MAKALAH PERANAN PENGAMATAN DAN PERAMALAN DALAM PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Peramalan Hama Dan Penyakit Tanaman Dosen : Ir.H.Sugandi Zaenudin Di susun oleh : EFRY ALFYYANSYAH (41035003161024) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan karunianya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Saya menyadari bahwa mkalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan bimbingan atau saran-saran dari pembaca untuk menyempurnakan tugas ini. Berkaitan dengan tugas ini saya banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang diterima oleh saya baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan tugas makalah ini. Akhirnya saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Bandung,11 Januari 2020 Penyusun; i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BABA I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2 1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3 2.1. Istilah Dan Batasan ................................................................................... 3 2.2. Peramalan ................................................................................................. 4 2.2.1. Profil Perusahaan Sejarah BBPOPT ......................................................... 4 2.2.2. Visi Dan Misi BBPOPT ............................................................................ 5 2.2.3. Dimensi Ruang Peramalan OPT ............................................................... 5 2.2.4. Peran Peramalan Dalam Perencanaan Dan Pengambilan Keputusan ....... 6 2.3. Pengamatan ............................................................................................ 11 2.3.1. Metode Pengamatan OPT ....................................................................... 11 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17 3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18 ii iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian masih tetap menjadi tulang punggung perekonomian,khususnya bagi negara-negara berkembang. Produksi pertanian dan pengolahannya merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan perdagangan yang dapat dilakukan oleh suatu negara yang berpendapatan rendah untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinannya. Tantangan yang selalu dihadapi oleh petani atau pelaku usaha di bidang pertanian yaitu kehadiran OPT (Organisme Penganggu Tumbuhan) yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman sehingga mempengaruhi produktivitas tanaman. Dengan munculnya berbagai macam dan jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman budidaya yang berdampak terhadap produksi nilai ekonomisnya, muncullah pemikiran dan inisiatif untuk mengendalikan serangan tersebut. Berdasarkan pemikiran inilah mulai muncul konsep perlindungan tanaman, dan hingga kini terus berkembang sehingga dapat menciptakan suatu solusi pengendalian hama dan penyakit yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan tidak membahayakan terhadap petani maupun lingkungan hidup serta tidak mengganggu keanekaragaman hayatinya. Masalah mengenai serangan patogen terhadap tumbuhan dapat dilakukan dengan tindakan penanganan atau pengendalian terhadap patogen tumbuhan. Cara pengendalian yang dilakukan dapat ditempuh melalui beberapa cara, salah satunya adalah dengan kebijakan perlindungan tanaman melalui perundang-undangan atau peraturan-peraturan. Bentuk nyatanya yaitu adanya suatu organisasi yang dinamakan dengan Badan Karantina Tumbuhan.Pengandalian hama dan penyakit tanaman merupakan bagian dari sistem budidaya tanaman yang bertujuan untuk membatasi kehilangan hasil akibat serangan OPT menjadi seminimal mungkin, sehingga diperoleh kwalitas dan kwantitas produksi yang baik. Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari gangguan-gangguan sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan gangguan akibat anomali iklim/bencana alam sering 1 mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar. Serangan OPT menyebabkan produk rusak, berlubang, busuk, ukuran tidak optimal, maupun tampilan yang kurang optimal sangat berpengaruh terhadap mutu.. Dengan pengelolaan perlindungan tanaman yang baik, diharapkan gangguan-gangguan tersebut dapat dihilangkan atau diminimalisasikan, sehingga pencapaian target produksi tidak terganggu (Biro Perencanaan Departemen Pertanian . 2006). Peramalan dan pemetaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor penting bagi petani, dikarenakan dengan pengetahuan tersebut, akan sangat membantu para petani untuk mengetahui penanganan yang tepat terhadap hama yang menyerang. Selama ini, peramalan dan pemetaan Organisme Pengganggu Tanaman masih sangat terbatas. Dengan keterbatasan fasilitas tersebut, dapat dipastikan serangan organisme pengganggu tanaman akan semakin tinggi dan semakin luas daerah serangannya. Sebagai terobosan di bidang pertanian, Sistem Pemetaan dan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman diharapkan dapat membantu para petani untuk membantu mencegah dan mengurangi serangan hama yang banyak menyerang wilayah pertanian. Mengingat semakin dibutuhkannya sistem yang dapat memetakan dan meramalkan serangan organisme pengganggu tanaman, maka solusi terbaik yang bisa diberikan adalah membangun sistem seperti yang termaksud. Yaitu sistem yang dapat memetakan serangan organisme pengganggu tanaman, dan yang dapat meramalkan serangan hama di masa yang akan datang. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana peranan pengamatan dan peramalan dalam perlindungan tanaman pangan. 1.3. Tujuan Untuk mengetahui peranan pengamatan dan peramalan dalam perlindungan tanaman pangan. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Istilah Dan Batasan Istilah dan batasan diperlukan untuk memperoleh kesamaan pengertian dalam melaksanakan pengamatan dan menyusun serta membuat dan membaca laporan perlindungan tanaman pangan. Beberapa istilah dan batasan yang digunakan dalam buku ini : 1. Pengamatan adalah kegiatan penghitungan dan pengumpulan informasi tentang keadaan populasi atau tingkat serangan OPT, banjir dan kekeringan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya (varietas, umur tanaman, musuh alami, curah hujan, suhu, kecepatan angin dan radiasi matahari). 2. Pengamatan Tetap adalah pengamatan yang dilakukan secaraberkala pada lokasi/alat yang tetap dan mewakili bagian terbesarwilayah pengamatan. 3. Pengamatan Keliling adalah pengamatan yang dilakukan secaraberkala dengan menjelajahi/mengelilingi wilayah pengamatanuntuk mengetahui keadaan serangan OPT, banjir dan kekeringan,serta informasi tentang penggunaan dan penyimpanan bahan pengendali OPT. 4. Wilayah pengamatan adalah wilayah administratif kecamatanyang merupakan area kerja pengamatan/ pengendalian OPT yang menjadi tanggungjawab petugas (POPT). 5. Wilayah penaksiran Adalah bagian dari wilayah pengamatandi wilayah kerja POPT (Kecamatan) dan digunakan oleh POPT untuk melakukan pengamatan OPT. 6. Areal Waspada OPT adalah areal pertanaman yang berpotensiterserang OPT berdasarkan populasi/intensitas serangan OPT, rasio musuh alami, kerentanan varietas dan umur tanaman, dan faktor lingkungan lainnya termasuk keadaan serangan OPT di sekitarnya. 7. Peramalan OPT adalah kegiatan yang diarahkan untukmemprediksi populasi/serangan OPT serta kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkannya dalam ruang dan waktu tertentu. 