MANAJEMEN KEUANGAN TIME VALUE OF MONEY KELOMPOK 5, D4 5B KADEK AYU YUNIANTARI (1215644014) KADEK NOVIA AYU WIRYANI (1215644070) LUH PUTU LILIANA DEWI (1215644078) PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL POLITEKNIK NEGERI BALI 2014 TIME VALUE OF MONEY A. Pengertian Time Value of Money Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu. Pengambilan keputusan pada analisis ekonomi teknik banyak melibatkan dan menentukan apa yang ekonomis dalam jangka panjang. Dalam hal ini, dikenal istilah nilai waktu dari uang (time value of money), Rp 1.000,- saat ini lebih berharga bila dibandingkan dengan Rp 1.000,- pada satu atau dua tahun yang akan datang. Hal tersebut sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya seperti adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dll. Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya. Istilah yang Digunakan Pv = Present Value (Nilai Sekarang) Fv = Future Value (Nilai yang akan datang) I = Bunga (i = interest / suku bunga) n = tahun ke- An = Anuity SI = Simple interest dalam rupiah P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu Bunga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atau dihasilkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang. B. Manfaat Time Value of Money Manfaat Time Value of Money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya. Maka sudah jelas time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita semua, sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang. C. Keterbatasan Time Value of Money Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya apbila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. Time value of money tidak memperhitungkan tingkat inflasi. D. Metode – Metode Yang Digunakan Menurut Sutrisno (2000), dari dua konfigurasi di atas, maka konsep nilai waktu uang bisa dipisahkan menjadi dua, yaitu: 1. Future Value (nilai yang akan datang) Adalah nilai uang dimasa yang akan datang dari uang yang diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama jangka waktu tertentu. Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi nilai uang dimasa mendatang. Oleh sebab itu, kaum pemilik uang (kaum Kapitalis) pola pikir dan perilakunya bertumpu pada tingkat suku bunga. Jika tingkat bunga tinggi, ia akan membungakan uangnya atau mendepositokan uangnya, dan jika suku bunga rendah, ia akan meminjam uang untuk aktivitas bisnis. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini : 26/10/11 26/10/12 Po FV Rp 1,000,000 ? Rumus : FV = Po (1+i)n Keterangan : FV : Nilai pada masa yang akan datang Po : Nilai pada saat ini i : Tingkat suku bunga n : Jangka waktu Contoh : Sebuah perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu bank sebesar Rp 5,000,000 untuk mebeli peralatan produksi dengan jangka waktu 5 tahun bunga yang dikenakan sebesar 18 % per tahun berapa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tsb pada akhir tahun ke 5? FV = Po (1+i)n FV = Rp 5,000,000 (1+0.18)5 FV = Rp 11,438,789 Jadi jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada bank sebesar Rp 11,438,789 2. Present Value (nilai sekarang) Adalah nilai uang sekarang yang akan diperoleh atau dibayar dimasa yang akan datang dengan tingakat suku bunga tertentu pada setiap periode. Nilai sekarang disebut juga “diskonto”. Tingkat diskonto (tingkat kapitalisasi) yaitu tingkat bunga yang digunakan yang digunakan untuk mengubah nilai masa depan