LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI CANTER DI PT SUN STAR MOTOR BADUNG Oleh I MADE GEDE ARDANA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BALI 2020 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI CANTER DI PT SUN STAR MOTOR BADUNG Oleh I MADE GEDE ARDANA NIM. 1815213007 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BALI 2020 ii LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM REM MITSUBISHI CANTER DI PT SUN STAR MOTOR BADUNG Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi D3 Teknik Mesin pada Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali I MADE GEDE ARDANA NIM. 1815213007 Bukit Jimbaran, 20 Desember 2020 Disetujui Oleh Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan Ir. I Ketut Rimpung, MT NIP. 195807101989031001 Sumawan Arianto Branch Manager Mengetahui: Ketua Program Studi D3 Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali I Wayan Suastawa, ST., MT NIP. 197800042002121001 iii KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya saya sebagai penyusun laporan dapat menyelesaikan Laporan Pratikum Kerja Lapangan dengan judul Perawatan dan Perbaikan Sistem Rem Mitsubishi Canter di PT Sun Star Motor Badung. Penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dari pengajuan Proposal Proyek Akhir. Penyusun menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan Laporan Pratikum Kerja Lapangan ini, karena tanpa pihak tersebut penyusun tidak akan dapat menyelesaikan laporan ini, oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak I Nyoman Abdi, SE, M.eCom selaku Direktur Politeknik Negeri Bali. 2. Bapak Dr. Ir. I Gede Santosa, M.Erg selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. 3. Bapak I Kadek Ervan Hadi Wiyanata, ST., MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. 4. Bapak I Wayan Suastawa, ST., MT selaku Kepala Program Studi D3 Teknik Mesin. 5. Bapak Ir. I Ketut Rimpung, ST., MT selaku Dosen Pembimbing Praktek kerja Lapangan. 6. Bapak Sumawan Arianto selaku Branch Manager PT. Sun Star Motor Badung. 7. Seluruh staff PT. Sun Star Motor Badung, yang telah membimbing penulis selama melakukan PKL. 8. Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan motivasi moral dan kepercayaan. Penulis juga menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan ini belum dapat dikatakan sempurna, Oleh karena itu perlu saran dan juga kritik yang bersifat membangun dan memotivasi penyusun utnuk dapat memperbaiki Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih dan semoga bermanfaat. Bukit Jimbaran, 20 Desember 2020 I Made Gede Ardana iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................... v DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 2 1.2.1 Tujuan umum .................................................................................................. 2 1.2.2 Tujuan khusus ................................................................................................. 2 1.3 Ruang Lingkup Materi ............................................................................................. 2 1.4 Prosedur Pelaksanaan ............................................................................................... 3 1.4.1 Lokasi tempat PKL ......................................................................................... 3 1.4.2 Waktu pelaksanaan ......................................................................................... 3 BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 4 2.1 Pengertian Sistem Rem ............................................................................................ 4 2.2 `Fungsi Rem ............................................................................................................... 4 2.3 Prinsip Kerja Sistem Rem ....................................................................................... 4 2.4 Macam - Macam Rem .............................................................................................. 