Uploaded by User69394

SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN

advertisement
Dr. novrina
[email protected]





Sistem Bilangan
Konversi Sistem Bilangan
Operasi Aritmatik pada Sistem Bilangan
Bilangan Biner Bertanda
Pengkodean
Biner
( 0 dan 1)
Desimal
( 0 – 9)
Oktal
( 0 – 7)
Heksadesimal
( 0 – 9, A - F)
1. Basis X ke DESIMAL
 Bilangan bulat : bilangan tersebut dikalikan dengan
Xm (m : sesuai dengan nilai tempat/bobot).
Contoh : 1458 = ……..10
1458 = 1x82 + 4x81 + 5x80 = 64 + 32 + 5
= 10110
 Bilangan pecahan : bilangan tersebut dikalikan
dengan X-m (m: sesuai dengan nilai tempat/bobot).
Contoh : 0, 128 = ……..10
0,128 = 1 x 8-1 + 2 x 8-2
= 1/8 + 2/64 = 1/8 + 1/32 = 5/32
2. DESIMAL ke Basis X
Bilangan bulat : bilangan tersebut dibagi berulang
dengan basis X
Bilangan pecahan : bilangan tersebut dikalikan
dengan basisnya, dan berulang untuk hasil kali
pecahannya.
Contoh:
0,4375(10) = ……….. (2)
0,4375 x 2 = 0 sisa 0,8750
0,8750 x 2 = 1 sisa 0,7500
0,7500 x 2 = 1 sisa 0,5000
0,5000 x 2 = 1 sisa 0
Jadi  0,4375(10) = 0,0111 (2)
3. BASIS X ke BASIS Y
Bilangan tersebut diubah ke desimal (lihat no.
1) kemudian ubah desimal tersebut ke basis Y
(lihat no. 2).
ARITMATIKA FIXED POINT
Penjumlahan dan pengurangan Desimal
5,67
43,09
-------- +
48,76
137,12
10,09
-------- 127,03
Penjumlahan dan pengurangan Basis X
67(8)
35(8)
-------- +
124(8)
1101(2)
1001(2)
-------- +
10110(2)
A19(16)
53(16)
-------- 9C6(16)
ARITMATIKA FLOATING POINT
Penjumlahan dan pengurangan
0,63524 X 103
0,63215 X 103 +
---------------1,26739 X 103
0,11000 X 23
0,10100 X 22
---------------- +
0,126739 X 104
0,11000 X 23
0,01010 X 23
---------------- +
0,00010 X 23
Perkalian
(0,253 x 102) x (0,124 x 103) = (0,253) x (0,124) x 102+3 = 0,031 x 105 = 0,31 x 104
Bilangan biner bertanda terdiri dari:
 Magnitude – Sign
 Komplemen 1 (1st complement)
 Komplemen 2 (2nd complement)
Untuk ketiga bentuk bilangan biner bertanda,
bila bernilai positif, maka biarkan dibentuk
biner yang sebenarnya.
Tanda (sign digit) diletakkan pada posisi paling
kiri. “0” menandakan positif, “1” menandakan
negatif.
Contoh:
 Sign-magnitude untuk +9 dalam 8 bit:
+9 = 00001001
 Sign-magnitude untuk -9 dalam 8 bit:
+9 = 10001001
Kelemahan: tidak dapat digunakan untuk
penjumlahan biner
Bilangan komplemen 1:
Biner “0” menjadi “1”, biner “1” menjadi “0”
Contoh:
 Komplemen-1 untuk +9 dalam 8 bit:
+9 = 00001001
 Komplemen-1 untuk -9 dalam 8 bit:
-9 = 11110110
Bilangan ini banyak digunakan dalam sistem komputer
untuk memproses persamaan aritmetika dan bilangan
biner
 Bentuk ini lebih mudah membedakan bilangan biner
positif dan negatif
 Kelebihan: proses penjumlahan dan pengurangan dapat
dilakukan baik pada bilangan positif dan negatif.

Cara mengubah ke komplemen 2:
 Ubah ke bentuk komplemen-1
 Komplemen-1 di tambahkan 1
Contoh:
Komplemen-2 dari +9 dalam 8 bit:
+9 = 00001001
 Komplemen-2 dari -9 dalam 8 bit:
Biner: 00001001
Komplemen-1 : 11110110
Komplemen-2 : 11110110
1+
11110111


Konversikan bentuk komplemen-2 11110111
ke bentuk desimal:
 Komplemen-2: 11110111
 Komplemen-1: 10001000
1
------------- +
Biner :
10001001
Desimal : -9

Konversikan +3510 dan - 3510 ke :
 Magnitude-sign
 komplemen-1
 komplemen-2
Konversikan komplemen-2 11011101 ke bentuk
desimal
Hitunglah dalam komplemen-2
 -210 + 110
Jawab:
1110 + 0001 = 1111 = -110
 -610 + 610
Jawab:
1010 + 0110 = 10000 = 0000 = 010
Overflow diabaikan
Proses pengurangan dilakukan dengan
menjumlahkan bilangan dengan bilangan
komplemen-2.
Contoh:
Hitunglah
610 – 310 = 610 + (-3) 10 = 0110 + 1101 = 10011 =
0011 = 310
310 – 610 = 310 + (-6) 10 = 0011 + 1010 = 1101 = -310
Pada bilangan komplemen-2, overflow terjadi
jika penjumlahan dua buah bilangan dengan
tanda yang sama dapat menghasilkan bilangan
yang tandanya berbeda
Contoh:
Hitung 410 + 610 dalam 4 bit
0100 + 0110 = 1010 = -610  akibat overflow
Jika perhitungan dilakukan dalam 5 bit
(pelebaran 1 bit):
00100 + 00110 = 01010 = 1010
Ketika bilangan komplemen-2 diperlebar 1 atau
beberapa bit, bit tanda harus disalin ke dalam
posisi bit msb. Proses ini disebut penambahan
tanda (sign extention).
Contoh:
 3 dan -3 dalam 4 bit  0011 dan 1101
 Bila 3 dan -3 diperlebar dalam 7 bit maka:
0000011 dan 1111101






