KEPEMIMPINAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DI ERA INDUSTRI 4.0 Oleh : Justika Susane Antahari NIM : 1600029261 Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester : Mata Kuliah Kepemimpinan dan Berfikir Sistem Kesehatan Masyarakat Dosen Pengampuh : Firman, S.KM.,M.PH HALAMAN JUDUL PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kepemimpinan dan berfikir sistem kesehatan yang berjudul “Kepemimpinan Organisasi Pelayanan Kesehatan di Era Industri 4.0”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik karena adanya dukungan dari berbagai pihak dan juga bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan. Kiranya apa yang terkandung dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Yogyakarta, 10 Juli 2019 Penulis i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1 B. Tujuan ............................................................................................................................ 2 C. Manfaat .......................................................................................................................... 2 BAB II ISI DAN PEMBAHASAN .......................................................................................... 3 A. Kepemimpinan .............................................................................................................. 3 B. Organisasi Pelayanan Kesehatan ................................................................................ 3 C. Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0) ................................................................... 4 D. Kepemimpinan Organisasi Pelayanan Kesehatan ..................................................... 5 E. Rumah Sakit Sebagai Organisasi Pelayanan Kesehatan .......................................... 5 F. Kepemimpinan Bagi Rumah Sakit Sebagai Organisasi Pelayanan Kesehatan di Era Industri 4.0 ............................................................................................................. 6 BAB III KESIMPULAN......................................................................................................... 9 REFERENSI ........................................................................................................................... 10 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi global saat ini sedang pada titik puncak perubahan besar, kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang. Sementara itu, kepemilikan perangkat pintar di berbagai bagian dunia mengarah pada tingkat keterkaitan satu sama yang lain yang tak terbayangkan sebelumnya. Di antara berbagai tantangan yang sedang dihadapi dunia saat ini, adalah Revolusi Industri keempat (disebut juga sebagai Industri 4.0). Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi dengan cara yang fundamental akan mengubah umat manusia. Ada banyak pendapat bahwa sektor kesehatan sangat diuntungkan oleh transformasi ini. Sejauh mana transformasi ini akan berdampak positif bergantung pada bagaimana kita mengarahkan risiko dan peluang yang muncul di sepanjang jalan (Tjandrawinata, 2016). Masyarakat di era modernisasi dengan keterbukaan dan arus globalisasi, pasar bebas dunia, peningkatan pendapatan ekonomi per kapita, perubahan suhu politik dalam maupun luar negeri, kemajuan informasi dan teknologi, peningkatan akses terhadap media menyebabkan masyarakat dapat memperluas wawasan dan persepsi mereka tentang pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan merasakan tuntutan yang semakin besar terhadap profesionalisme profesinya ketika masyarakat menggunakan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Keadaan seperti ini dibutuhkan keberadaan seorang pemimpin yang mampu merespon perubahan dan tuntutan yang ada. Pemimpin yang bisa menciptakan suasana manajemen pelayanan yang ideal dan efektif (Setiawan, 2014). Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut. Organisasi berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu memenuhi tanggug jawab sosialnya sangat tergantung pada pimpinan. Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi. 1 Kepemimpinan berperan penting dalam mencapai keberhasilan organisasi. Menurut Soetopo (2010), kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan organisasi. Terlebih dalam era seperti yang terjadi saat ini dimana tingkat pertumbuhan organisasi menjadi sangat tinggi. Dibutuhkan modal yang kuat untuk dapat mempertahankan eksistensi organisasi ditengah persaingan yang semakin ketat. Kekuatan modal ini terletak pada kemampuan kepemimpinan di dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, peran kepemimpinan masih sangat penting untuk menjadi perhatian. Peran kepemimpinan akan menjadi kunci kesuksesan suatu organisasi (Su’Ud, 2015) B. Tujuan 1. Menjelaskan tentang Kepemimpinan 2. Menjelaskan tentang Organisasi Pelayanan Kesehatan 3. Menjelaskan tentang Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0) 4. Menjelaskan tentang Kepemimpinan Organisasi Pelayanan Kesehatan 5. Menjelaskan tentang Rumah Sakit Sebagai Organisasi Pelayanan Kesehatan 6. Menjelaskan tentang Kepemimpinan Bagi Rumah Sakit Sebagai Organisasi Pelayanan Kesehatan di Era Industri 4.0 C. Manfaat 1. Menambah pengetahuan tentang Kepemimpinan 2. Menambah pengetahuan tentang Organisasi Pelayanan Kesehatan 3. Menambah pengetahuan tentang Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0) 4. Menambah pengetahuan tentang Kepemimpinan Organisasi Pelayanan Kesehatan 5. Menambah pengetahuan tentang Rumah Sakit Sebagai Organisasi Pelayanan Kesehatan 6. Menambah pengetahuan tentang Kepemimpinan Bagi Rumah Sakit Sebagai Organisasi Pelayanan Kesehatan di Era Industri 4.0 2 BAB II ISI DAN PEMBAHASAN A. Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi, mengarahkan, dan mengoordinasi-kan segala kegiatan organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi dan kelompok. Kepemimpinan dijelaskan sebagai proses di mana seorang memengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Definisi tersebut mencakup 3 komponen: (a) Kepemimpinan adalah proses, (b) kepemimpinan terdapat dalam kelompok, dan (c) kepemimpinan melibatkan tujuan yang sama (Northouse, 2013 dalam Su’Ud, 2015). Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi. Para ahli dalam bidang organisasi umumnya mengajukan pengertian tersendiri mengenai kepemimpinan. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam administrasi, dan persepsi mengenai pengaruh yang sah (Sholihah & Haksama, 2014). Dari beberapa definisi diatas jelaslah bahwa peran dari kepemimpinan sangat besar bagi keberlangsungan organisasi. Kepemimpinan tidak lagi berbicara mengenai individu si pemimpin namun berbicara menganai bagaimana peran seorang pemimpin yang dapat mengorganisir orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan bersama. B. Organisasi Pelayanan Kesehatan Organisasi pelayanan kesehatan merupakan suatu organisasi yang aktivitas pokoknya melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu atau berkualitas. Unit Pelayanan Kesehatan sangat bergantung pada komunikasi dan koordinasi antar atasan dan bawahan. Karena ini menyangkut hubungan pelimpahan tanggung jawab dan wewenang dari atasan (pimpinan) kepada bawahan (pegawai/petugas), maka hal ini tak 3 lepas dari bagaimana kepemimpinan yang diberlakukan oleh pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan yang bersangkutan (Purnama, 2005). C. Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0) Industri 4.0 ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi sehingga kita melihat suatu area baru yang terdiri dari tiga bidang ilmu independen: fisika, digital dan biologi. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi penting dari era industri 4.0 . Pertama, inovasi dapat dikembangkan dan menyebar jauh lebih cepat dari sebelumnya. Kecepatan terjadinya terobosan-terobosan baru pada era ini terjadi pada skala eksponensial dan bukan lagi pada skala linear. Kedua, penurunan biaya produksi marjinal dan munculnya platform yang dapat menyatukan dan mengkonsentrasikan beberapa bidang keilmuan terbukti meningkatkan output pekerjaan. Transformasi ini mengakibatkan perubahan dengan ruang lingkup yang begitu luas sehingga menyebabkan perubahan pada seluruh sistem produksi, manajemen, maupun tata kelola. Ketiga, revolusi secara global ini akan berpengaruh besar dan terbentuk di hampir semua negara