A. SISTEM SARAF PLANARIA Saraf pusat pada planaria terdiri dari dua struktur, ganglion di daerah kepala (ganglion otak) dan sepasang tali saraf depan (saraf longitudinal). Ganglion otak merupakan otak primitif sebagai pusat koordinasi. Ganglion otak berada di bagian anterior berbentuk seperti huruf U terbalik yang mana letaknya lebih dorsal dibandingkan ikatan saraf depan. Kedua struktur ini saling terpisah dan berdiri sendiri namun memiliki keterkaitan. Otak Saraf Longitudinal Ganglion otak pada planaria terdiri dari beberapa pasang segmen. Ganglion otak ini memiliki 9 cabang. Pada cabang ke-6 sampai 9 berfungsi sebagai kemoreseptor. Bagian sebelah dalam-dorsal pada struktur ganglion otak yang berbentuk U terbalik terbentuk pusat visual dan optic chiasma. Akson visual ini dimulai dari cabang ke-3 dan berakhir pada cabang ke-4 sampai ke-5. Pada cabang ke-3 inilah terdapat mata (bintik mata) yang berfungsi sebagai fotoreseptor. Bintik mata ini tidak berfungsi untuk melihat tetapi peka terhadap cahaya. Apabila bintik mata ini terkena sinar, otak akan memerintahkan planaria untuk bergerak ke tempat gelap, misalnya di bagian bawah batu. Planaria adalah salah satu hewan yang memilki daya regenerasi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan percobaan yang dilakukan Agata et al (1998) dengan mengamputasi ganglion otak pada planaria. Regenerasi otak pada planaria terjadi setelah 48 jam sesudah diamputasi. Proses regenerasi ini dapat diamati dibagian anterior tubuh planaria. Setelah 48 jam, otak planaria berangsur-angsur tumbuh sampai ke ukuran yang sesungguhnya (ukuran normal). Otak Planaria yang diamputasi Otak planaria berangsurangsur tumbuh setelah 48 jam Saraf longitudinal pada planaria terletak pada poros anterior sampai posterior. Letak saraf ini lebih ventral dibanding ganglion otak dan berjumlah sepasang. Struktur saraf longitudinal ini bercabang-cabang menuju ke seluruh bagian tubuh. Sepasang berkas saraf tersebut dihubungkan satu sama lain dan membentuk struktur menyerupai tangga. Fungsi dari Sistem Saraf Pusat pada Planaria adalah sebagai pusat koordinasi. Namun ganglion otak pada sistem saraf pusat planaria tidak memiliki peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot. Sistem saraf pusat planaria hanya berperan dalam penerimaan rangsang cahaya (fotoreseptor) dan respon terhadap zat kimia dalam bentuk pengecapan atau merasakan suatu rasa (kemoreseptor). B. SISTEM SARAF PISCES Otak Ikan dibagi menjadi beberapa daerah. Di depan adalah lobus penciuman, sepasang struktur yang menerima dan memproses sinyal dari lubang hidung melalui dua saraf penciuman Lobus penciuman yang sangat besar dalam ikan yang berburu terutama oleh bau, seperti. hagfish, hiu, dan lele. Ikan mempunyai otak yang pendek. Lobus olfaktorius, hemisfer serebral, dan diensefalon kecil, sedang lobus optikus dan serebellum besar. Ada 10 pasang saraf kranial. Korda saraf tertutup dengan lengkung-lengkung neural sehingga mengakibatkan saraf spinal berpasangan pada tiap segmen tubuh. Terdapat pada ikan bertulang menulang yaitu saku olfaktoris pada moncong dengan sel-sel yang sensitif terhadap substansi yang larut dalam air, kuncup perasa di sekitar mulut. Mata lebar mungkin hanya jelas untuk melihat dekat, tetapi dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda yang bergerak diatas permukaan air atau di darat didekatnya. Telinga dalam dengan 3 saluran semisirkular, dan sebuah otolit untuk keseimbangan. Ikan tidak mempunyai telinga tengah jadi tidak ada gendang telinga. Oleh sebab itu, vibrasi atau suara diterima dan diteruskan melalui kepala atau tubuh. Garis lateral tubuh mempunyai perluasan di daerah kepala dan berguna untuk mendeteksi perubahan tekanan arus air (seperti menghindar dari batu-batuan). Garis lateral itu diinervasi oleh saraf kranial ke X (N. vagus), oleh sebab itu beberapa ahli berpendapat bahwa telinga tengah pada vertebrata air berasal sama seperti garis lateral. C. SISTEM SARAF AMFIBI Sistem saraf pada Amfibi dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus. Mata dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot superior, inferior, rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus superior. Telinga dengan organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 szlurzn semisirkular, yaitu vertikal anterior, vertikal posterior, dan horizontal. Membran timpani (dalam telinga tengah, tetapi tidak ada telinga luar), membawa implus-implus ke kolumella (tulang tipis dalam telinga tengah yang memancarkan implus-implus melalui stapes ke koklea). D. SISTEM SARAF REPTIL Reptile mempunyai susunan saraf yang serupa dengan susunan saraf pada burung. Otak pada reptile Juga terdiri atas empat bagian. Kekhususanya hanyalah terdapat tonjolan Otak besar yang berkembang dengan baik sehiungga pusat saraf pembau jelas kelihatan. Otak dengan dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2 lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf. Di bawah hemisfer serebral terdapat traktus optikus dan syaraf optikus, infundibulum, dan hipofisis. Terdapat 12 pasang syaraf kranial. Pasangan-pasangan syaraf spinal menuju ke somitsomit tubuh. Pada lidah terdapat kuncupkuncup perasa, dan terdapat organ pembau pada rungga hidung. Mata dengan kelenjar air mata. Telinganya seperti telinga vertebrata rendah. Saluran auditori eksternal tertutup kulit, dengan membran tympani. Telinga dalam dengan tiga saluran semi sirkular untuk mendengar. Dari ruang tympani ada saluran eustachius dan bermuara dalam faring di belakang hidung dalam. E. SISTEM SARAF AVES Susunan saraf burung serupa dengan susunan saraf manusia dan hewan menyusui (mammalia). Semua aktivitas saraf diatur oleh oleh susunan saraf pusat yang terdiri atas otak dan susm-sum tulan belakang. Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus. lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang. Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak. F. SISTEM SARAF MAMMALIA Sistem saraf pada mamalia, secara general memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari kelas lain. Serebrum berukuran lebih besar jika dibandingkan keseluruhan bagian otak. Serebellum juga berukuran lebih besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah, setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Cerebrum besar jika dibandingkan dengan keseluruhan otak. Serebelum juga besar dan berlobus lateral 2 buah. Lobus optikus ada 4 buah. Setiap bagian lateralnya dibagi oleh alur transversal menjadi lobus anterior dan posterior. Mempunyai telinga luar. Gelombang suara disalurkan melalui meatus auditori eksternal ke membran tympani. Telinga tengah mengandung 3 buah osikel auditori. Koklea agak berkelok. Mata tidak mengandung pekten (seperti yang terdapat pada burung). Di banding dengan vertebrata yang lebih rendah, maka pada kelinci membran olfaktori lebih luas, organ pembau lebih efektif, karena membran olfaktori itu lebih luas. Hal itu disebabkan karena papan-papan tulang dalam rongga hidung bergulung-gulung membentuk kurva. G. SISTEM SARAF INSEKTA Sistem saraf serangga berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Sistem saraf yang terdiri dari serangkaian ganglia, dihubungkan dengan tali saraf ventral terdiri dari dua paralel connectives sepanjang perut. Jaringan saraf serangga dapat dibagi ke dalam saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari sepasang rantai saraf rantai yang terdapat di sepanjang tubuh bagian ventral. Sistem saraf serangga berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Sistem saraf yang terdiri dari serangkaian ganglia, dihubungkan dengan tali saraf ventral terdiri dari dua paralel connectives sepanjang perut. Biasanya, setiap segmen tubuh memiliki satu ganglion pada setiap sisi, meskipun beberapa ganglia yang melebur untuk membentuk otak dan ganglia besar lainnya. Segmen kepala berisi otak, juga dikenal sebagai ganglion supraesophageal. Dalam sistem saraf serangga, otak anatomis dibagi ke dalam protocerebrum yang mencakup mata majemuk dan oselli, deutocerebrum yang mencakup antenna, dan tritocerebrum yang mencakup labrum dan usus depan. Segera di belakang otak adalah subesophageal ganglion, yang terdiri dari tiga pasang ganglia menyatu. Ini mengendalikan mulut, kelenjar ludah dan otot-otot tertentu. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak. Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang. Ada 3 macam ganglion : a). Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena. b). Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium). c). Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak dibawah saluran pencernaan. Pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain. a). b). c). Sedangkan sel saraf tepi terdiri dari 3 macam sel saraf, yaitu : Sel saraf indera: membawa impuls dari salat indera. Sel perantara (internuncial): mrmbawa impuls antara sel saraf. Sel saraf motor: membawa impuls dari pusat integrasi ke otot. a). b). c). Ada 3 macam susunan saraf, yaitu Monopolar Bipolar Multipolar Susunan di atas disebut sebagai "neuron bipolar", sedang bentuk lainnya adalah "monopolar Neuron" seperti yang dijumpai pada SSP. Neuron bipolar dengan demikian lebih banyak dipergunakan untuk menerima dan meneruskan rangsang, sementara yang monopolar dipergunakan untuk memproses rangsang dan selanjutnya diantisipasi sesuai dengan jenis rangsng. Serangga memiliki sistem syaraf pusat yang relatif sederhana dengan otak (A) dorsal terhubung dengan tali saraf ventral (ventral nerve cord, B) yang terdiri dari segmental ganglia yang terletak sepanjang garis tengah ventral thoraks dan abdomen. Ganglia dalam setiap segmen dihubungkan satu sama lain oleh saraf medial pendek dan juga dihubungkan dengan penghubung intersegmental (inter-segmental connectives) menuju ganglia di segmen tubuh yang berdekatan. DAFTAR PUSTAKA Purnamasari, Risa dan Dwi Rukma Santi. 2007. Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel. Nailul Muna. 2014. Sistem Saraf Hewan. Makalah. Winny Ayuwira A. 2014. Sistem Saraf Pusat Pada Planaria. Makalah