USULAN PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DAN PENGELUARAN KAS PADA KOPERASI ADI WIGUNA SEJAHTERA MENURUT COSO NAMA NIM : NI WAYAN KOMALA YANTI : 1715644019 PROGRAM SARJANA TERAPAN AKUNTANSI MANAJERIAL POLITEKNIK NEGERI BALI BADUNG 2020 i DAFTAR ISI Halaman Judul.......................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................. ii Daftar Tabel ........................................................................................................... iv Daftar Gambar ......................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7 A. Landasan Teori ............................................................................................... 7 1. Sistem ....................................................................................................... 7 2. Informasi .................................................................................................. 9 3. Sistem Informasi ................................................................................... 11 4. Akuntansi ............................................................................................... 12 5. Sistem Informasi Akuntansi ................................................................ 13 6. Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi ................................ 16 7. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas ............... 22 ii iii 8. Pengendalian Internal ........................................................................... 27 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................. 39 1. Pengendalian Internal ........................................................................... 39 2. Sistem Informasi Akuntansi ................................................................ 40 C. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 40 D. Kerangka Konseptual ................................................................................... 44 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 46 A. Sumber dan Jenis Data ................................................................................ 46 1. Sumber Data .......................................................................................... 46 2. Jenis Data ............................................................................................... 46 B. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................................... 47 C. Prosedur Penentuan Sampel ........................................................................ 49 D. Teknik Analisis Data ................................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Elemen Komponen Pengendalian Lingkungan ..................................... 51 Tabel 3.2 Elemen Komponen Penilaian Risiko .....................................................53 Tabel 3.3 Elemen Komponen Informasi Dan Komunikasi ....................................54 Tabel 3.4 Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian ..........................................55 Tabel 3.5 Elemen Komponen Aktivitas Pemantauan ............................................57 iv DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual ....................................................................... 44 v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi diiringi dengan perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat dan pesat, menuntut agar perusahaan mempunyai Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang didesain dengan baik agar dapat bertahan dalam persaingan dunia bisnis yang semakin ketat. SIA yang didesain dengan baik akan sangat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan strategi perusahaan, dan tentunya dapat menambah nilai suatu perusahaan. SIA dalam suatu perusahaan dapat berupa sebuah sistem manual ataupun sistem yang kompleks dengan menggunakan teknologi terbaru atau kombinasi keduanya. Perkembangan teknologi di masa sekarang ini mengakibatkan segala sesuatu yang memungkinkan diatur secara teknologi diusahakan secara maksimal, dan sistem kerja secara manual perlahan-lahan mulai tergeser dengan adanya teknologi yang semakin canggih. Adapun perubahan yang terjadi dari sistem manual menjadi terkomputerisasi, salah satunya terjadi pada perubahan dalam pengendalian internal. Perubahan cara kerja dari sistem manual ke sistem terkomputerisasi tentunya menimbulkan pertanyaan mengenai pelaksanaan pengendalian internal pada SIA. Pengendalian internal tidak bertujuan untuk menghilangkan semua kemungkinan kesalahan, namun pengendalian internal yang baik dapat memperkecil kemungkinan kesalahan selama operasional perusahaan seperti penyelewengan, 1 2 pemborosan, pencurian, dan kecurangan serta untuk memastikan bahwa sistem berjalan dengan benar. Selain itu, Sanyoto dalam bukunya mengatakan bahwa sistem pengendalian internal merupakan kebutuhan mutlak yang harus dievaluasi oleh auditor. Menurut Romney dan Steinbart (2014:229), “Kerangka pengendalian internal yang digunakan untuk mengembangkan sistem pengendalian internal ada tiga, yaitu kerangka Control Objective for Information and Related Technology (COBIT), Kerangka Pengendalian Internal Committee of Sponsoring Organizations (COSO), dan Kerangka Manajemen Risiko Perusahaan COSO atau Enterprise risk Manajement (ERM)”. Kerangka Pengendalian Internal COSO merupakan kerangka yang paling popular dan sering digunakan karena diterima secara luas,model COSO lebih bersifat umum dan merupakan rancangan dasar dari semua framework. Kerangka ini terdiri dari lima komponen yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko dan respon risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Koperasi Adi Wiguna Sejahtera merupakan badan usaha yang didirikan dengan tujuan untuk mensejahterakan seluruh anggotanya. Sebagai badan usaha berorientasi laba, tentunya Koperasi Adi Wiguna Sejahtera harus mensejahterakan anggotanya dengan memberikan rasa aman atas investasi yang dilakukan. Apabila kepercayaan anggota terhadap pengelolaan yang tercermin pada laporan yang dihasilkan diragukan, akan berdampak terhadap kredibilitas Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. Laporan keuangan yang disampaikan harus berasal dari sistem informasi akuntansi yang memiliki pengendalian internal yang memadai. Koperasi Adi Wiguna Sejahtera telah menggunakan suatu sistem terkomputerisasi 3 dalam melakukan pemrosesan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang bernama XAMPP Control Panel Application. Penggunaan sistem ini memudahkan pengelolaan menyediakan informasi dengan cepat dan lebih akurat. Kas sebagai subjek penelitian, karena kas merupakan salah satu aset perusahaan yang paling likuid dan memiliki potensi kecurangan tertinggi. Apabila pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas tidak memadai tentunya Koperasi Adi Wiguna Sejahtera memiliki potensi kehilangan harta yang akan merugikan, dan kehilangan kepercayaan dari anggota. Berdasarkan penelitian pendahuluan dan observasi yang dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa hal yang tidak seharusnya dilakukan karena bertentangan dengan teori maupun kajian ilmiah pengendalian internal, salah satunya yaitu kepemilikan hak akses. Koperasi Adi Wiguna Sejahtera memiliki 3 pegawai yang memiliki tugas dalam melakukan pembukuan, kasir, dan kolektor tabungan. Setiap pegawai memiliki tugas tersendiri sesuai dengan bidang yang dikerjakan, serta hanya bagian pembukuan yang berhak melakukan akses program penginputan yaitu atas nama Ni Luh Komang Armini,S.Sos yang sekaligus bertugas membantu bagian kasir dan semua hal yang dilakukan selalu diawasi oleh Manajer atas nama I Ketut Partana,S.Sos. Semua berkaitan dengan hak akses juga telah dikonfirmasi oleh Manajer Koperasi Adi Wiguna Sejahtera, namun hal tersebut bertentangan dengan yang disampaikan oleh Romney dan Steinbart dalam teorinya, yaitu “Pengendalian Internal yang baik mensyaratkan tidak ada satu pegawai pun yang diberi banyak tanggung jawab atas transaksi dan proses bisnis”. Romney dan Steinbart juga menyatakan bahwa, “Setiap orang yang 4 memiliki akses yang tidak terbatas ke komputer, program, dan data langsung dapat melakukan penipuan”. Untuk mengatasi hal ini perlulah sebuah pemisahan tugas sistem (segregation of system duties). Adanya pemisahan tugas dalam perusahaan juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Coe dan Ellis dalam The Wall Street Journal yang dikutip dari skripsi Priyanti dan Dian Emi yang berjudul “Evaluasi Pengendalian Internal Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Untuk Organisasi Non Profit”, yang mana mendapat kesimpulan bahwa terdapat kelemahan dalam pengendalian internal di lembaga negara, local, dan nirlaba. Pengujian menetapkan bahwa 38,6 persen kejahatan karena pemisahan tugas yang tidak tepat. 