1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri abad ke-18 telah mengubah tatanan ekonomi masyarakat dunia, dari sistem agraris menjadi sistem industrialisasi yang berbasis teknologi canggih dan dalam prosesnya membutuhkan bahan bakar minyak bumi, gas dan batubara. Proses industri semacam ini menghasilkan limbah yang dibuang ke lingkungan. Salah satu industri yang menghasilkan limbah adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). PLTP merupakan pembangkit listrik yang mengandalkan energi uap panas bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi. Pembangkit listrik tenaga panas bumi biasa dibangun di dekat gunung berapi. PLTP tergolong ramah lingkungan, namun ada beberapa parameter yang harus dipertimbangkan yaitu kandungan uap panas dan sifat fisika dari uap panas di dalam reservoir dan penurunan tekanan yang terjadi sebagai akibat digunakannya uap panas di dalam reservoir. Pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP) juga punya beberapa pengaruh yang kurang menguntungkan bagi lingkungan dan harus diminimalisasi, antara lain : polusi udara, polusi air, polusi suara, dan penurunan permukaan tanah. Seiring berjalanya zaman peraturan-peraturan mulai dibentuk dan ditetapkan sedemikian rupa agar industri menerapkan sistem manajemen yang berpihak pada lingkungan dan masyarakat selain kepada keuntungan perusahaan. Peraturan-peraturan tersebut berlaku secara internasional, nasional, maupun daerah. Peraturan tersebut salah satunya adalah ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan. Dengan adanya peraturan Sistem Manajemen Lingkungan ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan dan perusahaan serta meningkatkan dampak positif terhadap lingkungan juga perusahaan yang menerapkannya. Aturan tentang sistem manajemen lingkungan tidak berdiri sendiri, akan tetapi memiliki korelasi dengan aturan-aturan lain, seperti OHSAS 18001 dan ISO 9001, Indonesia pun telah mengadopsi aturan tersebut, yaitu SNI 19-14001-2005. Pengelolaan lingkungan dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 telah dilakukan oleh PLTP Geo Dipa Energi . Adanya praktik kuliah lapangan mengenai evaluasi sistem manajemen lingkungan pada PLTP Geo Dipa Energi ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui penerapan sistem manajemen lingkungan sesuai peraturan yang berlaku. Praktik dengan terjun langsung pada industri terkait juga bermanfaat dalam sinkronisasi ilmlu yang telah dipelajari di bangku kuliah dengan kemampuan di dunia kerja. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada kajian Evaluasi Sistem Manajemen Lingkungan Berdasarkan ISO 14001:2015 Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PT. Geo Dipa Energi (Persero)adalah : a. Bagaimana penerapan sistem manajemen lingkungan pada PLTP Geo Dipa Energi? b. Bagaimana evaluasi sistem manajemen lingkungan pada PLTP Geo Dipa Energi mengenai prosedur dan penerapannya di lapangan ? c. Apa saran dan rekomendasi untuk perbaikan sistem manajemen lingkungan pada PLTP Geo Dipa Energi ? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum a. Melengkapi salah satu persyaratan akademik Program Studi Teknik Lingkungan di Fakultas Sains & Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. b. Penerapan teori yang didapat di dalam kelas secara langsung di lapangan serta untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesesuaian teori yang telah didapat terhadap kenyataan di lapangan. c. Mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa guna mendapatkan pengalaman maupun seluk beluk dunia kerja, terkait aspek teknik, fisik, dan fisis sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. d. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam perekayasaan lingkungan. 2 e. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah lingkungan, mengumpulkan data, serta menyusun rencana pemecahan masalah. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mahasiswa mengetahui penerapan sistem manajemen lingkungan pada PT. Geo Dipa Energi (Persero). b. Mahasiswa mampu mengevaluasi sistem manajemen lingkungan di PT. Geo Dipa Energi (Persero) meliputi prosedur dan penerapannya di lapangan. c. Mahasiswa mampu merekomendasikan berupa saran untuk perbaikan sistem manajemen lingkungan pada PT. Geo Dipa Energi (Persero). 1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Mahasiswa a. Memenuhi salah satu syarat kelulusan sarjana di Program Studi Teknik Lingkungan di Fakultas Sains & Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. b. Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman terkait dengan ilmu dibidang teknik lingkungan khususnya dalam sistem manajemen lingkungan pada PT. Geo Dipa Energi (Persero). c. Memperoleh pengalaman secara langsung penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapat dalam dunia pendidikan pada dunia industri. d. Melatih kemampuan analisa permasalahan yang ada di lapangan berdasarkan teori yang telah diperoleh. e. Menambah wawasan tentang dunia kerja sehingga nantinya ketika terjun ke dunia kerja dapat menyesuaikan diri dan terlatih. 1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi a. Menjalin dan meningkatkan kerjasama Perguruan Tinggi dengan Perusahaan. b. Mendapatkan bahan masukan tentang sistem pengajaran yang lebih sesuai dengan lingkungan kerja. 3 c. Meningkatkan kualitas dan pengalaman lulusan yang dihasilkan. 1.4.3 Bagi Perusahaan a. Membina hubungan baik dengan pihak institusi perguruan tinggi dan mahasiswa. b. Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan dunia pendidikan Indonesia. c. Memberi masukan pada pihak industri mengenai sistem manajemen lingkungan pada PT. Geo Dipa Energi (Persero). 1.5 Ruang Lingkup a. Pengenalan secara umum mengenai perkembangan perusahaan, proses operasional pembangkit listrik, limbah dan polutan yang dihasilkan, dan lain sebagainya. b. Mempelajari serta melakukan pengamatan terhadap data-data sekunder yang berkaitan dengan proses operasional pembangkit listrik: - data kuantitas operasional listrik. - data karakteristik fisik, kimia dan biologis pada lingkungan sekitar PLTP. c. Mempelajari limbah dan polutan yang dihasilkan oleh PLTP Geo Dipa Energi (Persero) dari adanya proses operasional pembangkit listrik. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Geo Dipa merupakan Badan Usaha milik Negara yang bergerak pada bidang eksplorasi energi panas bumi khususnya dalam membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi. PT. Geo Dipa Unit Dieng telah mampu mengoperasikan satu unit PLTP dengan kapasitas 1 x 60 Mw yang telah terhubung ke sistem transmisi interkoneksi Jawa, Madura, Bali. Sejarah perkembangan proyek panas bumi Dieng dimulai oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1918 dengan memulai penyelidikan potensi panas bumi Dieng. Pada tahun 1964 hingga 1965 UNESCO mengidentifikasi dan menetapkan bahwa Dieng merupakan salah satu prospek panas bumi yang baik di Indonesia. Hal ini ditindaklanjuti oleh USGS, pada tahun 1970 USGS melakukan survei geofisika dan tahun 1973 melakukan pengeboran enam sumur dangkal (kedalaman maksimal 150 meter) dengan suhu 92ₒ - 175ₒ Celcius. Pada tanggal 17 Agustus 1974 Dieng ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan energy dengan surat keputusan No.491/KPTS/M/Pertamb/1974 sebagai wilayah kerja IV panas bumi bagi Pertamina, meliputi area seluas 107.361.995 hektar. Penyelidikan geologi, geokimia, geologi dan pengeboran landaian suhu berhasil diselesaikan. Pertamina pada tahun 1976. Hingga tahun 1994 Pertamina sudah menyelesaikan 27 sumur uji produksi (21 sumur di Sikidang, 3 sumur di Sileri dan 3 sumur di Pakuwajan). Selama tahun 1981-1983 Pertamina menghasilkan power plant unit kecil berkapasitas 2 MW. Pada tahun 1994 lapangan panas bumi di Dieng dipegang oleh Himpurna California Energy Ltd. (HSE) yang merupakan perusahan gabungan antara California Energy Ltd. (CE) dan Himpurna Erasindo