Uploaded by MUCHAMMAD ZAENAL MUTTAQIN

contoh kasus kebisingan pakai road calc

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Perkembangan transportasi jalan raya semakin meningkat yang diakibatkan oleh
peningkatan jumlah penggunaan kendaraan bermotor di jalan, kegiatan lalu lintas jalan,
peningkatan jumlah penduduk, perkembangan pemukiman, perkantoran dan perdagangan
serta sarana dan prasarananya berakibat terhadap timbulnya permasalahan sistim
transportasi, antara lain kemacetan, kecelakaan, polusi udara serta
kebisingan dan
sebagainya.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan prasarana transportasi maka akan semakin
meningkatnya kebutuhan akan jaringan jalan. Perkembangan pembangunan jalan dan
peningatan jumlah penggunaan kendaaran di jalan tersebut menyebabkan timbulnya
efek/dampak terhadap lingkungan disekitarnya. Salah satu dampak dari kegiatan lalu lintas
di jalan raya adalah munculnya suara - suara yang tidak diinginkan yang bersumber dari
mesin, knalpot maupun klakson atau hal – hal lain yang terdapat pada kendaraan dengan
berbagai macam frekwensi dan kekerasan. Suara – suara dimaksud akan menyebar melalui
udara yang apabila melampaui ambang batas akan menimbulkan gangguan kesehatan
maupun ketenangan sesuai dengan tingkat kekerasan dan lamanya suara tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk melakukan perhitungan tingkat
kebisingan di jalan raya guna mengetahui apakah tingkat kebisingan yang terjadi masih
dapat ditoleransi atau sudah melampaui ambang batas sehingga perlu dilakukan
pemasangan penyekat (Noise Insulation Treatment). Berdasarkan Noise Insulation
Regulation yang berlaku di Inggris, pemasangan penyekat (Noise Insulation Treatment)
dapat diberlakukan apabila :
1. Kombinasi tingkat kebisingan yang terjadi pada jalan baru maupun jalan yang
dikembangkan melebihi 68 dB(A).
2. Terjadinya penambahan tingkat kebisingan dari kondisi yang seharusnya, misalnya
akibat pembangunan jalan baru atau peningkatan jalan baru sebesar ≥ 1,0 dB(A).
1
3. Terjadinya penambahan tingkat kebisingan sebagai akibat dari adanya kenaikan volume
lalu lintas yang disebabkan oleh pembangunan jalan baru atau peningkatan jalan
sebesar ≥ 1,0 dB(A).
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, sesuai dengan tugas yang di berikan dalam mata
kuliah Perencanaan Transportasi dan Lingkungan Oleh Prof. Dr. Ir. Siti Malkhamah MSc,
maka akan dilakukan kajian analisis kebisingan terhadap jalan pada annnex 11 dalam buku
Calculation of Traffic Noise.
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari penusunan laporan tugas ini adalah :
1. Mencoba mengidentifikasi komponen-komponen terjadinya kebisingan pada jalan
dengan 2 penghalang (barriers);
2. Mencoba menghitung level dasar kebisingan (basic noise level) yang akan terjadi
dengan komponen arus lalu lintas, kecepatan rata-rata, prosentase kendaraan berat,
kemiringan serta kondisi permukaan jalan;
3. Mencoba menghitung nilai koreksi perambatan yang terjadi (propagation);
4. Mencoba menghitung nilai koreksi tata letak (site layout);
5. Merumuskan prediksi nilai kebisingan L10 (18 jam).
1.3.