12,6 persen karena pengendalian pembelian yang lemah, dan 11,8 persen tidak terdeteksi karena tidak dilakukan audit. Berdasarkan uraian permasalahan dan penelitian terdahulu, penulis berinisiatif melakukan pengujian terhadap pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. Hal ini mengingat berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan penulis ditemukan beberapa masalah, sehingga penulis sangat tertarik untuk menggali lebih dalam untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian internal sistem informasi akuntansi unit simpan pinjam Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Analisis Dan Evaluasi Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Dan Pengeluaran Kas Pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera Menurut COSO”. 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimanakan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. 2. Untuk mengadakan evaluasi terhadap sistem pengendalian internal dalam menunjang efektivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. D. Manfaat Penelitian Penyusunan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: 1. Bagi Koperasi Adi Wiguna Sejahtera Untuk membantu Koperasi Adi Wiguna Sejahtera dalam memperbaiki sistem informasi akuntansi yang ada sehingga pengendalian internal dapat ditingkatkan. 6 2. Bagi Penulis Untuk menambah dan memperluas kajian, baik secara teoritis maupun praktis dalam upaya meningkatkan pengendalian internal dan dapat memecahkan masalah yanng ada dalam perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan pertimbangan atau menambah wawasam terutama untuk yang berminat melakukan penelitian yang berkaitan dengan materi penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2014:3), “Sistem (system) adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan”. Menurut Hall (2016:6), “Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama”. Berdasarkan definisi para ahkli tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan unsur-unsur yang terpadu yang saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sistem terdiri dari sub sistem yang merupakan bagian kecil dari sistem, sub sistem terdiri dari beberapa sub sistem yang lebih kecil dan begitu seterunya. Pada sistem akuntansi, misalnya terdiri dari sub sistem akuntansi penjualan, sub sistem akuntansi pembelian, sub sistem akuntansi penggajian, dan sebagainya. Sub sistem akuntansi penjualan terdiri lagi dari sub sistem pesanan penjualan, sub sistem pengiriman barang, sub sistem penagihan, dan sub sistem penerimaan kas. Sub sistem ini saling berinteraksi dan berhubungan yang membentuk satu kesatuan yang terpadu dengan tujuan mencapai sasaran dari sistem tersebut. Suatu sistem memiliki sifat atau karakteristik sebagai berikut: 7 8 a. Komponen Sistem Sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan dapat berupa suatu sub sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sub sistem mempunyai sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi-fungsi tertentu dari mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. b. Batas Sistem Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. c. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. d. Penghubung Sistem Penghubung Sistem merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya. e. Masukan Sistem (input) Masukan sistem dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. f. Pengolahan Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah input menjadi output. 9 g. Keluaran Sistem (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan sistem dan mengkasifikasikan masukan menjadi keluaran. h. Sasaran atau Tujuan Suatu sistem akan dikatakan berfungsi jika mengenai sasaran dan tujuannya. Sasaran sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang akan dikatakan berfungsi bila mengenai sasaran dan tujuannya. 2. Informasi Menurut Romney dan Steinbart (2014:4), “Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan”. Menurut Gondodiyoto (2007:110). “Informasi merupakan data yang sudah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya, menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata yang dapat dipahami dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan sekarang maupun untuk masa depan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi diperlukan untuk pengambilan keputusan, informasi yang tepat dan akurat akan membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat sehingga diperlukan sistem informasi yang baik agar memberikan informasi yang baik pula. Sumber dari sebuah informasi adalah data. Menurut Gondodiyoto (2007:110), data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal dalam atau data-item. Data perlu diolah oleh sebuah sistem pengolahan data agar 10 dapat menjadi sebuah output dalam bentuk informasi yang berguna bagi pemakainya. Selain itu perlu diketahui bahwa untuk meningkatkan kualitas sebuah informasi harus ada minimal dua pertimbangan yaitu biaya dan manfaat. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaat dari informasi lebih efektif daripada biaya untuk mendapatkannya. Adapun karakteristi dari informasi yang berguna, diantaranya: a. Relevan Mengurangi ketidakpastian, meningkatkan pengambilan keputusan, serta menegaskan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya. b. Lengkap Tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian atau aktivitas yang diukur. c. Reliable Bebas dari kesalahan, menyajikan kejadian atau aktivitas organisasi secara akurat. d. Tepat waktu Diberikan pada waktu yang tepat bagi pengambil keputusan dalam mengambil keputusan. e. Dapat dipahami Disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan jelas. f. Dapat diverifikasi Dua orang yang independen dan berpengetahuan di bidangnya, masing-masing menghasilkan informasi yang sama. 11 g. Dapat diakses Tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkan dan dalam format yang dapat digunakan. 3. Sistem Informasi Menurut Gondodiyoto (2007:112), “Sistem Informasi didefinisikan sebagai kumpulan elemen-elemen dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi”. Sedangkan menurut Hall (2011:7) mengatakan “Sistem Informasi adalah sebuah serangkaian prosedur formal data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai”. Apabila sebuah organisasi menjadi semakin besar, maka informasi akan menjadi semakin penting karena menjadi alat bantu manajer dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Informasi sebagai sumber daya konseptual dibutuhkan untuk melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan-tujuan strategis perusahaan. Agar dapat mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan sistem informasi yang baik. Menurut Gondodiyoto (2007:114), “Sistem Informasi yang baik dan berbasis teknologi informasi dapat dirancang untuk men-generate data hitungan dengan rumusan-rumusan atau formula-formula, serta target/kriteria/standar, maupun pilihan-pilihan alternatif”. 12 4. Akuntansi Menurut Haryono (2012:4), “Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan”. Berdasarkan definisi ahli dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi merupakan suatu seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan, dan penganalisaan informasi keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan pihak internal dan eksternal perusahaan. Informasi akuntansi berkualitas menurut The Financial Accounting Standards Board (FASB) harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Perbandingan antara manfaat dan biaya (cost and benefit) b. Materialitas (materiality) c. Dapat dimengerti (understandbility) d. Relevan (relevance): 1) Nilai prediktif (predictive value) 2) Nilai umpan balik (feedback value) 3) Tepat waktu (timelines) e. Dapat dipercaya (reliability): 1) Dapat diverifikasi (verifiability) 2) Menyajikan yang seharusnya (representational faithfulness) 3) Netralitas (neutrality) f. Dapat dibandingkan (comparability) g. Konsisten (consistency) 13 5. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiaji “Sistem (2015:4), Informasi Akuntansi merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk memproses sebuah data transaksi untuk menghasilkan suatu informasi yang mempunyai manfaat dalam perencanaan dan pengendalian serta dalam proses pengoperasian bisnis”. Menurut Romney (2014:10), “Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan salah satu subsistem informasi yang lebih awal diimplementasikan, dan bahkan lazimnya menjadi salah satu komponen utama dalam pengembangan subsistem informasi lainnya”. Untuk menerapkan sebuah sistem informasi akuntansi adapun yang harus dilakukan adalah memahami aktivitas bisnis yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan dalam menetapkan keputusan melaksanakan aktivitas bisnis tersebut. b. Prinsip-prinsip Sistem Informasi Akuntansi Adapun prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan sistem informasi akuntansi menurut Gondodiyoto yaitu: 1) Keseimbangan biaya dan manfaat 2) Luwes dan dapat membuat perkembangan 3) Pengendalian internal yang memadai 4) Sistem pengendalian yang efektif 14 c. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan definisi sistem informasi akuntansi, dapat disimpulkan bahwa tujuan sisem akuntansi adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada berbagai pihak yang membutuhkan informasi tersebut, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Menurut Romney (2014:11), adapun tujuan sistem informasi akuntansi, yaitu: 1) Mengumpulkan serta menyimpan semua data mengenai aktivitas dari perusahaan yang menggunakan sistem tersebut berupa sumber data yang ada dalam perusahaan serta semua aktivitas bisnis perusahaan. 2) Memproses sebuah data sehingga menjadi sebuah informasi yang membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, serta pengevaluasian semua aktivitas dari sumber daya yang ada dalam perusahaan. 3) Serta membantu manajemen dalam menjalankan pengendalian yang baik dalam hal mengamankan aset serta data-data dari perusahaan. Sedangkan menurut Hall (2011:18), tujuan disusunnya sistem informasi akuntansi, yaitu: 1) Untuk mendukung fungsi pertanggungjawaban kepengurusan suatu organisasi. 2) Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, karena sistem informasi memberikan informasi yang diperlukan oleh 15 pihak manajemen untuk melakukan tanggungjawab pengambilan keputusan. 3) Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan karena membantu personil operasional untuk bekerja lebih efektif dan efisien. d. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Adapun manfaat sistem informasi akuntansi menurut Krismiaji (2015:26) yaitu: 1) Memproses data transaksi dari suatu perusahaan secara efektif serta efisien 2) Menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen dalam pembuatan atau dalam pengambilan keputusan 3) Melakukan pengawasan yang baik dan memadai untuk dapat menjamin bahwa semua informasi yang dihasilkan dapat dijamin kebenarannya serta dapat dipercaya 4) Dapat menjami semua aktivitas bisnis telah dilaksanakan secara baik serta telah sesuai dan sejalan dengan tujuan manajemen dan peraturan yang dibuat oleh perusahaan, dan dapat melindungi semua aset dari perusahaan termasuk semua data yang dimiliki oleh perusahaan. e. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Adapun karakteristik dari sistem informasi akuntansi, yaitu : 1) SIA bersifat mendasar, diwajibkan oleh aturan legal dan sebagai pelaksanaan prinsip akuntabilitas, dan rewardship dari para 16 pengurus perusahaan atau direksi kepada stakeholder dan stockholder 2) SIA digunakan oleh internal maupun eksternal perusahaan 3) SIA digunakan oleh seluruh unit dan seluruh strata manajemen 4) SIA mengolah data transaksi akuntansi 5) SIA memberikan masukan menjadi salah satu komponen penting input bagi sistem informasi manajemen 6) SIA dianggap lebih independen, karena disusun oleh unit netral bukan yang langsung terlibat operasinal 7) Berfokus pada data historis dan kinerjanya dapat diukur dengan perspektif yang lebih luas 8) SIA disajikan rinci karena bersifat pertanggungjawaban 9) Laporan akuntansi yang diharapkan diatur dengan aturan legal, baik aturan BAPEPAM, otoritas bursa saham, serta standar akuntansi keuangan 10) SIA merupakan implementasi dari sistem pengendalian internal organisasi pada subset CBIS lain tidak harus sebagai implementasi pengendalian internal 6. Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi Perkembangan teknologi dibidang komputer sudah semakin berkembang dengan semakin banyak inovasi pada pengembangan perangkat keras maupun lunak. Perkembangan yang pesat tersebut 17 tentunya menuntut suatu perusahaan untuk menggunakan peralatan modern dalam mengelola data pada aktivitas perusahaan. SIA terkomputerisasi merupakan sistem informasi akuntansi yang semua proses transaksi dilakukan dengan menggunakan komputer dan terpusat, baik untuk melakukan input proses dan output data. Pengolahan data akuntansi dengan menggunakan komputer dapat dilakukan dengan cepat sehingga informasi yang disampaikan pun dapat tepat waktu, sehingga hal inilah yang mendasari peralihan cara kerja manual menjadi terkomputerisasi. Sistem informasi tidak harus berbasis komputer, namun istilah sistem informasi baru dikenal luas setelah mendapat dukungan komputerisasi. Sistem informasi berbasis komputer dikembangkan dengan ciri-ciri yaitu mendukung informasi untuk pengambilan keputusan, terencana, terpadu, dan terdiri dari berbagai sub sistem. Menurut Gondodiyoto (2007:219), penerapan komputerisasi pada SIA menyebabkan enam perubahan di dalam sistem. Perubahan tersebut sebagai berikut: 1) Perubahan terhadap struktur organisasi Pada perusahaan yang benar penerapan komputerisasi akan menimbulkan suatu departemen pengolahan baru, yaitu departemen komputer atau departemen pengolahan data elektronik atau departemen sistem informasi. 18 2) Perubahan terhadap simpanan data Pada sistem manual data dicatat di jurnal dan buku besar, sedangkan pada sistem komputerisasi data disimpan di file dalam bentuk yang hanya dapat dibaca oleh mesin. 3) Perubahan pemrosesan volume data besar yang rumit Pemrosesan secara terkomputerisasi dapat berproses dengan lebih cepat, tepat, konsisten, dan dapat dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang relatif tidak terbatas. 4) Perubahan terhadap ketersediaan informasi Sistem secara terkomputerisasi dapat menyediakan informasi pada saat yang dibutuhkan. 5) Perubahan dalam pengendalian internal Dengan diterapkannya sistem secara terkomputerisasi, maka pengendalian internal juga akan mengalami perubahan, terutama pada pengendalian akuntansi. 6) Perubahan penelusuran akuntansi Pada sistem secara terkomputerisasi, penelusuran akuntan (audit trail) menembus sistem komputer. Pemeriksaan ini disebut dengan audit through computer. Audit through computer adalah pemeriksaan langsung terhadap program dan file-file komputer pada sistem informasi berbasis teknologi informasi (TI). 19 b. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi Menurut Romney dan Steibart (2014:60), sistem informasi berbasis komputer memiliki delapan tujuan, yaitu: 1) Goal and Objectives Setiap sistem informasi didesain untuk membantu pencapaian sutu atau lebih goal dan objective yang diterapkan oleh perusahaan. 2) Inputs Input merupakan data yang dikumpulkan dan kemudian dimasukkan ke dalam sistem. 3) Outputs Output data suatu sistem informasi adalah informasi yang dihasilkannya suatu output yang dimasukkan kembali ke dalam sistem sebagai input disebut suatu feedback. 4) Data Storage Data biasanya akan disimpan terlebih dahulu dalam suatu sistem informasi sebelum data tersebut dipergunakan. Data yang disimpan tersebut harus senantiasa di up-date agar sesuai dengan keadaan terakhir. 5) Processor Data akan diproses oleh suatu sistem informasi menjadi informasi. Banyak perusahaan yang memproses data informasinya dengan menggunakan komputer. dalam sistem 20 6) Instruction and Procedures Sistem informasi tidak dapat memproses data menjadi informais tanpa perintah-perintah dan prosedur-prosedur yang rinci. Suatu software dibuat untuk memberi perintah kepada komputer tentang memproses data. 7) Users Users adalah orang yang berinteraksi dengan suatu sistem dan menggunakan informasi yang dihasilkannya, termasuk orang yang melaksanakan dan mencatat transaksi serta orang yang mengatur dan mengendalikan sistem. 