MAKALAH ETIKA PROFESI “PROBLEM SOLVING” Kelas: 3D Disusun Oleh: 1. Firdaus Prafiqa Affan Satriawan (1731410112) 2. Mega Dwi Fauzi Ningtyas (1731410031) 3. Titania Septi Hapsari (1731410105) JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI MALANG 2020 DAFTAR ISI BAB I .................................................................................................................................. 3 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4 1.3 Tujuan ................................................................................................................. 5 BAB 2 ................................................................................................................................. 6 2.1 DefinisiProblem solving ..................................................................................... 6 2.2 Tahapan-tahapan Penyelesaian Masalah ............................................................. 7 2.2.1 Langkah Problem Solving ........................................................................... 7 2.2.2 Langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu: ............. 7 2.3 Pengertian Pengambilan keputusan .................................................................... 9 2.4 Proses Pengambilan Keputusan ........................................................................ 10 2.7 Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.................................. 11 2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan ............................. 13 BAB 3 ............................................................................................................................... 14 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 14 Studi Kasus........................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian etika profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itudengan penuh ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang merupakan kewajiban terhadap masyarakat.Etika profesi atau juga kode etik profesi ini sangat berhubungan dengan bidang tertentu yang berhubungan dengan masyarakat atau juga konsumen dengan secara langsung. Konsep etika profesi itu harus disepakati bersama oleh pihak yang berada di ruang lingkup kerja, contohnya dokter, jurnalistik serta lain sebagainya.Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tidak bisa dipisahkan.Pemecahan masalah dan pengambilan keputusanadalah bagian kunci kegiatan segala jenis profesi. Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia.Hampir setiap hari orang dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang perlu dicari jalan keluarnya.Masalah sering kali disebut orang sebagai kesulitan, hambatan, gangguan, ketidak puasan atau kesenjangan.Gagne menyatakan bahwa masalah timbul jika tujuan yang telah dirumuskan belum diketahui cara mencapainya. Sedang Newell & Simon, banyak dikutip para pakar sebagai menyatakan bahwa masalah adalah situasi di mana seseorang menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui secara serta merta serangkaian tindakan yang dapat ia lakukan untuk mencapainya. Sementara Steinberg (1999) menyatakan bahwa kita terlibat dalam problem solving jika kita harus mengatasi hambatan hambatan dalam menjawab pertanyaan atau mencapai tujuan.Jika kita dengan cepat dapat menemukan jawaban atas satu pertanyaan dari ingatan kita maka kita tidak mempunyai masalah.Namun jika kita tidak dapat memunculkan jawaban segera, maka kita mempunyai masalah yang harus dipecahkan.Penggunaan metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efisiensi dalam melakukan keputusan dalam menyelesaikan masalah. Maka dari itu, metode pemecahan masalah harus dipilih sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh seseorang.Salah 3 satunya adalah metode pemecahan masalah (problem solving).Jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, melainkan juga belajar sesuatu yang baru.Maka dari itu, problem solving memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Pemecahan masalah ini dihadapkan pada persoalan yang mendesak dan perlu melakukan solusi dengan cara berfikir kritis. Pemecahan masalah merupakan proses berfikir, belajar, mengingat serta menjawab atau merespon dalam bentuk pengambilan keputusan. Jadi kemampuan menyelesaikan masalah dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan aktivitas kognitif dan kecakapan individu dalam menyelesaikan permasalahan secara efektif yang meliputi usaha individu untuk memikirkan, memilih dan mempertahankan alternatif jawaban kepada satu pemecahan atau solusi yang ideal dengan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan. Pemecahan masalah ini merupakan salah satu cara untuk mencari atau menemukan jalan yang menjembatani antara keadaan yang sedang dihadapi dengan keadaan yang diinginkan (Hayes dan Suharnan, 2005). Jadi, ruang masalah (problem solving) sebagai jurang atau kesenjangan sangat menentukan tingkat kemudahan atau kesulitan pencarian masalah seseorang. Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan-tujuannya. Setiap orang harus dapat menetapkan dan memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dengan mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perusahaan secara menyeluruh. 1.2 Rumusan Masalah Apa yang dimaksud penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan(problem solving)? Bagaimana langkah dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan(problem solving)? 4 1.3 Tujuan Mengetahui maksud penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan (problem solving). Menejalaskan langkah dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan(problem solving). 5 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 DefinisiProblem solving Menurut Marzano dkk (1988) problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat .Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan caraproblem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut.Pendapat lainproblem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.Ini berarti orieantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan masalah.Apabila solvingyang diharapkan tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan berarti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga setiap enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi. Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-gagasan) yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving. Problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai individu setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem solving yang diajarkan suatu pengetahuan tertentu. 6 Girl dkk (2002) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah proses yang melibatkan penerapan pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan untuk mencapai tujuan. Sedang menurut Gagne& Briggs (1979) unjuk kerja pemecahan masalah itu berupa penciptaan dan penggunaan aturan yang kompleks dan lebih tinggi tingkatannya, untuk mencapai solusi masalah. 2.2 Tahapan-tahapan Penyelesaian Masalah 2.2.1 Langkah Problem Solving Adapun tiga langkah problem solving yaitu : 1. Mengidentifikasi masalah secara tepat Secara konseptual suatu kesenjangan antara kerja masalah (M) didefinisikan sebagai actual dan targetkinerja (T ) yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan bersamaan; M=T – A.berdasarkan konsep seorang problem solver yang professional harus terlebih dahulu mampu mengetahui berapa atau pada tingkat mana kinerja actual saat ini, dan berapa atau tingkat mana kinerja serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja actual kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu. 2. Menentukan sumber dan akar penyebab dari masalah Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah tersebut. 3. Solusi masalah secara efektif dan efisien. 2.2.2 Langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu: 1. Mendefinisikan secara tertulis 2. Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan : a. Akar penyebab dari masalah itu. b. Penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan. 7 Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat .sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu secara tersendiri. 3. Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan mempertimbangkan : a. Pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab-penyebab itu b. tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita c. memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan. 4. Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang diajukan. Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir itu menjadi dasar untuk problem solving adalah sebagai berikut: 1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah. 2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi. 3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan. 4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak. 5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan. Problem solving tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat meloncat-meloncat antara macam-macam langkah tersebut, lebih-lebih apabila orang berusaha memecahkan masalah yang kompleks. Misalnya: masalahmasalah pendidikan telah dikenal orang bertahun-tahun yang lalu, dan telah banyak hipotesa pemecahan dirumuskan dan dicoba. Tetapi, orang masih berusaha merunuskan masalah-masalah itu secara lebih tepat dan mengusahan pengerjaan pemecahan masalah yang lain agar dapat ditemukan pemecahan yang lebih baik. 8 Sedangkan Kenedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989 : 279) menyarankan empat langkah proses pemecahan masalah matematika yaitu dengan : Memahami masalah Merencanakan pemecahan masalah Melaksanakan pemecahan masalah Memeriksa kembali 2.3 Pengertian Pengambilan keputusan Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah dua hal yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dan merupakan hal utama yang utama dari proses berpikir. 