ASUMSI UMUM
Pada prosedur perhitungan kebisingan yang dikembangkan oleh Transport And Road
Research Labotory dan Department Of Transport - Welsh Office, HMSO, 1988, terdapat
beberapa batasan dan asumsi, antara lain sebagai berikut :
1. Jenis dan komposisi lalu lintas serta penyeberangannya kebisingan adalah tetap atau
konsisten (Para 4);
2. Arah angin berlawanan dengan kecepatan (Para 4 & 39.2);
3. Semua tingkat kebisingan diukur dengan ukuran indeks L10 (18 jam) yaitu indeks yang
menunjukkan rata-rata aritmetik dari nilai L10 (per-jam ) dB(A) selama 18 jam dengan
perioda waktu antara pukul 06.00 s/d 24.00 (Para 4);
2
4. Sumber bunyi berada 0,5 meter diatas permukaan jalan dan 3,5 meter dari tepi jalan
(Para 4 & Gambar 1);
5. Untuk mempermudah perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan
grafik yang telah dipersiapkan mulai dari grafik 2 s/d 15, namun untuk ketepatan
pengukuran sebaiknya tetap menggunakan formula yang telah disediakan (Para 5);
6. Agar tidak terjadi kesalahan pengukuran maka diperlukan kehati-hatian untuk
mengidentifikasikan beberapa sumber kebisingan diluar sumber sistim lalu lintas (KA,
Pabrik, Pesawat, dll) (Para 5);
7. Dalam rangka menjaga ketepatan pengukuran maka pada setiap tahapan perhitungan
agar melakukan pembulatan angka sampai batas 0,1 dB(A) dan pada hasil akhir
perhitungan, jika terdapat nilai 0,5 maka nilai tersebut dibulatkan ke atas menjadi 1,0
(Para 7);
8. Pengukuran kebisingan pada bangunan dilakukan pada jarak 1 meter di depan bagian
yang paling menonjol pada jendela atau pintu kamar ruangan yang terpilih sedangkan
tingginya diambil pada titik tengan jendela atau pintu kamar dimaksud (Para 8);
9. Prediksi tingkat kebisingan lalu lintas dilakukan pada kondisi volume lalu lintas paling
tinggi (maksimum) dalam jangka 15 tahun setelah jalan tersebut dibuka (Para 9).
1.4.
RUANG LINGKUP LAPORAN
Lokasi dan kondisi lapangan penelitian disesuaikan dengan annex 11 pada buku
Calculation of Traffic Noise.
3
BAB II
PERHITUNGAN TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN
DENGAN DUA PENGHALANG
OBJEK
: Untuk memprediksi nilai L10 (18 jam) pada saat titik penerima berada 1 meter
dari muka bangunan dan berada pada ketinggiannya 4 m dari permukaan tanah.
A. Tahap 1 Penentuan Segmen Jalan
Gambar 1.1 Plan of Site
S
Penghalang 1
Segmen 1
Segmen 3
Segmen 2
B1
Garis sumber
Tepi perkerasan
jalan
Penghalang 2
B2
d = 60 m
100o
39o
26o
R
Gambar 1.2 Potongan Melintang melalui SR (Segment Road)
R
B2
B1
S
0,5m•
2m
3,5m 2,5m
3m
15 m
4m
42,5 m
Berdasarkan gambar di atas jalan tersebut dapat dibagi menjadi tiga segmen dengan menarik
garis imajiner dari titik penerima kebisingan (P) menyinggung ujung-ujung penghalang.
Rumus shortest slant distance d’ = (h2 + d2 ) 1/2
4
B. Tahap 2 Penghitungan Level Dasar Kebisingan (Basic Noise Level)
Diketahui :
Jalan single carriageway dengan batas kecepatan maksimal 50 mph. Jalan datar dengan
perkerasan kedap air serta koreksi permukaan terhadap kecepatan lalu lintas < 75 km/h
(para 16.1).
Tabel 1.1
Kondisi Lalu Lintas Tiap Segmen
NO.
KONDISI LALU LINTAS
SEGMEN
1
2
3
5000
5000
5000
1.
Volume (Q) - kend/18 jam hari
2.
Kecepatan (V) - km/jam
70
70
70
3.
Persentase kendaraan berat (p) - %
10
10
10
4.
Gradient (G) - %
0
0
0
5.
