WRAP UP SKENARIO 4 BLOK BIOMEDIK II “AKIBAT KEBIASAAN MEROKOK” Kelompok Ketua Sekertaris Anggota : : : : B-09 Ocylia Carnella Arifin Nadisa Ardikha Prameswari Muhammad Dhafa Thamrin Permata Hermi Rizkia Amartya Noor Safa Putri Herningrum Sahira Nabila Azahra Sahira Safa Disniputri Salamma Nadila Muhammad Rangga Primus 1102019157 1102019144 1102019132 1102019158 1102019183 1102019184 1102019185 1102019186 1102019187 1102017156 DAFTAR ISI Skenario………………………………………………………………………………………..4 Kata Sulit…………………………………………………………………………………...….5 Pertanyaan………………………………………………………………………….………….6 Jawaban………………………………………………………………………………………..7 Hipotesis……………………………………………………………...………………………..8 Sasaran belajar…………………………………………………...…………………………….9 LO 1..…………………………………………………………………………………………10 LO 2……………………………………………………………………………………….… 14 LO 3…………………………………………………………………….………………….…16 LO 4…………………………………………………………………………………….….…18 Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..20 2 SKENARIO Pasien laki-laki berusia 50 tahun, memeriksakan dirinya ke RS YARSI dengan keluhan batuk dan sesak napas. Keluhan dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Sejak usia 20 tahun, pasien sudah menjadi perokok aktif dan gagal menghentikannya. Hasil pemeriksaan darah didapatkan netrofil yang tinggi yang menggambarkan aktivitas enzim elastase pada paru meningkat. Kadar AAT (Alpha-1-antitrypsin) 65 mg/dl (normal 75-200 mg/dl). Dokter menyarankan pasien untuk berhenti merokok. Dalam pandangan Islam merokok termasuk perbuatan yang banyak mudharatnya. 3 KATA SULIT 1. Neutrofil = Leukosit granular yang memiliki nukleus dengan 3 sampai 5 lobus yang saling berhubungan melalui benang kromatin dan sitoplasmanya mengandung granula yang sangat halus (Dorland 29) 2. Mudharat = Sesuatu yang tidak menguntungkan (KBBI) 3. Enzim elastase = Untuk pemecahan berbagai komponen matriks ekstraseluler yaitu kolagen dan elastin (Dorland 29) 4. Perokok aktif = Orang yang merokok (KBBI) 5. AAT = Q-globulin plasma yang dihasilkan dalam hati, menghambat aktivasi elastase, tripsin. Defisiensinya menyebabkan emfisema (Dorland 29) 4 PERTANYAAN 1. Mengapa pasien dikatakan perokok aktif? 2. Mengapa merokok banyak menyebabkan kemudharatan? 3. Bagaimana cara kerja enzim elastase? 4. Apa yang menyebabkan aktivitas enzim elastase meningkat? 5. Mengapa neutrofil pada perokok aktif tinggi? 6. Apa efek pada tubuh jika elastase meningkat? 7. Apa efek yang disebabkan defisiensi AAT? 8. Apa yang menyebabkan pasien sesak napas? 9. Apa faktor yang menyebabkan neutrofil tinggi? 10. Apa kandungan dalam rokok? Dan apa saja komplikasi penyakit yang terjadi jika merokok? 11. Apa fungsi AAT? 5 JAWABAN 1. Pasien dikatakan perokok aktif karena pasien mengalami ketergantungan pada rokok, salah satu kandungan rokok yaitu nikotil. 2. Merokok banyak menyebabkan kemudharatan karena bisa membuat orang lebih cepat pikun, mengalami penuaan dini, kanker, serangan jantung, serta gangguan kehamilan 3. Enzim elastase bekerja dan meningkat saat terjadi defisiensi AAT, lalu degradasi protein elastin juga meningkat yang menyebabkan alveoli tidak luntur sehingga paruparu sulit mendorong CO2 keluar dalam tubuh dan terjadi kekurangan pasukan oksigen (O2) menyebabkan jawaban no.7 4. Enzim elastase meningkat saat adanya infeksi bakteri pada tubuh atau tubuh tidak menghasilkan AAT yang cukup 5. Neutrofil pada perokok aktif tinggi karena pasien terpapar zat-zat berbahaya yang disebabkan karena seringnya merokok 6. Sudah dijawab di nomer 3 7. Efek terjadinya defisiensi AAT yaitu dapat terjadi penyakit hati, penumpukan neutrofil dan etalase yang menyebabkan kerusakan pada hati dan paru, komplikasi bronkiektasis, sirosis, emfisema, dan kanker hati 8. Sesak napas terjadi karena penyempitan saluran napas, berkurangnya jaringan paru yang berfungsi, gangguan transfer O2, ataupun ventilasi dan perfusi tidak seimbang 9. Faktor-faktor yang menyebabkan neutrofil