Uploaded by anggaanugrahmukti

gaya dalam

advertisement
28
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
2.2. GAYA DALAM
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah membaca bab ini mahasiswa bisa mengetahui apa yang dimaksud
dengan gaya dalam dan bisa mengetahui bagaimana cara mengitungnya.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Mahasiswa dapat menggunakan teori yang telah diberikan untuk menghitung
gaya dalam suatu struktur serta bisa menggambarkan gaya-gaya tersebut secara
rinci pada struktur statis tertentu.
2.2.1. Pendahuluan
Bangunan teknik sipil pada umumnya terbuat dari kayu, baja, beton. Dalam
pembuatan struktur tersebut perlu terlebih dahulu diketahui ukuran/dimensi
dari masing-masing elemen strukturnya (balok, kolom, pelat dan lain
sebagainya). Untuk menentukan ukuran/dimensi elemen-elemen struktur
tersebut perlu diketahui gaya dalamnya.
Contoh :
1.
P
A
B
 Dua struktur seperti contoh 1 dan 2
dengan beban yang berbeda dan
L
dengan bentang yang sama.
 Gaya dalam yang diterima pada
P
2.
A
struktur (1) berbeda dengan gaya
B
L
dalam yang diterima oleh struktur
(2),
dengan
demikian
dimensi
antara struktur 1 dan 2 akan
berbeda pula
29
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
2.2.2. Pengertian tentang Gaya Dalam
Ada 2 orang yang mempunyai
bentuk tubuh yang berbeda yang
(A) pendek kecil, yang (B) tinggi
P = 5 kg
besar. Jika keduanya membawa
beban yang sama sebesar P = 5
P = 5 kg
kg maka kedua tangan orang
tersebut tertegang.
A
B
Untuk A yang kecil pendek, dalam
membawa beban P tersebut uraturat yang ada tertegang dan
menonjol keluar.
Sedangkan pada orang B hal itu tidak terjadi karena dia tinggi besar.. Untuk
kasus A uratnya sampai menonjol keluar karena ada gaya dalam akibat beban P
= 5 kg, apabila beban tersebut ditambah terus pada suatu saat si A tidak mampu
lagi membawa beban tersebut, demikian juga untuk B. Beban maksimum A lebih
kecil dari beban B karena ukuran/diameter A lebih kecil dari ukuran/diameter
tangan B.
2.2.3. Macam-macam Gaya Dalam
P1
HA = P
Suatu balok diatas dua tumpuan
P
dengan
maka
RA
L
RB
beban
balok
seperti
akan
gambar,
menderita
beberapa gaya dalam yaitu :
 Balok tersebut menderita gaya tekan karena mendapat beban HA = P
dari kiri dan dari kanan sebesar P. Balok yang menerima gaya yang
searah dengan sumbu balok / batang, maka akan menderita beban
gaya dalam yang disebut dengan gaya Normal diberi notasi N.
30
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
 Balok tersebut menderita gaya lintang akibat adanya reaksi
perletakan. Balok yang menerima gaya yang tegak lurus dengan
sumbu balok / batang maka akan menderita beban gaya dalam yang
disebut gaya Lintang diberi notasi D.
 Balok tersebut menderita beban lentur yang menyebabkan balok
berubah bentuk (melentur). Gaya dalam yang menyebabkan balok
melentur disebut dengan Momen diberi notasi M.
2.2.4. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya-gaya yang arahnya sejajar sumbu batang.
T
N
N
N
N
N
N
Jika kita mengadakan potongan di T , maka :

Harus ada gaya yang menarik ujung kanan bagian kiri ke kanan
sebesar N

Dan ujung kiri bagian kanan ditarik gaya ke kiri N
 Gaya tersebut bekerja sentris / berimpit pada sumbu batang.
 Perjanjian Tanda
()
Jika arah gayanya menarik
Gaya Tarik
balok
maka
tanda
gaya
normal positif ( + )
Jika arah gayanya menekan
(  )
Gaya Tekan
balok
maka
tanda
normal negatif ( - )
gaya
31
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
2.2.5. GAYA GESER ATAU GAYA LINTANG
P2
P1
A
T2
B
T1
A
Q
B

