Uploaded by yunisulis26

MAKALAH AUDITING

advertisement
MAKALAH AUDITING
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Auditing
Dosen Pengampu : Dr. Suyatmini, SE., M.Si
Disusun Oleh :
YUNI SULISTYOWATI
NIM. A210170045
KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. ................................................................................................................LAT
AR BELAKANG .............................................................................................. 1
B. ................................................................................................................RU
MUSAN MASALAH ....................................................................................... 2
C. ................................................................................................................TUJ
UAN PENULISAN ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. ................................................................................................................PEN
GERTIAN ANALISIS RASIO KEUANGAN ................................................. 3
B. ................................................................................................................KEG
UNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN .................................................... 4
C. ................................................................................................................KEU
NGGULAN DAN KETERBATASAN ............................................................ 4
D. ................................................................................................................MA
NFAAT ANALISIS RASIO KEUANGAN ..................................................... 6
E. ................................................................................................................JENI
S-JENIS ANALISIS RASIO KEUANGAN ..................................................... 7
F. ................................................................................................................STU
DI KASUS ANALISIS RASIO KEUANGAN ................................................ 12
BAB III PENUTUP
A. ................................................................................................................KES
IMPULAN ....................................................................................................... 24
B. ................................................................................................................SAR
AN .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 25
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul “Audit Laporan Keuangan” tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Auditing yang diampu oleh Dr. Suyatmini, SE.,
M.Si. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang laporan audit.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Suyatmini, SE.,
M.Si. selaku dosen mata kuliah Auditing. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Surakarta, 6 November 2020
( Yuni Sulistyowati )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad ini, kegiatan perekonomian semakin berkembang, banyak perusahaanperusahaan yang merintis berbagai bidang usaha untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Perusahaan yang baik adalah peruysahaan yang dapat menjalankan roda
bisnisnya secara sehat. Hal ini bisa dilihat dari laporan keuangan yang disusun oleh
badan usaha atau perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan
tersebut hendaknya dapat memenuhi keperluan yaitu dapat memberi informasi secara
kuantitatif, lengkap daan dapat dipercaya. Disamping itu laporan keuangan harus
mencerminkan keadaannya secara tepat dan netral sehingga para pengambil keputusan
yang mendasarkan diri pada laporan keuangan tidak akan tersesat. Dalam mempelajari
prosedur audit secara mendalam, maka perlu dipahami lebih dahulu isi laporan audit,
agar dapat diikuti kemana auditing diarahkan.
Isi laporan audit diarahkan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Isi laporan
baku terkait pada format yang telah ditetapkan oleh ikatan Akuntasi Indonesia (IAI) dan
menyajikan isi laporan yang akan dipakai untuk menjelaskan makna setiap kalimat yang
ada di dalam laporan. Laporan audit juga merupakan media yang dipakai oleh ouditor
dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut
aouditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajiban laporan keuangan auditan.
Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa
audit baku. Laporan ini sangatlah penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi
lainya karena laporan menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang
dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia. Kewajaran laporan keuangan diukur
berdasarkan asersi terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan
keuangan, yang disebut dengan asersi manajemen. Berdasarkan suatu pandangan
pemakai, laporan dianggap sebagai produk utama yang diperoleh. Dari satu pandang
pemakai laporan sebagai produk utama dari proses atastasi. Standar profesianal akutan
publik (SPAP) mengharuskan dibuatnya laporan setiap kali laporan akuntan publik
dikaitkan laporan keuangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan laporan audit?
2. Apa tujuan dibuatnya laporan audit?
3. Apa saja syarat-syarat laporan audit ?
4. Bagaimana cara membuat laporan audit?
5. Apa saja tipe-tipe laporan audit?
6. Apa yang mempengaruhi pelaporan audit ?
7. Apa yang menyebabkan penyimpangan ?
C. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan, adapun tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan laporan audit?