tinggi: - infeksi bakteri - merokok - stress - kanker - anemia hemolitik - ketoasidosis - kelainan myelofibrosis - efek pengobatan 10. Kandungan dalam rokok salah duanya ada nikotin dan tar. Komplikasi penyakitnya adalah kematian bila kadar dalam nikotin lebih dari 30 mg, terjadi pembekuan darah, dan serangan jantung. Tar juga dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker dan dapat merusak sel paru 11. Fungsi AAT yaitu untuk melindungi hati dan enzim kuat, selain itu juga menghambat enzim protease(elastase termasuk ke dalam protease) 6 HIPOTESIS Pada perokok aktif, kadar AAT menurun sehingga enzim elastase meningkat dan neutrofil tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan kemudharatan dan komplikasi penyakit lainnya. 7 SASARAN BELAJAR 1. Memahami dan Menjelaskan Kandungan dan Bahaya Rokok Bagi Kesehatan 2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Kerja Enzim Proteolitik 3. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Penghambatan Enzim Elastase Oleh Inhibitor dan Pengaturannya Bagi Kesehatan Tubuh 4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Terhadap Merokok 8 1. Memahami dan Menjelaskan Kandungan Rokok dan Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif). Klasifikasi rokok berdasarkan bahan pembungkus : 1) Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung. 2) Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. 3) Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. 4) Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. 5) Rokok daun nipah Rokok berdasarkan bahan baku atau isi : o Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. o Rokok kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkihyang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. o Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkih, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok berdasarkan proses pembuatannya. o Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana. o Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar. Sigaret Kretek Mesin sendiri dapat dikategorikan kedalam 2 bagian: 9 1) Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain. 2) Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain Rokok berdasarkan penggunaan filter : o o Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. Dilihat dari kandungannya : Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (David, 2003). Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut : Nikotin Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam nicotoana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya bersifat adiktif yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Komponen ini paling banyak dijumpai didalam rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat (Sitepoe, 1997). Karbon Monoksida (CO) Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 36%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi hemoglobin dalam darah sejumlah 2- 16% (Sitepoe, 1997). Tar 10 Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbonaromatika yang bersifat karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru- paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg (Sitepoe, 1997). Timah Hitam (Pb) Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari (Sitepoe, 1997). Amoniak Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada amoniak sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma (Sitepoe, 1997). Hidrogen Sianida (HCN) Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian (Sitepoe, 1997). Nitrat Oksida Nitrat Oksida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit (Sitepoe, 1997). Fenol Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim (Sitepoe, 1997). Hidrogen sulfida Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (Sitepoe, 1997). 