menjadi nilai sekarang. Makin tinggi tingkat suku bunga, makin kecil nilai uang sekarang pada rencana penerimaan uang di masa depan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini : 26/10/11 26/10/12 PV Po ? Rp 1,000,000 Rumus : (1i)1 n PV Po Keterangan : PV : Nilai sekarang Po : Nilai di masa yang akan datang r : Tingkat suku bunga n : Jangka waktu Contoh : Tuan B akan menerima uang sebesar Rp 40,000,000 pada 6 tahun mendatang. Berapa nilai uang yang akan diterima itu sekarang dengan tingkat bunga 20 % per tahun? PV = Rp 40,000,000 x 1 (1 0.2)6 = Rp 13,396,000 Nilai uang Tuan B sebesar Rp 40,000,000 yang akan diterima 6 tahun lagi pada tingkat bunga 20 % pada saat sekarang adalah sebesar Rp 13,396,000. 3. Annuitas Adalah rangkaian/seri pembayaran atau penerimaan uang yang jumlahnya, periode serta tingkat bunganya sama selama jangka waktu tertentu. Annuity dapat dihitung menggunalan konsep future value annuity dan present value annuity. a. Future Value Annuity Future value annuity adalah suatu hal yang dimanfaatkan untuk mencari nilai dari suatu penjumlahan tahun yang akan datang dari jumlah yang diterima sekarang pada waktu yang sudah ditentukan atau dengan kata lain penjumlahan dari future value. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini. 6/06/07 6/07/07 6/08/07 6/09/07 6/10/07 6/11/07 6/12/07 6/01/08 Po FV Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rumus : ( 1 i )n 1 i FVA A atau dengan rumus: FVA = PMT ( FVIFA i,n ) Tabel Future Value of Annuity ( FVIFA ) US $ N 1 10% 1.0000 15% 1.0000 20% 1.0000 30% 1.0000 40% 1.0000 50% 1.0000 ? 2 3 4 5 2.1000 3.3100 4.6410 6.1051 2.1500 3.4725 4.9934 6.7424 2.2000 3.6400 5.3680 7.4416 2.3000 3.9900 6.1870 9.0431 2.4000 4.3600 7.1040 10.9456 2.5000 4.7500 8.1250 13.1875 Sinking Fund / mencari anuitas merupakan perhitungan yang digunakan untuk menentukan suatu jumlah dari anuitas tertentu yang akan dicadangkan (simpan) pada setiap priode dalam jangka waktu yang sudah ditentukan dengan tingkat bunga yang berlaku supaya dapat mencukupi untuk masa yang akan datang. Dengan rumus sebagai berikut: Rumus : A = FVa r (1 r ) n 1 Keterangan : FVA : Nilai yang akan datng dari suatu anuitas A : Anuitas r : Tingkat bunga n : Periode tertentu Contoh soal: Tuan A menabung sebesar Rp 5,000,000 setiap tahun untuk jangka waktu 5 tahun dengan tingkat suku bunga 15 %. Berapakah nilai tabungan Tuan A pada akhir tahun ke 5 Jawab: Diket: Po = Rp 5,000,000 i = 15 % n = 5 tahun Ditanya: Fv…..? Jawab : 6/06/07 6/07/07 6/08/07 6/09/07 6/10/07 Po Rp5 juta 6/11/07 FV Rp5 juta Rp5 juta Rp5 juta Rp5 juta ? 5(1+0.15)1 5(1+0.15)2 5(1+0.15)3 5(1+0.15)4 5(1+0.15)5 (1+0.15)1 = 1.1500 (1+0.15)2 = 1.3225 (1+0.15)3 = 1.5209 (1+0.15)4 = 1.7490 (1+0.15)5 = 2.0114 Total = 7.7538 FVA = PMT ( FVIFA i,n ) = Rp 5,000,000 (7.7538) = Rp 38,769,000 Jadi uang tunai yang dimiliki Tn a setelah menabung selama 5 tahun dengan tingkat suku bunga 15 % sebesar Rp 38,769,000 b. Present Value Annuity Present value annuity adalah suatu bilangan yang dapat dimanfaatkan untuk mencari nilai sekarang dari suatu penjumlahan yang diterima setiap akhir periode pada jangka waktu tertentu. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini : 6/06/07 6/07/07 6/08/07 6/09/07 6/10/07 6/11/07 PV 6/12/07 6/01/08 Po ? Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rp1 juta Rumus : (1 i)n 1 n i(1 i) PVA A atau dengan rumus: PVA = A ( PVIFA i,n ) Keterangan: PVA = nilai sekarang dari suatu anuitas A = anuitas / angsuran i = tigkat bunga n = jangka waktu / priode Tabel present value of annuity ( PVIFA ) US $ N 1 2 3 4 5 10% 0.9091 1.7355 2.4869 3.1699 3.7908 15% 0.8696 1.6257 2.2832 2.8550 3.3522 20% 0.8333 1.5287 2.1065 2.5887 2.9906 30% 0.7692 1.3609 1.8161 2.1662 2.4356 40% 0.7143 1.2245 1.5889 1.8492 2.0352 50% 0.6667 1.1111 1.4074 1.6049 1.7366 Contoh Soal: PT. ABC merencanakan akan mendapatkan sejumlah uang dari hasil penjualan produksinya sebesar Rp. 1000.000.000,- setiap tahun. Jumlah tersebut akan diterima selama 2 tahun berturut-turut. Sehingga berapa jumlah yang harus diterima oleh PT. ABC apabila tingkat bunga yang diberikan 20 % per tahun? Jawaban : Dik : A = Rp. 1000.000.000,i = 20 % n = 2 tahun Dit : PVA......? Jawab : PVA = A ( 1 + i ) n – 1 I ( 1 + i )n = Rp. 1000.000.000,- ( 1 + 0.2 )2 - 1 I ( 1 + 0.2 )2 =Rp. 1.527.777.778,- Capital recovery factor merupakan faktor bilangan yang digunakan untuk menghitung sejumlah uang tertentu yang dibayar dalam jumlah yang tetap pada setiap priode. Rumus : i(1 i)n n (1 i) 1 A PVA Atau dengan rumus: A = PVA ( 1 / PVIFA i,n ) Keterangan : A = anuitas / angsuran PVA = nilai sekarang i = tingkat bunga n = jangka waktu E. PERHITUNGAN – PERHITUNGAN NILAI UANG DARI WAKTU 1. Bunga Sederhana Apabila total bunga yang diperoleh berbanding linear dengan besarnya pinjaman awal/pokok pinjaman, tingklat suku buang dan lama periode pinjaman yang disepakati, maka tingkat suku bunga tersebut dinamakan tingkat suku bunga sederhana (simple interest rate). Bunga sederhana jarang digunakan dalam praktik komersial modern. Total bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus : Rumus: I=P.i.n Dimana : I = Total bunga tunggal P = Pinjaman awal i = Tingkat suku bunga n = Periode pinjaman. Jika pinjaman awal P, dan tingkat suku bunga, I, adalah suatu nilai yang tetap, maka besarnya bunga tahunan yang diperoleh adalah konstan. Oleh karena itu, total pembayaran pinjaman yang harus dilakukan pada akhir periode pinjaman F, sebesar : F=P+I Contoh: Perusahaan akan meminjam uang ke Bank untuk membiayai proyek investasi sebesar Rp 10.000.000,00 dengan bunga 15% per tahun dalam waktu 4 tahun dan diangsur 4 kali. Berapakah bunga yang harus dibayar? Tabel 1. Pembayaran Bunga Pokok Th 1. 2. 3. 4. Pinjaman Rp 10.000.000 7.500.000 5.000.000 2.500.000 Biaya Besarnya Jumlah Angsuran Bunga per Bunga per Tahun Rp 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 Tahun Rp 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 Keseluruhan Rp 1.500.000 3.000.000 4.500.000 6.000.000 Jadi besarnya bunga pada setiap tahun, mulai tahun kedua tidak mendasarkan pada sisa pinjamannya. Apabila diformulasikan: I= Dimana: I = Besarnya keseluruhan bunga P = Besarnya pinjaman n = Jumlah tahun/bulan i = Tingkat bunga Sedangkan jumlah yang harus dibayarkan: F =P+I = P + P.n.i = P (1+ P.n.i) Dari contoh tersebut bila tanpa menggunakan tabel, maka bunga yang harus dibayarkan selama 4 tahun: I = P.n.i = Rp 10.000.000,00 . 4. 