Uploaded by User68554

Resume Genetika Minggu ke 4

advertisement
Transkripsi pada makhluk hidup
1. Proses transkripsi pada makhluk hidup prokariot
Proses transkripsi dapat diartikan sebagai suatu segemen DNAyang ditranskripsikan
untuk menghasilkan satu molekul RNA. Unit dari transkripsi mungkin dapat sama dengan gen
suatu individu. Pada bakteri, proses transkripsi digunakan untuk membawa urutan
pengkodean beberapa gen. Proses transkripsi dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi
rantai RNA baru, perpanjangan rantai atau elongasi dan terminasi . Tahapan dari proses
transkripsi dapat dilihat pada gambar 1.1
Gambar 1.1 Tahapan proses Transkripsi pada Prokariotik
Sumber : Snustad,dkk (2012)
Proses Transkripsi dilakukan katalisasi oleh suatu enzim yang disebut sebagai RNA
polimerase. RNA polimerase pada suatu bakteri terdiri atas enam subunit, yaitu dua subunit
α, dua subunit β, satu subunit ω, dan satu subunit σ. Suatu RNA polimerase dan subunit σ
(holoenzim) akan berjalan sepanjang molekul DNA untuk menemukan lokasi awal dari
transkripsi. Subunit σ berfungsi untuk membantu RNA polimerase mengenali suatu urutan
tertentu pada molekul DNA yang dapat menandai tempat terjadinya awal transkripsi (awal
suatu gen) yang disebut dengan promotor. Pada tahap ke 33 inisiasi, RNA polimerase dan
subunit σ mengikat daerah promotor serta memisahkan untai ganda DNA agar inisiasi
transkripsi dapat terjadi. Proses selanjutnya yaitu tahap elongasi, rantai RNA disintesis,
subunit σ terlepas dari RNA polimerase dan transkripsi berlangsung terus-menerus hingga
mencapai suatu daerah di akhir gen yang disebut terminator. Urutan terminator menandai
tempat akhir transkripsi (akhir suatu gen). Pada bakteri E. Coli terdapat dua mekanisme
terminasi, meliputi adanya protein ρ (rho) yang membantu melepaskan RNA tanpa bantuan
protein ρ (rho-independen), pada daerah terminator membentuk seperti loop. Mekanisme
protein ρ (rho-independen) dapat terlihat pada gambar 1.2
Gambar 2.2 Mekanisme protein ρ (rho-independen)
Sumber : Snustad,dkk (2012)
2. Proses transkripsi pada makhluk hidup eukariot
Umumnya organisme prokariotik memiliki struktur yang berbeda dengan organisme
eukariotik. Pada gen organisme eukariotik, seluruh nukleotida menspesifikasi asam amino,
sedangkan pada gen organisme eukariotik, hanya sebagian urutan nukleotida yang mengkode
asam amino. Bagian dari gen yang mengkode asam amino disebut ekson, sedangkan yang
tidak mengkode asam amino disebut intron. Ekson dan intron letaknya bergantian. Hasil dari
proses transkripsi gen organisme prokariotik dapat ditranslasi menjadi protein, sedangkan
pada proses transkripsi gen organisme eukariot, umumnya masih melalui proses tambahan
untuk menghilangkan intron.
Transkrip pada mRNA yang mengandung intron disebut transkrip primer (pre mRNA).
Proses penghilangan intron terjadi di dalam nukleus dan dinamakan splicing. Transkrip bebas
intron ini berperan sebagai mRNA yang ditranslasikan menjadi protein. mRNA eukariot
mengalami modifikasi pada kedua ujungnya. Pada ujung 5’ ditambahkan beberapa residu
guanilat yang termodifikasi menjadi 5’cap (5’-kepala). Sedangkan ujung 3’ dipotong dan
ditambahkan 80-250 residu adenilat untuk membentuk suatu ekor poli-A. Hal ini dapat terlihat
pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Proses Posttranscriptional pada Eukariotik
Sumber : Snustad,dkk (2012)
Protein yang digunakan untuk proses inisiasi pada transkripsi, namun bukan merupakan
bagian RNA polimerase dapat diartikan sebagai faktor transkripsi. Faktor transkripsi adalah
aktivator yang berfungsi dalam sebuah promotor serta selalu berinteraksi secara langsung
dengan RNA polimerase. Faktor transkripsi (TFs) berfungsi untuk mengenali situs pengikatan
aktifator dalam daerah promotor dan menstimulasi RNA polimerase yang berikatan dengan
promotor. Pengikatan RNA polimerase pada promotor bergantung pada protein yang disebut
faktor transkripsi (TFs) seperti TFIID yang mengenali boks TATA. TFIID dapat diartikan
sebagai faktor transkripsi pertama yang dapat berikatan dengan promotor pada daerah inisiasi.