2. Untuk mengetahui tujuan dibuatnya laporan audit?
3. Untuk mengetahui syarat-syarat laporan audit ?
4. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat laporan audit?
5. Untuk mengetahui tipe-tipe laporan audit?
6. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi pelaporan audit ?
7. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan penyimpangan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Audit
Audit adalah sebuah proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien
yang dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten. Laporan Audit adalah
media formal yang digunakan oleh auditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak
yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporaan keuangan yang diaudit.Dalam
menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan yang
ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum.
Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam komunikasi dengan
masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya
mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan
dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku. Auditor harus
profesional dalam menjalankan tugasnya. Professional berarti bertanggung jawab
terhadap segala sesuatu dibebankan kepadanya. Materialitas adalah dasar penetapan
standar auditing tentang standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (Annisa &
Wahyundaru, 2013). Materialistis merupakan informasi akuntansi yang dapat
mempengaruhi pihak-pihak pemakai informasi tersebut.
Laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa
pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan
pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis
pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat
(qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa
memberikan pendapat sama sekali (disclaimer).
Laporan auditor adalah langkah terakhir dan paling penting dari keseluruhan proses
audit. Secara umum laporan auditor dapat didefinisikan sebagai laporan yang
menyatakan pendapat auditor yang independen mengenai kelayakan atau ketepatan
pernyataan klien bahwa laporan keuangannya disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntan yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten dengan
tahun sebelumnya. Dalam menyiapkan dan menerbitkan sebuah laporan audit, auditor
harus berpedoman pada empat standar pelaporan yang terdapat dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Setelah mengetahui pengertian laporan audit, setelah pada akhir bulan dibuat suatu
pemeriksaan, dalam suatu pemeriksaan umun (general audit) KAP akan memberikan
suatu laporan akutan yang terdiri atas
1. Laporan opini
Laporan yang bertanggung jawab pada laporan akuntan public, dimana akutan
public memberikan pendapatanya terhadap kewajiban laporan keuangan yang
disusun oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab manajemen
2. Laporan Keuangan yang terdiri atas
a. Laporan posisis keuangan (Neraca)
b. Laporan laba- rugi Komprehensif (Laporan Laba-Rugi)
c. Laporan Peruban Ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan
f. Informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian piutang, aset tetap,
liebilities, bebas umum dan administrasi serta bebas penjualan.
Dalam hal ini laporan akutan mepunyai dua tangal yang pertama tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan, yang kedua tanggal terjanya peristiwa penting itu.
Standar umum auditing terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1.
Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan yang sudah
memiliki kekapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
2.
Auditor harus melakukan sikap metal yang independen dalam semua hal yang
berhubungn dengan audit.
3.
Auditor harus menerapkan kemahiran prefesional dalam melakukan audit dan
menyusun laporan
Sedangkan dalam standar pekerja lapang terdiri atas dari :
4.
Auditor harus menyelesaikan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua
sistemsebagai mana mestinya.
5.
Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup internal, untuk menilai resiko
salah saji yang material dalam laporankeuangan karna kesalahan atau kecurangan ,
dan selanjutnya untuk merancang sifat, waktu , serta luas prosedur audit.
6.
Auditor harus memperoleh cukupbukti audit dengan tepan dengan melakukan
prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat
menyakut laporan keuangan yang di audit.
B. Tujuan Laporan Audit
Pada dasarnya, laporan audit memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut ini :
1. Menginformasikan, yaitu menceritakan hal-hal yang mereka temui.
2. Mempengaruhi, yaitu meyakinkan manajemen mengenai nilai dan validasi dari
temuan audit.
3. Memberikan hasil, yaitu mengerakkan menajemen kearah perubahan dan
perbaikan.
Tujuan dari audit dan prosedur audit berdasarkan pernyataan manajemen itu adalah
sebagai berikut:
Pernyataan Manajemen
Tujuan Audit
Keberadaan kejadian
Persediaan
Presedur Audit
yang Mengamati
perhitungan
dicantumkan dalam neraca fisik persediaan
benar ada.