Abdi (HEA). Akibat adanya sengketa antara HSE dan PT. PLN (Persero) serta dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden RI No. 39 tahun 1997 dan Surat Keputusan Presiden No. 5 tahun 1998, maka pada tahun 1998 California Energy Ltd. menggugat PT. PLN (persero) melalui Mahkamah Arbitrase Internasional pada tahun 2000 dan dimenangkan oleh HSE. Setelah sengketa HSE selesai, untuk sementara klaim California Energy Ltd. 5 ini dibayar oleh Overseas Private Investment Cooperation (OPIC) dan kepemilikan saham mayoritas proyek di PLTP Dieng dipegang oleh OPIC. Kemudian Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui surat No.S.346/MK02/2001 tanggal 4 September 2001 menunjuk PT.PLN (Persero) untuk menerima dan mengelola aset Dieng Patuha. Melalui surat perjanjian kerjasama antara Direksi PT. PLN (Persero) dengan Direksi PT. Pertamina (Persero) No. 066-1/C00000/2001 tanggal 14 September 2001 membentuk Badan Pengelola Dieng Patuha (BPDP) yang bertugas untuk melakukan persiapan serta pengelolaan rekomisioning PLTP Unit 1 yang berkapasitas 60 MW serta merawat aset Dieng Patuha. Sejak tanggal 1 Oktober 2002 BPDP dibantu existing employee, HSE, serta mitra usaha lainnya melaksanakan kegiatan rekomisioning tersebut dengan memperbaiki hamper seluruh peralatan yang ditinggalkan California Energy Ltd. serta membangun rock muffler dan mengamati steam purifier sehingga proyek Dieng yang selama ini terbengkalai mampu beroperasi kembali dan menghasilkan listrik dari sumber daya panas bumi ke sistem interkoneksi terpadu Jawa-Madura- Bali. Sejak tanggal 4 September 2002 PT. Geo Dipa Energi mulai berperan dalam pengelolaan asset Dieng Patuha. PT. Geo Dipa Energi merupakan anak perusahaan dari dua BUMN terbesar di Indonesia, yaitu PT. Pertamina (Persero) memegang saham 67% dan PT. PLN (Persero) dengan saham sebesar 33% yang didirikan pada tanggal 5 Juli 2002. Pada Februari 2011 susunan pemegang saham Perseroan telah berubah, di mana saham PT. Pertamina diambil alih langsung oleh Pemerintah Indonesia. Sebagai konsekuensi dari aksi korporasi tersebut, pada Desember 2011 Geo Dipa Energi telah mentransformasikan dirinya menjadi sebuah Badan Usaha Milik Negara yang baru. 2.2 Profil Perusahaan PT. Geo Dipa Energi merupakan perusahaan dengan jenis badan hukum Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga panas bumi. PT. Geo Dipa Energi merupakan perusahaan BUMN. PT. Geo Dipa Energi memiliki tiga lokasi perusahaan, yaitu Jakarta (kantor pusat), Bandung (produksi) 6 dan Dieng (produksi). PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng terletak di Jalan Raya Dieng Batur,Wonosobo, Jawa Tengah. Logo yang digunakan oleh setiap unit perusahaan berbeda-beda. Hal yang membedakan adalah adanya keterangan unit di bawah tulisan Geo Dipa Energi. PT. Geo Dipa Energi Unit Patuha akan menggunakan keterangan Unit Patuha, sedangkan Unit Dieng akan ditambahkan tulisan Unit Dieng seperti ditnjukkan pada Gambar 2.1 . Gambar 2.1. Logo PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng 2.3 Produk yang Dihasilkan PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng merupakan penyedia tenaga listrik dimana listrik merupakan hasil produksi dengan metode eksplorasi dan eksploitasi sumber panas yang nantinya akan disalurkan ke PLN. PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng berperan sebagai produsen listrik dan tidak bertanggung jawab atas penggunaan listrik di daerah Dieng, Wonosobo, Banjarnegara dan sekitarnya. Listrik yang dihasilkan PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng mampu memenuhi sekitar 20% kebutuhan listrik wilayah Jawa, Madura, Bali. Dalam proses produksinya PT. Geo Dipa Energi menghasilkan limbah berupa silika dan air yang diinjeksikan kembali ke perut bumi untuk perputaran alur produksi. Silika didapat dari hasil pengendapan material dari dalam bumi pada pipapipa yang digunakan untuk proses produksi. Jika jumlahnya sudah cukup banyak, silika tersebut nantinya akan dibersihkan agar diameter pipa tidak semakin kecil dan jumlah uap yang dialirkan akan tetap optimal. Limbah silika yang dihasilkan sedang dalam proses penelitian untuk dibuat menjadi paving block dibantu oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). 