TUGAS HUKUM DAGANG ANALISIS STRUKTUR ORGANISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Hukum Dagang Dosen Pengampu: Pujiono, S.H., M.H. Oleh: Bagas Musamada (8111414347) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020 PENGERTIAN BUMN Badan usaha yang sesuai dengan sistem demokrasi ekonomi atau sistem ekonomi kerakyatan yang dianut oleh negara Indonesia terdiri atas tiga bentuk badan usaha, yaitu Badan Usaha Milik (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi. BUMN merupakan badan usaha yang didirikan pemerintah dengan modal milik pemerintah/negara. BUMN memiliki fungsi melayani kepentingan umum dan sebagai sumber pendapatan negara. BUMN memiliki peranan penting, yaitu: 1. Mengelola dan menggunakan cabang produksi yang pokok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat pada umumnya. 2. Pemerintah dapat melayani masyarakat secara maksimal. 3. Sebagai salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari pendapatan nonpajak. 4. Menyediakan lapangan pekerjaan sehingga membantu mengatasi pengangguran. 5. Membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Ditegaskan dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, yaitu: 1. Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional umumnya dan penerimaan negara khususnya. 2. Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan. 3. Menyediakan kebutuhan umum berupa barang dan jasa yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat orang banyak. 4. Menjadi perintis kegiata-kegiatan usaha swasta dan koperasi. 5. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan swasta dan koperasi, antara lain menyediakan kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk barang maupun jasa dengan memberikan pelayanan yang bermutu dan memadai. 6. Turut aktif memberikan bimbingan kegiatan sector swasta khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah. 7. Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan umumnya. (Arifin & Wagiana, 2007) Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN terdiri dari dua jenis, yaitu: Badan Usaha Perseroan (Persero) Persero merupakan perusahaan Negara yang bentuk kepemilikannya berupa saham dan sebagian kecil saham tersebut boleh dijual kepada pihak swasta (<50%). Tujuannya untuk meraih keuntungan.Ciri-ciri persero yaitu o Bertujuan mencari keuntungan (non public utility) o Modal sebagian besar dimiliki oleh pemerintah o Dipimpin oleh dewan direksi o Tidak mendapat fasilitas Negara Pemimpin dan karyawan berstatus karyawan swasta PERUM Perusahaan Negara yang seluruh modalnya dari Negara yang telah dipisahkan dari kekayaan Negara. Tujuan utama pendirian PERUM ialah memberikan pelayanan kepada kepentingan umum sekaligus untuk meraih keuntungan.Ciri-ciri perum yaitu : o Bertujuan melayani kepentingan umum yang vital tetapi diperbolehkan untuk mencari keuntungan. o Modal berasal dari kekayaan Negara yang telah dipisahkan. o Pemimpin dan karyawan berstatus sebagai perusahaan Negara atau pegawai negeri o Perum berada di bawah pimpinan dewan direksi Fungsi BUMN antara lain: o Melayani kepentingan masyarakat umum o Mencegah praktek monopili swasta o Sumber pendapatan Negara o Mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk kesejahteraan Kelebihan dan kekurangan BUMN Kelebihan: o Seluruh keuntungan BUMN menjadi keuntungan Negara o Dapat menyediakan jasa-jasa kepada masyarakat o Merupakan sarana untuk melaksanakan pembangunan Kekurangan : o Pengelolaan BUMN sangat ditentukan oleh kemampuan keuangan Negara o Sejumlah besar aturan (birokrasi) dapat menghambat pengembangan BUMN o Pengelolaan BUMN secara ekonomis sulit untuk dipertanggungjawabkan (Edi) STRUKTUR ORGANISASI BUMN PERSERO (JIWASRAYA) PT ASURANSI JIWASRAYA (Persero) dibangun dari sejarah teramat panjang. Bermuladari NILLMIJ, Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente Maatschappij van 1859, tanggal 31 Desember 1859. Perusahaan asuransi jiwa yang pertama kali ada di Indonesia (Hindia Belanda waktu itu) didirikan dengan Akte Notaris William Hendry Herklots Nomor 185.BerdasarkanUndang-Undang Nomor 1 tahun 1995, diubah dan ditambah terakhir dengan Akta NotarisImas Fatimah SH, Nomor 10 tanggal 12 Mei 1988 dan Akte Perbaikan Nomor 19 tanggal 8 September 1998 yang telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Nomor 1671 tanggal 16 Maret 2000 dan Akte Perubahan Notaris Sri Rahayu H.Prasetyo,Sh, Nomor 03 tanggal 14 Juli 2003 menjadi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). STRUKTUR ORGANISASI BUMN PERUM (PERUMNAS) Perumnas adalah perusahaan pengembang perumahan dan pemukiman terpercaya yang senantiasa berinovasi dan berfokus pada orientasi peningkatan prestasi. PERUMNAS adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah. Perusahan didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974, diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1988, dan disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2004 tanggal 10 Mei 2004. Sejak didirikan tahun 1974, Perumnas selalu tampil dan berperan sebagai pioneer dalam penyediaan perumahan dan permukiman bagai masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. “Melalui konsep pengembangan skala besar, Perumnas berhasil memberikan kontribusi signifikan dalam pembentukan kawasan permukiman dan kota-kota baru yang tersebar di seluruh Indonesia.” Sebagai BUMN pengembang dengan jangkauan usaha nasional, Perumnas mempunyai 7 Wilayah usaha Regional I sampai dengan VII dan Regional Rusunawa. Helvetia Medan, Ilir Barat Palembang, Banyumanik Semarang, Tamalanrea Makasar, Dukuh Menanggal Surabaya, Antapani Bandung adalah contoh permukiman skala besar yang pembangunannya dirintis Perumnas. Kawasan Permukiman tersebut kini telah berkembang menjadi "Kota Baru" yang prospektif. Selain itu, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi juga merupakan "Kota Baru" yang dirintis Perumnas dan kini berkembang pesat menjadi kawasan strategis yang berfungsi sebagai penyangga ibukota. STRUKTUR ORGANISASI, PEMBAGIAN KERJA, PELIMPAHAN WEWENANG Sebagai gambaran umum, bentuk organisasi ada yang dibedakan dua jenis, yaitu Unitary (U-form) dan Multidivisional (M-form). Struktur organisasi berbentuk Unitary membagi perusahaan berdasarkan fungsi-fungsi usaha, diantaranya produksi, keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia. Tanggung jawab tertinggi dalam penciptaan laba terletak di satu orang, yaitu direktur utama. Sementara departemen yang ada di bawahnya bertanggung jawab atas kinerja bagian masing-masing. Struktur ini banyak ditemukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur atau pabrikasi. (Suharyadi, Arissetyanto, Purwanto, & Maman, 2007) Sedangkan struktur organisasi berbentuk Multidivisional membagi kegiatan ke dalam beberapa divisi, seperti divisi makanan, divisi perdagangan, divisi agrobisnis dan lainnya. Masing-masing divisi tersebut berfungsi sebagai profit center yang bertanggung jawab atas kinerhanya masing-masing. Direktur utama bertindak sebagai coordinator divisi-divisi dan berkoordinasi dengan kantor pusat. ANALISIS BUMN (Persero) a. Bentuk Struktur Organisasi Berdasarkan uraian diatas, struktur organisasi PT Asuransi Jiwasraya adalah Struktur Lini. Karena Direktorium Utama tidak memiliki Pemimpin/Top Manager lainnya yang berada disebelah Direktorium Utama, posisi dibawah Direktorium Utama adalah sebagai pelaksana. Hubungan antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang. Karena Visi dan Misi dari PT