Uploaded by dewifatmawati213

1. MAKALAH FISIOLOGI HEWAN (Sistem Pencernaan)

advertisement
MAKALAH FISIOLOGI HEWAN
SISTEM PENCERNAAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan yang diampu oleh
Drs. Nurwidodo, M.Kes
Disusun oleh:
Kelompok 1
Melinda Harahap
Siti Hotijah
Dita Ayudia
(201510070311008)
(201510070311014)
(201510070311043)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSEITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
i|Makalah Fisiologi Hewan
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang
Fisiologi Hewan yang berjudul “ Sistem Pencernaan ” ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun sebagai tugas semester IV oleh setiap kelompok mahasiswa
yang telah diberikan oleh dosen. Penulisan dan penyusunan makalah ini
merupakan serangkaian aktivitas terpadu dan komprehensif dalam mencapai
sasaran pembelajaran agar tercapai secara maksimal dan optimal.
Penulisan Makalah Fisiologi Hewan “Sistem Pencernaan ” ini tentu saja
masih ditemukan beberapa kekurangan dan kelemahan. Semoga bermanfaat dan
saya ucapkan terimakasih.
.
Malang, 20 Februari 2017
Penyusun
ii | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1 Pengertian Pencernaan .................................................................................. 2
2.2 Fungsi Pencernaan ........................................................................................ 2
2.3 Macam Pencernaan ....................................................................................... 2
2.4 Organ Pada Sistem Pencernaan ..................................................................... 2
2.5 Kelenjar Digesti (Glandula Digestoria) ......................................................... 4
2.6 Sistem Pencernaan Makanan ......................................................................... 5
2.7 Metabolisme Sistem Pencernaan Makanan ................................................. 14
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18
3.1
Kesimpulan ............................................................................................. 18
3.2
Saran ....................................................................................................... 18
iii | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan dan memiliki system
pencernaan sesuai denga kebutuhan hidupnya. Makanan di butuhkan mahluk
hidup untuk tetap bertahan hidup dan untuk melanjutkan keturunan. Makanan
setiap jenis mahluk hidup berbeda-beda, dari bahan organic maupun non
organic, seperti planton ataupun unsure hara. Oleh karena itu mahluk hidup
ada yang dapat membut makanannya sendiri (autrotof) seperti tumbuhan hijau
dan euglena, dan ada yang tidak bisa membuat makanannya sendiri(heterotof)
seperti manusia dan hewan.
Sebagian besar hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri, sehingga
ada yang di sebut dengan hewan pemakan tumbuhan(herbivora), hewan
pemakan daging(karnivora), dan hewan pemakan daging dan
tumbuhan(omnivora). Berdasarkan hal tersebut system pencernaan makanan
pada hewan pun berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan dan tempat hidupnya.
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai makanan dan system
pencernan makanan pada hewan, fungsi pencernaan, macam-macam
pencernaan, dan membahas mengenai arti atau definisi dari pencernaan itu
sendiri. Mengapa hal tersebut perlu untuk di bahas dan di ketahui? Karena hal
tesebut sangatlah dekat dengan lingkungan kita bahkan diri kita sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja organ sistem pencernaan pada hewan?
2. Bagaimana fungsi sistem pencernaan dalam tubuh hewan?
3. Bagaimana kinerja sistem pencernaan pada hewan?
4. Bagaimana metaboloisme sistem pencernaan dalam tubuh hewan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui organ sistem pencernaan pada hewan.
2. Untuk memahami fungsi sistem pencernaan dalam tubuh hewan.
3. Untuk memahami kinerja sistem pencernaan dalam tubuh.
4. Untuk mengetahui metabolism sistem pencernaan dalam tubuh hewan.
1|Makalah Fisiologi Hewan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencernaan
Pencernaan (digestion) adalah proses perubahan bahan makanan yang
komplek menjadi senyawa-senyawa sederahana oleh enzim dalam tubuh”(
Kusuma 2006:367). Dengan demikian pencernaan merupakan proses
penghancuran atau perubahan suatu zat makanan dari yang kompleks menjadi
sederhana akibat adanya gerakan atau di bantu oleh enzim, agar lebih mudah di
serap oleh tubuh.
2.2 Fungsi Pencernaan
Sesuai dengan definisi pencernaan, fungsi dari pencernaan adalah untuk
mempermudah penyerapan sari-sari makanan yang di butuhkan oleh tubuh.
