MAKALAH FISIOLOGI HEWAN SISTEM PENCERNAAN Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan yang diampu oleh Drs. Nurwidodo, M.Kes Disusun oleh: Kelompok 1 Melinda Harahap Siti Hotijah Dita Ayudia (201510070311008) (201510070311014) (201510070311043) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSEITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017 i|Makalah Fisiologi Hewan KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang Fisiologi Hewan yang berjudul “ Sistem Pencernaan ” ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun sebagai tugas semester IV oleh setiap kelompok mahasiswa yang telah diberikan oleh dosen. Penulisan dan penyusunan makalah ini merupakan serangkaian aktivitas terpadu dan komprehensif dalam mencapai sasaran pembelajaran agar tercapai secara maksimal dan optimal. Penulisan Makalah Fisiologi Hewan “Sistem Pencernaan ” ini tentu saja masih ditemukan beberapa kekurangan dan kelemahan. Semoga bermanfaat dan saya ucapkan terimakasih. . Malang, 20 Februari 2017 Penyusun ii | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2 2.1 Pengertian Pencernaan .................................................................................. 2 2.2 Fungsi Pencernaan ........................................................................................ 2 2.3 Macam Pencernaan ....................................................................................... 2 2.4 Organ Pada Sistem Pencernaan ..................................................................... 2 2.5 Kelenjar Digesti (Glandula Digestoria) ......................................................... 4 2.6 Sistem Pencernaan Makanan ......................................................................... 5 2.7 Metabolisme Sistem Pencernaan Makanan ................................................. 14 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18 3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 18 3.2 Saran ....................................................................................................... 18 iii | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan dan memiliki system pencernaan sesuai denga kebutuhan hidupnya. Makanan di butuhkan mahluk hidup untuk tetap bertahan hidup dan untuk melanjutkan keturunan. Makanan setiap jenis mahluk hidup berbeda-beda, dari bahan organic maupun non organic, seperti planton ataupun unsure hara. Oleh karena itu mahluk hidup ada yang dapat membut makanannya sendiri (autrotof) seperti tumbuhan hijau dan euglena, dan ada yang tidak bisa membuat makanannya sendiri(heterotof) seperti manusia dan hewan. Sebagian besar hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga ada yang di sebut dengan hewan pemakan tumbuhan(herbivora), hewan pemakan daging(karnivora), dan hewan pemakan daging dan tumbuhan(omnivora). Berdasarkan hal tersebut system pencernaan makanan pada hewan pun berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan tempat hidupnya. Dalam makalah ini akan di bahas mengenai makanan dan system pencernan makanan pada hewan, fungsi pencernaan, macam-macam pencernaan, dan membahas mengenai arti atau definisi dari pencernaan itu sendiri. Mengapa hal tersebut perlu untuk di bahas dan di ketahui? Karena hal tesebut sangatlah dekat dengan lingkungan kita bahkan diri kita sendiri. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja organ sistem pencernaan pada hewan? 2. Bagaimana fungsi sistem pencernaan dalam tubuh hewan? 3. Bagaimana kinerja sistem pencernaan pada hewan? 4. Bagaimana metaboloisme sistem pencernaan dalam tubuh hewan? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui organ sistem pencernaan pada hewan. 2. Untuk memahami fungsi sistem pencernaan dalam tubuh hewan. 3. Untuk memahami kinerja sistem pencernaan dalam tubuh. 4. Untuk mengetahui metabolism sistem pencernaan dalam tubuh hewan. 