Uploaded by User68391

bab ii fix

advertisement
BAB II
TEORI UMUM ARRESTER
2.1 Pengertian
Arrester adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi peralatan listrik
terhadap sambaran petir. Dipasang pada atau dekat peralatan yang dihubungkan dari fasa
konduktor ke tanah. Lightning arrester membentuk jalan yang mudah dilalui petir atau surja,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Jalan pintas tersebut harus
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem 50 Hz. Pada kerja normal,
lightning arrester berfungsi sebagai isolator dan bila terkena sambaran petir akan berlaku
sebagai konduktor yang mengalirkan petir ke bumi. Setelah petir hilang, lightning arrester
harus cepat kembali menjadi isolator, sehingga pemutus tenaga (PMT) tidak sempat
membuka. Pada kondisi normal (tidak terkena petir), arus bocor lightning arrester tidak
boleh melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut berarti kemungkinan besar lightning
arrester mengalami kerusakan.
Gambar 2.1
*sumber dari: http://www.asia.ru/images/target/photo/50248660/Lightning_Arrester.jpg
 Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :
1. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge
voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup
rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut
juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan
disebut juga tegangan sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop).
Jatuh tegangan pada arrester = I x R
Dimana
I = Arus maksimal (A)
R = Tahanan arrester (Ohm)
2. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat berkeja terus seperti
semula.
Batas dari tegangan system dimana arus susualn ini masih mungkin,
disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.
2.2 Jenis Lightning Arrester
Lightning arrester terdiri dari dua jenis yaitu jenis Ekspulasi dan jenis Tahanan Tak
Linear.
2.2.1
Expulsion Type Lightning Arrester (Protector Tube)
Arrester ini merupakan tabung yang terdiri dari :

Dinding tabung yang terbuat dari bahan yang mudah menghasilkan gas jika
dilalui arus (bahan fiber).

Sela batang (external series) yang biasanya diletakkan pada isolator porselin,
untuk mencegah arus mengalir dan membakar fiber pada tegangan jala-jala
setelah gangguan diatasi.

Sela pemutus bunga api diletakkan didalam tabung salah satu elektroda
dihubungkan ketanah.
Setiap kawat phasa mempunyai tabung pelindung. Pada waktu tegangan terpa
melalui sela batang dan sela bunga api maka impedansi tabung akan menjadi rendah
sehingga arus terpa dan arus sistem mengalir ketanah. Tegangan diantara saluran
dengan tanah turun setelah tembus terjadi.
Bagaimanapun arus yang mengalir akan membakar fiber dan menghasilkan gas
yang bergerak cepat kearah lubang pembuangan dibagian bawah arrester.Tekanan
gas ini akan mematikan bunga api pada saat arus melalui titik nol pertamanya. Waktu
pemadaman busur api ini hanya setengah atau satu siklus sehingga RRV (Rate of
Recovering Voltage) lebih lambat dari rate of rise kekuatan dielektrik isolasi. Beda
waktu ini cukup pendek untuk dapat dibaca oleh rele pelindung sehingga CB (Circuit
Breaker) tetap bekerja (tertutup) dan pelayanan daya tidak terganggu. Segera setelah
gas ditekan keluar dan api menjadi padam sistem dapat bekerja kembali dengan
normal.
1) Kelemahan dan kerugian lightning arrester type expulsi

Terbatas pada sistem yang mempunyai besar arus sistem kurang dari 1/3 dari
besarnya arus terpa. Karena arus yang sangat besar menyebabkan fiber habis
terbakar dan arus yang terlalu kecil tidak mampu menghasilkan cukup gas pada
tabung untuk mematikan busur api.

Karena setiap arrester bekerja, permukaan tabung akan rusak karena terbakar
maka arrester ini mempunyai batasan pada jumlah operasinya dimana arrester ini
masih dapat berfungsi dengan baik.

