Uploaded by sahirasafa

BM 2 - WrapUp S4

advertisement
WRAP UP SKENARIO 4
BLOK BIOMEDIK II
“AKIBAT KEBIASAAN MEROKOK”
Kelompok
Ketua
Sekertaris
Anggota
:
:
:
:
B-09
Ocylia Carnella Arifin
Nadisa Ardikha Prameswari
Muhammad Dhafa Thamrin
Permata Hermi
Rizkia Amartya Noor
Safa Putri Herningrum
Sahira Nabila Azahra
Sahira Safa Disniputri
Salamma Nadila
Muhammad Rangga Primus
1102019157
1102019144
1102019132
1102019158
1102019183
1102019184
1102019185
1102019186
1102019187
1102017156
DAFTAR ISI
Skenario………………………………………………………………………………………..4
Kata Sulit…………………………………………………………………………………...….5
Pertanyaan………………………………………………………………………….………….6
Jawaban………………………………………………………………………………………..7
Hipotesis……………………………………………………………...………………………..8
Sasaran belajar…………………………………………………...…………………………….9
LO 1..…………………………………………………………………………………………10
LO 2……………………………………………………………………………………….… 14
LO 3…………………………………………………………………….………………….…16
LO 4…………………………………………………………………………………….….…18
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..20
2
SKENARIO
Pasien laki-laki berusia 50 tahun, memeriksakan dirinya ke RS YARSI dengan keluhan batuk
dan sesak napas. Keluhan dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Sejak usia 20 tahun, pasien sudah
menjadi perokok aktif dan gagal menghentikannya. Hasil pemeriksaan darah didapatkan
netrofil yang tinggi yang menggambarkan aktivitas enzim elastase pada paru meningkat.
Kadar AAT (Alpha-1-antitrypsin) 65 mg/dl (normal 75-200 mg/dl). Dokter menyarankan
pasien untuk berhenti merokok. Dalam pandangan Islam merokok termasuk perbuatan yang
banyak mudharatnya.
3
KATA SULIT
1. Neutrofil
= Leukosit granular yang memiliki nukleus dengan 3 sampai 5
lobus yang saling berhubungan melalui benang kromatin dan sitoplasmanya
mengandung granula yang sangat halus (Dorland 29)
2. Mudharat
= Sesuatu yang tidak menguntungkan (KBBI)
3. Enzim elastase
= Untuk pemecahan berbagai komponen matriks ekstraseluler
yaitu kolagen dan elastin (Dorland 29)
4. Perokok aktif
= Orang yang merokok (KBBI)
5. AAT
= Q-globulin plasma yang dihasilkan dalam hati, menghambat
aktivasi elastase, tripsin. Defisiensinya menyebabkan emfisema (Dorland 29)
4
PERTANYAAN
1. Mengapa pasien dikatakan perokok aktif?
2. Mengapa merokok banyak menyebabkan kemudharatan?
3. Bagaimana cara kerja enzim elastase?
4. Apa yang menyebabkan aktivitas enzim elastase meningkat?
5. Mengapa neutrofil pada perokok aktif tinggi?
6. Apa efek pada tubuh jika elastase meningkat?
7. Apa efek yang disebabkan defisiensi AAT?
8. Apa yang menyebabkan pasien sesak napas?
9. Apa faktor yang menyebabkan neutrofil tinggi?
10. Apa kandungan dalam rokok? Dan apa saja komplikasi penyakit yang terjadi jika
merokok?
11. Apa fungsi AAT?
5
JAWABAN
1. Pasien dikatakan perokok aktif karena pasien mengalami ketergantungan pada rokok,
salah satu kandungan rokok yaitu nikotil.
2. Merokok banyak menyebabkan kemudharatan karena bisa membuat orang lebih cepat
pikun, mengalami penuaan dini, kanker, serangan jantung, serta gangguan kehamilan
3. Enzim elastase bekerja dan meningkat saat terjadi defisiensi AAT, lalu degradasi
protein elastin juga meningkat yang menyebabkan alveoli tidak luntur sehingga paruparu sulit mendorong CO2 keluar dalam tubuh dan terjadi kekurangan pasukan oksigen
(O2) menyebabkan jawaban no.7
4. Enzim elastase meningkat saat adanya infeksi bakteri pada tubuh atau tubuh tidak
menghasilkan AAT yang cukup
5. Neutrofil pada perokok aktif tinggi karena pasien terpapar zat-zat berbahaya yang
disebabkan karena seringnya merokok
6. Sudah dijawab di nomer 3
7. Efek terjadinya defisiensi AAT yaitu dapat terjadi penyakit hati, penumpukan neutrofil
dan etalase yang menyebabkan kerusakan pada hati dan paru, komplikasi bronkiektasis,
sirosis, emfisema, dan kanker hati
8. Sesak napas terjadi karena penyempitan saluran napas, berkurangnya jaringan paru
yang berfungsi, gangguan transfer O2, ataupun ventilasi dan perfusi tidak seimbang
9. Faktor-faktor yang menyebabkan neutrofil tinggi:
- infeksi bakteri
- merokok
- stress
- kanker
- anemia hemolitik
- ketoasidosis
- kelainan myelofibrosis
- efek pengobatan
10. Kandungan dalam rokok salah duanya ada nikotin dan tar. Komplikasi penyakitnya
adalah kematian bila kadar dalam nikotin lebih dari 30 mg, terjadi pembekuan darah,
dan serangan jantung. Tar juga dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker dan dapat
merusak sel paru
11. Fungsi AAT yaitu untuk melindungi hati dan enzim kuat, selain itu juga menghambat
enzim protease(elastase termasuk ke dalam protease)
6
HIPOTESIS
Pada perokok aktif, kadar AAT menurun sehingga enzim elastase meningkat dan neutrofil
tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kemudharatan dan komplikasi penyakit lainnya.
7
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Kandungan dan Bahaya Rokok Bagi Kesehatan
2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Kerja Enzim Proteolitik
3. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Penghambatan Enzim Elastase Oleh Inhibitor
dan Pengaturannya Bagi Kesehatan Tubuh
4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Terhadap Merokok
8
1. Memahami dan Menjelaskan Kandungan Rokok dan Bahayanya Bagi
Kesehatan Tubuh
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan kertas,
daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap
seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya
dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis
bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan
dapat menyebabkan kanker.
Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan
dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok
termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).
Klasifikasi rokok berdasarkan bahan pembungkus :
1) Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung.
2) Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3) Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
4) Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
5) Rokok daun nipah
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi :
o Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
o Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkihyang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
o Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkih,
dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
o Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling
atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
o Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran
yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat
rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu
batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin
pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok
batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang
mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak.
Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat
perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal
rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian:
9
1) Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya
ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum
Super dan lain-lain.
2) Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan
kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma
yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims
dan lain-lain
Rokok berdasarkan penggunaan filter :
o
o
Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
Dilihat dari kandungannya :
Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya,
misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen
lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok
terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok mengandung kurang lebih
4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun
utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu, dalam sebatang
rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (David, 2003).
Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut :

Nikotin
Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam nicotoana
tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya bersifat adiktif yang
dapat mengakibatkan ketergantungan. Komponen ini paling banyak dijumpai didalam
rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya
diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin
merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini
hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf
pusat (Sitepoe, 1997).

Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini
dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas
karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor
maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 36%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (parts
per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi hemoglobin dalam darah
sejumlah 2- 16% (Sitepoe, 1997).

Tar
10
Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air
diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbonaromatika yang bersifat
karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat merusak
sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru sehingga
mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga
mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk
endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru- paru.
Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam
rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat
mengalami penurunan 5-15 mg (Sitepoe, 1997).

Timah Hitam (Pb)
Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus
rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug.
Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug
per hari (Sitepoe, 1997).

Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen.
Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada
amoniak sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan
mengakibatkan seseorang pingsan atau koma (Sitepoe, 1997).

Hidrogen Sianida (HCN)
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat
efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah
salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida
dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian (Sitepoe, 1997).

Nitrat Oksida
Nitrat Oksida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat
menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit (Sitepoe, 1997).

Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik
seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan
membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim
(Sitepoe, 1997).

Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau
yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (Sitepoe, 1997).
11
Beberapa jenis akibat merokok :
1. Kanker
Paru-paru
Kanker ialah penyakit yang disebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel
abnormal yang ada dibagian tubuh. Hubungan merokok dan kanker paru-paru telah
diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan
merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang
secara tegas menyatakan bahkan rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paruparu (Karyadi, 2002).
2. Jantung
Koroner
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko
terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan
dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah
rokok yang dihisap (Karyadi, 2002).
3. Bronkitis
Bronkitis terjadi karena paru-paru dan alur udara tidak mampu melepaskan mucus yang
terdapat di dalamnya dengan cara normal. Mucus adalah cairan lengket yang terdapat
dalam tabung halus, yang disebut tabung bronchial yang terletak dalam paru-paru.
Mucus beserta semua kotoran tersebut biasanya terus bergerak melalui tabung
baronkial dengan bantuan rambut halus yang disebut silia. Silia ini terus menerus
bergerak bergelombang seperti tentakel bintang laut, anemone, yang membawa mucus
keluar dari paru-paru menuju ke tenggorokan. Asap rokok memperlambat gerakan silia
dan setelah jangka waktu tertentu akan merusaknya sama sekali. Keadaan ini berarti
bahwa seorang perokok harus lebih banyak batuk untuk mengeluarkan mukusnya.
Karena sistemnya tidak lagi bekerja sebaik semula, seorang perokok lebih mudah
menderita radang paru-paru yang disebut bronchitis (Karyadi, 2002).
4. Penyakit
Stroke
Stroke adalah penyakit deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak serta menimbulkan gejala dan tanda
yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Kejadian serangan penyakit ini
