BAB II TEORI UMUM ARRESTER 2.1 Pengertian Arrester adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi peralatan listrik terhadap sambaran petir. Dipasang pada atau dekat peralatan yang dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah. Lightning arrester membentuk jalan yang mudah dilalui petir atau surja, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Jalan pintas tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran daya sistem 50 Hz. Pada kerja normal, lightning arrester berfungsi sebagai isolator dan bila terkena sambaran petir akan berlaku sebagai konduktor yang mengalirkan petir ke bumi. Setelah petir hilang, lightning arrester harus cepat kembali menjadi isolator, sehingga pemutus tenaga (PMT) tidak sempat membuka. Pada kondisi normal (tidak terkena petir), arus bocor lightning arrester tidak boleh melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut berarti kemungkinan besar lightning arrester mengalami kerusakan. Gambar 2.1 *sumber dari: http://www.asia.ru/images/target/photo/50248660/Lightning_Arrester.jpg Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut : 1. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya (discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop). Jatuh tegangan pada arrester = I x R Dimana I = Arus maksimal (A) R = Tahanan arrester (Ohm) 2. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat berkeja terus seperti semula. Batas dari tegangan system dimana arus susualn ini masih mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester. 2.2 Jenis Lightning Arrester Lightning arrester terdiri dari dua jenis yaitu jenis Ekspulasi dan jenis Tahanan Tak Linear. 2.2.1 Expulsion Type Lightning Arrester (Protector Tube) Arrester ini merupakan tabung yang terdiri dari : Dinding tabung yang terbuat dari bahan yang mudah menghasilkan gas jika dilalui arus (bahan fiber). Sela batang (external series) yang biasanya diletakkan pada isolator porselin, untuk mencegah arus mengalir dan membakar fiber pada tegangan jala-jala setelah gangguan diatasi. Sela pemutus bunga api diletakkan didalam tabung salah satu elektroda dihubungkan ketanah. Setiap kawat phasa mempunyai tabung pelindung. Pada waktu tegangan terpa melalui sela batang dan sela bunga api maka impedansi tabung akan menjadi rendah sehingga arus terpa dan arus sistem mengalir ketanah. Tegangan diantara saluran dengan tanah turun setelah tembus terjadi. Bagaimanapun arus yang mengalir akan membakar fiber dan menghasilkan gas yang bergerak cepat kearah lubang pembuangan dibagian bawah arrester.Tekanan gas ini akan mematikan bunga api pada saat arus melalui titik nol pertamanya. Waktu pemadaman busur api ini hanya setengah atau satu siklus sehingga RRV (Rate of Recovering Voltage) lebih lambat dari rate of rise kekuatan dielektrik isolasi. Beda waktu ini cukup pendek untuk dapat dibaca oleh rele pelindung sehingga CB (Circuit Breaker) tetap bekerja (tertutup) dan pelayanan daya tidak terganggu. Segera setelah gas ditekan keluar dan api menjadi padam sistem dapat bekerja kembali dengan normal. 1) Kelemahan dan kerugian lightning arrester type expulsi Terbatas pada sistem yang mempunyai besar arus sistem kurang dari 1/3 dari besarnya arus terpa. Karena arus yang sangat besar menyebabkan fiber habis terbakar dan arus yang terlalu kecil tidak mampu menghasilkan cukup gas pada tabung untuk mematikan busur api. Karena setiap arrester bekerja, permukaan tabung akan rusak karena terbakar maka arrester ini mempunyai batasan pada jumlah operasinya dimana arrester ini masih dapat berfungsi dengan baik. Walaupun termasuk pemotong terpa yang murah karena kemampuannya memotong arus ikutan namun sama sekali tidak cocok untuk perlindungan peralatan-peralatan gardu yang mahal karena V-T (Tegangan – Waktu) karakteristiknya yang buruk. 