5 2.4.1 Macam – macam rem berdasarkan fungsinya ............................................. 5 2.4.2 Macam – macam rem berdasarkan cara kerjanya ....................................... 6 2.4.3 Macam – macam rem berdasarkan sistem pengontrolnya ......................... 8 v 2.5 Macam - Macam Rem Tromol.............................................................................. 10 2.6 Komponen Rem Tromol ........................................................................................ 14 2.7 Kelebihan dan Kelemahan Rem Tromol ............................................................. 19 2.7.1 Kelebihan Rem Tromol................................................................................ 19 2.7.2 Kelemahan Rem Tromol .............................................................................. 20 vi DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN ix 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan di era reformasi yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang termuat dalam undangundang dasar tahun 1945 serta untuk meningkatkan sumberdaya manusia sangat penting dalam menghadapi globalisasi yang salah satu dampaknya adalah semakin tajamnya persaingan antar bangsa/negara. Politeknik Negeri Bali merupakan salah satu penyelenggara pendidikan yang berjenjang diploma III yang mampu menciptakan tenaga kerja yang professional. Politeknik Negeri Bali menerapkan suatu progam pendidikan yang lebih memprioritaskan praktek dari pada teori, oleh karena itu mahasiswa diwajibkan untuk melakukan suatu Praktek Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan-perusahaan pemerintah ataupun swasta yang memenuhi klasifikasi standard Intenasional. Sesuai dengan progam yang telah diterapkan oleh Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali bahwa setiap mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), tepatnya pada awal semester V selama tiga bulan pada perusahaan atau industri yang telah ditentukan sendiri oleh mahasiswa atas persetujuan dari pihak Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. Melalui Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa Politeknik Negeri Bali diharapkan dapat memperkaya wawasannya dan menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan, serta mendapatkan pengalaman kerja pada industri. Sehingga nantinya setelah mahasiswa tersebut menyelesaikan pendidikannya dapat membuktikan ke dunia usaha bahwa mereka benar-benar tenaga kerja yang siap pakai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PKL adalah suatu progam pendidikan yang memberikan pengenalan sekaligus wawasan kepada mahasiswa tentang dunia kerja secara nyata. 2 1.2 Tujuan Adapun tujuan dalam pelaksanaan PKL ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1.2.1 Tujuan umum Adapun tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT Sun Star Motor adalah sebagai berikut : a. Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa Politeknik khususnya J urusan Teknik Mesin ke perusahaan / industri yang ada di lapangan. b. Untuk memperdalam ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan serta membandingkan pekerjaan yang ada di lapangan dengan teori-teori yang didapat di bangku perkuliahan. c. Menyerap dan mengumpulkan cara tentang penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia kerja. d. Menuliskan pengalaman kerja yang telah diperoleh selama melakukan PKL di perusahaan/industri yang bersangkutan. 1.2.2 Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapangan di PT Sun Star Motor adalah sebagai berikut: a. Sebagai salah satu persyaratan dalam pengajuan proposal proyek akhir b. Mahasiswa dapat memahami cara perawatan dan perbaikan sistem rem mitsubishi canter. 