bervariasi antar tempat, waktu, dan keadaan penduduk (Karyadi, 2002).
5. Hipertensi
Walaupun nikotin dan merokok menaikkan tekanan darah diastole secara akut, namun
tidak tampak lebih sering di antara perokok, dan tekanan diastole sedikit berubah bila
orang berhenti merokok. Hal ini mungkin berhubungan dengan fakta bahwa perokok
sekitar 10-12 pon lebih ringan dari pada bukan perokok yang sama umur, tinggi badan
dan jenis kelaminnya. Bila mereka berhenti merokok, sering berat badan naik. Dua
kekuatan, turunnya tekanan diastole akibat adanya nikotin dan naiknya tekanan diastole
karena peningkatan berat badan, tampaknya mengimbangi satu sama lain pada
kebanyakan orang, sehingga tekanan diastole sedikit berubah (Bustan, 2007).
Penanganan yang harus ditangani :
1. Tetapkan waktu. Anda bisa memilih tanggal yang istimewa bagi Anda. Tapi ingat,
jangan pilih tanggal yang terlalu jauh dari niat Anda. Sebab kemungkinan untuk
berubah pikiran akan lebih besar.
2. Minta bantuan dokter. Merokok berkaitan dengan senyawa-senyawa kimia di otak dan
tubuh Anda. Dokter akan membantu Anda mendapatkan metode dan obat-obatan yang
tepat untuk mengatasi hal-hal yang akan Anda hadapi. Selain itu, dokter juga dapat
membantu mengevaluasi program yang Anda jalani.
12
3. Beritahu orang-orang di sekitar Anda, khususnya orang-orang terdekat. Mintalah
pengertian dan dukungan dari mereka. Anda dapat lebih fokus jika didukung oleh
orang-orang di sekitar Anda.
4. Lakukan antisipasi. Percayalah, akan ada banyak hambatan yang Anda hadapi. Masamasa putus nikotin/withdrawal effect selalu jadi waktu yang terberat.Biasanya ini
terjadi pada 1.5-2 minggu setelah Anda mulai berhenti merokok. Anda akan merasakan
emosi menjadi labil, insomnia, nafsu makan meningkat, dan banyak hal menjengkelkan
lainnya akan membuat perjuangan Anda terasa berat. Saat Anda ‘jatuh’ dan kembali
merokok, jangan langsung menyerah. Tapi langsung matikan dan alihkan pikiran Anda.
Minum air putih, makan buah, atau sekedar mengobrol akan membuat pikiran Anda
teralihkan.
5. Buang semua hal berbau rokok. Tak hanya rokok, tapi juga pemantik dan asbak milik
Anda. Menyimpannya sebagai kenangan sama sekali bukan ide cemerlang. Baiklah,
kali ini Anda tak hanya sekedar mereka-reka langkah untuk berhenti merokok. Anda
sudah memiliki panduannya. Selanjutnya, bulatkan niat Anda. Ingat, kunci kesuksesan
berhenti merokok adalah niat. Selamat berjuang! Sumber: Petunjuk Teknis Upaya
Berhenti Merokok Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Enzim Proteolitik
Protease adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan protein melalui hidrolisis ikatan
peptida. Berdasarkan mekanisme reaksi dan residu situs aktif yang terlibat dalam mekanisme
tersebut, protease diklasifikasikan menjadi serin protease, sistein protease, aspartat protease,
zinc (metallo) protease dan treonin protease. Peranan protease sangat luas yaitu dalam
transduksi sinyal untuk aktivasi hormon polipeptida dan faktor pertumbuhan serta proteolisis
IκB untuk melepaskan NFκB dari sitoplasma menuju inti sel. Protease juga berperan dalam
pertahanan tubuh yaitu pada proses fibrinolisis dan pembekuan darah (protrombin dan
fibrinogen vs TPA, plasminogen) serta pemecahan protein asing untuk MHC. Selain itu
protease berperan pada perkembangan yaitu pada perakitan kolagen dari prokolagen, serta
berperan pada proliferasi sel yaitu kontrol proteolitik oleh siklin, degradasi serta berperan pada
kematian sel yang terprogram.
Hidrolisis ikatan peptide berfungsi untuk mengontrol dinamika turn-over protein. Ditubuh
manusia enzim proteolitik diproduksi oleh pancreas. Salah satunya adalah enzim Tripsin yang
diproduksi di pancreas dan disekresi dalam keaadaan induktif. Protease juga mampu
menghidrolisi protein yang pada ujung amino dan karboksil diganti dengan pteroil atau gugus
asil, protease dikelompokkan sebagai peptidase omega.
Enzim diproduksi dan disekresikan oleh pankreas yang membantu dalam proteolisis protein
dalam saluran pencernaan. Enzim proteolitik pankreas termasuk trypsin, chymotrypsin dan
carboxypeptidase; Enzim ini disekresikan sebagai zymogen, prekursor enzim yang tidak aktif,
dan diaktifkan dalam lumen saluran pencernaan. Enzim proteolitik lain, enteropeptidase,
dikaitkan dengan batas sikat enterosit; Enzim ini mengkatalisis konversi trypsinogen menjadi
trypsin yang, pada gilirannya, dapat mengaktifkan sejumlah zymogen pankreas lainnya.
Deteksi imunologis elastase, enzim yang hadir dalam granula leukosit, telah digunakan
sebagai penanda untuk aktivasi leukosit polimorfonuklear. Leukosit polimorfonuklear