Karena dalam hal ini hewan tidak dapat membut makanan sendiri sehingga untuk
mendapatkan zat yang di butuhkan oleh tubuh harus melalui system pencernaan
agar dapat di serap dan di gunakan oleh tubuh.
2.3
Macam Pencernaan
Pencernaan di bagi menjadi dua macam, yaitu pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi. Kedua pencernaan tersebut biasa terjadi pada hewan
mamalia seperti hewan pemamah biak(ruminansia, reptile, dan lain-lain).
a) Mekanik
Sesuai namanya, sistem pencernaan makanan mekanis ini dilakukan dengan
suatu mekanika/gerakan tertentu. Pencernaan semacam ini paling banyak
terjadi di dalam rongga mulut, di mana makanan yang masuk harus
dihancurkan dahulu (dikunyah) agar prosespencernaan selanjutnya bisa lebih
mudah. Sistem pencernaan makanan mekanik tak hanya terjadi di mulut.
Beberapa bagian/organ tubuh juga melakukan suatu mekanika yang disebut
gerakan peristaltik. Gerak Peristaltik adalah gerakan otot-otot organ untuk
menelan/menarik agar makanan bisa mengalir memasuki organ tersebut.
Biasanya terjadi pada kerongkongan dan usus.
b) Kimiawi
Bila pencernaan mekanik adalah pencernaan dengan gerakan, sistem
pencernaan yang satu ini lebih kepada proses kimiawi, yaitu proses
pencernaan yang membutuhkan zat-zat kimia untuk menghancurkan
makanan maupun mengurai zat-zat penting yang ada dalam makanan. Zat
kimia yang dimaksud adalah asam maupun suatu enzim dalam tubuh yang
membantu pencernaah. Proses kimiawi ini contohnya proses pencernaan
yang terjadi pada lambung dan usus.
2.4 Organ Pada Sistem Pencernaan
Organ digesti tersusun atas:
2|Makalah Fisiologi Hewan
1. Mulut (rongga mulut)
Di rongga mulut terdapat gigi (gerigi) yang berfungsi untuk
menyobek, mengunyah zat-zat makanan secara mekanis sehingga menjadi
zat-zat yang lebih kecil dan memudahkan bekerjanya enzim pencernaan.
Di rongga mulut terdapat bibir, lidah dan palatum (langit-langit) untuk
membantu penguyahan zat makanan,dan penelanan zat makanan. Di
rongga mulut terdapat muara kelenjar air liur (saliva) yang mengandung
enzim ptyalin (amilase).
2. Faring (Pharynx)
Merupakan persilangan antara saluran makanan dan saluran udara.
Epiglotis berperan sebagai pengatur (klep) kedua saluran tersebut. Pada
saat menelan makanan saluran udara ditutup oleh epiglotis dan sebaliknya
jika sedang menghirup nafas.
3. Esofagus (kerongkongan)
Sebagai saluran panjang berotot (muskuler) yang menghubungkan
rongga mulut dengan lambung. Pada batas antara esophagus dengan
lambung terdapat sphincter esophagii yang berfungsi mengatur agar
makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke
esophagus.
4. Gastrium (lambung)
Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan
asam lambung, lendir dan pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung
kelenjar pencernaan. Kelenjar pada bagian pilorika dan kardiaka
menghasilkan lendir.
Kelenjar pada fundus terdapat sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan
HCl, dan chief cell menghasilkan pepsinogen. Proses digesti di lambung
meliputi:
1) Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan
karbohidrat.
2) Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk bubur
makanan (chyme).
Dengan mekanisme dorongan dari otot lambung chyme menuju ke usus dua
belas jari (duodenum).
5. Intestinum tenue (usus halus)
Usus halus dibedakan menjadi 3 bagian: duodenum, jejunum, dan
ileum.
a) Duodenum
Pada duodenum terdapat muara dari duktus koledokus dan
duktus pankreatikus. Cairan empedu dari kantung empedu
dikeluarkan lewat duktus koledokus. Cairan pankreas lewat duktus
pankreatikus. Cairan pankreas mengandung enzim lipase, amylase,
trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase untuk memecah lemak
(setelah diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan
3|Makalah Fisiologi Hewan
gliserol. Amylase untuk memecah amilum menjadi sakarida
sederhana.
b) Jejunum
Jejunum merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses
penyerapan (absorpsi) zat-zat makanan meliputi; difusi, osmosis, dan
transpor aktif.