7 2.4 Penghargaan Perusahaan Sebagai salah satu BUMN, PT Geo Dipa Energi Unit Dieng memiliki beberapa sertifikat yang dapat memperkuat eksistensi perusahaan tersebut di dunia bisnis. Sertifikat yang dimiliki dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan dan kepercayaan pelanggan. Sertifikat tersebut diberikan setelah perusahaan dinyatakan lulus proses audit tertentu sesuai dengan undang-undang. Sertifikat yang telah didapatkan PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng adalah sebagai berikut: a. Penghargaan Pratama Keselamatan Pertambangan Tahun 2009 Penghargaan Keselamatan Pertambangan diberikan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara kepada PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng atas prestasi yang dicapai dalam pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Diharapkan melalui penghargaan ini para pengelola Pertambangan Mineral dan Batubara serta Perusahaan Panas Bumi dapat termotivasi untuk terus meningkatkan pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Penghargaan Pratama Penghargaan Pratama Keselamatan Keselamatan Kepanasbumian Kepanasbumian Tahun 2010 diberikan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara kepada PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng atas prestasi yang dicapai dalam pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). c. PROPER Biru Tahun 2013-2014 PROPER merupakan singkatan dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan yang dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng mendapatkan sertifikat PROPER Biru yang pada tahun 2013 atas upaya perusahaan melakukan pengelolaan lingkungan yang diisyaratkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penghargaan tersebut dipajang di dinding kantor PT. Geo Dipa Energi Unit Dieng agar mudah dilihat oleh karyawan dan tamu sehingga para karyawan terus 8 termotivasi untuk meningkatkan kinerja mereka sehingga dapat mempertahankan bahkan meningkatkan penghargaan yang telah diterima. 2.5 Pengertian ISO 14001 Standar internasional untuk sistem manajemen lingkungan telah diterbitkan pada bulan September 1996, yaitu ISO 14001 dan ISO 14004. Standar ini telah diadopsi oleh pemerintah RI ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi SNI-19-14001-1997 dan SNI-19-14001-1997. ISO 14001 adalah dokumen spesifikasi atau dokumen persyaratan SML. Dokumen ini berisi unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh perusahaan bila ingin memperoleh sertifikat ISO 14001. Menurut Hadiwiardjo (1997), ISO 14001 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang pada saat ini secara luas menggunakan SML di dunia, dengan lebih dari 600 sertifikasi di Inggris dan 111.000 sertifikasi di 138 negara seluruh dunia. ISO 14001 adalah standar sistem manajemen utama yang mengkhususkan pada persyaratan bagi formulasi dan pemeliharaan dari SML Menurut Hadiwiardjo (1997), ISO 14001 adalah Sistem manajemen lingkungan yang berisi tentang spesifikasi persyaratan dan panduan untuk penggunaannya. ISO 14001 adalah kerangka SML yang paling diakui didunia yang membantu organisasi untuk mengelola dampak dari kegiatan mereka terhadap lingkungan menjadi lebih baik dan untuk menunjukkan pengelolaan lingkungan yang sehat (Ann et al, 2006). ISO 14001 merupakan sebuah standar internasional yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan untuk membantu organisasi meminimalkan pengaruh negatif kegiatan operasional mereka terhadap lingkungan yang mencakup udara, air, suara, atau tanah. Sistem Manajemen Lingkungan akan bekerja lebih efektif jika dirancang untuk beroperasi sesuai dengan sistem dan proses yang ada pada organisasi, seperti siklus perencanaan, penetapan sasaran dan program perbaikan, tindakan korektif dan preventif dan tinjauan manajemen (AS/NZS ISO 14001:2004). Sistem manajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan kinerja lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian 9 dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan dan peningkatan kinerja lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup dari pemerintah (ANSI/ISO 14000:1996). Penerapan ISO 14001 adalah pendekatan sistem, jadi dengan menerapkan standar tersebut berarti organisasi memperbaiki sistem. 