13
mengandung 4,6 mug / 10 (7) sel, sedangkan eritrosit, sel mononuklear, dan platelet
mengandung <1% dari level ini. Dalam plasma yang dipisahkan dari sel darah setelah 1 jam
pada 22 derajat C, tingkat rata-rata antigen terkait elastase dalam tujuh donor normal adalah 25
+/- 6 ng / ml. Tingkat ini tidak berubah dengan pemisahan langsung plasma dari sel, dengan
memasukkan protease inhibitor, atau dengan antikoagulasi plasma dengan EDTA atau
acidcitrate-dextrose (level dalam plasma heparinized sekitar tiga kali lipat lebih tinggi). Dalam
serum, tingkat antigen terkait elastase adalah 288 +/- 125 ng / ml, mewakili peningkatan 11,5
kali lipat di atas kadar plasma. Antigen yang terdeteksi dalam serum secara imunokimia tidak
dapat dibedakan dari enzim leukosit.
Pelepasan elastase diamati ketika leukosit polimorfonuklear terisolasi ditambahkan ke
plasma kaya platelet atau miskin platelet nonanticoagulated, plasma rekalsifikasi, atau serum.
Penambahan agen pengkelat pada serum mencegah pelepasan elastase, tetapi kalsium atau
magnesium tidak menginduksi pelepasan tanpa adanya plasma. Koagulasi yang disebabkan
oleh penambahan trombin ke plasma juga gagal menginduksi pelepasan. Dalam darah lengkap
atau dalam plasma antikoagulan yang dilarutkan dengan leukosit polimorfonuklear dan
kemudian dikalkulasi ulang, pelepasan awal elastase terjadi bersamaan dengan atau sedikit
setelah pembekuan dan mencapai tingkat maksimal dalam 20-40 menit setelah pembentukan
bekuan darah.
Kolagenase dari leukosit polimorfonuklear manusia (neutrofil kolagenase) menyerang
kolagen tipe II dalam larutan dengan kecepatan sedang hingga kolagen tipe I dan III. Enzim ini
sendiri tidak dapat memulai degradasi kartilago artikular manusia asli. Jika tulang rawan
pertama kali diobati dengan leukosit elastase, kolagenase secara perlahan mendegradasi
kolagen. Mengonfirmasi temuan sebelumnya oleh peneliti lain, elastase memiliki aksi ganda
pada tulang rawan: Enzim menghilangkan proteoglikan, sehingga demasking serat kolagen dan
memberikan akses kolagenase, dan melarutkan kolagen pada tingkat yang cukup besar.
Walaupun neutrofil kolagenase memecah kolagen tipe II dalam larutan pada tingkat yang
tinggi, status asli, ikatan silang dari kolagen dalam tulang rawan membuatnya menjadi substrat
yang relatif buruk untuk enzim ini. Pada skala berat, elastase dan kolagenase menampilkan
potensi kolagenolitik yang sama pada kartilago artikular manusia. Sistem elastase / kolagenase
dari leukosit polimorfonuklear manusia dapat mewakili kompleks proteolitik kooperatif dalam
penghancuran tulang rawan pada artritis reumatoid.
Penghirupan asap rokok menonaktifkan histone deacetylase dan menghasilkan pelepasan
faktor nuklir-κB (NF-κB) yang mengarah pada transkripsi chemokine dan sitokin neutrofil
(TNF-α dan IL-8) (32). Sekresi MMP-12 selanjutnya oleh makrofag mengarah pada pelepasan
tumor necrosis factor-α (TNF-α), sebuah sitokin pro-inflamasi penting yang mengaktifkan selsel endotel dan menyebabkan masuknya neutrofil ke paru-paru. Pelepasan selanjutnya dari
protease serin oleh neutrofil dan metalloprotease oleh makrofag diyakini bertanggung jawab
atas sebagian besar kerusakan matriks.
Pertemuan dan interaksi proses utama dan mediator terkait dengan patogenesis PPOK.
Kerusakan jaringan paru-paru akibat menghirup radikal bebas dalam asap rokok menghasilkan
stres oksidatif dan menyebabkan perekrutan neutrofil, makrofag dan limfosit T ke paru-paru.
Stres oksidatif juga mengarah pada upregulasi ceramide, menghasilkan apoptosis sel epitel
paru-paru. Neutrofil melepaskan HNE sementara makrofag melepaskan MMP-12, dan
cathepsin S yang secara kolektif menurunkan komponen elastin paru dan matriks matriks
eksaseluler. Selain itu, makrofag mengaktifkan NF-κB dan melepaskan berbagai mediator proinflamasi dan kemotaksis yang memperkuat peradangan sementara neutrofil melepaskan
14
spesies oksigen reaktif. MMP-12, oksidan dalam asap rokok, dan spesies oksigen reaktif
menonaktifkan alfa-1-proteinase inhibitor, penghambat fisiologis HNE, menghasilkan
ketidakseimbangan protease / anti-protease yang memungkinkan protease pengkhianat untuk
mendegradasi elastin paru-paru. HNE menonaktifkan TIMPs, penghambat fisiologis MMP-12,
menambah degradasi elastin. Fragmen elastin adalah chemoattractants untuk makrofag dan
mendorong perkembangan penyakit. Homeostasis dinding alveolar akhirnya dikompromikan,
menyebabkan pembesaran ruang udara dan fenotip PPOK.
Klasifikasi Protease : (Bergman & Futon, 1941)