Kondisi permukaan jalan
Impervious (kedap air)
a) Langkah 1 : Penghitungan L10 (18 jam) Tiap Segmen
Penghitungan L10 (18 jam) tiap segmen dengan volume kendaraan 5000 kend/ 18 jam hari
(Tabel 1.1) dapat menggunakan Grafik 3 atau dengan menggunakan rumus :
L10 (18 hour) = 29,1 + 10 log10 Q dBA.
1) Dengan Grafik 3 :
- Pada sumbu X, cari nilai Q = 5000
- Tarik garis tegak lurus sampai memotong garis kurva
- Dari titik perpotongan tarik garis ke kiri (sumbu Y), maka akan diperoleh Tingkat
Kebisingan Dasar L10 (18 jam) adalah : 66.1 dB(A)
5
2) Dengan rumus :
L10
= 29,1 + 10 log Q
= 29,1 + 10 log 5000
= 66,09 dB(A) ~ 66,1 dB(A)
b) Langkah 2 : Penghitungan Koreksi Kecepatan dan Persentase Kendaraan Berat Tiap
Segmen
Perhitungan koreksi kecepatan dengan rata-rata 70 km/jam dan persentase kendaraan berat
sebanyak 10 % di tiap segmen (Tabel 1.1) dapat menggunakan Grafik 4 atau dengan
menggunakan rumus :
Koreksi = 33 log (V + 40 + 500/V) + 10 log (1 + 5p/V) – 68,8
1) Dengan Grafik 4 :
- Pada sumbu X, dicari nilai V = 70 km/h
- Ditarik garis tegak lurus sampai memotong kurva persentase kendaraan berat p =
10% (sebelah kanan grafik)
- Dari titik perpotongan di tarik garis ke kiri (sumbu Y), maka akan diperoleh koreksi
untuk kecepatan lalu lintas dan persentase kendaraan berat adalah : 1,8 dB(A)
koreksi untuk kecepatan lalu
lintas dan persentase kendaraan
berat adalah : 1,8 dB(A)
6
2) Dengan rumus :
k
= 33 log (V + 40 + 500/V) + 10 log (1 + 5p/V) – 68,8
= 33 log (70 + 40 + 500/70) + 10 log (1 + 5x10/70) – 68,8
= 1,8 dB(A)
c) Langkah 3 : Penghitungan Koreksi Terhadap Gradien (Kemiringan Jalan)
Karena jalan datar tiap segmennya (G1 = G2 = G3 = 0%), maka tidak ada koreksi terhadap
kemiringan jalan : 0 dB(A). (para 15)
Dengan Rumus :
K = 0,3 x G
= 0,3 x 0
= 0 db(A)
d) Penghitungan Koreksi Terhadap Kondisi Permukaan Jalan
Karena permukaan jalan kedap air (impervious) dan V < 75 km/jam, maka koreksi tiap
segmen adalah : – 1 dB(A). (para 16.1)
7
Dari perhitungan di atas ( langkah 1 s/d langkah 4 ) maka tingkat kebisingan dasar (basic
noise level) dapat diketahui dengan cara penjumlahan hasil factor koreksi dari langkah 1
sampai dengan 4, sebagai berikut:
Tebel 1.2
Tingkat Kebisingan Dasar Tiap Segmen
NO.
SEGMEN
Koreksi
1.
L10 (18 jam) - dB(A)
2.
V (km/jam) dan p (%) - dB(A)
4.
Gradient G (%) - dB(A)
5.
Kondisi permukaan jalan kedap air - dB(A)
Total tingkat kebisingan dasar
1
2
3
66,1
66,1
66,1
1,8
1,8
1,8
0
0
0
-1
-1
-1
66,9
66,9
66,9
C. Tahap 3 Penghitungan Pengaruh Propagasi (Perambatan)
Diketahui :
1. Jarak horizontal (d) = 60 m, diperoleh dengan menarik garis tegak lurus dari penerima
kebisingan (P) ke tepi perkerasan jalan (Gambar 1.1 dan 1.2).
