PEMERIKSAAN RADIOLOGI CERVICAL No. Dokumen: HK.01.06/I/YANMED/ 129 /IX/2016 Tanggal terbit Januari 2020 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENGERTIAN TUJUAN No. Revisi: - Halaman: 1/1 Ditetapkan : Direktur RSIA KENARI GRAHA MEDIKA Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus yang terjadi pada umur kehamilan cukup bulan (antara 37 42 minggu) secara spontan tanpa disertai penyulit, posisi janin vertex dan setelah kelahiran kondisi ibu dan bayi baik. PPK ini dibuat sebagai pedoman pelayanan persalinan normal PPK ini berisi panduan praktis PPK ini berlaku sejak tanggal diterbitkan hingga revisi berikutnya Gejala persalinan2, 3 Kala 1 Ditandai dengan kontraksi yang menyakitkan dengan keteraturan tertentu, keluar lendir bercampur darah, kadangkadang disertai ketuban bocor. ANAMNESIS Kala 2 Adanya rasa ingin meneran yang kuat, meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah, ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektum/vagina, seringkali ketuban pecah spontan. Kala 3 Ibu merasa kontraksi uterus mulai menurun, rasa nyeri mulai berkurang Kala 4 Ibu merasa kondisi baik, tidak ada keluhan pasca partum, tidak ada perdarahan pasca partum, lokia rubra dan tidak berbau. Tanda persalinan Kala 1 Serviks mulai menipis dan mendatar, kepala mulai turun, kontraksi uterus teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatanya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm) PEMERIKSAAN FISIK Kala 2 Perineum menonjol, vulva, vagina dan sfingter ani membuka, pembukaan servik lengkap atau terlihatnya bagian kepala janin melalui introitus vagina. Kala 3 Kontraksi mulai menurun, kontraksi baik, plasenta dan selaput ketuban dilahirkan dengan lengkap Kala 4 Keadaan umum ibu dan bayi baik, kontraksi uterus baik, lokia normal, TFU normal. Pemeriksaan denyut jantung janin dan kardiotokografi 4,5 Dibandingkan auskultasi Doppler untuk pemeriksaan denyut jantung janin, pemeriksaan kardiotokografi pada saat admisi (pasien masuk RS), tidak bermanfaat bagi luaran neonatus, pada wanita risiko rendah. Penggunaan kardiotokografi meningkatkan intervensi obstetrik, termasuk persalinan operatif (rekomendasi A). Pemeriksaan Laboratorium Rutin (ANC terpadu) Pemeriksaan Hb, golongan darah Protein urine Dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, HIV, malaria, TB) PEMERIKSAAN PENUNJANG Ultrasonografi5 Idealnya pemeriksaan USG dilakukan pada usia kehamilan 10 13 minggu dengan menilai panjang kepala tulang ekor (bokong) untuk menentukan usia kehamilan dan mendeteksi kehamilan kembar. Pada wanita hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester kedua, melalui USG dapat dilakukan peengukuran diameter biparietal atau lingkar kepala. Pengukuran biparietal dilaporkan dapat memberikan perkiraan tanggal kelahiran untuk terminasi kelahiran yang lebih baik dibandingkan HPHT (level IIa). Pemeriksaan rutin USG pada usia kehamilan sebelum 24 minggu dikaitkan dapat menurunkan tingkat induksi persalinan untuk kehamilan postterm. (level Ia rekomendasi A). 1. Kala satu KRITERIA DIAGNOSIS DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm) Kala satu terdiri dari 2 fase, yaitu: Fase laten Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm Fase aktif Berlangsung dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm) 2. Kala dua Dimulai saat pembukaan serviks telah lengkap Tanda dari kala dua persalinan, antara lain: Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vaginanya Perineum menonjol Vulva dan sfingter ani membuka Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah 3. Kala tiga Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban 4. Kala empat Dimulai setelah lahirnya plasenta dan selaput ketuban hingga 2 jam pascasalin. Persalinan normal/spontan vertex (ICD-10: O80.0) - Benang merah dalam asuhan persalinan dan kelahiran bayi, yaitu: 1. Membuat keputusan klinik 2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi 3. Pencegahan infeksi 4. Pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan Persiapan asuhan persalinan Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-ob Memberikan asuhan sayang ibu TATALAKSANA Partograf Persiapan penolong persalinan Sarung tangan Perlengkapan pelindung diri Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan Penyiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi Persiapan ibu dan keluarga dengan asuhan sayang ibu, membersihkan perineum ibu dan mengosongkan kandung kemih dengan menganjurkan ibu untuk berkemih setiap 2 jam atau lebih sering jika kandung kemih selalu terasa penuh. 1. posisi yang paling nyaman TATALAKSANA Pencegahan laserasi dengan menjalin kerjasama antara penolong dengan ibu. Kerjasama akan sangat bermanfaat saat kepala bayi pada diameter 5-6 cm tengah membuka vulva (crowning) karena pengendalian kecepatan dan pengaturan diameter kepala saat melewati introitus dan Penatalaksanaan Kelahiran 2. Proses fisiologis kala dua persalinan diartikan sebagai serangkaian peristiwa alamiah yang terjadi sepanjang periode tersebut dan diakhiri dengan lahirnya bayi secara normal (dengan kekuatan ibu sendiri). 