Walaupun termasuk pemotong terpa yang murah karena kemampuannya
memotong arus ikutan namun sama sekali tidak cocok untuk perlindungan
peralatan-peralatan gardu yang mahal karena V-T (Tegangan – Waktu)
karakteristiknya yang buruk.
2) Pemakaian lightning arrester jenis Expulsi:
Umumnya dipakai untuk melindungi isolator transmisi. V-T karakteristik dari
arrester ini lebih datar daripada isolator sehingga dapat mudah dikoordinasikan untuk
melindungi isolator dari tembus permukaan, dipakai pada tiang transmisi sebelum
memasuki peralatan untuk memotong arus terpa yang datang sehingga berfungsi
mengurangi kerja dari arrester di gardu.
·
Pada trafo-trafo kecil di pedesaan dimana pemotong petir tipe tahanan tak linear sangat
mahal dan pemakaian sela batang akan memberikan perlindungan yang cukup. Pada tiang
transmisi tertentu yang sangat tinggi (misalnya penyeberangan sungai) dimana kemungkinan
disambar petir cukup tinggi.
Jenis-jenis lightning arrester type expulsi:

Jenis Transmisi digunakan pada jaringan transmisi untuk melindungi isolator

Jenis Distribusi digunakan untuk melindungi trafo pada jaringan-jaringan distribusi
dan peralatan-peralatan distribusi.
1.2.2
Non Linear Type Lightning Arrester (Arrester Tipe Tahanan Tak Linear).
1. Jenis Silicon Carbide ( SiC)
Arrester ini terdiri dari beberapa sela yang tersusun seri dengan piringanpiringan tahanan, dimana tahanan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
harga tahanannya turun dengan cepat pada saat arus terpa mengalir sehingga
tegangan antara terminal arrester tidak terlalu besar dan harga tahanan naik
kembali jika arus terpa sudah lewat sehingga memotong arus ikutan pada titik nol
pertamanya. Sela api (sparks gap) dan tahanan disusun secara seri dan
ditempatkan didalam rumah porselen kedap air sehingga terlindung dari
kelembapan, pengotoran dan hujan.
Distribusi tegangan yang tidak merata diantara celah sela api (sparks gap)
menimbulkan masalah.Untuk mengatasi ini dipasang kapasitor dan tahanan non
linear paralel dengan sela api.Pada daerah tegangan yang lebih tinggi kapasitor
dan tahanan linear dihubungkan dengan paralel dengan badan celah. Bila
tegangan lebih menyebabkan loncatan bunga api pada celah-celah yang
diserikan, arus akan sangat tinggi untuk mempercepat redanya tegangan lebih.
Tegangan tertinggi yang akan muncul pada penangkal petir adalah tegangan
loncatan atau tegangan yang terjadi pada tahanan tak linear pada saat lonjakan
arus mengalir. Tegangan loncatan bunga api terendah dari penangkal
disebut tegangan loncatan pulsa bunga api seratus persen (Maximum 100%
Impulse Spark Over Voltage). Tegangan yang dibangkitkan tahanan non linear
pada saat arus loncatan mengalir disebut tegangan residu. Semakin rendah hargaharga ini semakin baik tingkat perlindungan pada peralatan.
Arus bocor yang mengalir melalui tahanan dalam dalam keadaan operasi
normal dari sistem tidak melebihi 0,1 mA. Arus ini sudah cukup untuk
mempertahankan temperature dibagian dalam arrester lima derajat lebih tinggi
dari temperature sekeliling sehingga mencegah masuknya uap air kebagian dalam
arrester
2. Jenis Metal Oxide ( MOV)
Arrester jenis Metal Oxide hanya terdiri dari unit-unit tahanan tak linear yang
terhubung satu sama lainnya tanpa memakai sela percik pada setiap unit.
Untuk arrester jenis Metal Oxide material tahanan tak linear pada dasarnya
keramik yang dibentuk dari oksida seng ( ZnO) dengan penambahan oksida lain.
Bahan ini telah banyak dipakai untuk perlindungan rangkaian-rangkaian yang
bekerja pada beberapa kV sampai dengan tegangan transmisi. Karena derajad
ketidaklinearan yang tinggi, bahan ini memungkinkan penyederhanaan dalam
desain dan dapat memperbaiki penampilan dalam lingkungan tertentu.
3. Jenis-jenis lightning arrester tipe tahanan tak linear
Jenis Gardu (Station Type), jenis ini merupakan penangkap petir paling
efisien dan mahal yang umumnya digunakan untuk melindungi peralatanperalatan penting pada gardu-gardu besar ( sistem dengan tegangan diatas 70
kV).
Jenis Hantaran (Line Type) , jenis ini lebih murah dan digunakan untuk