di dunia, di mana cakupan transformasi ini terjadi pada setiap bidang industri, dan bahkan akan mempunyai dampak menyeluruh pada level sistem di banyak tempat (Tjandrawinata, 2016). Di antara berbagai sektor yang terdampak oleh industri 4.0, tampaknya sektor kesehatan adalah sektor yang paling mungkin mendapatkan keuntungan dari bergabungnya sistem fisika, digital dan biologi, walaupun sektor ini mungkin juga yang paling tidak siap menerimanya. Sementara itu, banyak penyedia layanan kesehatan mengeksplorasi potensi telemedicine, yaitu suatu pemantauan dan pengobatan pasien dari jarak jauh melalui sensor yang tersambung ke internet. Diharapkan bahwa telemedicine akan terbukti sangat berharga dalam pengobatan penyakit kronis yang banyak dialami oleh lansia (Tjandrawinata, 2016). Kedepannya, adalah sangat dimungkinkan bahwa warga senior menerima cek-up medis dengan kenyamanan bahkan di rumah mereka sendiri. Telemedicine juga dapat membawa perawatan medis kepada masyarakat di lokasi terpencil. Di masa depan, beberapa aplikasi medis yang sangat hebat muncul dari kombinasi teknologi fisika, digital dan biologi termasuk pil yang menggabungkan sensor digital untuk mengatur pelepasan obat; anggota badan robot yang menanggapi pikiran pasien; serta psikoterapi secara virtual reality. Secara global, semua teknologi ini diharapkan oleh banyak pihak untuk dapat 4 berdampak besar bagi kesehatan. Tentu saja, sebuah revolusi yang mendalam sepertinya akan memaksa penyedia layanan kesehatan untuk secara substansial mengadaptasi praktik kerja mereka (Tjandrawinata, 2016). D. Kepemimpinan Organisasi Pelayanan Kesehatan Dalam Jurnal Maharani tentang Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 Sebagai Alat Peningkatan Kualitas Organisasi Pelayanan Kesehatan Organisasi pelayanan kesehatan menggunakan alat seperti akreditasi dan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9000 yang menekankan pada standar struktur serta belum terkait dengan kepuasan pelanggan. Organisasi pelayanan kesehatan yang telah mengimplementasikan SMM ISO 9000 adalah rumah sakit, puskesmas, dan balai kesehatan. Terdapat delapan prinsip manajemen mutu dalam ISO 9000 salah satunya yaitu prinsip kepemimpinan (Maharani, 2009). Kinerja pemimpin kesehatan masyarakat berkaitan dengan tugas- tugasnya sebagai mitra pemerintah di bidang kesehatan adalah sejauhmana dan/atau bagaimana pemimpin kesehatan masyarakat menjalankan misi, tugas dan tanggung jawabnya. Standar pelayanan yang dilakukan pemimpin kesehatan masyarakat dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan mencapai hasil yang diinginkan. Penerapan standar pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. E. Rumah Sakit Sebagai Organisasi Pelayanan Kesehatan Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan masyarakat, berfungsi melayani masyarakat secara luas dalam bentuk jasa. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan manajemen, rumah sakit menuntut karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Upaya peningkatan kinerja karyawan menuntut peran manajemen dalam melakukan pendekatan kepemimpinan yang efektif, bahwa keberhasilan rumah sakit sangat tergantung ada kemampuan pemimpinnya. Dengan kemampuan yang dimilikinya pemimpin dapat mempengaruhi pegawainya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kemudian dalam mengantisipasi permasalahan diperlukan seorang pemimpin yang dapat melihat kondisi dan kebutuhan karyawan. Dan dibutuhkan seorang pemimpin yang 5 bisa mengerti perilaku organisasi yang sedang dihadapinya sehingga ia mampu membawa organisasinya mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama (Rivai dkk, 2014). F. Kepemimpinan Bagi Rumah Sakit Sebagai Organisasi Pelayanan Kesehatan di Era Industri 4.0 Rumah sakit sebagai incumbent dalam era 4.0 ini harus mengambil sikap tegas, apakah akan menjadi pengikut saja terbawa arus, atau justru mati tergilas perubahan atau berupaya menjadi pemenang. Pencanangan Making Indonesia 4.0 oleh Presiden Joko Widodo adalah tanggapan pemerintah Indonesia terhadap disruption dalam dunia industri global yang sudah memasuki industry 4.0. Industry 4.0 memiliki karakteristik cyber physical