Uploaded by User73087

OLAHRAGA DALAM PERSPEKTIF PEMBINAAN KEBUGARAN

advertisement
KEBUGARAN DAN KESEHATAN BAGI KESUKSESAN
HIDUP SEPANJANG HAYAT
Oleh Prof.Dr.Suharjana
UNY
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua
Yang terhormat,
Rektor/Ketua Senat, Sekretaris Senat, para Anggota Senat, para Pembantu
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta
Para Dekan, Pembantu Dekan, Direktur Pascasajana, Ketua Lembaga
Penelitian, dan Ketua Pengabdian Pada Masyarakat, Kepala Biro, Ketua
Jurusan, Ketua Program Studi, dosen, karyawan, dan mahasiswa di lingkungan
Universitas Negeri Yogyakarta
Para tamu undangan, teman sejawat, wartawan, hadirin, dan sanak keluarga
yang berbahagia.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, dengan iringan puja dan puji syukur ke
hadirat Allah Swt, pada hari ini kita bisa dipertemukan dalam ruang yang
berbahagia ini dalam keadaan bugar dan sehat jasmani maupun rohani, serta
dalam suasana penuh kedamaian. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw, karena beliaulah
sebagai uswatun hasanah, yang patut dicontoh dalam aktivitas sehari-hari
selama beliau hidup. Semoga kebenaran, kebaikan, dan kesehatan senantiasa
dilimpahkan kepada kita semua. Amien
1
Atas petunjuk dan hidayah-Nya, saya dapat mencapai jabatan Guru
Besar dalam bidang Ilmu Kesehatan Olahraga, dan pada hari ini saya
mendapatkan kesempatan menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru
Besar. Mudah-mudahan kehadiran saya sebagai Guru Besar ini dapat
memberikan sumbangan bagi kemajuan Universitas Negeri Yogyakarta, yang
pada saat ini sedang menuju World Class University.
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan pidato dengan judul
”Kebugaran dan Kesehatan bagi Kesuksesan Hidup Sepanjang Hayat”. Untuk
ini, saya mohon kesediaan, waktu, dan perhatian Bapak/Ibu hadirin sekalian
untuk mengikuti penyampaian pidato ini.
A. PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dunia
memasuki zaman globalisasi, yang membuat para penghuni bumi ini akan
saling mengenal dan mengetahui. Dalam pola kehidupan semacam ini dapat
dipastikan akan terjadi saling mempengaruhi berbagai kehidupan manusia, baik
idiologi, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi selain mempermudah kehidupan manusia dalam
berbagai kegiatan sehari-hari, juga membawa manusia ke dalam pola hidup
yang kurang sehat dan malas bergerak.
Pola hidup kurang bergerak sekarang ini telah melanda hampir semua
lapisan masyarakat, baik anak-anak, remaja, maupun kaum dewasa. Sebagian
masyarakat Indonesia, rata-rata setelah pulang bekerja, atau pulang sekolah
menghabiskan waktunya hanya untuk duduk-duduk menonton televisi, atau
membaca koran
sambil menunggu datangnya waktu makan. Orang yang
kurang aktif bergerak, dalam jangka panjang, dapat menyebabkan tubuh tidak
2
bugar dan munculnya berbagai masalah kesehatan, seperti kegemukan, tekanan
darah tinggi, diabetes melitus, dan penyakit jantung koroner.
Secara sederhana kebugaran jasmani berarti kesanggupan seseorang untuk
menjalankan tugas sehari hari tanpa merasa lelah yang berlebihan, sedangkan
sehat menunjuk pada kondisi seseorang yang terbebas dari segala jenis
penyakit. Jika seseorang dapat meraih kebugaran dan kesehatan berarti orang
tersebut
akan
mendapatkan
kesuksesan
hidup.
Sukses
adalah
suatu
keberhasilan. Sukses adalah bagaimana seseorang keluar dari comfort zone, dan
mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sukses pada satu sisi, akan
melahirkan sukses yang lain. Dengan demikian, jika seseorang dapat mencapai
sukses dalam menjaga kebugaran dan kesehatan, maka dipastikan akan
mendapat sukses yang lain, terutama dapat menjalankan pekerjaan sehari-hari
dengan baik, sehingga berdampak pada kesejahteraan hidup. Jika cara untuk
meraih kesuksesan hidup telah ditemukan, maka untuk meraih sukses yang
sejati adalah menerapkan cara tersebut sepanjang hayat.
Untuk mendapatkan kebugaran dan kesehatan, olahraga atau aktivitas
fisik merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap orang. Fox (1988:
323) menyatakan bahwa olahraga akan sangat berpengaruh terhadap
peningkatan fungsi organ tubuh seperti otot, syaraf, jantung, pembuluh darah,
alat-alat pernafasan, maupun biokimia tubuh. Alangkah baiknya jika olahraga
yang teratur, juga diimbangi dengan pola makan yang baik. Hippocrates, bapak
ilmu kedokteran yang hidup pada tahun 460-370 SM menyatakan: if we could
give every individual the right amount of nourishment and exercise, not too
little and not too much, we would have found the safest way to health.
Kenyataan menunjukkan bahwa olahraga masih belum menjadi
kebutuhan primer sebagian besar masyarakat. Hal ini terjadi dengan berbagai
alasan seperti kesibukan, tidak ada waktu, kondisi ekonomi yang tidak
3
mendukung, tidak ada minat atau tidak dimilikinya keterampilan olahraga, telah
membuat mereka menjauhi aktivitas olahraga. Orang yang demikian berarti
telah membuang kesempatan hidup dalam kondisi tubuh lebih bugar, sehat, dan
diberi umur yang lebih panjang. Tulisan ini diharapkan dapat menyadarkan kita
semua dan dapat menjadi motivasi yang dapat mendorong setiap insan, yang
semula malas bergerak dan mengikuti gaya hidup yang tidak sehat, menjadi
gemar berolahraga dan menjalankan gaya hidup yang sehat. Jika hal ini
dijalankan secara terus menerus, maka orang akan memiliki kebugaran yang
baik, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, sehingga pada gilirannya akan
mencapai kesuksesan hidup sepanjang hayat.
B. MASALAH KESEHATAN DAN KEBUGARAN DI MASYARAKAT
Masalah kesehatan merupakan problem alamiah yang bisa dialami oleh
setiap manusia, seiring dengan berjalannya umur. Usia anak-anak dan remaja,
manusia masuk dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, pada usia
dewasa merupakan usia yang ideal untuk memiliki kebugaran dan kesehatan.
Memasuki usia tua, manusia mulai mengalami kemunduran kesehatan. Patut
difahami bahwa penyakit dapat menyerang siapa saja dalam usia berapa pun.
Banyaknya orang yang berbaring di rumah sakit, menunjukkan bahwa berbagai
penyakit selalu mengintai kesehatan manusia.
Di Amerika Serikat, 1 dari 5 kematian disebabkan oleh kanker.
Bedasarkan data dari American Cancer Society, kematian akibat kanker pada
wanita didominasi oleh kanker payudara sebanyak 19%, kanker paru-paru 16%,
serta kanker kolon dan rektum 15%. Sementara itu pada pria kanker yang
dominan sebagai penyebab kematian adalah kanker paru 34%, kanker kolon
dan rektum 12%, dan prostat 10% (Ali Khomsan, 2010: 14).
4
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian dan
kecacatan. Data dari WHO (World Health Organisation) menyebutkan bahwa
terjadi satu kematian akibat penyakit kardiovaskular setiap dua detik, serangan
jantung setiap lima detik, dan akibat stroke setiap enam detik. Diperkirakan per
tahun 17 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular (Jusuf Misbach,
2008).
Di negara maju seperti Amerika Serikat, kecenderungan terjadinya
kasus stroke semakin meningkat. Faktor utama penyebabnya adalah kegemukan
dan konsumsi makanan bermutu rendah (junk food). Berdasarkan data statistik
di Amerika Serikat, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru. Data
tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang
terkena serangan stroke (http://exuico.multiply.com).
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan
setelah jantung dan kanker. Diperkirakan ada 500.000 penduduk Indonesia
yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, dan
sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan
sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat. Gangguan fungsional
berat menyebabkan mereka sulit beraktivitas dan mengharuskan penderita
secara
terusmenerus
berbaring
di
atas
tempat
tidur
(http://www.medicastore.com/stroke).
