Uploaded by User72711

Ayu Listian Tarigan & Chairun Nisyah Rambe (Mini Riset)

advertisement
Mini Riset (Permainan Tradisional Kelereng)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan
Pendidikan Nilai dalam PKn
oleh:
AYU LISTIAN TARIGAN
(8196181004)
CHAIRUN NISYAH RAMBE
(8196181010)
Dosen Pengampu:
Dr. Daulat Saragi, M.Hum
PENDIDIKAN DASAR KELAS REGULER
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, tak dipungkiri bidang teknologi juga akan
mengalami perkembangan pesat, baik dari bentuk maupun fungsinya. Penggunanya pun
bukan hanya dari kalangan dewasa saja bahkan anak-anak pun akan kecanduan dengan hal
ini. Contohnya handphone dan gadget. Orang tua yang memiliki kesibukan sehingga tidak
ada waktu untuk mengurus dan membimbing anak-anaknya akan cenderung untuk memenuhi
kebutuhan anak tersebut dengan gadget. Waktu bermain yang seyogyanya dihabiskan di
taman atau pun lingkungan sekitar rumah akan diganti di depan gadget selama berjam-jam
tanpa adanya komunikasi langsung dengan teman-teman bermainnya.
Hal ini akan mempengaruhi perkembangan bahasa, dan perilaku sosial anak. Maka dari
itu, dalam makalah ini saya membahas tentang beberapa permainan tradisional yang bisa
dimainkan anak-anak usia SD yaitu permainan tradional kelereng. Permainan tradisional
merupakan permainan yang tidak memiliki peraturan tetap dan dimainkan berdasarkan
daerah tempat dimainkannya. Permainan tradional ini lebih bersifat realistis dan dapat
dirasakan langsung oleh anak dibandingkan jika anak memainkan permaian di dalam gadget
yang sifatnya khayalan. Manfaat yang di dapatkan dari permainan tradisional tersebut
diantaranya kemampuan motorik anak akan lebih terasa, nilai-nilai kejujuran dan sportivitas,
serta anak akan lebih mudah untuk berkomunikasi dan berperilaku dengan teman-teman
sebayanya. Oleh karena itu, pengenalan permaian tradisional ditingkat SD harus lebih
dioptimalkan agar anak-anak dapat mengenal dan tidak kehilangan usia bermainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu permainan tadisional kelereng dan bagaimana cara memainkannya?
2. Apa nilai-nilai karakter yang terkandung dalam permainan kelereng?
3. Bagaimana Implikasi Permainan Anak dalam nilai karakter?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui permainan tadisional kelereng dan bagaimana cara memainkannya.
2. Mengetahui nilai-nilai karakter yang terkandung dalam permainan kelereng.
3. Mengetahui bagaimana implikasi permainan anaka dalam nilai karakter.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Permainan Tradisional Kelereng
1. Sejarah Singkat Permainan Kelereng
Permainan kelereng sudah dimainkan sejak dahulu kala, sejarah permainan kelereng
banyak ditemukan di beberapa negara, anatara lain di Mesir Kuno pada tahun 3000 SM,
kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di
London berasal dari 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan
of Petsofa. Di lain tempat dan masa yaitu pada masa Romawi, permainan kelereng juga
sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia,
yang diadakan saat menejlang perayaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan
sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan. Kemudian, sejak
abad ke-12, di prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Di Belanda disebut
dengan nama knikkers.
Di Inggris ada istilah merbels untuk menyebut kelereng. Marbels sendiri digunakan
untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun jauh
sebelum itu, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers.
Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelereng yang semula
satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke
seluruh Eropa dan Amerika. Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad
ke-16 hingg 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat
dan diproduksi besar-besaran. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat
kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya masing-masing negara mengembangkannya.
Kelereng pun ternyata dapat ditemukan di Indonesia sebagai salah satu permainan
tradisional, walaupun belum ada catatan yang pasti mengenai sejarah asal mula permainan
kelereng di negeri kita ini. Permainan kelereng seringkali disebut permainan anak-anak
kampung. Permainan ini memiliki berbagai sebutan sesuai daerah asal pemainnnya, kelereng
disebut gundu oleh orang Betawi, kaleci oleh orang Sunda, neker oleh orang Jawa, dan
maggoli oleh orang Bugis.
Kelereng (atau dalam bahasa Jawa disebut nèkeran) adalah mainan kecil berbentuk
bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng sangat bermacammacam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng dapat dimainkan sebagai
permainan anak, dan kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang
estetik. Permainan ini biasanya dimainkan di tanah. Dalam bermain, biasanya sejumlah
kelereng akan diletakkan di dalam sebuah lingkaran yang sudah dibuat sebelumnya. Tiap
pemain akan berusaha mengeluarkan kelereng itu dari dalam lingkaran tersebut. Siapa yang
berhasil mengeluarkan kelereng dari lingkaran, maka dia yang berhak untuk memilikinya.
