Perfect resonance Modul Praktikum MA2271 Pengantar Persamaan Diferensial Solution of heat equation Dosen Kelompok Keahlian Matematika Industri & Keuangan FMIPA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Januari, 2020 Kata Pengantar Rekan-rekan mahasiswa, praktikum ini dilaksanakan bersamaan dengan perkuliahan MA2271 Pengantar Persamaan Diferensial. Pada sesi praktikum ini, mahasiswa akan mempelajari software Maple dengan fokus penggunaannya pada persamaan diferensial. Jika pada kuliah dibahas metoda analitik penyelesaian persamaan diferensial, maka pada sesi praktikum, Maple bisa digunakan untuk mengecek kebenaran solusi eksak tersebut. Maple juga dapat digunakan untuk mensketsakan kurva solusi tersebut. Penting untuk diingat, dalam menggunakan software seperti Maple, kita harus selalu kritis terhadap solusi yang dihasilkan. Tak jarang salah ketik yang sepele akan memberikan hasil yang keliru dan bisa menyesatkan. Jadi saat bekerja dengan Maple, tetap harus mempertahankan sikap kritis. Pemahaman yang kokoh akan teori tentunya juga harus terus ditumbuhkan. Dengan bantuan Maple, Anda dapat melakukan operasi-operasi simbolik fungsi seperti menentukan fungsi turunan serta anti-turunannya. Manfaat Maple tidak terbatas di situ saja, pada kenyataannya Maple dapat menangani nyaris semua teknik-teknik Matematis, baik dari tingkatan sederhana, sampai ke tingkat yang cukup advanced. Dengan demikian, penguasaan Maple yang cukup tentunya akan sangat bermanfaat, tidak saja di kuliah ini, melainkan juga untuk tahapan selanjutnya, termasuk juga saat mengerjakan project atau penelitian. Melalui rangkaian modul praktikum MA2271 ini, Anda akan dibimbing untuk membiasakan diri bekerja dengan Maple khususnya terkait persamaan diferensial, melalui tugas-tugas terstruktur. Perlu diperhatikan bahwa mahasiswa perlu mengetik sendiri perintah-perintah yang diberikan, serta mencermati cara kerja dari perintah-perintah Maple tersebut. Dengan cara seperti inilah Anda belajar cara kerja Maple, sehingga akhirnya Anda dapat menggunakan Maple untuk menyelesaikan problem masing-masing. Sebagai penutup, penulis berharap praktikum terstruktur ini dapat bersinergi baik dengan pelaksanaan perkuliahan MA2271, dan dapat memberikan bekal yang kokoh di bidang persamaan diferensial, suatu bidang ilmu yang memiliki aplikasi sangat luas. > Praktikum 1 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Plot kurva Tujuan: Membuat plot beberapa fungsi dalam satu sumbu koordinat > restart:with(plots): > f:=x->sin(x)+sin(2*x);eval(f(Pi)); 0 (1.1) > plot(f(x),x=0..3*Pi); (1.2) Masing-masing fungsi diplot dan hasilnya disimpan dengan nama tertentu, kemudian diplot sekaligus dengan menggunakan perintah 'display' > plot_f:=plot(f(x),x=0..2*Pi): > > coba:=plot(1,x=1..5,color=black): > display(coba,plot_sinx,plot_f); Memplot beberapa fungsi dengan tipe kurva yang berbeda, serta menampilkan legend & title. > plot([1/x,exp(x)],x=0..5,y=0..10,color=[red,blue], style= > [point,line],title="Kurva eksponensial & hiperbola",legend=["y (x)=1/x","y(x)=exp(x)"]); Cara mudah untuk mencari bantuan untuk suatu routine di Maple adalah dengan mengetik '?kata kunci", misalnya `?plot' Anda dipersilakan untuk mengeksplorasi sendiri fasilitas plot dari Maple, sekaligus memplot beberapa fungsi yang sudah Anda ketahui. Soal: Perhatikan masalah tabungan berbunga majemuk (compound interest) dengan bunga r% per bulan. Misalkan