Kelengkapan
Utang usaha meliputi semua Membandingkan
kewajiban ke pemasok untuk penerimaan,
periode terkait.
pemasok,
laporan
faktur
dari
pesanan
pembelian dan ayat jurnal
untuk periode terkait, serta
awal periode berikutnya.
Hak dan kewajiban
Pabrik
yang
dan
perlengkapan Meninjau
dicantumkan
kembali
dalam perjanjian
neraca dimiliki oleh entitas
pembelian,
kebijakan
asuransi,
dan
berbagai dekumen lainnya.
Penilaian atau alokasi
Piutang usaha yag dinyatakan Meninjau
berdasarkan nilai bersi yang yang
direalisasi
(net
kembali
jatuh
tempo
akun
dan
realizable evaluasi kecukupan alokasi
value).
untuk akun yang tidak
dapat diperbaiki.
Penyajian
pengungkapan
dan Berbagai kontinjensi yang Mendapatkan
informasi
tidak dilaporkan dalam akun dari para pengacara entitas
keuangan
diungkapkan mengenai status litigasi dan
secara terbaik dalam catatan perkiraan potensi kerugian.
kaki
C. Syarat – syarat Laporan Audit
Berikut ini adalah syarat-syarat laporan audit yang baik :
1. Pada setiap akhir pelaksanaan audit, auditor harus menyiapkan konsep Laporan
Audit. Isi konsep Laporan Audit tersebut harus mudah dimengerti dan bebas dari
penafsiran ganda serta memenuhi standar pelaporan yaitu:
2. Lengkap. Laporan harus memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk
memenuhi tujuan audit, meningkatkan pemahaman yang benar dan memadai atas
hal yang dilaporkan, dan memenuhi persyaratan isi laporan.
3. Akurat. Laporan harus menyajikan bukti yang benar dan menggambarkan temuan
dengan tepat. Satu ketidakakuratan dalam laporan dapat menimbulkan keraguan
atas validitas sebuah laporan dan dapat mengalihkan perhatian pembaca dari
substansi laporan tersebut. Laporan harus memasukkan hanya informasi, temuan,
dan simpulan yang didukung bukti kompeten dan relevan dalam KKP. Bukti yang
dilaporkan harus mencerminkan kebenaran logis atas masalah yang dilaporkan.
4. Obyektif. Laporan harus disajikan secara seimbang dalam isi dan nada. Ini berarti
auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari kecenderungan
melebih-lebihkan atau terlalu menekankan kinerja yang kurang.
5. Meyakinkan. Laporan audit harus menjawab tujuan audit, temuan disajikan secara
persuasif, dan kesimpulan serta rekomendasi disusun secara logis berdasarkan
fakta yang disajikan.
6. Jelas. Laporan audit harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis
dengan bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin, sepanjang hal ini
dimungkinkan. Jika digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim yang tidak
begitu dikenal, hal itu harus didefinisikan dengan jelas. Penggunaan akronim
diusahakan seminimal mungkin. Pengorganisasian materi laporan seara logis dan
keakuratan serta ketepatan dalam menyatakan fakta dan dalam mengambil
simpulan, adalah penting untuk kejelasan dan pemahaman bagi pembaca Laporan
Audit.
7. Ringkas. Laporan audit harus disajikan secara ringkas tidak lebih panjang dari
yang diperlukan untuk mendukung pesan. Jika terlalu rinci, dapat menurunkan
kualitas laporan bahkan dapat menyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan
mengurangi minat pembaca. Pengulangan yang tidak perlu juga harus dihindari.
D. Bagian- bagian Dari Standar Laporan Audit.
Suatu laporan standar merupakan laporan yang lazim diterbitkan. Laporan ini memuat
pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
arus kas entitas sesuai sengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kesimpulan ini
hanya dapat dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang
dilaksanakan sesuai Generally Accepted Auditing Standars (GAAS = Standar Auditing
yang Berlaku Umum).
