Uploaded by User70296

poster julfinri

advertisement
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KIRINYUH (Chromolaena odorata L)
TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN LELE DUMBO (Clarias sp)
PADA PERSIAPAN DAN REKAYASA TRANSPORTASI TERTUTUP
Julfinri Yani Sitohang 1; Dr. Noorsyarifuddin Yusuf S.Pi., M.Si 2; Ir. Inga Torang, M.Si 3
1)
Mahasiswa Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
2,3)
Dosen Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya
ABSTRAK
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KIRINYUH (CHROMOLAENA ODORATA L)
TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN LELE DUMBO (CLARIAS SP)
PADA PERSIAPAN DAN REKAYASA TRANSPORTASI TERTUTUP.
JULFINRI YANI SITOHANG
Penelitian ini bertujuan adalah untuk menguji efektivitas penggunaan rendaman ekstrak daun kirinyuh untuk pengangkutan ikan lele dumbo dengan sistem tertutup.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental non-faktorial. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dan masingmasing 3 ulangan. Pemberian rendaman ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata L) untuk transportasi benih ikan lele dumbo (Clarias sp) selama 48 jam berpengaruh
terhadap kelulushidupan benih ikan lele dumbo ( f-hit > f-tabel). Kelangsungan hidup yang tertinggi terdapat pada perlakuan PI dengan ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena
odorata L) dengan konsentrasi 50 ppm dan tingkat kelulushidupan sebesar 99 %. P2 dengan ekstrak daun kirinyuh dengan konsentrasi 100 ppm dengan tingkat
kelulushidupan sebesar 87,3 % dan P2 dengan ekstrak daun kirinyuh dengan konsentrasi 150 ppm dengan tingkat kelulushidupan sebesar 84,7 %.
Kata kunci : transportasi ikan, sistem tertutup, ekstrak daun kirinyuh.
PENDAHULUAN
Ikan lele merupakan salah satu komoditas budidaya yang memiliki berbagai kelebihan, diantaranya adalah pertumbuhan cepat dan memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi.
Menurut Soares (2011) permintaan ikan lele mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan produksi ikan lele juga mengalami peningkatan. Produksi ikan lele nasional selama 2010-2014
rata-rata meningkat sebesar 35% per tahun yakni pada tahun 2010 sebesar 270.600 ton dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 900.000 ton (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2014). Transportasi
hidup biota perairan adalah upaya pemindahan suatu biota perairan dalam kondisi hidup dengan diberi tindakan untuk menjaga agar kelulusan hidup tetap tinggi hingga sampai di tempat tujuan. Menurut
Abdullah (2008), kendala yang sering dihadapi pada proses transportasi sistem basah yaitu kapasitas angkut yang sedikit serta belum dilakukannya peningkatan daya tahan ikan selama proses transportasi,
serta sistem transportasi ini memiliki kelemahan yaitu penurunan kualitas air yang mengakibatkan ikan mengalami stres. Kegiatan transportasi ikan hidup pada sistem tertutup adalah menempatkan ikan
secara paksa untuk hidup di luar lingkungan habitatnya yang dapat mengakibatkan ikan menjadi stres yang dipengaruhi oleh perubahan lingkungan sehingga berakibat pada mortalitas ikan pasca
transportasi. Kematian ikan disebabkan oleh kualitas air yang buruk yang diakibatkan oleh akumulasi amonia, metabolit beracun yang disebabkan tingginya tingkat keaktifan ikan sehingga meningkatkan
metabolisme ikan dan terjadinya stres pada ikan.
Tanaman kirinyuh (Chromolaena odorata L) merupakan salah satu tanaman yang mengandung bahan fitofarmaka dalam kegiatan transportasi ikan, karena bersifat dapat menenangkan ikan,
menurunkan keaktifan ikan dan menurunkan tingkat stres pada ikan. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian penanganan ikan dengan menggunakan tanaman kirinyuh untuk antioksidan, anti bakteri, anti
radang, anti alergi, anti virus serta dapat menghambat pertumbuhan bakteri, membunuh spora dan menghambat produksi enterotoksin serta memacu sistem imun.
METODOLOGI
Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Perikanan, Universitas Palangka Raya dan di Unit Pembenihan Rakyat (UPR). Prosedur Penelitian Pembuatan
ekstrak daun kirinyuh dilakukan di Laboratorium Universitas Palangka Raya. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu metode maserasi. Daun kirinyuh yang segar dikering
anginkan kemudian diblender kering dan dihaluskan hingga menjadi bubuk serta ditimbang sebagai berat kering sebesar 500 gram tepung. Daun kirinyuh yang telah menjadi
tepung direndam dalam etanol 96% selama 24 jam dan dievaporasi menggunakan alat rotary evaporator sampai menjadi filtrat. Filtrat kemudian disimpan dalam lemari
pendingin dengan suhu 5°C. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 0 ppm (kontrol), 50 ppm, 100 ppm,150 ppm. Ekstrak daun kirinyuh yang diperoleh dari hasil ekstraksi
daun kirinyuh ditimbang menggunakan timbangan digital sebanyak 5 gr. Pelaksanaan Penelitian Memasukkan Ikan ke dalam Plastik (Pengemasan) Ikan lele uji berukuran 5-7
cm dengan bobot 0,38 gram/ekor dipuasakan selama 2 hari, kemudian disiapkan 12 lembar kantong plastik dan karet pengikat, salah satu ujung plastik dipasang keran untuk
mengambil sampel air. Selanjutnya kantong plastik diisi dengan air masing-masing 5 liter dan ikan uji dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan kepadatan 200 ekor per
kantong dengan konsentrasi ekstrak daun kirinyuh pada setiap perlakuan berbeda, yaitu 0 ppm (kontrol), 50 ppm, 100 ppm,150 ppm. Masing-masing perlakukan terdiri dari 3
𝑁𝑡
ulangan. Menghitung Survival Rate SR = 𝑁𝑜
𝑥 100% .