10 BAB III METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Tempat Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang akan dilaksanakan adalah kegiatan studi lapangan di bidang lingkungan mengenai kajian tentang studi evaluasi sistem manajemen lingkungan PT. Geo Dipa Energi. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di di PT. Geo Dipa Energi Jakarta (kantor pusat) dan PT. Geo Dipa Energi unit Dieng yang terletak di Jl. Warung Buncit Raya No.75, RT.2/RW.7, Pejaten Bar.Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510 dan Jl. Dieng RT. 01 / RW. 01, Area Industri, Sikunang, Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 56354 terlampir pada gambar 3.1 dan gambar 3.2. Gambar 3.1 Lokasi PT. Geo Dipa Energi Jakarta (Kantor Pusat) Sumber: (Anonim, 2020a) Gambar 3.2 Lokasi PT. Geo Dipa Energi Jakarta (Kantor Pusat) Sumber: (Anonim, 2020a) 11 3.2 Waktu Praktik Kerja Lapangan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan kurang lebih selama 4 minggu yaitu pada periode Juli s/d September 2020 pada hari Senin – Jumat sesuai jam kerja Perusahaan. 3.3 Metode Kerja Praktik Kerja Lapangan Kerangka kerja dari praktik kerja lapangan disajikan dalam bentuk bagan sistematis, dapat dilihat pada Gambar 3.2. Topik: Evaluasi Sistem Manajemen Lingkungan Berdasarkan ISO 14001:2015 PT. Geo Dipa Energi Studi Literatur PT. Geo Dipa Energei SNI ISO 14001;2015 Observasi Awal Kegiatan Industri Pengumpulan Data Analisis Data, Pembahasan, dan Penarikan Kesimpulan Penyusunan Laporan PKL Gambar 3.3 Metode Kerja 12 3.4 Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan diorganisir dan dijadwalkan agar dapat berjalan efektif dan efisien. Maka dari itu disusun jadwal kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan No Jenis Kegiatan 1. Penentuan Topik Kajian 2. Studi Literatur 3. Observasi Kegiatan Awal Industri 4. Pengumpulan Data yang Sesuai Analisis Data, Pembahasan dan Penarikan Kesimpulan Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan 5. 6. Minggu Ke1 2 3 4 13 DAFTAR PUSTAKA Adiwoso Naning. Pedoman Standart Toilet Umum Indonesia. Jakarta. Asosiasi Toilet Indonesia Ann, G.E., Suhaiza Zailani, Nabsiah Abd Wahid, (2006),"A study on the impact of environmental management system (EMS) certification towards firms' performance in Malaysia", Management of Environmental Quality: An International Journal, Vol. 17 Iss: 1 pp. 73 – 93. Daddi, T., Magistrelli, M. Frey, M., Iraldo, F. 2011. Do environmental management systems improveenvironmental performance? Empirical evidence from Italian companies. Environ Dev Sustain (2011) 13:845–862 DOI 10.1007/s10668-011-9294-8. Dahli, L. dan Siregar, V. S. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006). Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. Hadiwiardjo, Bambang H. 1997. Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Ghalia Indonesia. Bogor. Hanafi, Mamduh M. dan Halim, Abdul. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Republik Indonesia.1980. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No : PER.04/MEN/1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan. Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi. Republik Indonesia.2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006, Tentang Standarisasi Sarana Dan Prasarana KerjA Pemerintahan Daerah. Menteri Dalam Negeri. Yogyakarta: STIE YKPN.