Uploaded by User72995

Kel.7 ETPROF (ProblemSolving)[1]

advertisement
MAKALAH ETIKA PROFESI
“PROBLEM SOLVING”
Kelas: 3D
Disusun Oleh:
1. Firdaus Prafiqa Affan Satriawan
(1731410112)
2. Mega Dwi Fauzi Ningtyas
(1731410031)
3. Titania Septi Hapsari
(1731410105)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 3
1.1
Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3
Tujuan ................................................................................................................. 5
BAB 2 ................................................................................................................................. 6
2.1
DefinisiProblem solving ..................................................................................... 6
2.2
Tahapan-tahapan Penyelesaian Masalah ............................................................. 7
2.2.1
Langkah Problem Solving ........................................................................... 7
2.2.2
Langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu: ............. 7
2.3
Pengertian Pengambilan keputusan .................................................................... 9
2.4
Proses Pengambilan Keputusan ........................................................................ 10
2.7
Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.................................. 11
2.8
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan ............................. 13
BAB 3 ............................................................................................................................... 14
3.1
Kesimpulan ....................................................................................................... 14
Studi Kasus........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengertian etika profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap
masyarakat itudengan penuh ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai
pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang merupakan kewajiban terhadap
masyarakat.Etika profesi atau juga kode etik profesi ini sangat berhubungan
dengan bidang tertentu yang berhubungan dengan masyarakat atau juga konsumen
dengan secara langsung. Konsep etika profesi itu harus disepakati bersama oleh
pihak yang berada di ruang lingkup kerja, contohnya dokter, jurnalistik serta lain
sebagainya.Pemecahan
masalah
dan
pengambilan
keputusan
tidak
bisa
dipisahkan.Pemecahan masalah dan pengambilan keputusanadalah bagian kunci
kegiatan segala jenis profesi.
Masalah
atau
problem
merupakan
bagian
dari
kehidupan
manusia.Hampir setiap hari orang dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang
perlu dicari jalan keluarnya.Masalah sering kali disebut orang sebagai kesulitan,
hambatan, gangguan, ketidak puasan atau kesenjangan.Gagne menyatakan bahwa
masalah timbul jika tujuan yang telah dirumuskan belum diketahui cara
mencapainya. Sedang Newell & Simon, banyak dikutip para pakar sebagai
menyatakan bahwa masalah adalah situasi di mana seseorang menginginkan
sesuatu tetapi tidak mengetahui secara serta merta serangkaian tindakan yang
dapat ia lakukan untuk mencapainya. Sementara Steinberg (1999) menyatakan
bahwa kita terlibat dalam problem solving jika kita harus mengatasi hambatan
hambatan dalam menjawab pertanyaan atau mencapai tujuan.Jika kita dengan
cepat dapat menemukan jawaban atas satu pertanyaan dari ingatan kita maka kita
tidak mempunyai masalah.Namun jika kita tidak dapat memunculkan jawaban
segera, maka kita mempunyai masalah yang harus dipecahkan.Penggunaan
metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi dalam melakukan
keputusan dalam menyelesaikan masalah. Maka dari itu, metode pemecahan
masalah harus dipilih sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh seseorang.Salah
3
satunya adalah metode pemecahan masalah (problem solving).Jika seseorang
dihadapkan pada suatu masalah, melainkan juga belajar sesuatu yang baru.Maka
dari itu, problem solving memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin
ilmu.
Pemecahan masalah ini dihadapkan pada persoalan yang mendesak dan
perlu melakukan solusi dengan cara berfikir kritis. Pemecahan masalah
merupakan proses berfikir, belajar, mengingat serta menjawab atau merespon
dalam bentuk pengambilan keputusan. Jadi kemampuan menyelesaikan masalah
dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan aktivitas kognitif dan kecakapan
individu dalam menyelesaikan permasalahan secara efektif yang meliputi usaha
individu untuk memikirkan, memilih dan mempertahankan alternatif jawaban
kepada satu pemecahan atau solusi yang ideal dengan meminimalkan dampak
negatif yang ditimbulkan.
Pemecahan masalah ini merupakan salah satu cara untuk mencari atau
menemukan jalan yang menjembatani antara keadaan yang sedang dihadapi
dengan keadaan yang diinginkan (Hayes dan Suharnan, 2005). Jadi, ruang
masalah (problem solving) sebagai jurang atau kesenjangan sangat menentukan
tingkat kemudahan atau kesulitan pencarian masalah seseorang.
Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses
bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah
tertentu.
Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari
manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan
bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan-tujuannya. Setiap orang
harus dapat menetapkan dan memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu
keputusan terbaik dengan mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut
perusahaan secara menyeluruh.
1.2
Rumusan Masalah