2) Pemakaian lightning arrester jenis Expulsi: Umumnya dipakai untuk melindungi isolator transmisi. V-T karakteristik dari arrester ini lebih datar daripada isolator sehingga dapat mudah dikoordinasikan untuk melindungi isolator dari tembus permukaan, dipakai pada tiang transmisi sebelum memasuki peralatan untuk memotong arus terpa yang datang sehingga berfungsi mengurangi kerja dari arrester di gardu. · Pada trafo-trafo kecil di pedesaan dimana pemotong petir tipe tahanan tak linear sangat mahal dan pemakaian sela batang akan memberikan perlindungan yang cukup. Pada tiang transmisi tertentu yang sangat tinggi (misalnya penyeberangan sungai) dimana kemungkinan disambar petir cukup tinggi. Jenis-jenis lightning arrester type expulsi: Jenis Transmisi digunakan pada jaringan transmisi untuk melindungi isolator Jenis Distribusi digunakan untuk melindungi trafo pada jaringan-jaringan distribusi dan peralatan-peralatan distribusi. 1.2.2 Non Linear Type Lightning Arrester (Arrester Tipe Tahanan Tak Linear). 1. Jenis Silicon Carbide ( SiC) Arrester ini terdiri dari beberapa sela yang tersusun seri dengan piringanpiringan tahanan, dimana tahanan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: harga tahanannya turun dengan cepat pada saat arus terpa mengalir sehingga tegangan antara terminal arrester tidak terlalu besar dan harga tahanan naik kembali jika arus terpa sudah lewat sehingga memotong arus ikutan pada titik nol pertamanya. Sela api (sparks gap) dan tahanan disusun secara seri dan ditempatkan didalam rumah porselen kedap air sehingga terlindung dari kelembapan, pengotoran dan hujan. Distribusi tegangan yang tidak merata diantara celah sela api (sparks gap) menimbulkan masalah.Untuk mengatasi ini dipasang kapasitor dan tahanan non linear paralel dengan sela api.Pada daerah tegangan yang lebih tinggi kapasitor dan tahanan linear dihubungkan dengan paralel dengan badan celah. Bila tegangan lebih menyebabkan loncatan bunga api pada celah-celah yang diserikan, arus akan sangat tinggi untuk mempercepat redanya tegangan lebih. Tegangan tertinggi yang akan muncul pada penangkal petir adalah tegangan loncatan atau tegangan yang terjadi pada tahanan tak linear pada saat lonjakan arus mengalir. Tegangan loncatan bunga api terendah dari penangkal disebut tegangan loncatan pulsa bunga api seratus persen (Maximum 100% Impulse Spark Over Voltage). Tegangan yang dibangkitkan tahanan non linear pada saat arus loncatan mengalir disebut tegangan residu. Semakin rendah hargaharga ini semakin baik tingkat perlindungan pada peralatan. Arus bocor yang mengalir melalui tahanan dalam dalam keadaan operasi normal dari sistem tidak melebihi 0,1 mA. Arus ini sudah cukup untuk mempertahankan temperature dibagian dalam arrester lima derajat lebih tinggi dari temperature sekeliling sehingga mencegah masuknya uap air kebagian dalam arrester 2. Jenis Metal Oxide ( MOV) Arrester jenis Metal Oxide hanya terdiri dari unit-unit tahanan tak linear yang terhubung satu sama lainnya tanpa memakai sela percik pada setiap unit. Untuk arrester jenis Metal Oxide material tahanan tak linear pada dasarnya keramik yang dibentuk dari oksida seng ( ZnO) dengan penambahan oksida lain. Bahan ini telah banyak dipakai untuk perlindungan rangkaian-rangkaian yang bekerja pada beberapa kV sampai dengan tegangan transmisi. Karena derajad ketidaklinearan yang tinggi, bahan ini memungkinkan penyederhanaan dalam desain dan dapat memperbaiki penampilan dalam lingkungan tertentu. 3. Jenis-jenis lightning arrester tipe tahanan tak linear Jenis Gardu (Station Type), jenis ini merupakan penangkap petir paling efisien dan mahal yang umumnya digunakan untuk melindungi peralatanperalatan penting pada gardu-gardu besar ( sistem dengan tegangan diatas 70 kV). Jenis Hantaran (Line Type) , jenis ini lebih murah dan digunakan untuk melindungi gardu dengan tegangan kerja dibawah 70 kV. Penangkap petir jenis gardu untuk melindungi motor/generator, digunakan untuk sistem dengan tegangan 2,2 kV sampai 15 kV. Penangkap petir sekunder (Secondary Arrester) berguna untuk melindungi peralatan-peralatan tegangan rendah dengan tegangan kerja sistem antara 120 V sampai 750 V. Karakteristik Arrester Oleh karena arrester dpakai untuk melindungi peralatan sistem tenaga listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan dengan baik didalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting dalam pemakaiannya yaitu : 1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui 2. Ia mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan ( voltage limiting) bila dilalui oleh berbagai macam arus petir. 