Nama : __________________________ Kelas : __________________________ No. Absen : __________________________ Lembar Kegiatan Peserta Didik Kelas Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila XI LKPD 11.2.1 KEGIATAN 1 Alokasi Waktu : 60 Menit Indikator Pencapaian Kompetensi 3.2.1. Menjelaskan hakikat demokrasi Tujuan Pembelajaran 2. Melalui LKPD dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian demokrasi sesuai unsur-unsur demokrasi. 3. Melalui LKPD dan menggali informasi, peserta didik dapat mengklasifikasikan dua macam klasifikasi demokrasi dari tiga macam klasifikasi demokrasi. 4. Melalui LKPD dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan prinsip-prinsip demokrasi menurut salah satu pendapat ahli. Prosedur (Kegiatan Individu) 1. Perhatikan gambar berikut ini. Setelah melihat gambar di atas, apa yang kamu pikirkan? Tuliskan dalam kotak berikut. Yang saya pikirkan adalah .…………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 2. Menjelaskan Makna Demokrasi Memahami makna demokrasi sangat penting dilakukan, supaya kalian tidak terjebak kepada penafsiran yang salah dalam mengartikan demokrasi. Jika kalian salah dalam menafsirkan makna demokrasi maka dalam mewujudkannya pun akan salah. Mengenai pengertian demokrasi ada beberapa pendapat. Pengertian menurut asal kata, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan yang paling populer menurut Abraham Lincoln. Berangkat dari beberapa pendapat tersebut, tentukan unsur-unsur demokrasi. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Setelah kamu mengetahui unsur-unsur demokrasi tersebut, coba rumuskanlah pengertian demokrasi menurut pemahamanmu. Demokrasi adalah ……………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 3. Mengklasifikasikan Demokrasi Demokrasi telah dijadikan sebagai sistem politik yang dianut oleh sebagian besar negara di dunia. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya berbeda-beda bergantung dari sudut pandang masing-masing. Keanekaragaman sudut pandang inilah yang membuat demokrasi dapat dikenal dari berbagai macam bentuk. Berikut pengklasifikasian demokrasi. No. 1. Berdasarkan Titik berat perhatiannya 2. Ideologi 3. Penyaluran kehendak rakyat a. b. c. a. b. a. b. c. Bentuk Demokrasi formal Demokrasi material Demokrasi gabungan Demokrasi konstitusional Demokrasi proletar Demokrasi langsung Demokrasi tidak langsung Demokrasi langsung dengan sistem perwakilan Berdasarkan klasifikasi demokrasi tersebut, coba perhatikan demokrasi di Indonesia. Apa bentuk demokrasi di Indonesia? Berikan alasanmu. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 4. Menjelaskan Prinsip-prinsip Demokrasi Berbicara mengenai demokrasi tidak akan terlepas dari pembicaraan tentang kekuasaan rakyat. Demokrasi sebagai sistem politik yang saat ini dianut oleh sebagian besar negara di dunia tentu saja memiliki prinsipprinsip yang berbeda dengan sistem yang lain. Sehingga ada perbedaan di antara pendapat ahli. Untuk lebih memahami prinsip-prinsip demkrasi, perhatikan artikel berikut ini. Warga Deli Serdang dan Langkat Serentak Pilih Bupati dan Wakil Bupati Merdeka.com - Warga Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Langkat di Sumut hari ini, Rabu (23/10/2013), memilih calon bupati dan wakil bupati untuk periode 2014-2019. Mereka menggunakan hak suaranya di ribuan TPS yang disediakan. Para pemilih mengaku ikut memilih karena berharap ada perubahan ke arah lebih baik di Deliserdang. “Ini kan lima tahun sekali. Jangan sampai golput yang menang. Kalau banyak yang memberikan suara, calon terpilih nanti jadi benar-benar mendapat legitimasi,” kata Ahmad Zuhdi (28), warga Jalan Kenari Raya, Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan, Percut Sei Tuan, yang memilih di TPS 29. Perubahan juga diharapkan Desta Tarigan, yang datang bersama keluarganya ke lokasi TPS 15 di Kelurahan Delitua, Kecamatan Namorambe. “Saya juga berharap terjadi perubahan, walaupun saya pesimis,” ucapnya. Berdasarkan pantauan, proses pencoblosan di TPS berlangsung lancar. Warga mendatangi lokasi-lokasi yang ditetapkan sejak pagi. Hingga menjelang siang, warga terlihat masih berdatangan. Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), jumlah pemilih di Deliserdang 1.485.326 jiwa. Mereka diberi hak memilih 11 pasangan calon bupati dan wakil bupati. Lima pasangan kandidat dicalonkan partai politik, enam pasangan calon lainnya maju dari jalur perseorangan. Sementara itu, Pemilukada Langkat juga digelar hari ini. Empat pasangan calon bupati dan wakil bupati akan memperebutkan suara 698.300 pemilih dalam DPT. Sumber: http://www.merdeka.com Setelah kamu membaca artikel di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. a. Menurut kamu apakah pilkada yang dilaksanakan pada saat ini sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi? Berikan alasanmu. b. Kalian tentunya sering mendengar atau membaca berita. Beberapa pelaksanaan pilkada diakhiri dengan kericuhan antarpendukung calon kepala daerah. Menurut kamu, mengapa hal tersebut bisa terjadi? c. Selain itu, hasil pilkada juga banyak yang tidak diterima oleh pasangan calon yang kalah. Mereka melayangkan gugatan hasil pilkada ke Mahkamah Konstitusi. Apakah sikap tidak menerima kekalahan tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi? Berikan pendapatmu. d. Coba ajukan beberapa solusi untuk menyelesaikan kekisruhan dalam pelaksanaan pilkada di Indonesia. LKPD 11.2.2 KEGIATAN 2 Indikator Pencapaian Kompetensi 2.2.1. Menunjukkan perilaku santun dalam menyampaikan pendapat dalam rangka berdemokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945 2.2.2. Menunjukkan perilaku menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi kelas sebagai cerminan berdemokrasi Pancasila 3.2.2. Menganalisis dinamika penerapan demokrasi di Indonesia 3.2.3. Mengkaji sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 4.2.1. Mengkomunikasikan hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 4.2.2. Menyajikan hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menunjukkan perilaku santun dalam menyampaikan pendapat dalam rangka ber-demokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945. 2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menunjukkan perilaku menghargai pendapat dalam kegiatan diskusi kelas sebagai cerminan berdemokrasi Pancasila. 3. Melalui model Discovery Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat menganalisis dinamika penerapan demokrasi di Indonesia sesuai dengan prinsip demokrasi Pancasila. 4. Melalui model Discovery Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat mengkaji sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 berdasarkan periodisasinya. 5. Melalui model Discovery Learning, dan metode diskusi, peserta didik dapat menyusun hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 secara sistematis. 6. Melalui model Discovery Learning, dan metode diskusi, peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945 dengan menggunakan bahasa sendiri. 7. Melalui model Discovery Learning, dan metode diskusi, peserta didik dapat menyajikan hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 sesuai kriteria yang ditentukan. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia mengalami perkembangan dari awal kemerdekaan hingga sekarang. Sistem demokrasi yang diinginkan oleh bangsa Indonesia adalah demokrasi yang sesuai dengan nilai Pancasila. Apakah demokrasi yang sekarang sudah seuai dengan Pancasila? Prosedur (Kegiatan Kelompok) Agar kalian lebih mudah memahami materi subbab B ini, maka lakukan kerja kelompok untuk membahas materi ini. 1. Bagilah kelas dalam enam (6) kelompok. 2. Masing-masing kelompok membahas materi tentang: Kelompok I: Prinsip-prinsip Demokrasi di Indonesia Kelompok II: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1945-1949 Kelompok III: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1949-1959 Kelompok IV: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1959-1965 Kelompok V: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1965-1998 Kelompok VI: Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada masa 1998-sekarang 3. Buatlah pertanyaan yang ingin diketahui lebih lanjut sesuai dengan materi kelompok kalian masing-masing. 