1.3 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di PT Sun Star Motor meliputi : a. Pengertian sistem rem b. Fungsi sistem rem c. Prinsip kerja sistem rem d. Jenis-jenis rem e. Komponen-komponen sistem rem pada Mitsubishi Canter 3 1.4 Prosedur Pelaksanaan Prosedur pelaksanaan PKL di PT Sun Star Motor diantaranya adalah sebagai berikut : 1.4.1 Lokasi tempat PKL Lokasi PT. Sun Star Motor berada di Jl. Gatot Subroto No. 100, Link. Batu Culung, Kerobokan Kaja, Kuta Utara, Denpasar, Bali, Indonesia 80111. Gambar 1.1 Peta Lokasi PT. Sun Star Motor Denpasar (Sumber : www.google.com, 2020) 1.4.2 Waktu pelaksanaan Adapun waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT. Sun Star Motor Denpasar selama 3 bulan, yaitu terhitung mulai tanggal 2 September 2020 sampai 2 Desember 2020. 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Rem Rem adalah suatau bagian kendaraan yang peranannya sangat penting dalam sistem mesin, misalnya pada mesin mobil, sepeda motor, mesin cuci, dan sebagainya. Selain itu rem juga mempunyai kelemahan yaitu rem sering mengalami blong, hal ini diakibatkan karena pemeliharaan yang kurang rutin dan penyebab terjadinya rem blong yaitu pad rem habis (aus), minyak rem habis, dan terjadinya kebocoran pada seal piston rem, master rem, ataupun pada selang remnya, maka dari itu pemeliharaan rem harus sangat diperhatikan. 2.2 ` Fungsi Rem Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan ditempat yang menurun. 2.3 Prinsip Kerja Sistem Rem Sistem rem menggunakan prinsip perubahan energi dari energi gerak ke energi panas. Ini adalah kebalikan dari mesin, mesin kendaraan menggunakan perbubahan energi dari panas pembakaran ke bentuk gerakan. Namun, saat gerakan itu disalurkan ke roda ada mekanisme lain yang memperlambat putaran roda dengan mengubahnya kembali ke bentuk energi panas. Gambar 2.1 Prinsip Kerja Rem (Sumber : willycar.com, 2018) 5 Ini karena energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, sehingga untuk menghilangkan sebagian energi pada roda kendaraan, harus diubah ke bentuk lain. Bentuk perubahan energi yang paling memungkinkan adalah perubahan ke energi panas. Untuk mengubah energi gerak ke energi panas, sistem pengereman menggunakan gesekan dua material. Kita tahu, kalau gesekan pasti menimbulkan panas. Panas tersebut timbul karena proses perubahan energi dari energi gerak yang saling bergesekan menjadi energi panas. Sehingga temperatur permukaan benda yang bergesekan lebih tinggi, namun gerakan benda tersebut melemah. 2.4 Macam - Macam Rem 2.4.1 Macam – macam rem berdasarkan fungsinya Berdasarkan penggunaan atau fungsinya, ada dua macam rem yakni: a. Rem Utama/Primer Gambar 2.2 Pedal Rem (Sumber : lksotomotif.com, 2017) Rem primer merupakan sistem pengereman utama pada kendaraan yang aktif menjaga keselamatan mobil. Dengan kata lain, rem utama adalah rem yang akan bekerja ketika kita menginjal pedal rem untuk memperlambat laju kendaraan. Rem ini, terletak pada masing masing roda. Pada mobil, rem utama digerakan oleh satu pedal yakni pedal rem sehingga ketika kita injak pedal rem maka keempat roda akan melakukan pengereman secara 6 bersama-sama. Sementara pada motor, ada dua kontrol rem biasanya. Rem depan dan rem belakang. b. Rem Parkir/Tangan Gambar 2.3 Tuas Rem Tangan (Sumber : jdpower.com, 2018) Jika rem utama fungsinya untuk mengurangi laju kendaraan, rem parkir dipakai untuk menahan kendaraan. Rem parkir ini, tidak difungsikan sebagai rem utama karena meski bisa prinsipnya sama seperti rem utama tapi mekanisme rem parkir tidak memiliki pegas pengembali. Sehingga, rem ini lebih cocok dipakai untuk mengunci roda kendaraan agar tidak berputar. Rem parkir inu sangat berguna ketika mobil terparkir pada jalanan menurun dan mengamankan kendaraan agar tidak berjalan sendiri. Rem ini, diaktifkan melalui sebuah tuas yang memiliki lock. Sehingga ketika ditarik otomatis roda akan terkunci. Selain memakai tuas, ada pula rem parkir yang diaktifkan melalui sebuah tombol. Sistem ini dikenal sebagai Electronic Park Brake (EPB) yang digerakan dengan bantuan motor listrik. 