Endopeptidase
Enzim yang memecahkan protein pada tempat tertentu dalam molekul protein.
Basanya tidak mempengaruhi gugus yang terletak di ujung molekul.
 Eksopeptidase
Enzim yang bekerja terhadap kedua ujung molekul protein. Dimulai dari asam
Amino yang pada ujung protein hinggga seluruh molekul pecah menjadi asam amino.
Berdasarkan mekanisme reksi yang terjadi pada sisi aktif Protease :

Protease serin merupakan Endopeptidase. Golongan protease serin memiliki asam
amino serin pada sisi katalitiknya. Jika asam amino serin ini dimodifikasi dengan
memfosforilasi gugus -OH asam amino serin tersebut maka aktivitas enzimatiknya
lenyap.

Protease sistein, sifat katalik kelompok enzim ini ditentukan oleh asam amino sistein.
Enzi mini tidak akan hilang aktivasinya dengan fosforilasi tetapi akan hilang
kemampuan katalitiknya dengan alkilasi.

Protease aspartat, enzim ini memiliki urutan asam amino yang kaya akan glutamate
dan aspartate. Protease aspartate sering disebut juga protease karboksil karena
memerlukan gugus karboksil bebas dalam residu asam amino teertentu yang ada di
bagian enzim tersebut berinteraksi dengan protein substrat dan memecahnya.

Protease logam, memerlukan adanya logam untuk aktivitasnya. Enzim ini berperan
penting dalam sel fagosit, seperti makrofag dan leukosit. Dan juga berperan penting
dalam perusakan rawan sendi dalam penyakit sendi.