3 2.2. Peramalan Peramalan OPT adalah kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan memprediksi populasi atau serangan OPT disamping kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkannya dalam ruang dan waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk menyusun saran tindak pengelolaan atau penanggulangan OPT sesuai dengan prinsip dan strategi PHT sehingga populasi atau serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas tanaman menjadi tinggi, menguntungkan secara ekonomis serta aman terhadap lingkungan. Peramalan OPT komponem penting dalam strategi pengelolaan hama dan penyakit tanaman sebab dengan adanya peramalan dapat memberikan peringatan dini mengenai tingkat dan luasnya serangan. Tujuan peramalan OPT adalah menyusun saran tindak pengelolaan atau penanggulangan OPT sesuai dengan prinsip dan strategi PHT sehingga populasi/serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas tanaman pada taraf tinggi, secara ekonomis menguntungkan dan aman terhadap lingkungan. 2.2.1. Profil Perusahaan Sejarah BBPOPT Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) merupakan kelengkapan kelembagaan sistem perlindungan tanaman yang telah dirintis sejak tahun 1977 sejalan dengan pengembangan institusi Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di daerah, mengingat tugas teknis dan pekerjaan di bidang perlindungan tanaman akan semakin berat, dan tetap merupakan masalah pokok dalam produksi tanaman. Kelengkapan kelembagaan perlindungan ini telah mengalami beberapa perubahan status kelembagaan, sebagai berikut: Periode Sentra Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan, Jatisari, sebagai instalasi laboratorium lapangan Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. Periode Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 467/Kpts/OT.210/6/1994, 9 Juni 1994, instalasi Sentra Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan, Jatisari diubah statusnya menjadi Balai Peramalan Hama dan Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPHPTPH), eselon 3, sebagai UPT Pusat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Bina 232 24 4 Perlindungan Tanaman dan secara administratif operasional dikoordinasikan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian setempat (Jawa Barat). Periode Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 285/Kpts/OT.210/4/2002,16 April 2002, BPHPTPH ini diubah dengan nama Balai Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BPOPT). Periode 2004-Sekarang Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 392/Kpts/OT.130/6/2004, 9 Juni 2004, BPOPT diubah statusnya menjadi Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), eselon II-b. Sebagai UPT Pusat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan, yang secara teknis dibina oleh Direktur Perlindungan Tanaman Pangan dan Direktur Perlindungan Tanaman Hortikultura. 2.2.2. Visi Dan Misi BBPOPT VISIBBPOPT menjadi lembaga terdepan dalam menciptakan dan mengembangkan model peramalan dan rujukan proteksi tanaman. MISI Mengembangkan Balai Besar Peramalan OPT yang profesional, efektif dan efisien. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas perlindungan dibidang peramalan. 2.2.3. Dimensi Ruang Peramalan OPT Peramalan Tingkat Petak 1. Model dibangun dan diimplemantasikan di tingkat petani pada areal yang sempit atau tingkat petak. 2. Komponen ekosistem relatif homogen (komoditi, varietas, stadia dan keadaan lingkungan fisik), kecuali populasi/serangan OPT dan musuh alaminya mengalami perubahan dari waktu ke waktu. 3. Pelaksana peramalan dan pengambilan keputusan petani. 4. Faktor kunci satu strata variabel (pop./inten. ser. OPT dan musuh alami dalam musim, meramal populasi/ serangan saat fase kritis. 5 Peramalan Tingkat Hamparan 1. Model dibangun dan diimplemetasikan pada areal yang cukup luas (hamparan pertanaman). 