melindungi gardu dengan tegangan kerja dibawah 70 kV. Penangkap petir jenis
gardu untuk melindungi motor/generator, digunakan untuk sistem dengan
tegangan 2,2 kV sampai 15 kV.
Penangkap petir sekunder (Secondary Arrester) berguna untuk melindungi
peralatan-peralatan tegangan rendah dengan tegangan kerja sistem antara 120 V
sampai 750 V.
 Karakteristik Arrester
Oleh karena arrester dpakai untuk melindungi peralatan sistem tenaga listrik
maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik
didalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting
dalam pemakaiannya yaitu :
1.
Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui
2.
Ia mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan ( voltage limiting) bila
dilalui oleh berbagai macam arus petir.
3.
Batas termis
Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang mempunyai
tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi
rating ini, maka didalam keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu
menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih
transiens c/s. karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat
ditahan oleh terminal ketika melewatkan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan
singkat baik sebelum arus mengalir maupum mulai bekerja. Untuk batas termis ialah
kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang –
ulang tanpa menaikkan suhunya. Meskipun kemampuan arrester untuk menyalurkan arus
sudah mencapai 65000 – 100.000 ampere, tetapi kemampuannya untuk melewatkan surja
hunbung terutama bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar yang masih rendah.
Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu
system perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke
tanah (saturated ground fault)
b. Dapat memutuskan arus susulan
c. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan
percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah
 Pemilihan Arrester
Dalam memilih arrester yang sesuai untuk keperluan tertentu, beberapa factor
harus diperhatikan, yaitu :
1. Kebutuhan perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang
harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.
2. Tegangan sistem : ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan
arrester
3. Arus hubung singkat system : ini hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi.
4. Jenis arrester : apakah arrester jenis gardu, jenis saluran, atau jenis distribusi.
5. Factor kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih di atas
permukaan laut), temperatur dan kelembaban yang tinggi serta pengotoran.
6. Faktor ekonomi : faktor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos pemeliharaan
dan kerusakan bila tidak ada arrester, atau dipasang arrester yang lebih rendah
mutunya.
2.3 Istilah dan Definisi
 Arus Pelepasan Nominal Pengenal (Rated Nominal Discharge Current) (In)
Nilai puncak arus pelepasan dengan bentuk gelombang 8/20 µs yang dipakai untuk
mengklasifikasikan arrester.
 Dudukan (Bracket)
Peralatan yang digunakan sebagai dudukan/penggantung arrester.
 Frekuensi Pengenal (Rated Frequency) (Fr)
Jumlah gelombang satu siklus utuh maksimum yang melewati titik tetap per satuan waktu
dari sistem secara kontinu. Frekuensi ini dapat diterapkan pada arrester secara kontinu tanpa
mempengaruhi karakteristik kerjanya.
 Gaya Mekanis Sesaat yang Dispesifikasikan (Specified Short Term Load)
Gaya mekanis sesaat terbesar terhadap sumbu longitudinal yang sanggup ditahan oleh
arrester dan ditetapkan oleh pabrikan tanpa menyebabkan kerusakan mekanis untuk
penggunaan pada sistem distribusi
 Isokeraunic Level (IKL)
Garis yang menghubungkan daerah-daerah dengan jumlah hari guruh yang sama. Dalam hal
ini, jika minimum satu guruh terdengar oleh pengamat dalam satu hari, maka disebut satu
hari guruh (thunder storm day).
 Jarak Rambat Insulator Fase ke Bumi (Creepage Distance Phase To Earth)
Jarak terpendek antara dua bagian konduktif (fase ke bumi) diukur sepanjang permukaan
selubung isolator.
 Keramik (Porcelain)
Bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat dan mempunyai kemampuan
isolasi terhadap tegangan.
 Kelas (Line Discharge Class)
Tingkatan kemampuan arrester untuk melakukan penyerapan energi maksimum dari impuls
petir.
 Kekuatan Selubung Elektrik (Electric Strength Of Housing)
Kemampuan isolator menahan tegangan tinggi tanpa kegagalan.
 Kemampuan Hubung Singkat Isolator (Short Circuit Capability)
Kemampuan hantar arus hubung singkat dari arrester yang tidak menyebabkan meledaknya
selubung isolator arrester.
 Lama Arus Gangguan (Fault Duration)
Lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan gangguan.
 Pemisah (Disconnector)
Peralatan untuk mengisolasi arrester yang mengalami kerusakan dari sistem distribusi.
 Polimer (Polymer)
Salah satu bahan rekayasa bukan logam (non-metallic material) yang dihasilkan dengan cara
polimerisasi dari molekul yang sangat banyak dengan satuan struktur berantai panjang dan
mempunyai kemampuan isolasi terhadap tegangan.
 Sistem Pembumian Titik Netral (System Neutral Connection)
Sistem jaringan tegangan menengah yang titik netralnya dihubungkan ke bumi, baik melalui
impedansi maupun secara langsung.
 Selubung (Housing)
Bagian terluar dari suatu arrester yang membungkus MOV dan bersifat isolasi.
 Tegangan Pengenal (Rated Voltage) (Ur)
Nilai efektif maksimum dari tegangan frekuensi kerja yang diizinkan antara kutub-kutubnya
yang dirancang agar dapat bekerja dengan tepat.
 Tegangan Operasi Kontinu (Continuous Operating Voltage; Uc)
Tegangan operasi kontinu yang diperbolehkan atau tegangan rms maksimal yang diberikan
pada arrester saat beroperasi kontinu. Tegangan ini adalah tegangan maksimal arrester pada
keadaan non-konduksi dan merupakan tegangan saat arrester kembali dari keadaan
konduksi.
CATATAN: Pada standar IEEE istilah COV digunakan MCOV (Maximum Continuous Operating
Voltage).
 Tipe Selubung (Type of housing)
Jenis isolator yang digunakan pada arrester tersebut.
 Tegangan Tertinggi Untuk Peralatan (Highest System Voltage) (Um)
Nilai tegangan tertinggi yang terjadi dalam keadaan kerja normal pada setiap saat dan di
setiap titik pada peralatan tersebut. Keadaan ini tidak termasuk gejala-gejala peralihan
tegangan, misalnya yang terjadi karena pemutusan sistem, dan variasi tegangan
temporer.
 Tegangan Residual Maksimum (Maximum Residual Voltage)
Nilai puncak tegangan antara terminal dari arrester selama terjadi arus pelepasan.
Tabel 1. Kelas Arrester
Kelas Sesuai IEC 600994:2009
2.4
Kemampuan Meyerap Energi Maksimum berdasarkan
IEC Operating Duty Test dengan 2x Long duration
current impulse
kJ/kV (Uc)
kJ/kV (Ur)
1
Kkk 5
≥4
2
≥8.75
≥7
3
≥ 12.5
≥ 10
Pengujian
 Pengujian Jenis (Type Test)
Pengujian jenis ini dilakukan dengan mata uji pada tabel 3 kolom c dan d sesuai dengan
butir 8 IEC 60099-4:2009. Untuk arrester dengan isolasi polimer, dilakukan pengujian
sesuai dengan butir 10 IEC 60099-4:2009. Khusus untuk arrester isolasi polimer yang akan
digunakan di daerah dengan tingkat polusi yang tinggi, intensitas radiasi sinar matahari yang
tinggi dan perubahan suhu dengan kondensasi yang sering seperti pada daerah pegunungan,
industri atau tepi pantai, maka dilakukan pengujian weather ageing 5000 jam. Untuk
kondisi selain hal tersebut diatas dapat menggunakan pengujian weather ageing 1000
jam.
Pengujian jenis harus memenuhi seluruh persyaratan teknis yang tercantum pada
tabel 1 dan 2. Pengujian jenis dilakukan oleh PLN Puslitbang
 Pengujian Rutin (Routine Test)
Pengujian rutin dilakukan dengan mata uji pada tabel 3 kolom e sesuai dengan butir
9.1 IEC 60099-4:2009.
 Pengujian Contoh
Pengujian contoh dilakukan dengan mata uji pada tabel 3 kolom f sesuai dengan
pengujian serah terima (acceptance test) pada butir 9.2 IEC 60099-4:2009. Jumlah
sampel untuk pengujian contoh dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 2. Pengujian Arrester
Uji Jenis
No
a
Item Pengujian
b
Uji Ketahanan Isolasi
pada
Selubung (Insulation
1
Withstand Test on the
Arrester Housing)
2
Uji Tegangan Residual
(Residual voltage test)
Arus Pelepasan
Nominal
Standar
20 KA 10 KA
c