S(t) menyatakan jumlah tabungan saat t dan tabungan saat awal adalah . Plot grafik bersama-sama dengan grafik dan dalam satu sumbu koordinat. Bandingkan! Parameter-parameter , r, dan m dapat dipilih sebarang. Solusi Persamaan Diferensial Biasa Orde satu Tujuan: Menggunakan `dsolve' untuk mencari solusi eksak persamaan diferensial Hampir semua routine yang akan dibahas pada praktikum ini menggunakan fasilitas DEtools. > restart:with(DEtools): > ode:=diff(p(x),x)-p(x); init:=p(0)=2; (2.1) > (2.2) > (2.3) Tentukan solusi umum dan solusi khusus persamaan diferensial berikut. a. Tujuan: Menggunakan 'DEplot' untuk membuat medan gradien dari suatu persamaan diferensial > restart:with(DEtools): > PD := diff(y(t),t) = y(t)^2-t*y(t); (2.4) Dua baris berikut adalah dua cara mendefinisikan syarat awal. Syarat awal pertama adalah manual, sedangkan yang kedua adalah cara mendefinisikan beberapa syarat awal berurutan, masing-masing berselisih 0.5. > IVs1 := [y(0)=-1,y(0)=-0.5,y(0)=0,y(0)=0.5]; (2.5) > IVs2 := [{y(0)=0.5*i} $ i=-2..1]; (2.6) Menggambar medan gradien beserta beberapa kurva solusi menggunakan perintah DEplot > DEplot(PD, y(t), t=0..3,IVs2,arrows=medium,linecolor=black); Soal 3 Gambarkan medan gradien persamaan diferensial berikut beserta beberapa kurva solusinya. (a) (b) (c) (d) > Persamaan diferensial biasa orde satu Tujuan: Mencari solusi persamaan diferensial, kemudian memplot hasilnya. > restart:with(DEtools): '. > ode:=diff(p(x),x)-p(x): init:=p(0)=2: > solp:=dsolve({ode,init},p(x)); (1.1) . yang dilakukan dengan cara mengetik 'unapply' dan menamainya sebagai fungsi p1(x). Setelah p1 (x) merupakan fungsi, maka dapat dievaluasi ataupun di plot seperti biasa. > p1:=unapply(rhs(solp),x): > eval(p1(0));plot({p1(x)},x=0..10); 2 Untuk mengecek kebenaran p1(x) sebagai solusi persamaan diferensial semula, maka p1(x) yang merupakan fungsi dari x disubstitusikan ke dalam persamaan diferensial semula. Coba eksekusi perintah berikut. > simplify(diff(p1(x),x)-p1(x)); Soal 1 Carilah solusi masalah nilai awal (disingkat mna) berikut menggunakan perintah dsolve. Kemudian buktikan bahwa solusi yang diperoleh memang benar solusi dengan cara substitusi langsung. (a) (b) (c) (d) Eksistensi dan ketunggalan solusi persamaan diferensial orde satu Tujuan: memanfaatkan Maple untuk memahami konsep eksistensi & ketunggalan solusi. Teorema: Untuk masalah nilai awal (m.n.a.) berikut berlaku: (a) Jika kontinu di suatu persegi panjang yang memuat (a,b) maka m.n.a. di atas mempunyai solusi (eksistence) (b) Jika kontinu di suatu persegi panjang yang memuat (a,b) maka m.n.a. di atas mempunyai solusi tunggal (uniqueness) Misalkan selang I adalah proyeksi dari persegi panjang di atas pada sumbu-x. Solusi tersebut dijamin terdefinisi pada selang yang merupakan subset > restart:with(DEtools): pd:= diff(y(x),x) = (y(x))^(1/3):init:=y(0)=0: > (2.1) > dsolve({pd,init},y(x)); (2.2) > DEplot(pd, y(x), x=0..3,y=0..3,[init],arrows=medium,linecolor= black); > Cermati medan gradien dari persamaan diferensial tersebut. Khususnya di sekitar syarat awal y(0)= 0. Gunakan area plot yang berbeda-beda untuk meyakini apa benar hanya terdapat satu kurva solusi yang memenuhi Bagaimanakah dengan fungsi Apakah solusi ada/eksis? Apakah solusi tunggal/unique? Apakah hal ini bertentangan dengan teorema eksistence & uniqueness di atas? Jika g(x) merupakan solusi mna (2.1), bisakah Maple memunculkan fungsi g(x)? Pada langkah