Apa
yang
dimaksud
penyelesaian
masalah
dan
pengambilan
keputusan(problem solving)?

Bagaimana langkah dalam penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan(problem solving)?
4
1.3

Tujuan
Mengetahui maksud penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
(problem solving).

Menejalaskan langkah dalam penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan(problem solving).
5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
DefinisiProblem solving
Menurut Marzano dkk (1988) problem solving adalah salah satu bagian
dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan.
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan
masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga
dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat .Problem solving yaitu suatu
pendekatan dengan caraproblem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian
dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application
selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian
masalah tersebut.Pendapat lainproblem solving adalah suatu pendekatan dimana
langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif
yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan pengelesain
akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.Ini berarti orieantasi pembelajaran
problem solving merupakan infestigasi dan penemuan yang pada dasarnya
pemecahan masalah.Apabila solvingyang diharapkan tidak berjalan sebagaimana
yang diinginkan berarti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga setiap
enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk
mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi.
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru
adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain.
Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak
masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok.
Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-gagasan) yang baru
bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving. Problem
solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami sejumlah
pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai individu
setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem
solving yang diajarkan suatu pengetahuan tertentu.
6
Girl dkk (2002) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah proses
yang melibatkan penerapan pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan untuk
mencapai tujuan. Sedang menurut Gagne& Briggs (1979) unjuk kerja pemecahan
masalah itu berupa penciptaan dan penggunaan aturan yang kompleks dan lebih
tinggi tingkatannya, untuk mencapai solusi masalah.
2.2
Tahapan-tahapan Penyelesaian Masalah
2.2.1
Langkah Problem Solving
Adapun tiga langkah problem solving yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah secara tepat
Secara
konseptual
suatu
kesenjangan antara kerja
masalah
(M)
didefinisikan
sebagai
actual dan targetkinerja (T ) yang
diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan bersamaan;
M=T – A.berdasarkan konsep seorang problem solver yang
professional harus terlebih dahulu mampu mengetahui berapa atau
pada tingkat mana kinerja actual saat ini, dan berapa atau tingkat mana
kinerja serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa
masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja
actual kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu.
2. Menentukan sumber dan akar penyebab dari masalah
Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan
sumber-sumber dan akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil
tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah tersebut.
3. Solusi masalah secara efektif dan efisien.
2.2.2 Langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu:
1. Mendefinisikan secara tertulis
2. Membangun
diagram
sebab
akibat
yang
dimodifikasi
untuk
mendefinisikan :
a. Akar penyebab dari masalah itu.
b. Penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat
diperkirakan.
7
Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab
akibat .sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan
pada sebab akibat itu secara tersendiri.
3. Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan
dan mempertimbangkan :
a.
Pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab-penyebab itu
b.
tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita
c.
memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan.
4. Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang
diajukan.
Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang
merupakan berpikir itu menjadi dasar untuk problem solving adalah sebagai
berikut:
1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau
diklasifikasikan.
4. Mencari
hubungan-hubungan
untuk
merumuskan
hipotesa-hipotesa
kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk
diterima atau ditolak.
5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku
sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai
kepada kesimpulan.
Problem solving tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat
meloncat-meloncat antara macam-macam langkah tersebut, lebih-lebih apabila
orang berusaha memecahkan masalah yang kompleks. Misalnya: masalahmasalah pendidikan telah dikenal orang bertahun-tahun yang lalu, dan telah
banyak hipotesa pemecahan dirumuskan dan dicoba. Tetapi, orang masih berusaha
merunuskan masalah-masalah itu secara lebih tepat dan mengusahan pengerjaan
pemecahan masalah yang lain agar dapat ditemukan pemecahan yang lebih baik.
8
Sedangkan Kenedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989 : 279) menyarankan
empat langkah proses pemecahan masalah matematika yaitu dengan :