d
Uji
Uji Rutin
Contoh
e

f
impuls
(Steep


B
Dengan
impuls
petir
(Lightning
impulse)


C
Dengan impuls
switsing
(Switching
impulse )




A
3
Dengan
arus
curam
current
impulse)
Uji ketahanan impuls
arus
durasi panjang (Long
duration
current
impulse
withstand test)
Uji Operasi (Operating
duty

4
test)
5
Uji
operasi
impuls arus
tinggi
(High
current
A
impulse
operating duty
test)
Uji operasi surja
switsing
(Switching
B
surge operating
duty
test)
Uji Hubung singkat
(Short






circuit)
6
Uji
Pemisah
arrester/indikator
gangguan (Arrester
disconnector/fault
indicator)

Uji
Isolator
Terpolusi
(Polluted housing
test)
7
8

A
untuk selubung
porselen
Weather ageing
test
Buntuk selubung
polimer
Uji pelepasan parsial
internal
(Internal
partial
discharge
test)
Uji Momen
(Bending














Lentur
9
moment)
1
0
Uji
Lingkungan
(Enviromental
test) untuk selubung
porselen
Uji Tingkat kebocoran
seal
1
1
1
2
(Seal leak rate) untuk
selubung porselen
Pengukuran Tegangan
Referensi
Tabel 3. Jumlah Sampel Uji Contoh
Jumlah barang yang
Diserahterima
No
kan (buah)
sampel
(buah)
Jumlah maksimum kegagalan
sampel
yang
dapat
diterima*
(buah)
Jumlah
1
2 s/d 15
2
0
16
25
s/d
2
3
0
26
90
s/d
3
5
0
4
91 s/d
150
8
0
13
0
20
1
5
6
151
500
s/d
501 s/d 1200
7
1201 s/d 10000
32
1
8
10001s/d 35000
50
2
9
35001s/d
500000
80
3
125
5
10
>
500000
CATATAN: Apabila arrester tidak lulus uji sesuai dengan tabel 4, maka seluruh barang yang
diserahterimakan dianggap tidak memenuhi persyaratan standar**.
* Arrester yang gagal dalam pengujian contoh harus diganti dengan yang baru dan sesuai
standar.
**Agar dimasukkan dalam ketentuan kontrak.
2.5 Penandaan
Arrester harus dilengkapi dengan penandaan pada badan isolasi dan atau logam
dengan cetak timbul atau printing yang tidak mudah dihapus.
Minimum penandaan terdiri dari:
1. Tegangan pengenal (Ur);
2. Arus pelepasan nominal (In);
3. Tegangan operasi kontinu (Uc);
4. Kelas;
5. Tahun produksi;
6. Nama/merk dagang/logo.
2.6 Pemasangan Arrester Sistem Distribusi (20 kV)
 Kawat Penghubung Arrester (Lead Wire)
Pembuangan arus petir melalui induktansi dari kawat penghubung arrester
menghasilkan tegangan yang menambah tegangan keluaran arrester. Panjang kawat
penghubung tersebut terdiri dari panjang kawat penghubung arrester ke pembumian
serta panjang kawat penghubung arrester dengan tegangan fase. Panjang total dari
kawat penghubung ini diukur dari titik di mana sambungan kawat penghubung
arrester ini dibuat ke titik di mana dilakukan interkoneksi antara pembumian arrester
dan pembumian dari peralatan yang dilindungi, tidak termasuk panjang arrester.
Kawat penghubung pembumian masing-masing arrester disarankan dihubungkan
langsung dari pembumian arrester dengan pembumian dari peralatan yang dilindungi
tanpa terlebih dahulu disatukan seperti dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Sambungan Kawat Penghubung Pembumian
Induktansi per unit panjang dari kawat penghubung adalah fungsi kompleks
dari geometri kawat penghubung. Efek dari diameter konduktor kawat penghubung
sangat kecil. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa induktansi dari kawat
penghubung tipikal besarnya adalah 1,3 µH per meter. Induktansi dari kawat yang
digulung akan lebih besar dari nilai tersebut. Oleh karena itu, kawat penghubung
arrester tidak boleh digulung.
Dari data petir yang pernah direkam di daerah Indonesia memperlihatkan
kecuraman arus petir rata-rata sebesar 40 kA/µs. Hasil kali dari kecuraman arus petir
dengan panjang total kawat penghubung arrester adalah tegangan kawat penghubung.
Tegangan kawat penghubung menambah tegangan residual arrester hanya pada saat
kenaikan arus pelepasan. Lamanya waktu peralatan yang dilindungi terkena dengan
tegangan penjumlahan tegangan kawat penghubung dan tegangan residual adalah
waktu kenaikan arus pelepasan.
Oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi tegangan total dari tegangan kawat
penghubung dan tegangan residual dengan ketahanan tegangan potong dari peralatan
yang dilindungi. Tegangan residual tanpa pengaruh kawat penghubung arrester harus
dikoordinasikan juga dengan ketahanan tegangan potong dari peralatan yang
dilindungi, sehingga kawat penghubung arrester harus sependek mungkin. Kawat
pembumian arrester tidak terhubung dengan kawat penghantar pembumian tegangan
rendah.
 Lokasi Arrester Sehubungan dengan Pembatas Peralatan