Q
Q

T2
T1
Q
 Jika kita mengadakan potongan melintang di titik T1
 Resultan gaya pada bagian batang yang kiri , sebesar Q = 0’ 1 = A - P1
( bekerja keatas melalui titik ini )
 Resultan gaya pada bagian batang yang kanan , Q = I O’ = P2 - B
( bekerja kebawah )
 Jika kita mempelajari tampang T1

Tampang yang kiri akan bergerak keatas oleh gaya yang keatas Q.

Tampang kanan akan bergerak kebawah oleh gaya yang keatas Q.
( kedua tampang bergeser satu terhadap yang lain )
 Perjanjian Tanda
(  )
(-)

Jika pada potongan melintang bagian kiri bergeser keatas
kanan bergeser kebawah maka Bidang Geser (  )
&
bagian

Jika pada potongan melintang bagian kiri bergeser kebawah
bagian kanan bergeser keatas maka bidang geser (  )
&
32
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
Contoh:
Balok AB terletak diatas dua tumpuan
P(t)
q (t/m’)
I
menerima
lurus
A
B
I
RA
L
gaya-gaya
sumbu
yang
batang.
tegak
Gaya-gaya
tersebut adalah RA, RB, P dan beban
RB
terbagi rata disebut gaya lintang pada
balok A-B.
 Apabila balok A-B dipotong di I-I kemudian kita tinjau kiri potongan, maka
gaya lintang yang terjadi
q (t/m’)
I
QX1 = q * X1
DX = RA – QX1
A
QX
= RA – q * X1
I
RA
X
 Apabila balok A-B dipotong di I - I kemudian kita tinjau kanan potongan,
maka gaya lintang yang terjadi :
I
q (t/m’)
P
QX2 = q * X2
DX = - RB + QX2 + P
B
I
X2
= - RB + q * X2 + P
QX2
RB
2.2.6. GAYA MOMEN LENTUR
M

M
B
A
T
Mendatar
M
M
33
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
Balok lurus AB dilentur oleh Momen M yang bekerja pada kedua ujung balok
A & B ( Seperti gambar ).
Untuk memenuhi syarat keseimbangan tentu saja kedua momen harus sama
besar serta arah kerjanya berlawanan
 Tampang T menerima Momen Lentur luar sebesar M & menahannya . maka
menghasilkan Momen Lentur Dalam , supaya tetap dalam keadaan seimbang.
 Perjanjian Tanda :

Momen Lentur (  ) , jika balok melengkung kebawah
()



 
  

()





Momen Lentur (  ) , jika balok melengkung keatas
( )

   


 

(-)
Contoh :
I
q (t/m’)
A
RA
 Momen adalah perkalian antara
B
I
L
RB
gaya dengan jarak.
Balok A – B menderita momen akibat
beban merata (q)
34
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
 Apabila balok A-B dipotong di I-I kemudian kita tinjau kiri potongan, maka
momen yang terjadi adalah :
q (t/m’)
I
QX1 = q * X1
MX = RA*X1 – QX1* 1/2 X1
A
X1
QX
= RA*X1 – q * X1 * 1/2 X1
I
RA
= RA*X1 – 1/2 * q * X12
 Apabila balok A-B dipotong di I-I kemudian kita tinjau kanan potongan,
maka momen yang terjadi adalh :
I
q (t/m’)
QX2 = q * X2
MX = RB * X2 - QX2 * 1/2 X2
B
I
X2
= RB * X2 - q * X2 * 1/2 X2
QX2
= RB * X2 - 1/2 * q * X22
RB
2.2.7. Contoh Soal :
1)
P1 = 6 V2 t
6t
3t
45O
6t
α
A
B
C
tg α = 3/4
P2 = 5 t
E
D
4t
P3 = 4 t
2m
2m
4m
 Hitung & gambar Bidang N, D & M
Hitungan :
P1 sin 45 = 6 √2 * 1/2 √2 = 6 t
3m
35
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
P1 cos 45 = 6 √2 * 1/2 √2 = 6 t