Asuransi Jiwasraya sangat jelas, maka dibuatlah Direktorium Keuangan, Direktorium Pemasaran, dan Direktorium Pertanggungan serta divisi-divisinya untuk mencapai tujuan bisnis yang spesifik. Selain itu, PT Asuransi Jiwasraya juga memiliki struktur organisasi Unitary (U-Form) yaitu membagi perusahaan berdasarkan fungsi-fungsi usaha, diantaranya Direktorium Keuangan, Direktorium Pemasaran dan Direktorium Pertanggungan. Sementara divisi yang ada di bawahnya bertanggung jawab atas kinerja bagian masing-masing. Untuk pembagian kerjanya, PT Asuransi Jiwasraya mengelompokkan sejumlah perkerjaan berdasarkan fungsi yang dijalankan, yang disebut Departementalisasi Fungsional. Contohnya, Direktorium Keuangan memiliki Divisi Akuntansi, Divisi Keuangan dan Investasi, Divisi Teknologi Informasi, Divisi Umum dan Pengadaan, serta PKBL. Direktorium Pemasaran memiliki Divisi Pemasaran, Divisi Keagenan, Divisi Penujualan, serta Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Direktorium Pertanggungan memiliki Divisi Aktuaria Perusahaan, Divisi Pertanggungan Perorangan dan Kumpulan, dan Divisi Program Manfaat Karyawan. Itu semua dimaksudkan agar efisiensi dalam menjalankan pekerjaan bersama-sama dengan orang-orang yang memiliki keahlian khusus serta agar spesialisasi lebih mendalam. b. Rentang Kendali 1. Seorang Direktorium Utama membawahi 3 macam Sub Direktorium. 2. Masing-masing Sub Direkrorium membawahi berbagai macam Divisi. 3. Direktorium Keuangan membawahi Divisi Akuntansi, Divisi Keuangan dan Investasi, Divisi Teknologi Informasi, Divisi Umum dan Pengadaan, serta PKBL. 4. Direktorium Pemasaran membawahi Divisi Pemasaran, Divisi Keagenan, Divisi Penujualan, serta Dana Pensiun Lembaga Keuangan. 5. Direktorium Pertanggungan membawahi Divisi Aktuaria Perusahaan, Divisi Pertanggungan Perorangan dan Kumpulan, dan Divisi Program Manfaat Karyawan. Struktur organisasi PT Asuransi Jiwasraya mempunyai bentuk pola Struktur Organisasi Datar. Karena seperti yang sudah dijabarkan diatas, struktur datar ini mempunyai rentang kendali melebar atau mempunyai bawahan banyak. c. Pelimpahan wewenang 1. Direktorium Utama hanya dapat memberikan perintah kepada DirektoriumDirektorium yang ada langsung di bawahnya. 2. Direktorium-Direktorium hanya mendapat perintah dari Direktorium Utama, para Direktorium-Direktorium saling berkoordinasi satu sama lain, dan Direktorium hanya dapat memberikan perintah kepada Divisi bawahannya langsung. 3. Para Divisi hanya menerima instruksi dari manajemen yang berada langsung di atasnya, dan melakukan koordinasi dengan Divisi yang sejajar di bidangnya. d. Bentuk Komunikasi Komunikasi Vertikal Vertikal ke Bawah : Instruksi tugas dari Direktorium Utama ke Direktorium-Direktorium dibawahnya kemudian ke Divisi nya masing-masing Kebijakan dan prosedur, Core Values Jiwasraya untuk para Divisi Perintah dan arahan dari para Direktorium untuk Divisi Pesan yang dikirimkan dari Direktorium untuk Divisi. Vertikal ke Atas : Para divisi memberikan laporan hasil tugas kepada Direktorium masingmasing, kemudian Para Direktorium akan melaporkan kepada Direktorium Utama. Para Divisi dapat mengajukan keluhan, dan memberikan saran untuk pengembangan pekerjaan selanjutnya kepada Direktorium. Horizontal Direktorium keuangan dengan direktorium pemasaran dan dengan direktorium pertanggungan. BUMN (Perum) a. Bentuk Struktur Organisasi Struktur organisasi Perum Perumnas adalah struktur lini karena bertanggung jawab langsung pada Dewan Pengawas. Hubungan antara pimpinan dan bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang. Selain itu Perum Perumnas berbentuk Unitary (U-form) yaitu ada pembagian kerja atau spesialisasi kerja berdasarkan fungsi-fungsi usahanya, diantaranya menjadi Direktur