Uploaded by bernadettautami1205

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

advertisement
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
BAB 1
“MANUSIA DAN ALAM SEMESTA”
RINGKASAN MATERI
Kelompok 1:
1. Bernadetta Paradintya Utami
(12030215060028)
2. Feni Sundari
(12030215060041)
3. Wilda Veronica Afosma
(12030215060136)
4. Sindhy Esti Putri Jalasena
(12030215060144)
5. Ajeng Eka Yuliana Putri
(12030215060151)
Prodi
: D-3 Perpajakan
Kelas
:G
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Semarang
Hakikat Kebenaran
Untuk memahami mengapa berbagai displin ilmu dan tekhnologi tidak tidak sepenuhnya
memahami misteri kebenaran alam semesta dan tidak lagi sepenuhnya dapat memecahkan
masalah di dunia dan di golongkn menjadi 4 kebenaran :
A.
B.
C.
D.
Kebenaran (hakikat) tentang eksisten ( Dunia/Alam semesta)
Kebenaran Tentang Alat (tools) yang di pakai untuk memahami Dunia
Kebenaran tentang cara belajar soal Dunia
Yang di maksud hidup di dunia
Hakikat Ekstensi ( Dunia / Alam semesta )
Di dalam hakikat ini ada kecenderungan yang di sodorkan oleh sainteisme modern
suatu paham yang sering di sebut : Materialistik , Mekanistik, dan detirministik yang
memandang dunia fisik / dunia materi sebagai satu-satunya keberadaan yang diakui oleh ilmu
pengetahuan . namu Schumer telah mengingatkan para ilmuan tentang adanya tingkatan ekstensi
alam semesta.
1.
2.
3.
4.
Benda dapat di tuliskan
Tumbuhan dapat di tuliskan
Hewan dapat di tuliskan
Manusia dapat di tuliskan
P
P+X
P+X+Y
P+X+Y+Z
Hakikat Manusia
Kecenderungan memahami hakekat manusia secara sepotong – sepotong ini sangat jelas
terasa bila melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi , khususnya menyangkut konsepsi
psikologis manusia. Mc David dan Harrari mengelompokan 4 teori :
1.
2.
3.
4.
Psikoanalisis
Behaviorise
Kognitif
Humanisme
Steiner (1999) melihat hakikat manusi sebagai satu kesatuan yaitu . a) badan fisik (physical
body), b)Badan eterik ( etheric body ) 3), badan astral (astral Body ) ,4) badan ego ,5) manas ,6)
buddhi ,7) atma
Hakikat Otak (brain) Dan Kecerdasan (inttelligence)
Memproduksi pikiran dan sadar , melakukan pilihan bebas , menyimpan ingatan
memungkinkan memiliki perasaan , menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan materi
dan fiik kempampuan perabaan.
Hakikat Pikiran (mind) dan Kesadatran (Consisciousness)
Pikiran memegang peran penting dalam dalam kehidupan manusia sehingga Blaise Fascal
mengatakan bahwa “ manusia jelas sekali di buat untuk berfikir , di dalam nya terletak sebuah
martabat dan kebajikanya dan seluruh kewajibanya adalah berfikir sebagaimana seharusnya “
Memberi batasan mengenai pikiran atau mental sebagai keseluruhan struktur dan proses
kejiwaan baik yang di sadari maupuntidak disadari yang merupakan bagian dari psyche yang
berorganisir .
Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi dan berbagai
pengalaman yang disadari setiap saat. Krishna (1999) membagi kesadaran manusia ke dalam
lima tingkat kesadaran/lapisan utama, yaitu :
1) Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan.
2) Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang disalurkan melalui
pernapasan.
3) Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasional dan emosional.
4) Lapisan intelegensia (bukan intelek), menyangkut kesadaran hati nurani.
5) Lapisan kesadaran murni (kesadaran transendental), merupakan hasil akhir pemekaran
kepribadian manusia
TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN
Siapa pun pasti sependapat dan tidak ada yang membantah bahwa tujuan hidup umat
manusia adalah untuk memperoleh kebahagiaan. Sutrisna (2007) membedakan tiga tingkatan
kesadran manusia, yaitu: kesadaran hewani, kesadaran manusia, dan kesadaran Tuhan.
