Uploaded by fachrurozy55

MAKALAH ASESSMEN PROBLEM SOLVING

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian penting dalam proses pembangunan
nasional. Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan”Pendidikan Nasional berfungsi
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuaan untuk
berkembangnya potensi pesert didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Di abad pengetahuan ini, isu mengenai perubahan paradigma pendidikan
telah gencar didengungkan, baik yang menyangkut konten maupun pedagogig.
Perubahan tersebut meliputi kurikulum, pembelajaran dan asesmen yang
komprehensif (Krulik dan Rudnik, 1996). Perubahan tersebut merekomendasikan
model Reasoning dan Problem Solving sebagai alternatif pembelajaran yang
konstruktif. Reasoning merupakan bagian berpikir yang berada di atas level
memanggil yang meliputi: Basic Thinking, Critical Thinking, dan Creative
Thinking.
Problem Solving adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan
jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki
sebelumnya dalam rangka memnuhi tuntutan situasi yang tak lumrah tersebut
(Krulik dan Rudnik, 1996). Problem solving merupakan kemampuan yang sangat
penting. Pada awal abad 20, peneliti dan praktisi memulai penelitian mengenai
pentingnya kemampuan problem solving. Dewey mengajukan argumen bahwa
instruktor problem solving harus mendorong peserta didik dengan memberikan
permasalahan yang harus diselesaikan melalui refleksi individu atau eksperimen.
Selain itu, peserta didik harus mampu mengakuisisi pengetahuan, kemudian
membuat pengetahuan ilmiah yang lebih khusus. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan PISA 2003 mengungkap fakta bahwa baik laki-laki maupun perempuan
1
secara sistematis memiliki kemampuan problem solving yang baik tidak
bergantung pada gender.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi problem solving menurut para ahli?
2. Apa tujuan problem solving?
3. Bagaimana tahapan problem solving?
4. Bagaimana cara menumbuhkan problem solving skill dari peserta didik?
5. Apa kelebihan dan kekurangan problem solving?
6. Bagaimana contoh instrumen yang dapat menumbuhkan problem solving?
C. Tujuan
1. Mendefinisikan problem solving berdasarkan pendapat para ahli para ahli.
2. Mengemukakan tujuan problem solving.
3. Menjabarkan tahapan problem solving.
4. Menjelaskan cara menumbuhkan problem solving skill dari peserta didik.
5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan problem solving.
6. Memberikan contoh instrumen yang dapat menumbuhkan problem solving.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Problem Solving menurut Para Ahli
Problem solving merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha –
usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. Menurut
Syaiful Bahri Djamara (2006: 103) bahwa :“ Metode problem solving bukan
hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir,
sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan”.
Metode problem solving dapat pula diartikan sebagai cara penyajian bahan
pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk
dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya
oleh peserta didik (N. Sudirman, 1987: 146). Menurut Gulo (2002: 111) problem
solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan
memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.
Senada dengan pendapat diatas Sanjaya (2006: 214) menyatakan pada
metode pemecahan masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi
juga bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
Problem solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah
(PBL). Menurut Arends (2008: 45) pembelajaran berdasarkan masalah merupakan
suatu pendekatan pembeljaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan
yang outentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.
Pada pembelajaran berbasis masalah peserta didik dituntut untuk melakukan
pemecahan masalah – masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi
sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan
yang ada. Solusi dari permasalahn tersebut tidak mutlak mepunyai satu jawaban
yang benar artinya peserta didik dituntut pula untuk belajar secara kritis. Peserta
3
didik diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat
hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di lingkungannya.
Menurut Garofalo dan Lester, pemecahan masalah mencakup proses
berpikir tingkat tinggi seperti proses visualisasi, asosiasi, abstraksi, manipulasi,
penalaran, analisis, sintesis, dan generaliris yang masing-masing perlu dikelola
secara terkoordinasi.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang
menghadapkan peserta didik pada persoalan yang harus dipecahkan atau
diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini peserta
didik harus melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap
masalah yangdiberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasi masalah,
mengembangakan hipotesis, mengumpulkan data, dan menganalisis informasi
informasi dan membuat kesimpulan.
B. Tujuan Problem Solving
Adapun tujuan dari problem solving antara lain:
1. Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan
kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi
peserta didik.
3. Potensi intelektual peserta didik meningkat.
4. Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui
proses penemuan.