11 Beberapa jenis akibat merokok : 1. Kanker Paru-paru Kanker ialah penyakit yang disebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel abnormal yang ada dibagian tubuh. Hubungan merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahkan rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paruparu (Karyadi, 2002). 2. Jantung Koroner Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang dihisap (Karyadi, 2002). 3. Bronkitis Bronkitis terjadi karena paru-paru dan alur udara tidak mampu melepaskan mucus yang terdapat di dalamnya dengan cara normal. Mucus adalah cairan lengket yang terdapat dalam tabung halus, yang disebut tabung bronchial yang terletak dalam paru-paru. Mucus beserta semua kotoran tersebut biasanya terus bergerak melalui tabung baronkial dengan bantuan rambut halus yang disebut silia. Silia ini terus menerus bergerak bergelombang seperti tentakel bintang laut, anemone, yang membawa mucus keluar dari paru-paru menuju ke tenggorokan. Asap rokok memperlambat gerakan silia dan setelah jangka waktu tertentu akan merusaknya sama sekali. Keadaan ini berarti bahwa seorang perokok harus lebih banyak batuk untuk mengeluarkan mukusnya. Karena sistemnya tidak lagi bekerja sebaik semula, seorang perokok lebih mudah menderita radang paru-paru yang disebut bronchitis (Karyadi, 2002). 4. Penyakit Stroke Stroke adalah penyakit deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak serta menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu, dan keadaan penduduk (Karyadi, 2002). 5. Hipertensi Walaupun nikotin dan merokok menaikkan tekanan darah diastole secara akut, namun tidak tampak lebih sering di antara perokok, dan tekanan diastole sedikit berubah bila orang berhenti merokok. Hal ini mungkin berhubungan dengan fakta bahwa perokok sekitar 10-12 pon lebih ringan dari pada bukan perokok yang sama umur, tinggi badan dan jenis kelaminnya. Bila mereka berhenti merokok, sering berat badan naik. Dua kekuatan, turunnya tekanan diastole akibat adanya nikotin dan naiknya tekanan diastole karena peningkatan berat badan, tampaknya mengimbangi satu sama lain pada kebanyakan orang, sehingga tekanan diastole sedikit berubah (Bustan, 2007). Penanganan yang harus ditangani : 1. Tetapkan waktu. Anda bisa memilih tanggal yang istimewa bagi Anda. Tapi ingat, jangan pilih tanggal yang terlalu jauh dari niat Anda. Sebab kemungkinan untuk berubah pikiran akan lebih besar. 2. Minta bantuan dokter. Merokok berkaitan dengan senyawa-senyawa kimia di otak dan tubuh Anda. Dokter akan membantu Anda mendapatkan metode dan obat-obatan yang tepat untuk mengatasi hal-hal yang akan Anda hadapi. Selain itu, dokter juga dapat membantu mengevaluasi program yang Anda jalani. 12 3. Beritahu orang-orang di sekitar Anda, khususnya orang-orang terdekat. Mintalah pengertian dan dukungan dari mereka. Anda dapat lebih fokus jika didukung oleh orang-orang di sekitar Anda. 4. Lakukan antisipasi. Percayalah, akan ada banyak hambatan yang Anda hadapi. Masamasa putus nikotin/withdrawal effect selalu jadi waktu yang terberat.Biasanya ini terjadi pada 1.5-2 minggu setelah Anda mulai berhenti merokok. Anda akan merasakan emosi menjadi labil, insomnia, nafsu makan meningkat, dan banyak hal menjengkelkan lainnya akan membuat perjuangan Anda terasa berat. Saat Anda ‘jatuh’ dan kembali merokok, jangan langsung menyerah. Tapi langsung matikan dan alihkan pikiran Anda. Minum air putih, makan buah, atau sekedar mengobrol akan membuat pikiran Anda teralihkan. 