Pada tahun 2008 Human Development Index (HDI),
Indonesia
menduduki urutan 107 dari 177 negara di dunia. Di Asia Tenggara, Indonesia
kalah dari Vietnam yang menempati urutan 105, Filipina dengan urutan 90,
Thailand dengan urutan 78, Malaysia dengan urutan 68, dan Singapura dengan
urutan 25. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas hidup manusia Indonesia
memang masih jauh tertinggal dibanding negara-negara Asia Tenggara sekali
pun (AUHM, 2008).
5
Tahun 1850 rata-rata orang Amerika Serikat meninggal pada usia 45
tahun. Pada tahun 1900, angka itu meningkat menjadi 48 tahun, sekarang di
awal milenium ketiga, angka harapan hidup telah mencapai 75 tahun, dan
penduduk yang berusia lebih 85 tahun telah menjadi segmen populasi yang
jumlahnya meningkat secara cepat (Widjaja Kusuma, 2000: 3).
Menurut Wimpie Pangkahila (2007) dibandingkan dengan masyarakat
di negara maju, seperti Jepang atau Amerika Serikat yang usia harapan hidup
mencapai usia 80 tahun, usia harapan hidup orang Indonesia tergolong rendah,
rata-rata hanya mencapai 65 tahun. Orang Indonesia pada umur 50 tahun sudah
tidak berdaya, bahkan tulang-tulang mulai keropos. Berbeda halnya dengan
masyarakat Jepang, meskipun usianya telah menginjak 70 tahun, namun tetap
produktif dan ingatannya masih baik.
Dari dimensi kebugaran jasmani, berbagai survei menunjukkan bahwa
kebugaran jasmani masyarakat Indonesia dalam kondisi memprihatinkan.
Survei yang dilakukan oleh Depdiknas terhadap para pelajar Indonesia,
menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani mereka yang masuk dalam
katagori baik (B), hanya berkisar 6%. Selebihnya termasuk dalam katagori
sedang (S), kurang (K) atau kurang sekali (KS). Hasil ini terjadi hampir merata
untuk semua jenjang pendidikan, baik jenjang SD, SMP, SMA maupun SMK.
Untuk lebih jelasnya, hasil survei selengkapnya dapat diperhatikan pada tabel
1. berikut ini:
Tabel 1. Tingkat Kebugaran Jasmani Pelajar Tahun 2004
JENJANG
PENDIDIKAN
SD
SMP
SMA
SMK
Kurang
Sekali
15%
15%
8%
7%
11%
Kurang
Sedang
Baik
48%
48%
46%
46%
40%
45%
31%
31%
40%
40%
46%
39%
6%
6%
7%
5%
Baik
Sekali
0%
0%
0%
0%
Sumber: Pusat Kualitas Jasmani Depdiknas 2006 (dalam Toho Cholik Muthohir, 2009).
6
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan temuan-temuan terdahulu.
Penelitian yang dilakukan Wahjoedi (2003) terhadap sejumlah siswa
Sekolah Dasar di Denpasar Bali, menyimpulkan bahwa 59,7% siswa
Sekolah Dasar memiliki status kebugaran jasmani di bawah rata-rata,
sementara kebugaran jasmani siswa putra cenderung lebih rendah dari
wanita.
Hasil yang hampir sama ditemukan oleh Suharjana (2001) pada siswa
Sekolah Dasar di DIY yang menyimpulkan bahwa 62,4% siswa Sekolah
Dasar di DIY status kebugaran jasmaninya kurang baik. Sementara jika
dilihat dari status gizinya menunjukkan 19,6% berstatus gemuk,
sedangkan yang berstatus gizi kurang ada 39,2% dan yang berada dalam
status normal hanya 41,2,8%.
Kristanti (1995) dalam surveinya
menyimpulkan bahwa 50% remaja SLTA di Jakarta, juga memiliki
tingkat kebugaran jasmani kurang.
Kondisi kebugaran jasmani siswa di Indonesia sungguh berbeda dengan
keadaan kebugaran siswa di Amerika Serikat. Penelitian yang dilakukan
Simpson, W.F., Brehm, H.N., Rasmussen, M.L., Ramsay, J. and Probst,
J.C. (2002) pada pelajar setingkat SMU di AS melaporkan bahwa dari
888 pelajar SMU bahwa BMI (Body Mass Index) 23.6 untuk pria, dan
22,6 untuk wanita. Menurut Barteck (1998: 9) BMI ideal untuk laki-laki
adalah 20-25 dan untuk wanita 19-24. Jika kurang dari angka itu berarti
kurus, dan jika lebih dari itu berarti kelebihan berat. Dengan demikian
rata-rata BMI pelajar Amerika dalam batas normal. Sementara
kebugaran VO2 max untuk pria 47,3 ml/kg/min, dan wanita 40,9 ml/kg/
min, yang berarti juga berada di atas standar kebugaran aerobik.
7
Jika rendahnya status kebugaran jasmani siswa di beberapa daerah di
Indonesia
dapat digunakan sebagai indikator rendahnya status kebugaran
jasmani masyarakat pada umumnya, maka tidak mustahil jika suatu saat kondisi
tersebut akan berdampak pada problem kesehatan masyarakat terutama
timbulnya berbagai penyakit akibat kurang gerak seperti tekanan darah tinggi,
gangguan
jantung,
diabetes
melitus
dan
ateriosclerosis
(penyakit
kardiovaskuler).
C. KEUNTUNGAN OLAHRAGA BAGI KEBUGARAN
Kebugaran jasmani (Physical Fitness) adalah kemampuan seseorang
untuk menunaikan tugas sehari hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang
berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu
senggangnya dan untuk keperluan mendadak. Menurut Hinson (1995: 6)
kebugaran jasmani dibedakan menjadi dua, yaitu kebugaran jasmani yang
berkaitan dengan kesehatan (health related fitness) dan kebugaran jasmani yang
berkaitan dengan keterampilan motorik (motor fitness). Kebugaran jasmani
yang terkait dengan kesehatan terdiri atas komponen-komponen sebagai
berikut: (1) daya tahan kardiorespirasi, (2) kekuatan (3) daya tahan otot, (4)
kelenturan sendi, dan (5) komposisi tubuh. Kebugaran jasmani yang terkait
dengan keterampilan motorik, memerlukan suatu tingkat kebugaran yang
berkaitan dengan kesehatan dan harus memiliki tingkat kebugaran yang terdiri
atas: (1) kecepatan, (2) power, (3) koordinasi, dan (4) kelincahan.
Dari beberapa komponen kebugaran jasmani di atas, komponen
kekuatan dan daya tahan kardiorespirasi merupakan dua komponen penting
yang harus dibina melalui olahraga yang teratur. Hal ini didasarkan pada
kenyataan bahwa dalam menjalankan aktivitas hidup sehari-hari, sebagian besar
memerlukan unsur kekuatan otot dan ketahanan kardiorespirasi. Di sisi lain
8
kenyataan menunjukkan bahwa latihan yang ditujukan untuk membina salah
satu komponen kebugaran, juga dapat berakibat pada peningkatan komponen
fisik yang lain (Bompa, 2000: 318). Oleh karena itu, kajian tentang keuntungan
olahraga bagi kebugaran akan difokuskan pada: (1) olahraga dapat
meningkatakan kekuatan otot dan (2) olahraga dapat meningkatkan kebugaran
kardiorespirasi.
1. Olahraga dapat Meningkatkan Kekuatan
Kekuatan otot adalah kemampuan untuk mengeluarkan tenaga secara
maksimal dalam satu usaha. Untuk meningkatkan kekuatan otot, latihan yang
efektif adalah dengan latihan beban (weight training). Menutut Coker, (1978:
3), peningkatan kemampuan kerja otot akibat latihan disebabkan oleh
perubahan fisiologis yang terjadi pada system neuromuscular. Perubahan
tersebut antara lain disebabkan oleh karena terjadinya hipertrofi otot
(pembesaran otot), dan karena pengerahan motor unit yang makin bertambah.
Besar kecilnya kekuatan otot tergantung besarnya serabut-serabut otot,
dan jumlah serabut-serabut saraf yang mensuplai serabut otot tersebut. Seperti
dinyatakan Alerge, L.M., Jimenez, F., Gonzalo-Orden, J.M., Acero, R.M., &
Aguado, X. (2006: 501) respons otot dari latihan beban selain peningkatan
massa otot, juga karena adaptasi saraf. Hal ini disebabkan oleh proses “belajar”
yang berada di corteks motorik otak oleh rangsang gerak yang dilakukan secara
berulang-ulang melalui sejumlah repetisi latihan, melaksanakan berbagai beban,
dan pola gerak.