2. Alat dan Bahan yang Digunakan
a. Tanah berpasir/ halaman/ tempat untuk bermain.
b. Kelereng untuk masing-masing anak
3. Cara Bermain Kelereng
Permainan segitiga: Cara permainannya dengan menggambar segitiga sama kaki
ditanah kemudian masing-masing pemain meletakkan sebuah kelerengnya diatas gambaran
segitiga tersebut. Buah pasangan namanya, buah kelereng yang dipertaruhkan. Peserta,
tergantung jumlah pemain. Biasanya paling sedikit tiga pemain dan paling banyak idealnya
enam pemain. Kalau lebih dari itu dibuat dua kelompok. Permainan dimulai dengan cara
masing-masing pemain menggunakan sebuah kelereng sebagai gacoannya lalu melempar
buah pasangan tersebut dari jarak dua atau tiga meter.
a. Gambar lingkaran kecil di tanah. Semua anak menaruh sebutir kelereng di dalam
lingkaran.
b. Kemudian semua anak berdiri kira-kira satu meter dari lingkaran, di belakang sebuah
garis. Secara bergantian, lemparkan sebutir kelereng lainnya ke arah lingkaran.
c. Pada saat melempar kelereng ke arah lingkaran dan membuat satu atau lebih kelereng
keluar bersama dengan kelereng “penyerangnya”, maka ia dapat mengambil kelereng
tersebut. Atau pada saat melemparkan kelereng ke arah lingkaran dan membuat satu atau
lebih kelereng keluar dan kelereng “penyerangnya” berada di dalam lingkaran maka ia dapat
mengambil seluruh kelereng yang masih berada di dalam lingkaran. Dan permainan akan di
mulai kembali.
d. Mengulang kembali cara bermain 1 dan 2. Anak yang kelerengnya paling jauh dari
lingkaran, boleh main lebih dahulu. Ia harus memakai kelereng yangada di luar lingkaran
sebagai “penyerang” untuk memukul kelereng di dalam lingkaran keluar, jika berhasil
melakukannya, maka ia bisa menyimpan setiap kelereng yang kena jentik.
e. Pemenangnya adalah anak yang mengumpulkan kelereng terbanyak.
4. Cara Menjentik Kelereng
Pertemukan ibu jari dengan jari tengah. Sentilkan kedua jari tepat pada kelereng.
Pemain secara bergantian melempar sesuai urutan berdasarkan hasil undian dengan adu
sut jari tangan Pelemparan gaco dilakukan dengan membidik dan melempar keras dengan
maksud mengenai buah pasangan atau agar hasil lemparan mendarat dilapangan permainan
terjauh. Selanjutnya yang mengawali permainan adalah siapa yang berhasil mengenai buah
pasangan, dialah mendapat giliran pertama.. Kalau tidak ada yang mengenai buah pasangan
,maka yang mulai bermain adalah gacoannya yang terjauh. Pemain harus berusaha
menghabiskan buah pasangan diporces pada saat giliran bermain. Ada yang sekali giliran
main sudah mampu menghabiskan semua buah pasangan. Tanda dia pemain yang terampil.
Berbagai taktik untuk menang dilakukan ,antara lain kalau tidak mau memburu gacoan
lawan, maka pilihannya adalah menembakkan gacoan ketempat yang kosong untuk
disembunyikan agar tidak dapat dimatikan oleh lawan-lawan main. Pemain yang mampu
menghabiskan buah pasangan terakhir dilanjutkan berburu menembak gacoan lawan. Pemain
yang gacoannya kena tembak maka gacoannya mati, selesailah permainannya pada game
tersebut.
Permainan dengan cara kejar-kejaran, Permainan ini biasanya dimainkan pemain dengan
jumlah yang terbatas tidak lebih dari 4 orang, permainan ini dimulai dengan cara semua
pemain mengambil jarak yang sama dengan garis atau area yang dibuat, setelah semua
pemain melemparkan kelereng gaconya maka yang terdekat dengan garis tersebut yang
memulai permainan dengan membidik kelereng gaco musuh musuhnya, begitu juga pemain
pemain lainnya. Hukuman yang didapat dari pemain yang kelereng gaconya mati dan
terbunuh oleh kelereng gaco pemain lain akan dihukum yaitu dengan cara menyerahkan
kelerengnya kepada pemain yang berhasil membunuh kelereng gaco lawan. Nilai suatu
kelereng juga bisa berbeda tergantung jenisnya.