5. Buang semua hal berbau rokok. Tak hanya rokok, tapi juga pemantik dan asbak milik Anda. Menyimpannya sebagai kenangan sama sekali bukan ide cemerlang. Baiklah, kali ini Anda tak hanya sekedar mereka-reka langkah untuk berhenti merokok. Anda sudah memiliki panduannya. Selanjutnya, bulatkan niat Anda. Ingat, kunci kesuksesan berhenti merokok adalah niat. Selamat berjuang! Sumber: Petunjuk Teknis Upaya Berhenti Merokok Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Enzim Proteolitik Protease adalah enzim yang mengkatalisis pemecahan protein melalui hidrolisis ikatan peptida. Berdasarkan mekanisme reaksi dan residu situs aktif yang terlibat dalam mekanisme tersebut, protease diklasifikasikan menjadi serin protease, sistein protease, aspartat protease, zinc (metallo) protease dan treonin protease. Peranan protease sangat luas yaitu dalam transduksi sinyal untuk aktivasi hormon polipeptida dan faktor pertumbuhan serta proteolisis IκB untuk melepaskan NFκB dari sitoplasma menuju inti sel. Protease juga berperan dalam pertahanan tubuh yaitu pada proses fibrinolisis dan pembekuan darah (protrombin dan fibrinogen vs TPA, plasminogen) serta pemecahan protein asing untuk MHC. Selain itu protease berperan pada perkembangan yaitu pada perakitan kolagen dari prokolagen, serta berperan pada proliferasi sel yaitu kontrol proteolitik oleh siklin, degradasi serta berperan pada kematian sel yang terprogram. Hidrolisis ikatan peptide berfungsi untuk mengontrol dinamika turn-over protein. Ditubuh manusia enzim proteolitik diproduksi oleh pancreas. Salah satunya adalah enzim Tripsin yang diproduksi di pancreas dan disekresi dalam keaadaan induktif. Protease juga mampu menghidrolisi protein yang pada ujung amino dan karboksil diganti dengan pteroil atau gugus asil, protease dikelompokkan sebagai peptidase omega. Enzim diproduksi dan disekresikan oleh pankreas yang membantu dalam proteolisis protein dalam saluran pencernaan. Enzim proteolitik pankreas termasuk trypsin, chymotrypsin dan carboxypeptidase; Enzim ini disekresikan sebagai zymogen, prekursor enzim yang tidak aktif, dan diaktifkan dalam lumen saluran pencernaan. Enzim proteolitik lain, enteropeptidase, dikaitkan dengan batas sikat enterosit; Enzim ini mengkatalisis konversi trypsinogen menjadi trypsin yang, pada gilirannya, dapat mengaktifkan sejumlah zymogen pankreas lainnya. Deteksi imunologis elastase, enzim yang hadir dalam granula leukosit, telah digunakan sebagai penanda untuk aktivasi leukosit polimorfonuklear. Leukosit polimorfonuklear 13 mengandung 4,6 mug / 10 (7) sel, sedangkan eritrosit, sel mononuklear, dan platelet mengandung <1% dari level ini. Dalam plasma yang dipisahkan dari sel darah setelah 1 jam pada 22 derajat C, tingkat rata-rata antigen terkait elastase dalam tujuh donor normal adalah 25 +/- 6 ng / ml. Tingkat ini tidak berubah dengan pemisahan langsung plasma dari sel, dengan memasukkan protease inhibitor, atau dengan antikoagulasi plasma dengan EDTA atau acidcitrate-dextrose (level dalam plasma heparinized sekitar tiga kali lipat lebih tinggi). Dalam serum, tingkat antigen terkait elastase adalah 288 +/- 125 ng / ml, mewakili peningkatan 11,5 kali lipat di atas kadar plasma. Antigen yang terdeteksi dalam serum secara imunokimia tidak dapat dibedakan dari enzim leukosit. Pelepasan elastase diamati ketika leukosit polimorfonuklear terisolasi ditambahkan ke plasma kaya platelet atau miskin platelet nonanticoagulated, plasma rekalsifikasi, atau serum. Penambahan agen pengkelat pada serum mencegah pelepasan elastase, tetapi kalsium atau magnesium tidak menginduksi pelepasan tanpa adanya plasma. Koagulasi yang disebabkan oleh penambahan trombin ke plasma juga gagal menginduksi pelepasan. Dalam darah lengkap atau dalam plasma antikoagulan yang dilarutkan dengan leukosit polimorfonuklear dan kemudian dikalkulasi ulang, pelepasan awal elastase terjadi bersamaan dengan atau sedikit setelah pembekuan dan mencapai tingkat maksimal dalam 20-40 menit setelah pembentukan bekuan darah. Kolagenase dari leukosit polimorfonuklear manusia (neutrofil kolagenase) menyerang kolagen tipe II dalam larutan dengan kecepatan sedang hingga kolagen tipe I dan III. Enzim ini sendiri tidak dapat memulai degradasi kartilago artikular manusia asli. Jika tulang rawan pertama kali diobati dengan leukosit elastase, kolagenase secara perlahan mendegradasi kolagen. Mengonfirmasi temuan sebelumnya oleh peneliti