Uploaded by rozaefdanika

deskripsi

advertisement
Taksonomi
Xylocarpus granatum
Scientific classification
Kingdom:
Plantae
(unranked): Magnoliophyta
Subphylum: Euphyllophytina
Infraphylum: Radiatopses
(unranked): Magnoliopsida
Subclass:
Magnoliidae
Superorder: Rosanae
Order:
Sapindales
Suborder:
Meliineae
Family:
Meliaceae
Tribe:
Xylocarpeae
Genus:
Xylocarpus
Species:
X. granatum
Binomial name
Xylocarpus
Koen.
granatum
Deskripsi organisme
Menurut Farhaeni (2015), Xylocarpus granatum atau biasa disebut Nyirih memiliki tinggi
pohon mencapai 8 m. Pohon ini memiliki jenis akar papan dan berbanir. Susunan daun
majemuk berseling, anak daun terdiri dari 2 pasang, elips sampai bulat telur sangsang, ujung
daun membundar, panjang 7-12 cm. Tipe biji normal. Kulit kayu berwarna merah kecoklatan
dan bertekstur halus. Selain itu kulit kayu memiliki bintik kehijauan atau kekuningan serta
mengelupas dengan pola acak.
Menurut Baba et al., (2016), Xylocarpus granatum memiliki sinonim Carapa Granatum
adalah pohon yang termasuk berukuran sedang. Tingginya dapat mencapai 20 m. Xylocarpus
granatum memiliki jenis akar papan serta berbanir. Xylocarpus granatum memiliki warna
kulit coklat muda, tipis dan bersisik. Memiliki daun berwarna hijau, bulat telur, tebal dan
kasar dengan ujung bulat. Buahnya berbentuk bulat seerti bola meriam dengan ukuran 12-25
cm berwarna hijau ketika muda dan coklat ketika matang.
Habitat
Menurut Sakar et al., (2014),Mangrove genus Xylocarpus, milik keluarga Meliaceae,
memiliki tiga spesies yang berbeda. X. granatum Koen, X. moluccensis Lamk. dan X.
mekongensis Pierre. Mangrove genus ini menyebar di hutan pasang surut tropis. Habitat
mangrove atau di habitat berpasir atau pantai menyebar dari Afrika ke Australia, termasuk
India dan Kepulauan Melayu. Di India, tiga spesies ini tercatat dari Kepulauan Andaman dan
Orissa Coast. Sedangkan dua spesies, X. granatum Koen. dan X. mekongenesis Pierre.
dilaporkan dari Sundarbans, Tamil Nadu Coast dan Andhra Pradesh.
Menurut arinasa (2012), Nyirih (Xylocarpus granatum) menyukai tempat tumbuh yang
hampir sama dengan mangrove jenis api-api. Jenis api-api (Avicennia officinalis dan A.
marina) mampu tumbuh di daerah yang lebih kering/belakang dengan salinitas yang cukup
tinggi sehingga kerdil pertumbuhannya dan akan berpotensi sebagai sumber genetik untuk
tumbuhan tahan kadar garam. Nyirih dapat hidup pada lingkungan yang lebih kering, tanah
bentukan baru (timbul), endapan lumpur, lumpur pejal berpasir, sedikit berkarang dengan
deburan ombak relatif tenang. Deburan ombak memiliki pengaruh yang besar terhadap
pertumbuhan mangrove. Semakin kecil deburan ombak yang mengenai mangrove maka
semakin banyak pohon mangrove yang bertahan di lingkungan tersebut.
Sistem reproduksi
Menurut Kamal (2011), fenologi tumbuhan bakau berhubungan dengan waktu berbunga,
berbuah dan produksi buah dan hipokotil. Pada tumbuhan bakau dimulai dengan
terbentuknya bagian vegetatif (primordial) bunga yang melalui proses pertumbuhan.
Kemudian bunga akan menjadi bagian generatif yaitu buah dan hipokotil. Buah bakau
matang saat panjang hipokotil lebih dari 38,60 cm-70,20 cm hingga hipokotil jatuh. Nilai
rata-rata morfometrik buah bakau baik panjang maupun berat yang lebih besar menunjukkan
daya dukung lingkungan terhadap perkembangan tumbuhan bakau sangat baik.
Menurut Danarto et al., (2011), Pohon bakau merupakan salah satu vegetasi yang banyak
ditemukan di pantai-pantai teluk dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai terlindung dan
masih dipengaruhi oleh pasang surut. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri yang mencolok berupa
akar tunjang yang besar dan berkayu, pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing.