2. Tinggi relatif sumber kebisingan (h) = 3,5 m, diperoleh dengan mengurangi posisi
ketinggian penerima kebisingan terhadap ketinggian sumber kebisingan, h = 4 – 0,5.
3. Beda tinggi penghalang (δ), dari berdasarkan Gambar 1.2
a.
Path Difference 1
Perhitungan beda tinggi penghalang pada bidang vertikal B1
R
2m
B1
1.5 m
S
0.5 m *
6m
Penghalang 1
57.5 m
= SB1 + B1R – SR
= (1,5² + 6²)½ + (2²+ 57,5²)½ - (3,5²+63,5²)½
= 0,123 m
8
b.
Path Difference 2
Perhitungan beda tinggi penghalang pada bidang vertikal B2
R
1m
B2
2.5 m
S
0.5 m *
21 m
Penghalang 2
42.5 m
= SB2 + B2 R – SR
= (2,5² + 21² )½+ (1 +42,5²)½ - (3,5 ² + 63,5 ² )½
= 0,064m
4. Jarak antara penghalang (M) = 15 m
Data lapangan untuk faktor propagansi tiap segmen (segmen 1, segmen 2, dan segmen 3)
yang sudah diketahui, dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tebel 1.3
Data Faktor Propagasi Tiap Segmen
NO.
FAKTOR PROPAGASI
SEGMEN
1
2
3
1.
Jarak horizontal (d) - meter
60
60
60
2.
Tinggi relatif sumber kebisingan (h) - meter
3,5
3,5
3,5
3.
Rata-rata tinggi propagasi (H)
-
-
-
4.
Absorbent ground cover (I)
-
-
-
5.
Beda tinggi penghalang (δ) - meter
0,123
-
0,064
6.
Jarak antara penghalang (M) - meter
-
15
-
9
a) Langkah 1 : Perhitungan Koreksi Pengaruh Jarak dan Tinggi
Koreksi pengaruh jarak (d = 60 m) dan tinggi (h = 3.5 m) dapat dihitung dengan
menggunakan Grafik 7 atau dengan menggunakan rumus :
Koreksi = -10 log (d’ / 13,5)
1) Dengan grafik 7
-
Pada sumbu X, dicari nilai d = 60
-
Pada sumbu Y, dicari nilai h = 3,5
-
Pada perpotongan antara sumbu X dan sumbu Y akan diperoleh nilai sebesar = 6,7 dB(A)
Koreksi pengaruh jarak dan
tinggi = -6.7 db(A)
2) Dengan rumus :
k = -10 log (d’ / 13,5)
dimana :
d’ = [(d + 3,5)2 + h2]1/2
= [(60 + 3,5)2 + 3,52]1/2
= 63,6 m
k
= -10 log (63,6/13,5)
= -6,73 dB(A) ~ - 6,7 dB(A)
10
b) Langkah 2 : Perhitungan Koreksi Tinggi Rata-Rata Propagasi (H) dan Jenis
Permukaan Tanah (I)
Nilai koreksi tinggi rata-rata propagasi dan jenis permukaan tanah = 0, karena dalam
penghitungan pengaruh barrier terdapat penghalang (para. 22.3) sehingga nilainya
diabaikan/ 0 dB(A)
c) Langkah 3 : Perhitungan Koreksi Beda Tinggi Penghalang (Path Difference)
Koreksi beda tinggi penghalang (δ1 = 0,123 m dan δ2 = 0.064 m) dapat dihitung dengan
menggunakan Grafik 9 atau dengan menggunakan Tabel 9.b. Dengan menggunakan
Grafik 9 dapat kita ketahui apakah posisi penerima berada pada illuminated zone atau pada
shadow zone, kemudian kita tentukan path different (ð) dimana nilainya menggunakan
tingkat ketelitian hingga 0.001 atau 3 angka dibelakang koma (para. 21.1). Pada kasus
annex 11 penerima berada pada shadow zone. Perhatikan gambar dibawah :
shadow zone