1. Pemecahan Masalah Kepner-Tregoe melihat pemecahan masalah dan pengambilan keputusan melalui suatu langkah dalam proses yang rasional. Adapun langkah dalam pemecahan masalah dapat diartikan sebagai suatu proses dari mengamati dan pengenalan serta usaha mengurangi perbedaan antara situasi sekarang dengan yang akandating. 2. Pengambilan keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih alternatif/kemungkinan. Walaupun keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam 9 pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat (Brinckloe,1977). Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan (Hill,1979). Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih tindakan dari beberapa alternatif untuk mencapai tujuan/sasaran (proses mengakhiri suatu masalah). Oleh karena itu ’pemecahan masalah dan pengambilan keputusan’ dapat diartikan sebagai suatu proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif dan mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya keputusan. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara teoritis dan realistis, bagaimana cara membuat suatu keputusan. 2.4 Proses Pengambilan Keputusan a) Menurut G. R. Terry : 1. Merumuskan problem yang dihadapi 2. Menganalisa problem tersebut 3. Menetapkan sejumlah alternative 4. Mengevaluasi alternative 5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan b) Menurut Peter Drucer : 1. Menetapkan masalah 2. Manganalisa masalah 3. Mengembangkan alternative 4. Mengambil keputusan yang tepat 5. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif Pengambilan keputusan merupakan proses yang komleks yang memerlukan penanganan yang serius. Secara umum, proses pengambilan keputusan meliputi tujuh langkah berikut (Gibson dkk, 1987): 1. Menerapkan tujuan dan sasaran : Sebelum memulai proses pengambilan keputusan, tujuan dan sasaran keputusan harus ditetapkan terlebih dahulu. apa hasil yang harus dicapai dan apa ukuran pencapaian hasil tersebut. 10 2. Identifikasi keputusan persoalan harus : Persoalan-persoalan diidentifikasikan dan di seputar pengambilan diberi batasan agar jelas. Mengidentifikasikan dan memberi batasan persoalan ini harus tepat pada inti persoalannya, sehingga memerlukan upaya penggalian. 3. Mengembangkan alternatif : Tahap ini berisi pengidentifikasian berbagai alternatif yang memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang ada. Selama alternatif itu ada hubungannya, walaupun sedikit, harus ditampung dalam tahap ini. Belum ada komentar dan analisis. 4. Menentukan alternatif : Dalam tahap ini mulai berlangsung analisis tehadap berbagai alternatif yang sudah dikemukakan pada tahapan sebelumnya. Pada tahap ini juga disusun juga criteriatentang alternatif yang sesuai dengan tujuan dan sasaran pengambilan keputusan. Hasil tahap ini mungkin masih merupakan beberapa alternatif yang dipandang layak untuk dilaksanakan. 5. Memilih alternatif : Beberapa alternatif yang layak tersebut di atas harus dipilih satu alternatif yang terbaik. pemilihan alternatif harus harus mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya, keefektifan alternatif dalam memecahkan persoalan, kemampuan alternatif untuk mencapai tujuan dan sasaran, dan daya saing alternatif pada masa yang akan datang. 6. Menerapkan keputusan : Keputusan yang baik harus dilaksanakan. Keputusan itu sendiri merupaka abstraksi, sedangkan baik tidaknya baru dapat dilihat dari pelaksanaannya. 7. Pengendalian dan evaluasi : Pelaksanaan keputusan perlu pengendalian dan evaluasi untuk menjaga agar pelaksanaan keputusan tersebut sesuai dengan yang sudah diputuskan. 2.7 Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan 1. Mendefinisikan Masalah Untuk mengetahui hakekat suatu masalah tidaklah mudah, karena masalah yang sebenarnya dihadapi sering terselubung dan tidak terlihat jelas.Oleh karena itu diperlukan keahlian, pendidikan dan pengalaman untuk membuat diagnosa yang tepat. 2. Pengumpulan Data 11 Pengumpulan data atau informasi dikerjakan secara berkesinambungan melalui proses yang sistematis, sehingga upaya untuk mengantisipasi keadaan/masalah yang mungkin timbul akan lebih mudah dilaksanakan seperti ; a. Apakah masalah yang dihadapi diketahui dengan jelas? b. Apakah keadaan yang dihadapi merupakan masalah sebenarnya? c. Apakah sistem pelaporan di dalam organisasi sudah memungkinkan untuk prediksi secara tepat? 3. Analisa Fakta dan Data Fakta-fakta dan data yang telah terkumpul dengan baik diolah secara sistematis yang akhirnya akan merupakan suatu informasi yang akan digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Analisa fakta dan data perlu dihubungkan dengan serangkaian pertanyaan sebagai berikut : a. Situasi yang bagaimanakah yang menimbulkan masalah? b. Apa latar belakang dari masalah? c. Apa pengaruh dan hubungan antara masalah yang dihadapi dengan tujuan, rencana dan kebijakan organisasi? d. Apa konsekuensi atas keputusan yang diambil? e. Apakah pemecahan masalah sesuai dengan kapasitas organisasi? f. Apakah waktu pengambilan tepat? g. Siapa yang akan ditugaskan mengambil tindakan? 