BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini dan mengangkat judul “HIV/AIDS Dan Cara Penanggulangannya”. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian HIV/AIDS? 2. Apa saja penyebaran dari HIV/AIDS? 3. Bagaimana tanda-tanda seseorang terkena HIV/AIDS? 4. Bagaiamana penyebab seseorang terkenaHIV/AIDS? 5. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut. 2. Untuk mengetahui penyebaran dari HIV/AIDS 3. Agar mengerti tentang tanda-tanda seseorang terserang HIV/AIDS 4. Agar mengetahui penyebab seseorang terserang HIV/AIDS. 5. Supaya memahami cara pencegahan HIV/AIDS tersebut. 1 D. Manfaat Untuk memberikan informasi kepada para pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja menyebabkan penyakit AIDS. 2 BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian HIV AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika SubSahara.[4] Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.[5] Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di 3 antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.[6] Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). HIV/AIDS di Indonesia Di Indonesia, sejak pertama kali ditemukannya infeksi HIV pada tahun 1987 HIV tersebar di 368 dari 497 kabupaten/kota di seluruh provinsi. Pulau Bali adalah provinsi pertama tempat ditemukannya infeksi HIV/AIDS di Indonesia. Menurut UNAIDS, di Indonesia ada sekitar 690 ribu orang pengidap HIV sampai tahun 2015. Dari jumlah tersebut, setengah persennya berusia antara 15 hingga 49 tahun. Wanita usia 15 tahun ke atas yang hidup dengan kondisi HIV sekitar 250 ribu jiwa. Angka kematian akibat AIDS mencapai 35 ribu orang. Dengan demikian terdapat anak-anak yatim piatu akibat kematian orang tua karena AIDS berjumlah 110.000 anak. 2. Penyebaran HIV HIV tidak menular semudah itu ke orang lain. Virus ini tidak menyebar melalui udara seperti virus batuk dan flu. HIV hidup di dalam darah dan beberapa cairan tubuh. Tapi cairan seperti air liur, keringat, atau urine tidak bisa menularkan virus ke orang lain. Ini dikarenakan kandungan virus di cairan tersebut tidak cukup banyak. Cairan yang bisa menularkan HIV ke dalam tubuh orang lain adalah: 4 Darah Dinding anus Air Susu Ibu Sperma Cairan vagina, termasuk darah menstruasi HIV tidak tertular dari ciuman, air ludah, gigitan, bersin, berbagi perlengkapan mandi, handuk, peralatan makan, memakai toilet atau kolam renang yang sama, digigit binatang atau serangga seperti nyamuk. Cara yang utama agar virus bisa memasuki ke dalam aliran darah adalah: Melalui luka terbuka di kulit. Melalui dinding tipis pada mulut dan mata. Melalui dinding tipis di dalam anus atau alat kelamin. Melalui suntikan langsung ke pembuluh darah memakai jarum atau suntikan yang terinfeksi. Selain melalui hubungan seks, HIV bisa menular melalui: Tranfusi darah. Berbagi jarum, baik untuk menindik atau menato. Berbagi suntikan, terutama bagi para panasun (pengguna narkotika suntik). Berbagi alat bantu seks dengan pengidap HIV. Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui. Melalui seks oral. Pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian. Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi. Memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya. HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine. Di Indonesia faktor penyebab dan penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika. 5 3. Tanda-tanda & gejala Meskipun Anda tidak menunjukkan gejala apapun, Anda masih dapat menularkan virus ke orang lain. Ini karena HIV dapat memakan waktu hingga 2 sampai 15 tahun dalam memunculkan gejala. Anda mungkin memiliki HIV dan masih terlihat sehat dan berfungsi secara normal. Anda tidak dapat mengetahui secara pasti apakah Anda memiliki HIV sampai Anda diperiksa. HIV tidak langsung merusak organ Anda, tetapi akan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan terjadi berbagai penyakit lainnya, terutama infeksi, untuk menyerang tubuh Anda. Gejala pertama dari HIV mirip dengan infeksi virus lainnya: o o o o o o Demam Sakit kepala Kelelahan