Promotor dan faktor transkripsi bekerja secara bersama saat menentukan RNA polimerase dan
gen yang ditranskripsi. TFIID berikatan dengan boks TATA, Boks TATA adalah urutan
nukleotida khas yang terdapat dalam daerah promotor sel eukariot. TFIID berfungsi untuk
mengorganisasikan faktor transkripsi lain yang dibutuhkan untuk inisiasi sintesis RNA. Salah
satu bagian dari TFIID adalah TFIIA. Faktor TFIIA merupakan suatu protein yang hanya
diproduksi dalam sel eukariot yang mempunyai tipe jaringan tertentu. Pada proses transkripsi
tingkat dasar membentuk suatu kompleks antara TFIIA dengan TFIIB, TFIID, TFIIE serta
RNA polimerase II (Gambar 2.2).
Gambar 2.2 Faktor transkripsi pada eukariotik
Sumber : Alberts,dkk (2002)
3. Perbedaan transkripsi pada makhluk hidup prokariotik dan eukariotik
Proses transkripsi merupakan langkah pertama ekspresi gen. Proses transkripsi pada
organisme prokariotik memiliki beberapa perbedaan dengan organisme eukariotik. Perbedaan
tersebut, meliputi transkripsi prokariotik terjadi di dalam sitoplasma, sedangkan transkripsi
eukariotik terjadi di nukleus. Proses transkripsi pada prokariotik hanya melibatkan satu RNA
polymerase, sedangkan pada transkripsi eukariotik melibatkan tiga jenis RNA polimerase.
Selain itu, urutan mRNA prokariota yaitu polikistronik, sedangkan pada eukariota, urutan
mRNA ialah monokistronik. Modifikasi pasca transkripsi hanya terjadi pada organisme
prokariotik.
Modifikasi Pasca Transkripsi dan Kode Genetik
1. Proses modifikasi pasca transkripsi pada makhluk hidup eukariotik
Intron merupakan urutan yang ditemukan pada daerah yang tidak diterjemahkan dari
beberapa gen. Urutan pengkodean dan nonkode yang tetap ada pada molekul mRNA dapat
disebut dengan ekson atau urutan yang diekspresikan. Umumnya gen nukleus yang
mengkode protein pada eukariotik multiseluler mengandung intron. Beberapa virus
prokariota juga mengandung intron. "split" gen atau transkrip primer mengandung seluruh
urutan gen serta urutan intron yang dipotong selama pemrosesan RNA.
Gen yang berperan sebagai mengkode protein, mekanisme penyambungan harus
bergabung dengan urutan ekson atau nukleotida tunggal yang berguna untuk memastikan
bahwa kodon dalam ekson distal intron dibaca dengan benar. Namun, dalam transkrip utama
gen nukleus, hanya intron berbeda urutan dinukleotida di ujung intron, yaitu untai DNA
nontemplate yang setara dengan transkrip RNA.
Gambar 1.1 Urutan untai DNA nontemplate
Sumber : Snustad,dkk (2012)
Pada proses transkripsi RNA, terdapat tiga tipe pemotongan intron, yaitu Intron
precursor tRNA dipotong tepat saat pembelahan inti serta reaksi ligasi yang dikatalisis oleh
enzim endonuklease. Kemudian, Intron pada Tetrahymena precursor rRNA yang dipindah
ke reaksi khusus dan molekul RNA sebagai medianya. Tipe yang ketiga yaitu Intron dari
hnRNA digabungkan melalui dua tahap reaksi yang dapat dipengaruhi oleh kompleks
partikel ribonukleoprotein yang disebut dengan “spliceosomes”.
