PENEGAKKAN DIAGNOSIS HIV ANAMNESIS • Identitas • Riwayat Perilaku Berisiko • Riwayat Keluhan yang Diderita dan Riwayat Penyakit Terdahulu PEMERIKSAAN FISIK • Keadaan umum tampak sakit berat • Ruam-ruam pada kulit • Oral thrush • Gangguan pernafasan • Herpes berulang • Gizi buruk (wasting syndrome) • Tuberkulosis ekstra paru TES DIAGNOSIS HIV a. Metode pemeriksaan serologis Antibodi dan antigen dapat dideteksi melalui pemeriksaan serologis. Adapun metode pemeriksaan serologis yang sering digunakan adalah 1) rapid immunochromatography test (tes cepat) 2) EIA (enzyme immunoassay) b. Metode pemeriksaan virologis Pemeriksaan virologis dilakukan dengan pemeriksaan DNA HIV dan RNA HIV. Saat ini pemeriksaan DNA HIV secara kualitatif di Indonesia lebih banyak digunakan untuk diagnosis HIV pada bayi Hasil pemeriksaan HIV dikatakan positif apabila: 1) Tiga hasil pemeriksaan serologis dengan tiga metode atau reagen berbeda menunjukan hasil reaktif. 2) Pemeriksaan virologis kuantitatif atau kualitatif terdeteksi HIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Baseline Pemeriksaan yang dilakukan untuk mempelajari kondisi penderita yang baru saja terdeteksi mengidap HIV dan melihat apakah memiliki koinfeksi dari beberapa infeksi berikut: • Tuberkulosis • Hepatitis (terutama B dan C) • Infeksi menular seksual lainnya (gonorea, klamidia, sifilis) • Pemeriksaan darah lengkap (hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit – hitung jenis leukosit, eritrosit, laju endap darah) • Fungsi Hati (SGOT/SGPT) • Fungsi Ginjal (Ureum, Kreatinin, BUN) • Urinalisis • Profil Lipid • Antigen P24 Merupakan pemeriksaan yang sifatnya lebih spesifik karena mendeteksi infeksi HIV melalui protein pembungkus HIV, dapat terdeteksi lebih cepat yakni 1-3 minggu setelah infeksi awal, sehingga membantu efektivitas deteksi dini HIV. • Sel CD4 Pemeriksaan dilakukan umumnya dilakukan pada penderita yang telah terbukti positif terinfeksi HIV, untuk mendapatkan gambaran imunitas seseorang, melalui jumlah sel CD4, juga bermanfaat sebagai kontrol keberhasilan pengobatan ARV (Antiretroviral). Nilai normal berkisar antara 500-1500 sel/mm3. • Viral Load Pemeriksaan viral load dilakukan untuk mengetahui perkiraan jumlah virus HIV dalam darah. Nilai hasil pemeriksaan viral load akan menjadi penanda tingkatan virulensi penderita. Pemeriksaan ini menjadi indikator dan sebagai target dalam terapi antiretroviral (ARV).