4. Carilah informasi dan diskusikan jawaban atas pertanyaan yang disusun dengan membaca sumber lain yang relevan dari buku atau internet. 5. Setelah kalian mendapatkan informasi atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan, susunlah laporan atas hasil penyelidikan kalian, serta buatlah power point sebagai bahan untuk presentasi. LKPD 11.2.3 KEGIATAN 3 Indikator Pencapaian Kompetensi 2.2.1. Menunjukkan perilaku santun dalam menyampaikan pendapat dalam rangka berdemokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945 2.2.2. Menunjukkan perilaku menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi kelas sebagai cerminan berdemokrasi Pancasila 3.2.4. Menganalisis upaya membangun kehidupan yang demokratis di Indonesia 3.2.5. Menentukan contoh kehidupan yang demokratis di berbagai lingkungan 4.2.1. Mengkomunikasikan hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 4.2.2. Menyajikan hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menunjukkan perilaku santun dalam menyampaikan pendapat dalam rangka ber-demokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945. 2. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menunjukkan perilaku kerjasama dalam kegiatan diskusi kelas sebagai cerminan berdemokrasi Pancasila. 3. Melalui model Problem Based Learning, peserta didik dapat mendeskripsikan upaya membangun kehidupan yang demokratis di Indonesia dari lingkup kehidupan keluarga sampai lingkup kehidupan berbangsa dan bernegara. 4. Melalui model Problem Based Learning, peserta didik dapat menentukan masing-masing tiga contoh kehidupan yang demokratis di berbagai lingkungan. 5. Melalui model Problem Based Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat menyusun hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 secara sistematis. 6. Melalui Problem Based Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai UUDNRI Tahun 1945 dengan bahasa sendiri. 7. Melalui Problem Based Learning dan metode diskusi, peserta didik dapat menyajikan hasil kajian tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 sesuai kriteria yang ditentukan. Disadari atau tidak, kalian pasti pernah berperilaku demokratis. Misalnya, dalam pemilihan ketua kelas atau diskusi bersama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Perilaku demokratis di Indonesia adalah perilaku demokratis yang sesuai dengan Pancasila dan konstitusi. Banyak bentuk perilaku demokratis yang sering kalian temui atau kalian lihat dalam kehidupan sehari-hari kalian. Agar lebih memahami perilaku demokratis, perhatikan artikel di bawah ini. Prosedur (Kegiatan Kelompok) 1. Bagilah kelas dalam lima (5) kelompok. 2. Bersama anggota kelompokmu, baca dan cermati artikel di bawah ini. Gerakan 'ganti presiden' tak dapat izin polisi, politis atau pelanggaran demokrasi? Rencana deklarasi gerakan #2019gantipresiden di beberapa kota di Indonesia gagal karena dihadang kelompok tertentu dan tak mendapatkan izin dari aparat keamanan. Kepolisian menyebut gerakan itu melanggar ketentuan kampanye pemilihan presiden 2019. Namun pembubaran gerakan itu dianggap tak sesuai dengan prinsip demokrasi. Inisiator #2019gantipresiden, Mardani Ali Sera, menampik tudingan polisi soal gerakan mereka yang menguntungkan calon presiden tertentu. Mardani, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), berdalih Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu telah menyatakan gerakan 'ganti presiden' tak masuk kategori kampanye. "Polri tidak berwenang menyebut kami politis. Kami tidak deklarasikan capres dan cawapres. Ini gerakan sosial untuk memilih pemimpin yang baik," kata Mardani, Minggu (26/08). Mardani, yang partainya mengusung Prabowo Subianto pada pilpres 2019, menganggap setiap orang berhak mengutarakan sikap soal kelanjutan kepemimpinan negara. "Kami tidak ingin demokrasi tercederai. Mau dukung Jokowi silakan, mau dukung Prabowo juga silakan," tuturnya. Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, menyebut lembaganya berusaha menengahi perbedaan pilihan antarkelompok jelang pilpres. Ia mengatakan gerakan 'ganti presiden' harus menaati tahapan kampanye yang baru akan dimulai 23 September mendatang. "Ini kan belum masuk masa kampanye, jadi tolong saling menghormati." "Polisi sebagai penengah, tapi kalau semuanya memanfaatkan curi-curi start, itu kan repot juga," kata Setyo seperti dilansir Detikcom. Polda Jawa Timur tak menerbitkan izin deklarasi gerakan 'ganti presiden' yang digelar di Surabaya, Ahad kemarin. Mereka beralasan, aksi di ruang publik tidak boleh dilakukan pada hari libur. Tetap berkeras menggelar deklarasi, gerakan 'ganti presiden' justru dihadang sekelompok orang yang menentang sikap mereka. Polisi juga membubarkan aksi 'ganti presiden' di Monumen Tugu Pahlawan. Hal serupa sebelumnya terjadi di Pekanbaru, Riau. Polda Kalimantan Barat pun mengambil sikap yang sama atas gerakan itu. "Hasil analisis dan penilaian kami, dari aspek kamtibmas, kegiatan itu lebih banyak mudaratnya karena banyak resistensi, banyak yang menentang," kata Kapolda Kalbar, Irjen Didi Haryono. Terkait argumen ini, peneliti Habibie Center, Bawono Kumoro, berharap polisi bertindak bukan karena desakan kelompok tertentu. Pelarangan hak menyatakan pendapat, kata dia, harus benar-benar didasarkan pada pemenuhan syarat yang tidak tuntas. "Kalau kegiatan itu memenuhi izin dan prosedur tapi diintimidasi massa, itu tidak dibenarkan," kata Bawono. Komisioner Bawaslu, Fritz Edward Siregar, membenarkan ucapan Mardani. Ia berkata, gerakan 'ganti presiden' bukanlah kampanye. Merujuk UU 7/2017 tentang Pemilu, Fritz menilai gerakan itu tidak berisi empat konten kampanye: visi, misi, rencana program, dan citra diri calon presiden. "Itu adalah kegiatan yang dilakukan kelompok masyarakat saja," ujarnya saat dihubungi via telepon. Selain itu, Fritz menyebut Bawaslu belum dapat menindak pelanggaran kampanye pilpres. Ia beralasan, KPU baru akan menetapkan pasangan capres-cawapres 20 September mendatang. Bagaimanapun, Bawaslu diminta tidak bersikap formalistis atau mengacu pada regulasi semata. Gerakan jelang pilpres saat ini dianggap telah mengerucut ke dua kubu saja: Joko Widodo atau Prabowo Subianto. "Orang bisa berkomentar atau beraksi dan kita paham kecenderungannya ke arah mana," tutur Ketua Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia, Aditya Perdana. Menurut Aditya, kepolisian harus berhati-hati bersikap untuk mencegah persepsi politik tertentu. Aparat dapat dituding mendukung capres tertentu. Adtiya menilai, rentang pendaftaran hingga penetapan capres yang panjang berkonsekuensi pada wilayah 'abuabu'. Artinya, gerakan 'ganti presiden' dan 'dua periode' dapat mengklaim tak melanggar hukum. Selain gerakan ganti presiden, ada pula gerakan Jokowi dua periode yang telah digelar di beberapa tempat. Sejauh ini belum ada laporan pembatalan dari aparat keamanan terkait deklarasi yang mendukung Presiden Jokowi tersebut. Merujuk jadwal yang disusun KPU, kampanye pilpres akan berlangsung 23 September 2018 hingga 13 April 2019. Setelahnya, masa tenang akan bergulir 14 sampai 16 April. Adapun, pemungutan suara pilpres akan dilakukan 17 April, bersamaan dengan pencoblosan pemilihan anggota legislatif. Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia45312977, diakses 18 September 2018 3. Buatlah pertanyaan terkait artikel yang disajikan di atas. 4. Carilah informasi dan diskusikan jawaban atas pertanyaan yang disusun dengan membaca sumber lain yang relevan dari buku atau internet. 5. Setelah kalian mendapatkan informasi atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan, presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas. KUNCI JAWABAN KEGIATAN 1 No 1 2 3 4 Pedoman a. Yang dipikirkan peserta didik dapat berupa pertanyaan, seperti: • Mengapa ada slogan seperti itu? • Mengapa demokrasi dikaitkan dengan rakyat? b. Atau berupa pernyataan atau kalimat yang menjelaskan gambar, seperti: • Menjelaskan demokrasi yang dikaitkan dengan slogan yang tertulis dalam gambar • Menjelaskan maksud dari slogan a. Unsur-unsur demokrasi • Pemerintahan • kekuasaan • rakyat b. Pengertian demokrasi • Jawaban peserta didik terdiri dari unsur-unsur demokrasi • Menggunakan kalimat atau bahasa sendiri Bentuk demokrasi Indonesia berdasarkan klasifikasi yang ada: • Demokrasi formal • Demokrasi konstitusional • Demokrasi langsung dengan sistem