kasus. Penelitian studi kasus berorientasi untuk memahami, menggali, dan menafsirkan arti dan peristiwa-peristiwa, dan hubungan dengan orang-orang yang biasa dalam kasus tertentu. Ini biasa disebut dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan pengamatan terhadap fenomena-fenomena atau gejala-gejala sosial yang alamiah yang berdasarkan kenyataan lapangan (empiris) (Sugiono, 2013). 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama delapan (8) bulan, mulai pada Maret 2020 sampai Oktober 2020. Penelitian dilakukan pada Dinas Komunikasi Informatika, dan Persandian di seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Bali. 3.3 Alur Penelitian Dalam penelitian ini kasus yang diteliti adalah tingkat kematangan tatakelola TI khususnya dalam penerapan pelayanan publik secara elektronik, salah satunya melalui pemanfataan situs website Pemerintah Daerah. Cara yang dilakukan dengan evaluasi situs website Pemda menggunakan E-Government Asessment Framework. Selanjutnya dilakukan penilaian berdasarkan rubrik penilaian E-Government Asessment Framework untuk mengetahui tingkat kematangan tatakelola website Pemda di Provinsi Bali. Hasil penilaian digunakan untuk merumuskan rekomendasi yang mungkin diberikan sebagai perbaikan tatakelola website Pemda serta peningkatan pelayanan publik berbasis elektronik pada Pemda di Provinsi Bali. Urutan langkah-langkah penelitian penyelesaian masalah ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 di bawah ini: 12 MULAI TELAAH MASALAH Tinjauan Pustaka STUDI LITERATUR EVALUASI dengan COBIT 5 Pengumpulan Data DOKUMENTASI ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SAAT INI SURVEY Teknik Analisis Data WAWANCARA ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN YANG DIHARAPKAN ANALISIS KESENJANGAN REKOMENDASI PERBAIKAN KESIMPULAN SELESAI Gambar 3.1. Alur Penelitian A. Telaah Masalah Proses ini dilakukan dengan meninjau tatakelola website Pemerintah Daerah di Provinsi Bali sebagai objek yang diteliti. Peninjauan dilakukan melalui pemantauan website Pemerintah Daerah dan wawancara dengan kepala Diskominfo untuk mengetahui penyebab dari masalah yang terjadi, sehingga dapat diketahui kesenjangan yang terjadi antara harapan dengan kondisi sebenarnya saat ini, untuk kemudian dicarikan solusinya. B. Studi Literatur Proses studi literatur yang dilakukan dengan cara melakukan pencarian dasardasar teori dan penemuan dari penelitian yang telah diakukan sebelumnya. Teori-teori yang terkait dengan permasalahan penelitian Tatakelola E-Government dan penelitian yang menggunakan E-Government Assessment Framework versi lainnya digali oleh penulis dan dirangkumkan secara singkat sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini. Studi literatur dilakukan dengan membaca, mengkritisi, dan merangkum, kemudian menuliskannya kembali dengan metode yang sudah ditentukan. Teori diperoleh dari website resmi Information Technology Government Institute (ITGI), buku, serta melaui publikasi-pulikasi jurnal nasional dan internasional. Penelitian ini fokus pada terori tentang tingkat kematangan yang terdapat dalam kerangka kerja E-Government Assessment. 13 C. Model Evaluasi Model evaluasi pada penelitian ini menggunakan E-Government Assessment Framework, karena menyediakan petunjuk yang lebih detail yang dibutuhkan oleh pengguna sebagai referensi serta mudah dipahami dalam operasional TI. Domain yang diteliti adalah identitas lembaga, konten, fitur, partisipasi masyarakat, kegunaan, layanan, aktivitas media sosial, dan keamanan. Pemilihan domain berdasarkan analisis penulis dari hasil wawancara yang telah dilakukan menunjukkan bahwa domain tersebut terkait dengan masalah yang terdapat pada layanan website Pemda. Pemilihan domain ini dengan maksud untuk mendapatkan rekomendasi yang selanjutnya bisa dilakukan perbaikan sehingga mampu mewujudkan pelayanan publik di Pemerintah Daerah yang efektif dan efisien, D. Pengumpulan Data Jenis data yang dicari dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini data kualitatif berupa pernyataan, uraian, pendapat dari proses pengelolaan situs website Pemerintah Daerah di seluruh Provinsi Bali. Pernyataan atau uraian dapat diperoleh dari pernyataan orang-orang yang memberikan pendapat atau diwawancarai. Objek penelitian diarahkan pada pendapat, persepsi, tanggapan yang terkait dengan pengelolaan situs website Pemerintah Daerah di seluruh Provinsi Bali, yang dilandasi dengan model E-Government Assessment Framework. Data kuantitatif, yaitu berupa pilihan terhadap pertanyaan atau pernyataan yang di kuantifikasikan dengan skala tingkat model E-Government Assessment Framework. Data kuantitatif ini diperoleh dari observasi atau pengamatan situs website Pemerintah Daerah yang diteliti. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu informan yang terpilih yang terdiri atas kepala Diskominfo Kabupaten dan Kota di Bali, serta staff lembaga yang terkait dengan pengelolaan layanan situs website Pemerintah Daerah. 1. Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti yang dibantu dengan alat bantu pengumpul data berupa daftar pertanyaan (kuesioner), pedoman wawancara, dan buku catatan (Riduwan, 2007). Hubungan antara masalah, sumber data, metode, dan instrumen digambarkan seperti Tabel 3.1 berikut. 14 Tabel 3.1 Hubungan antar Masalah, Sumber Data, Teknik dan Instrumen Penelitian Masalah Sumber data Teknik Instrumen Bagaimana pelaksanaan tata Kepala Survei Kuesioner kelola teknologi informasi yang Diskominfo EAF Wawancara dievaluasi menggunakan model Staff Pedoman Studi E-Government Asessment wawancara dokumen Framework dalam pelayanan Buku publik berbasis elektronik catatan Bagaimana tingkat kematangan tatakelola situs website Pemda Rekomendasi apakah yang dapat diberikan dalam upaya perbaikan tata kelola situs website Pemda Situs website Pemda Kepala Diskominfo Staff Survei Wawancara Kuesioner EAF Pedoman wawancara Buku catatan 2. Teknik Pengumpulan Data 1) Survei Survei adalah pengambilan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan informasi, baik dari populasi besar maupun kecil, dengan menggunakan angket atau kuesioner (Sugiono, 2013). Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2007). Dalam penelitian ini survei dilakukan dengan cara observasi atau mengamati situs website Pemda di seluruh Provinsi Bali. Hasil pengamatan ini lalu ditulis dilakam lembar kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini dirancang untuk mengetahui tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi dalam pelayanan publik berbasis elektronik, salah satunya situs website yang digunakan oleh Pemerintah Daerah, dengan melihat tanggapan pengguna dan pembuat keputusan. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai kerangka kerja EGovernment Assessment Framework pada aktivitas sub-domain identitas lembaga, konten, fitur, partisipasi masyarakat, kegunaan, layanan, aktivitas media sosial, dan keamanan, total 35 aktivitas yang digunakan sebagai poin pertanyaan. Masing-masing penilaian memiliki bobot nilai antara 0 sampai dengan 5 sesuai dengan model kapabilitas E-Government Asessment Framework. Kuesioner dilengkapi dengan penjelasan tertentu agar setiap responden memahami maksud dari kuesioner tersebut. 2) Wawancara 15 Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara (Iskandar, 2008). Dalam penelitian ini pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dalam suasana tidak formal terhadap responden. Wawancara dilakukan terhadap Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten dan Kota dengan metode interview dimana penulis mengajukan pertanyaan dan responden memberikan jawaban terkadang jawaban hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak. Jawaban dari responden tidak dibatasi hanya pada list soal untuk menghindari jawaban yang kaku, pertanyaan disampikan secara random tapi mencakup keseluruhhan data yang dibutuhkan. Wawancara tersebut dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi dan meyakinkan responden terhadap jawaban kuesioner yang dipilihnya. Hasil wawancara yang dilakukan penulis digunakan sebagai pendukung dari hasil survey kuesioner yang diperoleh penulis. 3) Studi Dokumen Dalam penelitian ini studi dokumen dilakukan untuk mendukung, melengkapi, mengkonfirmasi, dan mendalami data hasil survei, dan wawancara agar hasil penelitian menjadi jelas dan lengkap. E. Analisis Data Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif interpretatif menurut versi (Miles & Huberman, 2007) dengan langkah, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, interpretasi data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data. Penyajian data yang paling sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk teks naratif. Penyajian data dapat juga dibuat dalam bentuk matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Penarikan simpulan adalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. 1. Analisis Kematangan Saat ini (as-is) Berdasarkan data hasil survei kuesioner, wawancara, dan studi dokumen analisis yang dilakukan pada tahap ini adalah analisis untuk menilai tingkat kematangan tatakelola situs website Pemda pada domain identitas lembaga, konten, fitur, partisipasi masyarakat, kegunaan, layanan, aktivitas media sosial, dan keamanan saat ini (as-is). Pada tahap ini penulis melakukan penilaian terhadap masing-masing aktivitas berdasarkan hasil observasi. Setelah masing-masing aktivitas memperoleh nilai selanjutnya penulis menggabungkan 16 seluruh nilai aktivitas dan mencari rata-rata untuk mendapatkan tingkat kematangan saat ini (as-is) pada tiap domain. 