2. Kondisi ekosistem relatife heterogen (komoditi, varietas, stadia, budidaya dan keadaan lingkungan). 3. Pelaksanaan peramalan dan pengambilan keputusan dilakukan oleh kelompok tani. 4. Faktor kunci dua strata variabel yaitu: 1) pop./inten. ser. OPT dan musuh alami dan 2) komposisi komoditi, varietas, stadia dan keadaan lingkungan, dalam musim yang sedang berlangsung, serta mempertimbangkan keadaan variabel tersebut pada musim tanam sebelumnya. Peramalan Tingkat Wilayah 1. Wilayah meliputi batas administrasi tertentu (desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, nasional, regional ataupun internasional). 2. Model dibangun dan diimplementasikan pada tingkat wilayah dengan ekosistem yang sangat heterogen (luasnya, keadaan lingkungan, budidaya juga perbedaan ekonomi, sosial dan budaya). 3. Pelaksana peramalan dan pengambilan keputusan oleh petugas/ institusi (bekerjasama dengan petugas/institusi yang terkait sampai petugas lapang dan kelompok tani). 4. Faktor kunci peramalan mempertimbangkan strata yang ketiga yaitu tingkat ekonomi, sosial dan budaya masyarakat petani. 2.2.4. Peran Peramalan Dalam Perencanaan Dan Pengambilan Keputusan 1. Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. 2. Alasan utama bagi peramalan dan perencanaan: adanya senjang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. 6 3. Kebutuhan akan peramalan meningkat sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti, karena dalam menentukan sasaran dan tujuan berusaha menduga faktor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan. 4. Arti peramalan yang sesungguhnya adalah menduga/memprediksi peristiwa di masa depan dan bertujuan untuk memperkecil resiko yang mungkin terjadi akibat suatu pengambilan keputusan. 5. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) atau “Integrated Pest Management (IPM)” dalam operasionalnya memerlukan kegiatan peramalan untuk membuat perencanaan ekosistem pertanian yang tahan terhadap gangguan OPT. 6. Peramalan OPT adalah kegiatan yang diarahkan untuk mendeteksi dan memprediksi populasi/serangan OPT serta kemungkinan penyebaran dan akibat yang ditimbulkan dalam ruang dan waktu tertentu. 7. Operasional peramalan yang baik maka dalam perencanaan perlindungan tanaman akan lebih efektif dan efisien karena mengacu kepada skala prioritas penanganan OPT menurut ruang dan waktu peramalan. 8. Sasaran Peramalan: (a) menduga kemungkinan timbulnya OPT, (b) mendeteksi dan memprediksi populasi/serangan dan kerusakan yang ditimbulkan OPT, berdasarkan hasil pengamatan terhadap komponen-komponen yang berpengaruh di lapangan, (c) menduga kerugian atau kehilangan hasil akibat gangguan OPT. 9. Tujuan Peramalan: untuk menyusun saran tindak/tindakan pengelolaan OPT sesuai dengan prinsip, strategi, dan langkah operasional penerapan PHT, sehingga populasi/ serangan OPT dapat ditekan, tingkat produktivitas tanaman dipertahankan pada taraf tinggi, menguntungkan dan aman terhadap lingkungan. 10. Peramalan OPT tidak hanya meramalkan peningkatan populasi atau serangan, juga menduga tingkat kehilangan hasil baik tonase maupun nilai ekonominya. 11. Kerugian ekonomi yang dapat diselamatkan, yang digambarkan dengan peningkatan produktivitas tanaman adalah merupakan pendapatan (“PAD = pendapatan asli daerah”) yang diterimakan langsung oleh petani. 7 12. Peramalan OPT yang dilakukan sebelum musim tanam (peramalan antar musim) memberikan waktu kepada petani untuk merencanakan ekosistem yang tahan OPT dan melakukan kegiatan “preemtif”. 13. Peramalan OPT yang dilakukan setelah tanam (peramalan dalam musim) memberikan waktu kepada petani untuk melakukan kegiatan “responsif” pengendalian alami/agens OPT seperti hayati/parasitoid dengan yang menggunakan telah disiapkan bahan pengendali (aman terhadap lingkungan). 