2.4.2 Macam – macam rem berdasarkan cara kerjanya a. Rem Tromol Rem tromol menggunakan dua buah kampas rem yang digesekan pada sebuah tromol rem. Tromol rem ini berbentuk seperti mangkuk dengan bahan besi, pada dinding tromol inilah kampas rem akan menekan. Arah tekanan kampas pada tipe ini mengarah keluar, sehingga putaran tromol akan terhenti apabila dinding tromol terkena gaya gesek kampas. 7 Gambar 2.4 Rem Tromol (Sumber : PT. Sun Star Motor Denpasar, 2020) Sistem rem ini, memiliki permukaan gesek yang lebih luas. Hal itu bisa kita lihat bentuk kampas yang digunakan memiliki permukaan yang lebar. Sehingga daya pengereman yang bisa dicapai juga besar, oleh karena itulah rem tromol banyak dipakai pada kendaraan berat seperti bus dan truk. b. Rem Cakram Sementara pada sistem rem cakram bekerja menggunakan prinsip jepitan. Dalam hal ini, piringan rem sebagai media yang digesek akan mendapatkan jepitan dari kampas rem yang tertaut dengan knucle. Hal itu menyebabkan piringan berhenti berputar ketika kampas menjepit permukaan piringan. Dari luas gesekan, memang tipe rem cakram lebih kecil tapi karena arah tekanannya berlawanan/menjepit maka daya rem yang sedikitpun sudah bisa menghentikan laju kendaraan. Gambar 2.5 Rem Cakram (Sumber : Autoexpose.org, 2017) 8 Oleh karena itu rem cakram dikenal sebagai rem yang responsif dan lebih kuat untuk menghentikan laju kendaraan. Tapi, rem ini memiliki kelemahan ketika menghentikan laju kendaraan yang memiliki momentum besar karena daya geseknya yang sempit tidak mampu melawan energi putar roda. c. Engine Break Untuk tipe ketiga mungkin secara sadar sering anda pakai atau bahkan anda tidak mengenali sistem rem ini. Sesuai namanya, engine brake memakai energi mesin untuk melakukan pengereman. Saat mesin deselerasi maka katup gas dari awalnya terbuka langsung tertutup. Hal itu berimbas pada gerakan piston yang seolah ditahan oleh kevakuman intake manifold. Sehingga putaran mesin cenderung langsung turun. Jika pada kondisi ini kita hubungkan kopling dan masuk gigi, maka laju kendaraan akan tertahan akibat perlambatan RPM mesin ini. Perlambatan inilah yang disebut sebagai engine break. Meski demikian, engine brake tidak masuk ke sistem pengereman utama mobil karena engine brake hanya bekerja ketika mesin deselerasi. Pengontrol rem adalah mekanisme dari pedal atau tuas yang bertugas mengonversi tenaga yang diberikan oleh tangan kita menjadi gerakan pada kaliper. Ada tiga jenis pengontrol yakni ; 2.4.3 Macam – macam rem berdasarkan sistem pengontrolnya a. Rem Mekanis Rem mekanis adalah pengontrol rem yang memanfaatkan kabel kawat sebagai penghubung antara tuas rem dengan tuas cakram rem. Ini biasa kita temui pada sistem rem tromol sepeda motor atau rem belakang motor. Rem mekanis itu menjadi penggerak rem yang paling sederhana karena gerakan dari tuas langsung diteruskan ke aktuator rem melalui kawat kabel. Tapi, kawat yang berbahan dasar logam ini juga bisa molor atau memuai sehingga kita perlu melakukan penyetelan rem pada sistem rem ini agar rem selalu pakem. 9 b. Rem Hidrolik Berbeda dengan tipe mekanis yang memakai kabel kawat, pada sistem rem hidrolik sudah memakai fluida sebagai penyalur tenaga. Prinsipnya menggunakan hukum pascal dimana ketika tekanan yang dikenakan pada zat cair akan diteruskan kesegala arah dengan sama besar. Gambar 2.6 Skema Rem Hidrolik (Sumber : willycar.com, 2018) Fluida ini, akan menerima tekanan dari piston yang didorong akibat gerakan pedal/tuas rem. Karen fluida tertekan oleh piston maka fluida akan mendorong kesegala arah dengan besar tekanan sesuai tekanan piston. Disini, dorongan fluida akan diarahkan ke caliper atau silinder roda untuk diubah kembali menjadi energi gerak. Sistem rem fluida ini, banyak dipakai karena terbukti lebih efektif dan responsif karena daya pengereman akan tersalurkan secara keseluruhan tanpa kerugian tenaga dan tidak ada istilah molor. c. Rem Angin Pada prinsipnya, sistem rem angin juga sama seperti rem hidrolik hanya saja pada rem angin tenaga pengereman tidak