1|Makalah Fisiologi Hewan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pencernaan Pencernaan (digestion) adalah proses perubahan bahan makanan yang komplek menjadi senyawa-senyawa sederahana oleh enzim dalam tubuh”( Kusuma 2006:367). Dengan demikian pencernaan merupakan proses penghancuran atau perubahan suatu zat makanan dari yang kompleks menjadi sederhana akibat adanya gerakan atau di bantu oleh enzim, agar lebih mudah di serap oleh tubuh. 2.2 Fungsi Pencernaan Sesuai dengan definisi pencernaan, fungsi dari pencernaan adalah untuk mempermudah penyerapan sari-sari makanan yang di butuhkan oleh tubuh. Karena dalam hal ini hewan tidak dapat membut makanan sendiri sehingga untuk mendapatkan zat yang di butuhkan oleh tubuh harus melalui system pencernaan agar dapat di serap dan di gunakan oleh tubuh. 2.3 Macam Pencernaan Pencernaan di bagi menjadi dua macam, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Kedua pencernaan tersebut biasa terjadi pada hewan mamalia seperti hewan pemamah biak(ruminansia, reptile, dan lain-lain). a) Mekanik Sesuai namanya, sistem pencernaan makanan mekanis ini dilakukan dengan suatu mekanika/gerakan tertentu. Pencernaan semacam ini paling banyak terjadi di dalam rongga mulut, di mana makanan yang masuk harus dihancurkan dahulu (dikunyah) agar prosespencernaan selanjutnya bisa lebih mudah. Sistem pencernaan makanan mekanik tak hanya terjadi di mulut. Beberapa bagian/organ tubuh juga melakukan suatu mekanika yang disebut gerakan peristaltik. Gerak Peristaltik adalah gerakan otot-otot organ untuk menelan/menarik agar makanan bisa mengalir memasuki organ tersebut. Biasanya terjadi pada kerongkongan dan usus. b) Kimiawi Bila pencernaan mekanik adalah pencernaan dengan gerakan, sistem pencernaan yang satu ini lebih kepada proses kimiawi, yaitu proses pencernaan yang membutuhkan zat-zat kimia untuk menghancurkan makanan maupun mengurai zat-zat penting yang ada dalam makanan. Zat kimia yang dimaksud adalah asam maupun suatu enzim dalam tubuh yang membantu pencernaah. Proses kimiawi ini contohnya proses pencernaan yang terjadi pada lambung dan usus. 2.4 Organ Pada Sistem Pencernaan Organ digesti tersusun atas: 2|Makalah Fisiologi Hewan 1. Mulut (rongga mulut) Di rongga mulut terdapat gigi (gerigi) yang berfungsi untuk menyobek, mengunyah zat-zat makanan secara mekanis sehingga menjadi zat-zat yang lebih kecil dan memudahkan bekerjanya enzim pencernaan. Di rongga mulut terdapat bibir, lidah dan palatum (langit-langit) untuk membantu penguyahan zat makanan,dan penelanan zat makanan. Di rongga mulut terdapat muara kelenjar air liur (saliva) yang mengandung enzim ptyalin (amilase). 2. Faring (Pharynx) Merupakan persilangan antara saluran makanan dan saluran udara. Epiglotis berperan sebagai pengatur (klep) kedua saluran tersebut. Pada saat menelan makanan saluran udara ditutup oleh epiglotis dan sebaliknya jika sedang menghirup nafas. 3. Esofagus (kerongkongan) Sebagai saluran panjang berotot (muskuler) yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapat sphincter esophagii yang berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke esophagus. 4. Gastrium (lambung) Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam lambung, lendir dan pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar pencernaan. Kelenjar pada bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir. Kelenjar pada fundus terdapat sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, dan chief cell menghasilkan pepsinogen. Proses digesti di lambung meliputi: 1) Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan karbohidrat. 2) Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk bubur makanan (chyme). Dengan mekanisme dorongan dari otot lambung chyme menuju ke usus dua belas jari (duodenum). 5. Intestinum tenue (usus halus) Usus halus dibedakan menjadi 3 bagian: duodenum, jejunum, dan ileum. a) Duodenum Pada duodenum terdapat muara dari duktus koledokus dan duktus pankreatikus. Cairan empedu dari kantung empedu dikeluarkan lewat duktus koledokus. Cairan pankreas lewat duktus pankreatikus. Cairan pankreas mengandung enzim lipase, amylase, trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase untuk memecah lemak (setelah diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan 3|Makalah Fisiologi Hewan gliserol. Amylase untuk memecah amilum menjadi sakarida sederhana. b) Jejunum Jejunum merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses penyerapan (absorpsi) zat-zat makanan meliputi; difusi, osmosis, dan transpor aktif. 