berikut, ditambahkan syarat awal apa yang dihasilkan. > init2 := [y(0)=0,y(0)=0.001]: DEplot(PD, y(x), x=0..3,init2,arrows=medium,linecolor=black); Soal 2 Periksa apakah masalah nilai awal berikut memiliki solusi? apakah solusinya tunggal? a. untuk d. Answers (buram) Praktikum 3 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan Diferensial Orde-n Tujuan: Menggunakan 'dsolve' untuk mencari solusi persamaan diferensial orde-n. Perhatian bagaimana cara mendefinisikan turunan orde-n, beserta syarat awalnya. > restart:with(DEtools): > (1.1) > (1.2) Menggunakan 'dsolve' untuk mencari solusi khusus pd orde-2 koefisien konstan. > pd2:= diff(y(t),t$2)+2*diff(y(t),t)+y(t)=1; init2 := y(0) = 0, (D(y))(0) = 1; (1.3) > Resonansi Persamaan diferensial homogen sistim pegas-massa-redaman dengan parameter-parameter: m massa benda, c koefisien redaman, k konstanta pegas. Solusi umum persamaan (1) bergantung pada nilai parameter-parameter m, c, k, Jika pada sistim pegas-massa-redaman tersebut diberikan gaya luar , maka persamaan yang sesuai adalah Jadi persamaan diferensial merupakan model bagi sistim pegas massa tanpa redaman dengan gaya luar Dalam kasus ini resonansi akan terjadi. Hal ini dapat dilihat dengan gamblang pada solusi analitik serta grafiknya. > restart:with(DEtools): > ode:= diff(y(t),t$2)+y(t)=cos(t):init:= y(0)=0,D(y)(0)=1: > solusi:=dsolve({ode,init},y(t)); (1.4) Memplot solusi khusus, setelah terlebih dahulu mengubah output Maple menjadi fungsi 'y' yang siap untuk diplot. > y:=unapply(rhs(solusi),t); plot({y(t)},t=0..50); Perhatikan bahwa fungsi membesar menuju tak hingga untuk t menuju tak hingga. Hal ini dikenal sebagai resonansi. Fenomena ini terjadi jika suku tak homogen persamaan diferensial berupa gelombang monokromatik yang sama dengan solusi persamaan diferensial homogennya. Soal 1: Persamaan diferensial bagi sistim pegas-massa-redaman tanpa gaya luar adalah Bergantung pada hubungan antara dan , solusi (1) dapat mempunyai tiga kemungkinan, yaitu overdamped, crittically damped dan underdamped. Gunakan Maple untuk memplot solusi pilih sendiri parameter-parameter dan untuk ketiga kasus di atas. Untuk tiap kasus gunakan tiga syarat awal yang berbeda-beda. Interpretasikan hasilnya. Soal 2: Perhatikan persamaan diferensial Untuk berbagai fungsi F(t) berikut, plot solusi m.n.a bersama-sama dengan F(t) dalam satu sumbu koordinat. (a) (b) (c) Manakah diantara ketiga kasus di atas yang menghasilkan gejala resonansi? Jelaskan jawab Anda. Answers Praktikum 4 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Metode nilai eigen untuk solusi sistim persamaan diferensial Tujuan: Memanfaatkan fasilitas linear algebra 'with(linalg)' pada Maple untuk mendefinisikan matriks, mencari nilai eigen & vektor eigen. > restart:with(linalg): > A:=array([[0,1,1],[1,0,1],[1,1,0]]); (1.1) > e:=eigenvalues(A); (1.2) > v:=[eigenvectors(A)]; (1.3) > v[1][1]; #Nilai eigen yang pertama 2 > v[1][2]; #multiplisitasnya 1 > v[1][3];#eigenvektornya (1.4) (1.5) (1.6) > v[2][1];#Nilai eigen yang kedua (1.7) > v[2][2];#multiplisitasnya 2 (1.8) > v[2][3];#eigenvektornya (1.9) > solusi_linalg:=c1*v[1][3][1]*exp(v[1][1]*t)+c2*v[2][3][1]*exp(v [2][1]*t)+c3*v[2][3][2]*exp(v[2][1]*t); (1.10) Mendefinisikan sistem persamaan diferensial, kemudian mencari solusinya dengan perintah 'dsolve'. Bandingkan solusi yang diperoleh melalui dsolve dengan solusi yang disusun menggunakan nilai dan vektor