2. Analisis Tingkat Kematangan yang diharapkan (to-be) Target atau harapan kematangan proses TI adalah kondisi ideal tingkat kematangan aktivitas yang diharapkan, yang akan menjadi acuan dalam model tata kelola TI adalah situs website Pemda. Berdasarkan hasil wawancara, Harapan kematangan proses TI akan ditentukan berdasarkan hasil wawancara dengan pemangku kepentingan dan pengambil keputusan. Kesenjangan antara yang diperoleh saat ini dengan yang dituju merupakan indikator dalam dalam rumusan rekomendasi perbaikan tata kelola. 3. Analisis Kesenjangan Setelah tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi untuk saat ini (as-is) dan tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi yang diharapkan (to-be) diperoleh, penulis melakukan analisis kesenjangan (gap analysis) terhadap tingkat kematangan tersebut. Pada langkah analisis kesenjangan tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi ini, penulis melakukan analisis kesenjangan dengan cara membandingkan masing-masing aktivitas tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi yang diharapkan (to-be) dengan tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi saat ini (asis). Dari perbandingan tingkat kematangan tersebut diperoleh aktivitas mana yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan yang diinginkan selanjutnya dilakukan perbaikan terhadap aktivitas yang tidak sesuai tersebut menuju tingkat kematangan yang diharapkan. Rekomendasi perbaikan diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan terhadap tingkat kematangan saat ini dan tingkat kematangan yang diharapkan. Perolehan rekomendasi tersebut diharapkan mampu memberikan hasil yang maksimal dalam pengelolaan teknologi informasi pada lembaga. Rekomendasi disusun dengan mempertimbangkan kondisi lembaga dari sisi kinerja sistem, dan target/visi Pemerintah Daerah. Beberapa rekomendasi diambil dari sub-domain E-Government Assessment Framework dan disesuaikan dengan strategi dan kemampuan lembaga. Rekomendasi dapat dijalankan secara bertahap sehingga rekomendasi ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten/Kota. Pada tahapan akhir penulis menyimpulkan hasil penelitian yang diperoleh. Kesimpulan yang diperoleh memuat bagaimana kondisi tata kelola teknologi informasi dalam layanan publik berbasis elektronik khususnya situs website Pemda, kondisi tata kelola TI saat ini sebagai acuan perbaikan dan strategi perbaikan bagi lembaga untuk mencapai kondisi yang diharapkan. 17 DAFTAR PUSTAKA Ade, A., Jajuli, M., & Siwi, K. T. (2012). Pengukuran Kinerja Sistem Informasi Akademik dengan Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 pda Domain Plan and Organize di Universitas Singaperbangsa Karawang. Majalah Ilmiah Solusi Unsika ISSN 1412-86676 Vol. 10 No. 22 Ed. Mar - Mei 2012. Adityawarman. (2012). Pengukuran Tingkat Kematangan Penyelarasan Strategi Teknologi Informasi Terhadap Strategi Bisnis Analisis Menggunakan Framework Cobit 4.1 (Studi Kasus PT. BRI, Tbk). Jurnal Akuntansi & Auditing. Volume. 8/No. 2/Mei2012:97-189. Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Holle, E. S. 2011. Pelayanan Publik Melalui Electronic Government: Upaya Meminimalisir Praktek Maladministrasi Dalam Meningkatan Public Service. Jurnal Sasi Vol.17 No.3 Bulan Juli-September. Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta: GP Press. Jogiyanto, H. M. (2013). Pedoman Survei Kuesioner. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto, H. M., & Abdilah, W. (2011). Sistem Tatakelola Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Kessinger, K. (2012). ISACA Issue COBIT 5 Governance Framework. USA: Tageted News Service. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2007). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Raditya, I.G.L.A., Sinaga, B.L., Wisnubadra. I., 2015. Evaluasi Tatakelola Sistem Informasi Akademik Berbasis COBIT 5 di Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Buana Informatika Vol 6. No. 4. Raditya, I.G.L.A., Swastika, I.P. 2016. Analisis Kerangka Kerja E-Government Assessment Framework pada Situs Website Pemerintah Daerah di Indonesia. SENTIKA 2016, Yogyakarta. Raditya, I.G.L.A., Trisna, K.W., Satwika, I.P., 2017, Standarisasi E-Government Assessment Framework, Jurnal Manajemen dan Teknologi Informasi Vol 8 No 1, Denpasar. Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sugiono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 18 Utomo, Agus P. dan Mariana, N., 2011. Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) pada Bidang Akademik dengan Cobit Framework Studi Kasus pada Universitas Stikubank Semarang. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 16, No.2, Juli 2011: 139-149. 19