1) Monosakrida dan asam amino melalui mekanisme difusi fasilitasi. 2) Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa. 3) Vitamin melalui mekanisme difusi biasa. 4) Air melalui mekanisme difusi dan osmose. 5) Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi, dan transport aktif. c) Ileum Absorpsi melalui villi usus. 6. Intestinum crassum (usus besar) Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Caecum berupa kantung kantung dengan pita (taenia) dan haustra. Colon dapat dibedakan menjadi colon ascenden (naik), transversal (mendatar), descenden (turun). Usus besar merupakan tempat untuk absorpsi air dan mineral yang tidak terserap di usus halus. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (E. coli), menghasilkan gas, dan sintesis vit. K. 7. Rektum Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelah penuh terjadi perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rektum. 8. Anus Anus merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur pengeluaran zat sisa dari proses pencernaan. 2.5 Kelenjar Digesti (Glandula Digestoria) 1. Kelenjar saliva (ludah) Kelenjar saliva terdiri atas 3 pasang: 1) Kelenjar parotid, terletak di depan telinga, muaranya pada gusi sebelah atas. 2) Kelenjar mandibularis (submaksilaris) terletak di dekat mandibula (rahang bawah), muaranya di bawah lidah. 3) Kelenjar sublingualis, terletak di dasar mulut, muaranya di bawah lidah. Pada kelenjar saliva terdapat 2 jenis sel yaitu: (1) Sel serosa, mensekresikan cairan serous (encer) yang mengandung enzim ptyalin (amilase). Amilase berperan mengubah amilum menjadi sakarida sederhana. (2) Sel mukosa, mensekresikan lendir. 4|Makalah Fisiologi Hewan 2. Hati (Hepar) Hepar tersusun atas sel-sel hati yang disebut hepatosit dan membagi hepar dalam lobi-lobi. Lobulus hati berbentuk heksagonal, sel-sel parenkim hepar tersusun secara radier (menjari) dengan vena sentralis terletak di tengah. Sel-sel ini berbentuk poligonal, sitoplasma granulair dengan tetes-tetes glikogen. Sel hati berperan menghasilkan empedu sebagai hasil ekskresi dan sekresi. Ekskresi karena mengandung pigmen empedu yang selanjutnya dikeluarkan lewat feses dan urine. Sekresi karena mengandung garam empedu untuk mengemulsifikasikan lemak makanan. Garam empedu disintesis dari kolesterol dan asam amino. Berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan (surfaktan) butir lemak makanan. Pigmen empedu yaitu bilirubin dan biliverdin berasal dari degradasi hemoglobin. Bilirubin selajutnya diubah menjadi urobilinogen yag dikeluarkan melalui feses dan urine. 3. Pankreas Pankreas dapat dibedakan menjadi bagian eksokrin dan endokrin Bagian eksokrin oleh sel-sel acini pankreas berfungsi menghasilkan cairan pencernaan (enzim pencernaan). Bagian endokrin sel-sel Islet Langerhans berfungsi menghasilkan hormon. Regulasi sekresi enzim pencernaan pada usus halus bermula dari asam lambung yang menuju ke duodenum, selanjutnya merangsang sekresi hormon sekretin oleh mukosa duodenal. Sekretin merangsang 1) Asini pankreas (bagian eksokrin) untuk mensekresikan cairan pankreas yang bersifat alkalis (basa) untuk menetralkan asam lambung. 2) Pada saat yang sama chyme merangsang pelepasan hormon pankreosimin dari muksa duodenum untuk mempengaruhi pankreas mensekrsikan enzim digesti. Cairan pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan berikut ini: 1) Protease pankreas terdiri atas trypsinogen, dan chemotrypsinogen 2) Amylase pankreas, untuk memecah amilum menjadi sakarida sederhana. 3) Lipase pankreas, untuk memecah lemak (setelah diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan gliserol. 4) Bikarbonat (NaHO3). 2.6 Sistem Pencernaan Makanan 1. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki 5|Makalah Fisiologi Hewan mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit. System pencernaan secara intrasululer merupkan system pencernaaan yang terjadi secara aman di dalam suatu kompratemen yang terbungkus oleh membran dimana vakuola makanan menyatu dengan lisosom yang merupakan organel yang mengadung enzim hidrolitik sehingga makanan tercampur dengan enzim. Sedangkan pencernaan secara ektraseluler adalah perombakan makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di dalam kopartemen yang berhubungan, melalui saluran-saluran, dengan bagian tubuh luar. Pencernaan intraseluler pada Paramecium Pencernaan ekstra seluler pada Hidra a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah 6|Makalah Fisiologi Hewan Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim – enzim yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daundaunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus. b. Sistem Pencernaan Pada Serangga Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai anus. Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel. 7|Makalah Fisiologi Hewan 2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). System pencernaan pada hewan vertebrata umumnya terjadi secara ekstraseluler. a. Sistem Pencernaan Pada Ikan Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah yang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah itu tidak dapat digunakan seperti lidah pada hewan lainnya karena tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yangberukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin. 8|Makalah Fisiologi Hewan b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi: 1) rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa, 2) esofagus; berupa saluran pendek, 3) ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus, 4) intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. 5) Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan 6) kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine. 9|Makalah Fisiologi Hewan Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). Pancreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum. c. Sistem Pencernaan Pada Reptil Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi: 1) rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masingmasing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. 2) esofagus (kerongkongan) 3) ventrikulus(lambung) 4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. 10 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir) dan berwarna kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan. d. Sistem Pencernaan Pada Aves Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas: 1) paruh: merupakan modifikasi dari gigi 2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk, 3) faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat. 4) lambung terdiri atas: a. Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. b. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”, 11 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n 5) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu. e. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia) Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain. Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasums (perut masam). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7- 8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia. Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang 12 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metana (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif. Perbedaan antara pencernaan pada hewan herbivore dan karnivora, antara lain: 13 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n Meskipun kedua mamalia ini hampir sama ukurannya, usus halus koala jauh lebih panjang. Suatu adaptasi untuk meningkatkan pengolahan dan eukaliptus yang berserat dan kurang protein, sumber hampir semua makanan dan air bagi koala. Pengunyahan secara ekstensif akan mencincang daun-daun itu menjadi potongan-potongan kecil yang meningkatkan pemaparan makanan ituke getah pencernaan. Sekum koala panjangnya sekitar 2 