Korporasi dan Pertanahan, Direktur Produksi, Direktur Pemasaran dan Direktur Keuangan & SDM. Struktur organisasi Perum Perumnas mempunyai bentuk pola Struktur organsasi secara vertikal atau struktur datar dan tinggi karena terpusat pada pimpinan tertinggi dan tidak mempunyai banyak bawahan. b. Pembagian Kerja Untuk pembagian kerjanya, Perum Perumnas mengelompokan sejumlah pekerjaan berdasarkan fungsi yang dijalankan yang disebut Departementalisasi Fungsional. Contohnya Direktur Korporasi dan Pertanahan memiliki Divisi Hukum, Divisi Perencanaan Strategis, dan Divisi Pertanahan. Direktur Produksi memiliki Divisi Perencanaan Teknis dan Divisi Pembangunan & P2L. Direktur Pemasaran memiliki Divisi Pengembangan Bisnis dan Divisi Pemasaran & Penjualan. Direktur Keuangan & SDM memiliki Divisi Keuangan, Divisi Umum dan Divisi Pengembangan SDM. Itu semua dimaksudkan agar efisiensi dalam menjalankan pekerjaan bersama-sama dengan orang-orang yang memiliki keahlian khusus serta agar terspesialisasi. c. Rentang Kendali 1. Dewan Pengawas membawahi 4 macam Direktur bagian. 2. Masing-masing Direktur membawahi berbagai macam Divisi. 3. Direktur Korporasi dan Pertanahan membawahi Divisi Hukum, Divisi Perencanaan Strategis, dan Divisi Pertanahan. 4. Direktur Produksi membawahi Divisi Perencanaan Teknis dan Divisi Pembangunan & P2L. 5. Direktur Pemasaran membawahi Divisi Pengembangan Bisnis dan Divisi Pemasaran & Penjualan. 6. Direktur Keuangan & SDM membawahi Divisi Keuangan, Divisi Umum dan Divisi Pengembangan SDM. d. Pelimpahan Wewenang 1. Dewan Pengawas hanya dapat memberikan perintah kepada Direktur Utama. 2. Direktur Utama hanya dapat menerima perintah dari Dewan Pengawas dan dapat memberikan perintah langsung kepada Direktur-Direktur yang ada dibawahnya. 3. Direktur-Direktur saling berkoordinasi dan mendapat perintah dari Direktur Utama atau langsung dari Dewan Pengawas serta hanya dapat memberikan perintah kepada Divisi bawahannya langsung. 4. Para Divisi hanya dapat menerima konstruksi dari Direktur-Direktur yang berada langsung diatasnya dan saling melakukan koordinasi antar Divisi yang sejajar di bidangnya. e. Bentuk komunikasi Bentuk komunikasi pada Perumnas ada dua macamyaitu vertical keatas dan vertical kebawah. Arah bentuk komunikasi Vertical keatas searah dengan arah pertanggungjawaban, yaitu terjadi pada divisi-divisi ke direktur bagian . Lalu direktur mengkomunikasikannya ke sekretaris perusahaan, satuan pengawas intern dan PMO. Setelah itu di olah oleh mereka dan diteruskan sebagai bentuk komunikasi pertanggungjawaban kewajiban kepada dewan pengawas. Arah bentuk komunikasi vertical kebawah searah dengan pelimpahan wewenang yang arahnya kebalikan dari vertical keatas. Horizontal yaitu bentuk komunikasi yang berisi tentang saran ataupun pemberian informasi yang bermanfaat untuk berjalanya aktiitas beberapa sub-bagian tersebut. Pada perumnas, komunikasi horizontal terjadi pada direktur korporasi & pertanahan, direktur produksi, regional, direktur pemasaran, direktur keuangan & SDM. Lalu pada sekretaris perusahaan, satuan pengawas intern dan PMO. DAFTAR PUSTAKA Arifin, I., & Wagiana, G. H. (2007). Membuka Cakrawala Ekonomi Untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: PT Setia Purna Inves. Suharyadi, Arissetyanto, N., Purwanto, & Maman, F. (2007). Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Edi, M. (n.d.). Academia. Retrieved September 28, 2015, from Adapun jenis-jenis perusahaan Biasa -PT-Fasilitas PMA -PT-Fasilitas PMDN -PT-Persero BUMN -PT-Perbankan -PTLembaga Keuangan Non Perbankan: http://www.academia.edu/6755802/Adapun_jenisjenis_perusahaan_Biasa_-PT-Fasilitas_PMA_-PT-Fasilitas_PMDN_-PT-Persero_BUMN_-PTPerbankan_-PT-Lembaga_Keuangan_Non_Perbankan