systems, internet of things, cloud computing and cognitive computing atau artificial intelligence semuanya akan berpengaruh langsung terhadap fasilitas kesehatan (Kurmala, 2018). Rumah sakit harus mampu bertransformasi dalam era digital. Dari sisi pasien, yang saat ini sebagian besar adalah generasi X dan Millenial yang sangat erat kesehariannya dengan penggunaan teknologi informasi dan digitalisasi. Dari sisi pegawai, fasilitas kesehatan saat ini didominasi oleh generasi X, Milenial dan sebentar lagi generasi Z yang dari lahir sudah hidup dalam era internet dan teknologi Informasi. Rumah sakit sebagai incumbent harus membangun rumah sakit sebagai organisasi yang agile atau tangkas terhadap perubahan tersebut (Kurmala, 2018). Yang pertama para pemimpin rumah sakit perlu betul-betul menyadari bahwa masa depan itu sudah sampai, the future is now. Penggunaan artificial intelligent sudah banyak menggantikan peran fasilitas kesehatan bahkan dokter.Diantara inovasi tersebut, adalah The BioMind AI system buatan the Artificial Intelligence Research Centre for Neurological Disorders at the Beijing Tiantan Hospital telah berhasil membuat diagnosis yang benar dan akurat terhadap 87 persen dari 225 kasus dalam waktu 15 menit. Dibandingkan 66 persen diagnosis yang benar dari kasus yang sama yang dilakukan oleh para dokter spesialis bedah syaraf disana (Kurmala, 2018). Yang kedua, para pemimpin rumah sakit perlu melakukan transformasi budaya organisasi yang memiliki sifat terbuka pada perubahan dan mendukung tumbuhnya perbaikan berkelanjutan dengan digital mindset. Hal ini sangat penting untuk membawa 6 seluruh organisasi tidak hanya bertahan tetapi juga memenangkan situasi di era yang volitile ini. Yang ketiga para pemimpin rumah sakit perlu mempelajari betul tentang digital disruption in healthcare ini di era industri 4.0 dan membuat peta jalan untuk organisasinya menghadapi. Dapat dimulai dari hal-hal sederhana yang dapat mengubah cara kerja kita melakukan pelayanan kesehatan. Bagaimana rumah sakit dapat memberikan pelayanan lebih cepat, lebih efisien dan lebih berkualitas pada saat yang sama. Ini semua memerlukan bantuan teknologi informasi. Yang keempat, rumah sakit harus melihat kembali bagaimana hubungan antar faskes dalam jenjang rujukan. Apakah aliran informasinya sudah berjalan dengan baik atau tidak? apakah sudah menggunakan telemedicine yang sesungguhnya? untuk mengantisipasi barier(hambatan) geogrrafi antara pasien dengan rumah sakit. Yang kelima, pemimpin rumah sakit harus sadar bahwa perubahan di era industri 4.0 tidak hanya yang sifatnya digital, namun perubahan non digital juga banyak. Diantaranya perubahan harga dolar, regulasi-regulasi baru dan sebagainya yang perlu diantisipasi dengan membangun budaya pegawai kita yang sangat adaptif terhadap perubahan. Menurut Candra, 2018 dalam artikelnya yang berjudul Menjadi Pemimpin di Era Revolusi Industri 4.0, beberapa faktor kunci yang perlu dimiliki sebagai leader di era 4.0 ini adalah: Pemimpin yang dapat menyatukan dan memberikan arah tujuan yang jelas. Disini sangatlah penting untuk seorang leader untuk dapat berkomunikasi, membuat tim merasa aman, membuat sebuah engagement dan menjadi sebuah komunitas yang searah. Memiliki sebuah cetak biru yang dipahami, dimengerti dan diimani oleh seluruh anggota organisasi. Pemimpin harus dapat membuat kepercayaan didalam diri tim. Dan yang terpenting leader yang kuat, memiliki visi yang bukan sekedar visi untuk perusahaan, tetapi juga yang lebih besar dari itu, yang memiliki pengaruh untuk seluruh timnya, lingkungan sekitarnya, bahkan dunia. Selanjutnya, Pemimpin yang memiliki kecepatan dalam membuat keputusan. Di era 4.0 ini, segala sesuatunya berubah dengan cepat. Jaman dimana leader hanya berada di kantor dengan komputer dan bekerja dengan data setelah terkumpul sudah dirasa lambat. 