Proses penyambungan precursor tRNA dapat dilihat hasilnya pada jamur ragi
(Saccaromyces sp.). Pada proses penyambungan tRNA jamur ragi menggunakan sistem
penyambungan secara invitro maupun penyambungan secara mutan. Proses pemotongan
precursor tRNA terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu ikatan membran nuclear
menggabungkan endonuklease dan membuat pemotongan tersebut terjadi pada ujung
intron. Kemudian, menggunakan suatu reaksi kompleks, ligase digabungkan dengan tujuan
untuk menggabungkan 2 bagian tRNA, sehingga dihasilkan suatu molekul tRNA yang utuh.
Pemotongan precursor menghasilkan ujung 5’-OH dan kelompok 2’-3’ phospat yang siklik
pada ujung 3’.
Tahap kedua pada proses ligasi melibatkan 4 reaksi yang terpisah, diantaranya yaitu
penambahan kelompok phospat pada ujung 5’-OH. Reaksi ini membutuhkan aktifitas enzim
kinase dan donor phospat. Kemudian, kelompok 5’ phospat diaktifkan dengan
memindahkan AMP ke ujung molekul. Lalu ikatan siklik 2’-3’ phospat terbuka dikarenakan
aktivitas enzim cyclic phosphodiesterase yang dapat menghasilkan 2’ phospat dan gugus 3’
hidroksil. Reaksi ligasi yang terakhir yaitu proses pemecahan gugus 3’-OH dengan cara
melepaskan AMP. Mekanisme pemotongan intron pada sel mamalia memiliki edikit
perbedaan dengan sel yang lain.
Tipe selanjutnya yaitu penyambungan Autokatalitik dari Prekursor Rrna
Tetrahymena. Intron pada precursor tRNA dari Tetrahymena dipotong tanpa menggunakan
protein dan beberapa proses autokatalisis terjadi pada precursor rRNA, beberapa eukariot,
precursor rRNA, tRNA, dan mRNA mitokondria. Pemotongan secara autokatalisis pada
intron dalam precursor rRNA Tetrahymena membutuhkan transfer phospphodiester untuk
memotong intron. Dua bagian intron yang telah dipotong akan dipindah ke ikatan
phosphodiester yang lainnya. Aktivitas dari autokatalisis tergantung pada struktur intron
atau struktur sekunder dari precursor tRNA.
Gambar 1.2 Proses penyambungan Autokatalitik dari Prekursor Rrna Tetrahymena
Sumber : Snustad,dkk (2012)
Tipe pada penyambungan pre-mRNA, meliputi snRNAs, snRNPs, dan Spliceosome.
Intron precursor pada inti sel dipotong melalui dua tahap seperti yang terjadi pada jamur
ragi. Akan tetapi pada precursor inti intronnya tidak dipotong oleh enzim nuklease atau
ligase. Intron tersebut dipotong oleh struktur protein yang disebut Spliceosome.
Spliceosome mengandung suatu molekul RNA yang disebut snRNA. Tahap awal
pemotongan terjadi pada ujung 5’ intron dan 2’-5’ phosphodiester dibentuk diantara posisi
5’-G yang ditempatkan dekat ujung3’ intron. Pada tahap kedua dimulai dengan kedua gen
digabungkan oleh ikatan 3’-5’ phosphodiester dan intron yang telah dibentuk akan
dilepaskan.
Beberapa tahapan ini terjadi pada Spliceosome dan membutuhkan hidrolisis ATP.
Molekul lain yang terkandung pada spliceosome yaitu molekul RNA yang disebut snRNP.
Molekul snRNP akan ditambahkan pada proses pemotongan agar prosesnya berlangsung
secara sempurna. Molekul snRNP U2 diikat pada suatu jaringan yang khusus dan
membentuk suatu percabangan. Kemudian, snRNP U5 dan U4 atau U6 ditambahkan untuk
menghasilkan spliceosome. Pada pembelahan ujung 5’ intron, snRNA U4 dilepaskan dari
spliceosome. Setelah itu intron dipotong, dua bagian dari exon digabungkan dengan
menyambungan 5’-3’ phosphodiester, sehingga mRNA yang sudah dipotong siap dipindah
ke sitoplasma dan melanjutkan proses transkripsi. Proses tersebut terlihat pada gambar 1.2
Gambar 1.3 Peran snRNP yang mengandung snRNA pada penyambungan pra-mRNA
Sumber : Snustad,dkk (2012)
2. Macam-macam kode genetik pada makhluk hidup
Gen berperan untuk mengendalikan struktur polipeptida. Perantara mRNA yang berupa
urutan empat basa dalam molekul mRNA dapat berperan untuk menentukan urutan asam amino
dari polipeptida. Sifat kode genetik terdiri beberapa macam, yang meliputi kembar tiga
nukleotida., kode genetik tidak tumpang tindih, kode genetik bebas koma, kode genetik yang
mengalami degenerasi, kode genetik dipesan, kode genetik berisi kode start dan stop serta kode
genetik hampir universal. Selama proses translasi terdapat dua puluh asam amino yang berbeda
yang dimasukkan kedalam polipeptida.