1) Monosakrida dan asam amino melalui mekanisme difusi fasilitasi.
2) Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa.
3) Vitamin melalui mekanisme difusi biasa.
4) Air melalui mekanisme difusi dan osmose.
5) Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi, dan transport
aktif.
c) Ileum
Absorpsi melalui villi usus.
6. Intestinum crassum (usus besar)
Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Caecum berupa kantung
kantung dengan pita (taenia) dan haustra. Colon dapat dibedakan menjadi
colon ascenden (naik), transversal (mendatar), descenden (turun). Usus
besar merupakan tempat untuk absorpsi air dan mineral yang tidak terserap
di usus halus. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (E.
coli), menghasilkan gas, dan sintesis vit. K.
7. Rektum
Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses.
Setelah penuh terjadi perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding
rektum.
8. Anus
Anus merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur
pengeluaran zat sisa dari proses pencernaan.
2.5 Kelenjar Digesti (Glandula Digestoria)
1. Kelenjar saliva (ludah)
Kelenjar saliva terdiri atas 3 pasang:
1) Kelenjar parotid, terletak di depan telinga, muaranya pada gusi sebelah
atas.
2) Kelenjar mandibularis (submaksilaris) terletak di dekat mandibula
(rahang bawah), muaranya di bawah lidah.
3) Kelenjar sublingualis, terletak di dasar mulut, muaranya di bawah
lidah.
Pada kelenjar saliva terdapat 2 jenis sel yaitu: (1) Sel serosa,
mensekresikan cairan serous (encer) yang mengandung enzim ptyalin (amilase).
Amilase berperan mengubah amilum menjadi sakarida sederhana. (2) Sel
mukosa, mensekresikan lendir.
4|Makalah Fisiologi Hewan
2. Hati (Hepar)
Hepar tersusun atas sel-sel hati yang disebut hepatosit dan membagi
hepar dalam lobi-lobi. Lobulus hati berbentuk heksagonal, sel-sel parenkim
hepar tersusun secara radier (menjari) dengan vena sentralis terletak di tengah.
Sel-sel ini berbentuk poligonal, sitoplasma granulair dengan tetes-tetes
glikogen. Sel hati berperan menghasilkan empedu sebagai hasil ekskresi dan
sekresi. Ekskresi karena mengandung pigmen empedu yang selanjutnya
dikeluarkan lewat feses dan urine. Sekresi karena mengandung garam empedu
untuk mengemulsifikasikan lemak makanan. Garam empedu disintesis dari
kolesterol dan asam amino. Berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan
(surfaktan) butir lemak makanan. Pigmen empedu yaitu bilirubin dan biliverdin
berasal dari degradasi hemoglobin. Bilirubin selajutnya diubah menjadi
urobilinogen yag dikeluarkan melalui feses dan urine.
3. Pankreas
Pankreas dapat dibedakan menjadi bagian eksokrin dan endokrin Bagian
eksokrin oleh sel-sel acini pankreas berfungsi menghasilkan cairan pencernaan
(enzim pencernaan). Bagian endokrin sel-sel Islet Langerhans berfungsi
menghasilkan hormon. Regulasi sekresi enzim pencernaan pada usus halus
bermula dari asam lambung yang menuju ke duodenum, selanjutnya
merangsang sekresi hormon sekretin oleh mukosa duodenal. Sekretin
merangsang
1) Asini pankreas (bagian eksokrin) untuk mensekresikan cairan pankreas yang
bersifat alkalis (basa) untuk menetralkan asam lambung.
2) Pada saat yang sama chyme merangsang pelepasan hormon pankreosimin
dari
muksa duodenum untuk mempengaruhi pankreas mensekrsikan enzim
digesti.
Cairan pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan berikut ini:
1) Protease pankreas terdiri atas trypsinogen, dan chemotrypsinogen
2) Amylase pankreas, untuk memecah amilum menjadi sakarida sederhana.
3) Lipase pankreas, untuk memecah lemak (setelah diemulsifikasikan oleh
empedu) menjadi asam lemak dan gliserol.
4) Bikarbonat (NaHO3).