C. Tahapan Problem Solving
Tahapan problem solving atau pemecahan masalah dapat dilakukan
melalui beberapa langkah. . Menurut pendapat Wiley John & Sons, Inc (1966:11)
terdapat empat tahapan dalam problem solving. Menurut Katharina (2012)
terdapat lima tahapan dalam problem solving. Problem solving menurut Dewey
dalam bukunya W.Gulo (2002 :115) dapat dilakukan melalui enam tahap.
4
Berdasarkan pendapat para ahli tahapan problem solving dapat diringkas sebagai
berikut.
1.
Menemukan Permasalahan
Problem solvers harus menentukan seputar akibat dan menggambarkan
langkah apa yang akan dipilih. Pertama problem solver harus meminimalisir bias
yang mungkin ditimbulkan. Tahap ini menuntut peserta didik untuk menyusun
info sebaik mungkin, meminimalisir bias terhadap apa yang dipilih.
2.
Identifikasi Permasalahan
Problem solver mengidentifikasi objek yang dipelajari dan menentukan
kendala dan penghalang yang mungkin menjadi penyebab permasalahan.
Brainstorming sangat dibutuhkan pada tahap ini, dengan tujuan mengelompokkan
aspek-aspek penting dari permasalahan kemudian menentukan asosiasi dan
hubungan. Terdapat dua cara yakni fleksibel dan fluency. Fleksibel adalah
konstruksi dari keragaman solusi. Fluency adalah konstruksi dari banyaknya
solusi yang ditawarkan. Cara efektif lain adalah memecah permasalahan menjadi
bagian-bagian kecil, dimana bisa jadi lebih terorganisir dan akan lebih mudah
diselesaikan.
3.
Merancang Beberapa Alternatif Hipotesis
Hipotesis adlah bagian terpenting dalam menyelesaikan permasalahan.
Studi yang dilakukan oleh Chi, Gaser, dan farr (1989) menemukan bahwa
fisikawan profesional menentukan hubungan antara konsep dan delevop, refine,
dan simulasi multipel test dari hipotesis. Untuk membangun hipotesis problem
solver harus mengakses prior knowledge dan menggunakan pengetahuan baru
(dari ahli dan sumber lain) untuk menggeneralisasi ide dan mengidentifikasi solusi
potensial. Setelah menentukan solusi yang berpotensi, problem solver harus
menentukan pilihan.
5
4.
Membuat Penilaian dan Keputusan mengenai Hipotesis yang akan
digunakan.
Problem solver harus mempertimbangkan kembali karakter dari tujuan
problem solving mereka dalam rangka memastikan apakah penyelesaian mereka
tetap pada jalur. Problem solver harus menghasilkan argumen-argumen
pendukung untuk mendukung pilihan mereka. Peneliti meyakini bahwa
scaffolding dapat meningkatkan kualitas dari argumen yang diajukan. Scaffolding
bisa juga jadi pilihan bagaimana menerapkan solusi yang dipilih.
5.
Evaluasi dan Pengujian Solusi
Ketika mencoba efisiensi dari solusi, problem solver harus menganalisis
dan acces hasil dan menjelaskan mengapa solusi bekerja atau tidak. Jika solusi
yang dipilih tidak berhasil atau kurang, problem solver harus memilih alternatif
lain dengan mempertimbangkan apa yang sudah di lakukan dan mengulangi
proses hingga solusi ditemukan.
Langkah-langkah Kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran menggunakan
metode Problem Solving menurut Arends (2012) dan Fogarty (1997):
Tahap
1.
Indikator
Kegiatan Guru
Orientasi siswa kepada masalah
Guru
menjelaskan
pembelajaran,
logistik
tujuan
menjelaskan
yang
diperlukan,
memotivasi siswa terlibat aktif
dan
kreatif
pemecahan
dalam
masalah
aktivitas
yang
dipilihnya
2.
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru
membantu
mendefinisikan
siswa
dan
mengorganisasikan tugas belajar
6
yang
berhubungan
dengan
masalah tersebut
3.
Membimbing
penyelidikan
individual Guru mendorong siswa untuk
maupun kelompok
mengumpulkan informasi yang
sesuai
dan
melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan
dan
pemecahan
masalah
4.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
karya
yang
sesuai
seperti
laporan, video, dan model dan
membantu mereka untuk berbagi
tugas dengan temannya
5.
Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses Guru
pemecahan masalah
membantu
siswa
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka
dan proses –proses yang mereka
gunakan
D. Cara Menumbuhkan Problem Solving Skill dari Peserta Didik
Terdapat beberapa kondisi yang dapat diusahakan untuk membantu
problem solving. Beberapa kondisi tersebut antara lain:
1.