Protease treonin, mirip dengan serin hidrolase, proteon treonin menggunakan sistem
muatan katalitik untuk mengaktifkan nukleofil hidroksil sekundernya untuk
katalisis.Residu ini adalah situs aktif penting dalam beberapa subunit katalitik dari
proteasome.
3. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Penghambat Enzim Elastase oleh
Inhibitor
Alpha-antitrypsin (AAT) adalah inhibitor protease serin, yang menghambat enzim
proteolitik elastase. Individu dengan kekurangan AAT dapat mengembangkan manifestasi
15
klinis yang mencakup penurunan fungsi paru-paru. Kekurangan AAT dapat menyebabkan
banyak manifestasi klinis, paling umum penyakit paru obstruktif kronis dalam bentuk
emfisema. Namun, pasien dengan kelainan genetik ini juga dapat mengalami disfungsi organ
lain seperti hati dan / atau kulit. Ada sekitar 100 alel yang terkait dengan pengkodean gen
untuk AAT, di mana perkiraan prevalensi gangguan ini kira-kira sama umum dengan fibrosis
kistik;
Namun, kesalahan diagnosis terus menjadi masalah.
Terapi augmentasi
menggunakan AAT intravena telah terbukti mengurangi volume ekspirasi paksa dalam
penurunan satu detik, terkait dengan defisiensi AAT. Pemulihan konsentrasi AAT serum di
atas 11 mikroM telah berkorelasi dengan penurunan tingkat perkembangan penyakit.
Regimen dosis normal AAT intravena adalah 60 mg / kg yang diberikan setiap minggu.
Meskipun konsolidasi dosis 250 mg / kg diberikan setiap 28 hari telah dieksplorasi,
kemanjuran jangka panjang belum ditentukan. Aralast adalah salah satu dari tiga pilihan
pengobatan turunan plasma manusia yang disetujui yang digunakan untuk mencegah
perkembangan emfisema yang terkait dengan gangguan defisiensi AAT.
Sindrom Kostmann, atau neutropenia kongenital berat (SCN), adalah kelainan autosom
resesif produksi neutrofil. Untuk menyelidiki peran potensial apoptosis pada SCN, aspirasi
sumsum tulang dan biopsi diperoleh dari 4 pasien yang termasuk keluarga yang dijelaskan oleh
Kostmann dan 1 pasien dengan SCN dari warisan yang tidak diketahui. Peningkatan derajat
apoptosis diamati pada sumsum tulang pasien ini, dan penurunan selektif pada limfoma sel-B
(Bcl-2) diekspresikan pada sel progenitor myeloid. Lebih lanjut, apoptosis in vitro dari sel-sel
progenitor Kostmann yang diturunkan dari sumsum tulang meningkat, dan pelepasan sitokrom
c mitokondria terdeteksi pada progenitor CD34 (+) dan CD33 (+) dari pasien, tetapi tidak pada
kontrol. Administrasi faktor stimulasi koloni granulosit (G-CSF) memulihkan ekspresi Bcl-2
dan meningkatkan kelangsungan hidup sel-sel progenitor myeloid. Selain itu, pelepasan
sitokrom c sebagian dibalik pada saat inkubasi sel-sel progenitor dengan G-CSF.
Peningkatan kadar Serpin A1 yaitu alpha-1-antitrypsin (AAT) dalam dahak perokok
yang diinduksi dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). AAT terlokalisasi terutama di
saluran napas dan epitel alveolar dan endotelium, terutama pada perokok dan pada mereka yang
menderita COPD. AAT meningkat pada perokok dan pada subjek dengan COPD di sel endotel
paru. Imunoreaktivitas AAT paru-paru meningkat pada subjek dengan PPOK sedang
dibandingkan dengan perokok dan dengan non-perokok. AAT menunjukkan kecenderungan
peningkatan dahak perokok dengan COPD dibandingkan dengan perokok 'sehat'. Kadar AAT
plasma meningkat pada perokok dengan / tanpa COPD dibandingkan dengan yang bukan
perokok. Dalam tindak lanjut, konsentrasi AAT plasma menurun secara signifikan setelah
berhenti merokok. Merokok kronis / COPD menyebabkan peningkatan AAT terutama di
endotelium pinggiran paru-paru; perubahan ini hanya mencerminkan sedikit AAT dalam
dahak, sementara AAT plasma secara signifikan mencerminkan manifestasi sistemik terkait
merokok, dan menurun setelah berhenti merokok.
Prinsip-prinsip umum terkait dengan desain inhibitor protease serin secara umum, dan
HNE khususnya, telah dijelaskan dalam ulasan sebelumnya (75-76). Desain inhibitor HNE
terutama berfokus pada pemasangan serine trap (CHO, CF3, CF2CF3, CF2COOR, CF2 (C =
O) NHR, CO (C = O) NHR, CO (C = O) ATAU, B (OH) 2, dan COHet, di mana Het =
heterocycle) ke elemen pengenalan peptidil yang memfasilitasi pengikatan inhibitor ke situs
aktif dan pembentukan selanjutnya yang dapat dibalik dari adduksi tetrahedral. Inhibitor jenis
ini, disebut inhibitor keadaan transisi, membentuk adisi tetrahedral dengan serine situs aktif
16
dan mengeksploitasi interaksi mengikat yang menguntungkan dengan beberapa subsitus di
situs aktif enzim, akibatnya mereka sangat manjur (konstanta inhibisi, KI, umumnya di rentang
nanomolar rendah).
Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh. Ini membantu tubuh mencerna makanan,
menyimpan energi, dan menghilangkan racun. Hepatitis adalah peradangan hati. Virus
menyebabkan sebagian besar kasus hepatitis. Jenis hepatitis dinamai untuk virus yang
menyebabkannya; misalnya, hepatitis A, hepatitis B atau hepatitis C. Penggunaan narkoba atau
alkohol juga dapat menyebabkan hepatitis. Dalam kasus lain, tubuh secara keliru menyerang
sel-sel sehat di hati.
Beberapa orang yang menderita hepatitis tidak memiliki gejala. Yang lain mungkin punya