Pada tahun 1961, Francis Crick memiliki bukti yang mendukung kode triplet (tiga
nukleotida per kodon).Crick melakukan analisis genetik mutasi yang diinduksi revertant di rII
lokus bakteriofage T4 oleh proflavin kimia dan kemudian diisolasi. Revertant ini terbukti
sebagai hasil dari terjadinya mutasi tambahan di lokasi terdekat dari pembalikan mutasi yang
asli. Jika suatu kembar tiga nukleotida berurutan dalam mRNA berperan menentukan asam
amino, maka setiap urutan nukleotida dapat dikenali atau dibaca selama penerjemahan dengan
tiga cara berbeda. Misalnya, urutan AAAGGGCCCTTT dapat dibaca AAA, GGG, CCC, TTT
atau A, AAG, GGC, CCT, TT dan AA, AGG, GCC, CTT, T. Crick melakukan percobaan
kedua yang dilakukan dengan cara menambahkan dua macam basa nukleotida. Hasilnya yaitu
asam amino yang ditranslasikan tidak sama dengan asam amino awal. Sedangkan pada
percobaan Crick yang terakhir dilakukan dengan cara menambahkan tiga jenis basa nukleotida
dan hasilnya yaitu asam amino hasil translasi yang berada disebelah tempat terjadinya mutasi
sama dengan asam amino awal sebelum dilakukan mutasi.
Setiap deretan tiga basa pada mRNA, mempunyai fungsi untuk mengkode satu asam
amino spesifik disebut kodon. Terdapat empat basa pada nukleotida (A, G, C dan T) sehingga
terdapat 43 = 64 kodon. Beberapa kodon memiliki fungsi khusus. AUG merupakan kodon
inisiasi yang merupakan awal suatu polipeptida. Kodon UAA, UAG dan UGA tidak mengkode
asam amino dan merupakan kodon terminasi atau stop kodon. Translasi terjadi dengan cara,
setiap kodon dibaca secara berurutan dan tidak tumpang tindih. Kodon pertama pada gen
menyediakan reading frame (pola pembacaan). Contoh urutan kode genetic dapat terlihat pada
gambar 2.1
Gambar 2.1 Kode Genetik
Sumber : Smith,dkk (2005)
Pertanyaan dan Jawaban (Murniati Agustin/180341617524)
1. Sebutkan dan uraikan tiga macam RNA Polimerase pada proses transkripsi di eukariotik ?
Jawab :
- Terdapat tiga macam kompleks RNA polimerase, yang masing-masing diperlukan untuk
proses transkripsi. Perbedaan ketiga macam RNA polimerase tersebut dapat diketahui melalui
pemurnian menggunakan teknik kromatografi dan elusi pada suatu konsentrasi garam yang
berbeda. Masing-masing RNA polimerase mempunyai sensitivitas yang berbeda terhadap
toksin jamur α-amanitin, dan hal ini dapat dilakukan untuk membedakan aktivitasnya satu sama
lain. Macam-macam kompleks RNA polymerase, meliputi :
-
RNA polimerase I (RNA Pol I) : Mentranskripsi sebagian besar gen rRNA. Enzim ini
berada di dalam nukleoli dan tidak sensitif terhadap α-amanitin.
-
RNA polimerase II (RNA Pol II) : Mentranskripsi semua gen penyandi protein dan
beberapa gen RNA nuklear kecil (snRNA). Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma
dan sangat sensitif terhadap α-amanitin.
-
RNA polimerase III (RNA Pol III) : Mentranskripsi gen-gen tRNA, 5S rRNA, U6
snRNA dan beberapa RNA. Enzim ini terdapat di dalam nukleoplasma dan sedikit
sensitif terhadap α-amanitin.
2. Mengapa RNA Polimerase tidak memiliki aktifitas Proofreading (Pembacaan kembali),
seperti yang terdapat di DNA Polimerase ?