eigen matriks koefisien A. > spd1:={diff(x(t),t)=y(t)+z(t),diff(y(t),t)=x(t)+z(t),diff(z(t), t)=x(t)+y(t)}; (1.11) > solusi_dsolve:=dsolve(spd1); (1.12) Soal 1: Terapkan dua cara di atas untuk menentukan solusi sistim persamaan diferensial homogen dengan matriks koefisien. (a). Soal 2: Gunakan dsolve untuk menentukan solusi sistim persamaan diferensial homogen dengan Phase plane (Bidang fase) Tujuan: Menggambarkan solusi sistim persamaan diferensial pada bidang fase (phase plane) serta medan gradiennya. > restart:with(DEtools):with(plots): > ivp:={diff(x(t),t)=x(t)+y(t),diff(y(t),t)=4*x(t)+y(t),x(0)=a,y (0)=b}; (2.1) Menggunakan 'dsolve' untuk mencari solusi dan syarat awal > solivp:=dsolve(ivp,{x(t),y(t)}); (2.2) Mendefinisikan solusi spd dan syarat awal di atas menjadi fungsi dari waktu agar nantinya bisa diplot. > paramet:=unapply(subs(solivp,[x(t),y(t),t=trange]),a,b,trange); (2.3) Memberikan batasan bagi parameter dan > phase:=trange->plot({seq(seq(paramet(a,b,trange),a=-2..2),b=-2. .2)}); (2.4) Plot solusi ini pada bidang phase -xy untuk selang waktu > phase(-1..0.4); Menggambar medan gradien dari spd > f := (x,y)-> x+y: g := (x,y)-> 4*x+y: medan:=fieldplot( [f,g],-5..5,-9..9,fieldstrength = fixed): > > display(medan,plot_traj,title='Saddle_Point'); Soal: (Pilih dua soal) Sketsakan phase-portrait dari spd homogen dengan matriks koefisien A berikut. Jelaskan hasil yang Anda peroleh. Tentukan jenis dan kestabilan titik equilibrium (0,0). 1. 5. Answers Praktikum 5 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Matriks fundamental Tujuan: Mencari solusi sistim persamaan diferensial dengan memanfaatkan exp(At) > restart;with(linalg,exponential): > A:=array([[4,2],[3,-1]]): > exponential(A,t); (1.1) Solusi dari spd dengan syarat awal x(0)=1,y(0)=-1 dapat diperoleh dari perkalian matriks. Yakini kebenaran solusi ini dengan cara membandingkannya dengan solusi yang didapat dengan 'dsolve'. > exponential(A,t).<<1,-1>>; (1.2) > spd:={diff(x(t),t)=4*x(t)+2*y(t),diff(y(t),t)=3*x(t)-y(t),x(0)= 1,y(0)=-1}: > dsolve(spd,{x(t),y(t)}); Soal (Pilih salah satu): Tentukan solusi spd dengan syarat awal berikut menggunakan rumus exp(At) jika diketahui 2. , Berbagai jenis ekulibrium beserta kestabilannya Menggambar medan gradien sistim persamaan diferensial, beserta kurva-kurva solusinya. Perhatikan bahwa contoh berikut berlaku juga untuk spd tak linier. Maple menyelesaikan spd tak linier secara numerik, oleh karena itu pencarian solusi yang semula menggunakan perintah dsolve(...) berubah menjadi dsolve(..., numeric). > restart:with(DEtools):with(plots): Menggambar medan gradien dari spd > f := (x,y)-> x+y: g := (x,y)-> 4*x+y: medan:=fieldplot( [f,g],-5..5,-9..9,fieldstrength = fixed): > ivp:=diff(x(t),t)=x(t)+y(t),diff(y(t),t)=4*x(t)+y(t): Mencari solusi SPD dan syarat awal menggunakan dsolve(..., numeric) > numsol:=(a,b)->dsolve({ivp,x(0)=a,y(0)=b},{x(t),y(t)},numeric): Karena output dari dsolve(..., numeric) bukan berupa fungsi s(t), y(t), maka untuk memplot diperlukan comment berikut. > curve:=(a,b,range)->odeplot(numsol(a,b),[x(t),y(t)],range, color=blue): > nphase:=range->display({seq(seq(curve(a,b,range),a=-2..2),b=-2. .2)},view=[-5..5,-9..9]): > plot_traj:=nphase(-1..0.4): > display(medan,plot_traj,title='Saddle_Point'); Ulangi perintah di atas untuk sistim persamaan diferensial yang memiliki titik ekuilibrium tipe lain, misal center, proper node, atau improper