perwakilan • Disertai alasan yang logis a. Sesuai atau tidak dengan prinsip demokrasi, dengan ketentuan: • dianalisis berdasarkan prinsip demokrasi • dianalisis berdasarkan berita dalam artikel terkait antusiasme masyarakat • jika tidak sesuai, dilihat dari fakta-fakta yang ditemukan dalam pemilukada tersebut b. Kericuhan dalam pilkada • dikaitkan dengan kondisi sosial budaya masyarakat • dilihat dari kebijakan pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara • dilihat dari kondisi atau latar belakang pasangan calon kepala daerah c. Jawaban peserta didik dapat bervariasi, tetapi harus disertai dengan argumen yang logis, yang meliputi: • Fakta yang terjadi di lapangan ada kecurangan atau tidak • Menunjukkan sesuai atau tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang mana • Latar belakang pasangan calon kepala daerah d. Solusi yang diajukan peserta didik, harus: • Berdasarkan pemikiran sendiri • Memposisikan diri sebagai warga negara yang bijak • Jika memposisikan diri sebagai pemerintah maka solusi yang diajukan bisa diterapkan • Solusi yang diajukan tidak hanya sekedar mengkritik atau judgement terhadap salah satu pihak KEGIATAN 2 Rubrik Penilaian a. Lembar Penilaian Sikap Sosial Kompetensi : Santun No 1 2 3 Nama Siswa … … dan seterusnya Aspek Perilaku yang Dinilai 1 2 3 4 3 3 2 2 ... ... ... ... Aspek Pengamatan: 1. Tidak berkata-kata kotor dan kasar 2. Menghargai pendapat orang lain 3. Tidak menyela pembicaraan 4. Memberi salam atau sapa setiap berjumpa guru Jumla h Skor 10 ... Skor Sika p 2,5 ... Kod e Nilai C ... Petunjuk Penskoran: Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor sikap menggunakan rumus: Skor Sikap = Jumlah Skor : 4 Konversi nilai akhir: Sangat Baik : 3,20 – 4,00 Baik : 2,80 – 3,19 Cukup : 2,40 – 2,79 Kurang : <2,40 b. Unjuk Kerja Instrumen Penilaian Presentasi No 1 2 3 4 Aspek yang Dinilai Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Kesesuaian respon dengan pertanyaan Keserasian pemilihan kata Kesesuaian penggunaan tata bahasa Pelafalan Kriteria penilaian (skor) 76 - 100 = Sangat Baik 59 – 75 = Baik 26 - 50 = Kurang Baik >25 = Tidak Baik Instrumen Penilaian Diskusi No 1 2 3 4 Aspek yang Dinilai Penguasaan materi diskusi Kemampuan menjawab pertanyaan Kemampuan mengolah kata Kemampuan menyelesaikan masalah Kriteria penilaian (skor) 76 - 100 = Sangat Baik 59 - 75 = Baik 26 - 50 = Kurang Baik >25 = Tidak Baik c. Laporan Petunjuk: 1) Lembar ini merupakan lembar yang digunakan untuk menilai laporan tertulis hasil diskusi secara kelompok. 2) Tulislah angka-angka pada kolom nilai, dengan kriteria sebagai berikut. a) 5 = baik sekali b) 4 = baik c) 3 = cukup d) 2 = kurang Kelas : Kelompok : Topik : No Aspek Penilaian 1 Sistematika penulisan 2 Kebermaknaan gagasan 3 Pemahaman pengetahuan pendukung gagasan 4 Bahasa penulisan 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑥 100 20 Nilai Catatan KEGIATAN 3 Rubrik Penilaian a. Lembar Penilaian Sikap Sosial Kompetensi : Santun No 1 2 3 Nama Siswa … … dan seterusnya Aspek Perilaku yang Dinilai 1 2 3 4 3 3 2 2 ... ... ... ... Aspek Pengamatan: 1. Tidak berkata-kata kotor dan kasar 2. Menghargai pendapat orang lain 3. Tidak menyela pembicaraan 4. Memberi salam atau sapa setiap berjumpa guru Jumla h Skor 10 ... Skor Sika p 2,5 ... Kod e Nilai C ... Petunjuk Penskoran: Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor sikap menggunakan rumus: Skor Sikap = Jumlah Skor : 4 Konversi nilai akhir: Sangat Baik : 3,20 – 4,00 Baik : 2,80 – 3,19 Cukup : 2,40 – 2,79 Kurang : <2,40 b. Unjuk Kerja Instrumen Penilaian Presentasi No 1 2 3 4 Aspek yang Dinilai Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Kesesuaian respon dengan pertanyaan Keserasian pemilihan kata Kesesuaian penggunaan tata bahasa Pelafalan Kriteria penilaian (skor) 76 - 100 = Sangat Baik 59 – 75 = Baik 26 - 50 = Kurang Baik >25 = Tidak Baik Instrumen Penilaian Diskusi No 1 2 3 4 Aspek yang Dinilai Penguasaan materi diskusi Kemampuan menjawab pertanyaan Kemampuan mengolah kata Kemampuan menyelesaikan masalah Kriteria penilaian (skor) 76 - 100 = Sangat Baik 59 - 75 = Baik 26 - 50 = Kurang Baik >25 = Tidak Baik