R
B2
B1
S
3.5m 2.5m
15m
42.5m
1) Dengan Grafik 9
-
Untuk penghalang 1 yang berada pada segmen 1, dicari pada sumbu X nilai δ =
0.123
-
Untuk penghalang 2 yang berada pada segmen 3, dicari pada sumbu X nilai δ =
0.064
-
Dari nilai-nilai tersebut ditarik garis vertikal ke atas memotong garis kurva
-
Dari perpotongan dengan garis kurva masing-masing ditarik garis ke kiri (sumbu
Y), diperoleh nilai k masing-masing -9,7 dB(A) dan -8,6 dB(A)
11
Koreksi = -9,7 dB(A)
Koreksi = -8,6 dB(A)
δ = 0.123
δ = 0.064
2) Dengan Tabel 9b
12
Berdasarkan Tabel 9.b dapat diketahui beda tinggi penghalang δsegmen 1 = 0,123 maka
akan diperoleh nilai koreksi = -9,7 dB(A) sedangkan untuk mendapatkan beda tinggi
penghalang δsegmen 3 = 0,064 maka harus terlebih dahulu dilakukan interpolasi karena
nilai 0,064 tidak ada dalam Tabel 9.b. Dari beda tinggi penghalang 0,06 diperoleh nilai
koreksi 8,5 dan beda tinggi penghalang 0,07 diperoleh nilai koreksi 8,7.
Dengan menggunakan interpolasi :
0.07
0.064
0.06
8.5
Z?
0.07 – 0.06
8.7 – 8.5
0.01
0.2
=
0.064 – 0.06
Z – 8.5
=
0.004
Z – 8.5
8.7
Z – 8.5 = 0.2 x 0.004
0.01
Z
= 0.08 + 8.5
Z
= 8.58
Z
~ 8.6 dB(A)
Berdasarkan perhitungan interpolasi diatas maka dapat beda tinggi penghalang δsegmen 3
= 0,064 akan diperoleh nilai koreksi sebesar = -8,6 dB(A)
13
d) Langkah 4 : Perhitungan Koreksi Jarak Antar Penghalang (M)
Koreksi jarak antar penghalang dapat dihitung berdasarkan perhitungan koreksi beda
tinggi penghalang (δ). Diketahui kδ1 = -9,7 dB(A), dan kδ3 = -8,6 dB(A), berdasarkan
para 35.iv maka dapat diketahui koreksi jarak antar penghalang dengan menggunakan
rumus :
AC = -10 log [antilog (-AA/10) + antilog (-AB.J/10) – 1]
Dari penjelasan perhitungan rumus diatas pada para 35.iv
AA ≤ AB, maka dapat ditentukan AA
=
kδ1 sedangkan AB
=
yang menyatakan
kδ2. Berikut merupakan
perhitungan koreksi jarak antar penghalang :
1) Menghitung nilai J
J = [M / (d + 3,5)]1/4
Dimana : M merupakan jarak antara 2 penghalang = 15 m (Gambar 1.2)
d merupakan jarak antara sumber kebisingan dengan penerima
J
= [M / (d + 3,5)]1/4
= [15/(60 + 3,5)] ¼
= 0,69
= ~ 0,7
2) Menghitung nilai Ac
AC = -10 log [antilog (-AA/10) + antilog (-AB.J/10) – 1]
AC = -10 log [antilog (-(-9,7)/10) + antilog (-(-8,6).0,7/10) – 1]
= -10,91 dB(A) ~ -10,9 dB(A)
Berdasarkan perhitungan koreksi faktor propagation (rambatan) di tiap segmen dapat
ditampilkan pada tabel berikut :
14
Dari perhitungan di atas ( langkah 1 s/d langkah 4 ) maka koreksi faktor propagation
(rambatan) di tiap segmen dapat diketahui dengan cara penjumlahan hasil faktor koreksi
dari langkah 1 sampai dengan 4, sebagai berikut:
Tebel 1.4
Perhitungan Koreksi Faktor Propagasi Tiap Segmen
NO.
