PREDIKSI LOKASI KESESUAIAN HABITAT PENELURAN PENYU MENGGUNAKAN MAXIMUM ENTROPY DI SEPANJANG PESISIR KECAMATAN KRETEK, KABUPATEN BANTUL Rini Fathoni Lestari 18/433040/PGE/01359 Pendahuluan • Latar Belakang Permen No. 20 Tahun 2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi Isu Strategis dalam KLHS RZWP3K DIY Tahun 2018 (Ancaman Keanekaragaman Hayati terutama penyu dan habitatnya) Adanya ancaman dan ganguan pada lokasi peneluran penyu Keterbatasan data dan informasi mengenai disitribusi lokasi penyu Pertanyaan Penelitian • Bagaimana hasil pemodelan spasial prediksi lokasi kesesuaian habitat peneluran penyu di sepanjang pesisir Kecamatan Kretek berdasarkan hasil model MaxEnt? • Variabel lingkungan apa yang berpengaruh terhadap lokasi kesesuaian habitat peneluran penyu? • Bagaimana hasil evaluasi terkait prediksi distribusi lokasi habitat peneluran penyu berdasrkan karakteristik fisik? Tujuan Penelitian • Melakukan pemodelan spasial untuk memprediksi lokasi kesesuaian habitat peneluran penyu di sepanjang pesisi Kec. Kretek berdasarkan model Maxent • Mengkaji variabel yang berpengaruh terhadap lokasi kesesuaian lokasi peneluran penyu • Mengevaluasi hasil prediksi terkait distribusi lokasi peneluran penyu Manfaat Penelitian • Sebagai dasar survei lapangan untuk monitoring keberadaan dan distribusi terkait lokasi penyu bertelur • Menggambarkan kemungkinan ancaman yang terjadi disekitar habitat peneluran penyu, sehingga dapat dilakukan tindakan preventif • Penerapan pemodelan lokasi kesesuaian habitat peneluran penyu pada wilayah lain Hasil yang diharapkan • Peta prediksi lokasi kesesuaian habitat peneluran penyu yang dihasilkan dari model MaxEnt • Informasi variabel yang berpengaruh terhadap lokasi peneluran penyu • Informasi distribusi lokasi kesesuaian habitat peneluran penyu berdasarkan karakteristik fisik pantai Tinjauan Pustaka • Karakteristik Penyu • Jenis-Jenis Penyu • Habitat Penyu beserta Kesesuaian Lokasi Penelurannya • Penginderaan Jauh untuk Habitat Peneluran Penyu • Species Distribution Modeling menggunakan Maximum Entropy • Peran SIG pada Kesesuaian Penyu • Interpretasi Citra • Penelitian Sebelumnya Metode • Lokasi Penelitian Di sepanjang pesisir pantai di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Menurut aturan Perda Nomor 9 Tahun 2018 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil DIY (RZWP3K) merupakan daerah konservasi pesisir • Alat dan Bahan Software ALAT Lapangan • ArcGis 10.7.1 • MaxEnt 3.4.1 • Microsoft Office • GPS Garmin 76CSx • Soil Survei Instrument • Thermo hygrometer • Laser Range Finder • Kamera • Tabel Checklist • Alat tulis Citra PlanetScope (daerah pesisir Kec. Kretek) Bahan DEM ALOS PALSAR Data eksisting lokasi peneluran Pengolahan Data 1. Analisis Pemodelan Spasial Prediksi Lokasi Kesesuaian Habitat Peneluran Penyu berdasarkan Model MaxEnt A. Penentuan Variabel 1.Tahap Persiapan 2.Tahap Penentuan Variabel 3.Tahap Pengambilan Sampel B. Pemodelan MaxEnt untuk Prediksi Lokasi Habitat Peneluran 1.Persyaratan Data 2.Parameter Model 3.Menjalankan Aplikasi MaxEnt 4.Kinerja Model 5.Model Prediksi 2. Penentuan Variabel Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Lokasi Kesesuaian Habitat Peneluran Penyu Hasil penentuan didapatkan berdasarkan analisis dari uji jacknife dan kurva respon yang dihasilkan dari model MaxEnt 3. Evaluasi Hasil Prediksi Lokasi Kesesuaian Habitat Peneluran Penyu • Model prediksi lokasi kesesuaian peneluran penyu di sepanjang pesisir Kecamatan Kretek yang sudah diberi ambang batas (nilai probabilitas) → selanjutnya dilakukan tumpang-susun (overlay) dengan hasil survei lapangan yang dilakukan peneliti di sepanjang pesisir Kecamatan Kretek. • Data hasil survei yang digunakan adalah data lokasi peneluran penyu di sepanjang pesisir Kecamatan Kretek tahun 2018-2019 yang dilakukan update plotting ditahun 2020 (hasil survei) Hasil dan Pembahasan Variabel Lingkungan hasil ektraksi dari data penginderaan