Stimulus
Berbagai macam stimulus fisik dapat digunakan sebagai bagian dari bantuan
untuk problem solving. Namun tidak mungkin untuk mengklasifikasikan stimulus fisik seperti apa yang dapat membantu problem solving. Selain
stimulus fisik, stimulus lingkungan seperti kebisingan, temperatur yang
ekstrim, tekanan oksigen, dan kondisi lain di sekitarnya juga dapat
diperkirakan berpengaruh dalam problem solving.
7
2.
Petunjuk Verbal
Bagian lain dari kondisi yang dapat membantu problem solving adalah petunjuk verbal. Petunjuk verbal bertujuan untuk menghadapkan individu kepada
masalah yang dihadapi. Petunjuk verbal disini berbeda dengan instruksi, yang
akan dibahas selanjutnya. Petunjuk verbal hanya memberikan beberapa hal
penting tentang problem solving. Namun tidak menyampaikan isi dari masalah, seperti halnya instruksi.
3.
Instruksi
Instruksi berbeda dengan petunjuk verbal. Instruksi memiliki fungsi memunculkan proses mediasi untuk pemecahan masalah. Instruksi dapat merangsang
ingatan mengenai konsep-konsep, mengaitkan konsep satu dengan yang lain,
atau menentukan strategi yang berperan dalam penemuan solusi untuk suatu
masalah. Cara kerja sebuah instruksi dalam membantu problem solving
adalah sebagai berikut.
a. Menginformasikan kepada pemecah masalah mengenai solusi seperti apa
yang pada dasarnya diperlukan untuk problem solving.
b. Membedakan aspek yang relevan dari situasi stimulus.
c. Mengingat konsep atau hukum-hukum yang sesuai.
d. Membimbing proses berpikir ke arah yang tertentu.
E. Manfaat Penggunaan Metode Problem Solving
1. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalahmasalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analistis.
3. Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati
dalam mengemukakan pendapat.
4. Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa.
8
F. Kelebihan dan Kekurangan Problem Solving
1.
Kelebihan Problem Solving
Penerapan problem solving memiliki beberapa kelebihan antara lain:
a)
Melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan .
b) Berpikir dan bertindak kreatif.
c)
Memecahkan masalah secara realistis.
d) Mengeidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e)
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f)
Merangsang
perkembangan
kemajuan
berpikir
peserta
didik
untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
g) Membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya
dunia kerja.
2.
Kekurangan Problem Solving
Meski demikian, dalam penerapannya problem solving memiliki beberapa
kekurangan di antaranya:
a)
Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini.
Keterbatasan alat di laboratorium menyulitkan peserta didik untuk melihat
dan mengamati serta dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tertentu.
b) Membutuhkan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
metode pembelajaran yang lain.
G. Contoh Instrumen yang dapat Menumbuhkan Problem Solving
1. Contoh Instrumen Individu
Masalah yang ditampilkan dalam problem solving memiliki harus bersifat
kontekstual, komplek, serta mewakili dengan tujuan yang hendak dicapai. Contoh
permasalahan yang dapat digunakan dalam problem solving adalah sebagai
berikut.
9
a.
Adi sedang bermain ke sebuah mall di Kota Malang. Adi mencoba naik lift
untuk pertama kalinya yang ada di mall. Adi naik lift dari lantai 1 menuju
lantai 2. Saat lift mulai bergerak ke atas, sesaat itu Adi merasa seperti
tubuhnya terdorong ke bawah. Mengapa Adi meraasa demikian? Bagaimana
yang dirasakan Adi jika lift naik dari lantai 1 ke lantai 4 dibandingkan dari
lantai 1 ke lantai 2? Bagaimana yang dirasakan Adi jika lift turun dari lantai 4
ke lantai 1? ( tujuan : menerapkan konsep hukum II Newton )
b.
Budi memiliki kipas angin di rumah. Budi telah memahami bahwa energi
tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan tetapi energi dapat berubah
bentuknya. Budi berpikir apa yang dapat dilakukan untuk mengubah energi
dari kipas angin supaya dapat dimanfaatkan selain untuk menyejukkan tubuh.
Bantulah Budi untuk menemukan solusi yang paling efektif dan efisien!
( tujuan : memahami prinsip generator )
c.