Kehilangan selera makan
Mual dan muntah
Diare
Urin berwarna gelap dan buang air besar pucat
Sakit perut
Penyakit kuning, kulit dan mata menguning
Beberapa bentuk hepatitis ringan, dan yang lain bisa serius. Beberapa dapat
menyebabkan jaringan parut, yang disebut sirosis, atau kanker hati.
Terkadang hepatitis hilang dengan sendirinya. Jika tidak, dapat diobati dengan obat-obatan.
Terkadang hepatitis bertahan seumur hidup. Vaksin dapat membantu mencegah beberapa
bentuk virus.
4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Terhadap Merokok
Fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz rahimahullahu Ta’ala
Pertanyaan:
‫فيه؟ واالتجار بيعه حكم وما مكروه؟ أم حرام هو وهل الدخان؟ شرب حكم ما‬
17
“Apakah hukum menghisap rokok? Apakah haram ataukah makruh? Dan apa hukum
membeli dan memperdagangkannya?”
Jawaban:
Hukum rokok adalah haram, karena tidak baik (buruk) dan mengandung berbagai
mudharat (bahaya) yang banyak. Allah Ta’ala hanyalah membolehkan untuk umatnya
berbagai hal yang baik (thayyib), baik berupa makanan, minuman dan lainnya, dan
mengharamkan berbagai hal yang buruk (khabits).
Allah Ta’ala berfirman,
ََ‫ل لَ ُه َْم أ ُ ِحلَ َماذَا يَ ْسأَ َلُونَك‬
َْ ُ‫الطيِِّبَاتَُ لَ ُك ُمَ أ ُ ِحلَ ق‬
“Mereka menanyakan kepadamu, ‘Apakah yang dihalalkan bagi mereka?’
Katakanlah, ‘Dihalalkan bagimu yang baik-baik.’” (QS. Al-Maidah [5]: 4)
Allah Ta’ala juga menceritakan sifat Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
َ‫وف يَأ ْ ُم ُرهُ ْم‬
َِ ‫ن َويَ ْن َهاهُ َْم بِ ْال َم ْع ُر‬
َِ ‫َر َع‬
َِ ‫ت لَ ُه َُم َوي ُِحلَ ْال ُم ْنك‬
َِ ‫علَ ْي ِه َُم َويُ َح ِ ِّر َُم الطيِِّبَا‬
ََ ِ‫ْال َخبَائ‬
َ ‫ث‬
“Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf: 157)
Adapun kelompok yang menghalalkan rokok berangkat dari alasan-alasan sebagai
berikut: pertama, mereka beralasan bahwa hukum haram rokok tidak ada dalam Alquran dan
hadist nabi Muhammad SAW. Kedua, dalam kitab fiqih klasik juga tidak mengharamkan
rokok. Ketiga, keberadaan industri rokok merupakan hajat hidup orang banyak.
Sedangkan pendapat dari kelompok yang mengharamkan rokok yaitu: pertama, tidak
ada nash bukan berarti tidak haram seperti halnya ganja, pil ekstasi, sabu-sabu dll ini tidak
pernah ditemukan dalam ayat Alquran atau hadist akan tetapi ini adalah hasil dari sebuah
kesepakatan. Yang ada hanya ayat yang mengharamkan arak (khamar). Kedua, kitab fiqih
selalu berkembang karena ilmu fiqih adalah ilmu tajwid yang dinamis dan selalu mengiringi
dinamika kehidupan. Sebagaimana dinamika hidup manusia yang selalu berkembang, maka
tetap dibutuhkan ijtihad yang bisa menjawab secara ilmiyah dengan kaca mata syariah atas
semua pekembangan zaman (Sarwat, A. 2011)
Fatwa rokok menurut Ustadz As-Sayyid saqib, penulis kitab Fiqhus-sunnah, memasukkan
rokok sebagai bagian dari benda yang haram dikonsumsi, sebab dalam pandangannya, rokok
adalah benda yang memberikan mudharat bagi tubuh manusia. Pandangan ulama Mesir ini
tidak terlalu keliru, sebab menurut WHO (World Health Organizations) (2010) rokok banyak
mengandung bahan kimia di antaranya nikotin, tar, sianida, benzene, cadmium, metanol,
asetilena, amonia, formaldehida, hidrogen sianida, arsenik dan karbon monoksida, yang
tentunya akan berefek pada kerusakan organ-organ tubuh manusia.
Mudharat Rokok
18