Jawab :
- Proofreading dapat diartikan sebagai sistem koreksi jika terjadi kesalahan dalam
penggabungan aminoasil-tRNA pada ribosom. RNA polimerase tidak memiliki
aktifitas proofreading (pembacaan kembali) eksonuklease 3’→5’, seperti yang dimiliki
oleh DNA polimerase, sehingga terdapat sekitar satu kesalahan yang terjadi disetiap
104 -105 ribonukleotida yang dimasukkan selama transkripsi RNA. Di dalam sel
diproduksi banyak salinan RNA dari satu gen, hal ini menyebabkan semua RNA segera
di degradasi dan diganti, maka kesalahan pada molekul RNA tidak terlalu berpengaruh
terhadap sel dibandingkan dengan kesalahan pada informasi yang tersimpan dalam
DNA.
3. Mengapa proses transkripsi dan translasi pada prokariotik dapat terjadi secara bersamaan ?
Jawab :
- Proses transkripsi dan translasi pada prokariotik dapat berlangsung secara bersamaan
yang diakibatkan pada prokariot tidak ada hambatan struktural sel, karena semua
komponen transkripsi dan translasi terletak pada ruangan sitoplasma yang sama.
Sebaliknya pada eukariotik, transkripsi berlangsung di dalam nucleus, sedangkan
translasi berlangsung di dalam sitoplasma. Hal ini dapat diartikan bahwa translasi baru
dapat dijalankan jika proses transkripsi sudah selesai dilakukan. Jeda waktu tersebut
disebut fase pasca transkripsi.
4. Bagaimana proses terbentuknya DNA Supercoiling pada proses elongasi saat terjadi
transkripsi ?
Jawab :
- Pada proses elongasi terdapat suatu hambatan yang dinamakan DNA Supercoiling.
Hal ini dapat terjadi ketika gaya torsi terbentuk saat proses transkripsi DNA. Proses
terbentuknya DNA Supercoiling diawali dengan DNA gyrase menggunakan ATP
secara
aktif
untuk
menciptakan supercoiling di
polimerase. Supercoiling yang diciptakan
berkebalikan
belakang
(negative
RNA
supercoiling)
dengan supercoiling yang disebabkan oleh RNA polymerase, sehingga efeknya saling
menghilangkan. Negative supercoiling dapat memfasilitasi proses pembukaan heliks
dari DNA, sehingga dapat membantu proses transkripsi DNA pada bakteri. Perlu
diingat bahwa DNA gyrase tidak ada pada organisme eukariotik. Untuk mengurangi
atau mengatasi supercoiling, terdapat mekanisme berupa enzim topoisomerase pada
eukariota dan bakteri.
5. Apa fungsi penguraian suatu kode genetik ?
Jawab :
- Fungsi dari penguraian suatu kode genetik ialah dapat menentukan kodon yang
menentukan asam amino. Jumlah berapa banyak dari 64 kodon yang digunakan.
Digunakan untuk mengetahui bagaimana kode diselingi serta penguraian kode genetik
untuk mengetahui spesies berbeda menggunakan kodon sama atau berbeda.
6. Sebutkan dan uraikan tipe-tipe degenerasi kodon spesifik sebuah asam amino !
Jawab :
-
Proses degenerasi pada kodon dapat dibagi menjadi dua tipe, yang meliputi degenerasi
parsial terjadi ketika basa ketiga, mungkin salah satu dari dua pirimidin (U atau C)
maupun dua purin (A atau G). Selanjutnya yaitu degenerasi komplit, satu dari empat
kodon mungkin menunjukkan posisi kodon ketiga, dan kodon akan tetap ditetapkan
oleh asam amino yang sama. Misalnya, valin yang ditetapkan oleh GUU, GUC, GUA,
dan GUG
Daftar Pustaka :
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K, and Watter, P. 2002, Molecular
Biology of The Cell, 4rd ed., New York : Garland Science.
Gardner, 1991. Principles Of Genetics Eighth Edition. New York: John Wiley & Sons.
Snustad, D. Peter dan Michael J. Simmons. 2012. Principles of genetics, sixth edition. United
States of America: John Wiley and Sons, Inc.
Smith, C., Marks, A.D., and Lieberman, M. 2005. Basic Medical Biochemistry, 2nd ed,
Philadelphia : Lippincott William & Wilkins.
Download