node. Aplikasi Lotka - Volterra Latar belakang: Sekitar tahun 1920 terdapat penurunan dan kenaikan jumlah ikanikan di Laut Adriatic yang terjadi secara berkala. Saat terjadi penurunan jumlah ikan, nelayan di daerah tersebut sangat dirugikan.Penjelasan akan fenomena tersebut diberikan pertamakali oleh Vito Volterra, di tahun 1926 melalui model predator-prey atau model mangsa-pemangsa. Ikan-ikan di laut Adriatic merupakan mangsa, sedangkan ikan hiu sebagai pemangsa. Model tersebut juga dikenal sebagai model Lotka-Volterra. Bayangkan suatu lingkungan yang tertutup dimana terdapat sejumlah ikan kecil (mangsa) dan hiu (pemangsa). Andaikan di lingkungan itu terdapat berlimpah plankton makanan ikan kecil, namun bagi hiu sumber makanannya hanya ikan-ikan kecil. Misalkan x(t) dan y(t) berturutturut menyatakan jumlah mangsa dan pemangsa di lingkungan tersebut saat t. Jika mangsa dan pemangsa tidak saling berinteraksi maka model pertumbuhannya masingmasing adalah Jika mangsa dan pemangsa saling berinteraksi, maka jumlah mangsa akan berkurang karena dimakan pemangsa.Laju berkurangnya mangsa sebanding dengan jumlah pertemuan mangsa dan pemangsa, dimisalkan sebagai -pxy, dengan p suatu bilangan positif. Sebaliknya jumlah pemangsa akan bertambah dengan laju q xy. Sehingga model mangsa-pemangsa menjadi Terapkan rutin di atas untuk memplot medan gradien beserta kurva solusi dari model tak linier Predator-Prey: dan dapatkan hasil serupa yang berikut. Model di atas mempunyai dua titik equilibrium (0,0), dan (3,2). Tampak dari bidang phase bahwa titik equilibrium (3,2) stabil, sedangkan titik (0,0) tidak stabil. Ini berarti bahwa di alam akan terjadi kesetimbangan antara jumlah mangsa dan pemangsa. Jika diamati lebih detail terdapat lintasan berupa kurva tertutup di sekitar (3,2). Hal ini yang menjelaskan munculnya fenomena penurunan dan kenaikan jumlah ikan secara periodik di Laut Adriatic. Soal Berikut ini adalah model-model interaksi dua spesies tipe lain. Kerjakan salah satunya, berikan kesimpulan. 1. 2. Answer Praktikum 6 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Transformasi Laplace Tujuan: Menghitung transformasi Laplace berbagai fungsi Menghitung transformasi Laplace dari f(t) menggunakan dua cara: menggunakan definisi, dan Maple, kemudian kedua hasil dibandingkan. > restart:with(inttrans): > assume(s>0):F_A(s):=int(exp(-s*t)*(2*t+6),t=0..infinity); > F_M(s):=laplace(2*t+6,t,s); Transformasi Laplace dari fungsi yang kontinu bagian demi bagian. > restart:with(inttrans): > p(t):=piecewise(t>0 and t<2,1-t,0);plot(p(t),t=-1..3); > assume(s>0):P(s):=laplace(p(t),t,s); Yakinilah bahwa hasil berikut tak lain adalah fungsi p(t) semula. > invlaplace(P(s),s,t); (1.1) Apakah yang dihasilkan ini fungsi p(t) semula? sesuai seperti yang diharapkan. Soal-soal: (Kerjakan semua soal) Gunakan Maple untuk menentukan transformasi Laplace dari fungsi-fungsi berikut.Kemudian periksa hasilnya dengan cara melakukan transformasi balikan 1. 