FILSAFAT ISLAM 1. Pengertian Filsafat Islam Menurut Al-Farabi dalam kitabnya Tahshil as-Sa’adah, filsafat berasal dari Keldania (Babilonia), kemudian pindah ke Mesir, lalu pindah ke Yunani, Suryani dan akhirnya sampai ke Arab. Filsafat pindah ke negeri Arab setelah datangnya Islam. Karena itu filsafat yang pindah ke negeri Arab ini dinamakan filsafat Islam. Dalam perspektif Islam, filsafat merupakan upaya untuk menjelaskan cara Allah menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang rasional. tujuan filsafat Islam adalah untuk membuktikan kebenaran wahyu sebagai hukum Allah dan ketidakmampuan akal untuk memahami Allah sepenuhnya, juga untuk menegaskan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal (C.A. Qadir, 1989: ix). 2. Faktor timbulnya filsafat islam, antara lain : Faktor dorongan ajaran Islam Faktor Perpecahan di Kalangan Umat Islam (intern) Faktor Dakwah Islam Faktor Menghadapi Tantangan Zaman (ekstern) Faktor Pengaruh Kebudayaan Lain. 3. Pertumbuhan Filsafat Islam Filsafat, sebagaimana telah dijelaskan di muka berasal dari Keldania (sekarang Irak), kemudian pindah ke Mesir, lalu ke Yunani, Suryani, dan akhirnya sampai ke negeri Arab. Islam datang pada permulaan abad ke-7 M, kemudian berkembang sampai ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara dan Spanyol pada akhir abad tersebut. Kontak dengan wilayah baru itu menyebabkan umat Islam menyerap ilmu pengetahuan yang berasal dari Yunani dan juga Cina. Ajaran Islam tidak bisa lepas dari pergumulan dengan budaya dan pengetahuan bangsa lain serta berkembang semakin luas dan menyangkut berbagai disiplin ilmu, termasuk filsafat. Mereka mentransfer ilmu-ilmu tersebut dalam paradigma baru dan kemudian berkembang sehingga menjadi bagian dari peradaban Islam. 4. Perkembangan Filsafat Islam Dari abad ke-9 sampai abad ke-12 filsafat berkembang dengan suburnya dalam khazanah ilmu pengetahuann dan masyarakat Islam. Masa ini adalah masa perkembangan filsafat yang tiada taranya dalam dunia Islam. Dunia Islam telah melahirkan ahli-ahli filsafat Islam yang banyak jumlahnya, bahkan ada yang sampai diberi julukan sebagai “guru kedua” filsafat, yaitu AlFarabi. Guru pertamanya adalah Aristoteles, dan sampai saat ini belum ada guru ketiganya. Terdapat sembilan tokoh ilmuwan muslim yang menjadi panutan bagi perkembangan ilmu pengetahuan hingga sekarang. 5. Tokoh filsafat islam, diantaranya : a. Ibnu Rusyd (520-595 H) :menguasai ilmu fikih, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika, astronomi, kedokteran, dan filsafat. b. Al-Ghazali (450-505 H) : Beliau menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai tasawuf, teologi, filsafat, logika, dan fikih. c. Al-Kindi (805-873 M) : ia disebut Failasuf al-Arab (Filsuf orang Arab). Karyakarya Al-Kindi mencakup berbagai bidang, seperti geometri, astronomi, astrologi, aritmetika, musik, fisika, medis, psikologi, meteorologi, dan politik. d. Al- Farabi (872-950 M) : menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan antara lain logika, musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. e. Ibnu Sina (980-1037 M) : ahli dalam geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Karena kehebatannya, di dalam dunai Islam ia dianggap sebagai Bapak Ilmu Kedokteran. f. Jabir bin Hayyan : ilmuan muslim di bidang ilmu kimia, g. Muhammad bin Musa al-Khawarizmi : ahli matematika, astronomi, astrologi. Buku pertamanya adalah Al-Jabar yang merupakan buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Dengan buku yang ia tulis tersebut, ia disebut sebagai Bapak Aljabar. h. Ibnu Haitham : seorang ilmuan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. i. Ibnu Khaldun : memiliki sebutan Sosiologi Islam, Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah. Kitab ini berisi pembahasan tentang masalah sosial manusia. Dia dipandang sebagai peletak dasar ilmu sosial dan politik Islam. 6. Kemandekan Filsafat Islam Pada abad ke- 12 secara tiba-tiba perkembangan filsafat Islam terhenti, karena mendapat serangan dari ahli-ahli agama. Banyak ahli-ahli filsafat dihukum sebagai orang-orang mulhid (atheis), akibatnya pada akhir abad ke-12 menghilanglah filsafat dari kebudayaan Islam. Buku-buku filsafat betapapun besar dan tinggi nilainya, dibakar dalam perunggunan di musim dingin dan akhirnya pada abad ke 14. Tidak seorangpun lagi dalam dunia Islam yang berani mempelajari filsafat, apalagi menamakan dirinya sebagai filosuf. Sebab dengan demikian akan menyebabkan dia dihukumi sebagai orang mulhid. Sejak itulah perkembangan filsafat di dunia Islam menjadi tertinggal. Sementara dunia Barat yang pada mulanya mempelajari filsafat dari orang-orang Islam mengalami kemajuan yang amat pesat sampai saat ini.