2.6 Sistem Pencernaan Makanan
1. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara
intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan
dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga
gastrovaskuler. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola
makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit
seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki
5|Makalah Fisiologi Hewan
mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui
kulit. System pencernaan secara intrasululer merupkan system pencernaaan yang
terjadi secara aman di dalam suatu kompratemen yang terbungkus oleh membran
dimana vakuola makanan menyatu dengan lisosom yang merupakan organel yang
mengadung enzim hidrolitik sehingga makanan tercampur dengan enzim.
Sedangkan pencernaan secara ektraseluler adalah perombakan makanan di luar
sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di dalam kopartemen yang berhubungan,
melalui saluran-saluran, dengan bagian tubuh luar.
Pencernaan intraseluler pada Paramecium
Pencernaan ekstra seluler pada Hidra
a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah
6|Makalah Fisiologi Hewan
Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing
tanah memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung,
usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim – enzim yang dikeluarkan
oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daundaunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna
senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap
oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
b. Sistem Pencernaan Pada Serangga
Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan
makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus
sampai anus. Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.
7|Makalah Fisiologi Hewan
2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan
(tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). System
pencernaan pada hewan vertebrata umumnya terjadi secara ekstraseluler.
a. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di
dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham
bawah dan lidah yang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah itu tidak dapat
digunakan seperti lidah pada hewan lainnya karena tidak dapat digerakan serta
banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari
rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di
daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang
insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan
makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar,
tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan
buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan
masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus
bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas.
Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan,
terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak
tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah
punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung
empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk
bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara
pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan
disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yangberukuran
mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan
enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.
8|Makalah Fisiologi Hewan
b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan,
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi
adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara
berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1) rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah
untuk menangkap mangsa,
2) esofagus; berupa saluran pendek,
3) ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi
lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya
esofagus dan lubang keluar menuju usus,
4) intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5) Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
6) kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi, dan urine.
9|Makalah Fisiologi Hewan
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati
berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua
lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung
empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat
diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). Pancreas berfungsi
menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
c. Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada
reptil meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya
karnivora (pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil
meliputi:
1) rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah,
masingmasing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel
pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut
juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang
dua.
2) esofagus (kerongkongan)
3) ventrikulus(lambung)
4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
10 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan
pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir) dan berwarna
kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas
berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.
d. Sistem Pencernaan Pada Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil,
dan buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) paruh: merupakan modifikasi dari gigi
2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk,
3) faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada
bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan
yang dapat diisi dengan cepat.
4) lambung terdiri atas:
a. Proventrikulus
(lambung
kelenjar):
banyak
menghasilkan
enzim
pencernaan, dinding ototnya tipis.
b. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada
burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama
makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai "
hen’s teeth”,
11 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
5) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Kelenjar
pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung
merpati tidak terdapat kantung empedu.
e. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)
Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau
disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan
pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak
mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga
sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain. Perbedaan
sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi,
yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah
rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia
terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen
(perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasums (perut
masam). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan
alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan
abomasums 7- 8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot
spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada
hewan ruminansia.
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai
struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses
fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang
12 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif
fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut
lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum.
Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan
sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri
selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis
mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping
itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metana (CH4), sehingga dapat dipakai
dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.
Perbedaan antara pencernaan pada hewan herbivore dan karnivora, antara lain:
13 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
Meskipun kedua mamalia ini hampir sama ukurannya, usus halus koala
jauh lebih panjang. Suatu adaptasi untuk meningkatkan pengolahan dan eukaliptus
yang berserat dan kurang protein, sumber hampir semua makanan dan air bagi
koala. Pengunyahan secara ekstensif akan mencincang daun-daun itu menjadi
potongan-potongan kecil yang meningkatkan pemaparan makanan ituke getah
pencernaan. Sekum koala panjangnya sekitar 2 meter, merupakan yang
terpanjang di antara hewan-hewan yang berukuran sama, berfungsi sebagai
ruangan fermentasi di mana bakteri simbiotik mengubah daun-daun yang telah di
jarang itu menjadi makanan yang lebih bergizi. Panjang saluran penceraan coyote
yang lebih pendek sudah cukup untuk mencerna daging dan menyarap nutrein dari
jenis makanan ini.
2.7 Metabolisme Sistem Pencernaan Makanan
1. Pencernaan Karbohidrat
Setelah makanan yang dihaluskan melalui empedal ke lengkukan duodenal
maka getah pankreatik dikeluarkan dari pankreas ke dalam lekukan duodenal.