meter, merupakan yang terpanjang di antara hewan-hewan yang berukuran sama, berfungsi sebagai ruangan fermentasi di mana bakteri simbiotik mengubah daun-daun yang telah di jarang itu menjadi makanan yang lebih bergizi. Panjang saluran penceraan coyote yang lebih pendek sudah cukup untuk mencerna daging dan menyarap nutrein dari jenis makanan ini. 2.7 Metabolisme Sistem Pencernaan Makanan 1. Pencernaan Karbohidrat Setelah makanan yang dihaluskan melalui empedal ke lengkukan duodenal maka getah pankreatik dikeluarkan dari pankreas ke dalam lekukan duodenal. Pada waktu yang bersamaan, garam empedu alkalis yang dihasilkan dalam hati dan disimpan dalam kantong empedu dikeluarkan pula ke dalam lekukan duodenal. Garam empedu menetralisir keasaman isi usus di daerah tersebut dan menghasilkan keadaan yang alkalis. Tiga macam enzim pencernaan dikeluarkan ke dalam getah pankreas. Salah satu diantaranya adalah amilase yang memecah pati kedalam disakharida dan gula-gula kompleks. Apabila makanan melalui usus kecil maka sukrase dan enzim-enzim yang memecah gula lainnya yang dikeluarkan di daerah ini selanjutnya menghidrolisis atau mencerna senyawa-senyawa gula ke dalam gula-gula sederhana, terutama glukosa. Gula-gula sederhana adalah hasil akhir dari pencernaan karbohidrat. Pati dan gula mudah dicerna oleh unggas sedangkan pentosan dan serat kasar sulit dicerna. Saluran pencernaan pada unggas adalah sedemikian pendeknya dan perjalanan makanan yang melalui saluran tersebut begitu cepatnya sehingga jasad renik mempunyai waktu sedikit untuk mengerjakan karbohidrat yang kompleks. 2. Pencernaan Lemak 14 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n Garam-garam empedu hati mengemulsikan lemak dalam lekukan duodenal. Lemak berbentuk emulsi tersebut kemudian dipecah ke dalam asam lemak dan giserol oleh enzim lipase, suatu hasil getah pankreas. Zat-zat tersebut merupakan hasil akhir pencernaan lemak. 3. Pencernaan Protein Pada waktu bahan makanan dihaluskan dan dicampur di dalam empedal, campuranpepsin hidrokhlorik memecah sebagian protein ke dalam bagianbagian yang lebih sederhana seperti proteosa dan pepton. Pada saat lemak dan karbohidrat dicerna dalam lekukan duodenal maka tripsin getah pankreas memecah sebagian proteosa dan pepton ke dalam hasil-hasil yang lebih sederhana, yaitu asam-asam amino. Erepsin yang dikeluarkan ke dalam usus halus melengkapi pencernaan hasil pemecahan protein ke dalam asam-asam amino. Zat-zat tersebut merupakan hasil akhir pencernaan protein. 4. Pencernaan Zat-zat Mineral dan Vitamin Zat-zat mineral dalam saluran pencernaan dilarutkan, bukan dicerna. Sebagian besar zat mineral tersebut berubah dari bentuk padat ke bentuk cair di dalam empedal. Kulit kerang dan grit misalnya dilarutkan di bagian tersebut. Pencernaan dan metabolisme vitamin dalam tubuh belum banyak dapat diketahui. Karoten, “prekursor” vitamin A, dirubah ke dalam vitamin A dalam tubuhnya dapat membantu vitamin C dari bagian-bagian makanan yang ditelan, Kholesterol dalam tubuh dirubah ke dalam vitamin D karena penyinaran sinar matahari atau sinar ultraviolet. 5. Penyerapan dan Assimilasi Zat-zat makanan yang dicerna masuk melalui dinding-dinding usus ke dalam peredaran darah. Sebagian besar penyerapan sangat dipertinggi dengan adanya villi yang tidak terhitung jumlahnya. Zat-zat makanan yang tercerna dalam bentuk gula sederhana, asam-asam amino dan zatzat mineral yang larut, masuk melalui permukaan dinding usus kedalam kapiler-kapiler darah. Cara bagaimana zat-zat tersebut masuk melalui dinding usus belum banyak 15 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n diketahui. Lemak yang dicerna masuk melalui dinding usus ke dalam cairan yang menyerupai susu sistema limfatik. Di sini zat-zat tersebut membentuk lemak netral. Lemak dalam limfa lebih banyak merupakan lemak tubuh daripada sebagai lemak yang diperoleh dari bahan makanan. Lemak bergerak bersama-sama limfa dan memasuki aliran darah vena dekat jantung. 