Pada Modul 9, Kegiatan Belajar 1 dibahas tentang perakitan dan penyelenggraan tes. Bagaimana prosedur dari penerapan perakitan dan penyelenggaraan tes di sekolah-sekolah? Apakah biasa dilakukan? Apa alasannya biasa atau tidak biasa dilakukan? Aturan menyampaikan respon, ringkas dan jelas tidak lebih dari 2 alinea Adapun prosedur pengembangan tes melibatkan kegiatan identifikasi hasil belajar, deskripsi materi, pengembangan spesifikasi, penulisan butir dan kunci jawaban, pengumpulan data uji coba, pengujian kualitas butir dan perangkat, serta kompilasi. Menurut saya prosedur dari penerapan perakitan dan penyelenggaraan tes di sekolah-sekolah bisa dilakukan tetapi masih terdapat kendala-kendala di lapangan bagi guru dalam melakukannya, salah satu kendala yang sering terjadi ialah kurang maksimalnyanya guru dalam pengembangan sifikasi tes, hal tersebut terjadi dikarenakan sebagian besar guru masih sangat minim baik dalam segi pengalaman maupun segi wawasan dalam mengembangkan spesifikasi tes yang baik. Sedangkan kita ketahui bahwa pengembangan spesifikasi merupakan langkah awal yang menentukan dalam pengembangan perangkat tes, karena apa yang menentukan pada langkah-langkah berikutnya sudah dirancangkan dalam spesifikasi tes. Sehingga ketika guru tidak bisa secara maksimal dalam mengembangakan spesifikasi tes maka hasil penyelenggaraan tes tersebut akan menjadi kurang maksimal. Kurangnya waktu yang dimiliki guru dalam menyusun tes hasil belajar, guru harus memenuhi atau mengetahui langkahlangkah yang sistematis, jika guru tidak mengetahui tentang prosedur atau langkahlangkah dalam menyusun alat tes maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan besar terhadap guru dan akan merugikan anak didik itu sendiri, dengan demikian seorang guru harus tahu bagaimana cara menyusun atau membuat tes hasil belajar dengan baik. Pengumpulan data hasil belajar adalah model pengumpulan data yang dipengaruhi oleh cara bekerja pengumpulan data dalam ilmu alam yang dilakukan dengan mengukur. Hal yang sama memengaruhi proses pengumpulan data hasil belajar dalam pendidikan, dimana data dikumpulkan dengan melakukan pengukuran untuk menghindarkan prasangka subyektivitas dalam pengumpulan data. Data kuantitatif diperoleh melalui proses kuantifikasi. Kuantifikasi dilakukan dengan cara mengukur. Mengukur adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya. Pengukuran manusia memungkinkan usaha memahami manusia dapat dilakukan secara objektif. Menurut Comte, ilmu haruslah positif, memusatkan perhatian pada gejala yang nyata dan konkret tanpa halangan dan pertimbangan lainnya (Soekanto, 1997:444). Alat indera manusia mempunyai kemampuan yang terbatas dalam memahami fenomena, sehingga memerlukan alat bantu agar pemahaman terhadap fenomena tiadak dilandaskan atas subyektivitas. Pengumpulan data menggunakan alat ukur dimaksudkan agar datadapat diperoleh secara objektif karena penyerahan kewenangan pengukuran kepada alat ukur menutup kesempatan pengumpulan data memasukkan subjektivitasnya. Alat ukur atau instrumen THB dapat dipilih bila alat itu ada dan memenuhi kebutuhan pengukuran yang disebut instrumen baku karena telah melalui proses pembukuan. Apabila alat tidak tersedia untuk keperluan pengukuran maka guru pengumpul data yang akan mengumpulkan data yang harus mengembangkan sendiri alat ukur THB dan membakukan. Adapun prosedur pengembangan THB melibatkan kegiatan identifikasi hasil belajar, deskripsi materi, pengembangan spesifikasi, penulisan butir dan kunci jawaban, pengumpulan data uji coba, pengujian kualitas butir dan perangkat, serta kompilasi.