diperoleh dari pedal yang diinjak pengemudi melainkan dari angin bertekanan. Sementara pedal rem hanya berfungsi membuka katup yang menyalurkan udara bertekanan dengan aktuator rem. 10 Gambar 2.7 Sistem Rem Angin (Sumber : fueloyal.com, 2019) Dalam hal ini, ada dua komponen yakni brake chamber yang akan mengubah tekanan angin menjadi energi gerak dan air tank selaku penyedia udara bertekanan. Jika pedal gas ditekan maka kedua komponen ini akan terhubung sehingga udara bertekanan akan mendorong kearah brake chamber untuk menggerakan tuas aktuator rem. Karena menggunakan tekanan angin, maka daya pengeremannya juga sangat besar. Ini dipakai pada kendaraan-kendaraan besar seperti bus dan truk. 2.5 Macam - Macam Rem Tromol Menurut cara kerjanya, ada sekitar dua tipe rem tromol. Yaitu single piston dan dual piston. Namun kalau dijabarkan lebih luas maka ada sekitar 6 jenis rem tromol yaitu: a. Leading and trailing shoes Tipe pertama adalah tipe leading and trailing. Sesuai namanya, pada dua buah sepatu rem ada yang berfungsi sebagai leading dan ada pula yang bertugas sebagai trailling. Leading shoes berarti sepatu rem yang berperan menghentikan laju putaran tromol lebih kuat. Sementara trailling berfungsi sebagai bantuan pengereman. Pada tipe rem leading dan trailing, kita akan menemukan satu buah fixed wheel cylinder yang biasanya terletak dibagian ujung atas sepatu rem. Sementara ujung sepatu rem lainnya terletak pada sebuah pin yang bisa digerakan. 11 Gambar 2.8 Rem Tromol Tipe Leading And Trailing (Sumber : otospeedcar.com, 2018) Cara kerja rem tromol jenis ini yaitu ketika pedal rem ditekan silinder roda mendorong dengan tekanan yang sama pada setiap sepatu rem. Pada gilirannya, hal ini memaksa bagian atas setiap sepatu luar menuju tromol, dan masing-masing sepatu rem bertumpu ada penahan yang terletak di bagian bawah dari backing plate. Gesekan tromol menarik sepatu rem yang depan (leading) sehingga akan lebih kuat menekan tromol yang merupakan kekuatan bantuan pada silinder roda. Sepatu sekunder tidak terdapat self-energizing sehingga tidak memberikan gaya pengereman tambahan pada silinder roda. Ketika tromol berputar ke arah sebaliknya, maka akan terjadi hal yang sebaliknya. Dalam sistem leading-trailing kampas rem primer dan sekunder biasanya bentuk dan ukurannya sama. b. Rem Tromol Tipe Uni Servo Rem tromol non-servo digunakan pada kendaraan yang lebih kecil, dengan sistem penggerak roda tipe Front- Wheel Drive (FWD). Sedangkan pada kendaraan roda empat atau lebih rem tromol jenis ini digunakan sebagai rem parkir dengan menggunkan tuas sebagai mekanismenya. Tipe uni servo merupakan tipe rem tromol yang dipermudah konstruksinya. Karena secara cara kerja, ini hampir sama dengan sepatu rem tipe leading and trailing, namun sistem ini hanya dilengkapi satu buah wheel cylinder yang memiliki satu piston. Satu piston tersebut bisa menggerakan dua buah sepatu rem. Ini karena 12 adjuster yang ada dibagian bawah itu floating atau tidak dibaut ke backing plate, dengan kata lain adjuster ini bisa bergerak kekanan dan kekiri. Gambar 2.9 Rem Tromol Tipe Uni Servo (Sumber : autoexpose.org, 2017) Cara kerjanya yaitu ketika pedal rem ditekan, silinder roda hidrolik akan mendorong sepatu keluar untuk menekan tromol yang berputar dan menimbulkan gesekan sehingga memperlambat kendaraan. Ketika pedal dibebaskan, pegas pengembali menarik sepatu rem kembali ke posisi semula. c. Rem Tromol Tipe Duo Servo Rem tromol tipe duo servo sama dengan rem tromol tipe servo dengan perbedaannya adalah pada tipe duo servo menggunakan silinder roda dengan dua piston dengan demikian baik kendaraan bergerak maju atau mundur self-energizing effect akan muncul pada kedua sepatu rem. Gambar 2.10 Rem Tromol Tipe Duo Servo (Sumber : autoexpose.org, 2017) 13 Kelebihannya, adalah tidak ada keausan kampas rem yang tidak rata. Ini karena tekanan yang diberikan ke dua sepatu rem akan diratakan ke permukaan kampas karena