Pada waktu yang bersamaan, garam empedu alkalis yang dihasilkan dalam
hati dan disimpan dalam kantong empedu dikeluarkan pula ke dalam lekukan
duodenal. Garam empedu menetralisir keasaman isi usus di daerah tersebut
dan menghasilkan keadaan yang alkalis. Tiga macam enzim pencernaan
dikeluarkan ke dalam getah pankreas. Salah satu diantaranya adalah amilase
yang memecah pati kedalam disakharida dan gula-gula kompleks. Apabila
makanan melalui usus kecil maka sukrase dan enzim-enzim yang memecah
gula lainnya yang dikeluarkan di daerah ini selanjutnya menghidrolisis atau
mencerna senyawa-senyawa gula ke dalam gula-gula sederhana, terutama
glukosa.
Gula-gula sederhana adalah hasil akhir dari pencernaan karbohidrat. Pati dan
gula mudah dicerna oleh unggas sedangkan pentosan dan serat kasar sulit
dicerna. Saluran pencernaan pada unggas adalah sedemikian pendeknya dan
perjalanan makanan yang melalui saluran tersebut begitu cepatnya sehingga
jasad renik mempunyai waktu sedikit untuk mengerjakan karbohidrat yang
kompleks.
2. Pencernaan Lemak
14 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
Garam-garam empedu hati mengemulsikan lemak dalam lekukan duodenal.
Lemak berbentuk emulsi tersebut kemudian dipecah ke dalam asam lemak
dan giserol oleh enzim lipase, suatu hasil getah pankreas. Zat-zat tersebut
merupakan hasil akhir pencernaan lemak.
3. Pencernaan Protein
Pada waktu bahan makanan dihaluskan dan dicampur di dalam empedal,
campuranpepsin hidrokhlorik memecah sebagian protein ke dalam bagianbagian yang lebih sederhana seperti proteosa dan pepton. Pada saat lemak dan
karbohidrat dicerna dalam lekukan duodenal maka tripsin getah pankreas
memecah sebagian proteosa dan pepton ke dalam hasil-hasil yang lebih
sederhana, yaitu asam-asam amino. Erepsin yang dikeluarkan ke dalam usus
halus melengkapi pencernaan hasil pemecahan protein ke dalam asam-asam
amino. Zat-zat tersebut merupakan hasil akhir pencernaan protein.
4. Pencernaan Zat-zat Mineral dan Vitamin
Zat-zat mineral dalam saluran pencernaan dilarutkan, bukan dicerna.
Sebagian besar zat mineral tersebut berubah dari bentuk padat ke bentuk cair
di dalam empedal. Kulit kerang dan grit misalnya dilarutkan di bagian
tersebut. Pencernaan dan metabolisme vitamin dalam tubuh belum banyak
dapat diketahui.
Karoten, “prekursor” vitamin A, dirubah ke dalam vitamin A dalam
tubuhnya dapat membantu vitamin C dari bagian-bagian makanan yang
ditelan, Kholesterol dalam tubuh dirubah ke dalam vitamin D karena
penyinaran sinar matahari atau sinar ultraviolet.
5. Penyerapan dan Assimilasi
Zat-zat makanan yang dicerna masuk melalui dinding-dinding usus ke
dalam peredaran darah. Sebagian besar penyerapan sangat dipertinggi dengan
adanya villi yang tidak terhitung jumlahnya. Zat-zat makanan yang tercerna
dalam bentuk gula sederhana, asam-asam amino dan zatzat mineral yang
larut, masuk melalui permukaan dinding usus kedalam kapiler-kapiler darah.
Cara bagaimana zat-zat tersebut masuk melalui dinding usus belum banyak
15 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
diketahui. Lemak yang dicerna masuk melalui dinding usus ke dalam cairan
yang menyerupai susu sistema limfatik. Di sini zat-zat tersebut membentuk
lemak netral.
Lemak dalam limfa lebih banyak merupakan lemak tubuh daripada sebagai
lemak yang diperoleh dari bahan makanan. Lemak bergerak bersama-sama
limfa dan memasuki aliran darah vena dekat jantung.
6. Pengangkutan Zat-zat Makanan
Zat-zat makanan yang telah dicerna setelah masuk ke peredaran darah
melalui kapilerkapiler dalam dinding usus dikumpulkan di dalam vena
porta. Vena porta tersebut mengangkut darah dan zat-zat makanan yang
telah diserap ke hati dalam perjalanannya ke jantung.