Sedangkan buahnya berkecambah serta berakar ketika masih di pohon. Sehingga ketika
buah ini jatuh maka dapat lansung membentuk tunas baru. Sistem reproduksi yang pada
bakau ini disebut vivipar.
Manfaat ekonomis
Menurut Farhaeni (2015), Biji buah nyirih dapat dimanfaatkan untuk bedak lulur. Selain itu
minyak dan bijinya dapat digunakan untuk minyak rambut. Sehingga mangrove jenis nyirih
ini memiliki manfaat sebagai produk kecantikan. Dalam bidang kesehatan nyirih dapat
digunakan sebagai obat gatal, obat luka dan pereda demam. Kulit kayu nyirih digunakan
untuk obat sakit perut serta sebagai sumber tannin.
Menurut Baba et al., (2016), Masyarakat Asia Tenggara memanfaatkan Xylocarpus granatum
sebagai obat beberapa penyakit. Diantara penyakit yang memanfaatkan Xylocarpus granatum
sebagai obat adalah diare,kolera serta malaria. Buah Xylocarpus granatum digunakan sebagai
obat untuk pembengkakan payudara dan kaki gajah. Biji yang telah dihaluskan dapat
digunakan sebagai salep gatal dengan cara dicampur dengan minyak kelapa dan belerang.
Suku Mah Meri dari Pulau Carey di Selangor,Malaysia, mengukir unikpatung rohani dari
kayu Xylocarpus granatum.
Informasi tambahan
Menurut Farhaeni (2015), Nyirih memiliki diameter buah 15-20 cm dengan berat sekitar 1-2
kg. Buah nyirih berwarna coklat kekuningan dengan permukaan kasar. Bentuk buah nyirih
bulat seperti melon yang terdiri dari 6-16 biji. Meskipun tergolong buah yang berat, buah
nyirih dapat mengapung. Pohon nyirih dapat berbuah sepanjang tahun terutama pada bulan
Juli-Agustus dan November-Desember.
Menurut Baba et al., (2016), Xylocarpus granatum merupakan tumbuhan yang kaya akan
limonoid atau Tetranortriterpenoids. Dengan kandungan itu Xylocarpus granatum dapat
digunakan sebagai anti bakteri, anti filaria, sitotoksik, anti dislipidemik serta kardiotonik.
Selain itu kandungan zat yang dimiliki oleh Xylocarpus granatum dapat mencegah dari diare,
maag serta diabetes. Dengan begitu banyak masyarakat yang memanfaatkannya sebagai obat
tradisional. Xylocarpus granatum tidak hanya bermanfaat dibidang kesehatan tetpi juga
dibidang lain, seperti pencegah abrasi pantai dan sebagai habitat biota lain.
REFERENSI
Arinasa, Ida Bagus Ketut. 2012. Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove di Taman Nasional
Bali Barat. Buletin Kebun Raya Vol. 15(1)
Baba, Shigeyuki. Hung Tuck Chan1. Mami Kainuma. Mio Kezuka. Eric W.C. Chan . Joseph
Tangah. 2016. Botany, Uses, Chemistry and Bioactivities of Mangrove Plants III:
Xylocarpus granatum. ISME/GLOMIS Electronic Journal. Volume 14(1) ISSN
1880-7682.
Danarto, YC. Stefanus Ajie Prihananto. Zery Anjas Pamungkas. 2011. Pemanfaatan Tanin
dari Kulit Kayu Bakau sebagai Pengganti Gugus Fenol pada Resin Fenol
Formaldehid. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. ISSN 1693 –
4393
Farhaeni, mutria. 2015. Komodifikasi Buah Mangrove untuk Pemberdayaan Masyarakat
Pesisir di Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung Bali. Journal Studi
Kultural. Vol 1(1) ISSN 2322-1968.
Kamal E. 2011. Fenologi mangrove (R. apiculata, R. mucronata dan R.stylosa) di pulau
Unggas, Air Bangis Pasaman Barat, Sumatera Barat. Jurnal Natur Indonesia. Vol
14(1):
90-94.
Sakar, A. A.K. Sarkar. P.K. Sen. 2014. Study of Genetic Variation and Phenetic
Relationships in Some Vulnerable Taxa from Indian Sundarbans Following RAPD
Marker Analysis. Scientific Journal of Biological Sciences. Vol 3(11):108-116
Zipcodezoo.
2016.
Xylocarpus
granatum.
http://zipcodezoo.com/index.php/Xylocarpus_granatum (diakses pada 19 November
2016 Pukul 23:03 WIB)
Download