Memahami masalah

Merencanakan pemecahan masalah

Melaksanakan pemecahan masalah

Memeriksa kembali
2.3
Pengertian Pengambilan keputusan
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah dua hal yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan merupakan hal utama yang
utama dari proses berpikir.
1.
Pemecahan Masalah Kepner-Tregoe melihat pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan melalui suatu langkah dalam proses yang
rasional. Adapun langkah dalam pemecahan masalah dapat diartikan
sebagai suatu proses dari mengamati dan pengenalan serta usaha
mengurangi perbedaan antara situasi sekarang dengan yang akandating.
2.
Pengambilan keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan
dari dua atau lebih alternatif/kemungkinan. Walaupun keputusan biasa
dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara
keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata
karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan
tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan
atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan
proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang
lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang
sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan
tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Morgan dan Cerullo
mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai
sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan
dipilih sementara yang lain dikesampingkan.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara
bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk
menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam
9
pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan,
keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan
mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan
(Hill,1979).
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih tindakan
dari beberapa alternatif untuk mencapai tujuan/sasaran (proses mengakhiri suatu
masalah). Oleh karena itu ’pemecahan masalah dan pengambilan keputusan’ dapat
diartikan sebagai suatu proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif
dan mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya
keputusan. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memberikan gambaran
secara teoritis dan realistis, bagaimana cara membuat suatu keputusan.
2.4
Proses Pengambilan Keputusan
a)
Menurut G. R. Terry :
1.
Merumuskan problem yang dihadapi
2.
Menganalisa problem tersebut
3.
Menetapkan sejumlah alternative
4.
Mengevaluasi alternative
5.
Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
b) Menurut Peter Drucer :
1.
Menetapkan masalah
2.
Manganalisa masalah
3.
Mengembangkan alternative
4.
Mengambil keputusan yang tepat
5.
Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif
Pengambilan keputusan merupakan proses yang komleks yang memerlukan
penanganan yang serius. Secara umum, proses pengambilan keputusan meliputi
tujuh langkah berikut (Gibson dkk, 1987):
1.
Menerapkan tujuan dan sasaran : Sebelum memulai proses pengambilan
keputusan, tujuan dan sasaran keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. apa
hasil yang harus dicapai dan apa ukuran pencapaian hasil tersebut.
10
2.
Identifikasi
keputusan
persoalan
harus
: Persoalan-persoalan
diidentifikasikan
dan
di
seputar
pengambilan
diberi
batasan
agar
jelas.
Mengidentifikasikan dan memberi batasan persoalan ini harus tepat pada inti
persoalannya, sehingga memerlukan upaya penggalian.
3.
Mengembangkan alternatif : Tahap ini berisi pengidentifikasian berbagai
alternatif yang memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang ada.
Selama alternatif itu ada hubungannya, walaupun sedikit, harus ditampung
dalam tahap ini. Belum ada komentar dan analisis.
4.
Menentukan alternatif : Dalam tahap ini mulai berlangsung analisis tehadap
berbagai alternatif yang sudah dikemukakan pada tahapan sebelumnya. Pada
tahap ini juga disusun juga criteriatentang alternatif yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran pengambilan keputusan. Hasil tahap ini mungkin masih
merupakan beberapa alternatif yang dipandang layak untuk dilaksanakan.
5.
Memilih alternatif : Beberapa alternatif yang layak tersebut di atas harus
dipilih satu alternatif yang terbaik. pemilihan alternatif harus harus
mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya, keefektifan alternatif dalam
memecahkan persoalan, kemampuan alternatif untuk mencapai tujuan dan
sasaran, dan daya saing alternatif pada masa yang akan datang.
6.
Menerapkan keputusan : Keputusan yang baik harus dilaksanakan. Keputusan