posisi adjuster sebagai tumpuan bisa bergerak bebas. d. Rem Tromol Tipe Two Leading Rem tromol non-servo tipe two leading digunakan pada kendaraan yang kecil atau besar pada roda depan. Cara kerjanya yaitu pada saat rem roda depan menerima tambahan sebagian beban roda belakang pada saat kendaraan di rem. Tekanan silinder roda mendorong kedua sepatu rem ke luar. Gambar 2.11 Rem Tromol Tipe Two Leading (Sumber : otosigna99.com, 2019) Jika tromol berputar ke arah maju kedua sepatu rem terdapat self-energizing karena mendapat pengaruh dari putaran tromol (gerakan sepatu rem searah dengan putaran tromol) keduanya menjadi sepatu leading/primer. Tetapi pada saat tromol berputar ke arah mundur maka kedua sepatu rem menjadi trailing/sekunder semua karena berlawanan arah dengan putaran tromol sehingga tidak memiliki self-energizing effect. e. Rem Tromol Tipe Dual Two Leading Tipe ini mempunyai dua wheel cylinder yang masing – masing memiliki dua piston. Efek pengereman yang terjadi sangat baik pada saat kendaraan maju maupun mundur. 14 2.6 Komponen Rem Tromol Saat ini setidaknya ada 9 komponen rem tromol yang harus anda pahami dan ketahui bentuknya serta fungsi dari komponen tersebut. Gambar 2.12 Komponen Rem Tromol (Sumber : otoflik.com, 2018) a. Backing Plate Komponen rem tromol yang pertama adalah Backing Plate atau piringan berbahan logam yang cukup tipis yang diletakan tepat berada di belakan sistem rem tromol. Komponen ini memiliki fungsi sebagai rangka sekaligus pelindung komponen lainnya. Gambar 2.13 Backing Plate (Sumber : otoflik.com, 2018) 15 Kemudian bentuk dari Backing Plate ini yaitu lingkaran yang dimana memiliki banyak sekali lubang dan juga tonjolan. Tujuan utama di buatnya banyak lubang tersebut pada komponen yang satu ini adalah untuk menyesuaikan dengan part rem tromol. b. Wheel Cylinder Komponen berikutnya adalh Silinder Roda atau Wheel Cylinder. Fungsi utama dari komponen ini yakni untuk mengubah tekanan fluida agar menjadi gerakan mekanis. Bahkan pada sistem rem tromol, diketahui ada beberapa tipe silinder roda. Hanya saja dari beberapa tipe tersebut, mungkin tipe atau jenis dual piston merupakan tipe yang paling banyak di gunakan untuk mendampingi tromol jenis trailing dan juga leading. Gambar 2.14 Wheel Cylinder (Sumber : otoflik.com, 2018) Umumnya tipe ini memiliki ciri-ciri silinder roda yang terkait oleh baut ke backing plate dengan membawa dua piston. Sementara itu untuk bagian-bagian dari siliner roda ini antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Piston Spring Piston Boot Bleeder Nut Wheel Cylinder Housing 16 c. Sepatu dan Kampas Rem Komponen yang selanjutnya bisa kita temukan pada sebuah rem tromol adalah Sepatu Rem dan Kampas. Sepatu rem atau Brake Shoe merupakan tempat yang digunakan untuk meletakan kampas rem pada sistem rem tromol. Sementara pada komponen rem cakram, bagian ini disebut dengan brake pad. Gambar 2.15 Sepatu dan Kampas Rem (Sumber : bisaotomotif, 2019) Sepatu rem mempunyai bentuk lingkaran yang terdiri dari 2 buah sepatu dengan bentuk setengah lingkaran. Peletakan dari komponen ini tentu saja ada pada bagian dalam rem tromol. Akan tetapi komponen rem tromol yang satu ini tidak akan bersinggungan langsung dengan tromol. Melainkan ada bagian atau komponen lain yang diletakan dibagian atas permukaan sepatu rem. Komponen ini disebut sebagai kampas rem yang dimana kampas rem ini terbuat dari bahan keramik organic yang bisa di ganti ketika kondisinya sudah mulai menipis. d. Return Spring Return Spring menjadi komponen rem tromol lain yang akan bisa kita temukan. Komponen yang satu ini memiliki fungsi untuk mengembalikan posisi sepatu rem ke posisi awal sebelum adanya tekanan dari pedal atau tuas rem. Dan pada sistem kerja rem tromol sendiri terdapat dua buah return spring, yaitu 17 1) Uper Spring : Yang mana per atau pegas ini berada pada sisi atas atau tepatnya dibawah roda silinder. Fungsinya tidak lain dan tidak bukan untuk