C. Implikasi Permainan Anak Dalam Nilai-Nilai Karakter Anak.
1.Mengatur Emosi (Relaks)
Bermain kelereng sangat menyenangkan bagi anak. Kesenangan inilah yang
memunculkan unsur relaks yang membantu anak keluar sebentar dari rutinitasnya sehari-hari
untuk “me-recharge” kembali baterai energinya. Bila energinya sudah kembali penuh, tentu
baik sebagai persiapan menghadapi hal-hal yang serius, seperti belajar.
2. Melatih Kemampuan Motorik
Kegiatan-kegiatan dalam permainan ini, seperti melempar dan menyentil kelereng, dapat
melatih keterampilan motorik halus dan kasar di usia sekolah. Makin baik kemampuan
motorik, koordinasi visual dan konsentrasinya maka anak pun semakin mahir untuk
menembakkan kelereng-kelerengnya.
3. Melatih Kemampuan Berfikir (Kognitif)
Kemampuan berpikir anak ikut dirangsang dalam permainan ini. Misalnya, jika ia ingin
memenangkan permainan maka harus memecahkan masalah dan menggunakan strategi
dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
4. Kemampuan Berkompetensi
Keberhasilan anak menjalani suatu teknik yang lantas memperoleh tanggapan dari para
lawan nya merupakan hadiah tersendiri bagi anak. Adanya perasaan bersaing di usia sekolah
sangat penting untuk membentuk perasaan harga diri.
5 Kemampuan Sosial (Menjalin Pertemanan)
Yang paling penting dari kegiatan bermain adalah bagaimana anak mampu menjalin
pertemanan dengan kawan mainnya. Jangan lupa, hubungan pertemanan akan memberi
kesempatan pada anak untuk mempelajari konteks sosial yang lebih luas. Misal, ia jadi
belajar bekerja sama, belajar mengatasi konflik ketika terjadi pertengkaran pada saat bermain
dengan temannya, serta belajar mengomunikasikan keinginan dan pikirannya.
6. Bersikap Jujur
Anak juga punya kesempatan mengembangkan karakter dan kepribadian yang positif
ketika bermain, seperti pentingnya kejujuran dan fairness. Kecintaannya pada nilai-nilai yang
benar merupakan landasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain di masa yang akan
datang.
7. Melatih Taraf Kecermatan dan Ketelitian
Permainan ini dapat melatih otak kita menjadi lebih cermat dalam bertindak dan menjadi
lebih teliti dengan hal-hal yang telah dia lakukan atau yang akan dia kerjakan nanti. Dengan
cara memikirkan langkah-langkah yang harus diambil dengan kondisi yang sedang dia alami
saat bermain
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permainan tradisional merupakan permainan yang tidak memiliki peraturan tetap dan
dimainkan berdasarkan daerah tempat dimainkannya. Permainan tradional ini lebih
bersifat realistis dan dapat dirasakan langsung oleh anak dibandingkan jika anak
memainkan permaian di dalam gadget yang sifatnya khayalan. Manfaat yang di dapatkan
dari permainan tradisional tersebut diantaranya kemampuan motorik anak akan lebih
terasa, nilai-nilai kejujuran dan sportivitas, serta anak akan lebih mudah untuk
berkomunikasi dan berperilaku dengan teman-teman sebayanya. Oleh karena itu,
pengenalan permaian tradisional ditingkat SD harus lebih dioptimalkan agar anak-anak
dapat mengenal dan tidak kehilangan usia bermainnya.
B. Saran
Setiap pendidik hendaknya mengenal dan menguasai berbagai jenis permainan
tradisional sehingga dapat mengenalkannya kepada peserta didik dengan baik.
Instrumen Pertanyaan Wawancara Permainan Tradisional
1. Mengapa senang bermain kelereng?
2. Apa saja yang dibutuhkan untuk bermain kelereng?
3. Bagaimana cara bermain kelereng?
4. Mengapa suka bermain berkelompok?
5. Apa hal yang didapat setelah bermain kelereng?
6. Pada saat bermain apakah pernah terjadi perkelahian?
7. Mengapa lebih suka bermain kelereng dari pada bermain handphone?
8. Strategi apa yang dibutuhkan ketika bermain kelereng?
9. Mengapa tidak bosan bermain kelereng?
10. Apa saja nilai positif yang didapatkan setelah bermain kelereng?
11. Bagaimana perasaanmu ketika kalah dalam bermain kelereng?
12. Apakah manfaat dari bermain kelereng?
Download