Sakit otot Kehilangan berat badan Pembengkakan kelenjar di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha AIDS adalah tahap lanjutan progresif dari infeksi HIV. HIV dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan banyak kondisi infeksi lainnya. Jika Anda memiliki AIDS, Anda mungkin memiliki beberapa kondisi menular pada waktu yang sama, mislanya a. Infeksi, baik satu atau bahkan beberapa, contohnya tuberkulosis, infeksi b. sitomegalovirus, kriptokokus meningitis, toksoplasmosis, cryptosporidiosis. c. Kanker. Misalnya kanker paru-paru, kanker ginjal atau limfoma, dan sarkoma Kaposi. d. Tuberkulosis (TB). Di negara-negara yang miskin sumber daya, TB adalah infeksi yang paling umum yang terkait dengan HIV, dan merupakan penyebab utama kematian di antara orang dengan AIDS. 6 e. Sitomegalovirus. Virus herpes yang umum ini ditransmisikan dalam cairan tubuh seperti air liur, darah, urin, air mani, dan air susu ibu. Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan membuat virus tidak aktif. Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah, virus muncul kembali dan menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru, atau organ lain. f. Kandidiasis. Kandidiasis adalah infeksi yang juga sering terjadi terkait HIV. Kondisi ini menyebabkan peradangan dan menyebabkan lapisan putih dan tebal pada selaput lendir mulut, lidah, kerongkongan, atau vagina. g. Kriptokokus meningitis. Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Meningitis kriptokokal adalah infeksi sistem saraf umum pusat yang terkait dengan HIV, disebabkan oleh jamur yang ditemukan di dalam tanah. h. Toksoplasmosis. Infeksi yang mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit yang menyebar terutama oleh kucing. Kucing yang terinfeksi juga memiliki parasit dalam tinja mereka, dan parasit kemudian dapat menyebar ke hewan lain dan manusia. i. Cryptosporidiosis. Infeksi ini disebabkan oleh parasit usus yang umum ditemukan pada hewan. Anda dapat kontak dengan cryptosporidiosis ketika Anda menelan makanan atau air yang terkontaminasi. Parasit tumbuh di usus Anda dan saluran empedu, menyebabkan diare parah kronis pada orang dengan AIDS. j. Selain infeksi, Anda juga berisiko mengalami kanker dan masalah neurologis serta masalah ginjal ketika Anda memiliki AIDS. Kondisi ini dapat bermanifestasi sebagai: Thrush: lapisan keputihan dan tebal pada lidah atau mulut yang disebabkan oleh infeksi jamur dan kadang-kadang disertai dengan sakit tenggorokan o o o o o o o o o Infeksi jamur vagina yang parah atau berulang Penyakit radang panggul kronis Infeksi parah dan sering mengalami kelelahan ekstrem yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, yang mungkin muncul bersamaan dengan sakit kepala, dan/atau pusing Turunnya berat badan lebih dari 5 kg yang tidak disebabkan karena peningkatan latihan fisik atau diet Memar lebih mudah dari biasanya Periode diare yang lebih sering Sering demam dan/atau berkeringat di malam hari Pembengkakan atau pengerasan kelenjar yang terletak di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha Periode batuk kering yang menerus 7 o o o o o o Meningkatnya sesak napas Munculnya perubahan warna atau keunguan pada kulit atau dalam mulut Perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina, atau dari pembukaan di dalam tubuh tanpa sebab Ruam kulit yang sering atau tidak biasa Mati rasa parah atau nyeri pada tangan atau kaki, hilangnya kendali otot dan refleks, kelumpuhan, atau hilangnya kekuatan otot Kebingungan, perubahan kepribadian, atau penurunan kemampuan mental 4. Penyebab AIDS disebabkan oleh HIV. HIV ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, dan cairan vagina dari orang yang terinfeksi. Sebagai contoh: o o o o o o Ketika Anda kontak dengan vagina, anal, atau oral seseorang yang memiliki HIV tanpa kondom. HIV paling sering menular secara seksual. Hal ini karena cairan bercampur dan virus dapat ditularkan, terutama di mana ada air di jaringan vagina atau dubur, luka, atau infeksi menular seksual lainnya (IMS). Perempuan remaja sangat