Menempatkan sebuah arrester pada sisi sumber dari FCO menyebabkan panjang
kawat penyambung arrester yang sangat panjang. Oleh karena itu arrester harus
diletakkan sedekat mungkin dengan peralatan yang dilindunginya dengan
menempatkannya setelah FCO agar kawat penyambung arrester menjadi pendek.
Lokasi dari fuse di depan arrester menyebabkan fuse membawa arus pelepasan
arrester. Maka disyaratkan fuse yang digunakan di depan arrester adalah fuse yang
tahan arus surja petir. Contoh penempatan arrester setelah FCO pada konstruksi
gardu distribusi dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Contoh Penempatan Arrester Sehubungan Dengan Pembatas Peralatan.
 Lokasi Arrester pada Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
atau Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)
Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan terminasi kabel, dimana kawat
penghubung arrester dihubungkan dengan pembumian kabel dan dibumikan
langsung dari terminal pembumian arrester. Kawat penghubung fase dihubungkan
terlebih dahulu ke terminal arrester sebelum dihubungkan ke terminasi kabel. Contoh
penempatan arrester pada kabel dapat dilihat pada gambar 3.
a. Penempatan Arrester dengan FCO
FCO
b. Penempatan Arrester tanpa
 Lokasi Arrester pada Transformator Distribusi dan Kapasitor
Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan bushing transformator/kapasitor,
dimana kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal arrester
sebelum dihubungkan ke bushing transformator/kapasitor. Kawat penghubung
arrester dihubungkan dengan terminal pembumian transformator/kapasitor dan
dibumikan langsung dari terminal pembumian arrester. Contoh penempatan arrester
pada transformator dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Contoh Lokasi Arrester Pada Konstruksi Transformator Distribusi
 Lokasi Arrester pada Pemutus (Recloser, Sectionalizers, Load Breaking
Switch, Disconnector Switch)
Arrester ditempatkan pada kedua sisi (baik sisi pengirim maupun sisi penerima)
dari setiap jenis pemutus. Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan terminal
pemutus, dimana kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal
arrester sebelum dihubungkan ke terminal pemutus. Kawat penghubung pembumian
arrester dihubungkan dengan terminal pembumian pemutus dan dibumikan langsung
dari terminal pembumian arrester. Contoh penempatan arrester pada sectionalizers
dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Contoh Penempatan Arrester Pada Sectionalizer Di Jaringan Distribusi 20
kV
 Lokasi Arrester pada AVR (Automatic Voltage Regulator)
Arrester ditempatkan pada kedua sisi (baik sisi pengirim maupun sisi penerima)
dari AVR. Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan bushing AVR, dimana
kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal arrester sebelum
dihubungkan ke bushing AVR. Kawat penghubung pembumian arrester dihubungkan
dengan terminal pembumian AVR dan dibumikan langsung dari terminal pembumian
arrester. Contoh penempatan arrester pada AVR dapat dilihat pada 6.
Gambar 6. Contoh Penempatan Arrester Pada AVR
 Lokasi Arrester pada Kubikel
Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan terminasi kabel, dimana kawat
penghubung pembumian arrester dihubungkan dengan pembumian kabel dan
dibumikan langsung dari terminal pembumian arrester. Jika memungkinkan kawat
penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal arrester sebelum
dihubungkan ke terminasi kabel. Namun apabila tidak memungkinkan maka kawat
penghubung fase dipilih sependek mungkin untuk mengurangi tegangan kawat
penghubung. Contoh penempatan arrester di dalam kubikel gambar 7.
Gambar 7. Contoh Penempatan Arrester Di Dalam Kubikel
 Kawat Penghubung Disconnector
Disconnector diletakkan pada terminal pembumian dari arrester dan
menghubungkan
terminal
pembumian
arrester
dengan
kawat
penghubung
pembumian. Apabila arrester menghantarkan arus yang besar akibat kegagalan
arrester akan menyebabkan bekerjanya disconnector untuk memisahkan terminal
pembumian arrester dengan kawat penghubung pembumian. Sehingga sangat perlu
diperhatikan kawat penghubung pembumian tidak terkena kawat fase apabila
disconnector bekerja. Oleh karena itu kawat penghubung pembumian harus dari
material yang memiliki fleksibilitas tinggi dan tidak kaku seperti pada gambar 8.
Gambar 8. Penempatan Disconnector Pada Arrester
Download