25 peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan prestasi

advertisement
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIF, DAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING
Dwi Pratiwi, Supriyono
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Email: [email protected] ; [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan
prestasi belajar siswa menggunakan model Problem Solving, serta keterkaitan antara
kemampuan berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi belajar. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIB SMP
Negeri 28 Purworejo Tahun Pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Semua data dianalisis secara kuantitatif dan
dideskripsikan secara kualitatif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan prestasi belajar. Sehingga terdapat keterkaitan antara
kemampuan berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi belajar.
Kata kunci : berpikir kritis, berpikir kreatif, prestasi belajar, Problem Solving
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang memegang peranan
penting baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia pendidikan. Namun,
sebagian besar siswa memiliki anggapan yang negatif mengenai pelajaran matematika.
Siswa mengganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami, menegangkan
dan membosankan. Matematika rumit karena berisi rumus dan angka. Berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran banyak siswa yang
masih sulit untuk mengembangkan daya pikir dalam memahami materi matematika.
Selain itu, siswa hanya mencontoh dan mencatat bagaimana cara menyelesaikan soal
yang telah dikerjakan oleh guru. Ketika siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal
latihan, siswa mengalami kebingungan karena tidak tahu harus dari mana mereka
bekerja. Hal ini mengakibatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa tergolong
rendah.
Kemampuan
Berpikir
kritis
merupakan
bentuk
berpikir
yang
perlu
dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah. Ennis (dalam Susanto, 2013: 121)
mendefinisikan bahwa “berpikir kritis merupakan berpikir dengan tujuan membuat
Ekuivalen : Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, Dan Prestasi Belajar Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving
25
keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan”. Kemampuan
sesorang dalam berpikir kritis dapat dikenali dari tingkah laku yang diperlihatkan
selama proses belajar.
Berpikir kreatif sangat penting di dalam pembelajaran. Susanto, 2013: 109
memaparkan bahwa “berpikir kreatif merupakan berpikir yang dapat menghubungkan
atau melihat sesuatu dari sudut pandang baru”. Dengan kemampuan berpikir kreatif
yang dimiliki siswa dapat menentukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu
masalah. Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa berdampak pada
prestasi belajar menjadi rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil rerata ulangan harian
kelas VIIIB yaitu 60,63 padahal KKM yang ditetapkan adalah 70.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif
dan prestasi belajar yaitu dengan model Problem Solving. Pepkin (dalam Shoimin,
2014: 135) mendefinisikan bahwa “problem solving adalah model pembelajaran yang
melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah”.
Model Problem Solving dapat membantu siswa untuk berpikir secara kritis dan kreatif
dalam menyelesaikan masalah, karena siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat
namun siswa dituntut aktif berpikir. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
prestasi belajar menggunakan model Problem Solving. Selain itu tentang bagaimana
keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi belajar.
Indikator kemampuan berpikir kritis, meliputi menganalisis pertanyaan atau
pernyataan, berpikir logis, mengurutkan, dan memutuskan. Indikator kemampuan
berpikir kreatif, meliputi kelancaran menyelesaikan masalah, keluwesan dalam
menerapkan konsep yang berbeda, keaslian dalam memberikan ide baru, dan
elaborasi dalam memerinci masalah secara detail.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan
kuantitatif dan dideskripsikan secara kualitatif. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 28
Purworejo selama 9 bulan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP
Negeri 28 Purworejo tahun pelajaran 2015/2016, sebanyak 32 siswa. Arikunto, 2013:
26
Ekuivalen: Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis, Kreatif, Dan Prestasi Belajar Matematika
Menggunakan model Pembelajaran Problem Solving.
137 memaparkan tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas, meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu observasi, angket, tes dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan
yaitu lembar observasi kemampuan berpikir kritis, lembar angket berpikir kreatif dan
tes prestasi belajar yang memuat tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Analisis
data yang dilakukan secara kuantitatif dan dideskripsikan secara kualitatif, dan untuk
korelasi menggunakan korelasi ganda.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan pada setiap siklus diperoleh peningkatan
pada siklus I dan siklus II. Sebelum menggunakan model Problem Solving siswa belum
mampu memahami materi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang diberikan.
Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah terlihat pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Siswa belum mampu menganalisis pertanyaan atau pernyataan
yang diberikan, siswa belum mampu menjawab soal dengan logis dan runtut, siswa
tidak menuliskan kesimpulan. Kemampuan berpikir kreatif siswa juga masih rendah.
Hal ini ditunjukkan dari siswa yang belum mampu mengerjakakan soal apabila soalnya
berbeda dengan soal latihan, siswa belum mampu menerapkan suatu konsep dengan
cara yang berbeda-beda, siswa tidak memiliki ide baru dalam mengerjakan.
Pada siklus I kemampuan berpikir kritis siswa sudah mengalami peningkatan
meskipun belum dapat dikatakan baik, karena belum semua siswa mampu
menganalisis pertanyaan, atau pernyataan dengan baik, belum semua siswa mampu
menjawab soal dengan logis dan runtut, siswa sering lupa menuliskan kesimpulan dari
jawaban yang diperoleh. Sedangkan untuk kemampuan berpikir kreatif siswa sudah
mengalami peningkatan meskipun belum dapat dikatakan baik, karena belum semua
siswa mampu mengerjakan soal yang diberikan, siswa sudah mampu menerapkan
konsep dengan cara yang berbeda-beda meskipun kurang teliti, siswa belum yakin atas
ide baru yang dimiliki. Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam
menghadapi masalah matematika berdampak pada prestasi belajar siswa menjadi
rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil rerata ulangan siswa 65,31 dengan ketuntasan
klasikal mencapai 46,88%. Untuk keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan
Ekuivalen : Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, Dan Prestasi Belajar Matematika
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving
27
kreatif terhadap prestasi belajar mencapai 0,797 dengan kategori kuat. Dari hasil yang
diperoleh pada siklus I, maka indikator keberhasilan belum tercapai dan perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pada siklus II kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan dan
dapat dikatakan baik. Siswa mampu menganalisis pertanyaan, atau pernyataan dengan
baik, siswa mampu menjawab soal dengan logis dan runtut, siswa sudah menuliskan
kesimpulan dari jawaban yang diperoleh. Untuk kemampuan berpikir kreatif siswa juga
mengalami peningkatan. Siswa mampu mengerjakan soal yang diberikan, siswa
mampu menerapkan konsep dengan cara yang berbeda-beda, siswa mulai yakin atas
ide baru yang dimilikinya. Meningkatnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa
dalam menghadapi masalah berdampak pada prestasi belajar menjadi meningkat. Hal
ini ditunjukkan dari hasil rerata ulangan siswa 77,03 dengan ketuntasan klasikal
mencapai 78,13%. Untuk keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif
terhadap prestasi belajar mengalami peningkatan mencapai 0,979 dengan kategori
sangat kuat. Dari hasil yang diperoleh pada siklus II, maka indikator keberhasilan dalam
penelitian telah tercapai dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis,
kreatif, dan prestasi belajar menggunakan model Problem Solving terdapat
peningkatan dari pra siklus ke siklus I dan ke siklus II. Diperoleh hasil korelasi dengan
kategori kuat menjadi sangat kuat. Yang artinya terdapat keterkaitan antara
kemampuan berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:
Rineka Cipta.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: AR-RUZZ Media.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Kencana.
28
Ekuivalen: Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis, Kreatif, Dan Prestasi Belajar Matematika
Menggunakan model Pembelajaran Problem Solving.
Download