LANDASAN TEORI Batuan beku terbentuk karena pendinginan dan pembekuan magma. Magma adalah cairan silikat pijar di dalam bumi, bersuhu tinggi (900°C - 1300°C), terbentuk secara alamiah dan berasal dari bagian bawah kerak bumi atau bagian atas selimut atau selubung bumi, serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung bergerak menuju ke permukaan bumi. Batuan beku plutonik adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi, sering dikenal sebagai batuan beku intrusi dalam “deep speated intrusion”. Batuan beku vulkanik adalah batuan bekuyang terbentuk di permukaan bumi, sering disebut sebagai batuan beku ekstrusi(hasil letusan dan leleran), sedangkan batuan beku hipabisal adalah batuan bekuintrusi dangkal atau dekat permukaan “sub-volcanic intrusion”, sering dikenalsebagai batuan beku korok atau batuan beku gang. Dalam mempelajari, menganalisis dan menginterpretasikan batuan bekuterdapat beberapa hal yang sangat mendasar yang harus diperhatikan [a] Batuanbeku selalu diklasifikasikan berdasarkan mineral-mineral primer. Mineral-mineralprimer adalah mineral utama yang terbentuk langsung dari magma selama proses pendinginannya atau mengikuti seri Bowen dan mineral tambahan (maks. 3%)misal: magnetit, apatit, zirkon, pirit, sedangkan mineral-mineral sekunder terbentuk kemudian setelah mineral primer, mineral hasil ubahan atau alterasi dari mineral primer karena pengaruh larutan sisa magma dan mineral hasil pelapukan setelah batuan itu terbentuk. Dalam pemeriannya harus dijelaskan bahwa mineral-mineral primer tertentu telah mengalami ubahan menjadi mineral sekunder yang tertentu pula. Dalam penamaan batuannya juga menggunakan persentase mineral primer sebelum terjadi ubahan, namun dapat digunakan kata terubah lanjut dibelakangnya(misal: andesit terubah lanjut). Derajat alterasi suatu batuan dapat ditunjukkan oleh persentase mineral-mineral primer yang telah mengalami ubahan. [b] Sebaiknya,dalam mempelajari sayatan tipis “thin sections” juga dipelajari bersama-sama contoh setangannya atau sampel. Dikarenakan sayatan tipisnya kadang-kadang tidak mewakli batuan secara menyeluruh, juga presentase kehadiran mineraloginya. Diagram 2.1. Urutan Seri Reaksi Bowen dengan Kristalisasi Batuannya. DESKRIPSI UMUM SKETSA KOMPOSISI MINERAL Pada tahapan komposisi mineral saya membagi mineral mineral apa saja yang kita liat, terdapat 2 medan pandang (MP) yaitu sisi kanan dari sayatan dan sisi kiri dari sayatan. Saya mendapati 4 mineral dari medan pandang ini yang menurut saya Representatif untuk di teliti. Terdapat mineral 1. Plagioklas 2. Clinopyroxene 3. Feldspar Lalu saya membagi nya berdasarkan presentasi dari 2 Medan pandang, untuk plagioklas di MP 1 saya mendapati 30% mineral plagioklas sedangkan di MP 2 saya mendapati 20% mineral Plagioklas lalu saya rata ratakan menjadi 25% dari 2 MP tersebut. Mineral yang kedua ialah Clinopyroxene, di MP 1 saya mendapati mineral ini sebanyak 20% sedangkan di MP 2 saya mendapati mineral ini sebanyak 15% saja. Lalu saya rata ratakan menjadi 17.5 % dari kedua MP. Mineral yang ketiga ialah Feldspar, di MP 1 saya mendapati mineral ini sebanyak 10% sedangkan di MP 2 saya mendapati mineral ini sebanyak 10% saja. Lalu saya rata ratakan menjadi 410% Rata – rata total dari keseluruhan sebanyak 52.5% DESKRIPSI UMUM Saya mendapati 4 mineral yaitu Plagioklas, Clinopyroxene, Opaque dan Kuarsa. Mineral mineral ini memiliki ciri ciri masing masing, seperti praktikum praktikum sebelumnya yaitu ada warna dari mineral tersebut, ukuran, bentuk Kristal, belahan, pecahan, relief, pleokroisme, warna interferensi, gelapan dan kembaran. Mineral yang Pertama adalah Plagioklas, Kode sayatan tipis “A-1”. Mineral ini memiliki warna Item ketika menggunalan XPL sedangkan di PPL Colourless cuman terlihat kembarannya ketika menggunakaan XPL. Memiliki