Mengingat pentingnya audit laporan keuangan, maka pemahaman yang mendasar
tentang bentuk dan isi suatu laporan standar menjadi sangat penting. Laporan dirancang
agar dapat berkomunikasi secara lebih baik dengan para pengguna laporan keuangan
yang telah diaudit tentang pekerjaan audit yang telah dilaksanakan oleh editor berikut
sifat dan keterbatasan audit. Hal yang perlu diperhatikan bahwa laporan standar memiliki
tiga paragraf yang lazim disebut paragraf pendahulu, paragraf lingkup auudit, dan
paragraf pendapat. Setiap paragraf akan dijelaskan pada bagian berikut ini :
1. Paragraf Pendahulu
Paragraf pendahulu memuat tiga hal pernyataan faktual.Tujuan utamma
paragaf ini adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung
jawab auditor. Kalimat pada paragraf pendahuluan disajikan sebagai berikut :
Kami telah mengaudit... neraca... Perusahaaan X..untuk tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut
Kalimat diatas menunjukan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan
tertentu dari peusahaan yang ditunjuk. Setiap laporan keuangan disebut satu per satu
berikut tanggal penerbitan laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
Kalimat diatas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan
terletak ditangan manajemen.Sebaliknya, kalimat tersebut dimaksudkan juga untuk
menghilangkan kesan bahwa auditor mengembangkan representasi yang mendasaari
laporan keuangan.
Tanggung jawab kami adalah menyatakan... berdasarkan audit kami.
Kalimat diatas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor
berperan untuk melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan temuantemuan. Apabila kalimat diatas dibaca bersambung dengan kalimat kedua, akan
nampak jelas perbedaan tanggung jawab manajemen dengan tanggung jawab editor.
2. Paragraf Ruang Lingkup
Paragraf ini menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini sesuai dengan bagian
keempat standar pelaporan yang mengharuskan auditor menunjukkan dengan jelas
sifat audit yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup audit juga menunjukkan beberapa
keterbatasan audit. Kalimat dalam paragraf ini adalah :
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang berlaku umum
Dalam
konteks
ini,
standar
auditing
yang
berlaku
umum
dapat
diterapkan.Kalimat ini merupakan penjelas bahwa editor telah memenuhi standar
yang dimaksud dan standar yang digunakkan merupakan standar profesional.
Standar tersebut mengharuskan kami... audit agar memperoleh keyakinan yang
memadai... laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Kalimat diatas menunjukkan dua keterbatasan penting suatu audit. Pertama,
pemberitahuan bahwa auditor hanya mencari keyakinan yang memadai saja, bukan
keyakinan yang absolut. Oleh karena itu, kepada pembaca diinformasikan bahwa
audit mengandung beberapa resiko. Kedua, diperkenalkannya konsep matrealitas.
Suatu audit direnanakan dan dilaksanakan untuk menemukan salah saji yang material
(meskipun tidak semunya) dalam laporan keuangan.
-
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar penguji, bukti-bukti yang
mendukung... laporan keuangan.
-
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi... estimasi signifikan...
penilaian terhadap penyaji laporan keuangan secara keseluruhan.
-
Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memdai untuk
menyatakan pendapat.
Kalimat diatas menjelaskan lebih jauh sifat audit, memberi penjelasan lebih
lanjut pada sifat audit dan menunjukkan bahwa keterbatasan lain dari suatu audit,
dengan mengatakan bahwa hanya dasar yang memadai saja yang diperlukan untuk
memberikan pendapat. Kalimat ini juga mengandung asersi bahwa auditor telah
membentuk kesimpulan positif tentang lingkup pekerjaan audit yang dilaksanakan.
3. Paragraf Pendapat
Paragraf pendapat memenuhi empat standar pelaporan. Kalimat paragraf dijelaskn
sebagai berikut :
-
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas...