mengembalikan posisi sepatu rem ke posisi awal. 2) Lower Spring : Kemudian ada pula pegas atau per yang terletak pada sisi adjuster. Dimna bebeda dari Uper Spring, komponen ini berfungsi untuk menjaga posisi dua buah sepatu rem tromol agar bisa menekan bagian adjuster. Gambar 2.16 Return Spring (Sumber : bisaotomotif.com, 2019) e. Brake Shoe Holder Pada sistem pengereman tromol untuk mobil, sepatu rem memang di letakan secara menempel pada backing plate. Hanya saja bagian ini bersifat dinamis atau bisa digerakan. Dengan begitu mekanisme holder yang digunakan akan bisa menunjang hal ini. Sementara itu Brake Shoe Holder ini juga terdiri dari beberapa bagian termasuk sebuah pin yang memiliki pengunci pegas atau per dan juga plat penekan. Yang dimana ketiga komponen yang satu ini apabila di gabungkan akan menjadi satu baguan yang menempel pada backing plate. f. Brake Shoe Adjuster Brake Shoe Adjuster merupakan komponen rem tromol yang berada dibagian bawah rem tromol. Bentuk dari komponen ini seperti screw yang dapat di adjuster. Fungsi dari komponen ini adalah sebagai penyetel celah antara kampas rem tromol dan juga permukaan tromol saat ada gerakan dari pedal rem yang di tekan atau tuas rem yang di tarik. 18 Gambar 2.17 Brake Shoe Adjuster (Sumber : autoexpose.org, 2017) g. Parking Brake Lever Jika anda mencari perbedaan rem tromol mobil dan motor, mungkin Parking Brake Lever menjadi yang paling tepat anda pilih. Hal terebutlah yang membuat konstruksi rem tromol pada sebuah mobil terbilang begitu rumit. Dalam sistem kerjanya, ada dua buah lever yang umum kita jumpai. 1) Park Brake Lever : Untuk yang satu ini dibuat dengan salah satu ujung lengan akan memiliki engsel yang akan terhubung dengan brak shoe dibagian sisi atas. Sedangkan ujung lainnya akan terhubung dengan kabel rem. 2) Brake Shoe Link : Sementara jenis ini adalah jenis yang akan menghubungkan park brake lever dengan brake shoe satunya. h. Drum/Rem Tromol Gambar 2.18 Drum atau Rem Tromol (Sumber : otoflik.com, 2019) 19 Komponen yang tidak kalah penting keberadaannya adalah Drum Brake atau Tromol Rem itu sendiri. Bagian ini merupakan bagian yang bisa dibilang paling keras mengingat komponen ini terbuat dari baja tuang yang memiliki bentuk seperti drum atau tabung. Yang jelas komponen atau bagian ini memiliki fungsi utama sebagai media gesekan bersama kampas rem dengan tujuan putaran roda akan bisa berhenti ketika jalan. Drume Brake sendiri terhungung dengan baut roda, sehingga ketika baut roda berputar, maka tromol juga berputar. i. Parking Brake Cable Kompnen rem tromol yang terakhir adalah parking brake cable atau kabel baja yang digunakan untuk menarik sistem rem tromol. Kabel ini tentunya tidak jauh berbeda dengan jenis kabel baja lainnya. Yang mana fungsi dari kabel utama ini yakni untuk menghubungkan gerakan tuas rem parkir dengan parking brake lever yang terdapat pada sisem rem tomol ini. Gambar 2.19 Parking Brake Cable (Sumber : currieenterprises.com, 2019) 2.7 Kelebihan dan Kelemahan Rem Tromol 2.7.1 Kelebihan Rem Tromol Beberapa orang mengatakan bahwa penggunana rem tromol akan jauh memberikan kenyaman mereka didalam berkendara. Hal tersebut tentu saja menjadi kelebihan dari sistem kerja rem tromol itu sendiri. Selain itu ada pula beberapa kelebihan lain yang ditawarkan oleh rem tromol termasuk: 20 a. Tidak mudah terkena kotoran dan juga debu b. Sistem rem yang cukup mudah di operasikan dan juga cukup murah harganya: c. Memiliki kinerja pengereman yang lembut d. Diklaim mampu menahan beban yang cukup besar 2.7.2 Kelemahan Rem Tromol Meski mekanisme rem tromol bisa dibilang cukup mudah dan simple bahkan menjadi kelebihan dari jenis rem yang satu ini. Akan tetapi rem tromol juga tidak luput dari beberapa kekurangan seperti halnya a. Rem tidak terlalu pakem saat proses pengereman b. Proses pergantian kampas terbilang lebih lama dan juga lebih rumit c. Mungkin menjadikan pandangan melihat ke kendaraan anda kurang nyaman