Setelah makanan yang dicerna masuk melalui kapiler-kapiler hati, sebagian
besar glukosa dirubah kedalam glikogen untuk disimpan di dalam hati dan
otot. Sebagian asam-asam amino dan hasil-hasil zat yang mengandung
nitrogen dan metabolism jaringan mengalami deaminasi pada waktu zat-zat
tersebut melalui hati. Bagian-bagian karbohidrat dapat digunakan untuk
panas dan kegunaan-kegunaan energi dan bagian zat yang mengandung
nitrogen diangkut ke ginjal untuk disingkirkan. Hati memindahkan pula
sebagian lemak dan aliran darah untuk disimpan. Hal tersebut dapat dilihat
pada hati yang berwarna pucat kekuning-kuningan dari ayam yang gemuk
dan anak ayam yang baru menetas. Kotoran-kotoran yang terserap dan
saluran pencernaan ke dalam peredaran darah diambil oleh sel-sel hati pada
waktu darah masuk melalui kapilerkapiler hati. Bila racun ikut terserap
maka konsentrasi racun yang tinggi tersebut biasanya terdapat pada hati.
Darah yang membawa zat-zat makanan yang telah dicerna meninggalkan
hati dengan perantaraan vena hepatika menuju ke jantung. Darah tersebut
melanjutkan perjalanannya dari jantung ke paru-paru untuk melepaskan
karbondioksida dan air dan mengambil oksigen. Darah kembali dari paruparu ke jantung untuk kemudian dialirkan melalui arteri-arteri ke seluruh
jaringan tubuh.
16 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
Zat-zat makanan yang telah dicerna mengalir ke kapiler-kapiler ke limfa
yang membasahi sel-sel jaringan. Limfa berguna sebagai medium
pertukaran antara kapiler-kapiler dan sel-sel jaringan. Limfa tersebut
memgangkut makanan yang telah dicerna ke sel dan mengangkut sisa-sisa
makanan dari sel.
17 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pencernaan merupakan proses penghancuran atau perubahan suatu zat
makanan dari yang kompleks menjadi sederhana akibat adanya gerakan
atau di bantu oleh enzim, agar lebih mudah di serap oleh tubuh.
2. Organ pada sistem pencernaan terdiri dari mulut, esophagus, lambung,
usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Selain itu, juga terdapat kelenjarkelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hepar, dan pancreas.
3. Pencernaan (digestion) adalah proses perubahan bahan makanan yang
komplek menjadi senyawa-senyawa sederahana oleh enzim dalam tubuh.
fungsi dari pencernaan adalah untuk mempermudah penyerapan sari-sari
makanan yang di butuhkan oleh tubuh. Pencernaan di bagi menjadi dua
macam, yaitu pencernaan mekanik adalah pencernaan yang dilakukan
secara mekanik yaitu dengan bantuan gigi dimulut serta gerak peristalsik
di lambung dan usus, dan Pencernaan kimia yaitu pencernaan yang
dilakukan/dengan bantuan zat kimia berupa enzim. Sistem pencernaan
pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel, seperti pada
protozoa, porifera, dan Coelenterata. Sedangkan pada hewan vertebrata di
lakukan secara ekstrasel. Pada umumnya system pencernaan hewan terdiri
dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.
4. Metabolism system pencernaan makanan terdapat pencernaan karbohidrat,
pencernaan lemak, pencernaan protein, pencernaan zat-zat mineral dan
vitamin, penyerapan dan assimilasi, dan pengangkutan zat-zat makanan.
3.2 Saran
Mekanisme pencernaan pada tiap golongan hewan tentunya berbeda. Hal
ini ditentukan oleh spesifikasi dari hewan tersebut. Maka, menjadi sebuah
kesyukuran bagi kita untuk mempelajari kekhasan pada setiapnya.
18 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Campbell, Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 8. Jakarta : Erlangga
Djuhanda, Tatang. 1984. Analisa Struktur Vertebrata Jilid 2. Bandung : Armico
Kusuma, Candra. 2006. Kamus Lengkap Biologi. Surabaya: fajar Mulya.
Saktiyono. 2006. IPA Biologi Jilid 2. Jakarta : ESIS
Ville. 1988. Zoologi Umum Jilid 1. Jakarta : Erlangga
19 | M a k a l a h F i s i o l o g i H e w a n
Download