rentan terhadap infeksi HIV karena selaput vagina mereka lebih tipis dan lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan wanita dewasa. Dengan berbagi jarum suntik dan peralatan obat suntik lainnya yang terkontaminasi dengan HIV. Dengan menggunakan peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang tidak disterilkan atau benar-benar dibersihkan dan terinfeksi HIV. Dari seorang ibu dengan HIV kepada bayinya (sebelum atau selama kelahiran) dan dengan menyusui. Dengan memiliki infeksi menular seksual (IMS) lainnya seperti klamidia atau gonore. IMS dapat melemahkan perlindungan alami tubuh Anda dan meningkatkan kesempatan Anda terinfeksi HIV jika Anda terkena virus. Kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina yang memiliki infeksi HIV pada luka atau luka terbuka Anda tidak dapat ditularkan HIV melalui kontak sehari-hari seperti: o o o o o Menyentuh Berjabat tangan Berpelukan atau berciuman Batuk dan bersin Memberikan darah 8 o o o o Menggunakan kolam renang atau dudukan toilet Berbagi sprei Peralatan makan atau makanan Hewan, nyamuk, atau serangga lainnya. 5. Tes Infeksi HIV Jika Anda merasa memiliki risiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes HIV yang disertai konseling. Segeralah mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat (klinik VCT) untuk tes HIV. Dengan tes ini akan diketahui hasil diagnosis HIV pada tubuh Anda. Layanan tes HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau KTS (Konseling dan Tes HIV Sukarela). Tes ini bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes, konseling diberikan terlebih dahulu. Konseling bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dan juga pola hidup keseharian. Setelah tahap ini, dibahaslah cara menghadapi hasil tes HIV jika terbukti positif. Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV di dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman atau bakteri tertentu. Tes HIV mungkin akan diulang satu hingga tiga bulan setelah seseorang melakukan aktivitas yang dicurigai bisa membuatnya tertular virus HIV. Ada beberapa tempat untuk melakukan tes HIV. Anda bisa menanyakan pada rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat. Di Indonesia, terdapat beberapa yayasan dan organisasi yang fokus untuk urusan HIV/AIDS, di antaranya: Komunitas AIDS Indonesia ODHA Indonesia Himpunan Abiasa Yayasan Spiritia Yayasan Orbit Yayasan AIDS Indonesia Sedangkan lembaga pemerintah yang dibentuk khusus untuk menangani HIV/AIDS adalah Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN). Jika hasilnya positif, Anda akan dirujuk menuju klinik atau rumah sakit spesialis HIV. Beberapa tes darah lainnya mungkin akan diperlukan. Tes ini untuk memperlihatkan dampak dari HIV kepada sistem kekebalan Anda. Anda juga bisa membicarakan tentang pilihan penanganan yang bisa dilakukan. 9 6. Mendiagnosis HIV dan AIDS Tes darah memungkinkan dokter untuk menentukan apakah Anda terinfeksi virus HIV. Keakuratan tes tergantung pada waktu paparan terakhir untuk HIV (hubungan seks tanpa kondom, berbagi jarum). Jika Anda pernah memiliki pengalaman berisiko, Anda bisa terinfeksi virus setiap saat. Oleh karena itu, lebih baik untuk diuji HIV. Ada periode sekitar 3 bulan untuk antibodi HIV muncul pada tes HIV. Jika hasil Anda positif (reaktif): o o Anda memiliki antibodi untuk HIV dan memiliki infeksi HIV. Tapi itu tidak berarti Anda memiliki AIDS. Tidak ada yang tahu pasti kapan seseorang terinfeksi virus HIV akan mengalami AIDS. Jika hasil Anda negatif, Anda tidak memiliki antibodi pada saat tes. Namun: o o o Jika sudah 3 bulan sejak kegiatan berisiko HIV dan pengujian Anda adalah negatif, Anda tidak memiliki infeksi HIV. Jika sudah kurang dari 3 bulan sejak Anda melakukan kegiatan berisiko HIV, Anda harus melakukan tes ulang. Ingat, jika Anda melakukan kegiatan yang berisiko HIV, Anda dapat terinfeksi virus setiap saat. 7. Tahapan Infeksi HIV Infeksi HIV muncul dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah serokonversi (Periode waktu tertentu di mana antibodi HIV sudah mulai berkembang