3. Batas termis Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan yang mempunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi rating ini, maka didalam keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu menjalankan fungsinya ia menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih transiens c/s. karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat ditahan oleh terminal ketika melewatkan arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupum mulai bekerja. Untuk batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa menaikkan suhunya. Meskipun kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000 ampere, tetapi kemampuannya untuk melewatkan surja hunbung terutama bila saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar yang masih rendah. Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung singkat ke tanah (saturated ground fault) b. Dapat memutuskan arus susulan c. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah Pemilihan Arrester Dalam memilih arrester yang sesuai untuk keperluan tertentu, beberapa factor harus diperhatikan, yaitu : 1. Kebutuhan perlindungan : ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari alat yang harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester. 2. Tegangan sistem : ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada jepitan arrester 3. Arus hubung singkat system : ini hanya diperlukan pada arrester jenis ekspulsi. 4. Jenis arrester : apakah arrester jenis gardu, jenis saluran, atau jenis distribusi. 5. Factor kondisi luar : apakah normal atau tidak normal (2000 meter atau lebih di atas permukaan laut), temperatur dan kelembaban yang tinggi serta pengotoran. 6. Faktor ekonomi : faktor ekonomi ialah perbandingan antara ongkos pemeliharaan dan kerusakan bila tidak ada arrester, atau dipasang arrester yang lebih rendah mutunya. 2.3 Istilah dan Definisi Arus Pelepasan Nominal Pengenal (Rated Nominal Discharge Current) (In) Nilai puncak arus pelepasan dengan bentuk gelombang 8/20 µs yang dipakai untuk mengklasifikasikan arrester. Dudukan (Bracket) Peralatan yang digunakan sebagai dudukan/penggantung arrester. Frekuensi Pengenal (Rated Frequency) (Fr) Jumlah gelombang satu siklus utuh maksimum yang melewati titik tetap per satuan waktu dari sistem secara kontinu. Frekuensi ini dapat diterapkan pada arrester secara kontinu tanpa mempengaruhi karakteristik kerjanya. Gaya Mekanis Sesaat yang Dispesifikasikan (Specified Short Term Load) Gaya mekanis sesaat terbesar terhadap sumbu longitudinal yang sanggup ditahan oleh arrester dan ditetapkan oleh pabrikan tanpa menyebabkan kerusakan mekanis untuk penggunaan pada sistem distribusi Isokeraunic Level (IKL) Garis yang menghubungkan daerah-daerah dengan jumlah hari guruh yang sama. Dalam hal ini, jika minimum satu guruh terdengar oleh pengamat dalam satu hari, maka disebut satu hari guruh (thunder storm day). Jarak Rambat Insulator Fase ke Bumi (Creepage Distance Phase To Earth) Jarak terpendek antara dua bagian konduktif (fase ke bumi) diukur sepanjang permukaan selubung isolator. Keramik (Porcelain) Bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat dan mempunyai kemampuan isolasi terhadap tegangan. Kelas (Line Discharge Class) Tingkatan kemampuan arrester untuk melakukan penyerapan energi maksimum dari impuls petir. Kekuatan Selubung Elektrik (Electric Strength Of Housing) Kemampuan isolator menahan tegangan tinggi tanpa kegagalan. Kemampuan Hubung Singkat Isolator (Short Circuit Capability) Kemampuan hantar arus hubung singkat dari arrester yang tidak menyebabkan meledaknya selubung isolator arrester. Lama Arus Gangguan (Fault Duration) Lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan gangguan. Pemisah (Disconnector) Peralatan untuk mengisolasi arrester yang mengalami kerusakan dari sistem distribusi. Polimer (Polymer) Salah satu bahan rekayasa bukan logam (non-metallic material) yang dihasilkan dengan cara polimerisasi dari molekul yang sangat banyak dengan satuan struktur berantai panjang dan mempunyai kemampuan isolasi terhadap tegangan. Sistem Pembumian Titik Netral (System Neutral Connection) Sistem jaringan tegangan menengah yang titik netralnya dihubungkan ke bumi, baik melalui impedansi maupun secara langsung. Selubung (Housing) Bagian terluar dari suatu arrester yang membungkus MOV dan bersifat isolasi. Tegangan Pengenal (Rated Voltage) (Ur) Nilai efektif maksimum dari tegangan frekuensi kerja yang diizinkan antara kutub-kutubnya yang dirancang agar dapat bekerja dengan tepat. Tegangan Operasi Kontinu (Continuous Operating Voltage; Uc) Tegangan operasi kontinu yang diperbolehkan atau tegangan rms maksimal yang diberikan pada arrester saat beroperasi kontinu. Tegangan ini adalah tegangan maksimal arrester pada keadaan non-konduksi dan merupakan tegangan saat arrester kembali dari keadaan konduksi. CATATAN: Pada standar IEEE istilah COV digunakan MCOV (Maximum Continuous Operating Voltage). Tipe Selubung (Type of housing) Jenis isolator yang digunakan pada arrester tersebut. Tegangan Tertinggi Untuk Peralatan (Highest System Voltage) (Um) Nilai tegangan tertinggi yang terjadi dalam keadaan kerja normal pada setiap saat dan di setiap titik pada peralatan tersebut. Keadaan ini tidak termasuk gejala-gejala peralihan tegangan, misalnya yang terjadi karena pemutusan sistem, dan variasi tegangan temporer. Tegangan Residual Maksimum (Maximum Residual Voltage) Nilai puncak tegangan antara terminal dari arrester selama terjadi arus pelepasan. Tabel 1. Kelas Arrester Kelas Sesuai IEC 600994:2009 2.4 Kemampuan Meyerap Energi Maksimum berdasarkan IEC Operating Duty Test dengan 2x Long duration current impulse kJ/kV (Uc) kJ/kV (Ur) 1 Kkk 5 ≥4 2 ≥8.75 ≥7 3 ≥ 12.5 ≥ 10 Pengujian Pengujian Jenis (Type Test) Pengujian jenis ini dilakukan dengan mata uji pada tabel 3 kolom c dan d sesuai dengan butir 8 IEC 60099-4:2009. Untuk arrester dengan isolasi polimer, dilakukan pengujian sesuai dengan butir 10 IEC 60099-4:2009. Khusus untuk arrester isolasi polimer yang akan digunakan di daerah dengan tingkat polusi yang tinggi, intensitas radiasi sinar matahari yang tinggi dan perubahan suhu dengan kondensasi yang sering seperti pada daerah pegunungan, industri atau tepi pantai, maka dilakukan pengujian weather ageing 5000 jam. Untuk kondisi selain hal tersebut diatas dapat menggunakan pengujian weather ageing 1000 jam. Pengujian jenis harus memenuhi seluruh persyaratan teknis yang tercantum pada tabel 1 dan 2. Pengujian jenis dilakukan oleh PLN Puslitbang Pengujian Rutin (Routine Test) Pengujian rutin dilakukan dengan mata uji pada tabel 3 kolom e sesuai dengan butir 9.1 IEC 60099-4:2009. Pengujian Contoh Pengujian contoh dilakukan dengan mata uji pada tabel 3 kolom f sesuai dengan pengujian serah terima (acceptance test) pada butir 9.2 IEC 60099-4:2009. Jumlah sampel untuk pengujian contoh dapat dilihat pada tabel 4 Tabel 2. Pengujian Arrester Uji Jenis No a Item Pengujian b Uji Ketahanan Isolasi pada Selubung (Insulation 1 Withstand Test on the Arrester Housing) 2 Uji Tegangan Residual (Residual voltage test) Arus Pelepasan Nominal Standar 20 KA 10 KA c d Uji Uji Rutin Contoh e f impuls (Steep B Dengan impuls petir (Lightning impulse) C Dengan impuls switsing (Switching impulse ) A 3 Dengan arus curam current impulse) Uji ketahanan impuls arus durasi panjang (Long duration current impulse withstand test) Uji Operasi (Operating duty 4 test) 5 Uji operasi impuls arus tinggi (High current A impulse operating duty test) Uji operasi surja switsing (Switching B surge operating duty test) Uji Hubung singkat (Short circuit) 6 Uji Pemisah arrester/indikator gangguan (Arrester disconnector/fault indicator) Uji Isolator Terpolusi (Polluted housing test) 