lain, elastase memiliki aksi ganda pada tulang rawan: Enzim menghilangkan proteoglikan, sehingga demasking serat kolagen dan memberikan akses kolagenase, dan melarutkan kolagen pada tingkat yang cukup besar. Walaupun neutrofil kolagenase memecah kolagen tipe II dalam larutan pada tingkat yang tinggi, status asli, ikatan silang dari kolagen dalam tulang rawan membuatnya menjadi substrat yang relatif buruk untuk enzim ini. Pada skala berat, elastase dan kolagenase menampilkan potensi kolagenolitik yang sama pada kartilago artikular manusia. Sistem elastase / kolagenase dari leukosit polimorfonuklear manusia dapat mewakili kompleks proteolitik kooperatif dalam penghancuran tulang rawan pada artritis reumatoid. Penghirupan asap rokok menonaktifkan histone deacetylase dan menghasilkan pelepasan faktor nuklir-κB (NF-κB) yang mengarah pada transkripsi chemokine dan sitokin neutrofil (TNF-α dan IL-8) (32). Sekresi MMP-12 selanjutnya oleh makrofag mengarah pada pelepasan tumor necrosis factor-α (TNF-α), sebuah sitokin pro-inflamasi penting yang mengaktifkan selsel endotel dan menyebabkan masuknya neutrofil ke paru-paru. Pelepasan selanjutnya dari protease serin oleh neutrofil dan metalloprotease oleh makrofag diyakini bertanggung jawab atas sebagian besar kerusakan matriks. Pertemuan dan interaksi proses utama dan mediator terkait dengan patogenesis PPOK. Kerusakan jaringan paru-paru akibat menghirup radikal bebas dalam asap rokok menghasilkan stres oksidatif dan menyebabkan perekrutan neutrofil, makrofag dan limfosit T ke paru-paru. Stres oksidatif juga mengarah pada upregulasi ceramide, menghasilkan apoptosis sel epitel paru-paru. Neutrofil melepaskan HNE sementara makrofag melepaskan MMP-12, dan cathepsin S yang secara kolektif menurunkan komponen elastin paru dan matriks matriks eksaseluler. Selain itu, makrofag mengaktifkan NF-κB dan melepaskan berbagai mediator proinflamasi dan kemotaksis yang memperkuat peradangan sementara neutrofil melepaskan 14 spesies oksigen reaktif. MMP-12, oksidan dalam asap rokok, dan spesies oksigen reaktif menonaktifkan alfa-1-proteinase inhibitor, penghambat fisiologis HNE, menghasilkan ketidakseimbangan protease / anti-protease yang memungkinkan protease pengkhianat untuk mendegradasi elastin paru-paru. HNE menonaktifkan TIMPs, penghambat fisiologis MMP-12, menambah degradasi elastin. Fragmen elastin adalah chemoattractants untuk makrofag dan mendorong perkembangan penyakit. Homeostasis dinding alveolar akhirnya dikompromikan, menyebabkan pembesaran ruang udara dan fenotip PPOK. Klasifikasi Protease : (Bergman & Futon, 1941) Endopeptidase Enzim yang memecahkan protein pada tempat tertentu dalam molekul protein. Basanya tidak mempengaruhi gugus yang terletak di ujung molekul. Eksopeptidase Enzim yang bekerja terhadap kedua ujung molekul protein. Dimulai dari asam Amino yang pada ujung protein hinggga seluruh molekul pecah menjadi asam amino. Berdasarkan mekanisme reksi yang terjadi pada sisi aktif Protease : Protease serin merupakan Endopeptidase. Golongan protease serin memiliki asam amino serin pada sisi katalitiknya. Jika asam amino serin ini dimodifikasi dengan memfosforilasi gugus -OH asam amino serin tersebut maka aktivitas enzimatiknya lenyap. Protease sistein, sifat katalik kelompok enzim ini ditentukan oleh asam amino sistein. Enzi mini tidak akan hilang aktivasinya dengan fosforilasi tetapi akan hilang kemampuan katalitiknya dengan alkilasi. Protease aspartat, enzim ini memiliki urutan asam amino yang kaya akan glutamate dan aspartate. Protease aspartate sering disebut juga protease karboksil karena memerlukan gugus karboksil bebas dalam residu asam amino teertentu yang ada di bagian enzim tersebut berinteraksi dengan protein substrat dan memecahnya. Protease logam, memerlukan adanya logam untuk aktivitasnya. Enzim ini berperan penting dalam sel fagosit, seperti makrofag dan leukosit. Dan juga berperan penting dalam perusakan rawan sendi dalam penyakit sendi. Protease treonin, mirip dengan serin hidrolase, proteon treonin menggunakan sistem muatan katalitik untuk mengaktifkan nukleofil hidroksil sekundernya untuk katalisis.Residu ini adalah situs aktif penting dalam beberapa subunit katalitik dari proteasome. 3. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Penghambat Enzim Elastase oleh Inhibitor Alpha-antitrypsin (AAT) adalah inhibitor protease serin, yang menghambat enzim proteolitik elastase. Individu dengan kekurangan AAT dapat mengembangkan manifestasi 15 klinis yang mencakup penurunan fungsi paru-paru. Kekurangan AAT dapat menyebabkan banyak manifestasi klinis, paling umum penyakit paru obstruktif kronis dalam bentuk emfisema. Namun, pasien dengan kelainan genetik ini juga dapat mengalami disfungsi organ lain seperti hati dan / atau kulit. Ada sekitar 100 alel yang terkait dengan pengkodean gen untuk AAT, di mana perkiraan prevalensi gangguan ini kira-kira sama umum dengan fibrosis kistik; Namun, kesalahan diagnosis terus menjadi masalah. Terapi augmentasi menggunakan AAT intravena telah terbukti mengurangi volume ekspirasi paksa dalam penurunan satu detik, terkait dengan defisiensi AAT. Pemulihan konsentrasi AAT serum di atas 11 mikroM telah berkorelasi dengan penurunan tingkat perkembangan penyakit. Regimen dosis normal AAT intravena adalah 60 mg / kg yang diberikan setiap minggu. Meskipun konsolidasi dosis 250 mg / kg diberikan setiap 28 hari telah dieksplorasi, kemanjuran jangka panjang belum ditentukan. Aralast adalah salah satu dari tiga pilihan pengobatan turunan plasma manusia yang disetujui yang digunakan untuk mencegah perkembangan emfisema yang terkait dengan gangguan defisiensi AAT. Sindrom Kostmann, atau neutropenia kongenital berat (SCN), adalah kelainan autosom resesif produksi neutrofil. Untuk menyelidiki peran potensial apoptosis pada SCN, aspirasi sumsum tulang dan biopsi diperoleh dari 4 pasien yang termasuk keluarga yang dijelaskan oleh Kostmann dan 1 pasien dengan SCN dari warisan yang tidak diketahui. Peningkatan derajat apoptosis diamati pada sumsum tulang pasien ini, dan penurunan selektif pada limfoma sel-B (Bcl-2) diekspresikan pada sel progenitor myeloid. Lebih lanjut, apoptosis in vitro dari sel-sel progenitor Kostmann yang diturunkan dari sumsum tulang meningkat, dan pelepasan sitokrom c mitokondria terdeteksi pada progenitor CD34 (+) dan CD33 (+) dari pasien, tetapi tidak pada kontrol. Administrasi faktor stimulasi koloni granulosit (G-CSF) memulihkan ekspresi Bcl-2 dan meningkatkan kelangsungan hidup sel-sel progenitor myeloid. Selain itu, pelepasan sitokrom c sebagian dibalik pada saat inkubasi sel-sel progenitor dengan G-CSF. Peningkatan kadar Serpin A1 yaitu alpha-1-antitrypsin (AAT) dalam dahak perokok yang diinduksi dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). AAT terlokalisasi terutama di saluran napas dan epitel alveolar dan endotelium, terutama pada perokok dan pada mereka yang menderita COPD. AAT meningkat pada perokok dan pada subjek dengan COPD di sel endotel paru. Imunoreaktivitas AAT paru-paru meningkat pada subjek dengan PPOK sedang dibandingkan dengan perokok dan dengan non-perokok. AAT menunjukkan kecenderungan peningkatan dahak perokok dengan COPD dibandingkan dengan perokok 'sehat'. Kadar AAT plasma meningkat pada perokok dengan / tanpa COPD dibandingkan dengan yang bukan perokok. Dalam tindak lanjut, konsentrasi AAT plasma menurun secara signifikan setelah berhenti merokok. Merokok kronis / COPD menyebabkan peningkatan AAT terutama di endotelium pinggiran paru-paru; perubahan ini hanya mencerminkan sedikit AAT dalam dahak, sementara AAT plasma secara signifikan mencerminkan manifestasi sistemik terkait merokok, dan menurun setelah berhenti merokok. Prinsip-prinsip umum terkait dengan desain inhibitor protease serin secara umum, dan HNE