8) Control and Security Measures Informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi harus akurat, bebas dari kesalahan, dan dilindungi dari access yang tidak sah. Control and Security Measures digunakan dalam sistem informasi untuk memberikan kepastian bahwa informasi akurat dan operasi sistem sudah sesuai dengan yang diharapkan. c. Kesalahan Dan Risiko Dalam Sistem Informasi Akuntansi Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam SIA biasanya terjadi oleh dua sebab yaitu kesalahan-kesalahan yang disengaja dan kesalahan yang tidak disengaja. Kesalahan yang tidak disengaja umumnya terjadi pada proses aplikasi pengolahan data, seperti salah memasukkan kode, salah nilai yang umumnya kesalahan ini disebabkan ketidaktelitian, sedangkan kesalahan yang disengaja 21 merupakan kecurangan dalam bentuk pencurian atau penyelewengan terhadap harta kekayaan milik perusahaan. Beberapa risiko khusus yang terjadi pada sistem teknologi informasi meliputi: 1) Risiko pada perangkat keras dan data a) Ketergantungan pada kemampuan berfungsinya perangkat keras dan lunak. b) Kesalahan sistematis versus kesalahan acak. c) Akses yang tidak sah. d) Hilangnya data 2) Jejak audit yang berkurang a) Visibilitas jejak audit b) Keterlibatan manusia yang berkurang c) Tidak adanya otorisasi tradisional 3) Kebutuhan akan pengalaman TI dan pemisahan tugas a) Pemisahan tugas yang berkurang b) Kebutuhan akan pengalaman TI Menurut Gondodiyoto (2007:211), “Risiko komputerisasi pada sistem yaitu risiko yang bersifat umum ialah karena sesuatu hal mengakibatkan operasinal perusahaan menjadi terbengkalai. Suatu hal yang dimaksud dapat berupa gangguan listrik, atau sistem jaringan”. 22 7. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Kas merupakan elemen aset yang paling likuid dan hampir semua transaksi pada akhirnya akan berhubungan dengan kas. Menurut Baridwan (2014:83), “Kas adalah alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu”. Kas sangat mudah untuk dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan kepemilikannya, sehingga kas sangat mudah diselewengkan. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan yang tepat terhadap kas dengan menerapkan sistem pengendalian internal yang baik. a. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Menurut Baridwan (2014:85), “Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber antara lain dari penjualan tunai, pelunasan piutang, atau dari pinjaman”. Penerimaan kas perusahaan umumnya berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan secara kredit. Adapun fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut: 1) Fungsi Penjualan 2) Fungsi Kas 3) Fungsi Gudang 23 4) Fungsi Pengiriman 5) Fungsi Akuntansi Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: 1) Faktu Penjualan Tunai 2) Pita Register Kas 3) Credit Card Sales Slip 4) Bill Of Lading 5) Faktur Penjualan COD 6) Bukti Setor Bank 7) Rekap Harga Pokok Penjualan Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: 1) Jurnal Penjualan 2) Jurnal Penerimaan Kas 3) Jurnal Umum 4) Kartu Persediaan 5) Kartu Gudang Adapun jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: 1) Prosedur Order Penjualan 2) Prosedur Penerimaan Kas 3) Prosedur Penyerahan Barang 24 4) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai 5) Prosedur Penyetoran Kas ke Bank 6) Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas 7) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan Penerimaan kas uang bersumber dari pelunasan piutang atau penjualan secara kredit adalah sebagai berikut, adapun fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas dari pelunasan piutang yaitu: 1) Fungsi Sekretariat 2) Fungsi Penjualan 3) Fungsi Kas 4) Fungsi Pemeriksaan Internal Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah: 1) Surat Pemberitahuan 2) Daftar Surat Pemberitahuan 3) Buku Setor Bank 4) Kuitansi b. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas Menurut Baridwan (2014:85), “Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat, seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan”. Sistem informasi 25 akuntansi pengeluaran kas adalah suatu sistem pengolahan data akuntansi yang digunakan untuk mengelola kas, yang merupakan koordinasi dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis untuk menghasilkan informasi akuntansi pengeluaran kas, sehingga dapat mengatur likuiditas kasnya. Pengeluaran kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan berkurangnya saldo-daldo kas tunai, atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pembelian tunai, pembayaran utang, pengeluaran transfer maupun pengeluran lainnya. Sistem informasi akuntansi pengeluaran kas terbagi menjadi dua bagian yaitu sistem informasi akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan sistem dana kas kecil. Pengeluaran kas dalam jumlah yang kecil umumnya menggunakan sistem dana kas kecil yang pencatatannya menggunakan dua metode yaitu imprest dan fluktuasi, sedangkan pengeluaran dengan nilai relatif besar umumnya menggunakan cek. 1) Pengeluaran Dengan Cek Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengluaran kas dengan cek adalah: a) Bukti Kas Keluar b) Cek c) Permintaan Cek Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah: 26 a) Jurnal Pengeluaran Kas b) Register Cek Fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi pengluaran kas dengan cek adalah: a) Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas b) Fungsi Kas c) Fungsi Akuntansi d) Fungsi Pemerikasaan Internal Adapun prosedur dalam pengeluaran kas dengan menggunakan cek, yaitu: a) Prosedur Pembuatan Bukti b) Prosedur Pembayaran Kas c) Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas 2) Pengeluaran Dengan Kas Kecil Pengeluaran kas dengan menggunakan kas kecil dibagi menjadi dua, yaitu metode imprest atau dana tetap dan metode fluktuasi atau tidak tetap. Adapun dokumen yang diperlukan, yaitu: a) Bukti Kas Keluar b) Permintaan Pengeluaran Kas Kecil c) Bukti Pengeluaran Kas Kecil d) Permintaan Pengisian Kembali Dana Kas Kecil Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan sistem dana kas kecil adalah: 27 a) Jurnal Pengeluaran Kas b) Buku Kas Kecil Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan sistem dana kas kecil adalah: a) Fungsi Pemegang Dana Kas Kecil b) Fungsi Kas c) Fungsi Akuntansi d) Fungsi Pemerikasaan Internal Prosedur pengeluaran kas dengan menggunakan sisem dana kas keci yaitu: a) Pembentukan Dana Kas Kecil b) Permintaan Pengeluaran Dana Kas Kecil c) Pengeluaran Kas Kecil d) Pengisian Kembali Dana Kas Kecil e) Penyesuaian Dana Kas Kecil (imprest) 8. Pengendalian Internal a. Pengertian Pengendalian Internal Setiap bisnis tentunya memiliki risiko yang harus selalu dihadapi, risiko ini dapat berupa kelalaian, kecurangan, kesalahan pelaporan keuangan, kehilangan aset perusahaan, pengeluaran yang melebihi seharusnya, dan kinerja di bawah standar. Untuk memperkecil risiko ini diperlukan sebuah tindakan antisipatif berupa kontrol walaupun tidak dapat sepenuhnya mengatasi risiko. Kontrol ini berupa 28 pengendalian internal. Pengendalian internal yang baik bukanlah pengendalian yang habis-habisan, namun antaran biaya dan manfaat harus seimbang untuk dikatakan optimal. Menurut Romney dan Steinbart (2014:226), “Pengendalian Internal adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian berikut telah tercapai”. Adapaun tujuan pengendalian internal yang dimaksud: 1) Mengamankan aset. Mencegah atau mendeteksi perolehan, penggunaan, atau penempatan yang tidak sah 2) Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar 3) Memberikan informasi yang akurat dan reliable 4) Menyimpan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan 5) Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional 6) Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial 7) Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku Menurut Statement on Auditing Practice (SAP), pengendalian internal dibedakan menjadi dua, yaitu Pengendalian Administratif dan Pengendalian Akuntansi. Pengendalian Addministratif berkaitan dengan rencana organisasi dan prosedur yang bermuara pada keputusan-keputusan yang menyangkut tangggung jawab wewenang, dan otoritas manajemen yang akan menjadi dasar bagi 29 kontrol internal dibidang akuntansi. Pengendalian ini meliputi prosedur yang menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap peraturan pimpinan perusahaan, dan pada umumnya tidak langsung berhubungan dengan pembukuan atau sistem akuntansi. Sedangkan Pengendalian Akuntansi berkaitan dengan rencana organisasi, prosedur, catatan, untuk menjamin pengamanan harta, dan memberikan keyakinan mengenai: 