7 Leader harus turun dan melihat. Leader perlu mengevaluasi dan mengontrol tim bersama sama, feedback atau masukan perlu dilakukan secara konstan dan terintegrasi bukan hanya secara internal tetapi juga terhubung dengan pihak eksternal seperti klien dan supplier. Leader juga harus berani, mau menerima, mendorong, dan memotivasi tim untuk memberikan feedback terhadap kepemimpinannya demi kemajuan bersama. Akan lebih baik ketika Leader juga dapat menantang dirinya untuk keluar dari zona nyaman dengan melakukan coaching dan menerima feedback dari orang diluar organisasi . Pemimpin dan Organisasi yang tidak beradaptasi dengan cepat dari pemikiran tradisional akan punah. Organisasi yang bergerilya yang terkoneksi, berkolaborasi, yang terus belajar, terbuka akan perubahan, yang memiliki tim yang bergairah dan semangat maju, yang memiliki dan mengadaptasi teknologi atau cara yang lebih maju akan menjadi pimpinan di Industrinya (Candra, 2018). Keefekifan kepemimpinan tergantung pada faktor kesesuaian perilaku pemimpin dengan faktor situasional yang terjadi. Perilaku pemimpin dipengaruhi oleh sifat-sifat personal pemimpin. Sebagai sorang pemimpin perlu adanya adaptasi yang baik di setiap perubahan yang terjadi di era Industri 4.0 sehingga dapat melakukan perubahan dengan cara yang baik kedepannya. Seorang pemimpin organisasi pelayanan kesehatan misalnya rumah sakit juga diharapkan mempunyai kemampuan dalam mengenal dirinya serta organisasi yang dipimpinnya sangatlah penting. Pengenalan terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman merupakan titik yang mendasar untuk memutuskan dibawa kemana suatu organisasi yang dipimpinnya. Pemimpin yang efektif, yang menjadi harapan semua pihak tidak tercipta secara instan, perlu adanya proses untuk membentuk seseorang menjadi kuat dari segala tantangan didepannya. Kepemimpinan yang efektif akan bisa dan mampu membawa organisasi yang dipimpinnya dalam menjawab tuntutan serta harapan masayarakat yang menginginkan pelayanan kesehatan yang baik serta cepat melalui digitalisasi pelayanan kesehatan di era industri 4.0 saat ini. 8 BAB III KESIMPULAN Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan organisasi pelayanan kesehatan erat kaitannya dengan pemimpin yang perlu terus berperilaku yang sesuai dengan faktor situasi dan kondisi yang dihadapi, sambil terus mengasah dan menambah kualitas personalnya, agar mampu mencapai tujuan organisasinya dalam perubahan yang terjadi yaitu era Industri 4.0. Para pemimpin rumah sakit perlu melakukan transformasi budaya organisasi yang memiliki sifat terbuka pada perubahan dan mendukung tumbuhnya perbaikan berkelanjutan dengan digital mindset. Era Industri 4.0 dalam dunia kesehatan menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menjadi lebih baik dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tergantung dari kepemimpinan yang dilakukan oleh setiap organsasi pelayan kesehatan yang dapat dimulai dari memimpin hal-hal sederhana yang dapat mengubah cara kerja kita melakukan pelayanan kesehatan. Bagaimana organisasi pelayanan kesehatan misalnya rumah sakit dapat memberikan pelayanan lebih cepat, lebih efisien dan lebih berkualitas bagi masyarakat. 9 REFERENSI Candra, Y. 2018. Menjadi Pemimpin di Era Revolusi Industri 4.0. [Online]. https://www.indotelko.com/read/1545186520/pemimpin-revolusi-industri-4-0 Kurmala, A. 2018. Menghadapi Era Disruptif dalam Pelayanan Kesehatan. [Online]. http://www.neraca.co.id/article/103813/menghadapi-era-disruptif-dalam-pelayanan kesehatan Maharani, C. 2009. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 Sebagai Alat Penigkatan Kualitas Organisasi Pelayanan Kesehatan. Jurnal KEMAS. 5 (1): 40 – 47. Northouse, P. G. 2013. Kepemimpinan: Teori dan Praktik. Edisi Keenam. Jakarta: Indeks. Purnama, N. 2005. Kepemimpinan Organisasi Masa Depan Konsep dan Strategi Keefektifan. Jurnal Siasat Bisnis. 5 (1): 115 – 130. Rivai, V, dkk. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers Setawan, H. 2014. Kepemimpinan Yang Efektif Pada Tata Kelola di Ruang Rawat Guna Mendukung Pelayanan Kesehatan Paripurna. Makalah. Sholihah, M.E dan Haksama, S. 2014. Pengaruh Leadreship Terhadap Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. 2 (4): 272 – 280. Su’Ud, M. 2015. Risensi Buku Kepemimpinan: Teori dan Praktik. Jurnal Kajian Bisnis. 23 (1): 71 – 88. Tjandrawinata, R.R. 2016. Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya Pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi. Paper. Hlm: 1 – 12. 10 11