7 8 A untuk selubung porselen Weather ageing test Buntuk selubung polimer Uji pelepasan parsial internal (Internal partial discharge test) Uji Momen (Bending Lentur 9 moment) 1 0 Uji Lingkungan (Enviromental test) untuk selubung porselen Uji Tingkat kebocoran seal 1 1 1 2 (Seal leak rate) untuk selubung porselen Pengukuran Tegangan Referensi Tabel 3. Jumlah Sampel Uji Contoh Jumlah barang yang Diserahterima No kan (buah) sampel (buah) Jumlah maksimum kegagalan sampel yang dapat diterima* (buah) Jumlah 1 2 s/d 15 2 0 16 25 s/d 2 3 0 26 90 s/d 3 5 0 4 91 s/d 150 8 0 13 0 20 1 5 6 151 500 s/d 501 s/d 1200 7 1201 s/d 10000 32 1 8 10001s/d 35000 50 2 9 35001s/d 500000 80 3 125 5 10 > 500000 CATATAN: Apabila arrester tidak lulus uji sesuai dengan tabel 4, maka seluruh barang yang diserahterimakan dianggap tidak memenuhi persyaratan standar**. * Arrester yang gagal dalam pengujian contoh harus diganti dengan yang baru dan sesuai standar. **Agar dimasukkan dalam ketentuan kontrak. 2.5 Penandaan Arrester harus dilengkapi dengan penandaan pada badan isolasi dan atau logam dengan cetak timbul atau printing yang tidak mudah dihapus. Minimum penandaan terdiri dari: 1. Tegangan pengenal (Ur); 2. Arus pelepasan nominal (In); 3. Tegangan operasi kontinu (Uc); 4. Kelas; 5. Tahun produksi; 6. Nama/merk dagang/logo. 2.6 Pemasangan Arrester Sistem Distribusi (20 kV) Kawat Penghubung Arrester (Lead Wire) Pembuangan arus petir melalui induktansi dari kawat penghubung arrester menghasilkan tegangan yang menambah tegangan keluaran arrester. Panjang kawat penghubung tersebut terdiri dari panjang kawat penghubung arrester ke pembumian serta panjang kawat penghubung arrester dengan tegangan fase. Panjang total dari kawat penghubung ini diukur dari titik di mana sambungan kawat penghubung arrester ini dibuat ke titik di mana dilakukan interkoneksi antara pembumian arrester dan pembumian dari peralatan yang dilindungi, tidak termasuk panjang arrester. Kawat penghubung pembumian masing-masing arrester disarankan dihubungkan langsung dari pembumian arrester dengan pembumian dari peralatan yang dilindungi tanpa terlebih dahulu disatukan seperti dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Sambungan Kawat Penghubung Pembumian Induktansi per unit panjang dari kawat penghubung adalah fungsi kompleks dari geometri kawat penghubung. Efek dari diameter konduktor kawat penghubung sangat kecil. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa induktansi dari kawat penghubung tipikal besarnya adalah 1,3 µH per meter. Induktansi dari kawat yang digulung akan lebih besar dari nilai tersebut. Oleh karena itu, kawat penghubung arrester tidak boleh digulung. Dari data petir yang pernah direkam di daerah Indonesia memperlihatkan kecuraman arus petir rata-rata sebesar 40 kA/µs. Hasil kali dari kecuraman arus petir dengan panjang total kawat penghubung arrester adalah tegangan kawat penghubung. Tegangan kawat penghubung menambah tegangan residual arrester hanya pada saat kenaikan arus pelepasan. Lamanya waktu peralatan yang dilindungi terkena dengan tegangan penjumlahan tegangan kawat penghubung dan tegangan residual adalah waktu kenaikan arus pelepasan. Oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi tegangan total dari tegangan kawat penghubung dan tegangan residual dengan ketahanan tegangan potong dari peralatan yang dilindungi. Tegangan residual tanpa pengaruh kawat penghubung arrester harus dikoordinasikan juga dengan ketahanan tegangan potong dari peralatan yang dilindungi, sehingga kawat penghubung arrester harus sependek mungkin. Kawat pembumian arrester tidak terhubung dengan kawat penghantar pembumian tegangan rendah. Lokasi Arrester Sehubungan dengan Pembatas Peralatan Menempatkan sebuah arrester pada sisi sumber dari FCO menyebabkan panjang kawat penyambung arrester yang sangat panjang. Oleh karena itu arrester harus diletakkan sedekat mungkin dengan peralatan yang dilindunginya dengan menempatkannya setelah FCO agar kawat penyambung arrester menjadi pendek. Lokasi dari fuse di