-
Dalam menafsirkan arti dann pentingnya kalimat ini, hendaknya disimpulkan
bahwa pendapat tersebut dinyatakan oleh orang atau orang-orang yang
profesional, berpengalman dan ahli.
-
...menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material... posisi keuangan...
hasil usaha dan arus kas...
Yang di maksud dalaam kata-kata menyajikan secara wajar adalah bahwa
penyajian laporan keuangan telah memadai tanpa berat sebelah. Pendapat wajar tanpa
pengecualian menyatakan kepercayaan auditor bahwa laporan keuangan mencapai
tujuan yang ditetapkan dengan menyajikan secara wajar posisi keuangan neraca,
laporan laba rugi, laporan laba ditahan serta laporan arus kas.
...sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum...
Kalimat ini memenuhi standar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa
laporan harus menunjukkan laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP.
E. Tipe-Tipe Laporan Audit
Ada lima pokok tipe laporan Audit yang diterbikan oleh auditor adalah sebagai berikut :
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Laporan Auditor, sebagai tahap akhir dan keseluruhan proses audit, sangatlah
penting bagi penugasan untuk mengkomunikasikan berbagai hasil temuannya. Para
pemakai laporan keuangan mengandalkan laporan auditor
untuk memberikan
kepastian atas laporan keuangan sebuah perusahanan. Auditor akan bertanggung
jawab apabila laporan audit yang diterbitkan tidak tepat. Laporan audit standar wajar
tanpa pengecualian diterbitkan oleh public (auditor exsternal) apabila semua kondisi
audit
telah
terpenuhi
dan
tidak
ada
salah
sajiyang
signifikasian
serta
laporankeuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi
yang umum. Laporan audit standar wajar tanpa pengecualian diterbitkan bila
kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi:
a. Semua laporan , yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba
ditambah, dan laporan arus kas sedah termasuk dalam laporan keuangan.
b. Ketiga stadar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan
penugasan.
c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor telah
dilaksanakan penugasan audit sesuai dengan ketiga standar pekerjaan lapangan.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang
berlaku umum.
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambah kan
paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan Audit.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Bahasa Penjelas Yang
Ditambahkan Dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified Opinion
Explanatory Language)
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan
auditor menambahkan paragraph penjelas (atau bahasa penjelasan lain) dalam
laoparan audit miskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian
yang dinyatakan oleh auditor. Laporan audit standar wajar tanpa pengecualian
diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi:
a. Pendapat wajar sebagaian didasaarkan atas laporan auditor indepeden lain.
b. Untuk mencegah agar laporan tidak menyesatkan .
c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin
tentang adanya kesangsian.
d. Diantara dua priode akutansi terdapat suatu perubahan materialdengan
penggunakan standar akutansi atau dalam metode penerapannya.
e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan
komperatif
f. Data keuangan akutan tertentuyang berhubungan dengan laporan audit atas
laporan keuangan komperatif.
g. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh badan pengawas pasar
modal (bapepam)
h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang
diaudit secara materialtidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan.
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian hanya diberikan jika secara keseluruhan
laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur
yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Apabila auditor menjumpai kondisi-kondisi sepertoi ini,
maka ia memeberikan pendapat wajar dengan pengecualian laporan Audit, yaitu:
a.
Lingkup audit dibatasi oleh klien
b.
Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karna kondisi-kondisi yang berada di luar
kekuasan klien maupun auditor,
c.
Laporan keuangan tidak susun sesuai prinsip berterima umum
d.
Prinsip akutansi berterima umum yang digunakan dalam laporan keuangan
tidak diterapkan secara kosisten
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan dari wajar tanpa pengecualian.
Akutan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun
berdasarkan prinsip akutansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan araus kas perusahan klien.