O’Shea, (1976: 26) menyatakan bahwa latihan kombinasi isometric dan
isotonic meningkatkan kekuatan otot sebesar 17% dan kecepatan 8%. Penelitian
Ramsay, Blimkie, Smith, Grarner, McDougall & Sale (1990) menyimpulkan
bahwa latihan beban dapat meningkatkan kekuatan bench press 35% dan
legpress 22%. Menurut Dreger (2006), latihan beban selama 10 minggu,
9
dengan frekuensi tiga kali setiap minggu, dapat meningkatkan kekuatan otot
sampai 50%. Smith, Swank, Kirby, Manire, Roberson, Schrink, Allard &
Denny (2004: 23-28) melakukan percobaan dengan sampel penderita lemah
jantung, yang dilakukan selama 12 minggu menggunakan latihan beban dengan
alat-alat leg press, shoulder press, leg extension, lateral pulldown, cable bicep
culr dan horizontal squat dengan beban 50-80% dari 1-RM, hasilnya adalah
kemampuan mengangkat beban leg press meningkat 59%, leg extension
meningkat 50%, dan lateral pull down meningkat 34%.
Secara nyata latihan beban memang dapat meningkatkan berbagai unsur
fisik. Kajian yang dilakukan Suharjana (2008) menunjukan bahwa
latihan
beban dengan sistem piramida menunjukkan adanya peningkatan kualitas otot,
yaitu: (1) kekuatan otot meningkat sebesar 20.07%, (2) power meningkat
sebesar 14.82%, (3) kecepatan lari meningkat sebesar 5.97%, dan daya tahan
otot meningkat sebesar 10.31%. Latihan dengan sistem beban konstan,
menunjukkan: (1) kekuatan otot meningkat sebesar 14.08%, (2) power
meningkat sebesar 10.95%, (3) kecepatan lari meningkat sebesar 4.14% dan (4)
daya tahan otot meningkat sebesar 10.31%.
2. Olahraga dapat Meningkatkan Kebugaran Kardiorespirasi
Kebugaran kardiorespirasi adalah kesanggupan jantung dan paru untuk
mengambil oksigen dan
mendistribusikannya ke jaringan tubuh selama
kegiatan fisik yang berlangsung lama. Kebugaran kardiorespirasi juga disebut
dengan istilah kebugaran aerobik atau daya tahan paru jantung atau daya tahan
kardiovaskuler atau
kapasitas aerobik maksimal, atau konsumsi oksigen
maksimum atau Volume Oxygen Maxsimum (VO2 max.). VO2 max. diukur
dalam satuan mililiter oksigen yang dikonsumsi per berat badan setiap menit
(ml/bb/min).
10
Kebugaran kardiorespirasi merupakan komponen kebugaran yang paling
penting, karena jantung dan paru-paru merupakan komponen dasar untuk
beraktivitas dalam kegiatan sehari-hari. Oksigen merupakan unsur kimia yang
penting bagi pembakaran dalam tubuh, semakin tinggi pengambilan oksigen
oleh tubuh berarti semakin banyak cadangan kehidupan seseorang. Philips &
Harnok (1979: 233) menyatakan: Cardiorespiratory endurance is the most
basic component of physical condition. It can be defined as the ability of the
circulatory and respiratory system to adjust to vigorous exercise and to recover
from the effect of that exercise.
Olahraga yang teratur dan terukur dapat meningkatkan kebugaran
kardiorespirasi. Penelitian yang dilakukan oleh Kennet Cooper mendapatkan
bahwa orang-orang yang berolahraga mempunyai daya tahan yang tinggi, dan
paru-paru mereka mempunyai kesanggupan untuk menampung 1.5 liter lebih
banyak udara daripada orang biasa. Olahraga yang dilakukan dengan sistematis
dapat memperbaiki VO2 max. 5%-25%. Penelitian menunjukkan bahwa lakilaki usia 60-74 tahun dapat meningkatkan VO2 maximumnya sampai 18%,
setelah berolahraga selama enam bulan (Kuntaraf, 1993: 35-36). Menurut
Robergs & Roberts (1997: 254) setelah latihan aerobik selama sepuluh minggu,
VO2 max. bisa naik rata-rata menjadi 38 ml/kg/min, sementara latihan dengan
sepeda ergometer VO2 max hanya meningkat 10%.
D. KEUNTUNGAN OLAHRAGA BAGI KESEHATAN
Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I
Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani
(mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan
kelemahan. Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah
11
suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan
sosial (http://www.afand.cybermq.com).
Menurut Kuntaraf (1993), Sharkey (2003), Long & Shannon (1983),
Robergs & Roberts (1997) ada beberapa keuntungan kesehatan bagi orangorang yang biasa melakukan olahraga secara teratur dan terukur. Keuntungankeuntungan tersebut antara lain adalah: (1) menguatkan jantung, (2)
menurunkan tekanan darah tinggi, (3) menyembuhkan diabetes melitus, (4)
menyeimbangkan darah, dan (5) mencegah osteoporosis. Keuntungankeuntungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Olahraga dapat Menguatkan Jantung
Di Dunia ini penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama
kematian. Mengingat penyakit jantung merupakan penyakit yang menakutkan,
kiranya penting bagi siapa saja untuk mengetahui penyebab maupun cara
penanggulangannya. Munculnya penyakit jantung disebabkan oleh banyak
faktor, seperti: sejarah keluarga yang mendapat serangan jantung sebelum usia
50 tahun, kepribadian yang mudah menghasilkan ketegangan dan stres,
kebiasaan merokok, kadar kolesterol dan trigliserida darah yang meningkat,
serta aktivitas tubuh yang kurang.
Salah satu penyakit jantung yang terkenal adalah “Thrombosis Koroner”.
Penyakit ini terjadi karena adanya penebalan pada jaringan arteri yang dibentuk
oleh pembuluh darah koroner. Penebalan dan pengerasan pembuluh darah
tersebut dikenal dengan istilah “Ateriosklerosis”.
Penyempitan pembuluh darah akibat
ateriosklerosis, menyebabkan
aliran darah melalui pembuluh darah tersebut menjadi berkurang. Penyempitan
pembuluh darah ini dapat menyebabkan pembuluh terluka, dan luka ini dapat
membentuk penggumpalan darah yang selanjutnya dapat menyumbat pembuluh
12
darah jantung. Kalau ini terjadi jantung menjadi lemah atau bahkan dapat
berhenti mendadak dan timbullah serangan jantung atau disebut thrombosis
koroner, yang dapat menyebabkan seseorang meninggal dunia secara
mendadak.
Penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara orang
yang aktif bergerak dengan yang tidak aktif bergerak terhadap serangan
jantung. Angka kematian yang disebabkan oleh serangan jantung lima kali lipat
lebih besar pada orang yang idak aktif bergerak daripada orang yang aktif
bergerak (Kuntaraf, 1993: 44). Lebih lanjut dinyatakan oleh Kuntaraf (1993:
49) bahwa Olahraga dapat mengurangi risiko mendapatkan penyakit jantung.
Olahraga dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih lebar, bahkan bila
terjadi penyumbatan pembuluh darah, maka dengan olahraga dalam waktu yang
lama dapat memacu pertumbuhan pembuluh darah kapiler baru di sekitar
pembuluh darah yang tersumbat tersebut. Aliran pembuluh darah baru tersebut
menyebabkan jantung tetap mendapat pasokan oksigen.
Dengan berolahraga juga dapat membuat Cardiac Output jantung lebih
baik dari orang yang tidak berolahraga. Pada saat istirahat Cardiac Output 5-6
liter permenit. Pada waktu latihan Cardiac Output orang tidak berolahraga 25
liter permenit, sedangkan orang yang berolahraga 40 liter permenit (Fox &
Kirby, 1987: 37)
2. Olahraga dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Agar seluruh bagian tubuh menerima suplai darah yang diperlukan, maka
darah pada pembuluh arteri selalu berada pada tekanan tertentu. Tekanan inilah
yang dimaksud dengan tekanan darah. Tekanan darah seseorang dikatakan
normal, jika tekanan sistolik dan diastoliknya adalah 120/80 mmHg. Tekanan
darah tersebut bisa naik dua kali lipat ketika melakukan aktivitas fisik. Dengan
demikian tingginya tekanan darah tidak perlu dicemaskan, jika dalam waktu
13
sementara, tetapi jika tekanan darah tinggi berlangsung dalam waktu yang terus
menerus, perlu diwaspadai, mungkin ada sesuatu yang terjadi dalam tubuh.
Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), jika
tekanan darah melebihi 140/90 mmHg, untuk segala usia (Long & Shanon,
1983: 117). Menurut WHO, seseorang dikatakan menderita hipertensi, jika
tekanan darah sistole 165 mmHg atau lebih, dan tekanan diastolenya 95 mmHg
atau lebih (Soeparman dan Sarwono,1990: 205).