depan arrester menyebabkan fuse membawa arus pelepasan arrester. Maka disyaratkan fuse yang digunakan di depan arrester adalah fuse yang tahan arus surja petir. Contoh penempatan arrester setelah FCO pada konstruksi gardu distribusi dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Contoh Penempatan Arrester Sehubungan Dengan Pembatas Peralatan. Lokasi Arrester pada Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) atau Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM) Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan terminasi kabel, dimana kawat penghubung arrester dihubungkan dengan pembumian kabel dan dibumikan langsung dari terminal pembumian arrester. Kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal arrester sebelum dihubungkan ke terminasi kabel. Contoh penempatan arrester pada kabel dapat dilihat pada gambar 3. a. Penempatan Arrester dengan FCO FCO b. Penempatan Arrester tanpa Lokasi Arrester pada Transformator Distribusi dan Kapasitor Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan bushing transformator/kapasitor, dimana kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal arrester sebelum dihubungkan ke bushing transformator/kapasitor. Kawat penghubung arrester dihubungkan dengan terminal pembumian transformator/kapasitor dan dibumikan langsung dari terminal pembumian arrester. Contoh penempatan arrester pada transformator dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Contoh Lokasi Arrester Pada Konstruksi Transformator Distribusi Lokasi Arrester pada Pemutus (Recloser, Sectionalizers, Load Breaking Switch, Disconnector Switch) Arrester ditempatkan pada kedua sisi (baik sisi pengirim maupun sisi penerima) dari setiap jenis pemutus. Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan terminal pemutus, dimana kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal arrester sebelum dihubungkan ke terminal pemutus. Kawat penghubung pembumian arrester dihubungkan dengan terminal pembumian pemutus dan dibumikan langsung dari terminal pembumian arrester. Contoh penempatan arrester pada sectionalizers dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Contoh Penempatan Arrester Pada Sectionalizer Di Jaringan Distribusi 20 kV Lokasi Arrester pada AVR (Automatic Voltage Regulator) Arrester ditempatkan pada kedua sisi (baik sisi pengirim maupun sisi penerima) dari AVR. Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan bushing AVR, dimana kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal arrester sebelum dihubungkan ke bushing AVR. Kawat penghubung pembumian arrester dihubungkan dengan terminal pembumian AVR dan dibumikan langsung dari terminal pembumian arrester. Contoh penempatan arrester pada AVR dapat dilihat pada 6. Gambar 6. Contoh Penempatan Arrester Pada AVR Lokasi Arrester pada Kubikel Arrester ditempatkan sedekat mungkin dengan terminasi kabel, dimana kawat penghubung pembumian arrester dihubungkan dengan pembumian kabel dan dibumikan langsung dari terminal pembumian arrester. Jika memungkinkan kawat penghubung fase dihubungkan terlebih dahulu ke terminal arrester sebelum dihubungkan ke terminasi kabel. Namun apabila tidak memungkinkan maka kawat penghubung fase dipilih sependek mungkin untuk mengurangi tegangan kawat penghubung. Contoh penempatan arrester di dalam kubikel gambar 7. Gambar 7. Contoh Penempatan Arrester Di Dalam Kubikel Kawat Penghubung Disconnector Disconnector diletakkan pada terminal pembumian dari arrester dan menghubungkan terminal pembumian arrester dengan kawat penghubung pembumian. Apabila arrester menghantarkan arus yang besar akibat kegagalan arrester akan menyebabkan bekerjanya disconnector untuk memisahkan terminal pembumian arrester dengan kawat penghubung pembumian. Sehingga sangat perlu diperhatikan kawat penghubung pembumian tidak terkena kawat fase apabila disconnector bekerja. Oleh karena itu kawat penghubung pembumian harus dari material yang memiliki fleksibilitas tinggi dan tidak kaku seperti pada gambar 8. Gambar 8. Penempatan Disconnector Pada Arrester