1) Setiap transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi yang berwenang 2) Setiap transaksi dicatat untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai prinsip akuntansi berterima umum 3) Akses terhadap aset hanya sesuai dengan otorisasi yang ada 4) Catatan tentang akuntabilitas aset sesuai dengan kenyataan dan dapat direkonsiliasikan. b. Tujuan Pengendalian Internal Adapun tujuan dari sistem pengendalian internal, yaitu: 1) Menjaga keamanan harta milik organisasi 2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi 3) Memajukan efisiensi dalam operasi 4) Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. Mengembangkan suatu sistem pengendalian internal memerlukan pemahaman yang seksama terhadap kemampuan teknologi informasi 30 dan risikonya, begitu pula dengan menggunakan TI untuk mencapai tujuan pengendalian sebuah perusahan. c. Kategori Pengendalian Internal Pengendalian internal dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: 1) Pengendalian Internal Komputerisasi Pengendalian ini secara khusus berkaitan dengan lingkungan teknologi, informasi dan pengendalian teknologi informasi, dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. a) Pengendalian umum bertujuan untuk lebih menjamin integritas data yang terdapat dalam sistem komputer dan sekaligus menyakinkan integritas komputer atau aplikasi yang digunakan dalam pemrosesan data. Pengendalian umum pada perusahaan umumnya dilakukan pada aspek fisikal dan logikal. Aspek fisikal yaitu aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal terhadap sistem informasi level manajemen. b) Pengendalian aplikasi bertujuan untuk memasukan data diinput dengan benar ke dalam sistem atau aplikasi, di proses dengan benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan. Pengendalian aplikasi hadap aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang di design oleh manajemen organisasi untuk meminimalkan risiko terhadap 31 aplikasi yang diterapkan perusahaan agar proses bisnis berjalan dengan baik. 2) Pengendalian Tradisional atau Manual Ada enam kategori tradisional dari kegiatan pengendalian ini, yaitu: a) Otorisasi Transaksi Otorisasi transaksi digunakan untuk memastikan bahwa semua materi transaksi yang diproses oleh sistem informasi tersebut valid dan sesuai dengan tujuan manajemen. b) Pemisahan Tugas Pemisahan tugas merupakan kerangka pembagian tanggungjawaba fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Pemisahan tugas digunakan untuk mengontrol dari aspek negatif perilaku manusia. Manusia melakukan kesalahan (kekeliruan, kelalaian, error) dan terkadang melakukan fraud (kecurangan, penyalahgunaan). c) Supervisi Supervisi digunakan perusahaan untuk mempekerjakan personel yang kompeten dan dapat dipercaya. Tugas dari supervisi adalah mengatur atau mengontrol setiap kegiatan yang berkaitan dengan proses bisnis perusahaan atau organisasi. 32 d) Record Akuntansi Record akuntansi terdiri atas dokumen sumber, jurnal, dan buku besar. Record tersebut menangkap esensi ekonomi dari transaksi dan menyediakan jejak audit bagi peristiwaa ekonomi. e) Kontrol Akses Kontrol akses digunakan untuk memastikan bahwa hanya karyawan yang diotorisasi yang memiliki akses ke aset perusahaan. f) Verifikasi Independen Verifikasi independen terdapat sistem akuntansi yang dilakukan untuk mengidentifikasi kesalahan dan salah penafsiran dengan pengecekan ulang oleh orang lain yang independen. d. Pentingnya Pengendalian Internal Terhadap SIA Berbasis Komputer Pengendalian internal bagi sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer sangat penting mengingat risiko-risiko yang terjadi. Pada saat data dimasukkan untuk diproses maka akan lenyap dari jaringan daya manusia. Hal ini menunjukkan pentingnya perencangan pengendalian internal yang baik pada awal perancangan suatu sistem. Kompleknya suatu lingkungan komputer seperti pemrosesan, sistem manajemen basis data dapat menimbulkan kesalahan dan kecurangan yang tidak terdeteksi. Untuk mengatasai masalah tersebut perlu 33 dikembangkannya suatu pengendalian internal yang baik yang memadai pada sistem akuntansi berbasis kompuer. Menurut Gondodiyoto (2007:249), menyatakan pentingnya pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi berbasis komputerisasi antara lain: 1) Besarnya biaya dan kerugian jika sampai data komputer hilang. 2) Biaya yang harus dibayar apabila sampai mutu keputusan buruk akibat pengolahan data yang salah. 3) Potensi kerugian kalau terjadi kesalahan atau penyalahgunaan komputer. 4) Biaya yang tinggi bila terjadi komputer error. 5) Perlu dijaga privacy, mengingat di komputer tersimpan data rahasia. e. Pengendalian Internal COSO Pada Oktober 1987, The National Commission on Fraudulent Financial Reporting menghasilkan kajian yang disebut dengan Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Komite ini diorganisir oleh lima organisasi professional yaitu: AICPA, AAA, FEI, IMA dan IIA. COSO memberikan definisi bahwa pengendalian internal berada pada proses manajemen diantaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Menurut COSO dalam Gondodiyoto (2007 :267), “ Internal Control adalah suatu proses, melibatkan seluruh anggota organisasi, dan 34 memiliki tiga tujuan utama yaitu : efektivitas dan efisiensi operasi, mendukung kehandalan jaringan komputer, dan dipatuhinya hukum dan peraturan yang ada ”. Pengendalian internal diharapkan dapat bekerja secara efektif dan efisien dengan informasi yang disajikan diyakini kebenarannya dan semua pihak mematuhi semua peraturan dan kebijakan yang ada baik kebijakan perusahaan ataupun pemerintahan. Adapun komponen pengendalian internal yang sering digunakan oleh sebagian besar perusahaan yaitu pengendalian internal yang dikeluarkan oleh Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Komponen pengendalian internal COSO meliputi hal-hal sebagai berikut ini: 1) Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi entitas tersebut. Faktor lingkungan pengendalian meliputi integritas, gaya operasi manajemen, sistem pelimpahan wewenan dari proses untuk mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia dalam organisasi. Menurut Romney dan Stenibart (2014:231), “Lingkungan Internal atau budaya perusahaan, mempengaruhi cara organisasi menetapkan strategi dan tujuannya, membuat 35 struktur aktivitas bisnis, dan mengidentifikasi, menilai, serta merespon risiko”. 2) Pengendalian Risko Pengendalian risiko oleh manajemen untuk menilai risiko sebagai bagian dari perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal untuk meminimalkan kekeliruan serta kecurangan yang mungkin akan terjadi. Manajemen harus mengidentifikasi dan menganalisis risiko untuk menentkan cara agar risiko dapat dikelola. Manajemen juga harus mengidentifikasi dan menilai perubahan yang dapat secara signifikan berdampak pada sistem pengendalian internal. Untuk menyelaraskan risiko yang dapat diidentifikasi dengan toleransi perusahaan terhadap risiko, maka manajemen harus mengambil pandangan yang luas terhadap risiko. adapun cara untuk menilai dan mengurangi risiko strategi penilian dan respon risiko sebagai berikut: a) Memperkirakan kemungkinan dan dampak b) Mengidentifikasi pengendalian c) Memperkirakan biaya dan manfaat d) Menentukan efektivitas biaya dan manfaat e) Mengimplementasikan pengendalian atau menerima, membagi atau menghindari risiko 36 3) Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani risiko untuk mencapai tujuan entitas. Aktivitas pengendalian dilakukan dalam kategori-kategori sebagai berikut, yaitu : a) Otorisasi transaksi aktivitas yang layak Otorisasi digunakan manajemen karena terkadang kekurangan waktu dan sumber daya untuk mengawasi setiap aktivitas dan keputusan perusahaan. b) Pemisahan tugas Menurut Romney dan Steinbart (2014 :247), Pengendalian Internal yang baik menyarankan tidak ada satu pegawai pun yang diberi teralu banyak tanggungjawab atas transaksi atas proses bisnis. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kemungkinan penyamaran penipuan. c) Pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi d) Mengubah pengendalian manajemen e) Mendesain dan menggunakan dokumen serta catatan Penggunaan dokumen elektronik dan kertas yang sesuai dapat membantu memastikan pencatatan yang akurat serta lengkap, dari seluruh data dan transaksi yang relevan. 