3. Solusi persamaan diferensial linier dengan gaya luar Tujuan: Menggunakan transformasi Laplace untuk menyelesaikan persamaan diferensial tak homogen Kemudian membandingkan hasilnya dengan solusi yang diperoleh dengan perintah 'dsolve'. Terakhir menggambarkan solusinya. > restart:with(inttrans): Mendefinisikan persamaan diferensial sistim pegas-massa-redaman dengan gaya luar > m:=1:k:=4:c:=0:f(t):=cos(2*t)*(1-Heaviside(t-2*Pi)):plot(f(t), t=0..10): > pd:=m*diff(x(t),t$2)+c*diff(x(t),t)+k*x(t)=f(t); (2.1) Mula-mula mencari solusi dengan perintah 'dsolve' > with(DEtools):dsolve_x(t):=dsolve({pd,x(0)=0,D(x)(0)=0},x(t)); (2.2) Menenetukan persamaan (aljabar) yang diperoleh dengan cara mentransform-Laplacekan persamaan diferensial di atas. > pers_aljabar:=laplace(pd,t,s); (2.3) Menyelesaikan persamaan (aljabar) dengan variabel > X(s):=solve(pers_aljabar,laplace(x(t),t,s)); dengan perintah 'solve'. (2.4) Mensubstitusikan syarat awal yang merepresentasikan sistim pegas-massa dalam keadaan diam > X(s):=simplify(subs(x(0)=0,D(x)(0)=0,X(s))); (2.5) Solusi pd semula diperoleh dengan menentukan invers transform Laplace dari > x(t):=invlaplace(X(s),s,t); (2.6) Memplot solusi pd dengan syarat awal di atas. Perhatikan bahwa frekuensi gaya luar f(t) sama dengan frekuensi natural sistim pegas-massa, sehingga kondisi ini akan menimbulkan resonansi. Namun karena gaya luar f(t) hanya ada untuk waktu yang relatif singkat, yaitu maka getaran sistim pegas-massa tidak membesar tanpa batas. > ampl(t):= piecewise(t<2*Pi,t/4,Pi/2): > plot([ampl(t),x(t)],t=0..30,title="Getaran pegas-massa dengan gaya luar berfrekuensi natural",legend=["envelope","solusi x(t) "]); > Soal-soal: Gunakan transformasi Laplace untuk menyelesaikan persamaan diferensial tak homogen dengan syarat awal berikut. 1. Interpretasikan hasilnya. 2. (Petunjuk: Terapkan transf. Laplace pada masing-masing persamaannya. Misalkan juga X(s) dan Y(s) berturut-turut adalah transf Laplace dari x(t) dan y(t)) Tujuan: Menyelesaikan persamaan diferensial tak homogen dengan gaya luar berupa fungsi Dirac & fungsi periodik > restart:with(inttrans):with(DEtools): > dsolve({diff(x(t),t$2)+4*x(t)=0,x(0)=0,D(x)(0)=v_0},x(t)); (2.7) > > > > pd:=diff(x(t),t$2)+4*x(t)=v_0*Dirac(t): X(s):=solve(laplace(pd,t,s),laplace(x(t),t,s)): X(s):=simplify(subs(x(0)=0,D(x)(0)=0,X(s))): sol(t):=invlaplace(X(s),s,t); (2.8) Soal-soal: Gunakan transformasi Laplace untuk menyelesaikan masalah nilai awal berikut. Selanjutnya interpretasikan hasilnya. 1. (a) (b) Interpretasikan kedua hasil di atas. Interpretasikan hasilnya. Answers Praktikum 7 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Deret Fourier Deret Fourier sebagai aproksimasi bagi fungsi periodik. Sejak SMU Anda telah mengenal deret geometri yang konvergen berikut Di Kalkulus Anda belajar bahwa ruas kiri merupakan deret Maclaurin bagi fungsi . Deret tersebut konvergen ke fungsi f(x) jika |x|<1. Di sini Anda akan belajar bahwa fungsi periodik yang kontinu bagian demi bagian dapat dinyatakan sebagai jumlahan tak hingga dari fungsi-fungsi sinus dan cosinus, yang disebut deret Fourier. Selanjutnya deret Fourier tersebut konvergen ke Tujuan: menentukan deret Fourier dari suatu fungsi periodik Definisi: Jika f(t) adalah dari f(t) adalah Rumus bagi koefisien-koefisien deret Fourier , akan diberikan berikut ini. > restart:with(plots): Mendefinisikan > f(t):=-Heaviside(t+Pi)+2*Heaviside(t):plot(f(t),t=-Pi..Pi);#atau f(t):=piecewise(0<t and t<Pi, 1, -1): Rumus > a:=n -> (1/Pi)*int(f(t)*cos(n*t),t=-Pi..Pi); (1.1) Rumus > b:=n -> (1/Pi)*int(f(t)*sin(n*t),t=-Pi..Pi); (1.2) (1.2) Perhatikan bahwa pada rumus > dFourier4:=a(0)/2+sum(a(n)*cos(n*t)+b(n)*sin(n*t),n=1..4); (1.3) > dFourier10:=a(0)/2+sum(a(n)*cos(n*t)+b(n)*sin(n*t),n=1..10); (1.4) Perhatikan pula bahwa deret Fourier dari f(t), hanya memuat suku-suku sinus saja. Ingat bahwa suku-suku sinus merupakan