Orang yang terkena tekanan darah tinggi, jantung akan bekerja lebih
berat dan dapat berakibat terjadinya pembesaran jantung. Tekanan darah tinggi,
juga dapat menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi cacat, sempit dan
kurang elastis. Akibat jangka panjang dari keadaan ini, kemungkinan akan
dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung karena penyumbatan
pembuluh darah. Bagi penderita hipertensi untuk mengurangi tekanan darah,
selain dengan pengobatan, juga dianjurkan untuk memperbaiki gaya hidup
terutama mengurangi konsumsi garam, mengurangi alkohol, mengurangi
ketegangan, dan berolahraga aerobik secara teratur (Myra Puspitorini, 2009:
104). Menurut Kuntaraf (1993: 62) olahraga dapat merangsang pertumbuhan
pembuluh darah kapiler, sehingga dapat memperlancar peredaran darah dan
akhirnya tekanan darah menjadi berkurang. Olahraga dapat membantu
mengeluarkan garam dan air sehingga volume darah menurun dan tekanan
darah bisa menjai normal.
3.Olahraga dapat Menyembuhkan Diabetes Melitus
Penyakit diabetes melitus dikenal secara umum dengan istilah kencing
manis, yang bisa menyerang siapa saja, anak-anak maupun orang dewasa,
tetapi biasanya timbul pada orang dewasa atau orang tua. Tanda yang nyata dari
penyakit ini adalah tingginya kadar gula pada darah dan air seni. Gejala dari
14
diabetes ditandai oleh adanya rasa haus, selera makan yang tinggi, tetapi di lain
pihak juga diikuti oleh turunnya berat badan.
Ada dua macam penyakit diabetes melitus, yaitu diabetes melitus
tergantung insulin dan diabetus melitus tidak tergantung insulin. Dari sejumlah
penderita diabetes melitus, hanya sebagian kecil, yaitu kurang dari 10% yang
tergolong diabetes tergantung insulin, dan selebihnya termasuk dalam
kelompok penderita diabetes tidak tergantung insulin. Diabetes tergantung pada
insulin bisa datang pada segala usia, sekalipun masih usia muda. Untuk
merawat penderita jenis diabetes ini, sangatlah tergantung pada suntikan insulin
untuk memelihara kehidupannya. Diabetes tidak tergantung insulin biasanya
datang pada usia di atas 40 tahun, dan lebih dari 80% penderita jenis ini adalah
orang yang mengalami kegemukan.
Gejala yang tampak pada penderita diabetes jenis ini adalah tubuh terasa
letih, sering buang air kecil di malam hari, mudah lapar, dan terjadi penurunan
berat badan. Banyak penderita diabetes yang memiliki kadar glokosa dan
insulin dalam darah tinggi, tetapi tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin.
Ketidakpekaan tubuh terhadap insulin dalam darah tersebut, disebabkan oleh
banyaknya kadar lemak dalam darah.
Dengan demikian, jika kadar lemak dalam darah dikurangi dengan cara
pengobatan atau pengaturan pola makan, maka kepekaan tubuh terhadap insulin
akan meningkat dan mengurangi penderitaan diabetes melitusnya. Olahraga
yang terukur dapat menyembuhkan diabetes melitus tidak tergantung insulin,
karena olahraga dengan intensitas tertentu dapat membakar lemak dalam darah.
Berkurangnya kadar lemak darah akan menambah kepekaan tubuh terhadap
insulin dan akhirnya gula darahnya juga semakin menurun.
Diabetes
Prevention
Program,
pernah
mempublikasikan
hasil
penelitiannya yang menunjukkan bahwa dengan berjalan kaki selama 30 menit
15
sebanyak 5 kali seminggu yang disertai dengan porsi makan, ternyata dapat
mengurangi risiko diabetes hingga mencapai 50% pada partisipan yang
kelebihan berat badan dan memiliki kadar gula darah tinggi (Gichara, 2009:
12).
Bagi penderita diabetes melitus, sebelum dan sesudah jalan kaki
sebaiknya dilakukan pengecekan kadar gula darah. Jika kadar terlalu rendah
(kurang 100 mg/ml), terlebih dahulu harus menambah asupan makan 15-30 gr
karbohidrat. Jika kadar gula darah terlalu tinggi (lebih 200 mg/ml) sebaiknya
ditunda dulu jalan kakinya hingga sampai kadar gula menurun. Sebaiknya jalan
kaki dilakukan 1-2 jam setelah makan.
4. Olahraga dapat Menyeimbangkan Darah
Jika seseorang mengetahui kadar koleterol dalam darah tinggi,
umumnya ia berkeinginan menurunkan kolesterol agar terhindar dari
penyepitan pembuluh darah. Olaharaga merupakan salah satu cara untuk
menurunkan kolesterol. Kolesterol terdiri atas HDL (High-density lipoproteins)
dan LDL (Low- density lipoproteins). Dalam darah HDL berfungsi melapisi
bagian dalam dari dinding arteri, dan jika terjadi penumpukan lemak, akan
membantu melarutkan. LDL dapat dengan cepat membentuk penumpukan
lemak pada dinding pembuluh darah.
Untuk menjaga kelancaran peredaran darah, perlu mempunyai HDL
yang tinggi, dalam hubungannya dengan jumlah kolesterol. Jika HDL tinggi,
resiko mendapatkan serangan jantung lebih rendah, dan sebaliknya jika HDL
rendah resiko mendapat serangan jantung bertambah. HDL pada laki-laki
seharusnya di atas 45 dan wanita harus di atas 55. Perbandingan jumlah
kolesterol (HDL ditambah LDL) dan HDL laki-laki maksimal 5 dan pada
wanita 4. Dengan demikian, jika koleserol 200, maka HDL laki-laki harus 40
dan wanita 50, tetapi untuk mudahnya HDL laki-laki sedikitnya harus 20% dari
16
jumlah kolesterol dan wanita paling sedikit 25% dari jumlah kolesterol. Jika
HDL lebih kecil dari persentase tersebut, kemungkinan akan terjadi
ateriosklerosis. Agar tubuh dalam keadaan sehat, sebaiknya jumlah kolesterol di
bawah 200. Bila kadar kolesterol melebihi 200, maka HDL-nya harus tinggi.
Akan tetapi, jika jumlah kolesterol rendah tetapi jumlah HDL-nya juga rendah,
maka tubuh juga tidak sehat.
Penyakit-penyakit kronis seperti ateriosklerosis dan jantung koroner,
prosesnya sangat lambat, pengerasan pembuluh darah tidak terjadi spontan,
prosesnya bisa berjalan beberapa tahun, belasan atau puluhan tahun baru
menyebabkan seluruh pembuluh darah tersumbat. Bagi manusia usia 40-50
tahun, akibat ateriosklerosis dalam satu tahun penyempitan pembuluh darah
bisa mencapai kurang lebih 1-2%, dan jika perokok atau penderita tensi tinggi,
maka penyempitan bisa mencapai 3-4% setahun. Akan tetapi, jika kondisi
psikis sekali saja tegang, misalnya marah atau gelisah dalam 1 menit saja,
pembuluh darah dapat menyempit 100%, dan akhirnya akibat terburuk bisa saja
terjadi pada penderita.
Menurut Ganong (1995: 302) orang-orang yang mempunyai LDL tinggi
mempunyai insidensi terhadap ateriosklerosis dan stroke lebih tinggi dari orang
yang mempunyai LDL normal. Orang-orang yang HDL-nya tinggi mempunyai
insidensi yang lebih rendah. Bagi orang-orang yang berolahraga, HDL-nya
akan meningkat, sementara orang yang merokok, kegemukan dan lebih banyak
duduk HDL-nya akan menurun.
5. Olahraga dapat Mencegah Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya massa tulang secara
nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang, sehingga tulang
menjadi mudah patah dan tidak tahan terhadap benturan. Data dari
International Osteoporosis Foundation (IOF) menyebutkan bahwa satu dari
17
tiga wanita dan satu dari delapan pria yang berusia di atas 50 tahun memiliki
resiko mengalamai patah tulang akibat osteoporosis dalam hidupnya (Muljadi
Hartono, 2004: 3).
Penyebab nyata osteoporosis tidak dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi
kondisi tersebut berhubungan dengan faktor hormonal, ketidak seimbangan
nutrisi, dan kurangya olahraga. Penelitian yang dilakukan dr.William J. Evans
dari Pencylvania, AS, melaporkan bahwa kelompok anak perempuan beruia
7-11 tahun yang tiap harinya berlatih senam mempunyai kepadatan tulang 30%
lebih besar dari kelompok anak yang tidak berlatih (Muljadi Hartono, 2004:22).