37 f) Pengamanan aset, catatan dan data Adapun pengamatan aset dapat dilakukan dengan menciptakan dan menegakkan kebijakan dan prosedur yang tepat, memelihara catatan akurat dari seluruh aset, membatasi akses terhadap aset, serta melindungi catatan dan dokumen. g) Pengecekan kinerja yang independen Pengecekan kerja yang independen meliputi tinjauan tingkat aset, tinjauan analitis, rekonsiliasi catatan yang dikelola secara independen, perbandingan terhadap kuantitas aktual dengan jumlah dicatat, akuntansi double entry, serta tujuan independen. 4) Informasi dan Komunikasi Sistem informasi akuntansi haruslah memperoleh dan mengomunikasikan informasi yang dibutuhkan untuk mengatur, mengelola, dan mengendalikan operasi perusahaan. Komunikasi harus juga dilakukan secara internal dan eksternal untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan guna menjalankan aktivitas pengendalian internal harian. Adapun tiga prinsip yang berlaku dari proses informasi dan komunikasi ini adalah: a) Mendapat atau menghasilkan informasi yang relevan dan berkualitas tinggi untuk mendukung pengendalian internal 38 b) Mengkomunikasikan infromasi secara internal, termasuk tujuan dan tanggungjawab yang diperlukan untuk mendukung komponen-komponen lain dari pengendalian internal c) Mengkomunikasikan hal-hal pengendalian internal yang relevan kepada pihak eksternal 5) Pemantauan Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah di modifikasi sesuai dengan perubahan kondisi. Metode utama dalam pengawasan kinerja menurut Romney, yaitu: a) Menjalankan evaluasi pengendalian internal b) Implementasi pengawasan yang efektif c) Menggunakan sistem informasi pertanggungjawaban d) Mengawasi aktivitas sistem e) Melacak perangkat lunak dan perangkat bergerak yang dibeli f) Menjalankan audit berkala g) Mempekerjakan petugas keamanan komputer h) Menyewa spesialis forensic i) Memasang perangkat lunak deteksi penipuan j) Mengimplementasikan hotline penipuan 6) Analisis dan Evaluasi 39 Pengevaluasian suatu sistem dilakukan setelah menganalisis sistem terlebih dahulu. Menurut The Free Dictionary dalam Gondodiyoto (2007:151), “Analysis is an investigation of the component parts of a whole and their relation in making up the whole”. Jadi analisis ini adalah menginvestigasi komponenkomponen bagian dari sistem dan hubungan dari komponenkomponen tersebut secara keseluruhan. Evaluasi menurut Gondodiyoto (2007:151), “memberi nilai setelah melakukan analisis tersebut”. Sistem informasi yang berbasis teknologi perlu dievaluasi karena umumnya memerlukan dana yang sangat besar dan sistem tersebut melibatkan hamper seluruh posisi kunci atau anggota organisasi. Selain itu faktor risiko, pengendalian internal, dan dampak jika terjadi permasalahan akan sangat vital dan kompleks oleh karena itu sangat diperlukan sebuah evaluasi sistem. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Pengendalian Internal Pengendalian Internal pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera adalah rencana dan metode bisnis Koperasi Adi Wiguna Sejahtera yang digunakan untuk menjaga aset Koperasi, memberikan informasi yang akurat dan andal kepada anggota, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang 40 telah ditetapkan Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. Pengendalian internal ini terdiri dari Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, dan Pengevaluasian. 2. Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan dari Koperasi Adi Wiguna Sejahtera yang bertanggungjawab untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi yang didapatkan dari transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas untuk tujuan pelaporan internal kepada manajemen untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta pelaporan eksternal kepada anggota. C. Penelitian Terdahulu Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis pengendalian internal suatu sistem informasi akuntansi pada berbagai jenis perusahaan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rivai yang berjudul “Analisis dan Evaluasi Pengendalian Internal Dalam Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi Pada PT Transavia Otomasi Pratama”. PT Transavia Otomasi Pratama telah berbenah untuk memperbaiki sistem informasi perusahaan dengan mengimplementasikan program berbasis ERP yang bernama Navision. Penelitian yang dilakukan memperoleh kesimpulan bahwa pengendalian internal yang ada telah cukup memadai. Pada pengendalian masukan memiliki nilai 41 penilaian risiko dan pengendalian 15 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik. Pada pengendalian keluaran memiliki nilai risiko dan pengendalian 9 maka pengendalian yang diterapkan baik. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah variabel yang diteliti adalah pengendalian internal suatu sistem informasi akuntansi yang telah terkomputerisasi, sedangkan perbedaannya terletak pada sistem informasi akuntansi yang dianalisis dan dievaluasi, tahun, dan tempat penelitian. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ni Putu Reni Arisanthi tahun 2018 yang berjudul “Analisis dan Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas pada Unit Simpan Pinjam KPN Politeknik Ngeri Bali Menurut COSO”. Penelitian memperoleh hasil bahwa evaluasi pengendalian internal terhadap pelaksanaan sistem informasi akuntansi tersebut menunjukkan bahwa dari lima kerangka COSO, hanya komponen lingkungan pengendalian dan komponen informasi dan komunikasi yang sesuai antara pelaksanaan dan teori. Tiga komponen COSO lainnya, seperti penilaian risiko, aktivitas pengendalian, dan pemantauan hanya beberapa elemen yang pelaksanaannya sesuai dengan teori COSO. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan yakni meneliti pengendalian internal sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas dan pengeluaran kas. Persamaan selanjutnya terletak pada teori yang digunakab dalam melakukan analisis dan evaluasi yakni menggunakan teori COSO. Sedangkan perbedaan terletak pada tempat dan tahun penelitian. 42 Penelitian juga dilakukan oleh Roslin Sawori tahun 2018 dalam bentuk jurnal akuntansi yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Pengendalian Internal Pembiayaan Kredit Usaha Mikro pada PT Bank Sulutgo”. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi pembiayaan kredit usaha mikro pada PT Bank Sulutgo telah dilaksanakan dengan baik serta sesuai dengan ketetaoan yang berlaku diperusahaan. Selain itu sistem informasi akuntansi telah diterapkan dengan baik dan telah menunjang pengendalian internal pembiayaan kredit usaha mikro pada PT Bank Sulutgo. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilaksanakan terletak pada variabel yang dikaji yaitu pengendalian internal sistem informasi akuntansi. Sedangkan perbedaan terletak pada tempat dan tahun penelitian serta objek yang dikaji. Penelitian yang dilakukan oleh Paskarani tahun 2016 yang berjudul “Evaluasi Pengendalian Internal Dalam Sistem Iformasi Akuntansi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Studi Kasus Pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal”. Mendaapatkan hasil pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum sepenuhnya mengacu pada teori pengendalian internal menurut COSO dan pengendalian internal yang diterapkan masih lemah sehingga pengujian efektivitas tidak dapat dilakukan. Adapun persamaan penelitian ini dengen penelitian Paskarani adalah objek penelitian yaitu pengendalian internal, namun perbedaanya yaitu tempat penelitian, tahun penelitian, dan tujuan penelitian. 43 Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Agustina Florentiana Du’a Nena tahun 2015 dalam bentuk jurnal akuntansi yang berjudul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Pengendalian Internal Atas Pendapatan Di Rumah Sakit Hermana-Lembean”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem informasi akuntansi dalam menunjang pengendalian internal pendapatan rumah sakit. Hasil penelitian disimpulkan bahwa setelah menganalisis sistem informasi akuntansi di RS. Hermana sudah memadai dan berperan secara efektif dan efisien dalam meningkatkan pengendalian internal pada pendapatan. Namun masih perlu diperhatikan untuk keseluruhan rumah sakit. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan terletak pada variabel yang dikaji yaitu pengendalian internal sistem informasi akuntansi. Sedangkan perbedaan terletak pada tempat dan tahun penelitian serta objek yang dikaji. Penelitian yang dilakukan oleh oleh Armanda Harrera Lisly tahun 2014 yang berjudul “Analisis Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pada Sistem Pendapatan PT XYZ”. Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen sistem informasi akuntansi di PT XYZ sudah memadai. Dari observasi yang dilakukan ditemukan beberapa indikator yang belum memadai dan perlu adanya perbaikan. Adapun persamaan dari penelitian ini yaitu variabel penelitian yaitu pengendalian internal sistem informasi akuntansi. Sedangkan perbedaannya adalah sistem informasi yang di analisis yang mana pada penelitian ini adalah penerimaan kas. 44 D. Kerangka Konseptual Teori-Teori Buku: Kajian Ilmiah: - Marshall B.Romney - Lucia Indah Paskarani - Sanyiti Gondodiyoto - Armanda Harrera Lisly - James A.Hall - Ni Putu Reni Arisanthi - Diana A & Setiawati L Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Pengendalian Internal Berdasarkan COSO Hasil Kesimpulan Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini, 2020 GAMBAR 2. 1 KERANGKA KONSEPTUAL Berdasarkan penyusunan alur kerangka pemikiran di atas, maka peneliti akan mengkombinasikan teori-teori pengendalian internal berdasarkan ahli dan buku dengan kajian-kajian ilmiah dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk mengevaluasi pengendalian internal dari sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas dari Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. Setelah mengevaluasi penerapan pengendalian internal di Koperasi Adi Wiguna Sejahtera dengan pengendalian internal berdasarkan teori dalam hal ini adalah teori COSO dan kajian ilmiah maka dibuatlah pembahasan dengan membandingkan antara 45 penerapan pengendalian internal di Koperasi Adi Wiguna Sejahtera dengan teori dalam hal ini COSO. Setelah dibuat pembahasan maka ditariklah sebuah kesimpulan tentang penerapan pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber dan Jenis Data 1. Sumber Data Sumber data menurut cara memperolehnya ada dua, yaitu: a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dengan melakukan wawancara dan observasi pada perusahaan sebagai objek peneliti. Pada penelitian ini, data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara dengan pegawai bagian Simpan Pinjam Koperasi Adi Wiguna Sejahtera untuk mengetahui pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran kas. Adapun data primer yang diperoleh, yaitu: deskripsi hasil wawancara pelaksanaan aktivitas penerimaan kas dan pengeluaran kas berupa deskripsi pembagian tugas, dan prosedur pemrosesan aktivitas penerimaan dan pengeluaran serta pengendalian internal. b. Data sekunder adalah data yang berupa catatan-catatan perusahaan dan lampiran-lampiran serta literature yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan meliputi struktur organisasi Koperasi Adi Wiguna Sejahtera untuk analisis dan evaluasi pemisahan tugas. 2. Jenis Data Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif, data kualitatif menurut Sugiyono (2018:23) merupakan data yang berupa keterangan-keterangan, 46 47 informasi dan uraian-uraian yang berhubungan dengan penelitian, yang menggambarkan keadaan, proses atau peristiwa tertentu yang tidak dapat dihitung dan tidak memiliki satuan ukur. Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif, berupa: struktur organisasi, dan deskripsi hasil wawancara pelaksanaan aktivitas penerimaan kas dan pengeluaran kas berupa deskripsi pembagian tugas untuk aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas serta pengendalian internal. B. Prosedur Pengumpulan Data Menurut Sujarweni (2015:93), “ Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkapkan atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian”. Untuk memperoleh datadata yang diperlukan dalam penelitian ini maka dalam hal pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Wawancara merupakan salah satu teknik dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dpat dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang di wawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung (Yunus, 2014:358). Metode wawancara juga merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. 48 Pengumpulan data dengan menggunakan teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terkait sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas serta pengendalian internal yang telah dilakukan oleh Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. Data yang dihasilkan berupa hasil wawancara yang dilakukan kepada para pegawai Koperasi Adi Wiguna Sejahtera yang berjumlah 2 orag dan seorang manajer yaitu Bapak I Ketut Partana,S.Sos. Hasil wawancara ini berupa informasi mengenai pembagian tugas, pelaksanaan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas, tugas masing-masing karyawan, dan pertanyaan-pertanyaan terkait pengendalian internal. 2. Observasi menurut Soeratno (2006:89) adalah prosedur pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik ini dilakukan dengan melibatkan secara langsung pelaksanaan transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. Adapun data yang diperoleh dengan melakukan kegiatan observasi ini, diantaranya: a. Deskripsi cara menangani transaksi penerimaan kas mulai dari pembuatan bukti, mengnput pada sistem terkomputerisasi, menerima uang, print bukti transaksi, pengarsipan bukti, dan penyimpanan uang. b. Deskripsi cara menangani transaksi pengeluaran kas mulai dari pembuatan bukti, menginput pada sistem terkomputerisasi, print bukti transaksi, sampai dengan penyerahan uang dan pengarsipan. 49 3. Dokumentasi menurut Soeratno (2006:90) adalah prosedur pengumpulan data dengan cara mengumpulkan buku-buku, laporan dan catatan-catatan atau dokumen yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. Pengumpulan data dengan teknik ini dilakukan dengan mempelajari data sekunder yang diterbitkan oleh perusahaan bersangkutan dilannjutkan dengan analisis. Data ini berupa struktur organisasi Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. C. Prosedur Penentuan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018:443). Populasi penelitian ini adalah Laporan Keuangan, Laporan Laba-Rugi, Rincian transaksi penerimaan kas, pemberian kredit, dan pengeluaran kas pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2018:446). Dari penjelasan terebut, dapat diambil kesimpulan bahwa sampel merupakan jumlah yang akan diambil oleh peneliti, baik sebagian maupun seluruh bagian dari populasi yang ditentukan oleh peneliti. Sampel yang digunakan sebagai objek penelitian berdasarkan metode pusposive sampling. Menurut Sugiyono (2018:144) pusposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan pegawai yang dapat melakukan 50 akses ke aplikasi input data transaksi dan yang berkaitan dengan penerimaan kas dan pengeluaran kas serta manajer Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. D. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2009:244), “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintetis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain”. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian pertama adalah teknik analisis deskriptif yang menjelaskan mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera. Teknik analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian kedua yaitu analisis deskriftif dan komparatif. Berikut adalah langkahlangkahnya: 1. Langkah-langkah Untuk Menjawab Tujuan Penelitian Pertama Menjelaskan fungsi-fungsi yang terkait, dokumen-dokumen dan catatancatatan yang digunakan, serta prosedur yang dilakukan untuk aktivitas penerimaan kas dan pengeluaran kas. 2. Langkah-langkah Untuk Menjawab Tujuan Penelitian Kedua Pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas pada Koperasi Adi Wiguna Sejahtera dianalisis 51 menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan kerangka pengendalian internal yang dikemukakan oleh COSO. Adapun elemen-elemen kerangka pengendalian COSO tersebut, yaitu: a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan prosedu yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur, dan pemilik entitas secara keseluruhan mengenai pengendalian internal serta arti pentingnya bagi entitas tersebut. Elemen lingkungan pengendalian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. TABEL 3.1 ELEMEN KOMPONEN PENGENDALIAN LINGKUNGAN Elemen Komponen Teori Menurut COSO Pengendalian Lingkungan Struktur Organisasi Struktur organisasi memberikan rerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pan pemantauan aktivitas entitas. Struktur organissasi harus dipaparkan dengan jelas sehingga terlihat pembagian tugas setiap orang dengan jelas. Nilai Integritas dan Etika Manajemen harus menciptakan lingkungan bisnis yang menjunjung tinggi nilai integritas dan nilai etika agar tercipta iklim kerja yang kondusif. 