Auditor merupakan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya ,
sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kopeten yang cukup
untuk mendukung
pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka
informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk
pengambil keputusan.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka
laporan audit ini disebut laporan tanpa pendapat ( no opinion report). Kondisi yang
menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
a. Pembatan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit
b. Auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat
tidak wajar (adverse opinion) adalah: pendapat tidak wajar ini diberikan dalam
keadaan auditor mengetahui ketidak wajaran laporan keungan klien, sedangkan
auditor menyatakan tidak memberikan pendapat ( no opinion) karena ia tidak cukup
memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan karena ia tidak
independen dengan hubungan dengan klien.[11]
F. Materialitas Mempengaruhi Laporan Audit
Materialitas adalah sebagai:“Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi
keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang
dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau
terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.”Dari definisi materialitas di atas
mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
1. keadaan yang berkaitan dengan entitas dan
2. kebutuhan informasi pihak yang akan meletakkan kepercayaan atas laporan
keuangan auditing.
Sebagai contoh, suatu jumlah yang material dalam laporan keuangan entitas tertentu
mungkin tidak material dalam laporan keuangan entitas lain yang memiliki ukuran dan
sifat yang berbeda. Begitu juga, kemungkinan terjadi perubahan materialitas dalam
laporan keuangan dalam entitas tertentu dari periode akuntansi yang satu ke perode
akuntansi yang lain.
Oleh karena itu, auditor dapat menyimpulkan bahwa tingkat materialitas akun modal
kerja harus lebih rendah bagi perusahaan yang memiliki current ratio 4 : 1. Dalam
mempertimbangkan kebutuhan informasi pemakai informasi keuangan, semestinya harus
dianggap, sebagai contoh, bahwa pemakai informasi keuangan adalah para investor yang
perlu mendapatkan informasi memadai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
mereka.
Dalam audit atas laporan keuangan, audit tidak dapat memberikan jaminan bagi klien
atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan adalah
akurat. Audit tidak dapat memberikan jaminan karena ia tidak memeriksa setiap transaksi
yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan apakah semua
transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas,digolongkan, dan dikompilasi secara
mestinya ke dalam laporan keuangan.
Jika auditor diharuskan untuk memberikan jaminan mengenai keakuratan laporan
keuangan auditan, hal ini tidak mungkin dilakukan, karena akan memerlukan waktu dan
biaya yang jauh melebihi manfaat yang dihasilkan. Di samping itu, tidaklah mungkin
seseorang menyatakan keakuratan laporan keuangan (yang berarti ketepatan semua
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan), mengingat bahwa laporan keuangan
sendiri berisi pendapat, estimasi, dan pertimbangan tersebut tidak tepat atau akurat
seratus persen.
Oleh karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan kekayakinan
berikut ini :
1. Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam
laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas, digolongkan,
dan dikompilasi.
2. Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit
kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas
laporan keuangan auditan.
3. Auditor dapat memberikan keyakinan, dalam bentuk pendapat ( atau memberikan
informasi dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai
keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena
kekeliruan dan kecurangan.
Dengan demikian ada dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh
auditor: konsep materialitas dan konsep risiko audit. Karena auditor tidak memeriksa
setiap transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, maka ia bersedia menerima
beberapa jumlah kekeliruan kecil.
Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yang dapat diterima oleh
auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. Berapa
jumlah kekeliruan atau salah saji yang auditor bersedia untuk menerimanya dalam
laporan keuangan, namun ia tetap dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
karena laporan keuangan tidak berisi salah saji material.
G. Kondisi Yang Menyebabkan Penyimpangan
Dalam praktik, dapat muncul kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan
auditor menerbitkan laporan. Penyimpangan dari laporan tergolong dalam salah satu dari
dua kategori berikut :
1. Laporan standar dengan bahasa penjelasan
2. Jenis-jenis pendapat lain
Laporan standar dengan bahasa penjelasan, karakteristik berbeda yang ada dalam
kategori laporan ini adalah bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat wajar
tanpa pengecualian, karna laporan keuangan sesuai dengan GAAP. Kondisi yang
mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan lain
pada laporan standar. Sebagai contoh, bila entitas memilih untuk mengubah prinsipprinsip akuntansi.