Menurut Hamill & Knutzen (2003: 30), olahraga dengan intensitas
ringan sampai sedang dapat meningkatkan kandungan mineral tulang pada
orang tua. Penelitian menunjukkan bahwa kandungan mineral tulang pada usia
50-72 tahun yang aktif berolahraga lari lebih besar daripada kelompok orang
yang tidak berolahraga lari. Pengeroposan tulang terjadi sebesar 4% setiap 2
tahun sekali bagi orang yang aktif berolahraga, dan 6-7% setiap 2 tahun bagi
orang yang tidak berolahraga lari.
Lebih lanjut Hamill & Knutzen menyatakan bahwa gaya hidup dan
kebiasan aktivitas terlihat berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang.
Penelitian menunjukkan bahwa timbulnya osteoporosis 47% terjadi pada
populasi yang
pekerjaannya
duduk
terus-menerus
atau
relatif
diam,
dibandingkan hanya 23% pada populasi yang pekerjaannya melibatkan aktivitas
fisik yang keras. Olahraga yang baik untuk meningkatkan kesehatan tulang
selain lari adalah olahraga dengan intensitas tinggi dan repetisi rendah seperti
olahraga menggunakan beban
E. CARA BEROLAHRAGA YANG BENAR
18
Olahraga (latihan) adalah aktifitas fisik yang dilakukan secara teratur,
sistematis, dan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan kemampuan
dalam melakukan kerja. Agar latihan dapat mempengaruhi kondisi tubuh, maka
latihan dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip latihan yang benar,
yaitu ”F.I.T.T.” ( Frequecy, Intensity, Type, dan Time) (Heithold & Glass,
2002: 22; Giam & Teh, 1993: 16). Prinsip-prnsip latihan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Frequency (Frekuensi) menunjuk pada jumlah latihan perminggu.
Untuk menjaga kebugaran dan kesehatan, olahraga tiga kali tiap minggu sudah
cukup. Jika intensitas latihan rendah, seperti biasa digunakan dalam olahraga
jalan kaki, disarankan latihan perminggu lima kali. Sebaliknya, jika intensitas
latihan berat, seperti ketika bermain tenis, bulu tangkis atau sepak bola,
disarankan seminggu cukup dua kali saja.
Intensity (Intensitas) adalah ukuran berat atau ringannya suatu beban
yang harus dikerjakan pada saat latihan berlangsung. Untuk menjaga kesehatan,
olahraga yang baik adalah aerobik. Untuk olahraga aerobik, denyut nadi
maksimal (DNM) dapat digunakan untuk mengukur intensitas latihan. Denyut
nadi maksimal dihitung berdasarkan rumus: DNM = 220 – umur. Intensitas
untuk meningkatkan kebugaran kardiorespitasi, hendaknya mencapai 70% 80% dari denyut nadi maksimal. Intensitas latihan aerobik juga dapat digunakan
cara sederhana, yaitu pada saat latihan hendaknya pernafasan tidak boleh
tersengal-sengal dan masih bisa berbicara dengan teman terdekatnya.
Type (Tipe) atau bentuk latihan menunjuk pada ragam aktivitas fisik
yang dipilih untuk berlatih. Untuk pengembangan kebugaran kardiorespirasi
latihan harus bertipe aerobik, seperti joging, berenang, berjalan, mendayung,
atau bersepeda. Untuk membina kekuatan otot, latihan yang baik adalah dengan
19
latihan beban (weight training) atau olahraga yang ada unsur-unsur melawan
tahanan, seperti berenang, atau olahraga permainan.
Setiap individu dapat memilih bentuk atau tipe latihan yang berbeda.
Bagi orang-orang yang memiliki keterampilan olahraga tertentu, misalnya
bulutangkis, tenis, atau berenang, maka cabang olahraga tersebut dapat dipilih
sebagai tipe latihan. Namun, bagi orang-orang yang tidak memiliki
keterampilan dalam cabang olahraga tertentu, sebaiknya tetap berolahraga
dengan menggunakan cara yang mudah dilakukan, seperti jalan kaki, jogging,
bersepeda, atau senam aerobik. Bagi orang-orang yang ingin badannya tetap
berotot dan juga memiliki kebugaran kardiorespirasi yang baik, disarankan
datang ke pusat kebugaran dengan berlatih mengunakan beban (weight
training) dan berlari di atas treadmill.
Time (Waktu) menunjuk pada seberapa lama latihan itu berlangsung.
Durasi dan intensitas latihan saling berhubungan. Peningkatan pada salah satu,
berati yang lain akan menurun. Untuk meningkatkan kebugaran kardiorespirasi,
sebaiknya aktivitas fisik dilakukan selama paling sedikit 30 menit setiap
harinya, dan disarankan untuk tidak melebihi 60 menit.
F. GAYA HIDUP SEHAT YANG MENYERTAI OLAHRAGA
Untuk mencapai kebugaran dan kesehatan yang opimal, olahraga yang
teratur harus diimbangi dengan gaya hidup yang baik. Guang (2002)
menyatakan bahwa 80% penyakit kronis yang menyerang manusia disebabkan
oleh faktor eksternal, yaitu oleh gaya hidup yang salah, sedangkan faktor
internal hanya 20%. Menurut Sharkey (2003: 30) untuk mencapai “quality of
life” paling tidak ada tiga aspek yang harus dipenuhi, yaitu: (1) mengatur
makanan, (2) mengatur istirahat, dan (3) tahan terhadap tekanan mental.
20
1.Mengatur Makanan (Pola Makan).
Mengkonsumsi makanan yang berlebihan dapat berakibat langsung pada
kelebihan berat badan, kegemukan, penyakit jantung, diabetes melitus, kanker,
dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi masalah lain seperti depresi,
ketidaknyamanan sosial, dan ekonomi. Sebaliknya, jika mengkonsumsi
makanan kurang memenuhi standar kecukupan gizi, juga menyebabkan tubuh
tidak sehat.
Untuk mencapai kesehatan dan status gizi yang optimal, tubuh perlu
mengkonsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi yang
seimbang. Roberg & Roberts (1997: 430) menyatakan: it is recomendate that a
normal, balanced diet get 60% of its total Kilocalories (Kcals) from
carboydrates, 30% from fat, and 10% from protein. Di Indonesia sebagai
penuntun prilaku konsumsi makanan sehat di masyarakat, digunakan Pedoman
Umum Gizi Seimbang (PUGS). PUGS menganjurkan agar 60-70% kebutuhan
energi diperoleh dari karbohidrat (terutama karbohidrat komplek), 10-15% dari
protein, dan 10-25% dari lemak (Sunita Almatsier: 2005:13).
Untuk menjamin makanan yang dikonsumsi sesuai kebutuhan tubuh,
makanan harus ada takarannya. Terdapat banyak metode untuk menentukan
takaran makan, diantaranya adalah”Low Calory Eating” atau ”70% - 80%
kenyang setiap kali makan. Dalam agama Islam diajarkan, bahwa makan
berlebihan tidak baik. Allah bersabda yang artinya “ Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap masuk masjid, makan dan minumlah, dan
jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebihan (Q.S. Al-A’raf: 13).
Long & Shanon (1983: 25) menganjurkan bahwa dalam mengkonsumsi
makanan, seseorang haruslah memperhatikan kandungan gizinya, yaitu
makanan yang mengandung unsur-unsur karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
21
dan mineral. Di Indonesia makanan dengan zat-zat gizi seimbang dikenal
dengan motto “Empat Sehat Lima Sempurna” (Gsianturi, 2002). Empat Sehat
Lima Sempurna, tersebut terdiri atas makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur,
buah-buahan, dan susu.
Makanan pokok merupakan makanan yang mengandung karbohidrat
yang berfungsi sebagai sumber tenaga bagi tubuh untuk dapat mampu
malakukan aktivitas sehari-hari. Contohnya seperti nasi, jagung, kentang,
gandum/ tepung terigu, serta umbi-umbian lain. Lauk-pauk merupakan sumber
protein yang memiliki fungsi memenuhi kebutuhan zat pembangun pada tubuh.
Misalnya tempe, tahu, telur, daging, ikan, dan lain-lain. Sayur-sayuran pada
makanan memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan zat pengatur pada tubuh,
seperti: kangkung, bayam, terong, tomat, cabe, kacang panjang, kol gepeng,
labu siam, dan lain sebagainya. Mirip dengan sayur mayur adalah buah-buahan.