BCD (Binary Code Decimal)
BCO (Binary Code Octal)
BCH (Binary Code Hexadecimal)
Kode Gray
Kode Ekses-3
Kode ASCII
Kode BCD menggunakan desimal yang
berkode biner.
 Kode BCD menggunakan 4 bit (1 nibble)
untuk merepresentasikan setiap digit desimal
dari 0 sampai 9
 BCD hanya kode dalam bentuk biner yang
merepresentasikan nilai yang sesungguhnya
 Kode umumnya adalah BCD8421

Desimal
Biner
BCD
0
0
0000
1
1
0001
2
10
0010
3
11
0011
4
100
0100
5
101
0101
6
110
0110
7
111
0111
8
1000
1000
9
1001
1001
10
1010
0001 0000
11
1011
0001 0001
12
1100
0001 0010
Contoh:
 684(10) = …… (BCD8421)

6 = 0110
8 = 1000
4 = 0100
Jadi 684(10) = 0110 1000 0100(BCD8421)
684(10) = …… (BCD5421)
6 = 1001
8 = 1011
4 = 0100
Jadi 684(10) = 1001 1011 0100(BCD5421)

Berapakah penjumlahan desimal 16 + 7
secara biner dan secara BCD?
Desimal
16
7
----23
Biner
BCD
10000
111
------10111
0001 0110
0111
------------0001 1101
Cara penyelesaian penjumlahan BCD
 Jika lebih dari desimal 9, maka ditambahkan 0110
atau 6
16
7
----23
0001 0110
0111
------------0001 1101
0110
-------------0010 0011
Berapa hasil penjumlahan 28 + 17 secara
BCD?
 Berapa hasil penjumlahan 349 + 57 secara
BCD?

Bilangan Oktal pada setiap tempat terdiri dari 8
bilangan yang berbeda-beda. Untuk 8 elemen
yang berbeda-beda diperlukan 3 bit. Sebuah
BCO mempunyai 3 bit biner untuk setiap
tempat bilangan Oktal
Contoh:
634(8) = 110 011 100  Biner Code Octal
6
3
4  Bilangan Oktal
Bilangan Heksadesimal pada setiap tempat terdiri dari
16 bilangan yang berbeda-beda (angka dan huruf).
Untuk 16 elemen yang berbeda-beda diperlukan 4 bit.
Sebuah BCH mempunyai 4 bit biner untuk setiap
tempat bilangan Heksadesimal
Contoh:
31AF(16) = 0011 0001 1010 1111  Biner Code Heksadesimal
3
1
A
F
Cara konversi biner ke Gray:
 Digit pertama biner sama dengan digit
pertama kode Gray
 Kemudian digit pertama biner ditambahkan
ke digit berikutnya untuk menentukan digit
Gray berikutnya sampai penambahan digit
terakhir
Contoh:
Berapakah kode gray dari 1010 bilangan biner?
Jawab:
Digit pertama Gray = Digit pertama biner = 1
Digit kedua Gray = 1 + 0 = 1
Digit ketiga Gray = 0 + 1 = 1
Digit keempat Gray = 1 + 0 = 1
Berarti 1010(2) = 1111 (Gray)
Cara konversi kode Gray ke biner
 Digit pertama Kode Gray sama dengan digit
pertama biner
 Digit kedua biner = digit pertama biner
ditambah digit kedua gray
 Digit ketiga biner = digit kedua biner
ditambah digit ketiga gray
Contoh:
Berapakah bilangan biner dari 1011 Kode Gray?
Jawab:
Digit pertama biner = digit pertama gray = 1
Digit kedua biner = 1 + 0 = 1
Digit ketiga biner = 1 + 1 = 0
Digit keempat biner = 0 + 1 = 1
Maka 1011(gray)= 1101(2)
Konversi desimal ke Ekses-3
Untuk mengkodekan bilangan desimal menjadi
kode ekses-3, maka setiap angka desimal tersebut
harus ditambah dengan 3 lalu diubah menjadi
bentuk biner
Contoh:
Berapa ekses-3 dari 7?
Jawab:
7 + 3 = 10
10  1010
7(10) = 1010 (xs-3)
Konversi Ekses-3 ke desimal
Setiap kelompok ekses-3 dikonversikan ke
desimal, kemudian kurangkan masing-masing
desimal dengan 3
Contoh:
Berapa bilangan desimal dari 1011 1010 (xs-3)
Jawab:
1011  11 dan 11 – 3 = 8
1010  10 dan 10 – 3 = 7
Jadi 1011 1010 (xs-3) = 87 (10)
Untuk penjumlahan kode ekses-3 ada 2 cara
penyelesaian:
1. Apabila hasil penjumlahan dua buah bilangan
desimal adalah 9 atau kurang, maka bilangan ekses3 harus dikurangkan dengan 0011
2. Apabila hasil penjumlahan dua buah bilangan
desimal lebih dari 9, maka terjadi bawaan dari satu
kelompok ke kelompok berikutnya sehingga
hasilnya untuk bilangan ekses-3 adalah dengan
menambahkan 0011 kepada kelompok yang
menghasilkan bawaan dan kurangkan 0011 kepada
kelompok yang tidak menghasilkan bawaan
Download