fungsi-fungsi ganjil, dan ini sesuai karena fungsi semula f(t) juga fungsi ganjil.. > plot([f(t),dFourier4,dFourier10],t=-Pi..Pi,color=black); > dFourier40:=a(0)/2+sum(a(n)*cos(n*t)+b(n)*sin(n*t),n=1..40): > plot([dFourier40],t=-5..5,color=black); Perhatikan bahwa untuk n yang cukup besar, maka kurva dfn akan semakin mendekati kurva f. Hal ini menunjukkan bahwa deret Fourier suatu fungsi f(t) merupakan hampiran bagi fungsi f(t). PIKIRKAN, bagaimana kita menformulasikan rumus deret Fourier sinus dan cosinus. Soal A: Tentukan n-suku pertama deret Fourier dari fungsi berperiode berikut. Yakini kebenaran jawab Anda dengan memplot secara bersamaan jumlahan n-suku deret Fourier yang diperoleh bersama-sama dengan grafik fungsi f(t). Amati apakah sifat genap dan ganjil dari fungsi asal tetap dipertahankan oleh suku-suku deret Fouriernya. 1. 2. 3. Yakini kebenaran jawab Anda dengan memplot secara bersamaan jumlahan n-suku deret Fourier yang diperoleh bersama-sama dengan grafik fungsi f(t). Deret Fourier Sinus dari f(t) adalah deret Fourier biasa dari perluasan f(t) sebagai fungsi ganjil. 1. 2. 3, Answers untuk 0 < t < 2 untuk Praktikum 8 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan panas Masalah perambatan panas pada batang penghantar 1-D Misalkan menyatakan suhu tiap titik pada batang tiap saat. Maka memenuhi persamaan diferensial parsial pada Jika tiap saat kedua ujung batang suhunya dipertahankan maka berlaku syarat batas: untuk Jika saat awal suhu batang maka berlaku syarat awal : u untuk ..............(3) Dengan metoda separasi variabel diperoleh solusi dalam bentuk deret dari (1),(2) dan (3) sebagai Dengan menggunakan Maple akan kita animasikan solusi tersebut selama selang waktu tertentu. > restart:with(plots): > u:=(x,t)->4*u0/Pi*sum(1/(2*n+1)*exp(-(2*n+1)^2*Pi^2*k*t/L^2)* sin((2*n+1)*Pi*x/L),n=0..30): > L:=50:k:=1:u0:=100: > plot3d(u(x,t),x=0..50,t=0..3000, axes=normal);Grafik permukaan u(x,t) menunjukkan bahwa suhu yang semula berkisar 100 derajat berkurang dan menuju nol seiring dengan bertambahnya waktu. > animate(plot,[u(x,t),x=0..50],t=0..2500); Soal-soal: 1. Plot suhu titik tengah batang tiap saat. Jelaskan hasil yang Anda peroleh. 2. Perhatikan masalah perambatan panas pada batang sama seperti di atas, namun dengan kedua ujung terisolasi. Syarat batas (2) berubah menjadi: untuk Jika diberikan syarat awal maka solusinya adalah solusi Gunakan Maple untuk menganimasikan untuk Bagaimanakah Jelaskan hasil yang Anda peroleh. Persaman gelombang Masalah getaran senar 1-D Senar sebuah gitar panjang L T. Misalkan menyatakan simpangan senar dari posisi setimbang saat t. Persamaan diferensial parsial beserta syarat batas dan syarat awal yang sesuai adalah , pada dengan Kedua ujung senar diikat, berarti berlaku syarat batas: untuk Jika saat awal senar diberi simpangan awal syarat awalnya: untuk Jika diketahui dan dan dilepaskan dengan kecepatan awal maka ...........................................................................(6) maka metoda separasi variabel akan menghasilkan solusi . Gunakan Maple untuk mensimulasikan solusi tersebut selama selang waktu tertentu. Jelaskan hasil yang Anda peroleh. Info: perhatikan bahwa solusi di atas dapat dituliskan sebagai Rumusan seperti ini dikenal sebagai solusi d'Alembert. Answers . > > 1 y 0 1 x > 1 y 0 1 x Yang terakhir ini jangan sampai tidak dicoba! dan bersiaplah untuk memberikan kejutan untuk si dia :) > >