HASIL PENELITIAN
1. Puasa Ikan Lele Sebelum Transportasi
Pada penelitian ini, puasa ikan dilakukan dengan cara menyiapkan
akuarium dengan ukuran 70 x 40 x 40 cm diisi air dengan ketinggian 30 cm
yang diaerasi selama dua hari lalu masukan ikan uji sebanyak 200 ekor dan
dipuasakan selama 2 hari. Pergantian air sebanyak 5 - 20% yang dilakukan
setiap hari. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap 48 jam. Parameter
kualitas air yang diukur adalah, suhu pH, dan DO.
2. Kualitas Air Media Transportasi
Rata-rata suhu air setiap perlakuan selama
transportasi
Rata-rata DO air setiap perlakuan selama
transportasi
Perlakukan
Suhu awal
0C
Suhu akhir 0C
Suhu ratarata 0C
Perlakukan
DO awal
(mg/l)
Perlakukan
DO ratarata (mg/l)
P0
22,2
29,0
25,02
P0
22,2
29,0
7,00
P1
22,2
28,0
25,64
P1
22,2
28,0
6,85
P2
22,2
29,0
25,77
P2
22,2
29,0
6,72
P3
22,2
28,5
25,22
P3
22,2
28,5
6.67
Rata-rata pH air setiap perlakuan selama
transportasi
Perlakukan
pH awal
pH akhir
pH rata-rata
P0
6,81
6,45
6,52
P1
6,81
6,50
P2
6,81
P3
6,81
Rata-rata NH3 air setiap perlakuan selama
transportasi
Perlakukan
NH3 awal
(mg/l)
NH3 akhir
(mg/l)
NH3 ratarata (mg/l)
6,63
P0
0,0007
0,0312
0,0040
6,50
6,67
P1
0,0007
0,0091
0,0045
6,20
6,64
P2
0,0007
0,0129
0,0070
P3
0,0007
0,0224
0,0072
3. Tingkat Kelulushidupan (%) Benih Ikan Lele Selama Transportasi
Persentase tingkat kelulushidupan benih ikan lele selama transportasi
Perlakuan
P0 (0 ppm)
P1 (50 ppm)
P2 (100 ppm)
P3 (150 ppm)
Jumlah Kelulushidupan/SR (%)
Ulangan ke1
2
3
78,7
78
80
99
99
99
86
89
87
81
89
84
Rata-rata Tingkat
Kematian (%)
21,5
1,2
12,7
15,3
Total
Rata-rata
235,5
296,5
262,0
254,0
1048,0
78,5
99
87,3
84,7
87,3
Sidik ragam kelangsungan hidup benih ikan lele selama transportasi
SK
DB
Perlakuan
Galat
Total
3
8
11
JK
91176,0
698,7
90477,3
KT
30392,0
87,3
F
hitung
130,5
F tabel
0,05
0,01
0.67638
6.83
Hasil pengamatan menunjukkan pemberian rendaman ekstrak daun kirinyuh
(Chromolaena odorata L) dalam media transportasi dengan konsentrasi 50 ppm (P1)
lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi 100 ppm (P2) dan 150 ppm (P3). Hal ini
dilihat dari jumlah ikan uji yang mengalami kematian. Hasil ini menunjukkan bahwa
ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata L) dalam media transportasi dengan
konsentrasi 50 ppm hanya menyebabkan kematian sebanyak 1,2%. Sedangkan
pemberian ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata L) dalam media transportasi
dengan konsentrasi 100 ppm (P2) menyebabkan kematian sebanyak 12,7% dan
perlakuan dengan konsentrasi 150 ppm (P3) menyebabkan kematian sebanyak
15,3%.
Kematian benih ikan lele kemungkinan disebabkan oleh penurunan kualitas air
selama transportasi dan pemberian ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata L)
dalam media transportasi yang digunakan terlalu tinggi dan menyebabkan turbiditas
meningkat, sehingga ikan menjadi stres dan sulit beradaptasi dengan kondisi
lingkungannya. Kondisi stres yang cukup tinggi dalam jangka waktu tertentu dapat
mengakibatkan kematian, karena ikan sudah tidak dapat mempertahankan keadaan
homeostatisnya.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di perhatikan sebagai berikut :
1. Pemberian rendaman ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata L) untuk
pengangkutan benih ikan lele dumbo (Clarias sp) berpengaruh terhadap
kelulushidupan benih ikan lele dumbo ( f-hit > f-tabel).
2. Kelangsungan hidup yang tertinggi terdapat pada perlakuan PI yaitu pemberian
rendaman ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata L) dengan konsentrasi
50 ppm dan tingkat kelulushidupan sebesar 99 %.
3. Perlakuan P1 lebih efektif dari P2 dan P3 untuk transportasi ikan lele dengan
sistem tertutup.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Y. 2008. Efektivitas Ekstrak Daun Paci-Paci (Leucas lavandulaefolia)
untuk Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Penyakit Mas (Motile Aeromonas
septicaemia) Ditinjau dari Patologi Makro dan Hematologi Lele Dumbo
Clarias sp.Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2014. Laporan Tahunan Kementerian
Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun
2014. Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Soares, T. 2011. Kajian usaha benih ikan lele dumbo di Desa Tulungrejo,Kecamatan
Pare, Kabupaten Kediri. Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Surabaya.
Download