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru
manusia. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi saraf dan peredaran darah manusia.
Kedua zat ini bersifat karsinogen sehingga dapat memicu terjadinya kanker paru-paru yang
dapat mematikan manusia. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam
darah, membuat darah yang mengalir di seluruh tubuh tidak dapat mengikat oksigen.
Efek racun pada rokok membuat pengisap asap rokok mengalami resiko yang paling tinggi
dibandingkan dengan orang yang tidak mengisap asap rokok, dalam beberapa penelitian
membuktikan bahwa 14 kali menderita kanker paru-paru, mulut dan tenggorokan, 4 kali
menderita kanker esofagus, 2 kali kanker kandung kemih dan 2 kali serangan jantung.
Fakta-fakta lain menurut WHO (World Health Organizations) yang tidak mungkin
dipungkiri yaitu pertama, rekomendasi WHO menyebutkan seandainya 2/3 dari yang
dibelanjakan dunia untuk membeli rokok digunakan untuk kepentingan kesehatan, niscaya bisa
memenuhi kesehatan asasi manusia di muka bumi. Kedua, WHO juga menyebutkan bahwa di
Amerika, sekitar 346 ribu meninggal tiap tahun karena rokok. Ketiga, 90% dari 660 orang yang
terkena penyakit kanker di salah satu rumah sakit Shanghai Cina disebabkan oleh
rokok. Keempat, presentase kematian yang disebabkan oleh rokok lebih tinggi dibandingkan
karena perang dan kecelakaan lalu lintas. Kelima, 20 batang rokok per hari menyebabkan
berkurangnya 15% hemoglobin, yakni zat asasi pembentuk darah merah dan
yang keenam adalah presentase kematian orang berusia 46 tahun atau lebih 25 % lebih besar
bagi perokok aktif.
Semua kenyataan inilah merupakan fakta yang belum terbayang di masa kitab-kitab
kuning itu ditulis. Tetapi bukan karena kitab kuning itu kuno. Penyebabnya karena rokok yang
mereka kenal pada waktu itu bukan rokok yang kita kenal di zaman sekarang. Rokok di masa
lalu hanyalah tembakau yang dilinting dengan kertas atau daun bambu dan diracik secara alami,
sehingga berbeda dengan rokok zaman sekarang yang bermacam-macam varian. Maka kalau
alasan tidak haramnya rokok semata-mata karena tidak diharamkan di dalam kitab kuning
klasik, rasanya tidak salah. Asalkan rokok yang dimaksud memang seperti zaman dulu, yang
mana rokok zaman dulu terbatas dari zat-zat berbahaya.
19
Daftar Pustaka
http://www.dakwatuna.com/2015/06/10/69908/rokok-dalam-pandangan-islam-dankesehatan/#ixzz64ne0a5Uc
https://muslim.or.id/44847-hukum-merokok-dan-memperdagangkan-rokok.html
KKRI.
2016.
Artikel.
5
langkah
cerdas
berhenti
merokok.
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-p2ptm/lima-langkah-cerdas-berhenti-merokok.
Diakses 11 November 2019.
Dinkes Prov. Banten. 2017. Artikel. Pengertian merokok dan akibatnya.
https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DANAKIBATNYA.html. Diakses 11 November 2019.
http://etheses.uin-malang.ac.id/653/6/09620067%20Bab%202.pdf
https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-drug/def/proteolytic-enzymes
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3079352/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6916769
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23030783
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3120791
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6294813
20
Download