Reformasi Perppu BI-OJK-LPS "Pemerintah akan melihat seluruh konstruksi hukum yang ada, dari sisi peraturan perundang-undangan yang mengatur stabilitas sistem keuangan, mulai dari UndangUndang BI, OJK, LPS, dan KKSK.”-(Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI) Hadirnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) ini didasarkan pada kondisi keuangan dalam negeri yang kian terancam dimasa pandemi. Perppu reformasi BI, OJK dan LPS ini merupakan langkah extraordinary pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Perppu ini juga dimaksudkan agar tidak ada silosilo antarlembaga, seperti BI, OJK, dan LPS. Dan, KSSK tak lagi sebagai koordinator, tapi lebih kuat sebagai pengambil keputusan. Hal-hal yang akan direformasi, yaitu o Memperkuat peran KSSK dari sekedar forum koordinasi menjadi badan pengambil keputusan, yang secara efektif meningkatkan kewenangan Menteri Keuangan (sebagai Kepala KSSK) dalam menyetujui setiap keputusan strategis terkait jasa keuangan; o Menyatukan kebijakan makroprudensial dan kebijakan prudensial mikro dalam satu lembaga. Artinya, Perppu tersebut kemungkinan akan mengalihkan kembali kewenangan pengawasan perbankan dari OJK kepada BI. o Mengurangi independensi BI dengan merampingkan kebijakan fiskal dan moneter. Pemerintah ingin agar BI juga mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi (dan tidak hanya fokus pada inflasi dan nilai tukar). Tidak hanya itu, pemerintah dapat memberhentikan Gubernur BI dan Ketua OJK. o Memperkuat peran LPS, yang dapat melakukan intervensi untuk memitigasi krisis keuangan sistemik apabila melihat bank bangkrut tanpa menunggu persetujuan OJK. Sumber : Infobanknews.com dan Katadata