PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIF, DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING Dwi Pratiwi, Supriyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: [email protected] ; [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan prestasi belajar siswa menggunakan model Problem Solving, serta keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi belajar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIB SMP Negeri 28 Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Semua data dianalisis secara kuantitatif dan dideskripsikan secara kualitatif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan prestasi belajar. Sehingga terdapat keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi belajar. Kata kunci : berpikir kritis, berpikir kreatif, prestasi belajar, Problem Solving PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu bidang studi yang memegang peranan penting baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia pendidikan. Namun, sebagian besar siswa memiliki anggapan yang negatif mengenai pelajaran matematika. Siswa mengganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami, menegangkan dan membosankan. Matematika rumit karena berisi rumus dan angka. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran banyak siswa yang masih sulit untuk mengembangkan daya pikir dalam memahami materi matematika. Selain itu, siswa hanya mencontoh dan mencatat bagaimana cara menyelesaikan soal yang telah dikerjakan oleh guru. Ketika siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal latihan, siswa mengalami kebingungan karena tidak tahu harus dari mana mereka bekerja. Hal ini mengakibatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa tergolong rendah. Kemampuan Berpikir kritis merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah. Ennis (dalam Susanto, 2013: 121) mendefinisikan bahwa “berpikir kritis merupakan berpikir dengan tujuan membuat Ekuivalen : Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, Dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving 25 keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan”. Kemampuan sesorang dalam berpikir kritis dapat dikenali dari tingkah laku yang diperlihatkan selama proses belajar. Berpikir kreatif sangat penting di dalam pembelajaran. Susanto, 2013: 109 memaparkan bahwa “berpikir kreatif merupakan berpikir yang dapat menghubungkan atau melihat sesuatu dari sudut pandang baru”. Dengan kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa dapat menentukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa berdampak pada prestasi belajar menjadi rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil rerata ulangan harian kelas VIIIB yaitu 60,63 padahal KKM yang ditetapkan adalah 70. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan prestasi belajar yaitu dengan model Problem Solving. Pepkin (dalam Shoimin, 2014: 135) mendefinisikan bahwa “problem solving adalah model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah”. Model Problem Solving dapat membantu siswa untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, karena siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat namun siswa dituntut aktif berpikir. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan prestasi belajar menggunakan model Problem Solving. Selain itu tentang bagaimana keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi belajar. Indikator kemampuan berpikir kritis, meliputi menganalisis pertanyaan atau pernyataan, berpikir logis, mengurutkan, dan memutuskan. Indikator kemampuan berpikir kreatif, meliputi kelancaran menyelesaikan masalah, keluwesan dalam menerapkan konsep yang berbeda, keaslian dalam memberikan ide baru, dan elaborasi dalam memerinci masalah secara detail. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan kuantitatif dan dideskripsikan secara kualitatif. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 28 Purworejo selama 9 bulan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 28 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016, sebanyak 32 siswa. Arikunto, 2013: 26 Ekuivalen: Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis, Kreatif, Dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan model Pembelajaran Problem Solving. 137 memaparkan tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, angket, tes dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi kemampuan berpikir kritis, lembar angket berpikir kreatif dan tes prestasi belajar yang memuat tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Analisis data yang dilakukan secara kuantitatif dan dideskripsikan secara kualitatif, dan untuk korelasi menggunakan korelasi ganda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan pada setiap siklus diperoleh peningkatan pada siklus I dan siklus II. Sebelum menggunakan model Problem Solving siswa belum mampu memahami materi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang diberikan. Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa belum mampu menganalisis pertanyaan atau pernyataan yang diberikan, siswa belum mampu menjawab soal dengan logis dan runtut, siswa tidak menuliskan kesimpulan. Kemampuan berpikir kreatif siswa juga masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari siswa yang belum mampu mengerjakakan soal apabila soalnya berbeda dengan soal latihan, siswa belum mampu menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda, siswa tidak memiliki ide baru dalam mengerjakan. Pada siklus I kemampuan berpikir kritis siswa sudah mengalami peningkatan meskipun belum dapat dikatakan baik, karena belum semua siswa mampu menganalisis pertanyaan, atau pernyataan dengan baik, belum semua siswa mampu menjawab soal dengan logis dan runtut, siswa sering lupa menuliskan kesimpulan dari jawaban yang diperoleh. Sedangkan untuk kemampuan berpikir kreatif siswa sudah mengalami peningkatan meskipun belum dapat dikatakan baik, karena belum semua siswa mampu mengerjakan soal yang diberikan, siswa sudah mampu menerapkan konsep dengan cara yang berbeda-beda meskipun kurang teliti, siswa belum yakin atas ide baru yang dimiliki. Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam menghadapi masalah matematika berdampak pada prestasi belajar siswa menjadi rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil rerata ulangan siswa 65,31 dengan ketuntasan klasikal mencapai 46,88%. Untuk keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan Ekuivalen : Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, Dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving 27 kreatif terhadap prestasi belajar mencapai 0,797 dengan kategori kuat. Dari hasil yang diperoleh pada siklus I, maka indikator keberhasilan belum tercapai dan perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Pada siklus II kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dan dapat dikatakan baik. Siswa mampu menganalisis pertanyaan, atau pernyataan dengan baik, siswa mampu menjawab soal dengan logis dan runtut, siswa sudah menuliskan kesimpulan dari jawaban yang diperoleh. Untuk kemampuan berpikir kreatif siswa juga mengalami peningkatan. Siswa mampu mengerjakan soal yang diberikan, siswa mampu menerapkan konsep dengan cara yang berbeda-beda, siswa mulai yakin atas ide baru yang dimilikinya. Meningkatnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam menghadapi masalah berdampak pada prestasi belajar menjadi meningkat. Hal ini ditunjukkan dari hasil rerata ulangan siswa 77,03 dengan ketuntasan klasikal mencapai 78,13%. Untuk keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi belajar mengalami peningkatan mencapai 0,979 dengan kategori sangat kuat. Dari hasil yang diperoleh pada siklus II, maka indikator keberhasilan dalam penelitian telah tercapai dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan prestasi belajar menggunakan model Problem Solving terdapat peningkatan dari pra siklus ke siklus I dan ke siklus II. Diperoleh hasil korelasi dengan kategori kuat menjadi sangat kuat. Yang artinya terdapat keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ Media. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana. 28 Ekuivalen: Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis, Kreatif, Dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan model Pembelajaran Problem Solving.