untuk melawan virus.). Tahap kedua adalah masa ketika tidak ada gejala yang muncul. Dan tahap yang ketiga adalah infeksi HIV berubah menjadi AIDS. a. Tahap Pertama Orang yang terinfeksi virus HIV akan menderita sakit mirip seperti flu. Setelah ini, HIV tidak menimbulkan gejala apa pun selama beberapa tahun. Gejala seperti flu ini akan muncul beberapa minggu setelah terinfeksi. Masa waktu inilah yang sering disebut sebagai serokonversi. Diperkirakan, sekitar 8 dari 10 orang yang terinfeksi HIV mengalami ini. Gejala yang paling umum terjadi adalah: 10 Tenggorokan sakit Demam Muncul ruam di tubuh, biasanya tidak gatal Pembengkakan noda limfa Penurunan berat badan Diare Kelelahan Nyeri persendian Nyeri otot Gejala-gejala di atas bisa bertahan selama satu hingga dua bulan, atau bahkan lebih lama. Ini adalah pertanda sistem kekebalan tubuh sedang melawan virus. Tapi, gejala tersebut bisa disebabkan oleh penyakit selain HIV. Kondisi ini tidak semata-mata karena terinfeksi HIV. Lakukan tes HIV jika Anda merasa berisiko terinfeksi atau ketika muncul gejala yang disebutkan di atas. Tapi perlu diingat, tidak semua orang mengalami gejala sama seperti yang disebutkan di atas. Jika merasa telah melakukan sesuatu yang membuat Anda berisiko terinfeksi, kunjungi klinik atau rumah sakit terdekat untuk menjalani tes HIV. b. Tahap Kedua Setelah gejala awal menghilang, biasanya HIV tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun. Periode ini disebut sebagai masa inkubasi, atau masa laten. Virus yang ada terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh. Pada tahapan ini, Anda akan merasa sehat dan tidak ada masalah. Kita mungkin tidak menyadari sudah mengidap HIV, tapi kita sudah bisa menularkan infeksi ini pada orang lain. Lama tahapan ini bisa berjalan sekitar 10 tahun atau bahkan bisa lebih. c. Tahap Ketiga atau Tahap Terakhir Infeksi HIV Jika tidak ditangani, HIV akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Dengan kondisi ini, Anda akan lebih mudah terserang penyakit serius. Tahap akhir ini lebih dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Berikut ini adalah gejala yang muncul pada infeksi HIV tahap terakhir: Noda limfa atau kelenjar getah bening membengkak pada bagian leher dan pangkal paha. 11 Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari. Merasa kelelahan hampir setiap saat. Berkeringat pada malam hari. Berat badan turun tanpa diketahui penyebabnya. Bintik-bintik ungu yang tidak hilang pada kulit. Sesak napas. Diare yang parah dan berkelanjutan. Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina. Mudah memar atau berdarah tanpa sebab. Risiko terkena penyakit yang mematikan akan meningkat pada tahap ini. Misalnya kanker, TB, dan pneumonia. Tapi meski ini penyakit mematikan, pengobatan HIV tetap bisa dilakukan. Penanganan lebih dini bisa membantu meningkatkan kesehatan. Di Indonesia penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian untuk pengguna narkotika suntik (penasun). Entah terjadi gejala atau tidak, seseorang yang terinfeksi HIV bisa menularkan virus kepada orang lain. Orang yang positif mengidap HIV lebih mudah menularkan virus beberapa minggu setelah mereka tertular. 8. Cara Pencegahan HIV AIDS Tidak ada vaksin untuk mencegah HIV dan tidak ada obat untuk AIDS, tapi Anda bisa melindungi diri agar tidak terinfeksi. Satu-satunya cara untuk mencegah terinfeksi HIV adalah dengan menghindari kegiatan yang meningkatkan risiko tertular HIV. Pada dasarnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Cara-cara yang paling umum untuk terinfeksi HIV adalah berhubungan seks tanpa kondom, dan berbagi jarum atau alat suntik lainnya. Jika Anda terinfeksi HIV, Anda bisa menularkannya dengan cara-cara tersebut. Jika kedua pasangan terinfeksi, tetap lakukan hubungan seks yang aman. Anda bisa tertular jenis virus HIV lain yang mungkin tidak bisa dikendalikan oleh obat-obatan yang Anda konsumsi. a. Mengonsumsi obat Truvada 12 Bagi orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus HIV, mengonsumsi obat emtricitabine-tenofovir (Truvada) bisa mengurangi risiko infeksi HIV melalui hubungan seksual. Truvada juga digunakan pada perawatan HIV bersamaan dengan obat-obatan lainnya. b. Pemakaian kondom Jika Anda tidak tahu status infeksi HIV pasangan, maka selalu gunakan kondom baru tiap melakukan hubungan seks anal maupun seks vaginal. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk, warna, tekstur, bahan, dan rasa yang berbeda. Kondom tersedia baik untuk pria maupun wanita. Kondom adalah bentuk perlindungan paling efektif melawan HIV dan Infeksi Menular Seksual lainnya. Kondom bisa digunakan untuk hubungan seks apa pun. Sangat penting untuk memakai kondom sebelum kontak seksual apa pun yang muncul antara penis, vagina, mulut, atau anus. HIV bisa ditularkan sebelum terjadi ejakulasi. Ini terjadi ketika keluarnya cairan awal dari alat kelamin dan dari anus. Gunakan kondom yang berbahan lateks atau poliuretan (latex and polyurethane) ketika melakukan hubungan seks. Gunakan kondom begitu Anda atau pasangan mengalami ereksi, bukan sebelum ejakulasi. c. Pemakaian pelumas Pelumas digunakan untuk menambah kenyamanan dan keamanan hubungan seks dengan tujuan menambah kelembapan pada vagina maupun anus selama seks. Pelumas akan mengurangi risiko terjadinya kulit luka (sobek) pada vagina atau anus. Pelumas juga mencegah agar kondom tidak sobek. Hanya gunakan pelumas yang berbahan dasar air, bukan yang berbahan minyak. Pelumas yang berbahan minyak bisa melemahkan kekuatan kondom dan bahkan bisa merobek kondom. d. Melalui Jarum dan Suntikan Jika Anda memakai jarum untuk menyuntikkan obat, pastikan jarumnya steril. Jangan berbagi jarum, suntikan, atau perlengkapan menyuntik lagi seperti spon dan kain. Berbagi jarum bisa meningkatkan risiko terinfeksi HIV dan virus lain yang ada di dalam darah, misalnya hepatitis C. 13 Jika Anda ingin membuat tato atau tindik, pastikan selalu memakai jarum yang steril dan bersih. Jangan melakukan aktivitas ini di tempat sembarangan. Pastikan Anda memeriksa jarum yang digunakan. e. Melakukan sunat bagi pria Sunat pada pria adalah prosedur pembedahan untuk memotong kulit di bagian ujung penis. Sunat yang dilakukan pada kelamin pria mampu mengurangi risiko pria terkena HIV. 9. Langkah Pengobatan Bagi Penderita HIV Tidak ada obat atau vaksin untuk HIV/AIDS. Ada beberapa obat yang membantu memperlambat perkembangan penyakit. Bicaralah dengan dokter atau spesialis tentang perawatan yang akan bekerja baik bagi Anda. Anda harus tahu jika Anda positif untuk HIV sesegera mungkin untuk mendapatkan saran medis dan pengobatan. Hal ini termasuk: Konsultasikan dengan dokter yang tahu tentang pengobatan HIV/AIDS. Jika Anda aktif secara seksual, informasikan pasangan seks yang mungkin juga terinfeksi. Jangan berbagi jarum. Dapatkan dukungan psikologis dengan terapis dan/atau bergabung dengan kelompok pendukung untuk orang dengan HIV/AIDS. Dapatkan informasi dan dukungan sosial dan hukum dari organisasi layanan HIV/AIDS. Jangan berbagi status HIV Anda dengan orang-orang yang tidak perlu tahu. Orang dengan HIV mungkin masih menghadapi diskriminasi. Hanya beri tahu orang-orang Anda dapat memberikan dukungan. 14 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah: 1. HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar. 2. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. 3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah pencegahannya saja. B. Saran Banyak yang percaya kalau penyakit AIDS lebih disebabkan oleh perilaku manusia itu sendiri, maka masalah yang pertama kali harus dibenahi adalah soal keyakinan hidup. Hindari perbuatan-perbuatan dan resiko yang dapat menyebabkan HIV/AIDS, namun jangan jauhi penderita HIV/AIDS mereka membutuhkan dukungan orang-orang disekitarnya. 15 Daftar Pustaka https://ismailboy23.wordpress.com/2013/10/27/makalah-hivaids/ http://husnhy.blogspot.co.id/2014/01/makalah-tentang-hivaids.html https://www.alodokter.com/hiv-and-aids https://news.okezone.com/read/2017/11/03/338/1807944/jakarta-peringkat-duapenyebaran-hiv-aids-di-indonesia-kelompok-gay-penyumbang-terbesar 16