Buah-buahan pada makanan memiliki fungsi memenuhi kebutuhan zat pengatur
pada tubuh. Sebagai contoh: apel, manggis, melon, kesemek, salak pondoh,
jambu, jeruk, semangka dan lain sebagainya. Susu sebagai pelengkap di mana
tidak ada kewajiban atau keharusan kita untuk mengkonsumsi atau
meminumnya. Namun, tidak ada salahnya jika kita minum susu setelah makan,
karena mengandung berbagai macam kandungan zat yang berguna dan baik
bagi tubuh.
Prof. Hung Zhao Guang, seorang dokter di Cina, menyatakan bahwa
untuk memenuhi gizi seimbang, dianjurkan mengkonsumsi makanan dengan
cara yang pantas. Cara makan yang pantas tersebut terdiri atas konsumsi
karbohidrat, protein, sayur, dan buah, serta minum susu (Guang, 2002: 13).
Setiap kali bersantap siang atau malam cukup menkonsumsi 200gr sampai
350gr karbohidrat. Bagi usia muda yang bekerja berat, sekali santap bisa
menghabiskan 600gr
nasi, sedangkan wanita yang beban kerjanya ringan
22
cukup makan 80-150gr nasi. Mengendalikan dan mengatur karbohidrat adalah
cara mengendalikan berat badan yang terbaik.
Konsumsi potein tidak boleh terlalu banyak atau sedikit. Dalam satu
hari boleh makan protein tiga kali, misalnya makan pagi dengan lauk 1 butir
telur, makan siang dengan lauk 40 gram daging, dan makan malam dengan
lauk 80 gram kacang-kacangan atau ikan. Terlalu banyak mengkonsumsi
protein tidak baik, karena protein mengandung asam amino yang dapat
berpengaruh pada fungsi ginjal. Terlampau banyak makan protein juga akan
mengganggu pencernaan. Sebaliknya kekurangan protein juga tidak baik,
karena dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf. Protein hewani yang
baik adalah ikan, sedangkan protein nabati yang baik berasal dari kacang
kedelai. Jika mengkonsumsi lima ratus gram sayur dan buah-buahan, dapat
mencegah munculnya kanker sampai 50% atau lebih. Cara makan yang pantas
adalah dengan minum satu gelas susu untuk setiap hari. Susu bisa diminum
sejak anak usia 1 tahun sampai sepanjang hayat. Orang - orang Jepang yang
dulu berbadan pendek, sekarang berubah menjadi berbadan tinggi. Hal ini
disebabkan
pemerintah Jepang setiap hari memberi satu gelas susu untuk
pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama guna memacu
pertumbuhan fisiknya.
2. Mengatur Istirahat.
Istirahat diperlukan manusia untuk memberikan recovery terhadap
aktivitas faali tubuh, sehingga tubuh dapat melakukan kerja sehari-hari dengan
baik. Istirahat digunakan tubuh untuk membuang asam lakat, sehingga, tubuh
bisa segar kembali. Istirahat yang baik adalah tidur selama 7-8 jam setiap hari.
Secara umum tidur dilakukan pada malam hari setelah seharian fisik lelah
dengan penatnya pekerjaan. Bagi sebagian orang, ada yang tidur siang hari,
mesti hanya beberapa saat saja. Secara fisiologis, tidur di siang hari dapat
23
memberikan kenyamanan tidur, ketika mau beranjak ke peraduan di malam hari
(Cannor dalam Abdurrahman, 2009: 88). Bagi orang yang harus bekerja terusmenus pada siang hari, ambilah waktu sejenak untuk sekedar berbaring dan
bersantai agar tubuh merasa ada kenyamanan kembali.
Posisi tidur yang baik adalah tidur miring ke kanan. Posisi ini dapat
mempermudah pernafasan, dan jantung tidak tertimpa oleh organ lain, namun
demikian sesekali boleh tidur miring ke kiri. Pepatah kuno mengatakan: “Para
raja suka tidur di atas punggung (telentang), orang-orang kaya tidur di atas
perutnya (tengkurap), sedangkan orang bijak tidur di atas salah satu
lambungnya (miring) (Abdurrahman, 2009: 88).
3. Menjaga Ketenangan Batin
Menjaga ketenangan batin merupakan satu langkah penting dalam
pemeliharaan kesehatan. Jika seseorang dapat memiliki ketenangan batin dalam
menghadapi berbagai persoalan, maka orang tersebut telah menguasai kunci
emas kesehatan. Ketahanan mental tiap orang berbeda-beda. Perbedaan ini
dapat membuat seseorang sakit atau tetap sehat.
Penelitian yang dilakukan Guang (2002: 29) terhadap warga usia lanjut
di Beijing membuktikan bahwa oang berusia di atas 100 tahun, tetapi tetap
sehat. Meskipun kebiasaan hidup sehari-hari mereka beraneka ragam, ternyata
ada kesamaan dari mereka, yaitu berhati lapang, berwatak lembut, berhati
mulia, tidak malas, senang bekerja, dan berolahraga. Untuk memastikan, agar
senantiasa seseorang dapat memiliki kondisi mental yang kuat, dapat dilakukan
formula hidup sebagai berikut:
a.
Selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Mendekatkan diri kepada Allah Swt
berarti selalu beribadah dan
berbakti kepada-Nya, dengan cara menjalankan perintah dan meninggalkan
larangan-larangan-Nya.
Ibadah pada hakikatnya merupakan sarana menuju
24
kesempurnaan, jangan hanya dijadikan simbul sebagai ciri suatu agama. Jika itu
sebagai tujuan, yang dikejar manusia hanyalah memenuhi perut dan mencari
cara bagaimana tidur itu bisa enak, dan pada akhirnya menjadi kebiasaan makan
dan tidur secara berlebihan, sehingga bisa menyebabkan manusia menjadi
tidak sehat.
b. Jangan mudah marah.
Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh
syaitan ke dalam lubuk hati manusia. Oleh sebab itulah, jika orang sedang
marah, maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol
serta menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat
luapan marah.
Marah menyebabkan suasana kurang menyenangkan bagi orang lain di
sekelilingnya. Sebisa mungkin marah harus dihindari,
karena marah akan
menghabiskan energi yang cukup besar, dan dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi. Untuk menahan agar tidak marah, cobalah berusaha membujuk diri
sendiri untuk menerima situasi yang menyebabkan marah, mesti itu dalam
keadaan sulit.
c. Jangan iri hati.
Biasanya orang senang membanding-bandingkan harta orang lain
dengan miliknya, kedudukan orang lain dengan kedudukannya. Hal ini berarti
hatinya penuh dengki dan iri hati dan tidak pernah puas. Patut disadari, bahwa
jodoh, harta, dan jabatan sudah diatur oleh Allah Swt, manusia hanya berusaha,
adapun hasil yang diperoleh merupakan rizki yang harus diterima dengan
bahagia, dengan harapan, jika Allah menghendaki niscaya suatu ketika akan
mendapatkan yang lebih baik dari hari ini.
d. Suka beramal.
25
Kebahagiaan yang terbesar dalam hidup manusia adalah menolong
sesama, karena ketenangan batin mengandung makna, bahwa seseorang harus
beramal, berdarma bakti kepada masyarakat, dan tidak sombong, tetapi juga
harus tetap dapat menikmati hidupnya sendiri. Menikmati hidup, berarti orang
itu harus memiliki hobi yang sehat dan wawasan pengetahuan yang luas, dan
mau beramal. Hidup itu jangan tamak, hanya mengumpulkan harta sebanyakbanyaknya, tanpa mempedulikan orang lain yang terkadang hidup dalam
kesulitan dan kelaparan. Cobalah untuk membiasakan menyisihkan sebagian
dari harta untuk orang lain, terutama untuk para fakir miskin.
e. Berdo’a.
Setiap insan pasti pernah mendapatkan stres, kecemasan, kegelisahan
dan ketidaktenangan dalam hidup. Jika hal demikian terjadi, maka segala usaha
untuk mengihdarinya pasti dilakukan. Akan tetapi tidak mudah seseorang bisa
keluar dari tekanan batin yang menimpa. Usaha terakhir yang baik adalah
dengan berserah diri pada Tuhan, dengan cara berdo’a, yang terpenting dalam
berdo’a adalah minta petunjuk dan bimbingan dari Allah Swt.