14. Peramalan OPT juga dapat memberikan peluang kapan waktu tanam komoditi tertentu berdasarkan ramalan/kemungkinan munculnya OPT, yang disinkronkan dengan nilai jual pasar tinggi, baik pada “on-season” maupun “off-season”. 15. Rumusan model peramalan OPT antar musim maupun dalam musim yang dibangun oleh BB-POPT disajikan dalam buku Pedoman Pengembangan dan Operasional Peramalan OPT pada Tanaman Pangan dan Hortikultura dan harus terus dikembangkan secara spesifik lokasi/ model dibangun pada ekosistem setempat. Jenis Peramalan Kuantitatif Jenis Peramalan Kualitatif 8 Metode Normal Metode Intuisi 1. Peramalan kualitatif Peramalan kualitatif (tanpa angka / nilai) digunakan apabila informasi data kuantitatif sangat sedikit atau tidak tersedia. Contoh : Apabila terjadi kemarau panjang di daerah penyebaran belalang kembara maka populasi dan serangan akan meningkat. Semakin panjang kemarau terjadi maka peluang meningkatnya populasi dan serangan belalang kembara semakin tinggi. 2. Peramalan kuantitatif Mengikutkan atau menggunakan angka / nilai, yang terbagi dalam peramalan non formal dan formal. Peramalan non formal yaitu mencakup intuisi, pengalaman maupun “professional judgement” yang didasarkan atas pengalaman empiris dengan penggunaan prinsip-prinsip ekstrapolasi dan penetapan nilai namun tidak menggunakan aturan yang baku. Contoh :Seorang PHP/POPT mengatakan bahwa luas serangan WBC di wilayahnya diprediksi pada bulan depan akan meningkat sebanyak 5%. Peramalan formal menggunakan ekstrapolasi secara sistematik, bersifat baku berdasarkan kaidah statistik. Yt+n = 𝑓( I, J, K, L, … ) Metode Formal o Kasual ( Causal ) = Sebab – Akibat o Runun Waktu ( Time Series) = Deret Berkala Syarat peramalan kuantitatif 1. Tersedianya informasi masa lampau (historis). 2. Informasi dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif yang dapat dikuantitatifkan. 3. Pola masa lalu akan terjadi dimasa mendatang. 9 Variabel Peramalan OPT a) Variabel yang meramal (X = independent) : Populasi OPT, populasi musuh alami, intensitas serangan OPT, komposisi varietas, komposisi vegetasi, komposisi stadia tanaman, luas tanam, luas serangan, tindakan pengendalian, cara budidaya, iklim dan sosial, ekonomi, budaya. b) Variabel yang diramal (Y = dependent) : Populasi OPT, intensitas serangan, luas serangan, dan kehilangan hasil Prinsip Penyusunan Model Permalan MANAGEABLE Parsimony (hemat) QUALITY 10 2.3. Pengamatan Pengamatan bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan populasi OPT, luas dan intensitas serangan OPT, luas kerusakan akibat DPI, daerah penyebaran, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil pengamatan di analisis untuk menentukan langkah-langkah pengendalian OPT dan penanggulangan DPI yang tepat. 2.3.1. Metode Pengamatan OPT Pengamatan OPT pada tanaman pangan dilakukan dengan 2cara, yaitu Pengamatan Tetap dan Pengamatan Keliling atau Patroli. 1. Pengamatan Tetap. Pengamatan tetap adalah pengamatan yang dilakukan padaobyek tetap meliputi pertumbuhan tanaman, OPT, musuh alami dan unsur iklim. Pengamatan tetap dilakukan secara berkala sejak persemaian, pertanaman sampai dengan panen. a. Pengamatan Petak Tetap Pengamatan petak tetap dilaksanakan untuk mengetahui perubahan kepadatan populasi OPT dan musuh alami serta intensitas serangan. Petak tetap ditentukan di daerah potensial/sporadis/endemis serangan OPT, mewakili bagian terbesar wilayah pengamatan dengan kriteria hamparan terluas, varietas peka, varietas dominan, umur tanaman, satu kepemilikan atau perlakuan budidaya yang seragam (homogen). Petak Tetap di Persemaian Persemaian merupakan awal infestasi dari OPT dan musuh alami, sehingga persemaian yang sehat sangat penting untuk awal budidaya tanaman sehat dan mengembangkan populasi musuh alami lebih awal. Kondisi agroekosistem persemaian meliputi tanaman yang masih sangat muda dan rentan terhadap tekananlingkungan termasuk OPT. Di daerah endemis, OPT padi yang sering ditemukan adalah Tikus, Penggerek Batang Padi, Wereng Batang Coklat, penyakit Blas, Kresek dan Tungro. 