Jauh 1. Klasifikasi Penutup/Penggunaan Lahan • Klasifikasi penutup/penggunaan lahan dengan interpretasi visual dilakukan dengan digitasi layar komputer menggunakan tampilan citra PlanetScope Level 3B dengan komposit RGB band 321 • Klasifikasi setiap kelas penutup/penggunaan lahan ini mengacu pada SNI 7645:2010 yang sudah disesuaikan dengan kondisi wilayah Tutupan Lahan Daerah Daerah bervegetasi pertanian Daerah bukan pertanian Daerah non Lahan vegetasi terbuka Keterangan Lahan pertanian vegetasi pantai/ vegetasi nonpantai Hamparan pasir, gumuk pasir, lahan kosong Lahan permukima n dan non permukima n Perairan (tubuh air) Lahan terbangun, tambak , jalan Sungai laut 2. Pemetaan Kemiringan Lereng • Kecamatan Kretek memiliki kemiringan lereng kurang dari 10° • Masih masuk dalam kategori lereng datar (0°- 2°), lereng landai (2°-4°), dan lereng landai-curam (4°-8°) Nama Pantai Pantai Depok Pantai Pelangi Pantai Cemara Sewu Pantai Barchan Pantai Parangkusumo Pantai Parangtritis Kemiringan Lereng (°) Data Spasial Data Lapangan 0 - 7,21 2 - 10 0 - 9,37 1 - 10 0 - 6,3 1-8 0 - 6,84 0 - 4,04 4 2-8 0.0 0-5 Analisis Pemodelan Spasial Prediksi Lokasi Kesesuaian Habitat Peneluran Penyu berdasarkan Model MaxEnt 1. Input Model Maxent Variabel terikat 2. Input Model Maxent Variabel bebas • Data koordinat lokasi peneluran penyu yang digunakan penelitian ini sebanyak 27 temuan yang diperoleh dari tahun 2011 (BKSDA Yogyakarta) hingga tahun 2017 (Bappeda Bantul) • Terdiri dari beberapa variabel lingkungan yakni kemiringan lereng, • Format csv • Serta komponen biofisik penutup/penggunaan yang diturunkan untuk mendapatkan informasi terkait jarak sarang terhadap tiap kelas pengutup/penggunaan lahan seperti jarak sarang terhadap hamparan pasir, gumuk pasir, lahan kosong, lahan terbangun, lahan pertanian, jalan, laut, sungai, tambak, dan vegetasi • Format ASCII 3. Kinerja dan Evaluasi Model • Evaluasi model dilakukan dengan melihat nilai Area Under Curve (AUC) dari pengolahan Maxent. • Sampel yang digunakan dalam melakukan evaluasi ini yakni menggunakan 30% dari data kehadiran satwa penyu • Hasil uji akurasi dalam prediksi lokasi kesesuaian habitat peneluran penyu memiliki nilai AUC sebesar 0,981 dengan standar deviasi 0,004 4. Kurva Respon • Respon lokasi kesesuaian penyu terhadap variabel lingkungan yang tidak saling berhubungan (non-linier) berada diatas nilai tengah (0,5) 5. Prediksi Lokasi Kesesuaian • Rentang nilai prediksi antara 0 – 0,752678 • Model prediksi lokasi kesesuaian peneluran penyu memberikan pola yang memanjang karena berada di hamparan pasir atau lahan kosong Variabel Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Lokasi Kesesuaian Habitat Peneluran Penyu • Variabel lingkungan yang dianggap penting dalam membangun model diperoleh untuk uji Jackknife. • Uji Jackknife menyajikan parameter lingkungan dan pengaruhnya terhadap proses membangun model. • Hasil uji Jackknife pada AUC menunjukkan variabel lingkungan yang berpengaruh baik secara individual maupun tanpa variabel No Variabel Lingkungan Kontribusi (%) Kepentingan Permutasi (%) 1 Jarak dari hamparan pasir Jarak dari lahan kosong Jarak dari vegetasi Jarak dari tambak Jarak dari gumuk pasir Jarak dari lahan pertanian Jarak dari laut Lereng 66,5 63,6 19,4 9,4 7,5 1,6 1,7 2,5 0,1 1,5 0,8 0,7 0,9 0,8 0,1 21,3 0,2 0,5 0,5 0,2 0,1 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jarak dari lahan terbangun Jarak dari jalan Jarak dari sungai Evaluasi Hasil Prediksi terkait Distribusi Lokasi Kesesuaian Habitat Peneluran Penyu berdasarkan Karakteristik Fisik 1. Evaluasi Hasil Prediksi • Hasil prediksi temuan kehadiran penyu bertelur di lapangan tahun 2011-2017 terhadap temuan kehadiran penyu bertelur di lapangan pada tahun 2018-2019 yang dilakukan saat pengamatan tahun 2020 di sepanjang pesisir Kecamatan Kretek sebanyak 62 temuan lokasi peneluran penyu • Hal ini membuktikan bahwa prediksi lokasi kesuaian peneluran penyu