4. Penentuan Alternatif Baik buruknya sesuatu keputusan yang diambil sangat tergantung atas kemampuan menganalisa kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif yang dihadapi. Dalam usaha menganalisa alternatif yang ada seseorang perlu memperhitungkan : a. Siapa yang terlibat/dipengaruhi setiap alternatif ? b. Tindakan apa yang diperlukan ? c. Reaksi apa yang mungkin timbul ? d. Dimana sumber reaksi tersebut ? e. Interaksi apa yang diperlukan ? 5. Penentuan pilihan yang terbaik 12 Pada setiap pengambilan keputusan selalu disertai dengan pengambilan resiko. Pada umumnya pilihan diambil dari beberapa alternatif jika diduga bahwa pilihan itu akan memberikan manfaat yang paling besar baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Namun demkian perlu dipertimbang juga bahwa resiko yang menyertai bersifat moderat. 6. Evaluasi Untuk mengadakan penilaian yang baik, diperlukan obyektivitas dalam melakukan penilaian atau evaluasi.Biasanya suatu hal yang sangat sukar bagi seseorang untuk menilai dirinya sendiri secara obyektif. Oleh karena itu pelaksanaan penilaian dapat diserahkan kepada pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memperoleh tingkat obyektivitas setinggi mungkin. Untuk proses evaluasi perlu diperhatikan mengenai tempat dan siapa yang bertanggung jawab serta kapan hal tersebut dilaksanakan, contoh; sebelumnya manajer menetapkan suatu kebijakan baru dalam merespon keluhan pengunjung. Untuk menjamin bahwa kegiatan itu efektif perlu kerja sama dengan semua staf terkait. Kemudian bagaimana penemuan itu akan dikomunikasikan kepada personal lainnya. 2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan 1. Faktor Internal Faktor internal dari diri manajer sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Faktor internal tersebut meliputi: keadaan emosional dan fisik, personal karakteristik, kultural, sosial, latar belakang filosofi, pengalaman masa lalu, minat, pengetahuan dan sikap pengambilan keputusan yang dimiliki. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal termasuk kondisi dan lingkungan waktu.Suatu nilai yang berpengaruh pada semua aspek dalam pengambilan keputusan adalah pernyataan masalah, bagaimana evaluasi itu dapat dilaksanakan.Nilai ditentukan oleh salah satu kultural, sosial, latar belakang, filosofi, sosial dan kultural. 13 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih tindakan dari beberapa alternatif untuk mencapai tujuan/sasaran (proses mengakhiri suatu masalah). Oleh karena itu ’pemecahan masalah dan pengambilan keputusan’ dapat diartikan sebagai suatu proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif dan mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya keputusan. 2. Langkah pemecahan masalah dan pengambilan keputusan: Mendefinisikan Masalah Pengumpulan Data Analisa Fakta dan Data Penentuan Alternatif Penentuan pilihan yang terbaik Evaluasi 14 Study Kasus Selama PKL di industry “PROBLEM SOLVING” Terjadinya Vibrasi pada Pompa Hydrolizer Masalah yang terjadi pada pabrik saat itu yaitu terjadinya vibrasi pada pompa. Pompa hydrolizer A dan B mengalami vibrasi dengan getaran vibrasi yang terus bertambah. Pemecahan pada kasus ini dengan melakukan pengumpulan data kondisi operasi yang terjadi pada pompa, mengumpulan data desain pompa, besarnya vibrasi pada pompa. Kemudian data-data yang di dapat dilakukan analisis apa penyebab dari vibrasi.Setelah dilkakukan perhitungan vibrasi yang terjadi pada pompa bukan diakibatkan karena kavitasi. Berdasarkan perhitungan tidak ada sistem proses yang bermasalah. Vibrasi ini terjadi karena ada komponen pada pompa yang tidak seimbang 15 DAFTAR PUSTAKA Gagne, R.M. & Briggs, L.J. 1979.Principles of Instructinal Design. Second Edition; New York: Holt, Rinehart and Winston. Greeno, J.G. 1978. Natures of Problem SolvingAbilities. Dalam W.K. Estes (ed) Handbook of Learning and Cognitive Processes. Volume 5. Human Information Processing; New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher. Marriner, St A.T. (1995). Nursing Management Louis, Baltimore. and Leadership (5th ed), Mosby Steinberg, R.J. 1999. Cognitive Psychology.Second Edition. Philadephia: Harcout Brace College Publishers. R.Rizal Isnanto, ST, MM, MT. 2019. Buku Ajar Etika Profesi. Universitas Diponegoro. Swansburg, A.C. (1996). Management and Leadership for Nurse Managers. Jones and Bartlett Publishers International, London England Hasibuan. Wahir Intan. 2016. PENYELESAIAN MASALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN (PROBLEM SOLVING) DALAM BIDANG IT.http://intanamik.blogspot.com/ Diakses pada 1 Maret 2020. 16 Tanya Jawab (Ayu Widyatna) Pertanyaan 1: Apa yang akan kita lakukan ketika kita menghadapi masalah yang penyelesaiannya melanggar kode etik dari profesi kita? Misal dokter punya kode etik untuk menjaga kerahasiaan informasi pasiennya, pada suatu ketika ia dihadapkan dengan situasi dimana ia harus memberitahukan informasi pasiennya terhadap oranglain apa yang harus dilakukan? (Nadya Ayu) Pertanyaan2: Bagaimana cara untuk mengasah kecermatan kita untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi? (Fitriyah Anisa) Pertanyaan 3: Bagaimana cara melatih diri untuk meningkatkan kemampuan problem solving? 17