11 2. Petak Tetap di Pertanaman Pengamatan petak tetap pada pertanaman merupakankelanjutan dari pengamatan petak tetap di persemaian. Tahapan penentuan petak tetap : 1. Lokasi petak tetap merupakan hamparan yang sama dengan petak tetap di persemaian (berkelanjutan). 2. Dalam satu hamparan ditentukan satu petak contoh dalam satu kepemilikan (dapat terdiri dari beberapa petak alami) 3. Pada setiap lokasi pengamatan petak tetap harus ditandai dengan tiang bambu/ajir dan plang pengamatan. 4. Pengambilan contoh sebanyak 30 rumpun tanaman dengan metode acak sistematik (diagonal, bentuk “U”, atau zigzag), disesuaikan dengan kondisi lahan dan sebaran OPT khususnya yang bersifat merata Gambar 1. Penempatan 30 rumpun contoh padapengamatan petak tetap, (A) bentukdiagonal, (B) bentuk “U”, dan (C) bentuk“Zigzag”. Apabila sebaran OPT mengelompok (tidak merata),maka pengambilan tanaman contoh dilakukan secara berlapis dengan membagi hamparan kedalam 3 (tiga) sub hamparan. Pada masing-masing sub hamparan diamati sebanyak30 rumpun. 12 Gambar 2.Pengambilan Tanaman Contoh padasebaran OPT yang tidak merata. 3. Pengamatan Lampu Perangkap Kepadatan populasi OPT dan musuh alami efektif yangtertarik cahaya diamati pada satu atau lebih lokasi yang dapat mewakili wilayah pengamatan. Tujuannya adalah untuk mengetahui terjadinya migrasi serangga dari satu tempat ke tempat lain secara dini. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan menggunakanperangkap lampu atau dapat juga dilakukan pada tempattempat yang dianggap dapat menggambarkan terjadinyamigrasi (contohnya tembok di dekat lampu). Serangga yang tertangkap atau hinggap pada tempat yang ditentukan dihitung jumlahnya. Pengamatan dilakukan setiap hari serta dilaporkan setiap satu bulan. 4. Pengamatan Unsur Iklim Pengamatan unsur iklim bertujuan untuk mengetahuikondisi terkini keadaan iklim, dilakukan dengan menggunakan Penakar Curah Hujan (OBS) atau Automatic Weather Station (AWS). Pengamatan unsur iklim dilakukan secara rutin tergantung jenis unsur iklim yang diamati, antara lain: curah hujan, suhu, kelembaban, intensitas matahari, penguapan udara, kecepatan dan arah angin. Hasil pengamatan/pengumpulan data unsur iklim dilaporkan secara rutin setiap bulan per sepuluh harian (dasarian). Pengamatan unsur iklim tersebut bisa dilakukan dari sumber data lainnya antara lain dari Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK). 13 a) Pengamatan Penakar Curah Hujan Curah hujan di wilayah pengamatan diamati/diambil datanya setiap hari dari penakar hujan yang diletakkan di tempat yang dapat mewakili wilayah tersebut. b) Pengumpulan Data Automatic Weather Station (AWS) AWS merupakan salah satu alat pengamatan unsurunsurcuaca (curah hujan, suhu, kelembaban, intensitas matahari) secara otomatis. 5. Pengamatan Keliling atau Patroli Pengamatan keliling atau patroli bertujuan untuk mengetahuidan menghimpun informasi tentang luas pertanaman terserang OPT, luas pengendalian, luas areal waspada dan luas kerusakan tanaman akibat DPI, serta penggunaan dan penyimpanan pestisida. Pengamatan dilaksanakan secara berkala dengan menjelajahiwilayah pengamatan berdasarkan hasil pengamatan petak tetap dan informasi dari petani/kelompok tani/petani pemandu/ petani pengamat, penyuluh atau sumber lain yang layak dipercaya. Informasi digunakan untuk menentukan daerah yang diduga terserang OPT/terkena DPI dan pengamatan