15% I = Rp 6.000.000,00 Oleh karena itu pemohon harus mengembalikan hutangnya: F = P (1 + n.i) = Rp 10.000.000,00 (1 + n.i) = Rp 10.000.000,00 x 160% = Rp 16.000.000,00 2. Nilai Majemuk Nilai majemuk (compound value) adalah merupakan penjumlahan dari sejumlah uang permulaan/pokok dengan bunga yang diperolehnya selama periode tertentu, apabila bunga tidak diambil pada setiap saat. Seperti contoh tersebut di atas, apabila diperhitungkan dengan nilai majemuk (compound value) maka akan terlihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2. Nilai majemuk dari Pinjaman Bunga Pada Tahun ke I II III IV V Pokok Pinjaman Rp Rp Rp Rp Rp Akhir Tahun (15%) Rp 1.500.000 10.000.000 11.500.000 13.225.000 15.208.750 17.490.062,5 Rp 1.725.000 Pokok + Bunga Rp Rp Rp Rp Rp 11.500.000 13.225.000 15.208.750 17.490.062,5 20.113.571,5 Rp 1.983.750 Rp 2.281.312,5 Rp 2.623.509 Apabila dituliskan dalam bentuk formula sebagai berikut : Tabel 3.Formulasi Compound Value Th Ke Pokok Pinjaman Bunga pada Pokok + Bunga (F) P + Pi = P (1 + i) I P Akhir Tahun P.I II P(1+i) P(1+i)i P(1+i)2 III P(1+i)2 P(1+i)2 i P(1+i)3 IV P(1+i)3 P(1+i)3 i P(1+i)4 V P(1+i)4 P(1+i)4 i P(1+i)5 Jadi F (Future) untuk tahun ke-n Fn = P (1 + i)n Dimana : Fn = Besarnya pokok dan bunga pada tahun ke-n P = Besarnya pokok pinjaman i = Tingkat bunga n = Jumlah tahun Dalam praktek (1+i) n telah dituangkan dalam bentuk tabel yang diistilah dengan Interest Factor (IF) sehingga rumus tersebut akan menjadi : Fn = P (IF)n Besarnya Interest Factor (IF) juga telah disusun dalam tabel sehingga tidak perlu mencari perhitungan tersendiri tinggal mencari dalam tabel yang ada. Tabel 4. Nilai Majemuk Rp 1,00 1. 1% 1,010 Tingkat Bunga 2% 3% 4% 5% 10% 1,020 1,030 1,040 1,050 1,100 15% 1,150 2. 1,020 1,040 1,161 1,082 1,102 1,210 1,322 3. 1,030 1,061 1,093 1,125 1,158 1,331 1,521 4. 1,041 1,082 1,126 1,176 1,216 1,464 1,749 5. 1,051 1,104 1,159 1,217 1,276 1,611 2,011 Tahun Dari contoh tersebut, bila diperhitungkan dengan tabel maka: Fn = P. (IF)n F5 = Rp 10.000.000,00 x 2,011 = Rp 20.110.000,00 (Pembulatan tiga angka di belakang koma). Apabila digambarkan nilai majemuk dari Rp 10.000.000,00 dengan 15% per tahun selama 5 tahun terlihat sebagai berikut: Rp. 20.113.571,50 15 % Rp. 20.000.000,00 Rp. 17.490.062,50 Nilai Uang Rp. 15.000.000,00 Rp. 13.225.000,00 Rp. 11.500.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 0 1 2 3 4 5 Tahun Grafik 1. Nilai Majemuk Sejumlah Uang F. Konsep Ekuivalensi Untuk menjelaskan konsep ekuivalensi, misal seseorang meminjam uang sebesar Rp 1.000,- dan sepakat untuk mengembalikan dalam waktu 4 tahun dengan tingkat suku bunga 10% per tahun. Terdapat banyak cara untuk membayarkan kembali pokok pinjaman dan bunga untuk menunjukkan konsep ekuivalensi , seperti pada table berikut. Ekuivalensi disini berarti semua cara pembayaran yang memiliki daya tarik yang sama bagi peminjam. Tabel Berbagai Cara Pembayaran Pinjaman : Tahun Jumlah Bunga Total Pinjaman pinjaman pinjaman pada awal untuk tahun pada akhir Pinjaman pokok yang dibayarkan Total pembayaran pada akhir tahun tersebut tahun tahun Cara 1 : Pada setiap akhir tahun dibayar satu per empat pinjaman pokok ditambah bunga yang jatuh tempo. 1 1.000,00 2 750,00 3 500,00 4 250,00 2.500,00 100,00 75,00 50,00 25,00 250,00 1.100,00 825,00 550,00 275,00 250,00 250,00 250,00 250,00 1.000,00 350,00 325,00 300,00 275,00 1.250,00 Cara 2 : Pada setiap akhir tahun dibayar bunga yang jatuh tempo, pinjaman pokok dibayarkan kembali pada akhir tahun ke-4. 1 1.000,00 100,00 2 1.000,00 100,00 3 1.000,00 100,00 4 1.000,00 100,00 4.000,00 400,00 1.100,00 1.100,00 1.100,00 1.100,00 0,00 0,00 0,00 1.000,00 1.000,00 100,00 100,00 100,00 1.100,00 1.400,00 Cara 3 : Pada setiap akhir tahun dilakukan pembayaran yang sama besar, yang terdiri dari sejumlah pinjaman pokok dan bunga yang jatuh tempo. 