P2 sin 
= 5 ( 3/5 )
= 3
t
P2 cos 
= 5 ( 4/5 )
= 4
t
 MD  0
, misal VB (
)
 P1 sin 45O (8)  VB (6)  P2 sin  (4)  P3 (3)

VB

VB
 72 / 6 = 12 ton (
 MB  0

0

0
6 (8) + 3 (4) + 4(3)
6
, misal VD
(
)
)
 P1 sin 45O (2) - VD (6) + P2 sin  (2)  P3 (9)
VD

VD
 - 42 / 6 = - 7 ton (
- 6 (2) + 3 (2) - 4(9)
6
)
Karena tandanya minus, maka arah VD kebawah (tidak sesuai arah pemisalan)

Check apakah
V
 0
VB - VD  P1 sin 45
 P2 sin   P3
12 - 7 - 6 - 3 + 4 = 0

OK
H
 0 , missal HD
HD
 P1 cos 45  P2 cos    0
HD
= 6  4
HD
 0
(
)
=  2
( arah HD tidak sesuai pemisalan ), maka
= 2 ton
(
)
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
 Menghitung Bidang Normal ( N ) :
Batang A – B,
0< X < 2
Tinjau kiri Potongan
N X = - P1 sin 45O
NX=–6
Untuk X = 0
NA= –6 t
Untuk X = 2
NB= –6 t
Batang B – C , 0 < X < 2 Tinjau kiri Potongan
N X = - P1 sin 45O
NX= –6
Untuk X = 0
NB= –6 t
Untuk X = 2
NC= –6 t
Batang E – D , 0 < X < 3 Tinjau kanan Potongan
N X = 0 ( tidak ada gaya yang sejajar sumbu batang E – D)
Batang D – C , 0 < X < 4 Tinjau kanan Potongan.
N X = - HD
NX =–2
Untuk X = 0
ND= –2 t
Untuk X = 4
NC= –2 t
 Menghitung Bidang Lintang ( D ) :
Batang A – B , 0 < X < 2 Tinjau kiri Potongan
DX
= – P1 sin 45 
= –6
Untuk X = 0
D Akn = – 6 t
Untuk X = 2
D Bkr = – 6 t
Batang B – C , 0 < X < 2 Tinjau kiri Potongan
DX
= – P1 sin 45  + VB
= – 6 + 12
= +6
36
37
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
Untuk X = 0
D Bkn = + 6 t
Untuk X = 2
D Ckr = + 6 t
Batang E – D , 0 < X < 3 Tinjau kanan pot.
DX
= – P3
= – 4
Untuk X = 0
DE= –4 t
Untuk X = 4
D Dkn = – 4 t
Batang D – C , 0 < X < 4 Tinjau kanan pot.
DX
= – P3 + VD
= –4 + 7
=
3
Untuk X = 0
D Dkr = 3 t
Untuk X = 4
D Ckn = 3 t
Batang C – B , 0 < X < 4
DX
Tinjau kanan pot. ( hasilnya harus sama
dengan yang ditinjau dari kiri potongan )
= – P3 + VB + P2 sin  
= –4 + 7 + 3
=6
Untuk X = 0
D Ckr = 6 t
Untuk X = 2
D Bkn = 6 t
 Menghitung Bidang Momen ( M ) :
Batang A – B ,
0 < X < 2 Tinjau kiri potongan
variable X berjalan dari A sampai B
X
A
P1 cos 45O
MX
P1 sin 45O
P1
= – P1 sin 45 ( X )
= –6(X)
Untuk X
= 0
MA= 0
Untuk X
= 2
MB= –6(2)
= – 12 t.m
B
38
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
Batang B – C , 0 < X < 2 Tinjau kiri potongan
P1 sin 45O
variabel X berjalan dari B sampai C
P1
M X = – P1 sin  ( X+2 ) + VB ( X )
X
A
= – 6 ( X+2 ) + 12 ( X )
B
C
P1 cos 45O
= 6 X – 12
2m
VB = 12 t
Untuk X = 0,
M B = 6 ( 0 ) – 12 t. m
Untuk X = 2
M C = 6 ( 2 ) – 12 = 0
Batang E – D , 0 < X < 3 Tinjau kanan
Variabel X berjalan dari E sampai D
MX
E
D
X
P3 = 4 t
= P3 (X)
Untuk X = 0
ME= 0
Untuk X = 3
M D = 4(3) = 12 t. m
Untuk X = 1
M I = 4(1) =
4 t.m
Batang D – C , 0 < X < 4 Tinjau Kanan
X
Variabel X berjalan dari D sampai C
P3 = 4 t
MX
= P3 (X+3) - VD (X)
VD = 7 t
= 4 (X+3) - 7 (X)
= - 3 X + 12
Untuk X
= 0
M D = 12 t.m
Untuk X
= 4
M C = – 3(4) + 12 = 0
Untuk X
= 2
M 2M = – 3(2) + 12 = 6 t.m
39
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
Gambar bidang N, D dan M :
P1 = 6√2
6t
3t
45O
tg α = 3/4
P2= 5 t
α
6t
4t
VB = 12 t
VD = 7 t
Bidang N :
6t
( - )
2t
6t
Bidang D :
3t
( +)
(-)
4t
( - )
6t
12 t.m
Bidang M :
( - )
(+)
12 t.m
4t
40
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
2.
q =1 t/m’
6t
A
C
B
Q=6t
VA = 1 t
VB = 11 t
2m
6m
 Hitung & gambar Bidang M & D
Hitungan :
Q