difokuskan di wilayah tersebut. Apabila tidak diperoleh informasi, maka penentuan daerah pengamatan didasarkan pada kerentanan varietas terhadap OPT, peta sebaran OPT, peta daerah rawan DPI, umur tanaman dan jarak terhadap sumber serangan atau daerah yang terkena DPI. Pengamatan serangan OPT pada pertanamandilakukan sebagai berikut : a) Pengamatan populasi dilakukan dengan menghitungjumlah populasi OPT dan musuh alami. b) Pengamatan intensitas serangan OPT dapat dilakukan dengan cara : 1. Pengamatan kerusakan mutlak dilakukandengan cara menghitung tunas/ anakan/ rumpun/ bagian tanaman lainnya yang terserang OPT 2. Pengamatan kerusakan tidak mutlak dilakukan dengan cara menentukan skala kerusakan (skor) akibat serangan OPT. 14 Penilaian Kerusakan 1. Kerusakan Tanaman Akibat OPT Penilaian terhadap kerusakan tanaman dilakukan berdasarkan gejala serangan OPT yang sifatnya sangat beragam. Kerusakan tanaman oleh serangan OPT dapat berupa kerusakan mutlak dan tidak mutlak. a) Kerusakan Mutlak Kerusakan mutlak adalah kerusakan pada tanaman/bagian tanaman oleh serangan OPT yang menyebabkan tanaman tidak menghasilkan, misalnya serangan penggerek batang padi yang menyebabkan gejala sundep/beluk dan serangan kerdil rumput/kerdil hampa. I= 𝑛 𝑁 X 100% Keterangan : I = Intensitas serangan (%). n = Banyak contoh (tunas, malai, gabah, leher malai, batang, tongkol, polong, rumpun/bagian tanaman) yang rusak mutlak. N = Banyaknya contoh yang diamati. Rumus tersebut digunakan untuk menghitung intensitas serangan OPT yang menyebabkan kerusakan mutlak atau dianggap mutlak pada tunas, malai, gabah, leher malai, batang, tongkol, polong, rumpun/bagian tanaman. b) Kerusakan Tidak Mutlak Kerusakan tidak mutlak adalah kerusakan pada tanaman/bagian tanaman oleh serangan OPT, tetapi tanaman tersebut masih dapat menghasilkan. Pengukuran intensitas kerusakannya menggunakan rumus: 15 Keterangan : I = Intensitas serangan (%) ni = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh dengan skala kerusakan vi vi = Nilai skala kerusakan contoh ke-i N = Jumlah tanaman atau bagian tanaman contoh yang diamati Z = Nilai skala kerusakan tertinggi 16 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Peramalan dan pemetaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor penting bagi petani, dikarenakan dengan pengetahuan tersebut, akan sangat membantu para petani untuk mengetahui penanganan yang tepat terhadap hama yang menyerang. Selama ini, peramalan dan pemetaan Organisme Pengganggu Tanaman masih sangat terbatas. Dengan keterbatasan fasilitas tersebut, dapat dipastikan serangan organisme pengganggu tanaman akan semakin tinggi dan semakin luas daerah serangannya. Sebagai terobosan di bidang pertanian, Sistem Pemetaan dan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman diharapkan dapat membantu para petani untuk membantu mencegah dan mengurangi serangan hama yang banyak menyerang wilayah pertanian. Mengingat semakin dibutuhkannya sistem yang dapat memetakan dan meramalkan serangan organisme pengganggu tanaman, maka solusi terbaik yang bisa diberikan adalah membangun sistem seperti yang termaksud. Yaitu sistem yang dapat memetakan serangan organisme pengganggu tanaman, dan yang dapat meramalkan serangan hama di masa yang akan datang. 17 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Pengendali Organisme PenggangguTumbuhan. http://www.djpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn19-2013lamp.pdf. Diakses pada 26 Juni 2014. Matnawy, Hudi. 1989. Perlindungan Tanaman. Kanisius, Yogyakarta. Sartiami, D. dan P. Hidayat. 2005. Pengantar Perlindungan Tanaman. <http://ipb.ac.id/~phidayat/perlintan>. Diakses tanggal 03 Mei 2011. Triharso. 1993. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 18