G. KESIMPULAN
Dari uraian di atas kiranya sudah cukup jelas dan mudah untuk difahami
dan dijalankan. Yang pasti untuk mencapai kebugaran dan kesehatan badan,
perlu meluangkan waktu untuk beraktivitas jasmani atau berolahraga dengan
baik. Jalankan olahraga sesuaikan dengan fasilitas yang ada, kemampuan dan
kesukaan. Lakukan dua atau tiga kali seminggu, pilihlah aktivitas aerobik dan
gunakan waktu 30 – 60 menit.
Agar tujuan berolahraga dan kesehatan dapat tercapai, pilihlah gaya
hidup yang sehat. Asupan makan hendaknya seimbang, dengan komposisi
60-70% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat, 10-15% dari protein, dan
26
10-25% dari lemak. Bagi orang Indonesia motto empat sehat lima sempurna,
yang terdiri atas nasi, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan, serta minum
segelas susu adalah menu pilihan yang baik. Selain mengatur pola makan,
jangan lupa beristirahat yang cukup, dan dekatkan diri pada Allah Swt, dengan
cara menjalankan ibadah dan berdo’a demi kesuksesan hidup.
Prinsip-prinsip hidup yang menjamin kesehatan dan kebugaran tersebut,
sebenarnya sudah diajarkan oleh
Priyagung Sri Pakubuwana IV, sejak
beberapa ratus tahun yang lalu, melalui tembang Kinanthi dari Serat Wulang
Reh yang ditulis sendiri oleh Sri Pakubuwana IV, yang bunyinya sebagai
berikut: ”Padha gulangen ing kalbu, ing sasmita amrih lantip, aja pijer dhahar
nendra, kaprawiran den kaesti, pesunen saliranira, sudanen dhahar lan
guling”. (http://ohtrie.multiply.com/journal/item). Berdasar syair tembang
Kinanthi tersebut, ajaran yang dapat dipetik adalah untuk mencapai
kesempurnaan hidup, manusia harus belajar, dan menjalankan aktivitas fisik
yang baik, jauhkan kebiasaan makan dan tidur yang berlebihan.
Akhirnya harus ditegaskan kembali, bahwa untuk mendapatkan jalan
menuju kesuksesan hidup, diberi umur panjang, sejahtera, selamat di dunia dan
akhirat, manusia harus memiliki konsep hidup yang kuat, yaitu: melakukan
olahraga dengan benar, mengkonsumsi makanan dengan pantas, dan selalu
mendekatkan diri kepada Allah Swt, dengan cara menjalankan ibadah, suka
beramal, tidak sombong dan jangan suka iri hati. Gaya hidup tersebut harus
dilakukan di sepanjang hayat, ditanamkan sejak usia anak-anak, kemudian
menjadi kebiasaan pada usia remaja, dan berlanjut terus hingga dewasa maupun
di masa tua. Ingatlah kata bijak: “ Ternyata bukan gunung yang harus kita
taklukkan, melainkan diri kita sendiri”.
27
H. PENUTUP
Sebagai
penutup
pidato
ini,
pertama-tama
saya
mengucapkan
Alhamdulillahirobil Alamin, sebagai rasa syukur saya kepada Allah SWT, yang
telah mengabulkan do’a- do’a saya. Sungguh suatu kebahagiaan, berkat ridho
dan petunjuk-Nya, saya telah diberi kemudahan dalam berbagai urusan, diberi
kekuatan, dan ketabahan, dan diberi kesehatan sehingga pada akhirnya saya
dapat mencapai jabatan ini.
Tidak saya pungkiri, bahwa pencapaian jabatan ini, tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang terakomodasi melalui proses yang cukup panjang.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Menteri Pendidikan Nasional atas pemberian kepercayaan
menjadi Guru Besar. Ucapan terima kasih yang sungguh tulus, juga saya
sampaikan kepada Bapak Dr. Rochmad Wahab M.Pd. M.A. selaku
Rektor/Ketua senat, dan anggota senat yang telah memberikan dukungan,
sehingga saya dapat mencapai jabatan ini.
Kepada Bapak Sumaryanto, M.Kes, selaku Dekan FIK UNY beserta
para Pembantu Dekan, saya sampaikan terima kasih yang dalam atas, arahan,
dan dorongan untuk mencapai jabatan ini. Kepada ketua jurusan, sekretaris
jurusan, kaprodi dan sekprodi, kabag, kasubag dan segenap pegawai di
lingkungan FIK UNY, terima kasih Bapak/Ibu telah membantu kelancaran
usulan kenaikan jabatan ini. Semoga Allah SWT mengganti dengan pahala
yang sepadan.
Rasa terima kasih dihaturkan kepada Tim penilai karya penelitian dan
karya pengabdian masyarakat saya, Bapak Prof. Dr. Sukadiyanto, M.Pd. dan
Bapak Prof. Wawan Sundawan Suherman, M.Ed. yang telah meluangkan
waktunya untuk memeriksa semua karya ilmiah dan karya pengabdian saya,
sehingga seluruh persyaratan untuk menduduki jabatan guru besar terpenuhi.
28
Kepada Dosen Jurusan PKR dan Senat UNY, saya sampaikan terima kasih
yang tulus atas pengusulan dan pesetujuan menjadi Guru Besar. Terimakasih
dihaturkan juga kepada tim penyelaras naskah pidato ini, sehingga pidato ini
lebih memiliki daya tarik dibanding sebelumnya.
Kepada segenap sivitas akademika UNY, Bapak/Ibu dosen, Bapak/Ibu
karyawan, para mahasiswa, khususnya kepada Direktur PPS UNY beserta
jajarannya, Ketua dan Sektretaris LPM UNY beserta segenap karyawan, kabag
dan kasubag kepegawaian UNY, saya ucapkan terima kasih yang mendalam
atas apresiasi yang diberikan kepada saya.
Ucapan terima kasih, saya haturkan kepada seluruh Bapak/Ibu guru SD,
SMP dan SGO, tanpa bimbingan, didikan dan curahan kasih sayang beliaubeliau, jabatan akademik terhormat ini mustahil dapat saya raih. Kepada Bapak/
Ibu dosen S2 dan Bapak/Ibu dosen S3, utamanya kepada Prof. Dr. Hari
Setijono, M.Pd; Prof. Dr. dr. Soetanto Hartono, M.Sc; Prof. Dr. Soenarto, M.Sc.
terima kasih atas curahan pikiran dan ketersediaan waktu untuk membimbing
studi S3 saya.
Kepada teman-teman sejawat, para dosen FIK-UNY, baik di jurusan
PKR, POR dan PKL, terimaksih atas dorongan yang Bapak/Ibu berikan.
Kepada para pendahulu, bapak/ibu dosen senior kami, sebagai tulang punggung
berdirinya FIK UNY, terima kasih atas ilmu sebagai bekal hidup yang telah
diturunkan pada kami, berkat penggemblengan dan pencerahan wawasan dari
beliau-beliau itulah saya diberi kesempatan berpidato di depan ini.
Istriku tercinta Suprapti, S.Pd, engkaulah motivasi dan imajinasiku, do,a
dan kesabaranmu sungguh membawa berkah bagi keluarga. Putra-puraku
tersayang Asfar Arif Nurharjanto (Mahasiswa sem. 2)), Rizka Ardhi Pradika
(Kls. X SMA) dan Mustofa Coni Fadlia (Kls IX SMP), kalian adalah “harta”
29
yang dapat membakar semangat hidupku, belajarlah terus “kalian pasti bisa”
meraih hari depan yang lebih baik.
Almarhum bapak-ku Bedjo Marto Wihardjo (meninggal tanggal 20 Juni
2005) dan simbok Sadinem Marto Wihardjo yang telah membesarkan dan
membimbing anakmu ini dan tidak henti-hentinya selalu mendo’akan anakmu
ini, kerja keras dan kesabaranmu sebagai teladanku, estu kulo ngaturaken
sembah sungkem lan matur nuwun ingkang kathah, mugi-mugi bapak
kaparingan ketentreman wonten ing alam kelangengan, lan simbok ugi tansah
kaparingan nugroho wilujeng.
Ke-empat kakakku, Mas lan Mbakyu (Suratinem dan
Mardiyono),
(Alm. Ngatijo), (Sudiyana, S.Pd, dan Arkhinah, S.Pd), (Subandi, A.Ma, dan
Kamsiyati), serta ke-tiga adikku, (Sumarna, S.Pd, dan Sartilah, A.Ma),
(Sutrisdiya, A.Ma dan Yuni Rochmawati, A.Ma) dan (Sukismadi, S.Pd, dan
Tante Ani), terima kasih atas sumbangsih kalian, baik berupa tenaga, maupun
pemikiran, Alhamdulillah saya dapat seperti ini.