ukuran kurang lebih 10 Milimeter atau sekitar 1 cm, memiliki relief dengan ukuran rendah. Relief merupakan sifat optis mineral yang dihasilkan akibat perbedaan indeks biar dari mineral dan indeks biar dari bahan perekat preparat (balsam kanada). Pengukuran relief hanya bersifat relative, yaitu akan bernilai tinggi jika batas mineral tersebut sangat jelas dimana hal tersebut menunjukan bahwa perbedaan indeks bias hampir mendekati nol, dan bernilai rendah ketika batas mineral tidak terlalu jelas dan susah diamati Bentuk dari mineral ini ialah Subhedral. Terdapat beberapa mineral yang membatasi mineral plagioklas ini jadi minera tidak terlihat begitu jelas. Biasanya mineral ini terbentuk pada tahap pertengahan pembekuan magma. Tidak terdapat Cleavage atau pembelahan pada mineral nya. Terdapat Fracture atau pecahan pecahan sehingga terlihat jelas mineral ini terbagi bagi. Mineral ini memiliki Pleochroism. Pleochroism merupakan perubahan warna ketika stage mikroskop diputar, mineral ini menunjukan adanya perubahan warna ketika diputar saat di PPL. Berada di orde 1 karena memiliki warna yang Item. dan yang terakhir mineral ini memiliki kembaran yaitu Albit. Contoh Albit Twinning Source : Google Image Mineral yang Kedua adalah Clinoproxene, Kode sayatan tipis “A-1”. Mineral ini memiliki warna Coklat kekuningan ketika menggunalan XPL sedangkan di PPL Colourless. Memiliki ukuran kurang lebih 11 Milimeter atau sekitar 1,1 cm, memiliki relief dengan ukuran Sedang. Bentuk dari mineral ini ialah Subhedral. Terdapat beberapa mineral yang membatasi mineral ini jadi mineral tidak terlihat begitu jelas. Biasanya mineral ini terbentuk pada tahap pertengahan pembekuan magma. Tidak terdapat Cleavage atau pembelahan pada mineral nya. Terdapat Fracture atau pecahan pecahan sehingga terlihat jelas mineral ini terlihat terbagi bagi. Mineral ini memiliki Pleochroism. Pleochroism merupakan perubahan warna ketika stage mikroskop diputar, mineral ini menunjukan adanya perubahan warna ketika diputar saat di PPL. Berada di orde 2 karena memiliki warna yang Coklat kekuningan. Mineral ini memiliki gelapan yaitu saat diputar seperti mineral ini berubah menjadi gelap. Mineral yang Ketiga adalah Feldspar, Kode sayatan tipis “A-1”. Mineral ini memiliki warna Hitam baik dilihat menggunakan XPL, PPL, GIPS. Memiliki ukuran kurang lebih 3 Milimeter atau sekitar 0,3 cm, memiliki relief dengan ukuran rendah. Bentuk dari mineral ini ialah Euhedral. Tidak terdapat mineral yang membatasi mineral ini jadi mineral ini terlihat begitu jelas. Biasanya mineral ini terbentuk pada tahap awal pembekuan magma. Tidak terdapat Cleavage atau pembelahan pada mineral nya. Dan tidak terdapat Fracture atau pecahan pecahan sehingga terlihat jelas mineral ini sangat kokoh. Mineral ini tidak memiliki Pleochroism, sehingga mau dimanapun dan diputar sekalipun tidak terdapat perubahan warna. Pleochroism merupakan perubahan warna ketika stage mikroskop diputar, mineral ini menunjukan adanya perubahan warna ketika diputar saat di PPL. PERHITUNGAN Tahap Perhitungan ini kita menghitung mineral mineral yang Representative untuk dimasukan ke dalam diagram batuan beku Plutonik, yaitu Plagioklas dan Felsdpar. Rumus untuk menghitung nya adalah Presentase mineral / Presentase Rata rata total x 100%. Untuk mineral plagioklas yaitu 71.47% dan Feldspar 28.57% lalu dari kedua presentase ini kita masukin ke diagram Batuan Beku Plutonik. Lalu jika terdapat perpotongan itulah batuan yang diteliti. Disini saya mendapat batuan Granodiorit 1. http://lab-geologioptik-tgl.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/32/2018/02/08MODUL-ACARA-VIII-MINERALOGI-OPTIK.pdf 2. William, H., Turner, F. J., and Gilbert, C. M., 1982, Petrography: An introduction to the Study of Rocks in Thin Section, 2nd ed., W. H. Freeman and Co., New York.