1.
2.
SEGMEN
FAKTOR KOREKSI PROPAGASI
1
2
3
-6,7
-6,7
-6,7
0
0
0
-9,7
0
-8,6
0
-10,9
0
-16,4
-17,6
-15,3
Jarak horizontal, d (m)
Tinggi relatif sumber kebisingan (h)
Rata-rata tinggi propagasi, H (m)
Absorbent ground cover, I
3.
Beda tinggi penghalang, δ (m)
4.
Jarak antara penghalang, M (m)
Total koreksi propagasi
D. Tahap 4 Penghitungan Pengaruh Site Lay-Out
Faktor pengaruh site lay-out :
-
Facade, merupakan bagian depan gedung
-
Sudut facade bangunan diseberang, karena tidak terdapat bangunan di seberang maka
θ’ = 0o
-
Sudut pandang setiap segmen, dari Gambar 1.1, diperoleh θ1 = 100o, θ2 = 39o, θ1 = 26o
Tabel 1.4
Data Faktor Site Layout Tiap Segmen
NO.
FAKTOR SITE LAYOUT
SEGMEN
1
2
3
1.
Façade
-
-
-
2.
Sudut pantulan bangunan di seberang
0
0
0
3.
Sudut pandang tiap segmen
100
39
26
15
1. Langkah 1 : Perhitungan Koreksi Façade
Koreksi facade yang terjadi pada tiap segmen adalah sama nilainya. Akibat adanya
pantulan suara oleh bangunan yang letaknya 1 m di belakang penerima (façade) maka
dilakukan koreksi sebesar 2,5 dB(A).
Titik penerima 1 m di depan gedung maka sesuai para 26.1 diperoleh koreksi pantulan
= +2,5 dB(A)
2. Perhitungan Koreksi Opposite Facade
Faktor koreksi akibat pantulan suara oleh bangunan di seberang titik penerima
(opposite façade) dapat ditentukan dengan rumus, sebagai berikut:
Koreksi = +1,5 x (θ’/θ)dB(A)
Dimana
θ’ = sudut pantul opposite facade
θ = total sudut pantul
Pada annex 11 dikarenakan tidak ada bangunan di seberang titik penerima maka koreksi
opposite facade untuk tiap segmen dianggap tidak ada/ 0 dB(A).
3. Perhitungan Koreksi Sudut Pandang
Koreksi sudut pandang tiap segmen (θ1= 100o, θ2= 39o,θ3= 26o) dapat dihitung dengan
menggunakan Grafik 10 atau dengan menggunakan rumus :
k = 10 log ( θ/180)
-
Koreksi sudut pandang segmen 1 dengan θ1= 100o
K1 = 10 log ( 100/180)
= -2,6 dB(A)
-
Koreksi sudut pandang segmen 1 dengan θ2= 39o
K2 = 10 log ( 39/180)
= -6,6 dB(A)
-
Koreksi sudut pandang segmen 1 dengan θ3= 26o
K3 = 10 log ( 26/180)
= -8,4 dB(A)
16
Dari perhitungan di atas ( langkah 1 s/d langkah 3 ) maka koreksi site layout dapat diketahui
dengan cara penjumlahan hasil factor koreksi dan langkah 1 sampai dengan 3:
Tabel 1.5
Perhitungan Koreksi Faktor Site Layout Tiap Segmen
SEGMEN
FAKTOR KOREKSI
NO.
SITE LAYOUT
1.
Façade
2.
Sudut pantulan bangunan di seberang
3.