1 1.000,00 100,00 1.100,00 2 784,53 78,45 862,98 3 547,51 54,75 602,26 4 286,79 28,68 315,47 2.168,79 261,88 215,47 237,02 260,72 286,79 1.000,00 315,47 315,47 315,47 315,47 1.261,88 Cara 4 : Pokok pinjaman dan bunga dibayarkan dalam satu kali pembayaran di akhir tahun ke-4. 1 2 3 4 1.000,00 1.100,00 1.210,00 1.331,00 4.641,00 100,00 110,00 121,00 133,10 464,10 Meskipun total pembayaran kembali 1.100,00 1.210,00 1.331,00 1.464,10 0,00 0,00 0,00 1.000,00 1.000,00 0,00 0,00 0,00 1.464,10 1.464,10 uang pinjaman berbeda menurut caranya, tetapi bisa ekuivalensi satu sama lain merupakan konsep yang penting dalam ekonomi teknik. Ekuivalensi tergantung pada : 1. Tingkat suku bunga 2. Jumlah uang yang terlibat 3. Waktu menerima dan / atau pengeluaran uang. 4. Sifat yang berkaitan dengan pembayaran bunga terhadap modal yang ditanamkan dan modal awal yang diperoleh kembali. Jika tingkat suku bunga konstan pada 10% untuk cara pembayaran apapun, maka semua cara pembayaran tersebut ekuivalen. Seseorang bisa secara bebas meminjam dan meminjamkan pada tingkat suku bunga 10%. Tidak ada bedanya pada pokok pinjaman dibayarkan dalam umur pinjaman atau baru dibayar kembali pada akhir athun ke-4. F. HUBUNGAN NILAI WAKTU DARI UANG DAN KEBIJAKSANAAN INVESTASI Kebijaksanaan investasi akan terkait masa yang akan datang, tetapi dalam penilaian menguntungkan tidaknya akan dilaksanakan pada saat sekarang. Dengan demikian terutama penerimaan bersih dari pelaksanaan investasi yang akan diterima pada waktu yang akan datang harus dinilai sekarang, apakah penerimaan sekali atau berangsur-angsur/seri dengan menggunakan perhitungan-perhitungan tersebut di atas (Basri, 1989). Penerimaan pada waktu yang akan datang pada dasarnya adalah net cash flow dari pelaksanaan investasi yang akan terdiri dari: 1. Biaya proyek/investasi awal (initial outlays). Biaya ini meliputi biaya untuk memperoleh investasi tersebut dan biaya-biaya investasinya serta modal kerja untuk membiayai operasi awal dari proyek investasi yang bersangkutan. 2. Cash flow dan cash outflow selama proyek investasi berjalan. 3. Nilai residu dari proyek investasi yang bersangkutan. 4. Cash inflow dan cash outflow lain-lain di luar proses pelaksanaan proyek investasi tersebut. G. Penerapan Ekuivalensi Dalam Analisis Ekonomi Teknik Analisis ekonomi teknik digunakan untuk menentukan pilihan terbaik dari sejumlah alternative yang ada. Agar dapat menentukan pilihan terbaik, harus dibandingkan nilai (dalam hal ini uang) dari masing-masing alternative. Nilai uang itu baru dapat dibandingkan bila berada pada waktu yang sama. Apabila nilai uang yang akan dibandingkan berada pada waktu yang berbeda-beda, harus dibawa terlebih dahulu ke waktu yang sama. Waktu yang sama tersebut bisa waktu sekarang, waktu yang akan datang, atau kapan saja. Penerapan ekuivalensi dalam analsis ekonomi teknik adalah menjadikan nilai uang dari masing-masing alternative yang akan dibandingkan menjadi nilai- nilai yang dapat dibandingkan, dengan mengonversi nilai-nilai dari waktu yang berbeda-beda ke suatu waktu yang sama. DAFTAR PUSTAKA Fahmi, Irham. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Cet. 1. Alfabeta: Bandung Raharjaputra. S. Hendra. 2009. Manajemen Keuangan Dan Akuntansi. Salemba Empat Rangkuti Freddy. 1995: Manajemen Persediaan. Cetakan Pertama, raja Grafindo Persada, Jakarta https://www.scribd.com/doc/178320241/Makalah-Time-Value-ofMoney