itu sendiri merupaka abstraksi, sedangkan baik tidaknya baru dapat dilihat
dari pelaksanaannya.
7.
Pengendalian dan evaluasi : Pelaksanaan keputusan perlu pengendalian dan
evaluasi untuk menjaga agar pelaksanaan keputusan tersebut sesuai dengan
yang sudah diputuskan.
2.7 Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
1.
Mendefinisikan Masalah
Untuk mengetahui hakekat suatu masalah tidaklah mudah, karena masalah
yang sebenarnya dihadapi sering terselubung dan tidak terlihat jelas.Oleh
karena itu diperlukan keahlian, pendidikan dan pengalaman untuk membuat
diagnosa yang tepat.
2.
Pengumpulan Data
11
Pengumpulan data atau informasi dikerjakan secara berkesinambungan
melalui proses yang sistematis, sehingga upaya untuk mengantisipasi
keadaan/masalah yang mungkin timbul akan lebih mudah dilaksanakan
seperti ;
a. Apakah masalah yang dihadapi diketahui dengan jelas?
b. Apakah keadaan yang dihadapi merupakan masalah sebenarnya?
c. Apakah sistem pelaporan di dalam organisasi sudah memungkinkan
untuk prediksi secara tepat?
3.
Analisa Fakta dan Data
Fakta-fakta dan data yang telah terkumpul dengan baik diolah secara
sistematis yang akhirnya akan merupakan suatu informasi yang akan
digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Analisa fakta dan
data perlu dihubungkan dengan serangkaian pertanyaan sebagai berikut :
a. Situasi yang bagaimanakah yang menimbulkan masalah?
b. Apa latar belakang dari masalah?
c. Apa pengaruh dan hubungan antara masalah yang dihadapi dengan
tujuan, rencana dan kebijakan organisasi?
d. Apa konsekuensi atas keputusan yang diambil?
e. Apakah pemecahan masalah sesuai dengan kapasitas organisasi?
f. Apakah waktu pengambilan tepat?
g. Siapa yang akan ditugaskan mengambil tindakan?
4.
Penentuan Alternatif
Baik buruknya sesuatu keputusan yang diambil sangat tergantung atas
kemampuan menganalisa kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif yang
dihadapi. Dalam usaha menganalisa alternatif yang ada seseorang perlu
memperhitungkan :
a. Siapa yang terlibat/dipengaruhi setiap alternatif ?
b. Tindakan apa yang diperlukan ?
c. Reaksi apa yang mungkin timbul ?
d. Dimana sumber reaksi tersebut ?
e. Interaksi apa yang diperlukan ?
5.
Penentuan pilihan yang terbaik
12
Pada setiap pengambilan keputusan selalu disertai dengan pengambilan
resiko. Pada umumnya pilihan diambil dari beberapa alternatif jika diduga
bahwa pilihan itu akan memberikan manfaat yang paling besar baik untuk
jangka panjang maupun jangka pendek. Namun demkian perlu dipertimbang
juga bahwa resiko yang menyertai bersifat moderat.
6.
Evaluasi
Untuk mengadakan penilaian yang baik, diperlukan obyektivitas dalam
melakukan penilaian atau evaluasi.Biasanya suatu hal yang sangat sukar
bagi seseorang untuk menilai dirinya sendiri secara obyektif. Oleh karena
itu pelaksanaan penilaian dapat diserahkan kepada pihak ketiga yang tidak
terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memperoleh
tingkat obyektivitas setinggi mungkin. Untuk proses evaluasi perlu
diperhatikan mengenai tempat dan siapa yang bertanggung jawab serta
kapan hal tersebut dilaksanakan, contoh; sebelumnya manajer menetapkan
suatu kebijakan baru dalam merespon keluhan pengunjung. Untuk
menjamin bahwa kegiatan itu efektif perlu kerja sama dengan semua staf
terkait. Kemudian bagaimana penemuan itu akan dikomunikasikan kepada
personal lainnya.
2.8
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
1.
Faktor Internal
Faktor internal dari diri manajer sangat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Faktor internal tersebut meliputi: keadaan emosional dan fisik,
personal karakteristik, kultural, sosial, latar belakang filosofi, pengalaman
masa lalu, minat, pengetahuan dan sikap pengambilan keputusan yang
dimiliki.
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi dan lingkungan waktu.Suatu nilai yang
berpengaruh pada semua aspek dalam pengambilan keputusan adalah
pernyataan masalah, bagaimana evaluasi itu dapat dilaksanakan.Nilai
ditentukan oleh salah satu kultural, sosial, latar belakang, filosofi, sosial dan
kultural.
13
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam
menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi
yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih tindakan
dari
beberapa
alternatif
untuk
mencapai
tujuan/sasaran
(proses
mengakhiri suatu masalah). Oleh karena itu ’pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan’ dapat diartikan sebagai suatu proses identifikasi,
mencari penyebab, pemilihan alternatif dan mengantisipasi hambatan
yang mungkin menghalangi terlaksananya keputusan.
2.
Langkah pemecahan masalah dan pengambilan keputusan:

Mendefinisikan Masalah

Pengumpulan Data

Analisa Fakta dan Data

Penentuan Alternatif

Penentuan pilihan yang terbaik

Evaluasi
14
Study Kasus Selama PKL di industry
“PROBLEM SOLVING”
Terjadinya Vibrasi pada Pompa Hydrolizer
Masalah yang terjadi pada pabrik saat itu yaitu terjadinya vibrasi pada
pompa. Pompa hydrolizer A dan B mengalami vibrasi dengan getaran
vibrasi yang terus bertambah. Pemecahan pada kasus ini dengan
melakukan pengumpulan data kondisi operasi yang terjadi pada pompa,
mengumpulan data desain pompa, besarnya vibrasi pada pompa.
Kemudian data-data yang di dapat dilakukan analisis apa penyebab dari
vibrasi.Setelah dilkakukan perhitungan vibrasi yang terjadi pada pompa
bukan diakibatkan karena kavitasi. Berdasarkan perhitungan tidak ada
sistem proses yang bermasalah. Vibrasi ini terjadi karena ada komponen
pada pompa yang tidak seimbang
15
DAFTAR PUSTAKA
Gagne, R.M. & Briggs, L.J. 1979.Principles of Instructinal Design. Second Edition; New
York: Holt, Rinehart and Winston.
Greeno, J.G. 1978. Natures of Problem SolvingAbilities. Dalam W.K. Estes (ed)
Handbook of Learning and Cognitive Processes. Volume 5. Human Information
Processing; New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.
Marriner,
St
A.T. (1995). Nursing Management
Louis, Baltimore.
and
Leadership (5th ed),
Mosby
Steinberg, R.J. 1999. Cognitive Psychology.Second Edition. Philadephia: Harcout Brace
College Publishers.
R.Rizal Isnanto, ST, MM, MT. 2019. Buku Ajar Etika Profesi. Universitas Diponegoro.
Swansburg, A.C. (1996). Management and Leadership for Nurse Managers. Jones and
Bartlett Publishers International, London England
Hasibuan. Wahir Intan. 2016. PENYELESAIAN MASALAH PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
(PROBLEM
SOLVING)
DALAM
BIDANG
IT.http://intanamik.blogspot.com/ Diakses pada 1 Maret 2020.
16
Tanya Jawab
(Ayu Widyatna)
Pertanyaan 1: Apa yang akan kita lakukan ketika kita menghadapi masalah yang
penyelesaiannya melanggar kode etik dari profesi kita? Misal
dokter punya kode etik untuk menjaga kerahasiaan informasi
pasiennya, pada suatu ketika ia dihadapkan dengan situasi dimana
ia harus memberitahukan informasi pasiennya terhadap oranglain
apa yang harus dilakukan?
(Nadya Ayu)
Pertanyaan2:
Bagaimana cara
untuk
mengasah kecermatan kita
untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi?
(Fitriyah Anisa)
Pertanyaan 3: Bagaimana cara melatih diri untuk meningkatkan kemampuan
problem solving?
17
Download