Ayah Mertua, Kawit Partodiwiryo beserta simbok Ngatimah, matur
nuwun sanget awit kawigatosanipun lan sempuyungipun, mugi-mugi Allah
tansah paring kanugrahan dumatheng penjenengan. Kang Mas dan Mbakyu
(Hj.Partinah dan H. Sukardi), (Drs. Sugiyanto dan Sri Mulyani, SH), (Tri
Rahayu, S.Pd dan Drs. Sumarni), serta Adik (Subagyo, S.T dan Tante Santi),
terima kasih atas perhatian yang dicurahkan pada kami.
Kepada para sanak saudara, teman-teman dan para tamu undangan
semua, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan
moril maupun materiil, terutama atas perhatian yang diberikan dalam mengikuti
acara ini, mulai dari purwo, madyo lan wusono, semoga Allah memberi
keselamatan dan limpahan pahala kepada Bapak/Ibu sekalian.
Sekian, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. (2009). Tips Hidup Sehat Cara Nabi. Yogyakarta: Makna
Pustaka
Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya. Available from Freeware. Al-Qur’an
Digital versi 2.0
Alerge, L.M., Jimenez, F., Gonzalo-Orden, J.M., Acero, R.M., & Aguado, X.
(2006). Effects of Dynamic Resintance Training on Fascicle Length and
Isometric Strength. Journal of Sport Sciences. Vol. 26 (5). pp. 501-508.
Ali Khomsan.( 2010). Mengapa Kubis Dapat Mencegah Kanker. Kompas,
Berita Harian Untuk Umum. Kamis 4 Maret 2010.
AUHM. (2008). HDI: Potret Buram Manusia Indonesia. http://edunmagz.com.
Download pada 5 Februari 2010
Barteck, O. (1998). All Around Fitness. Oldenburg, German: Koneman
Verlagsgesellschaft mbH.
Bompa, T.O. (2000). Periodization, Theory and Methodology of Training. 4th
ed. Dubuque: Kendall/ Hunt Publishing Company.
Coker, C. (1978). New Comprehensive Training Manual. Universal Gym
Machine.
Dreger, R.W. (2006). Strength Training Consideration for Youth. Edmonton,
Alberta: The Northern Alberta Institute of Tecnology.
Fox EL, Bowers RW, Foss, ML.(1988). The Physiologycal Basis of Physical
Education and Athletics. USA: W.B. Saunders Company.
Fox, Edward, L., Kirby, Timothy, & Fox, Ann,R. (1987). Bases of Fitness.
New York: Publishing Company.
31
Ganong, W.F. (1995). Review of Medical Physiology. California: Appleton &
Lange Inc.
Gichara, J. (2009). Jalan Sehat Untuk Kebugaran dan Kekuatan Tubuh.
Penyunting: Dewi Damayanti. Jakarta: Kawan Pustaka.
Giam, C.K., & Teh C.K. (1993). I1mu Kedokteran O1ahraga. Alih Bahasa:
Hertono Satmoko, Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Gsianturi.(2002). Empat Sehat Lima Sempurna Telah Disempurnakan.
http://www.kompas.com/ Download pada 12 Januari 2010
Guang, H.Z. (2002) Gaya Hidup Usia Pertengahan dan Usia Lanjut Serta
Pengaruhnya Terhadap Kesehatan. Makalah. Alih bahasa oleh Suryono
Limputra. Jakarta
Hamill, Joseph, H. & Knutzen, Kathleen, K. (2003). Biomechanical Basis of
Human Movement. Second Edition. USA: Lippincott Williams
Heithold, K., & Glass, S. (2002). "Variations In Heart Rate and Perception of
Effort During Land and Water Aerobics in Older Women". Journal of
Exercise Physiology, Vol.5 (4), pp. 22-28.
Hinson C. (1995). Fitness for Children. Leeds. England: Human Kinetics.
http://www.medicastore.com/stroke.(2008). Stroke Pembunuh
Indonesia. Download tanggal 21 Februari 2010
No.3
di
http://ohtrie.multiply.com/journal/item.(2009) Rata-rata Manusia Meninggal
Dunia Antara 60-70tahun.. Download pada tanggal 15 januari 2010
http://exuico.multiply.com/journal. (2007). Menaikan Usia Produktif Hingga
60 Tahun. Download, tangal 26 januari 2010
http://www.afand.cybermq.com.(2009) Pengertian Sehat. Download 15 Januari
2010
32
Jusuf Misbacch. (2008). Kaitan Penyakit Kadiovaskuler Hiperkolesterolemia
dan Pola Hidup Sehat. www.medicastore.com/stroke. Download pada
tanggal 21 februari 2010
Kristanti, C.M. (1995). Kesegaran Jasmani Pada Murid SLTA di Jakarta.
Laporan Penelitian. Jakarta: Puslit Ekologi Kesehatan, Balitbangkes,
Depkes RI.
Kuntaraf, J. & Kuntaraf, K. (1993). Olahraga Sumber Kesehatan. Jakarta:
Indonesia Publishing House.
Long, P.J. & Shanon, B. (1983). Nutrition an Inquiry Into The Isues. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Myra Puspitorini. (2009).Hipertensi, Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah
Tinggi. Yogyakarta: Image Press.
Muljadi Hartono. (2004). Mencegah dan Mengatasi Osteoporosis. Jakarta:
Puspa Swara.
O'Shea, J.P. (1976). Scientific Principles and Methodology Strength Fitness. 2nd
Edition, California: Addison Westley Publishing Company.
Phillips, Dallen., Harnok, James,E. (1979). Measurement and Evaluation in
Physical Education. USA: John Wiley and Sons Inc.
Ramsay, J., Blimkie, C., Smith, K., Grarner, S., McDougall, J., & Sale, D.
(1990). Strength Training Effects in Prepubescent Boys. Med.Sci.Sport
Exerc. Vol.22, pp. 605-614.
Sharkey Brian J. (2003). Fitness and Health. Alih bahasa Kebugaran dan
Kesehatan oleh: Eri Desmarini Nasution. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Robergs, R.A., & Roberts, S.O. (1997). Exercise Physiology. Boston:
Mosby-Year Book, lnc.
Simpson, W.F., Brehm, H.N., Rasmussen, M.L., Ramsay, J. and Probst, J.C.
(2002). Helatth And Fitness Profiles Of Colleggiate Undergraduate
Studens. Journal of Exercise Physiolgoy. Online. Volume 5 No.3.
33
Soeparman dan Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Balai Penerbit FK-UI
Smith A., Swank A.M, Kirby K.M, Manire J., Roberson E., Schrink R., Allard
A., & Denny DM. (2004). Outcomes of Combining Progressive
Strength Training With Aerobic Training for A Woman With CHF
(Congestive Heart Failure). Journal of Exercise Physiology Vol.7, pp.
23-28.
Suharjana. (2001). Status Gizi dan Kesegaran Jasmani Siswa
Sekolah Dasar se DIY. Laporan Penelitian. FIK. UNY
Suharjana. (2008). Pengaruh Latihan Beban Terhadap Kondisi Fisik Khusus
Serta Hubungannya Dengan Teknik Sepak Bola. Disertasi, Untuk
Ujian Tertutup. PPs. Unesa, Surabaya.
Sunita Almatsier. (2005). Penuntun Diet. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Toho Cholik Muthohir. (2009). Program Pembinaan dan pengembangan
Olahraga Pendidikan Terpadu Jangka Panjang. Makalah. Disampaikan
dalam Semiloka Penyusunan Program Kemenegpora Bidang IPTEK.
Jakarta: Kemenegpora
Wahjoedi (2003). Profil Kebugaran Jasmani Siswa sekolah dasar di Denpasar
Bali, Jurnal IPTEK O1ahraga. Vol. 5. No.1. Januari 2003. Jakarta:
Direktorat Olahraga, Dep. Pendidikan Nasional.
Widjaya Kusuma. (2000). Rahasia untuk Melawan Proses Penuaan. Batam:
Interaksara
Wimpie Pangkahila. (2007). Usia harapam Hidup Orang Indonesia Rendah.
http://salmanalfarisy.web.id. Download pada 4 Februari 20010
34
KEBUGARAN DAN KESEHATAN BAGI
KESUKSESAN HIDUP SEPANJANG HAYAT
Pidato Pengukuhan Guru Besar
Oleh
Prof. Dr. Suharjana, M.Kes.
Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kesehatan Olahraga
pada Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
Diucapkan di depan Rapat Terbuka Senat
Universitas Negeri Yogyakarta
Senin, 19 April 2010
35
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
Foto
36
37
Download