Sedangkan Ibnu Arabi (dalam Frager, 1999) membagi empat tingkat kesadaran berdasarkan
pengamalan dan pemahaman akan hakikat kehidupan sebagai berikut:
1. Tingkat pertama: jalan syari’ah, yaitu tahap di mana seseorang secara taat mengikuti
hukum-hukum moral dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tingkat kedua: jalan thariqah, yaitu tahap di mana seseorang mencoba mencari
kebenaran melalui jalan tanpa rambu.
3. Tingkat ketiga: jalan haqiqah, yaitu tahap di mana seseorang telah memahami makna
terdalam dari praktik syari’ah dan thariqah.
4. Tingkat keempat: jalan ma’rifah, yaitu tahap di mana seseorang telah mempunyai
kearifan dan pengetahuan terdalam tentang kebenaran spiritual.
ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM
Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan sistem.
Jogiyanto (1988) menyebutkan bahwa setiap sistem mempunyai karakteristik/ciri-ciri sebagai
berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Mempunyai komponen-komponen (components/subsystems)
Ada batas suatu sistem (boundaries).
Ada lingkungan luar sistem (environment).
Ada penghubung (interface).
Ada masukan (input), proses (process), dan keluaran (output).
Ada sasaran (objectives) atau tujuan (goal).
SPIRITUALITAS DAN ETIKA
Setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dubia ini dimanfaatkan
untuk mencapai tingkat kesadran Tuhan (kesadran spiritual). Bila kesadaran spiritual telah
tercapai, maka kesadaran etis dengan sendirinya akan tercapai. Perjalanan dalam mendaki
puncak kesadaran spritual ini, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah orang yang
bersangkutan hatus menjalani perilaku hidup yang etis dan hidup sesuai dengan norma-norma
moral yang telah diajarkan oleh semua agama. Pada tahap awal, perilaku etis akan memengaruhi
kesadran spiritual seseorang. Namun pada langkah-langkah selanjutnya, kesadaran spiritual akan
menentukan tingkat kesadaran etis seseorang.
KASUS 1
Ekspolasi Minyak dan Gas (Migas) di Jawa
Demi mengejar pendapatan negara, kegiatan eksplorasi migas terus dipicu, termasuk diJawa.
Dipulau yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesiaitu, sedikitnya terdapat
sembilan perusahaan yang telah mendapat konsensi untuk mengeksplorasi minyak bumi.
Berbagai kecelakaan juga terjadi diwilayah penambangan minyak ini. Dalam kurun waktu 36
tahun terakhir, paling tidak ada 8 kejadian kecelakaan, yaitu:
a. Pada 20 Mei 1971, sumur pengeboran inyak Pertamina di Kedokan Bunder Unit III,
Cirebon meledak dan menyemburkan minyak bercampur lumpur sehingga mengenangi
daerah sekitar dan sekitar 550 warga diungsikan.
b. Tanggal 1 September 1984, sumur eksplorasi Pertamina di Pasirjadi, Subang terbakar
akibat kebocoran gas.
c. Pada 24 Oktober 1995, terjadi kebakaran hebat di Unit Pengolahan IV,Cilacap yang
mengakibatkan sekitar 590 rumah rusak, 738 sumur tercemar, debu tersebar di Kelurahan
Romanis, Donan, dan Tambakreja.
d. Tanggal 26 Febuari 2002, kebakaran menimpa sumur eksplorasi Randublatung, Blora.
Akibatnya sekitar 1096 warga terpaksa mengungsi.
e. Tanggal 16 Maret 2004, sumur ekplorasi Pertamina di Pondok Tengah, desa Bunibakti,
Bekasi menyemburkan gas. Ratusan warga terpaksa mengungsi untuk menghindari
bahaya kebakaran.
f. Tanggal 15 Febuari 2005, terjadi ledakan pipa gas Nitrogen di Unit Pengolahan VI,
Balongan, Indramayu yang mengakibatkan 6 pekerja terluka dan seorang meninggal
dunia.
g. Tanggal 7 Desember 2005, sumur tua Pertamina di Ledok, Blora meledak dan terbakar.
Akibatnya, dua orang terluka dan seorang meninggal dunia.
h. Tanggal 29 Mei 2006, sumur ekplorasi PT Lapindo Brantas di desa Renokenongo
mengalami kebocoran sehingga gas dan lumpur panas keluar dari sumur tersebut.
i. Tanggal 29 Juli 2006, sumur 5 di desa Campurrejo, Bojonegoro menyemburkan gas.
