Uploaded by User70397

LO PBL

advertisement
Learning Objectives
1. Mahasiswa dapat mengetahui isi sumpah hipokrates
Hipokrates dianggap sebagai bapak ilmu kedokteran, karena ajaran dan tulisannya
memberikan dasar pemikiran dan sistematika ilmiah pada ilmu pengobatan. 34 Ajaran
dan pendapat Hipokrates banyak dianut dalam dunia kedokteran. Untuk itu, terdapatlah
Sumpah Hipokrates yang dilakukan oleh dokter sebelum masa pengabdiannya. Sumpah
inilah yang mendasari Sumpa Dokter Indonesia dan kode etik kedokteran yang berlaku.
Isi dari sumpah Hipokrates sendiri meliputi :
● “Saya akan menggunakan keilmuan saya sebagai dokter dalam setiap langkah
yang saya lakukan dalam profesi saya”. “Saya tidak akan malu untuk mengatakan
‘saya tidak tahu’...”. Hal ini berarti bahwa setiap tindakan dokter berdasarkan
dengan ilmu yang dikuasainya, dan nantinya akan merujuk pasien bila kasus
pasien diluar dari keahliannya.
● “Saya akan melakukan segala sesuatu hanya untuk kepentingan orang sakit,
menghindari pengebotan yang berlebihan ataupun terapi nihilisme.” Hal ini
berarti dokter akan mendahului kepentingan pasien dan memberikan pengobatan
sesuai dengan kondisi pasien sebenarnya.
● “Saya akan ingat bahwa dalam pengobatan ada ilmu, seni, dan simpati…” “Saya
akan ingat bahwa saya tidak mengobati grafik demam, pertumbuhan kanker, tapi
manusia sakit,...” Hal ini berarti bahwa dalam praktik, dokter tidak hanya
menghadapi penyakit, namun juga sang manusia. Dokter harus memperhatian
pasien, keluarga, hingga kondisi ekonominya.
● “Saya akan menghormati privasi pasien saya,...” Hal ini berarti dokter akan
merahasiakan informasi pasien dari siapapun hingga kapanpun, bahkan hingga
pasien meninggal.
● “Saya akan mencegah penyakit kapanpun saya bisa…” Hal ini berarti dokter
bukan hanya mengobati, tapi juga mencegah terjadinya sakit.
Yakin, A., 2020. Euthanasia Active in Perspective of Islamic Inheritance: An Overview
of Islamic Law. ​SAMARAH: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam​, ​4​(1), pp.25-64.
Purwadianto, A., Wasisto, B. and Sjamsuhidajat, R., 2018. Penerapan Revisi Sumpah
Dokter Terbaru oleh World Medical Association (WMA) di Indonesia. ​Jurnal Etika Kedokteran
Indonesia​, ​2(​ 1), p.7.
2. Mahasiswa mengetahui wewenang sebagai mahasiswa kedokteran
Sebagai mahasiswa kedokteran kita memiliki hak dan kewajiban. Begitu pula
bagi dokter muda (mahasiswa Co-Ass). Dirumah sakit dokter muda tidak dapat
memberikan keputusan medis yang dibuat dan dijalankan sendiri. Semua tindakan yang
dilakukan oleh dokter muda itu atas sepengetahuan pembimbingnya. Tugas mahasiswa
yang menjalani Co-Ass adalah belajar, berinteraksi dengan pasien, mengukur suhu,
memasang tensi, dan mengawasi pasien.
Dokter muda sendiri berkewajiban untuk mempelajari dan menguasai
keterampilan klinis (kegiatan bedah minor, seperti menjahit luka, memasang infus,
memasang pembalut luka, dan melakukan tindakan untuk keadaan-keadaan emergency)
yang sesuai standar kompetensi dokter umum. Selain itu, mahasiswa harus menaati
peraturan yang berlaku di rumah sakit, peraturan dari kepaniteraan, menuliskan follow
up pasien, jaga siang atau malam, membuat laporan, dan bersikat profesional.