=1 x 6
= 6 t.
 MB
 0, misal VA (
VA (6)

Q (3) 
P (2)
 0
VA (6)

6 (3) 
6 (2)

VA

VA

 MA
 0, misal VB (
)
– 12 + 18
6
1 ton
(
0
)
)
- VB (6) +
Q (3) 
P (8)
 0
- VB (6) +
6 (3) 
6 (8)

VB

VB
= 11 ton (
0
48 + 18
6
)
 Check :
V  0
VA 
VB
 Q  P
 0

11
 6
 0
1
 6
OK
41
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
 Menghitung Bidang Lintang ( D ) :
X1
Bidang D :
Batang A – B, 0 > X < 6 , (Tinjau Kiri Potongan)
QX = 1(X1)
D X1
= V A - Qx
D X1
= VA - 1. X1
= 1
VA = 1 t
- X1
Untuk X = 0,
DA = 1 - 0
=1t
Untuk X = 6,
DBkr = 1 – 1 ( 6 )
= -5 t
P=6t
Batang C – B, 0 > X < 2 , (Tinjau Kanan Potongan)
X
DX = P
=6t
B
Untuk X = 0
DC = 6 t
Untuk X = 2
DBkn = 6 t
C
P=6t
X
Batang B – A, 0 > X < 6 , (Tinjau Kanan Potongan)
B
QX = q X
DX = P - VB +QX
C
VB = 11 t
DX = 6 – 11 + 1 X
DX = - 5 + 1 X
Untuk X = 0
DBkr = - 5 + 1 ( 0 )
=-5t
Untuk X = 6
DA = - 5 + 1 ( 6 )
=1t
X
 Menghitung Bidang Momen ( M ) :
Batang A – B, 0 > X < 6, Tinjau kiri potongan
Variabel X berjalan dari A sampai B
A
q
QX
VB= 1 t
42
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
M X = VA (X) - Q X. (1/2 . X)
= 1 (X) - 1(X). (1/2 . X)
= X – 1/2 X2
Untuk X = 0,
MA = 0 – 1/2 ( 0 )2
= 0
Untuk X = 6,
MB = 6 – 1/2 ( 6 )2
= 12 t.m
P=6t
X
Batang C – B, 0 > X < 2, Tinjau kanan potongan
Variabel X berjalan dari C sampai B
MX
B
C
= –P.X
= –6.X
Untuk X = 0
MC = - 6 (0)
= 0
Untuk X = 2
MC = - 6 (2)
= - 12 t.m
Batang B – A, 0 > X < 6, Tinjau kanan potongan
Hasilnya harus sama dengan kalau ditinjau dari kiri potongan
P=6t
X
M X = - P (X +2) + VB (X) - Q X. (1/2 . X)
B
= - 6 (X + 2) + 11(X) - 1X(1/2X)
= - 12 + 5 X – 1/2 X2
QX = q X
Untuk X = 0,
MB = -12 + 5 (0) – 1/2 ( 0)2
= -12 tm
Untuk X = 0,
MA = -12 + 5 (6) – 1/2 ( 6)2
=0
VB = 11 t
C
43
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
Menghitung M Max :
dM X
0
dX
dM X
 V A X  1 / 2qX
dX
2
0
1X  1/ 2(1) X 2  0
1 + 2/2 ( 1 ) X = 0