Jenis-jenis pendapat lain, kategori kedua penyimpangan dari laporan adalah apabila
terjadi salah satu kondisi berikut ini :
1. Laporan standar mengandung penyimpangan yang material dari GAAP
2. Auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup berkenaan
dengan satu atau lebih asersi manajemen, sehingga tidak memiliki dasar yang
memadai untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan secara keseluruhan.
Dalam hal ini, auditor akan menyatakan salah satu pendapat dari jenis pendapat berikut
ini :
1. Pendapat wajar dengan pengecualian, yang menyatakan bahwa kecuali dampak
dari hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian tersebut, laporan keuangan
menyajikan secara wajar sesuai dengan GAAP.
2. Pendapat tidak wajar, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar sesuai GAAP.
3. Menolak memberikan pendapat, yang menyatakan bahwa auditor tidak memberi
pendapat atas laporan keuangan.
Penyimpangan dari GAAP, meliputi prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum,
penerapan GAAP ynag salah, dan kegagalan untuk membuat pengungkapan yang
diwajibkan oleh GAAP.Sebagai contoh, apabila laporan keuangan entitas mencerminkan
perubahan prinsip-prinsip akuntansi yang tidak dibuat sesuai dengan pendapat APB
No.20, maka laporan keuangan mengandung penyimpangan dari GAAP. Dalam kondisi
ini, auditor akan menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar. Pendapat tidak wajar hanya digunakan pada penyimpangan yang berdampak
sangat material terhadap laporan keuangan.
Pada kondisi ini auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi
untuk membuktikan satu atau lebih asersi sesuai dengan GAAP atau tidak dikenal
dengan istilah pembatasan lingkup. Auditor akan memberikan pendapat wajar dengan
pengecualian atau menolak memberikan pendapat. Penolakkan untuk memberikan
pendapat hanya digunakan apabila terdapat pembatasan lingkup yang berkaitan dengan
masalah yang dapat memberikan dampak sangat material terhadap laporan keuangan.
Apabila salah satu dari pendapat jenis lain ini dinyatakan, pendapat tersebut harus
diberikan penjelasan atau lebih paragraf tepat sebelum paragraf pendapat. Paragraf
pendapat yang diawali dengan refrensi paragraf penjelas, diikuti dengan susunan kalimat
sesuai untuk jenis pendapat yang telah disebutkan diatas.
CONTOH LAPORAN AUDIT
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT.
CENTRIS MULTIPERSADA PRATAMA, Tbk.
DAN ENTITAS ANAK
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL 30 SEPTEMBER 2013
DAN 31 DESEMBER 2012
( Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan
Lain )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa
pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan
pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis
pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat
(qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa
memberikan pendapat sama sekali (disclaimer).
Pada dasarnya tujuan utama dari audit adalah untuk menginvestigasi dan menetukan
apakah laporan keuangan yag di audit tersebut telah disusun sesuai dengan cara-cara
pelaporan keuangan yang semestinya oleh pihak yang diaudit. Pada umumnya, prinsip
akuntansi yang sudah berlaku umum merupakan kriteria audit yang tepat untuk menilai
praktek pelaporan keuangan organisasi yang diaudit. Dan proses audit yang indepeden
biasanya diakhiri degan pernyataan mengenai kewajaran dan keterandalan laporan
keuangan tersebut. Dalam menyiapkan dan menerbitkan sebuah laporan audit, auditor
harus berpedoman pada empat standar pelaporan yang terdapat dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP).
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, V. N., & Wahyundaru, S. D. (2013). PENGARUH FAKTOR-FAKTOR
PROFESIONALISME AUDITOR dan ETIKA PROFESI TERHADAP TINGKAT
MATERIALITAS. Jurnal Akuntansi Indonesia, 3(2), 113–130.
Download