hasil MaxEnt memiliki kinerja model yang cukup baik 2. Distribusi Spasial Lokasi Peneluran • Dari tahun 2017 hingga 2020, Pantai Depok mengalami penurunan terkait lokasi peneluran penyu • Disebabkan karena Pantai Depok memiliki aktivitas manusia paling sering dibandingkan Pantai Pelang dan Cemara sewu . • Pantai Depok menjadi pusat Pantai yang dijadikan pasar perdagangan ikan bagi para nelayan. Semakin berkembangnya Pantai Depok menjadikannya Pantai ini sebagai salah satu tempat wisata yang cukup ramai Nama Pantai Pantai Depok Pantai Pelangi Pantai Cemara Sewu Pantai Barchan Pantai Parangkusumo Pantai Parangtritis Jumlah Jumlah Titik Lokasi Peneluran Penyu Okt – Nov Agustus Maret 2020 Jumlah 2011 2017 5 2 0 7 4 8 43 55 4 4 7 15 0 0 8 8 0 0 4 4 0 13 0 14 0 62 0 89 3. Analisis Karakteristik Fisik Lokasi Peneluran • Lokasi yang digunakan penyu untuk bertelur rata-rata memiliki jarak diatas 100 m dari lahan terbangun. Semakin dekat dengan lahan terbangun maka akan semakin sedikit penyu mendarat untuk bertelur • Penutup lahan seperti laut, vegetasi, serta hamparan pasir memiliki kondisi yang berbeda, karena cukup mempengaruhi frekunsi jumlah penyu yang mendarat untuk bertelur, semakin dekat dengan penggunaan lahan tesebut penyu akan lebih mudah dalam bertelur • Suhu yang layak untuk perkembangan embrio telur penyu adalah antara 25 - 32 oC. • Pada penelitian ini, baik suhu tanah maupun suhu udara memiliki suhu diatas suhu yang seharusnya, dapat dikatakan tidak layak untuk perkembangan embrio telur penyu pada saat siang hari. • Lain halnya pada malam hari, baik suhu tanah maupun suhu udara memiliki suhu yang mendekati dengan standar suhu yang layak bagi peneluran penyu • Berdasarkan analisis diatas, menunjukkan bahwa setiap pantai di wilayah pesisir Kecamatan Kretek memiliki kondisi fisik yang relatif sama • Seperti pada Pantai Pelangi, Pantai Cemara Sewu, dan Pantai Barchan. Pantai Pelangi memiliki panjang pantai sekitar 1812,77 meter. • Hal tersebut menunjukkan bahwa Pantai Pelangi dapat menampung lebih banyak lokasi kehadiran penyu bertelur, itu sebabnya terdapat 43 titik lokasi pendaratan penyu di Pantai Pelangi • Pantai Parangtritis yang memiliki panjang pantai hingga 2168,13 meter, tetapi tidak ditemukan satupun lokasi titik kehadiran. • Hal ini dikarenakan kondisi fisik lainnya di Pantai ini yang membuat tidak sesuai seperti penggunaan lahannya yang sudah direpresentasikan Parangtritis 1637.23 Parangkusumo 1057.34 Barchan 332.96 Cemara Sewu 481.58 Pelangi 1812.77 Depok 2168.13 0 500 1000 1500 Panjang Pantai (m) 2000 2500 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan model prediksi kesesuaian peneluran penyu memiliki nilai akurasi model (AUC) yakni 0,981 (sangat baik), dengan pola kesesuaian memanjang karena berada pada penutup/penggunaan lahan hamparan pasir dan lahan kosong. Hal tersebut membuktikan bahwa di sepanjang Pantai Kecamatan Kretek (Pantai Depok Pantai Pelangi, Pantai Cemara Sewu, Pantai Barchan, dan Pantai Parangkusumo) sangat sesuai untuk lokasi peneluran penyu, akan tetapi hanya Pantai Parangtritis yang tidak sesuai untuk lokasi peneluran penyu. 2. Variabel yang berpengaruh dan paling berkontribusi pada model prediksi lokasi kesesuaian peneluran penyu adalah jarak dari hamparan pasir yang bernilai 66,5% (kontribusi variabel) dan 63,6% (parameter paling berpengaruh pada model). 3. Sepanjang Pantai Kecamatan Kretek memiliki kondisi umum yang relatif sama, akan tetapi dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa adanya perbedaan jumlah lokasi titik peneluran penyu antara satu pantai dengan pantai lainnya. Wilayah yang hampir tidak ditemukan lokasi peneluran adalah Pantai Depok dan Pantai Parangtritis. Sedangkan, titik lokasi peneluran Penyu paling banyak terdapat di Pantai Pelangi yakni 43 titik. Dokumentasi Pantai Depok Pantai Pelangi Pantai Cemara Sewu Pantai Barchan Pantai Parangkusumo Pantai Parangtritis Dokumentasi TERIMA KASIH