6. Pengangkutan Zat-zat Makanan Zat-zat makanan yang telah dicerna setelah masuk ke peredaran darah melalui kapilerkapiler dalam dinding usus dikumpulkan di dalam vena porta. Vena porta tersebut mengangkut darah dan zat-zat makanan yang telah diserap ke hati dalam perjalanannya ke jantung. Setelah makanan yang dicerna masuk melalui kapiler-kapiler hati, sebagian besar glukosa dirubah kedalam glikogen untuk disimpan di dalam hati dan otot. Sebagian asam-asam amino dan hasil-hasil zat yang mengandung nitrogen dan metabolism jaringan mengalami deaminasi pada waktu zat-zat tersebut melalui hati. Bagian-bagian karbohidrat dapat digunakan untuk panas dan kegunaan-kegunaan energi dan bagian zat yang mengandung nitrogen diangkut ke ginjal untuk disingkirkan. Hati memindahkan pula sebagian lemak dan aliran darah untuk disimpan. Hal tersebut dapat dilihat pada hati yang berwarna pucat kekuning-kuningan dari ayam yang gemuk dan anak ayam yang baru menetas. Kotoran-kotoran yang terserap dan saluran pencernaan ke dalam peredaran darah diambil oleh sel-sel hati pada waktu darah masuk melalui kapilerkapiler hati. Bila racun ikut terserap maka konsentrasi racun yang tinggi tersebut biasanya terdapat pada hati. Darah yang membawa zat-zat makanan yang telah dicerna meninggalkan hati dengan perantaraan vena hepatika menuju ke jantung. Darah tersebut melanjutkan perjalanannya dari jantung ke paru-paru untuk melepaskan karbondioksida dan air dan mengambil oksigen. Darah kembali dari paruparu ke jantung untuk kemudian dialirkan melalui arteri-arteri ke seluruh jaringan tubuh. 16 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n Zat-zat makanan yang telah dicerna mengalir ke kapiler-kapiler ke limfa yang membasahi sel-sel jaringan. Limfa berguna sebagai medium pertukaran antara kapiler-kapiler dan sel-sel jaringan. Limfa tersebut memgangkut makanan yang telah dicerna ke sel dan mengangkut sisa-sisa makanan dari sel. 17 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Pencernaan merupakan proses penghancuran atau perubahan suatu zat makanan dari yang kompleks menjadi sederhana akibat adanya gerakan atau di bantu oleh enzim, agar lebih mudah di serap oleh tubuh. 2. Organ pada sistem pencernaan terdiri dari mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Selain itu, juga terdapat kelenjarkelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hepar, dan pancreas. 3. Pencernaan (digestion) adalah proses perubahan bahan makanan yang komplek menjadi senyawa-senyawa sederahana oleh enzim dalam tubuh. fungsi dari pencernaan adalah untuk mempermudah penyerapan sari-sari makanan yang di butuhkan oleh tubuh. Pencernaan di bagi menjadi dua macam, yaitu pencernaan mekanik adalah pencernaan yang dilakukan secara mekanik yaitu dengan bantuan gigi dimulut serta gerak peristalsik di lambung dan usus, dan Pencernaan kimia yaitu pencernaan yang dilakukan/dengan bantuan zat kimia berupa enzim. Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Sedangkan pada hewan vertebrata di lakukan secara ekstrasel. Pada umumnya system pencernaan hewan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. 4. Metabolism system pencernaan makanan terdapat pencernaan karbohidrat, pencernaan lemak, pencernaan protein, pencernaan zat-zat mineral dan vitamin, penyerapan dan assimilasi, dan pengangkutan zat-zat makanan. 3.2 Saran Mekanisme pencernaan pada tiap golongan hewan tentunya berbeda. Hal ini ditentukan oleh spesifikasi dari hewan tersebut. Maka, menjadi sebuah kesyukuran bagi kita untuk mempelajari kekhasan pada setiapnya. 18 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n DAFTAR PUSTAKA Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga. Campbell, Neil A. dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga Campbell, Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 8. Jakarta : Erlangga Djuhanda, Tatang. 1984. Analisa Struktur Vertebrata Jilid 2. Bandung : Armico Kusuma, Candra. 2006. Kamus Lengkap Biologi. Surabaya: fajar Mulya. Saktiyono. 2006. IPA Biologi Jilid 2. Jakarta : ESIS Ville. 1988. Zoologi Umum Jilid 1. Jakarta : Erlangga 19 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n