Sedikitnya 2.672 warga di sekitar lokasi mengungsi dari rumah mereka dan 31 orang
dirawat di rumah sakit karena sesak napas dan mual-mual akibat menghirup gas.
PT Lapindo Brantas tanggal 29 Mei 2006 menyemburkan lumpur panas mencapai wilayah
436 ha yang menenggelamkan desa Mindi, Pejarakan, Jatirejo, Ronokenongo, Kedung Bendo,
dan Siring. 2467 rumah, 24 pabrik, 18 sekolah, 360 area pertanian, 9789 warga mengungsi
diantaranya 1776 buruh. Akibat yang ditimbulkan telah berpengaruh besar terhadap
perekonomian Jawa Timur ditambah ada kaitannya dengan gempa yang menimpa wilayah
Yogyakarta. PT Lapindo Brantas tidak memasang casing sesuai dengan spesifikasi teknik
standar pengeboran karena mereka beranggapan adanya penghematan biaya ekplorasi.
Pemerintah tidak lepas tangan terhadap kasus ini namun pemerintah juga tidak bertindak tegas
membawa kasus ini kepengadilan. Apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang
bertanggungjawab? Telah merugikan aspek ekonomi, psikologi, sosiologi, ekologis, HAM, dan
penghidupan penduduk dimasa depan.
KASUS 2
Pengusaha Yang Spiritual
Awalnya Hery Syaefudin (38), penasaran melihat situ (danau) di seputar Depok, JaBar
yang dibiarkan menganggur dan ditumbuhi semak belukar. Ia berpikir mengapa tidak
dimanfaatkan menjadi kawasan agrowisata berbasis tanaman hias saja? Hery memulainya dari
situ Pengasingan di Kecamatan Sawangan. Dia melihat situ tersebut nyaris lenyak dan diuruk
menjadi perumahan oleh suatu perusahaan pengembang. Perusakan lingkungan dapat dihindari
ketika pada tahun 2003 Walikota Depok saat itu Badrul Kamal meminta Dinas Pertanaman
mengeruk situ/danau seluas 6,5 ha sehingga situ Pengasingan kembali berfungsi (sebagai
serapan air dan pengendali banjir ; penulis). Tahun 2005 Hery membeli tanah seluas 3000 m²
disekitar situ tersebut dan mengubah serta menata situ Pengasingan menjadi tempat yang sedap
dipandang.
Disitu ada kolam ikan, penuh tanaman hias, dan rerumputan hijau. Hery kemudian
mengajak warga setempat untuk mengembangkan tanaman hias, mmelihara ikan, dan mengelola
situ tersebut menjadi daerah wisata sekaligus daerah yang produktif. Sekarang ada sekitar 500
warga menjadi petani tanaman hias dan sekitar 100 pedagang yang memiliki kios di pinggiran
jalan Bojongsari-Ciputat. Kini, Hery merasa bangga karena cita-citanya memberdayakan
masyarakat Sawangan ada hasilnya
Pertanyaan KASUS 1
 Coba Anda bahas kasus diatas, apakah kegiatan eksplorasi minyak di pulau Jawa yang
padat penduduk ini masih dapat dibenarkan bila dilihat dari sudut manusia dan alam
sebagai satu kesatuan sistem ?
 Bagaimana Anda mengaitkan proses keputusan pemberian izin konsensi ekplorasi migas
oleh pemerintah tersebut dengan tingkat-tingkat kesadaran pejabat pemerintah ?
 Bagaimana Anda menilai tindakan PT Lapindo Brantas yang tidak memasang casing
dalam proses pengeboran sumur ekplorasi tersebut bila dilihat dari hakikat manusia
secara utuh ?
Pertanyaan KASUS 2
Bagaimana Anda menilai seorang Hery dalam mengelola bisnis tanaman hias dan wisata situ
diatas bila dilihat dari tingkat kesadaran sebagai manusia, makna, serta tujuan hidup?
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
BAB 1
“MANUSIA DAN ALAM SEMESTA”
RINGKASAN KASUS
Kelompok 1:
1. Bernadetta Paradintya Utami
(12030215060028)
2. Feni Sundari
(12030215060041)
3. Wilda Veronica Afosma
(12030215060136)
4. Sindhy Esti Putri Jalasena
(12030215060144)
5. Ajeng Eka Yuliana Putri
(12030215060151)
Prodi
: D-3 Perpajakan
Kelas
:G
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Semarang
Download