SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA TIM BI MKU UNIVERSITAS JEMBER 2019 A. PRAKEMERDEKAAN 1. Perkembangan dan Pertumbuhan Bahasa Melayu Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) di Asia Tenggara sejak abad ke-7. Temuan beberapa prasasti yang ditulis dengan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuno menjadi bukti peran bahasa Melayu di masa lalu. BAHASA MELAYU sumber Bukti: Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, th 683 Prasasti Talang Tuo, Palembang, th 684 Prasasti Kota Kapur, Bangka Barat, th 686 Prasasti Gandasuli, Jawa Tengah, th 832) Nisan di Minye Tujoh, Aceh th 1380 hijrat nabi mungstapa yang prasaddha tujuh ratus asta puluh savarssa hajji catur dan dasa vara sukra raja iman varda rahmatallah gutra barubasa mpu hak kedak pasema taruk tasih tanah samuha ilahi ya rabbi tuhan samuha taruh dalam svargga tuhan tatuha Terjemahan teks Setelah hijrah Nabi, kekasih yang telah wafat Tujuh ratus delapan puluh satu tahun Bulan Zulhijah empat belas hari, hari Jumaat Raja Iman rahmat Allah bagi Baginda (werda) Dari keluarga Barubasa mempunyai hak atas Kedah dan Pasai Menaruk di laut dan darat semesta (semua) Ya Ilahi Tuhanku semesta Masukkanlah Baginda ke dalam surga Tuhan Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu. http://kerenkerenpericerdas.blogspot.co.id/2014/04/ragam-bahasadisatukan-satu-bahasa.html Pada Zaman Sriwijaya bahasa Melayu menjadi bahasa kebudayaan, yaitu digunakan dalam buku pelajaran agama Budha. Dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di nusantara dan bahasa perdagangan, baik digunakan suku-suku di nusantara maupun yang datang dari luar nusantara. Informasi dari ahli sejarah Cina, I-Tsing bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (bahasa perhubungan/lingua franca) yang berdampingan dengan bahasa Sanskerta. Pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu tampak makin jelas pada masa kerajaan Islam. Bukti perkembangan bahasa Melayu tampak pada tulisan di Batu bertulis dan hasil susastra (abad ke16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fanzuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin. Penyebaran pemakaian bahasa Melayu ke polosok nusantara bersama dengan penyebaran agama Islam. Kedudukan dan fungsi bahasa Melayu semakin kuat dan berkembang. Pemakaian bahasa Melayu di daerah-daerah dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Dalam perkembangan bahasa Melayu muncul variasi dan dialek. Salah satu perkembangan kosakata terjadi melalui penyerapan kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasabahasa dari Eropa. Pada 1901 Ejaan Van Ophuysen diterapkan untuk mengatur penggunaan bahasa Melayu melalui tulisan. 2. MASA KEBANGKITAN NASIONAL Perubahan nama bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya meraih kemerdekaan di masa Kebangkitan Nasional. Penetapan bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan bersifat politis, yaitu berkaitan dengan upaya bangsa Indonesia menciptakan persatuan untuk menggalang kekuatan yang dapat mengalahkan/mengusir Pemerintah Kolonial Belanda dari bumi Nusantara. Bahasa Melayu dinilai dapat digunakan untuk menyatukan masyarakat Nusantara yang pluralis. Persatuan dapat diciptakan melalui perasaan/pengakuan yang sama sebagai satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa persatuan yang kemudian diikrarkan dalam peristiwa Sumpah Pemuda , 28 Oktober 1928. Pada tahun 1938 diadakan Konggres Bahasa Indonesia I di Solo dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda. B. PASCA KEMERDEKAAN 18 Agustus 1945 - UUD 45 pasal 36, bahasa Indonesia sebagai bahasa negara 19 Maret 1947, diberlakukan Ejaan Soewandi untuk mengganti Ejaan Van Ophuysen 16 Agustus 1972, presiden meresmikan penggunaan EYD dalam pidato kenegaraan 31 Agustus 1972, Mendikbud menetapkan EYD resmi berlaku di seluruh Indonesia Fungsi: BAHASA MELAYU Zaman Kerajaan Sriwijaya • Bahasa kebudayaan • Bahasa perdagangan • Bahasa resmi kerajaan • Lingua franca/bahasa perhubungan MENGAPA BAHASA MELAYU? 1. Bahasa Melayu adalah lingua franca di Indonesia. 2. Sistem bahasa Melayu sederhana. 3. Suku Jawa, Suku Sunda, dan beberapa suku lainnya sukarela menerima bahasa Melayu sebagai bahasa nasional. 4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas. Kata serapan dari bahasa Melayu: 1. kabul - diperkenan 2. wali - wakil 3. isi kahwin - mas kahwin 4. rida - rela 5. anugerahi - mengumiakan 6. kenaikan - kenderaan 7. gerangan - agaknya 8. iradat - kehendak; kemahuan (Tuhan) 9. ghaib - lenyap; hilang 10. kuda semberani - kuda sakti yang bersayap 11. serba - aneka 12. nasab - keturunan (terutama dari sebelah bapa) 13. ingar-ingar - bising-bising 14. curik - sejenis pisau atau parang 15. sekonyong-konyong - tiba-tiba 16. alamat - bukti; tanda 17. embuk - ibu 18. syahadan - selanjutnya; digunakan dalam kesusateraan lama untuk permulaan perenggan baru. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA • Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928: “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia” • UUD RI 1945 Bab XV, Pasal 36 : “ Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia” • Proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara resmi KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA • Sumpah Pemuda 1928 • UUD RI ’45, Bab XV, Pasal 36 Bahasa persatuan/ kebangsaan/ nasional • Identitas nasional Bahasa negara • Bahasa resmi kenegaraan Seminar politik bahasa nasional Jakarta, 25-28 Feb 1975 • Kebanggaan bangsa • Alat komunikasi • Pemersatu bangsa • Alat pengantar pendidikan • Penghubung nasional • Pengembangan kebudayaan nasional,ilmu, dan teknologi TERIMA KASIH