khususnya, telah dijelaskan dalam ulasan sebelumnya (75-76). Desain inhibitor HNE terutama berfokus pada pemasangan serine trap (CHO, CF3, CF2CF3, CF2COOR, CF2 (C = O) NHR, CO (C = O) NHR, CO (C = O) ATAU, B (OH) 2, dan COHet, di mana Het = heterocycle) ke elemen pengenalan peptidil yang memfasilitasi pengikatan inhibitor ke situs aktif dan pembentukan selanjutnya yang dapat dibalik dari adduksi tetrahedral. Inhibitor jenis ini, disebut inhibitor keadaan transisi, membentuk adisi tetrahedral dengan serine situs aktif 16 dan mengeksploitasi interaksi mengikat yang menguntungkan dengan beberapa subsitus di situs aktif enzim, akibatnya mereka sangat manjur (konstanta inhibisi, KI, umumnya di rentang nanomolar rendah). Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh. Ini membantu tubuh mencerna makanan, menyimpan energi, dan menghilangkan racun. Hepatitis adalah peradangan hati. Virus menyebabkan sebagian besar kasus hepatitis. Jenis hepatitis dinamai untuk virus yang menyebabkannya; misalnya, hepatitis A, hepatitis B atau hepatitis C. Penggunaan narkoba atau alkohol juga dapat menyebabkan hepatitis. Dalam kasus lain, tubuh secara keliru menyerang sel-sel sehat di hati. Beberapa orang yang menderita hepatitis tidak memiliki gejala. Yang lain mungkin punya Kehilangan selera makan Mual dan muntah Diare Urin berwarna gelap dan buang air besar pucat Sakit perut Penyakit kuning, kulit dan mata menguning Beberapa bentuk hepatitis ringan, dan yang lain bisa serius. Beberapa dapat menyebabkan jaringan parut, yang disebut sirosis, atau kanker hati. Terkadang hepatitis hilang dengan sendirinya. Jika tidak, dapat diobati dengan obat-obatan. Terkadang hepatitis bertahan seumur hidup. Vaksin dapat membantu mencegah beberapa bentuk virus. 4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Terhadap Merokok Fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz rahimahullahu Ta’ala Pertanyaan: فيه؟ واالتجار بيعه حكم وما مكروه؟ أم حرام هو وهل الدخان؟ شرب حكم ما 17 “Apakah hukum menghisap rokok? Apakah haram ataukah makruh? Dan apa hukum membeli dan memperdagangkannya?” Jawaban: Hukum rokok adalah haram, karena tidak baik (buruk) dan mengandung berbagai mudharat (bahaya) yang banyak. Allah Ta’ala hanyalah membolehkan untuk umatnya berbagai hal yang baik (thayyib), baik berupa makanan, minuman dan lainnya, dan mengharamkan berbagai hal yang buruk (khabits). Allah Ta’ala berfirman, ََل لَ ُه َْم أ ُ ِحلَ َماذَا يَ ْسأَ َلُونَك َْ ُالطيِِّبَاتَُ لَ ُك ُمَ أ ُ ِحلَ ق “Mereka menanyakan kepadamu, ‘Apakah yang dihalalkan bagi mereka?’ Katakanlah, ‘Dihalalkan bagimu yang baik-baik.’” (QS. Al-Maidah [5]: 4) Allah Ta’ala juga menceritakan sifat Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, َوف يَأ ْ ُم ُرهُ ْم َِ ن َويَ ْن َهاهُ َْم بِ ْال َم ْع ُر َِ َر َع َِ ت لَ ُه َُم َوي ُِحلَ ْال ُم ْنك َِ علَ ْي ِه َُم َويُ َح ِ ِّر َُم الطيِِّبَا ََ ِْال َخبَائ َ ث “Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf: 157) Adapun kelompok yang menghalalkan rokok berangkat dari alasan-alasan sebagai berikut: pertama, mereka beralasan bahwa hukum haram rokok tidak ada dalam Alquran dan hadist nabi Muhammad SAW. Kedua, dalam kitab fiqih klasik juga tidak mengharamkan rokok. Ketiga, keberadaan industri rokok merupakan hajat hidup orang banyak. Sedangkan pendapat dari kelompok yang mengharamkan rokok yaitu: pertama, tidak ada nash bukan berarti tidak haram seperti halnya ganja, pil ekstasi, sabu-sabu dll ini tidak pernah ditemukan dalam ayat Alquran atau hadist akan tetapi ini adalah hasil dari sebuah kesepakatan. Yang ada hanya ayat yang mengharamkan arak (khamar). Kedua, kitab fiqih selalu berkembang karena ilmu fiqih adalah ilmu tajwid yang dinamis dan selalu mengiringi dinamika kehidupan. Sebagaimana dinamika hidup manusia yang selalu berkembang, maka tetap dibutuhkan ijtihad yang bisa menjawab secara ilmiyah dengan kaca mata syariah atas semua pekembangan