Sudut pandang tiap segmen
1
Total koreksi site layout
2
3
2,5
2,5
2,5
0
0
0
-2,6
-6,6
-8,4
-0,1
-4,1
-5,9
E. Tahap 5 Penggabungan Tingkat Kebisingan
Tingkat kebisingan pada lokasi tersebut dapat dihitung dengan cara menjumlahkan
tingkat kebisingan dasar dengan faktor koreksi propagation dan faktor koreksi site layout
pada masing-masing segmen.
a)
b)
c)
Segmen 1
1. Tingkat kebisingan dasar
=
66,9 dB(A)
2. Koreksi perambatan
=
-16,4 dB(A)
3. Koreksi tata letak
=
- 0,8 dB(A)
Kontribusi tingkat kebisingan segmen 1
=
68,4 dB(A)
1. Tingkat kebisingan dasar
=
66,9 dB(A)
2. Koreksi perambatan
=
-17,6 dB(A)
3. Koreksi tata letak
=
- 4,1 dB(A)
Kontribusi tingkat kebisingan segmen 2
=
45,2 dB(A)
1. Tingkat kebisingan dasar
=
66,9 dB(A)
2. Koreksi perambatan
=
-15,3 dB(A)
3. Koreksi tata letak
=
- 5,9 dB(A)
Kontribusi tingkat kebisingan segmen 3
=
45,7 dB(A)
+
Segmen 2
+
Segmen 3
+
17
Dari perhitungan nilai tingkat kebisingan, koreksi propagansi dan koreksi site layout maka
dapat diketahui tingkat kebisingan masing-masing segmen, sebagai berikut :
Tabel 1.6
Perhitungan Tingkat Kebisingan Gabungan
NO
KETERANGAN
SEGMEN
1
2
3
66,9
66,9
66,9
1
Tingkat kebisingan dasar
2
Koreksi propagasi
-16,4
-17,6
-15,3
3
Koreksi site layout
-0,1
-4,1
-5,9
Kontribusi kebisingan masing-masing segmen
50,4
45,2
45,7
Tingkat kebisingan gabungan
52,6
Tingkat kebisingan gabungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
L
= 10 log [ Σ antilog (Ln/10)]
= 10 log [antilog 50,4/10 + antilog 45,2/10 + antilog 45,7/10]
= 10 log 179.914,45
= 10 x 5,255
= 52,6 dB(A)
= ~ 53 dB(A)
Maka prediksi nilai kebisingan L10 (18 jam) = 53 dB(A)
18
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kebisingan yang dilakukan pada jalan dengan 2
penghalang (barriers) mengikuti prosedur yang diterapkan di Inggris sebagaimana
Transport And Road Research Laboratory dan Deparment Of Transport - Welsh Office,
HMSO, 1988 (studi kasus annex 11) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Prediksi Tingkat Kebisingan Gabungan L10 (18-jam) adalah sebesar 53dB(A). Dilihat
dari tingkat kebisingan yang dihasilkan maka masuk dalam kategori tidak
mengganggu. Kebisingan yang dirasa mengganggu pendengaran manusia bila tingkat
kebisingan > 65 dB(A);
2. Nilai kebisingan paling rendah bersumber pada Segmen 2 yaitu 45,2 dB(A). Hal ini
dikarenakan pada segmen ini yang terhalang oleh 2 barriers sehingga nilai kebisingan
ter-reduksi lebih besar dibandingkan segmen lainnya;
3. Perbedaan kontribusi nilai kebisingan pada Segmen 1 dan Segmen 3 dipengaruhi oleh :
-
Jarak antara sumber bunyi dengan penghalang (dominan pengaruh jarak)
-
Beda tinggi penghalang di masing-masing segmen
Kondisi pada kedua segmen ini hanya terhalang 1 barrier, namun terdapat perbedaan
jarak antara sumber bunyi dengan penghalang dimana pada Segmen 1 berjarak 6 meter
dan Segmen 3 berjarak 21 meter. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai
kebisingan lebih besar pada saat jarak antara sumber bunyi dengan penghalang lebih
pendek.
19
20
Download