Sedangkan mahasiswa Co-Ass memiliki hak untuk peroleh kompetensi, bimbingan,
kesempatan yang sama, hingga turut aktif dalam memantau perkembangan pasien.
Mahasiswa Co-Ass akan dalam pengawasan supervisor atau dokter konsulen
yang akan memberikan bimbingannya. Nantinya mahasiswa ini akan menjadi tanggung
jawab dokter konsulen. Sehingga segala tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa
Co-Ass yang mengakibatkan kelalaian medis menjadi tanggung jawab dokter konsulen.
Untuk itu mahasiswa co-ass yang melakukan tindakan medis dalam praktik profesi
kedokteran harus lebih memperhatikan dan berhati-hati sehingga dapat meminimalisir
kelalaian medis. Mahasiswa Co-Ass sendiri dapat melakukan tindakan dasar seperti
tensi dan pertolongan pertama seperti CPR atau penangangan pada patah tulang dan luka
bakar. Untuk selanjutnya, mahasiswa tetap harus merujuknya ke dokter ahli.
Firmandika, J., 2017. Pertanggungjawaban Pidana Pada Mahasiswa Kedokteran
Jenjang Pendidikan Profesi (Co-Assistant) Yang Melakukan Kelalaian Medis Dalam Praktik
Kerja Lapangan.
Halik, M.N., 2017. ​Tanggung Jawab Dokter Muda terhadap Pasien dalam Memberikan
Pelayanan Kesehatan​ (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
3. Mahasiswa dapat mengetahui aturan penganganan pasien asing
Pada dasarnya baik menghadapi pasien asing maupun pasien lokal, dokter
melakukan penanganan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Indonesia. Prosedur ini
meliputi semua pelayanan kesehatan yaitu : Promotif (peningkatan), Preventif
(pencegahan), Kuratif (penyembuhan), dan Rehabilitatife (pemulihan).
Dalam kasus kecelakaan pada skenario PBL ini, KODEKI mengatur mengenai
pertolongan pertama pada kondisi darurat pada Pasal 17 : “Setiap dokter wajib
melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas peri kemanusiaan, kecuali bila
ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya”. Seorang dokter wajib
memberikan pertolongan darurat kepada yang sakit mendadak, kecelakaan atau keadaan
bencana. Prosedur yang harus dilakukan dokter adalah mengamankan situasi,
memperkenalkan diri, meminta bantuan untuk menghubungi ambulance, mengecek
kondisi pasien, terutama denyut jantung korban, dan melakukan prosedur pertolongan
pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi, lalu merujuk ke rumah sakit terdekat.
Dalam hal penanganan pasien pun diperlukan komunikasi efektif secara
menyeluruh, guna menentukan sikap pasien dalam penanganannya. Tak jarang perbedaan
budaya sebabkan hambatan hubungan dokter dan pasien. Untuk itu perlu diketahui
beberapa cara umum untuk menangani perbedaan budaya :
● Memperlakukan pasien dengan cara yang sama (setiap budaya memiliki aturan
untuk perilaku sopan)
● Tetap memulai interaksi dengan formal
● Biarkan pembicaraan mengalir, dan biarkan pasien terbuka
● Berkomunikasi dua arah (negosiasi)
● Bersikap empati
● Jika pasien asing, sebaiknya dokter memiliki kemampuan bahasa asing khususnya
bahasa inggris, sebagai bahasa international. Ucapkan maaf sebelumnya bila tidak
yakin dengan kemampuan bahasa yang dimiliki.
Indonesia, I.D., 2002. ​Kode etik kedokteran Indonesia dan pedoman
pelaksanaan kode etik kedokteran Indonesia.​ Majelis Kehormatan Etik Kedokteran
Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia.
Bakić-Mirić, N.M., Butt, S., Kennedy, C., Bakić, N.M., Gaipov, D.E.,
Lončar-Vujnović, M. and Davis, B., 2018. Communicating with patients from different
cultures: Intercultural medical interview. ​Srpski arhiv za celokupno lekarstvo,​ ​146​(1-2),
pp.97-101.
Download