3. Setelah terjadi pembukaan lengkap, beritahukan pada ibu bahwa hanya dorongan alamiahnya yang mengisyaratkan ibu meneran dan kemudian beristirahat diantara kontraksi. 4. Membimbing ibu untuk meneran 5. Bantu ibu untuk memperoleh perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya robekan. 6. Pertimbangan episiotomi didasarkan pada fakta bahwa episiotomi yang restriktif menimbulkan lebih sedikit trauma perineum posterior, lebih sedikit jahitan dan lebih sedikit komplikasi; tetapi tidak berbeda untuk kebanyakan kejadian nyeri dan trauma perineum dan vagina yang berat; dan lebih tinggi risiko terjadinya trauma perineum anterior. 7. Melahirkan kepala. Saat kepala membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang bersih dan kering dibawah bokong ibu dan siapkan kain atau handuk bersih diatas perut ibu (untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir). Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum. 8. Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernafas cepat. Periksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat jika lilitannya longgar maka lepaskan dengan melewati kepala bayi, tetapi jika lilitan sangat erat maka jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat dengan jarak 3 cm, kemudian potong tali pusat diantara 2 klem tersebut. 9. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untukmelahirkan bahu posterior. 10. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada dibagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir. Kendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Gunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saatkeduanya lahir. 11. Setelah lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dari kaki lahir.Pegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati untuk membantu Penatalaksanaan Kala 3 Persalinan4,8 Manajemen aktif kala tiga 1. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir 2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali 3. Masase fundus uteri 4. Melahirkan plasenta 5. Memeriksa apakah plasenta lahir lengkap Manajemen aktif pada kala tiga persalinan dapat mengurangi risiko perdarahan post partum, mengurangi pemberian agen oksitosin dan memperpendek durasi kala III persalinan. Meskipun ada bukti bahwa manajemen aktif persalinan pada kala tiga dapat meningkatkan beberapa komplikasi maternal seperti tekanan diastolik di atas 100 mm Hg, mual, muntah dan cephalgia, akan tetapi manajemen kala III aktif dapat mencegah peningkatan rasa sakit selama kala tiga, perdarahan post partum sekunder, penggunaan antibiotik atau kelelahan ibu selama enam minggu pasca persalinan. Tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam luaran neonatal (Level I, rekomendasi A). TATALAKSANA EDUKASI PROGNOSIS Pemantauan Kala 4 Persalinan Pemantauan 2 jam pertama pascasalin: Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua. Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik Pantau temperatur suhu tubuh setiap jam Nilai perdarahan dengan memeriksa perineum dan vagina Ajarkan ibu dan keluarga bagaimana menilai kontraksi uterus Penggunaan Obat9 Antibiotika Penggunaan antibiotika pada wanita dengan persalinan normal dan pada ruptur perinem derajat tiga atau derajat empat direkomendasikan untuk pencegahan komplikasi luka. Ada bukti yang cukup kuat untuk merekomendasikan penggunaan rutin antibiotika pada semua wanita yang beresiko rendah pada persalinan normal untuk mencegah endometritis Pasien diberikan edukasi tentang: 1. Hygiene 2. Laktasi dan ASI eksklusif 3. Diet 4. Pengobatan 5. Kunjungan ulang 6. Rencana kontrasepsi Baik INDIKATOR MEDIS SYARAT PULANG UNTUK PASIEN RANAP DAFTAR PUSTAKA Lama perawatan postpartum pada persalinan normal minimal 24 jam. 9 Kondisi ibu dan bayi baik 1. Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guidelines Program. 2012. Normal birth. State of Queensland. 2. Cunningham, F Gary, et all. 2014. William Obstetric 24th Edition. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc 3. WHO. 2015. Pregnancy, Childbirth, Postpartum and Newborn Care: A Guide For Essential Practice. 3rd Ed. Geneva 4. Devane, D. et all. 2012. Cardiotocography versus intermittent auscultation of fetal heart on admission to labour ward for assessment of fetal wellbeing. Cochrane Database of Systematic Rev. Author manuscript 5. NCC-WCH. 2008. Antenatal Care : Routine Care for The Healthy Pregnant Woman. 2nd Ed. RCOG Press : London 6. Depkes RI (2008). Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta 7. Spanish National Health Care System. 2011. Clinical Practice Guideline on Care in Normal ChildBirth. Spanish Ministry for Health and Social Policy. 8. Begley CM, et al. 2014. Active versus expectant management for women in the third stage of labour. Cochrane Database Syst Rev. Author manuscript. 9. WHO. 2014. WHO recommendations on postnatal care of the mother and newborn. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data. 10. Carroli G dan Mignini L. 2014. Episiotomy for Vaginal Birth. Cochrane Database Syst Rev. Author manuscript.