Cahyo memiliki air minum yang masih panas. Cahyo tidak memiliki lemari
es sehingga untuk mendapatkan air dingin Cahyo memasukkan air panas itu
ke dalam botol lalu meletakkan di dalam bak yang berisi air dingin. Apa
alasan Cahyo melakukan itu? Mengapa Cahyo tidak meletakkan air panas di
dalam bak yang berisi air panas? ( tujuan : memahami prinsip azas Black )
2. Contoh Instrumen eksperimen
a. Permasalahan disajikan melalui gambar (Lampiran 1).
b. Lembar Kerja Siswa (Lampiran 2)
10
BAB III
KESIMPULAN
1.
Metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi
pelajaran yang menghadapkan peserta didik pada persoalan yang harus
dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran
2.
Problem solving memiliki tujuan agar peserta didik menjadi terampil dalam
menyelesaikan permasalahan melalui proses penemuan
3.
Tahapan problem solving terdiri dari menemukan masalah, mengidentifikasi
masalah, merancang beberapa alternatif hipotesis, membuat penilaian dan
keputusan mengenai hipotesis yang akan digunakan, evaluasi dan pengujian
solusi.
4.
Cara menumbuhkan problem solving skill peserta didik melalui stimulus,
petunjuk verbal, dan instruksi.
5.
Kelebihan problem solving adalah melatih peserta didik memecahkan
masalah secara realistis, sedangkan kelemahan dari problem solving adalah
alokasi waktu yang lebih panjang.
6.
Contoh instrumen terlampir.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach (volume 2). Terjemahan Helly Pjitno
Soetjipto & Sri Mulyantini Soeptjipto. Tanpa Tahun. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barbara, Jo Rusnak. 2008. Problem Solving as an Outcome of Problem Based
Learning: A Case Study at The United States Air Force Academy. United States:
Proquest Information And Learning Company.
Dhajiri, Ahmad Kosasih. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan
Games dalam VTC. Bandung: Jurusan PMPKn IKIP.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.
Kirby, G. R. 2006. Thinking Fourth Edition (Sarah Touborg Ed). King Printing
Company: USA.
Manassis, Katharina. 2012. Problem Solving In Child And Adolescent
Psychotherapy A Skills-Based Collaborative Approach. New York, NY: A
division
of
guilford
Publications,
Inc.
(Online),
(http://www.
books.google.com/books? Isbn 978-1-4625-0370-4.), diakses 25 Oktober 2014.
Newman, victor. 1985. Problem Solving for Result.
PISA. 2004. Problem Solving for Tomorrow’s World First Measures of CrossCurricular
Competencies
from
PISA
2003.
OECD.
(Online),
(http://www.books.google.com/books?isbn=9790255179), diakses 25 Oktober
2014.
Sardiman,dkk. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT.Grafindo.
Sudirman,dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.
12
Syaiful Bahri Djamara Dan Drs Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI.2007. Ilmu & aplikasi pendidikan
bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu. PT Imperial Bhakti Utama. (Online),
(http://www. books.google.com/books?isbn=978-979-16173-0-7), diakses
25 Oktober 2014.
13
Lampiran 1
Kelompok :
LEMBAR PENEMUAN SOLUSI
Masalah
Solusi
Dari gambar diatas apakah yang kalian pikirkan? apakah kejadian tersebut terjadi
disekitar lingkungan kalian? Dan bagaimana solusi dari kejadian tersebut?
Solusi:
14
Lampiran 2
Kelompok :
Nama Kelompok :
1. ------------------- 2. -----------------3. ------------------ 4. ------------------
LEMBAR KERJA SISWA
A. Tujuan Praktikum
Memformulasikan persamaan umum gas ideal
B. Alat dan Bahan
1. Telur Rebus
2. Lilin
3. Korek api
4. Tabung erlenmeyer
5. Kertas
C. Prosedur
1. Menggunakan alat dan bahan yang telah tersedia, masukkan telur ke dalam
tabung erlenmeyer tanpa mendorongnya dengan tangan.
2. Tuliskan langkah-langkah memasukkan telur tersebut ke dalam hasil
pengamatan
15
D. Hasil Pengamatan
Langkah-langkah memasukkan telur ke dalam erlenmeyer
E. Analisis Data
1.
Apakah yang terjadi ketika kertas yang dibakar di masukkan ke dalam tabung
erlenmeyer? Apakah api tetap menyala atau padam? Mengapa demikian?
2.
Kemudian apakah yang terjadi jika telur diletakkan di atas mulut erlenmeyer?
Mengapa demikian?
3. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan yang kamu dapatkan
16
Download