X=1m
Letak MMax terjadi di Dx = 0 (antara titik A – B, lihat gambar dibawah)
M MAX
= X 1 - 1/2 ( X1 ) 2
= 1
- 1/2 ( 1 ) 2
= 0.5 t m.
Gambar Bidang D & M
q = 1 t/m’
6t
1t’
C
B
6t
6m
Bid. D
2m
6t
()
1t ()
()
5t
12 t m
()
Bid. M
()
0.5 t m.
44
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
2.2.8. Latihan
Balok diatas 2 tumpuan
Soal 1.
P2 = 4√2 t
P1 = 4 t
A
C
45O
D
Balok A-B dengan beban seperti
B
gambar. A = sendi dan B = Rol
P1 = 4 t dan P2 = 4√2
2m
3m
Ditanyakan :
3m
a. Reaksi perletakan
b. Bidang N, D dan M
Balok ADBC diatas perletakan A =
Soal 2.
P = 3√2 t
q = 1 t/m’
sendi B = Rol dengan beban
45O
A
2m
seperti gambar
D
C
B
4m
2m
P = 3 √2 t dan q = 1 t/m’
Ditanyakan :
1. Reaksi perletakan
2. Bidang N, D dan M
2.2.9. Rangkuman
dalam suatu konstruksi ada gaya dalam sebagai berikut :
N (gaya normal) dengan tanda :
D (gaya lintang) dengan tanda :
M (momen) dengan tanda :
N-
N+
D+
D-
M+
M-
45
BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 1
2.2.10. Penutup
Jawaban Soal no 1.
Uraian
Reaksi Vertikal
Reaksi Horisontal
Gaya Normal (N)
Gaya Lintang (D)
Momen (M)
Titik
A : VA
B : VB
A : HA
A–D
D-B
A–C
C–D
D-B
A
C
D
B
Nilai
4.5 ton
3.5 ton
4 ton
4 ton
0
4.5 ton
0.5 ton
3.5 ton
0
9 t.m
10.5 t.m
0
Tanda/arah
Titik
A : VA
B : VB
A : HA
A–D
D-B
A – D kr
D kn
B kr
B kn
A
D
B
C
2m kanan D
Nilai
3 ton
6 ton
3 ton
3 ton
0
3 ton
0 ton
4 ton
2 ton
0
6 t.m
2 t.m
0
4 t.m
Tanda/arah
tekan
+
+
+
+
+
Jawaban Soal no 2.
Uraian
Reaksi Vertikal
Reaksi Horisontal
Gaya Normal (N)
Gaya Lintang (D)
Momen (M)
tekan
+
+
+
+
+
+
2.2.11. Daftar Pustaka
1. Soemono “Statika” ITB
2. Suwarno “Mekanika Teknik Statis Tertentu “ UGM
3. Triwulan “Mekanika Teknik I” ITS
2.2.12. Senarai
Bidang Normal = gaya dalam yang sejajar sumbu batang
Bidang Lintang = gaya dalam yang tegak lurus sumbu batang
Bidang Momen = gaya dalam yang menyebabkan batang terlentur
Download