zaman (Sarwat, A. 2011) Fatwa rokok menurut Ustadz As-Sayyid saqib, penulis kitab Fiqhus-sunnah, memasukkan rokok sebagai bagian dari benda yang haram dikonsumsi, sebab dalam pandangannya, rokok adalah benda yang memberikan mudharat bagi tubuh manusia. Pandangan ulama Mesir ini tidak terlalu keliru, sebab menurut WHO (World Health Organizations) (2010) rokok banyak mengandung bahan kimia di antaranya nikotin, tar, sianida, benzene, cadmium, metanol, asetilena, amonia, formaldehida, hidrogen sianida, arsenik dan karbon monoksida, yang tentunya akan berefek pada kerusakan organ-organ tubuh manusia. Mudharat Rokok 18 Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru manusia. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi saraf dan peredaran darah manusia. Kedua zat ini bersifat karsinogen sehingga dapat memicu terjadinya kanker paru-paru yang dapat mematikan manusia. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah yang mengalir di seluruh tubuh tidak dapat mengikat oksigen. Efek racun pada rokok membuat pengisap asap rokok mengalami resiko yang paling tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengisap asap rokok, dalam beberapa penelitian membuktikan bahwa 14 kali menderita kanker paru-paru, mulut dan tenggorokan, 4 kali menderita kanker esofagus, 2 kali kanker kandung kemih dan 2 kali serangan jantung. Fakta-fakta lain menurut WHO (World Health Organizations) yang tidak mungkin dipungkiri yaitu pertama, rekomendasi WHO menyebutkan seandainya 2/3 dari yang dibelanjakan dunia untuk membeli rokok digunakan untuk kepentingan kesehatan, niscaya bisa memenuhi kesehatan asasi manusia di muka bumi. Kedua, WHO juga menyebutkan bahwa di Amerika, sekitar 346 ribu meninggal tiap tahun karena rokok. Ketiga, 90% dari 660 orang yang terkena penyakit kanker di salah satu rumah sakit Shanghai Cina disebabkan oleh rokok. Keempat, presentase kematian yang disebabkan oleh rokok lebih tinggi dibandingkan karena perang dan kecelakaan lalu lintas. Kelima, 20 batang rokok per hari menyebabkan berkurangnya 15% hemoglobin, yakni zat asasi pembentuk darah merah dan yang keenam adalah presentase kematian orang berusia 46 tahun atau lebih 25 % lebih besar bagi perokok aktif. Semua kenyataan inilah merupakan fakta yang belum terbayang di masa kitab-kitab kuning itu ditulis. Tetapi bukan karena kitab kuning itu kuno. Penyebabnya karena rokok yang mereka kenal pada waktu itu bukan rokok yang kita kenal di zaman sekarang. Rokok di masa lalu hanyalah tembakau yang dilinting dengan kertas atau daun bambu dan diracik secara alami, sehingga berbeda dengan rokok zaman sekarang yang bermacam-macam varian. Maka kalau alasan tidak haramnya rokok semata-mata karena tidak diharamkan di dalam kitab kuning klasik, rasanya tidak salah. Asalkan rokok yang dimaksud memang seperti zaman dulu, yang mana rokok zaman dulu terbatas dari zat-zat berbahaya. 19 Daftar Pustaka http://www.dakwatuna.com/2015/06/10/69908/rokok-dalam-pandangan-islam-dankesehatan/#ixzz64ne0a5Uc https://muslim.or.id/44847-hukum-merokok-dan-memperdagangkan-rokok.html KKRI. 2016. Artikel. 5 langkah cerdas berhenti merokok. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-p2ptm/lima-langkah-cerdas-berhenti-merokok. Diakses 11 November 2019. Dinkes Prov. Banten. 2017. Artikel. Pengertian merokok dan akibatnya. https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DANAKIBATNYA.html. Diakses 11 November 2019. http://etheses.uin-malang.ac.id/653/6/09620067%20Bab%202.pdf https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-drug/def/proteolytic-enzymes https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3079352/ https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6916769 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23030783 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3120791 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6294813 20