52 Komitmen terhadap Untuk mencapai tujuan entitas, personil kompetensi disetiap tingkatan organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Pembagian wewenang dan Dengan pembagian wewenang yang jelas, pembebanan tanggungjawab organisasi dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi Kebijakan dan praktik Perusahaan seharusnya memiliki karyawan sumber daya manusia yang kompeten dan jujur sehingga unsur pengendalian internal yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. (Sumber: COSO framework dan Skripsi Paskarani 2016) b. Penilaian Risiko Penilaian risiko oleh manajemen untuk menilai risiko sebagai bagian dari perencanaan dan pelaksanaan pengendalian internal untuk meminimalkan kekeliruan serta kecurangan yang mungkin akan terjadi. Elemen penilaian risiko yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 53 TABEL 3.2 ELEMEN KOMPONEN PENILAIAN RISIKO Elemen Komponen Penilaian Teori Menurut COSO Risiko Bencana alam atau kerusuhan Perusahaan harus memiliki arsip data untuk politik mengurangi risiko data hilang atau rusak akibat bencana alam atau kerusuhan politik seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, perang, atau kerusuhan masa. Produk dan aktivitas baru Pembaharuan aktivitas produk harus atau pembaharuan disosialisasikan agar dimengerti oleh keseluruhan staf sehingga tidak mengganggu proses bisnis yang sedang berlangsung. Sistem informasi dan teknologi Pembaharuan sistem informasi dan teknologi baru baru mempengaruhi proses bisnis dan transaksi yang sedang berjalan. Personil Baru Personil yang baru perlu menguasai teknik dan teori yang diterapkan sehingga perannya dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. (Sumber: COSO framework dan Skripsi Paskarani 2016) c. Informasi dan Komunikasi Sistem informasi akuntansi haruslah memperoleh dan mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan untuk mengatur, mengelola, dan mengendalikan operasi perusahaan. 54 TABEL 3.3 ELEMEN KOMPONEN INFORMASI DAN KOMUNIKASI Elemen Komponen Teori Menurut COSO Informasi dan Komunikasi Mengidentifikasi dan mencatat Entitas harus mencatat semua transaksi yang semua transaksi yang valid valid, yaitu mencatat seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode. Apabila transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode tersebut tidak tercatat, maka mengakibatkan keracncuan antara kas yang dicatat pada catatan akuntansi entitas dengan jumlah kas yang sesungguhnya. Mengidentifikasi transaksi seperti yang seharusnya Entitas harus mengklarifikasi transaksi seperti yang seharusnya agar pencatatan menjadi tepat, misalnya aktivitas tabungan dicatat pada modul tabungan. Mencatat transaksi pada Entitas harus mencatat transaksi pada periode periode akuntansi yang tepat yang tepat agar tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan. Menyajikan transaksi dan Entitas harus menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam pengungkapan dalam laporan keuangan yang laporan keuangan dengan tepat terkait agar laporan dipertanggungjawabkan. (Sumber: COSO framework dan Skripsi Paskarani 2016) keuangan dapat 55 d. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menangani risiko untuk mencegah mencapai tujuan entitas TABEL 3.4 ELEMEN KOMPONEN AKTIVITAS PENGENDALIAN Elemen Komponen Aktivitas Teori Menurut COSO Pengendalian Desain dokumen yang baik dan Desain dokumen yang baik adalah desain bernomor urut tercetak dokumen yang sederhana, jelas dan mudah dipahami oleh pengguna meminimalkan terjadinya sehingga kecurangan. Dokumen yang baik juga harus memuat tempat tanda tangan bagi yang berwenang, dan bernomor urut tercetak untuk menghindari adanya penyelewengan dokumen transaksi. Pemisahan tugas Entitas harus memisahkan tugas antara karyawan keuangan yang satu dengan yang lainnya untuk kecurangan, meminimalkan pencurian, dokumen transaksi. dan terjadinya pemalsuan 56 Pengamanan harta dan catatan Yang dilakukan perusahaan untuk perusahaan mengamankan harta dan informasi tersebut antara lain meliputi: Membatasi akses fisik terhadap harta (seperti pengamanan kotak brankas, dan lainnya), catatan dan dokumen dalam lemari yang dikunci, serta dengan membuat back-upmemadai dan pembatasan akses terhadap ruang komputer dan terhadap file perusahaan. Otoritas yang memadai atas Otoritas merupakan pemberian wewenang transaksi bisnis oleh manajer melakukan keputusan dalam terhadap aktivias tertentu. bentuk tanda stafnya atau Otoritas tangan untuk mengambil diwujudkan atas surat dokumen. (Sumber: COSO framework dan Skripsi Paskarani 2016) e. Pemantauan Aktivitas pemantauan berhubungan dengan penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalian itu telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikasi sesuai dengan perubahan kondisi. 57 TABEL 3.5 ELEMEN KOMPONEN AKTIVITAS PEMANTAUAN Elemen Komponen Teori Menurut COSO Pemantauan Review atas kinerja Beragam aktivitas untuk memeriksa independen antara lain meliputi: a. Membandingkan catatan dengan aktual fisik. Misalnya, membandingkan perusahaan antara dapat catatan kas denfan saldo kas yang benar-benar ada. b. Prinsip double entry bookeeping. Prinsip bahwa total debit akan sama dengan total kredit merupakan salah satu sarana pengecekan. c. Menciptakan pemeriksaan adanya review independen. atau Contoh: Laporan keuangan perusahaan diaudit oleh auditor independen. Pelaporan keuangan tepat waktu Kondisi dilaporkan keuangan sesuai organisasi harus periodenya agar informasinya relevan dengan kondisi dan situasi yang bersangkutan sehingga mampu sebagai sarana pengambilan keputusan yang tepat. Dasar anggaran Setiap organisasi harus memiliki dasar yang jelas dalam memuat anggaran tahunan. Pembagian tugas Tugas yang sama dengan pengurus atau karyawan yang lebih dari satu harus dibagi agar lebih fokus. 58 Sepervisi yang efektif Supervisi yang efektif meliputi monitor kinerja karyawan serta mengamankan harta dengan mengawasi karyawan yang memiliki akses terhadap harta perusahaan. Supervisi sangat penting, terutama di perusahaan kecil yang tidak memiliki pemisahan tugas yang cukup memadai. Pengauditan Internal Pengaudita internal meliputi evaluasi kepatuhan karyawan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen, dan terhadap aturan atau regulasi yang berlaku, serta evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen. (Sumber: COSO framework dan Skripsi Paskarani 2016) DAFTAR PUSTAKA Arisanthi, Reni. (2018). Analisis dan Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Pada Unit Simpan Pinjam KPN Politeknik Negeri Bali Menurut COSO. Politeknik Negeri Bali. Baridwa, Z. (2004). Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Dian, A. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: CV Andi Offset. Nena, AF. (2015). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dalam Meningkatkan Pengendalian Internal Atas Pendapatan Di Rumah Sakit Hermana-Lembea. Universitas Sam Ratulangi: Manado. Hall, JA. (2011). Accounting Information Systems Buku 1. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat Jusuf, AH. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2.Yogyakarta. Krismiaji. (2015). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPPSTIM YKPN. Lisly, AH. (2014). Analisis Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Pendapatan PT XYZ Jakarta. Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiIndonesia Banking School. Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi. Jakarta: Mitra Wacana Media. Paskarani, LI. (2016). Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Studi Kasus Pada Paroki Santo 59 60 Antonius Padua Kendal). Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta. Priyanti & Emi, D. Evaluasi Pengendalian Internal Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas Untuk Organisasi Non Profit. Rivai, A. Analisi Dan Evaluasi Pengendalian Internal Dalam Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi Pada PT Transavia Otomasi Pratama. Universitas Gunadarma. Romney, MB & Steinbart. (2014). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat. Soeratno. (2006). Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. Sujarweni, VW. (2015). Metodelogi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta: Pustakabarupress. Yunus, H. S. (2014). Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.